Anda di halaman 1dari 98

Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019

KATA PENGANTAR

Assalamua’alaikum Wr.Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT selalu kami panjatkan,

karena tanpa izin dan petunjukNya, kami tim penyusun “Buku

Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019” tidak akan pernah

bisa menyelesaikan tugas ini, walaupun mungkin ada pihak yang

belum puas dengan data yang disajikan dalam buku ini.

Tersusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019 ini

cukup berat seperti penyusunan Profil tahun sebelumnya. Mulai

tahun 2001 merupakan tahun dimulainya pelaksanaan otonomi

daerah, terkait dengan itu maka pengumpulan data sangat

dirasakan sulit sekali. Sesuai dengan tahun sebelumnya, Buku

Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019 yang diterbitkan

tahun ini adalah memuat data tahun 2019.

Profil Kesehatan Kabupaten Tebo tahun 2019 yang

diterbitkan pada tahun ini tidak berbeda dengan tahun

sebelumnya, dalam struktur penulisannya, yang mana

disesuaikan dengan Visi “ Tebo Tuntas 2022 (Tertib, Unggul,

Tentram, Adil dan Sejahtera Tahun 2022 ”. Dengan memahami

“Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019” ini, diharapkan -

Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019


para pembaca akan dapat mengetahui sampai seberapa jauh

derajat kesehatan masyarakat yang telah tercapai, dan faktor yang

mempengaruhi pencapaian indikator tersebut.

Berbagai kendala yang sering dihadapi, menjadikan

tantangan bagi kami demi tersajinya data dan informasi tentang

situasi kesehatan di Kabupaten Tebo. Adapun keterbatasan-

keterbatasan dalam penyusunan profil kesehatan ini antara lain

adalah : ketersediaan sumber data baik yang berasal dari

puskesmas maupun lintas sektor lainnya.

Akhirnya, kami menyampaikan ucapan terima kasih

sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu

dalam penyusunan Buku Profil ini. Semoga dengan segala

kesederhanaan penyajian data dan informasi kesehatan dalam

bentuk Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019 dapat

bermanfaat untuk program pembangunan dibidang Kesehatan.

Muara Tebo, 2019

TIM PENYUSUN

Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019


SAMBUTAN

KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEBO

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

Rahmat dan bimbinganNya, Dinas Kesehatan Kabupaten Tebo

telah menerbitkan “ Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun

2019”. Selanjutnya pada kesempatan ini saya mengucapkan

terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya terutama

kepada Tim penyusun dan semua pihak yang telah membantu dan

memberikan kontribusinya sehingga dapat tersusunnya “Profil

Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019”.

Sajian data dalam profil kesehatan ini memuat informasi

tentang potret atau situasi kesehatan di Kabupaten Tebo yang

mencakup gambaran situasi umum dan lingkungan yang

mempengaruhi kesehatan, situasi sumber daya kesehatan, situasi

upaya pelayanan kesehatan, dan situasi derajat kesehatan

masyarakat di Kabupaten Tebo tahun 2019. Informasi tersebut

bermanfaat untuk evaluasi atau menilai program kesehatan yang

telah dilaksanakan serta sebagai acuan penyusunan program

kesehatan berikutnya, karena perencanaan yang baik berdasarkan

pada fakta dan spesifikasi daerah (Evidence based Planing).

Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019


Terbitnya “Buku Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun

2019” ini diharapkan berguna sebagai salah satu rujukan data

dan informasi yang dapat bermanfaat bagi berbagai pihak baik

institusi pemerintah, swasta, profesi, mahasiswa dan lainnya yang

dapat digunakan sebagai salah satu bahan evaluasi. Harapan saya

kehadiran buku “Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019”

ini besar manfaatnya bagi kita semua.

Muara Tebo, 2019


Plt.Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Tebo

Dr.Riana Elizabeth S
NIP. 19730606 200501 2 007

Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019


TIM PENYUSUN

Pengarah
Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tebo
Dr. Riana Elizabeth, S

Koordinator
Majazi, MPH

Ketua
Samsul Bahri, MPH

Sekretaris
Afridawati Aziz, AMK

Anggota
Verawati Afta, S.SI.Apt
Sri Wahyuti, S.SiT, M.PH
Nurlie Azwar, SST, MKM
Richy Vernando, SKM, M.Si
Ns. Asneli, S.Kep
Rety Nurwanti, S.Kep

Buku ini diterbitkan oleh

Dinas Kesehatan Kabupaten Tebo


Jln. Lintas Tebo – Bungo KM. 12
Telp : 0744-21651, Fax No : 0744-21652
Email : dinkestebo@yahoo.com/ dinkestebo09@gmail.com

Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019


DAFTAR ISI

HALAMAN

KATA PENGANTAR......................................................................................... i

SAMBUTAN KEPALA DINAS KESEHATAN............................................... iii

TIM PENYUSUN................................................................................................ v

DAFTAR ISI......................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL...............................................................................................viii

DAFTAR GAMBAR........................................................................................... ix

DAFTAR GRAFIK........................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1

A. Latar Belakang.................................................................................. 1

B. Tujuan................................................................................................ 4

C. Sistimatika.......................................................................................... 6

BAB II GAMBARAN UMUM.......................................................................... 8

A. Letak Geografi, Tofografi dan Pemerintahan................................ 8

B. Kependudukan.................................................................................. 13

C. Sosial Ekonomi................................................................................. 15

BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN..................................................17

A. Mortalitas...........................................................................................17

B. Morbiditas..........................................................................................23

Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019


BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN.......................................................41

A. Pelayanan Kesehatan......................................................................42

B. Pelayanan Kesehatan Rujukan......................................................67

C. Kesehatan Lingkungan...................................................................71

D. Capaian SPM....................................................................................74

BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN........................................76

A. Sarana Kesehatan.............................................................................76

B. Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat...................................79

C. Tenaga Kesehatan........................................................................... 81

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................

A. Kesimpulan.......................................................................................82

B. Saran..................................................................................................83

Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019


DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Tebo


. Tahun 2019................................................................................. 10

2.2 Jumlah Desa/Kelurahan Per Kecamatan di Kabupaten


Tebo Tahun 2019......................................................................... 12

2.3 Jumlah dan Kepadatan Penduduk di Kabupaten Tebo


Tahun 2019.................................................................................. 14

3.1 Jumlah Kematian ibu Kabupaten Tebo Tahun 2019.....................22

3.2 Pola 10 penyakit terbesar di Puskesmas Kabupaten Tebo


Tahun 2019................................................................................... 24

3.3 Jumlah kasus positif Malaria dan API di Kabupaten


Tebo Tahun 2017 s/d 2019........................................................... 26

3.4 Angka kesakitan (IR) dan angka kematian (CFR) DBD


di Kabupaten Tebo Tahun 2015 s/d 2019.................................... 34

4.1 Indikator Kinerja Pelayanan Rumah Sakit di Kabupaten


Tebo Tahun 2019......................................................................... 67

5. 2 Puskesmas Perawatan dan non perawatan di Kabupaten Tebo


Tahun 2019................................................................................. 78

Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019


DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Peta Kabupaten Tebo...................................................................... 8

Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019


DAFTAR GRAFIK

3.1 Jumlah kematian bayi per puskesmas di Kabupaten


Tebo Tahun 2019............................................................................ 18

3.2 Jumlah kematian balita per puskesmas di Kabupaten


Tebo Tahun 2019............................................................................ 19

3.3 Jumlah kematian ibu per puskesmas di Kabupaten


Tebo Tahun 2019............................................................................ 18

4.1 Cakupan Kunjungan ibu hamil (K1 dan K4) per puskesmas
Di Kabupaten Tebo Tahun 2019...................................................... 44

4.2 Cakupan Pertolongan Persalinan di Fasilitas Kesehatan


Per Puskesmas di Kabupaten Tebo Tahun 2019............................. 46

4.3 Cakupan pelayanan ibu nifas per puskesmas di Kabupaten


Tebo Tahun 2019............................................................................. 48

4.4 Cakupan penanganan komplikasi kebidanan per Puskesmas


Di Kabupaten Tebo Tahun 2019...................................................... 50

4.5 Cakupan penanganan komplikasi Neonatal per Puskesmas


Di Kabupaten Tebo Tahun 2019...................................................... 51

4.6 Cakupan Kunjungan neonatal (KN1) per Puskesmas di


Kabupaten Tebo tahun 2019............................................................ 52

4.7 Cakupan kunjungan neonatal lengkap (KNL) per Puskesmas


Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019
di Kabupaten Tebo tahun 2019....................................................... 53
4.8 Cakupan kunjungan bayi per Puskesmas di Kabupaten Tebo
Tahun 2019..................................................................................... 54

4.9 Cakupan Pelayanan Kesehatan balita Per Puskesmas di


Kabupaten Tebo tahun 2019........................................................... 56

4.10 Cakupan Pencapaian Imunisasi Campak / MR pada bayi Per


Puskesmas di Kabupaten Tebo tahun 2019.....................................60

4.11 Cakupan Bayi yang diberi ASI ekslusif Menurut Puskesmas di


Kabupaten Tebo tahun 2019........................................................... 65

4.12 Cakupan Kunjungan balita ditimbang Menurut Puskesmas di


Kabupaten Tebo tahun 2019........................................................... 66

Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019


BAB I
PENDAHULUAN

1A. Latar Belakang

2Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan

oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk

meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat

bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat

yang setinggi – tingginya. Derajat kesehatan masyarakat dapat

dilihat dari berbagai indikator, yang meliputi indikator umur

harapan hidup (UHH), angka kematian, angka kesakitan, dan

status gizi masyarakat.

Kesehatan adalah Hak Asasi Manusia dan salah satu unsur

kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita – cita

bangsa Indonesia sebagaimana yang dimaksud dalam Pancasila

dan Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945.

Untuk mewujudkan hal tersebut, sesuai Undang – undang No.17

Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka panjang

Nasional (RPJP-N) tahun 2005 – 2025.

3Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pemba-

ngunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya

penanggulangan kemiskinan.

Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019


4Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu

investasi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia

sesuai dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang

Kesehatan, diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,

dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan

derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat

terwujud. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan

berdasarkan pada perikemanusiaan, pemberdayaan dan

kemandirian, adil dan merata, serta pengutamaan dan manfaat

dengan perhatian khusus pada penduduk rentan, antara lain ibu,

bayi, anak, lanjut usia (Lansia), dan keluarga miskin.

Profil Kesehatan Kabupaten Tebo merupakan gambaran

umum tentang situasi kesehatan di Kabupaten Tebo yang selalu

diterbitkan setiap tahun. Profil Kesehatan Kabupaten Tebo

memuat berbagai data kesehatan dan pendukung lainnya yang

berhubungan dengan kesehatan seperti data kependudukan,

ekonomi, dan pendidikan. Data dianalisis secara sederhana

dengan bentuk tampilan tabel dan grafik serta naratif.

Profil Kesehatan Kabupaten Tebo ini diharapkan dapat

berguna sebagai sarana penyedia data dan informasi stake holder

dalam rangka pengambil kebijakan untuk pembangunan

kesehatan di kabupaten Tebo.

Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019


serta juga dapat digunakan sebagai sarana pembinaan dan

pengawasan pelaksanaan upaya Kesehatan di Puskesmas.

Sebagian besar masyarakat Kabupaten Tebo masih sulit

mendapatkan pelayanan kesehatan walaupun dalam skala

minimal. Banyak hal yang menjadi penyebabnya, yaitu selain

faktor teknis juga faktor-faktor geografi, ekonomi dan sosial.

Profil Kesehatan Kabupaten Tebo merupakan bagian dari

Profil Kesehatan Propinsi. Kita ketahui bahwa sekarang Profil

Kesehatan Propinsi selalu mengalami perubahan-perubahan oleh

sebab itu juga Profil Kesehatan Kabupaten Tebo mengalami

berbagai upaya perbaikan, baik dari segi materi maupun dalam

bentuk fisiknya. Pada saat sekarang Profil Kesehatan Kabupaten

Tebo dibentuk dalam satu buku yang terdiri dari buku Profil

Kesehatan Kabupaten Tebo yang berisi tentang analisis dan

Lampiran yang berisi tabel dan grafik.

Akses terhadap informasi tentang segala hal termasuk

informasi kesehatan, serta kesadaran hukum yang semakin tinggi,

menyebabkan semakin bervariasi dan tingginya tuntutan

kebutuhan kesehatan mereka. Hal ini akan membawa dampak

luas dalam pelayanan kesehatan termasuk kesiapan informasi

untuk mendesain dan menilai pelayanan kesehatan yang tepat,

dari sisi penyedia, globalisasi membawa dampak persaingan yang

lebih terbuka dan persaingan yang lebih efisien.


Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019
Dalam hal ini organisasi pelayanan kesehatan yang modern,

efisien dan efektif adalah yang dipilih oleh konsumen.

Desentralisasi adalah kebijakan yang juga mendorong untuk

terjadinya pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien. Faktor –

faktor tersebut lah yang menuntut profisionalisme organisasi

kesehatan termasuk sistem informasi kesehatannya.

1B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Tujuan disusunnya buku Profil Kesehatan Kabupaten Tebo

tahun 2019 adalah memberikan gambaran kesehatan yang

menyeluruh disetiap tingkat administrasi dalam rangka

meningkatkan kemampuan manajemen kesehatan secara

berhasil guna dan berdaya guna.

2. Tujuan Khusus

a) Tersedianya Data dan Informasi tentang keadaan

umum Kabupaten Tebo tahun 2019 yang meliputi situasi

geografis, demografi serta keadaan lingkungan yang

berkaitan dengan kesehatan lingkungan, Upaya

Kesehatan, dan Status Kesehatan Masyarakat.

b) Tersedianya data dan informasi kesehatan sebagai

alat untuk memantau dan mengevaluasi program -

program kesehatan di Kabupaten Tebo.

Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019


c) Tersedianya sarana dan prasarana yang dapat

memacu perbaikan dan penyempurnaan sistem

pencatatan dan pelaporan di semua tingkatan.

Profil Kesehatan Kabupaten Tebo merupakan alat ukur

capaian indikator pembangunan kesehatan di kabupaten

dibanding dengan target provinsi, nasional dan juga target

Sustainable Development Goals (SDGs) dan juga Standar

Pelayanan Minimal (SPM).

Dalam perkembangannya sesuai dengan reformasi bidang

kesehatan maka judul Profil Kesehatan Kabupaten disesuaikan

dengan periode tahun data yang artinya Profil kesehatan

Kabupaten Tebo tahun 2019 menggambarkan periode data tahun

2019. Tujuan dan sasaran Pembangunan Kesehatan Masyarakat

akan tercapai melalui Program Pembangunan Kesehatan.

Program-program Pembangunan Kesehatan tersebut adalah :

11). Program Lingkungan Sehat, Perilaku Sehat dan

Pemberdayaan Masyarakat.

22). Program Upaya Kesehatan.

33). Program Perbaikan Gizi Masyarakat.

44). Program Sumber Daya Kesehatan.

55). Program Obat, Makanan dan Bahan Berbahaya.

66). Program Kebijakan dan Manajemen Pembangunan

Kesehatan.

Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019


1
2C. Sistematika

Sistematika penyajian Profil Kesehatan Kabupaten Tebo

tahun 2019 dapat diuraikan sebagai berikut ;

1. Bab I. Pendahuluan.

Bab ini berisi tentang maksud dan tujuan penerbitan Profil

Kesehatan Kabupaten Tebo tahun 2019 dan sistematika

penyajian.

2. Bab II. Gambaran Umum dan perilaku Penduduk

Bab ini berisikan tentang gambaran umum Kabupaten Tebo,

yang meliputi letak geografis dan informasi umum lainnya

yang berpengaruh terhadap kesehatan.

3. Bab III. Situasi Derajat Kesehatan.

Bab ini berisikan tentang Mortalitas (angka kematian) dan

Morbiditas (angka kesakitan).

4. Bab IV. Situasi Upaya Kesehatan.

Bab ini berisikan tentang upaya yang dilaksanakan di bidang

kesehatan diantaranya Pelayanan Kesehatan Dasar,

Pelayanan Kesehatan Rujukan dan juga Upaya Perbaikan Gizi

masyarakat.

5. Bab V. Situasi Sumber Daya Kesehatan.

Bab ini berisikan sarana kesehatan, tenaga kesehatan dan

sumber daya kesehatan lainnya.

Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019


6. Bab VI. Kesimpulan dan Saran.

Bab ini berisikan kesimpulan tentang keberhasilan yang telah

dicapai dan kendala yang dihadapi dalam rangka menuju

Masyarakat Tebo sehat yang Mandiri dan Merata.

Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019


BAB II
GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK

A. Letak Geografi, Tofografi dan Pemerintahan

1. Letak Geografis

Kabupaten Tebo merupakan bagian dari Propinsi Jambi yang

terletak dibagian wilayah barat. Letak geografis Kabupaten Tebo

terletak antara 00 52’ 32’’ s/d 10 54’ 50’’ LS dan diantara 1010 48’

57’’ s/d 1020 49’17” BT dengan luas area 6.461 KM 2 ( 646.100

hektar ).

Gambar 2.1

PETA KABUPATEN TEBO

Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019


Kabupaten Tebo berada ditengah – tengah Propinsi Jambi dengan

batas wilayah yaitu :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Propinsi Riau

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bungo dan

Kabupaten Merangin

- Sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat

dan Kabupaten Bungo

- Sebelah Timur Berbatasan dengan Kabupaten Batang Hari

dan Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

Sebagian besar wilayah Kabupaten Tebo merupakan dataran

rendah (51.57%) yang digunakan sebagai lahan perkebunan sawit


Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019
dan karet, hutan, persawahan dan pemukiman. Adapun daerah

aliran sungai sebanyak 1.05%, adapun sungai yang terletak di

Kabupaten Tebo adalah : Sungai Batang Hari, Batang Tebo,

Batang Langsisip, Batang Jujuhan, Batang Sumay, dan Batang

Tabir yang sebagian penduduk bermukim dialiran sungai tersebut

serta selalu menghadapi bencana banjir dan sulit dijangkau setiap

musim penghujan.

2. Tofografi

Tofografi Kabupaten Tebo terdiri dari daerah dataran rendah

dan beriklim tropis, dimana 84,96% daerahnya berada pada

ketinggian < 99 M dari permukaan laut, dengan iklim musim angin

timur dengan musim angin kemarau sekitar bulan Juni, dan

musim penghujan sekitar bulan Oktober.

Tabel 2.1
Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Tebo
Tahun 2019

No Kecamatan Luas Persentase

1 Tebo Ilir 708,70 10,97


2 Muara Tabir 509,30 7,88
3 Tebo Tengah 983,56 15,22

Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019


4 Sumay 1,268,00 19,63
5 Tengah Ilir 221,44 3,43
6 Rimbo Bujang 406,92 6,30
7 Rimbo Ulu 295,74 4,58
8 Rimbo Ilir 214,34 3,32
9 Tebo Ulu 410,30 6,35
10 VII Koto 658,79 10,20
11 Serai Serumpun 315,70 4,89
12 VII Koto Ilir 468,21 7,25
  Jumlah 6,461 100
Sumber : BPS Tebo Dalam Angka ,2019

Luas wilayah Kabupaten Tebo adalah 646.100 Ha

(6.461 Km²). Kecamatan dengan wilayah terluas adalah Kecamatan

Sumay dengan Luas Wilayah 1.268 Km² (19.63%). Sedangkan

Kecamatan dengan Luas Wilayah terkecil adalah Kecamatan

Rimbo Ilir yaitu 214,34 km2 (3,32%).

Jarak tempuh antara Ibukota Kabupaten Tebo ke daerah

Kecamatan adalah sebagai berikut :

1. Muara Tebo – Tebo Ilir : 53 Km

2. Muara Tebo – Muara Tabir : 80 Km

3. Muara Tebo – Tebo Tengah : 14 Km

4. Muara Tebo – Sumay : 17 Km

5. Muara Tebo – Tengah Ilir : 44 Km

6. Muara Tebo – Rimbo Bujang : 50 Km

7. Muara Tebo – Rimbo Ulu : 78 Km

Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019


8. Muara Tebo – Rimbo Ilir : 15 Km

9. Muara Tebo – Tebo Ulu : 58 Km

10. Muara Tebo – VII Koto : 92 Km

11. Muara Tebo – Serai Serumpun : 50 Km

12. Muara Tebo – VII Koto Ilir : 75 Km

3. Pemerintahan

Secara administratif Kabupaten Tebo terdiri dari 12

Kecamatan, 107 Desa, dan 5 Kelurahan. Dan dapat di lihat pada

tabel berikut:

Tabel 2.2
Jumlah Desa / Kelurahan Per Kecamatan
di Kabupaten Tebo tahun 2019
No Kecamatan Jumlah
Desa Kelurahan Desa &
Kelurahan
1 Tebo Ilir 10 1 11
2 Tebo Tengah 10 2 12
3 Tengah Ilir 5 - 5
4 Sumay 12 - 12
5 Rimbo Bujang 7 1 8
6 Rimbo Ulu 6 - 6
7 Rimbo Ilir 9 - 9
8 Tebo Ulu 16 1 17
9 VII Koto 10 - 10
10 VII Koto Ilir 6 - 6
Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019
11 Serai Serumpun 8 - 8
12 Muara Tabir 8 - 8
Kabupaten Tebo 107 5 112

Sumber : BPS Tebo Dalam Angka, 2019

Dari data diatas dapat diketahui bahwa kecamatan yang

mempunyai desa dan kelurahan terbanyak adalah Kecamatan

Tebo Ulu dengan jumlah desa sebanyak 16 desa dan Kecamatan

Sumay dengan jumlah desa sebanyak 12 desa. Sedangkan

Kecamatan yang paling sedikit jumlah desa dan kelurahannya

adalah Kecamatan Tengah Ilir yang mempunyai 5 desa.

B. Kependudukan

1. Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan penduduk dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu

fertilitas, mortalitas dan migrasi, dua dari tiga faktor tersebut

berkaitan erat dengan kesehatan, semakin tinggi tingkat

kesehatan maka semakin tinggi pula kualitas sumber daya

manusia yang dihasilkan.

Penduduk Kabupaten Tebo tahun 2019 berdasarkan hasil

estimasi BPS dan Dinas Kesehatan adalah sebesar 354.485 jiwa

dengan Luas wilayah 6.461 KM² dan memiliki kepadatan

penduduk rata-rata 55 jiwa per KM².

Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019


Jumlah penduduk Kabupaten Tebo mengalami peningkatan

setiap tahunnya, sehingga kepadatan penduduk pun berubah.

Kecamatan yang paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya

adalah kecamatan Rimbo Bujang sebesar 171,35 jiwa per Km²

yang memiliki 7 desa dan 1 Kelurahan sedangkan kepadatan yang

paling rendah adalah Kecamatan Sumay sebanyak 16,01 jiwa per

Km² yang memiliki 12 desa. Untuk data lengkap dapat dilihat pada

Tabel 2.3 sebagai berikut :

Tabel 2.3
Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Tebo Tahun 2019

No Kecamatan Jumlah Penduduk Kepadatan


Laki – Perempuan Jumlah Per KM²
laki
1 Tebo Ilir 14.515 13.957 28.472 40,17
2 Muara Tabir 9.658 9.128 18.786 36,89
3 Tebo Tengah 21.944 20.684 42.628 43,34
4 Sumay 10.428 9.873 20.301 16,01
5 Tengah Ilir 13.547 12.329 25.876 116,87
6 Rimbo Bujang 36.191 33.533 69.724 171,35
7 Rimbo Ulu 20.702 19.530 40.232 136,06
8 Rimbo Ilir 13.546 12.773 26.319 122,81
9 Tebo Ulu 17.820 17.565 35.385 86,24
10 VII Koto 10.820 10.137 20.957 31,822
11 Serai Serumpun 5.148 4.655 98.03 31,05
12 VII Koto Ilir 8.295 7.707 16.002 34,18
Kabupaten Tebo 182.614 171.871 354.485 55

Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019


Sumber : Estimasi Dinas Kesehatan Kabupaten Tebo tahun 2019

Penduduk yang jumlahnya besar disuatu daerah merupakan

suatu potensi atau menjadi beban bagi pembangunan daerah

tersebut, bila penduduk memiliki kualitas yang baik, maka

merupakan modal utama bagi pembangunan.

2. Sosial Ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah indikator

utama untuk mengukur pertumbuhan perekonomian di suatu

wilayah. Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu indikator dari

dampak kebijaksanaan pembangunan yang dilaksanakan

khususnya dalam bidang ekonomi. Pertumbuhan ekonomi

tersebut merupakan kontribusi dari pertumbuhan berbagai

macam sektor ekonomi, yang secara tidak langsung

menggambarkan tingkat perubahan ekonomi yang terjadi. Bagi

daerah, indikator ini penting untuk mengetahui keberhasilan

pembangunan yang telah dicapai dan berguna untuk menentukan

arah pembangunannya dimasa yang akan datang.

Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019


Kontribusi terbesar dalam perekonomian Kabupaten Tebo

adalah sektor pertanian  ini, mengindikasikan bahwa sektor

pertanian masih merupakan tumpuan dalam mendorong

pertumbuhan ekonomi, dimana sektor pertanian selama ini telah

mampu bertahan dalam menghadapi berbagai krisis ekonomi.

Struktur perekonomian Kabupaten Tebo relatif tidak banyak

mengalami perubahan, sektor diurutan pertama sampai dengan

kelima dalam memberikan kontribusinya masih tetap sama yaitu

sektor pertanian, perdagangan, hotel dan restoran, pengangkutan

dan komunikasi, jasa-jasa dan sektor bangunan. Jika dilihat

berdasarkan sektor utama, maka sektor yang relatif konstan

adalah sektor utilitas dan jasa, sedangkan sektor primer menurun

dan sektor industri pengolahan meningkat. Dengan demikian

pergesaran yang terjadi hanya pada sektor primer dan industri

pengolahan.

Salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur

keberhasilan pembangunan adalah Indek Pembangunan Manusia

(IPM), indek ini disusun dari komponen angka harapan hidup,

angka melek huruf rata-rata lama sekolah dan pengeluaran

perkapita riil (yang disesuaikan). Dilihat dari sisi IPM, nilai IPM

Kabupaten Tebo pada tahun 2018 adalah 68,67 sedangkan pada

tahun 2019 nilai IPM 69,02. ( BPS,2019 ).


Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019
BAB III

SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Program pembangunan kesehatan yang selama ini

dilaksanakan telah berhasil dalam meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat secara cukup bermakna, walaupun masih

dijumpai beberapa masalah dan hambatan yang mempengaruhi

pelaksanaan pembangunan kesehatan. Derajat kesehatan yang

optimal dapat dilihat dari unsur kualitas hidup serta unsur

mortalitas dan yang mempengaruhinya yaitu morbiditas dan

status gizi. Situasi derajat kesehatan di Indonesia digambarkan

melalui Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita

Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019


(AKABA), Angka Kematian Ibu (AKI), dan angka morbiditas

beberapa penyakit, dan status gizi masyarakat.

A. MORTALITAS

Mortalitas adalah angka kematian yang terjadi pada kurun

waktu dan tempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan

tertentu, dapat berupa penyakit maupun sebab lainnya.

1. Angka Kematian Bayi (AKB)

Kasus Kematian Bayi di Kabupaten Tebo pada tahun 2019

mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumya dimana

pada tahun 2018 ditemukan 9 orang yang meninggal kasus

kematian bayi dari 6470 kelahiran hidup (AKB 1,3 /1000 KLH)dan

untuk tahun 2019 ditemukan 14 kasus kematian bayi dari 6633

Kelahiran Hidup (AKB 2,11 /1000 KLH). Berdasarkan Laporan

yang didapat kematian pada bayi disebab banyak faktor.

Gambaran jumlah kematian yang dilaporkan per

puskesmas di Kabupaten Tebo tahun 2019 dapat dilihat pada

gambar 3.1 berikut dan Lampiran tabel 31.

Grafik 3.1
Jumlah Kematian Bayi Per Puskesmas
Di Kabupaten Tebo
Tahun 2019

Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019


Sumber : Program Kesehatan Keluarga dan Gizi tahun 2019

2. Angka Kematian Balita (AKABA)

AKABA (0 – 4 tahun) adalah jumlah kematian anak umur 0

– 4 tahun per 1000 Kelahiran Hidup. AKABA menggambarkan

tingkat permasalahan kesehatan anak dan faktor-faktor lain yang

berpengaruh terhadap anak Balita seperti gizi, sanitasi, penyakit

infeksi, dan kecelakaan.

Berdasarkan laporan dari fasilitas kesehatan bahwa jumlah

Balita yang meninggal di Kabupaten Tebo Pada tahun 2019

ditemukan kasus Kematian Anak Balita sebanyak 3 kasus

sedangkan pada tahun 2018 jumlah kematian balita 2 kasus.

Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019


Gambaran jumlah kematian Balita per puskesmas di Kabupaten

Tebo pada tahun 2019 dapat dilihat pada grafik berikut :

Grafik 3.2
Jumlah Kematian Balita Per Puskesmas
Di Kabupaten Tebo
Tahun 2019

Sumber : Program Kesehatan Keluarga dan Gizi tahun 2019


3. Angka Kematian Ibu Maternal (AKI)

Keberhasilan upaya kesehatan ibu, di antaranya dapat

dilihat dari indikator AngkaKematian Ibu (AKI). AKI adalah jumlah

kematian ibu selama masa kehamilan, persalinan dan nifas yang

disebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan nifas atau

pengelolaannya tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti

kecelakaan atau terjatuh disetiap 100.000 kelahiranhidup.

Indikator ini tidak hanya mampu menilai program kesehatan ibu,

terlebih lagi mampu menilai derajat kesehatan masyarakat, karena

Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019


sensitifitasnya terhadap perbaikan pelayanan kesehatan, baik dari

sisi aksesibilitas maupun kualitas.

Angka Kematian Ibu atau AKI mencerminkan resiko yang

dihadapi ibu-ibu selama kehamilan, melahirkan dan masa nifas

yang mana dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi, keadaan

kesehatan kurang baik menjelang kehamilan, kejadian berbagai

komplikasi pada kehamilan dan kelahiran dan juga Tersedianya

dan penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan.

Penyebab kematian ibu dapat digolongkan menjadi 3

kelompok yaitu penyebab langsung, penyebab tak langsung, dan

penyebab mendasar. Penyebab langsung berkaitan dengan kondisi

ibu sendiri misalnya adanya penyakit Anemia, Malaria,

Kekurangan Energi Kalori (KEK), 4terlalu : usia terlalu muda, usia

terlalu tua, anak terlalu banyak (anak sudah 4 orang atau lebih),

terlalu sering melahirkan (jarak kelahiran < 2 tahun). Penyebab

tak langsung yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan,

misalnya keberadaan Bidan di desa, persalinan yang tidak bersih,

peralatan yang tidak memadai, sedangkan penyebab mendasar

yaitu penyebab yang ada di masyarakat, anggota keluarga ibu,

suami sehingga menimbulkan 3 terlambat : terlambat mengambil

keputusan, terlambat mencari penolong persalinan, dan terlambat

ditolong dalam persalinan. Disamping itu rendahnya status

kesehatan penduduk miskin, masih rendahnya pemanfaatan


Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019
pelayanan kesehatan (Bidan) oleh masyarakat serta terbatasnya

akses terhadap pelayanan kesehatan karena kendala geografis

AKI berguna untuk menggambarkan tingkat kesadaran

perilaku hidup bersih dan sehat, status gizi dan kesehatan ibu,

kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan

terutama untuk ibu hamil, pelayanan kesehatan waktu

melahirkan dan masa nifas.

Berdasarkan hasil laporan dari fasilitas kesehatan yang ada

di Kabupaten Tebo untuk lima tahun terakhir mengalami

perubahan kasus. Di tahun 2019 ini terjadi peningkatan kasus

dari tahun sebelum nya yaitu dari 3 kasus menjadi 5 kasus,

Terdapat faktor positif dan negatif terhadap fluktuasi ini. Faktor

positif adalah kemungkinan besar deteksi dini kasus lebih cepat

sehingga kasus kematian dapat tercatat dengan baik, berikut

adalah data kematian ibu dari laporan puskesmas dan jumlah

kematian ibu yang ada di Kabupaten Tebo dari Tahun 2015

sampai dengan Tahun 2019 :

Grafik 3.3
Jumlah Kematian Ibu Per Puskesmas
Di Kabupaten Tebo
Tahun 2019

Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019


Tabel 3.1
Jumlah Kematian Ibu di Kabupaten Tebo
Tahun 2015 – 2019

Per 100.000
No Tahun Lahir Hidup Kematian Ibu Kelahiran
Hidup

1. 2015 6.570 2 30

2. 2016 6.447 9 140

3 2017 6.264 4 64

4 2018 6.470 3 46

5 2019 6.633 5 75,4


Sumber : Program Kesehatan Keluarga dan Gizi tahun 2019
4. Angka Harapan Hidup

Peningkatan derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten

Tebo antara lain dapat dilihat dari status kesehatan serta pola

penyakit yang ada. Status kesehatan masyarakat antara lain dapat

dinilai melalui berbagai indikator kesehatan seperti meningkatnya

angka harapan hidup. Berkenaan dengan Angka Harapan Hidup

Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019


(AHH) di Kabupaten Tebo angka rata-rata harapan hidup

penduduk pada tahun 2018 67,81 tahun sedangkan pada

tahun 2019 angka harapan hidup Kabupaten Tebo meningkat

menjadi 67,88.

B. MORBIDITAS

Morbiditas dapat diartikan sebagai angka kesakitan, baik

insident maupun prevalen dari suatu penyakit. Morbiditas

menggambarkan kejadian penyakit pada kurun waktu tertentu.

1. Angka Kesakitan

Pengamatan penyakit bertujuan untuk mendapatkan

informasi epidemiologi yang tepat, cepat dan benar yang

digunakan untuk menetapkan perencanaan program dan

pelaksanaan yang efektif dan juga efisien. Selain itu juga untuk

mengetahui angka kecenderungan penyakit menular sehingga

tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat, termanfaatnya

informasi epidemiologi dalam penetapan perencanaan dan

pelaksanaan pengendalian program serta terdeksinya penyakit

potensial KLB dan dilakukannya penanggulangan / respon dini

sehingga dapat ditekan morbiditas, mortalitas dan penyebaran

KLB.

Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019


Berdasarkan hasil laporan Sistem Informasi Puskesmas

tahun 2019 dapat terlihat pola 10 penyakit terbesar di Kabupaten

Tebo dan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.2
Pola 10 penyakit terbesar di puskesmas Kabupaten Tebo
Tahun 201 9

KODE
NO PENYAKIT JENIS PENYAKIT KASUS PERSENTASE
         
1 J.10 Influenza 27.898 26

2 K29.7 Gastritis 20.180 19

3 J06.9 Ispa 15.732 15

4 I.10 Hipertensi Esensial 15.727 15

5 A.09 Gastroenteritis 5.725 5

6 L30.8 Dermatitis 5.660 5

7 E. 79 Hiperurisemia 5.071 5

8 E.14.9 Diabetes Militus 4.049 4

9 R 50.9 Febris 4.019 4

10 J 45.9 Asma Broncial 3.698 3


TOTAL 107.759 100

Sumber : Program Pelayanan Kesehatan tahun 2019


Pada tabel diatas dapat terlihat bahwa penyakit Influenza

merupakan penyakit terbesar yang ditemukan pada pasien di

wilayah kerja puskesmas dalam Kabupaten Tebo, sedangkan

penyakit lainnya yang termasuk dalam 10 penyakit terbesar tidak

jauh berbeda dengan tahun – tahun sebelumnya.

Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019


2. Pengendalian Dan Pemberantasan Penyakit

a. Malaria

Malaria merupakan masalah kesehatan dunia termasuk di

Indonesia karena mengakibatkan dampak yang luas dan

berpeluang menjadi penyakit emerging dan re-emerging. Kondisi ini

dapat terjadi karena adanya kasus import, resistensi obat dan

beberapa insektisida yang digunakan dalam pengendalian vektor,

serta adanya vektor potensial yang dapat menularkan dan

menyebarkan malaria. Malaria merupakan salah satu penyakit

menular yang upaya pengendaliannya menjadi komitmen global

dalam Sustainable Development Goals (SDGs). Wilayah endemis

Malaria pada umumnya adalah desa-desa terpencil dengan kondisi

lingkungan yang tidak baik, sarana transportasi dan komunikasi

yang sulit, akses pelayanan kesehatan kurang, tingkat pendidikan

dan sosial ekonomi masyarakat yang rendah, serta buruknya

perilaku masyarakat terhadap kebiasaan hidup sehat.

Di Indonesia eliminasi malaria sudah dimulai sejak tahun

2004 dan untuk percepatan penanggulangan malaria dilakukan

berbagai intervensi antara lain : kelambu berinsektisida untuk

penduduk beresiko, pengobatan yang tepat untuk subjek terinfeksi

malaria dengan Artemisinin-based Combination Therapy (ACT),

Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019


penyemprotan rumah dengan insektisida, dan pengobatan

pencegahan pada ibu hamil.

Di Kabupaten Tebo luasnya areal pembukaan hutan baik

untuk lokasi transmigrasi, perkebunan ditambah kurang

efektifnya pemberantasan vektor merupakan suatu pra kondisi

yang menyebabkan malaria masih merupakan masalah.

Tabel 3.4
Jumlah Kasus Positif Malaria
Di Kabupaten Tebo Tahun 2017 s/d 2019

Kasus Positif
Tahun Meninggal API (%)
Malaria
2019 7 0 0,02
2018 67 0 0,2
2017 35 0 0,38
Sumber : Laporan Tahunan P2 tahun 2019

Pada tahun 2019 tejadi penurunan kasus positif malaria

yaitu sebesar 7 kasus, dengan persentase Annual Parasite

Incidence (API) sebesar 0,02 % dengan rendahnya angka kesakitan

positif malaria ini di harapkan daerah yang endemis malaria

menjadi daerah yang bebas malaria pada tahun berikutnya.

b. TB Paru

Penyakit Tuberkulosis (TB) Paru termasuk kedalam penyakit

menular kronis. Waktu pengobatannya yang panjang dan jenis

obat yang lebih dari satu macam menyebabkan penderita sering

terancam putus berobat selama masa penyembuhan dengan

Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019


berbagai alasan, antara lain merasa sudah sehat dan juga karena

faktor ekonomi. Tuberkolosis paru merupakan penyakit menular

yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium Tubercolosis,

penyakit ini dapat menyebar melalui doplet orang yang telah

terinfeksi basil TB. Penyakit TB Paru menjadi salah satu penyakit

yang pengendaliannya menjadi komitmen global dalam SDGs dan

juga dalam SPM Kesehatan.

Salah satu indikator yang digunakan dalam pengendalian

TB Paru adalah Case Detection Rate ( CDR), yaitu proporsi jumlah

pasien baru BTA Positif yang ditemukan dan diobati terhadap

jumlah pasien baru BTA Positif yang diperkirakan ada dalam

wilayah tersebut. Kementerian Kesehatan menetapkan target CDR

minimal sebesar 70%. Di tahun 2019 ini pencapaian angka CDR

untuk Kabupaten Tebo sebesar 37,6 %, angka ini belum mencapai

target nasional yaitu sebesar 70%.

Sedangkan dalam mengukur keberhasilan pengobatan TB

Paru digunakanlah angka keberhasilan pengobatan (SR = Success

Rate) yang mengindikasikan persentase pasien TB Paru BTA Positif

yang menyelesaikan pengobatan, baik yang sembuh maupun yang

masih menjalani pengobatan lengkap diantara pasien baru TB

Paru BTA Positif. Untuk kabupaten Tebo angka Success Rate di

tahun 2019 mencapai 89,8% artinya adanya keberhasilan

pengobatan pasien TB paru BTA Positif. Untuk puskesmas angka


Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019
Success Rate beberapa puskesmas telah mencapai target 100%,

artinya kepatuhan pasien terhadap pengobatan TB Paru telah

berjalan. Untuk tahun 2019 ini ditemukan kasus kematian selama

pengobatan dengan jumlah kasus sebanyak 5 orang ini dapat

dilihat pada tabel lampiran 52.

c. Pneumonia
Pneumonia atau radang paru – paru adalah penyakit pada

paru – paru dimana pulmonary alveolus (Alveoli) yang menyerap

oksigen dari atmosfer meradang dan terisi oleh cairan. Radang

paru – paru dapat disebabkan oleh beberapa penyebab termasuk

infeksi oleh bakteria, virus, jamur, atau parasit. Pneumonia adalah

penyakit umum yang terjadi di seluruh kelompok umur, dan

merupakan penyebab kematian peringkat atas orang tua dan

orang yang sakit menahun. Populasi yang rentan terserang

Pneumonia adalah anak usia kurang dari 2 tahun, untuk usia

lanjut lebih dari 65 tahun, atau yang memiliki masalah kesehatan

( malnutrisi, dan gangguan imunologi).

Di Kabupaten Tebo untuk tahun 2019 cakupan penemuan

dan penanganan kasus Pneumonia pada balita sebesar 31,3%

dengan jumlah kasus yang ditemukan 123 kasus. Cakupan

penemuan kasus Pneumonia dimasing – masing puskesmas dapat

digambarkan pada tabel lampiran 53.

Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019


d. Kusta
Kusta adalah penyakit menular yang menahun yang

disebabkan oleh kuman kusta ( Mycobacterium Leprae ) yang

menyerang saraf tepi, kulit dan jaringan tubuh lainnya. Penyakit

ini sering menimbulkan masalah yang kompleks, yang dimaksud

disini adalah bukan hanya dari segi medis tapi juga meluas

sampai masalah sosial, ekonomi, budaya, keamanan dan

ketahanan nasional. Penyakit ini bukanlah penyakit keturunan

atau kutukan Tuhan. Penatalaksanaan yang buruk dapat

menyebabkan kusta menjadi progresif yang menyebabkan

kerusakan permanen pada kulit, saraf dan anggota gerak dan juga

pada mata.

Kemajuan teknologi di bidang penyakit kusta, maka

penyakit ini dapat diatasi dan seharusnya tidak lagi menjadi

masalah kesehatan masyarakat. Akan tetapi mengingat

kompleksnya masalah penyakit kusta, maka diperlukan program

pengendalian secara terpadu dan menyeluruh melalui strategi

yang sesuai dengan endemisitas penyakit kusta guna mencegah

kecacatan.

Di Kabupaten Tebo dapat dilaporkan untuk tahun 2019 ini

terdapat kasus baru sebanyak 9 kasus, dan dapat dilihat pada

lampiran tabel 57, Penyakit ini masih merupakan masalah

Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019


kesehatan masyarakat yang perlu menjadi perhatian, karena

setiap tahun masih ditemukan penderita baru.

e. HIV / AIDS

HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan

oleh infeksi Human Immunodeficiency Virus yang menyerang

sistem kekebalan tubuh, yang menyebabkan penderita mengalami

penurunan daya tahan tubuh sehingga penderita mudah terinfeksi

penyakit lain.

Di Kabupaten Tebo dapat dilaporkan untuk tahun 2019 ini

terdapat kasus baru sebanyak 7 kasus dan jumlah kematian

akibat AIDS sebanyak 2 orang penderita, Penyakit ini masih

merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu menjadi

perhatian, karena setiap tahun masih ditemukan penderita yang

meninggal akibat penyakit tersebut dan dapat dilihat di lampiran

tabel 55.

3. Penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi

a. Tetanus Neonatorium
Tetanus Neonatorium (TN) disebabkan oleh basil Clostridium

Tetani, yang masuk kedalam tubuh melalui luka. Penyakit ini

Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019


menginfeksi bayi yang baru lahir yang salah satunya disebabkan

oleh pemotongan tali pusat dengan alat yang tidak steril. Kuman

tersebut terdapat ditanah, saluran pencernaan manusia dan

hewan. Kuman Clostridium Tetani membuat spora yang tahan

lama dan menghasilkan 2 toksin utama yatu tetanospasmin dan

tetanolysin. Untuk Kabupaten Tebo ditahun 2019 ini tidak

ditemukan kasus Tetanus Neonatorium di Puskesmas.

b. Campak dan Rubella

Campak adalah suatu infeksi virus yang sangat menular,

yang dapat ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis

( peradangan selaput ikat mata / konjungtiva) dan ruam kulit,

akan tetapi sangat berbahaya apabila disertai dengan komplikasi

pneumonia, diare, meningitis dan bahkan dapat menyebabkan

kematian. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus campak

golongan Paramyxovirus. Penularan infeksi ini terjadi karena

menghirup percikan ludah penderita campak. Penderita bisa

menularkan infeksi ini dalam waktu 2 – 4 hari sebelum timbulnya

ruam kulit dan 4 hari setelah ruam kulit ada.

Jika seseorang pernah menderita campak, maka seumur

hidupnya dia akan kebal terhadap penyakit ini. Campak

merupakan salah satu penyakit PD3I yang disebabkan oleh virus

campak. Penularan dapat terjadi melalui udara yang

terkontaminasi oleh sekret yang terinfeksi.


Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019
Rubella adalah penyakit akut dan ringan yang sering

menginfeksi anak dan dewasa muda yang rentan. Akan tetapi yang

menjadi perhatian dalam kesehatan masyarakat adalah efek

teratogenik apabila rubella ini menyerang pada wanita hamil pada

trimester pertama. Infeksi rubella yang terjadi sebelum konsepsi

dan selama awal kehamilan dapat menyebabkan abortus,

kematian janin atau sindrom rubella kongenital (Congenital

Rubella Syndrome / CRS) pada bayi yang dilahirkan.

Di indonesia, rubella merupakan salah satu masalah

kesehatan masyarakat yang memerlukan upaya pencegahan

efektif. Data surveilans selama lima tahun terakhir menunjukan

70% kasus rubella terjadi pada kelompok usia <15 tahun.

Untuk Kabupaten Tebo pada tahun 2019 ini terdapat 20

suspek campak.

c. Polio dan AFP ( Acute Paralisis Layu Akut )

Polio merupakan salah satu penyakit menular yang termasuk

kedalam PD3I yang disebabkan oleh virus yang menyerang sistem

syaraf hingga penderita mengalami kelumpuhan. Penyakit yang

pada umumnya menyerang anak berumur 0 – 3 tahun ini ditandai

dengan munculnya demam, lelah, mual, kaku leher dan sakit di

tungkai dan tangan. Sedangkan AFP merupakan kondisi abnormal

ketika seseorang mengalami penurunan kekuatan otot tanpa

penyebab yang jelas kemudian berakibat kelumpuhan.


Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019
Pada tahun 2019 ini Kabupaten Tebo untuk kasus non polio

AFP ditemukan 4 kasus.

4. Penyakit Potensial KLB/Wabah

a. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang

disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes

Aegypty. Penyakit ini sebagian besar menyerang anak berumur <

15 tahun, tapi orang dewasa pun bisa juga terserang DBD.

Masalah DBD tidak hanya berdampak pada masalah klinis

individunya saja tapi juga berdampak pada kondisi sosial dan

ekonomi masyarakat sehingga penangganannya tidak hanya

diselesaikan oleh sektor kesehatan saja namun memerlukan peran

aktif masyarakat, lintas sektor/pokjanal DBD, dan juga

pemerintah daerahnya, hal ini sejalan dengan diterapkannya

sistem otonomi daerah.

Penyakit Demam Berdarah (DBD) merupakan masalah

kesehatan masyarakat di Kabupaten Tebo. Sejalan dengan

meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk, penyakit DBD

selalu ditemukan setiap tahun di Kabupaten Tebo.

Angka kesakitan (incidence rate) dan angka kematian ( Case

Fatality rate) DBD di Kabupaten Tebo pada tahun 2019 dapat

terlihat pada tabel 3.4 berikut ini :

Tabel 3.4
Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019
Angka kesakitan (IR) dan Angka kematian (CFR) DBD
di Kabupaten Tebo Tahun 2015 s/d 2019
IR per 100.000 Jumlah Jumlah
Tahun CFR
Penduduk Kasus Kematian
2019 35,3 151 0 0
2018 16,3 57 1,8 0
2017 20,4 7 0 0
2016 20,5 69 0 0
2015 2,12 7 28,5 2
Sumber :Laporan Tahunan P2 tahun 2019

Incidence rate Demam Berdarah untuk Kabupaten Tebo pada

tahun 2019 mengalami peningkatan, Incidence rate per 100.000

penduduk adalah 35,3 dibanding tahun sebelumnya yaitu 16,3.

Dengan Jumlah Kasus pada tahun 2019 sebanyak 151 kasus, jika

di bandingkan dengan tahun lalu jumlah kasus ini sangat

meningkat drastis yaitu dari 57 kasus menjadi 151 kasus. Hal ini

di karenakan perilaku dan kesadaran hidup bersih dan sehat

(PHBS) di tengah masyarakat yang masih kurang.

Dinas Kesehatan terus berupaya melakukan sosialisasi dan

penyuluhan mengenai Prilaku Hidup Bersih dan Sehat melalui

Puskesmas yang tersebar di setiap Kecamatan yang ada di

Kabupaten Tebo.

b. Diare

Diare adalah penyakit dimana penderita mengalami buang air

besar terus menerus dan tinja yang masih memiliki kandungan air

Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019


berlebihan. Seseorang akan dikatakan diare bila feses lebih berair

dari biasanya, atau buang air besar tiga kali atau lebih, atau

buang air besar yang berair tetapi tidak berdarah dalam waktu 24

jam.

Penyakit diare sering kita jumpai dimasyarakat bahkan

timbul dalam bentuk Kejadian Luar Biasa (KLB), sehingga

membuat panik masyarakat dan juga petugas kesehatan. Hal ini

dapat dilihat dari angka kesakitan penyakit diare yang terus

meningkat setiap tahunnya. Penyebab dari timbulnya penyakit

diare ini adalah oleh kuman yang terkontaminasi dengan

makanan/minuman yang tercemar tinja atau kontak langsung

dengan penderita diare. Penyakit diare merupakan penyakit yang

harus diwaspadai, artinya penanganan yang tepat di Rumah Sakit

dan sarana pelayanan kesehatan sangat penting peranannya

dalam mencegah kematian akibat diare.

Penyakit diare untuk Kabupaten Tebo pada tahun 2019

dengan penderita diare Balita sebanyak 2.817 kasus sedangkan

penderita diare semua umur sebanyak 7.854 kasus. Kasus

penyakit diare masih merupakan salah satu masalah kesehatan di

Kabupaten Tebo dimana jumlah kasus penyakit diare masih relatif

cukup tinggi setiap tahunnya.

c. Filariasis

Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019


Berdasarkan kesepakatan global WHO tahun 2000 yang

merupakan realisasi dari resolusi WHO pada tahun 1997,

ditetapkan 2 pilar utama kegiatan eliminasi filariasis, yaitu

pengobatan massal untuk memutuskan transmisi penyakit dan

penatalaksanaan kasus kronis untuk meringankan beban

penderita filariasis kronis.

Filariasis merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit

berupa cacing filaria, yang terdiri dari Wuchereria Bancroofti,

Brugia Malayi dan Timori. Penyakit ini menginfeksi jaringan limfe

(Getah Bening), menular melalui gigitan nyamuk yang

mengandung cacing filaria dalam tubuhnya. Dalam tubuh

manusia cacing tersebut tumbuh menjadi cacing dewasa dan

menetap di jaringan limfe sehingga menyebabkan pembengkakan

dilengan dan juga organ genital.

Jumlah kasus filariasis sendiri untuk Kabupaten Tebo tidak

ditemukan kasus ini dikarenakan keengganan masyarakat untuk

melapor ataupun berobat ke Puskesmas terdekat sehingga masih

sulit untuk terdeksi dan untuk terlaporkan.

5. Penyakit Tidak Menular

Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyakit kronis

yang tidak ditularkan dari orang ke orang. PTM diantaranya

adalah penyakit jantung, stroke, kanker, diabetes, danPenyakit


Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019
Paru Obstruktif Kronis (PPOK), PTM merupakan hampir 70%

penyebab kematian didunia. Sementara itu, PTM menunjukkan

adanya kecenderungan semakin meningkat dari waktu ke waktu.

Berbagai faktor risiko PTM diantaranya adalah merokok dan

keterpaparan terhadapasap rokok, diet/pola makan tidak sehat,

kurang aktivitas fisik, konsumsi minuman beralkohol, dan riwayat

keluarga (keturunan). Adapun faktor risiko antara terjadinya PTM

adalah obesitas, tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, dan

kolesterol tinggi. Prinsip upaya pencegahan tetap lebih baik dari

pengobatan. Upaya pencegahan penyakit tidak menular lebih

ditujukan kepada faktor risiko yang telah diidentifikasi.

Upaya pengendalian faktor risiko PTM yang telah dilakukan

berupa promosi PerilakuHidup Bersih dan Sehatmelalui perilaku

CERDIK, yaitu Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap

rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet sehat seimbang, Istirahat yang

cukup, danKelola stres. Cek kesehatan secara berkala yaitu

pemeriksaan faktor risiko PTM dapatdilakukan melalui Pos

Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM, dan mengikuti deteksi

dinikanker serviks dan kanker payudara di Puskesmas.

Kegiatan Posbindu PTM juga terintegrasi dengan rutin di

masyarakat, seperti di lingkungan tempat tinggal dalam wadah

desa/kelurahan siaga aktif. Tujuan Posbindu PTM adalah

meningkatkan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan


Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019
penemuan dini faktor risiko PTM. Sasaran utama kegiatan adalah

kelompok masyarakat sehat, berisiko dan penyandang PTM

berusia 15 tahunke atas, di Kabupaten Tebo pada tahun 2019

jumlahh Posbindu PTM adalah sebanyak 146.

a. Hipertensi

Definisi Hipertensi adalah tekanan darah sistolik ≥140

mmHg dan tekanan darah diastolik ≥90 mmHg. Hipertensi

berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan

yaitu : Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi

yang tidak diketahui penyebabnya dan Hipertensi sekunder yaitu

hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain.

Jumlah penderita hipertensi di Kabupaten Tebo yang

mendapatkan pelayanan kesehatan pada tahun 2018 adalah

sebanyak 12.123 orang pada tahun 2019 ini mengalami

peningkatan yaitu sebanyak 52.941 orang.

b. Diabetes Militus

Diabetes melitus (DM) adalah keadaan hiperglikemia

kronik disertai berbagai kelainan metabolic akibat gangguan

hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada

mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah, disertai lesi pada

membran basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop electron.

Gejala khas DM berupa polifagia, poliuria, polidipsia, emas dan


Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019
berat badan turun dan gejala lain yang mungkin dikeluhkan

pasien adalah kesemutan, gatal, mata kabur, dan impotensi

pada pria, serta pruritus vulva pada wanita.

Jumlah penderita DM pada tahun 2019 mengalami

peningkatan. Dimana pada tahun 2018 jumlah penderita DM

yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar sebanyak

965 orang menjadi 3.475 pada tahun 2019.

c. Deteksi dini kanker Servik dan Payudara

Deteksi dini dilakukan untuk menemukan faktor risiko PTM

sedini mungkin terhadap individu dan/atau kelompok yang

berisiko atau tidak berisiko secara rutin. Kegiatan deteksi dini

faktor risiko ini dapat dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan

atau pada kelompok masyarakat khusus melalui Posbindu.

Pemeriksaan dilakukan menggunakan metode Pemeriksaan

Payudara Klinis (SADANIS) dan pemeriksaan Inspeksi Vistual

Asam Asetat (IVA) atau Pap Smear.

Di Kabupaten Tebo pada tahun 2018 jumlah perempuan

usia 30- 50 tahun yang melakukan pemeriksaan payudara dan

leher rahim dengan metode IVA adalah sebanyak 2.275 dan

didapatkan IVA positif yaitu 33 orang. Dan untuk tahun 2019

jumlah perempuan usia 30- 50 tahun yang melakukan

pemeriksaan payudara dan leher rahim dengan metode IVA adalah

sebanyak 5.812 dan didapatkan IVA positif yaitu 80 orang.


Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019
C. Status Gizi

Upaya yang dilakukan dalam menanggulangi masalah gizi

buruk dan gizi kurang pada balita serta Stunting adalah dengan

cara pemantauan pertumbuhan. Dengan melihat perkembangan

status gizi balita, dapat diketahui perkembangan dan

pertumbuhan anak. Kegiatan pemantauan perkembangan status

gizi balita dilaksanakan melalui penimbangan setiap bulan pada

balita di posyandu dan Puskesmas.

Dari data yang didapatkan dari Program Kesehatan Keluarga

dan Gizi Dinas Kesehatan Tebo pada Tahun 2019 diperoleh data

jumlah bayi yang ditimbang adalah sebanyak 23.233, jumlah

balita dan ditemukan 190 orang dengan status Gizi kurang dan

dan balita kurus 734 orang balita. Selanjutnya jumlah balita yang

diukur tinggi badan sebanyak 24.717 dan ditemukan balita

pendek 241 dan balita, dan dapat dilihat di tabel 44 lampiran

profil.

BAB IV

SITUASI UPAYA KESEHATAN

Pembangunan Kesehatan yang dilaksanakan selama ini telah

berhasil meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat secara

cukup bermakna, walaupun masih dijumpai masalah dan

Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019


hambatan. Arah pembangunan kesehatan dewasa ini menuntut

reformasi total kebijakan pembangunan segala bidang. Dalam

mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat,

diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan

pemeliharaan, peningkatan kesehatan (Promotif), pencegahan

penyakit (Preventif), penyembuhan penyakit (Kuratif), dan

pemulihan kesehatan (Rehabilitatif) yang dilaksanakan secara

menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.

Secara umum upaya kesehatan terdiri dari dua unsur

utama, yaitu upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan

perorangan. Upaya kesehatan masyarakat mencakup upaya-upaya

promosi kesehatan, pemeliharaan kesehatan, pemberantasan

penyakit menular, pengendalian penyakit tidak menular,

penyehatan lingkungan dan penyediaan sanitasi dasar, perbaikan

gizi masyarakat, kesehatan jiwa, pengamanan sediaan farmasi dan

alat kesehatan, pengamanan penggunaan zat adiktif dan bahan

berbahaya, serta penanggulangan bencana dan bantuan

kemanusiaan.

A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR

Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah

awal yang sangat penting dalam rangka memberikan pelayanan

kesehatan pada masyarakat. Pemberian pelayanan kesehatan


Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019
dasar secara cepat dan tepat diharapkan mampu mengatasi

sebagian besar masalah kesehatan masyarakat. Berbagai

pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh fasilitas

pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut :

1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

Ibu dan anak merupakan anggota keluarga yang perlu

mendapatkan prioritas dalam penyelenggaraan upaya kesehatan,

karena ibu dan anak merupakan kelompok rentan terhadap

keadaan keluarga dan sekitarnya secara umum. Sehingga

penilaian terhadap status kesehatan dan kinerja upaya kesehatan

ibu dan anak penting untuk dilakukan.

Kebijakan tentang kesehatan ibu dan bayi baru lahir secara

khusus berhubungan dengan pelayanan antenatal, persalinan,

nifas dan juga perawatan bayi baru lahir yang diberikan di semua

jenis fasilitas pelayanan kesehatan, mulai dari posyandu sampai

dengan Rumah Sakit pemerintah ataupun juga di fasilitas

pelayanan kesehatan swasta.

a. Pelayanan Kesehatan ibu hamil (K1 dan K4)

Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh

tenaga kesehatan selama masa kehamilannya, dilaksanakan

sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang berkompeten

yang memberikan pelayanan antenatal kepada ibu hamil antara

lain dokter spesialis kebidanan, dokter, bidan dan perawat.


Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019
Pelayanan kesehatan antenatal yang sesuai standar meliputi

timbang berat badan, pengukuran tinggi badan, tekanan darah,

nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas), tinggi fundus uteri

menentukan presetasi janin dan denyut jantung janin, skrining

status imunisasi tetanus dan memberikan imunisasi tetanus

toksoid (TT) bila diperlukan, pemberian tablet zat besi minimal 90

tablet selama masa kehamilan, tes laboratorium (rutin dan

khusus), tatalaksana kasus, dan temu wicara/konseling

Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) serta

juga KB pasca persalinan.

Pelayanan antenatal yang lengkap apabila dilakukan oleh

tenaga kesehatan serta memenuhi standar, dengan frekuensi

pelayanan antenatal adalah 4 kali selama masa kehamilan,

dengan ketentuan pemberian pelayanan yang dianjurkan yaitu :

minimal 1 kali triwulan pertama, 1 kali triwulan kedua, dan 2 kali

triwulan ketiga. Ini dilakukan untuk menjamin perlindungan

kepada ibu hamil, dan dapat mendeteksi dini faktor resiko dan

juga hasil dari penangganan tersebut.

Hasil pencapaian program pelayanan kesehatan ibu hamil

dapat dinilai dengan menggunakan indikator cakupan K1 dan K4

yang dihitung dengan membagi jumlah ibu hamil yang melakukan

pemeriksaan antenatal yang pertama kali oleh tenaga kesehatan

(indikator K1) atau ibu hamil yang melakukan pemeriksaan


Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019
kehamilan minimal 4 kali sesuai standar oleh tenaga kesehatan

disuatu wilayah dalam kurun waktu tertentu (Indikator K4)

dengan jumlah sasaran ibu hamil yang ada diwilayah kerja dalam

satu tahun.

Grafik 4.1
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K1 dan K4) Per Puskesmas
Di Kabupaten Tebo Tahun 2019

Dari grafik diatas dapat terlihat ada kesenjangan antara

cakupan K1 dan K4 di Kabupaten Tebo sebesar 9 %, dan dapat di

simpulkan bahwa angka ini belum mencapai target SPM 100 %.

Hal ini disebabakan masih ada nya kepercayaan masyarakat

khususnya ibu untuk memeriksakan kehamilannya ke dukun.

b. Pertolongan Persalinan di Fasilitas Kesehatan.

Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019


Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan merupakan

pelayanan persalinan yang aman yang dilakukan oleh tenaga

kesehatan yang berkompeten seperti dokter spesialis kebidanan

dan kandungan (SpOG), dokter umum, dan bidan atau pun

perawat di daerah terpencil yang dilakukan di fasilitas pelayanan

kesehatan dengan dilakukannya persalinan di fasilitas kesehatan

diharapkan bila ibu mengalami penyulit dalam persalinan akan

cepat mendapatkan pertolongan dan akan segera dilakukan

rujukan dari Puskesmas ke Rumah Sakit.

Keberhasilan program ini diukur melalui indikator

persentase persalinan ditolong tenaga kesehatan terlatih (Cakupan

PN) dan persentase persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan

(cakupan PF).

Grafik 4.2
Cakupan Pertolongan Persalinan di Fasilitas Kesehatan
Per Puskesmas Kabupaten Tebo Tahun 2019

Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019


Sumber : Program Kesehatan keluarga Tahun 2019

Dari gambar diatas dapat terlihat bahwa untuk cakupan

pelayanan Persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan untuk

Kabupaten Tebo di tahun 2019 ini belum mencapai target yaitu

sebesar 82,6% dari target yang ditetapkan sebesar 100 %.

Sedangkan di beberapa puskesmas masih ada persalinan bukan di

fasilitas kesehatan melainkan dengan dukun. Ini yang

menyebabkan cakupan persalinan masih belum mencapai target

yang diharapkan. Hal ini dikarenakan kondisi wilayah desa yang

masih sangat terpencil dan juga masih kekurangan tenaga SDM

yang menempati wilayah desa tersebut sehingga menyebabkan

cakupan persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan di wilayah

Puskesmas belum tercapai. Sehingga untuk itu perlu dilakukan

kembali upaya pelaksanaan program unggulan ibu, diantaranya

adalah melakukan kemitraan bidan dan dukun, penambahan

Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019


SDM di wilayah desa yang sangat terpencil dan membangun

fasilitas kesehatan, peningkatan persalinan di fasilitas kesehatan

melalui jaminan program persalinan, model rumah tunggu di

kecamatan dan revitalisasi Bidan Koordinator melalui

pelaksanaan supervisi untuk peningkatan mutu dan kualitas

tenaga penolong persalinan dan peningkatan kualitas surveilans

kesehatan ibu melalui pelaksanaan Pemantauan Wilayah

setempat.

c. Cakupan pelayanan kesehatan ibu nifas (KF3).

Pelayanan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai

standar pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca persalinan

oleh tenaga kesehatan. Untuk deteksi dini komplikasi ibu nifas

diperlukan pemeriksaan terhadap ibu nifas dengan melakukan

kunjungan nifas minimal 3 kali dengan distribusi waktu :

1).kunjungan nifas pertama (KF1) pada 6 jam setelah persalinan

sampai 3 hari; 2). Kunjungan nifas yang kedua (KF2) dilakukan

pada minggu ke 2 setelah persalinan; dan 3). Kunjungan nifas

yang ke 3 (KF3) dilakukan pada minggu ke 6 setelah persalinan.

Kunjungan nifas ini diupayakan dilakukan pada saat pelaksanaan

posyandu dan dilakukan secara bersamaan pada kunjungan bayi.

Pelayanan ibu nifas meliputi : 1). Pemeriksaan tekanan darah

nadi, respirasi dan suhu; 2). Pemeriksaan lokhia dan pengeluaran


Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019
per vagina lainnya; 3). Pemeriksaan payudara dan anjuran ASI

eksklusif 6 bulan; 4). Pemberian kapsul vitamin A 200.000 IU

sebanyak dua kali ( 2 x 24 jam); 5). Pelayanan KB pasca

persalinan.

Grafik 4.3
Cakupan Pelayanan Ibu Nifas
Per Puskesmas Di Kabupaten Tebo Tahun 2019

Sumber : Program Kesehatan keluarga tahun 2019

Cakupan pelayanan ibu nifas di Kabupaten Tebo untuk tahun

2019 belum mencapai target SPM yang ditetapkan sebesar 100%,

begitu juga dengan puskesmas ada sebagian yang belum mencapai

target. Hal ini terjadi karena persalinan yang masih banyak

ditolong oleh dukun sehingga tidak terpantau oleh tenaga

kesehatan khususnya bidan.

Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019


d. Penanganan komplikasi Obstetri dan neonatal

Risti / Komplikasi adalah keadaan menyimpang dari normal,

yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian pada

ibu maupun bayi. Komplikasi kebidanan meliputi Hb < 8 g%

tekanan darah tinggi (sistole >140mmHg, diastole > 90mmHg),

oedeme nyata, eklamsia, pendarahan per vaginam, ketuban pecah

dini, letak lintang pada usia kehamilan 32 minggu, letak sungsang

primigravida, infeksi berat / sepsis, dan persalinan prematur.

Neonatus risti / komplikasi meliputi asfiksia, tetanus

neonatorium, sipsis, trauma lahir, BBLR ( berat lahir < 2.5000

gram), sindroma gangguan pernafasan dan kelainan neonatal.

Neonatus risti yang ditangani adalah neonatus risti yang

mendapatkan pelayanan oleh tenaga kesehatan yang terlatih yaitu

dokter dan bidan yang ada di poskesdes, puskesmas, rumah

bersalin dan rumah sakit.

Grafik 4.4
Cakupan Penanganan Komplikasi kebidanan

Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019


Per Puskesmas di Kabupaten Tebo Tahun 2019

Sumber : Program Kesehatan keluarga tahun 2019

Dari Gambar diatas dapat terlihat bahwa cakupan

penanganan komplikasi kebidanan di masing – masing puskesmas

masih banyak yang belum mencapai target yang ditetapkan, untuk

cakupan Kabupaten Tebo di tahun 2019 belum mencapai target

yang ditetapkan dari 80% yang ditargetkan hanya mencapai

70,6%, ini dikarenakan belum semua kasus yang ada pada ibu

hamil dilaporkan dan masih banyak yang belum tertangani segera

oleh tenaga kesehatan.

Grafik 4.5

Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019


Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatal
Per Puskesmas di Kabupaten Tebo Tahun 2019

Sumber : Program Kesehatan keluarga tahun 2019

Dari gambar diatas dapat terlihat bahwa cakupan

penanganan komplikasi neonatal untuk beberapa puskesmas

belum mencapai target yang ditetapkan, untuk cakupan

Kabupaten Tebo keseluruhan di tahun 2019 sebesar 68,8% belum

mencapai target kabupaten yang ditetapkan sebesar 80%.

e. Kunjungan Neonatal

Kunjungan neonatal adalah kontak neonatal dengan tenaga

kesehatan minimal dua kali untuk mendapatkan pelayanan dan

pemeriksaan kesehatan neonatal, baik didalam maupun diluar

gedung puskesmas. Pelayanan tersebut meliputi pelayanan

kesehatan neonatal dasar (tindakan resusitasi, pencegahan

Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019


hipotermia, pemberian ASI dini dan eksklusif, pencegahan infeksi

berupa perawatan mata, tali pusat, kulit dan pemberian

imunisasi), pemberian vitamin K, Manajemen Terpadu Balita Muda

(MTBM), dan penyuluhan perawatan neonatus di rumah

menggunakan buku KIA. Dalam melaksanakan pelayanan

neonatal, petugas kesehatan disamping melakukan pemeriksaan

kesehatan bayi juga melakukan konseling perawatan bayi kepada

ibu.

Grafik 4.6
Cakupan Kunjungan Neonatal (KN1)
Per Puskesmas di Kabupaten Tebo Tahun 2019

Sumber : Program Kesehatan keluarga tahun 2019

Dari gambar diatas dapat terlihat bahwa di tahun 2019

berdasarkan hasil pelaporan dari Puskesmas didapatkan cakupan

Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019


kunjungan neonatus (KN1) di Kabupaten Tebo telah mencapai

target yang ditetapkan yaitu sebesar 103 % dari target kabupaten

yaitu 90%. Dan untuk Puskesmas juga telah mencapai target yang

ditetapkan, hanya satu puskesmas yang belum mencapai target

Kabupaten.

Sedangkan untuk cakupan kunjungan neonatal lengkap (KN

Lengkap) di tahun 2019 ini belum mencapai target 100% , tetapi

capaian di tahun ini sudah meningkat dari tahun 2018. Untuk

puskesmas ada sebagian besar yang mencapai target, dan hanya

beberapa puskesmas yang belum mencapai target. Untuk lebih

lengkapnya dapat dilihat pada gambar 4.7.

Grafik 4.7
Cakupan Kunjungan Neonatal Lengkap (KNL)
Per Puskesmas di Kabupaten Tebo Tahun 2019

Sumber : program Kesehatan keluarga tahun 2019

Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019


f. Pelayanan kesehatan pada Bayi.

Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan kunjungan bayi

berumur 29 hari sampai dengan 11 bulan disarana pelayanan

kesehatan (Poskesdes, Pustu, puskesmas, rumah bersalin, dan

rumah sakit) maupun dirumah, posyandu, tempat penitipan anak,

panti asuhan melalui kunjungan petugas kesehatan. Setiap bayi

memperoleh pelayanan kesehatan minimal 4 kali setahun, yaitu

pada umur 29 hari sampai dengan 3 bulan, satu kali pada umur 3

s/d 6 bulan, satu kali pada umur 6 s/d 9 bulan, dan satu kali

pada umur 9 s/d 11 bulan. Pelayanan kesehatan yang diberikan

meliputi pemberian imunisasi dasar ( BCG, DPT/HB1 s/d 3, Polio

1s/d 4 dan campak).

Grafik 4.8
Cakupan Kunjungan Bayi
Per Puskesmas Di Kabupaten Tebo Tahun 2019

Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019


Sumber: Program Kesehatan keluarga Tahun 2019

Berdasarkan gambar diatas dapat terlihat bahwa cakupan

kunjungan bayi untuk tahun 2019 di Kabupaten Tebo sudah

mencapai target yaitu 99% dari target yang ditetapkan 95%.

Sedangkan untuk cakupan kunjungan bayi di beberapa

puskesmas belum mencapai target.

g. Pelayanan Kesehatan pada balita

Balita merupakan anak usia 1 – 4 tahun, pelayanan

kesehatan pada anak balita meliputi : pemeriksaan kesehatan

anak balita secara berkala, penyuluhan pada orang tua

(kebersihan anak, perawatan gigi, perbaikan gizi / pola makan

anak, kesehatan lingkungan, pendidikan seksual, dan perawatan

anak sakit), cara menstimulasi perkembangan anak, imunisasi

dan upaya pencegahan penyakit, pemberian vitamin A, kapsul

vit.A berwarna merah diberikan 2 kali dalam setahun dan

identifikasi tanda kelainan dan penyakit yang mungkin timbul

pada bayi dan cara penanggulangannya.

Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019


Grafik 4.9
Cakupan Pelayanan Kesehatan Balita
Per Puskesmas Di Kabupaten Tebo Tahun 2019

Sumber : Program Kesehatan keluarga Tahun 2019

Dari gambaran diatas dapat terlihat bahwa cakupan

pelayanan kesehatan balita untuk tahun 2019 di Kabupaten Tebo

belum mencapai target yang ditetapkan, hanya mencapai 71% dari

target SPM yang ditetapkan sebesar 100%. Untuk cakupan

pelayanan kesehatan balita di puskesmas sebagian besar belum

mencapai target, hal ini terjadi dikarenakan tingkat pengetahuan

ibu jika anak sudah diatas 1 tahun ibu enggan untuk membawa

anak ke posyandu, yang seharusnya tetap mendapat pelayanan

sampai dengan usia 5 tahun, sehingga menjadi penyebab cakupan

Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019


kunjungan balita masih belum mencapai target di beberapa

puskesmas.

h. Pelayanan kesehatan pada siswa SD dan setingkat

Pelayanan kesehatan pada kelompok ini dilakukan dengan

pelaksanaan pemantauan dini terhadap tumbuh kembang dan

pemantauan kesehatan anak pra sekolah, pemeriksaan anak

Sekolah Dasar/sederajat, serta pelayanan kesehatan pada anak

remaja baik yang dilakukan oleh tenaga kesehatan maupun peran

serta tenaga terlatih lainnya seperti kader kesehatan, guru UKS,

dan dokter kecil.

Dari berbagai data dan laporan menunjukkan bahwa masalah

kesehatan anak usia sekolah semakin kompleks. Pada anak usia

sekolah dasar biasanya berkaitan dengan Perilaku Hidup Bersih

dan Sehat (PHBS) seperti menggosok gigi dengan baik dan benar,

mencuci tangan menggunakan sabun, dan beberapa masalah

kesehatan yang sering dialami oleh anak usia sekolah seperti

karies gigi, kecacingan, kelainan refleksi / ketajamanan

penglihatan dan masalah gizi, dapat dilihat di lampiran tabel 45

lampiran profil.

i. Pelayanan Keluarga Berencana (KB)

Menurut hasil penelitian, dikatakan bahwa usia subur wanita

biasanya antara 15 – 49 tahun. Oleh karena itu jumlah kelahiran


Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019
atau menjarangkan kelahiran, wanita / pasangan lebih

diprioritaskan menggunakan alat / cara KB. Tingkat pencapaian

Keluarga Berencana dapat dilihat dari cakupan peserta KB yang

sedang/ pernah menggunakan alat kontrasepsi, tempat pelayanan

KB, dan juga jenis kontrasepsi yang digunakan akseptor.

Untuk cakupan peserta KB aktif di Kabupaten Tebo tahun

2019 adalah 85,6% dari jumlah PUS yang ada, sedangkan peserta

KB pasca persalinan adalah 43,4% dari jumlah ibu bersalin.

Sedangkan untuk masing – masing puskesmas dapat terlihat pada

lampiran tabel 28 dan 29 lampiran Profil.

2. Pelayanan Imunisasi

Bayi dan anak – anak memiliki resiko tinggi untuk dapat

terserang berbagai penyakit yang menular dan mematikan seperti

Difteri, Tetanus, Hepatitis B, Typus, Radang sepalut otak, radang

Paru – Paru dan berbagai penyakit lainnya. Untuk itu salah satu

pencegahan yang terbaik agar kelompok beresiko ini dapat

terlindungi adalah melalui imunisasi.

Imunisasi ada 2 macam, yaitu imunisasi aktif dan imunisasi

pasif. Imunisasi aktif adalah pemberian kuman yang sudah

dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan untuk merangsang

tubuh memproduksi antibodi sendiri, contohnya imunisasi polio

dan campak. Sedangkan imunisasi pasif adalah penyuntikan


Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019
sejumlah antibodi sehingga kadar antibodi dalam tubuh

meningkat. Contohnya adalah penyuntikan ATS (Anti Tetanus

Serum) pada orang yang mengalami kecelakaan. Contoh lainnya

adalah pada bayi yang baru lahir dimana bayi tersebut menerima

berbagai antibodi dari ibunya melalui darah plasenta selama masa

kandungan, misalnya antibodi terhadap Tetanus dan Campak.

a. Imunisasi Dasar pada Bayi

Imunisasi dasar lengkap (LIL/Lima Imunisasi Dasar Lengkap)

pada bayi meliputi : 1 dosis BCG, 3 Dosis DPT, 4 dosis Polio, 4

dosis Hepatitis B, dan 1 dosis Campak.

Diantara penyakit yang dapat dicegah melalui imunisasi

adalah campak karena merupakan penyebab utama kematian

pada balita. Oleh karena itu pencegahan campak merupakan

faktor penting untuk mengurangi angka kematian pada balita.

Dari beberapa tujuan yang disepakati dalam pertemuan dunia

mengenai anak salah satunya adalah mempertahankan cakupan

imunisasi campak sebesar 90%.

Cakupan pencapaian imunisasi campak pada tahun 2019 ini

untuk Kabupaten Tebo adalah 100 %, dan dapat dilihat pada

grafik berikut:

Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019


Grafik 4.10
Cakupan Pencapaian Imunisasi Campak/MR pada bayi
Per Puskesmas di Kabupaten Tebo Tahun 2019

Sumber : Program Imunisasi Tahun 2019

Desa/ Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) adalah

desa atau kelurahan dimana 80% dari jumlah bayi yang ada di

desa tersebut mendapatkan imunisasi dasar lengkap pada satu

kurun waktu tertentu. Cakupan Desa/ Kelurahan UCI di

Kabupaten Tebo tahun 2019 mencapai target 87,5% (98 desa) dari

jumlah desa keseluruhan sebanyak 112 desa. Dengan beberapa

Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019


puskesmas yang belum mencapai desa UCI yang tergambarkan

pada lampiran tabel 37.

b. Imunisasi pada Ibu Hamil

Imunisasi Tetanus Toksoid adalah proses untuk membangun

kekebalan sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus.

Tetanus khususnya beresiko terhadap bayi yang baru dilahirkan

dengan bantuan dukun bayi dirumah dengan alat yang tidak

steril.

Maternal and Neonatal Tetanus Elimination (MNTE)

merupakan program eliminasi tetanus pada neonatal dan wanita

usia subur termasuk ibu hamil. Upaya pencegahan tetanus

neonatorum dilakukan dengan memberikan Imunisasi TT( Tetanus

Toksoid) pada ibu hamil. Manfaat imunisasii TT ibu hamil adalah

melindungi bayi baru lahir dari Tetanus Neonatorum. Tetanus

Neonatorum adalah penyakit yang terjadi pada neoatus (bayi

berusia kurang 1 bulan) yang disebabkan oleh Clostridium Tetani,

yaitu kuman yang mengeluarkan toksin (racun) dan menyerang

sistem saraf pusat.

Imunisasi TT sebaiknya diberikan sebelum kehamilan 8 bulan

untuk mendapatkan imunisasi TT lengkap. TT 1 dapat diberikan


Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019
sejak diketahui positif hamil dimana biasanya diberikan pada

kunjungan pertama ibu hamil ke sarana kesehatan dengan jarak

pemberian (interval) imunisasi TT 1 dengan TT 2 minimal 4

minggu.

3. Perbaikan Gizi Masyarakat

a. Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe)

Anemia merupakan salah satu keadaan kurang gizi dengan

kadar hemoglobin (Hb) di dalam darah lebih rendah dari keadaan

normal. Orang yang mempunyai Hb rendah secara fisik belum

menunjukkan gejala anemia dan masih terlihat berada dalam

keadaan yang relatif sehat. Namun makin rendah Hb,

menunjukkan makin berat keadaan anemia yang diderita dan

makin rendah pula kemampuan kerja fisiknya.

Untuk penanggulangan masalah anemia ini terfokus pada

pemberian tablet tambah darah (Fe) pada ibu hamil. Ibu hamil

mendapatkan Fe sebanyak 90 tablet selama masa kehamilannya.

Berdasarkan laporan yang ada pada tahun 2019 ini, cakupan

ibu hamil yang mendapat tablet tambah darah (Fe3) di Kabupaten

Tebo sebesar 88,1 %. Untuk cakupan di puskesmas yang terlihat

pada lampiran tabel 27.

b. Pemberian kapsul Vitamin A


Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019
Pemberian kapsul vitamin A pada bayi (6-11 bulan ) dan

balita (12 – 59 bulan ) dilakukan secara serentak dua kali setahun

yaitu pada bulan Februari dan Agustus di Posyandu ataupun di

Puskesmas. Untuk bayi diberikan kapsul vitamin A berwarna biru,

sedangkan untuk balita diberikan kapsul berwarna merah. Tujuan

dari pemberian kapsul ini adalah untuk meningkatkan daya tahan

tubuh balita terhadap berbagai macam penyakit serta

meningkatkan proses penglihatan. Dan juga bertujuan untuk

menurunkan angka kematian dan menghindari masalah

kekurangan vitamin A. Kapsul vitamin A dalam dosis tinggi

terbukti efektif dalam mengatasi masalah diatas apabila

cakupannya tinggi.

Sementara itu pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas

diharapkan dapat dilaksanakan terpadu bersamaan dengan

pelayanan kesehatan ibu nifas. Bila ibu nifas belum juga

memperoleh kapsul vitamin A, maka vitamin ini masih bisa

diberikan diluar pelayanan tersebut.

Persentase cakupan pemberian Vitamin A di Tahun 2019 ini

di Kabupaten Tebo, untuk pemberian Vitamin A pada bayi umur

6-11 bulan sebesar 90,1% (3.914) dari jumlah bayi sebanyak

4.342 orang. Untuk anak Balita umur 12-59 bulan dari 24.622

orang anak balita yang mendapat Vitamin A sebesar 23.310

(94,7%), jumlah balita umur 6-59 bulan sebesar 28.964 yang


Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019
mendapatkan vitamin A sebesar 27.224 (94 %). Dan pada ibu

nifas yang mendapat vitamin A sebesar 90,7% (6.376) dari 7.027

orang jumlah ibu bersalin.

c. Cakupan Pemberian ASI Eksklusif

Pedoman internasional yang menganjurkan pemberian ASI

eksklusif selama 6 bulan pertama didasarkan pada bukti ilmiah

tentang manfaat ASI bagi daya tahan hidup bayi, pertumbuhan

dan perkembangannya. Pemberian ASI eksklusif dapat

mengurangi tingkat kematian bayi yang disebabkan oleh berbagai

penyakit yang umumnya menimpa anak – anak seperti diare dan

radang paru, serta mempercepat pemulihan bila sakit dan

membantu menjarangkan kelahiran.

Cara pemberian makanan pada bayi yang baik dan benar

adalah menyusui bayi secara ekslusif sejak lahir sampai dengan

umur anak 6 bulan dan meneruskan menyusui sampai dengan

umur 24 bulan. Mulai umur 6 bulan bayi mendapat makanan

pendamping ASI yang bergizi sesuai dengan tumbuh kembang

anak.

Cakupan pemberian ASI ekslusif untuk Kabupaten Tebo di

tahun 2019 masih jauh di bawah target Kabupaten yaitu sebesar


Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019
53% dari target 80%. Begitu juga untuk di Puskesmas ini dapat

terlihat pada grafik 4.11. Hal ini disebabkan masih kurangnya

tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif. Dinas kesehatan

terus berupaya untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang

manfaat ASI ekslusif dengan melakukan penyuluhan kepada ibu.

Grafik 4.11
Cakupan Bayi yang diberi ASI Eksklusif
Menurut Puskesmas di Kabupaten Tebo Tahun 2019

Sumber : Program Gizi Tahun 2019

d. Cakupan Penimbangan Balita (D/S)

Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019


Cakupan penimbangan balita di Posyandu (D/S) merupakan

indikator yang berkaitan dengan cakupan pelayanan gizi pada

balita, cakupan pelayanan kesehatan dasar khususnya imunisasi

serta prevalensi gizi kurang. Semakin tinggi angka cakupan D/S

maka semakin tinggi cakupan viatmin A, semakin tinggi pula

cakupan pelayanan imunisasi dan semakin rendahnya prevalensi

gizi kurang.

Grafik 4.12
Cakupan Kunjungan balita ditimbang
Menurut Puskesmas di Kabupaten Tebo Tahun 2019

Sumber : Program Gizi Tahun 2019

Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019


Berdasarkan laporan dan gambaran diatas dapat terlihat

bahwa cakupan kunjungan balita yang ditimbang di posyandu

pada tahun 2019 di Kabupaten Tebo sebesar 74%, dapat terlihat

pada gambar 4.12. Dari gambaran diatas dapat terlihat bahwa

masyarakat yang memanfaatkan posyandu mengalami

peningkatan angka cakupan kunjungan balita yang ditimbang. Hal

ini terlihat bahwa tingkat pemahaman keluarga dan masyarakat

akan manfaat posyandu sudah tinggi, pembinaan kader dan

tingkat pengetahuan kader serta sarana dan prasarana yang

memadai untuk menggerakkan kegiatan posyandu.

B. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN

1. Indikator Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit

Penilaian tingkat keberhasilan pelayanan rumah sakit

biasanya dilihat dari segi tingkat pemanfaatan sarana, mutu dan

tingkat efisiensi pelayanan.

Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019


Tabel 4.1
Indikator Kinerja pelayanan Rumah Sakit
Di Kabupaten Tebo Tahun 2019

Nama Rumah Jenis Jml


No BOR LOS TOI GDR NDR
Sakit RS TT
RSUD Sultan
1 Umum 120 60,5 2,7 2,4 35,3 14,1
Thaha Syaifuddin

2 RS SETIA BUDI Umum 18 20,9 1,8 4,6 0,0 0,0

Sumber : Rekam Medik RSUD STS dan RS SETIA BUDI, 2019

Beberapa indikator standar yang terkait dengan pelayanan

kesehatan di rumah sakit yang dipantau antara lain Pemanfaatan

tempat tidur (Bed Occupancy Rate/BOR), berdasarkan data

laporan tingkat pelayanan tempat tidur (BOR) di Rumah sakit

umum STS untuk tahun 2019 ini hanya 60,5% sudah mencapai

angka ideal yang diharapkan (yaitu 60 – 85%), sedangkan data

laporan tingkat pelayanan tempat tidur (BOR) di Rumah Sakit

Umum Setia Budi tahun 2019 mencapai 20,9% belum mencapai

angka ideal.

LOS (Length of Stayl) adalah rata – rata lama rawat (hari)

seorang pasien, indikator ini disamping memberikan gambaran

tingkat efisiensi juga dapat memberikan gambaran mutu

pelayanan. Secara umum nilai LOS yang ideal antara 6 – 9 hari.

Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa untuk LOS RSUD STS

Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019


tahun 2019 3 hari dan untuk LOS RS Setia Budi 2 hari, artinya

belum mencapai angka ideal.

Indikator Pelayanan Rumah Sakit lainnya adalah TOI (Turn of

Intervall). TOI adalah rata – rata hari dimana tempat tidur tidak

ditempati dari telah digunakan sampai saat digunakan kembali

( rata – rata lama tempat tidur kosong antara pasien satu dengan

pasien berikutnya). Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada

kisaran 1-3 hari. Sedangkan TOI untuk RSUD STS Tahun 2019 ini

2-3 hari dan RS Setia Budi adalah 3-5 hari.

GDR (Gross Death Rate) adalah angka kematian umum setiap

1.000 penderita keluar dari rumah sakit. Pada GDR tidak melihat

berapa lama pasien berada dirumah sakit dari masuk sampai

meninggal. Nilai ideal GDR adalah < 45 per 1.000 pasien keluar.

Untuk di Kabupaten Tebo pada tahun 2019 angka GDR di RSUD

STS sebesar 35,3 kematian per 1.000 pasien keluar rumah sakit,

sedangkan angka GDR untuk RS Setia Budi sebesar 0,0 kematian

per 1.000 pasien keluar rumah sakit.

Sedangkan angka NDR adalah angka kematian pasien setelah

dirawat ≥ 48 jam per 1.000 pasien keluar. Indikator ini

menggambarkan mutu pelayanan di rumah sakit. Untuk nilai ideal

NDR adalah < 25 per 1.000 pasien keluar. Angka NDR pada tahun

2019 di RSUD STS adalah 14,1 per 1.000 pasien keluar,

Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019


sedangkan angka NDR untuk RS Setia Budi adalah 0,0 per 1.000

pasien keluar.

2. Pelayanan Jaminan Kesehatan Masyarakat

Tujuan dari penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Masyarakat

(Jamkesmas) adalah untuk meningkatkan akses dan mutu

pelayanan kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin dan

hampir miskin agar derajat tercapai derajat kesehatan masyarakat

yang optimal secara efektif dan juga efisien. Dengan adanya

jamkesmas ini diharapkan dapat menurunkan angka kematian

ibu, menurunkan angka kematian bayi dan balita disamping juga

dapat terlayaninya kasus – kasus kesehatan bagi masyarakat

miskin umumnya.

Semenjak diberlakukannya Sistem Jaminan Nasional (SJSN)

yang berlaku per 1 Januari 2015, maka proses Jamkesmas

melebur ke dalam Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

yang dikelola oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

Kesehatan. Masyarakat miskin yang sebelumnya menjadi peserta

Jamkesmas akan secara otomatis menjadi peserta JKN ini.

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan Sistem

Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang diselenggarakan dengan

menggunakan mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat

wajib (mandatory) berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun

2015 tentang Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dengan tujuan


Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019
untuk memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang

layak diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran

atau iurannya dibayar oleh Pemerintah. Untuk masyarakat miskin

yang tadinya merupakan peserta Jamkesmas, iuran

kepesertaannya dibayarkan oleh Pemerintah yang disebut sebagai

Penerima Bantuan Iuran (PBI). Untuk jumlah peserta Jaminan

Kesehatan Nasional (JKN) di Kabupaten Tebo pada tahun 2019

sebanyak 149.989 jiwa yang terbagi atas 2 kelompok yaitu PBI

sebanyak 83.789 jiwa dan Non PBI 91.955 jiwa.

Sedangkan berdasarkan hasil laporan Program Jaminan dan

terdaftar sesuai dengan BPS Kabupaten Tebo jumlah masyarakat

miskin di kabupaten Tebo sebesar 78.502 jiwa, dan sebanyak

74.762 jiwa terdaftar sebagai Jamkesmas. Untuk proporsi

pelayanan kesehatan untuk Gakin sudah 100% diberikan oleh

petugas kesehatan pada setiap unit pelayanan kesehatan.

C. Kesehatan Lingkungan

Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

menegaskan bahwa upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk

mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia,

biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang

mencapai derajat kesehatan yang setinggitingginya.

Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019


Lingkungan sehat mencakup lingkungan permukiman,

tempat kerja, tempat rekreasi, serta tempat dan fasilitas umum,

harus bebas dari unsur-unsur yang menimbulkan gangguan, di

antaranya limbah (cair,padat,dangas), sampah yang tidak diproses

sesuai dengan persyaratan, vektor penyakit, zat kimia berbahaya,

kebisingan yang melebihi ambang batas, radiasi, air yang

tercemar, udara yang tercemar, dan makanan yang

terkontaminasi.

Derajat Kesehatan dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu

lingkungan, perilaku, pelayanan Kesehatan dan keturunan.

Perilaku tergambar dalam kebiasaan sehari-hari seperti pola

makan, kebersihan perorangan, gaya hidup dan perilaku terhadap

upaya Kesehatan. Penduduk yang bermukim didaerah padat

memiliki pola perilaku yang belum sehat hal ini disebabkan

beberapa faktor seperti lingkungan yang tidak sehat dan

kepadatan penduduk.

Salah satu faktor penting lainnya yang berpengaruh

terhadap derajat kesehatan masyarakat adalah kondisi lingkungan

yang tercermin antara lain dari akses masyarakat terhadap air

bersih dan sanitasi dasar. Kesehatan lingkungan yang merupakan

kegiatan lintas-sektor belum dikelola dalam suatu sistem

kesehatan kewilayahan.

Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019


Lingkungan merupakan salah satu variabel yang kerap

mendapat perhatian khusus dalam menilai kondisi kesehatan

masyarakat. Untuk menilai keadaan lingkungan dan upaya yang

dilakukan untuk menciptakan lingkungan sehat telah dipilih

empat indikator, yaitu persentase keluarga yang memiliki akses air

minum yang berkualitas, presentase rumah sehat, keluarga

dengan kepemilikan sarana sanitasi dasar, Tempat Umum dan

Pengolahan Makanan (TUPM).

Di dalam memantau pelaksanaan program kesehatan

lingkungan dapat dilihat beberapa indikator kesehatan lingkungan

sebagai berikut:

1. Air Bersih

Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air

yang bermutu baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk

dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas mereka sehari-hari

termasuk diantaranya adalah sanitasi. Syarat-syarat air minum

adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak

mengandung logam berat. Walaupun air dari sumber alam dapat

diminum oleh manusia, terdapat risiko bahwa air ini telah

tercemar oleh bakteri (misalnya Escherichia coli) atau zat-zat

berbahaya.

Di Kabupaten Tebo pada tahun 2019 Pesentase penduduk

dengan akses berkelanjutan terhadap air minum berkualitas


Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019
(layak) adalah sebesar 77,79%, persentase ini mengalami

peningkatan dari tahun 2018 yaitu sebesar 70,4%.

2. Tempat – Tempat Umum (TTU)

Sehat Sanitasi tempat-tempat umum adalah suatu usaha

untuk mengawasi dan mencegah kerugian akibat dari tidak

terawatnya tempat-tempat umum tersebut yang mengakibatkan

timbul dan menularnya berbagai jenis penyakit. Sasaran khusus

yang harus diberikan dalam pengawasan tempat-tempat umum

meliputi : Manusia sebagai pelaksana kegiatan (kebersihan secara

umum maupun personal hygiene), Alat-alat kebersihan, Tempat

kegiatan.

Di Kabupaten Tebo pada tahun 2019 Persentase tempat –

tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan adalah sebanyak

54,99 %.

3. Tempat Pengolahan Makanan (TPM)

Upaya penyehatan makanan ditujukan untuk melindungi

masyarakat dan konsumen terhadap penyakit-penyakit yang

ditularkan melalui makanan dan mencegah masyarakat dari

keracunan makanan. Upaya tersebut meliputi orang yang

menangani makanan, tempat pengolahan makanan dan proses

pengolahan makanannya, untuk pemeriksaan Tempat pengolahan

Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019


makanan (TPM) yang memenuhi syarat kesehtan di Kabupaten

Tebo tahun 2019 adalah sebesar 38,31%.

D. Standar Pelayanan Minimal dibidang Kesehatan (SPM)

Standar Pelayanan Minimal adalah ketentuan mengenai

jenis dan mutu pelayanan dasar minimal yang merupakan

urusan pemerintahan wajib yang berhak diperoleh setiap warga

negara. Kebijakan mengenai SPM diatur dalam Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Peraturan

Menteri dalam Negeri Nomor 100 Tahun 2018 , Peraturan Menteri

Kesehatan Nomor 4 tahun 2019 tentang Penerapan Standar

Pelayanan Minimal serta Peraturan Bupati Tebo Nomor 68 tahun

2019 tentang Standar Pelayanan Minimal di Bidang kesehatan.

Jenis pelayanan SPM dibidang kesehatan di Daerah terdiri

dari :

1. Pelayanan ibu hamil,

2. Pelayanan ibu bersalin,

3. Pelayanan kesehatan bayi baru lahir,

4. Pelayanan kesehatan balita,

5. Pelayanan Kesehatan pada usia pendidikan Dasar,

Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019


6. Pelayanan kesehatan pada usia produktif,

7. Pelayanan kesehatan pada Usia lanjut,

8. Pelayanan kesehatan penderita hipertensi,

9. Pelayanan kesehatan penderita Diabetes militus,

10. Pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa berat,

11. Pelayanan kesehatan orang terduga tuberkulosis dan

12. Pelayanan kesehatan orang dengan risiko terinfeksi virus

yang melemahkan daya tahan tubuh manusia (Human

Immonodeficiency Virus).

Capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang

Kesehatan Kabupaten Tebo pada Tahun 2019 adalah sebesar

76,67 %.

BAB V

SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

A. Sarana Kesehatan

Derajat kesehatan masyarakat suatu wilayah salah satunya

dipengaruhi oleh keberadaan sarana kesehatan. Berdasarkan

Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019


Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

menyatakan bahwa fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu

alat/atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya

pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif, maupun

rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, dan/atau

masayarakat.

Seiiring meningkatnya fasilitas sarana dan prasarana

kesehatan meliputi Puskesmas, Klinik, balai Pengobatan, Rumah

Sakit Umum daerah dan Swasta, maka dibutuhkan pula Sumber

Daya Manusia (SDM) kesehatan guna menunjang operasional

pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan tersebut.

Selain jumlah petugas kesehatan kualitas dan kompetensi petugas

juga harus ditingkatkan agar dapat memberikan pelayanan

kesehatan yang tepat dan bermutu.

Situasi Sarana Kesehatan, di Kabupaten Tebo pada Tahun

2019 adalah sebagai berikut:

1.Puskesmas

Pusat Kesehatan Masyarakat atau yang biasa disebut

Puskesmas merupakan salah satu unit pelaksana teknis Dinas

Kesehatan Kabupaten/ Kota. Puskesmas sebagai unit pelayanan

kesehatan tingkat pertama dan terdepan dalam sistem pelayanan

kesehatan.

Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019


Puskesmas memiliki fungsi sebagai Pusat pembangunan

berwawasan kesehatan, Pusat pemberdayaan masyarakat, Pusat

pelayanan kesehatan primer dan Pusat pelayanan kesehatan

perorangan primer. Jumlah Puskesmas di Kabupaten Tebo

sampai dengan tahun 2019 sebanyak 20 unit, dengan jumlah

puskesmas perawatan sebanyak 11 unit dan puskesmas non

perawatan sebanyak 9 unit.

Untuk meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan

kepada masyarakat maka puskesmas didukung oleh sarana

pelayanan kesehatan berupa puskesmas keliling, puskesmas

pembantu dan poskesdes. Untuk mengetahui letak puskesmas

perkecamatan yang ada di Kabupaten Tebo dapat di lihat pada

tabel berikut :

Tabel 5.1
Letak Puskesmas Perawatan dan Non Perawatan per
Kecamatan di Kabupaten Tebo Tahun 2019

No Kecamatan Nama Puskesmas Rawat Non


Inap Rawa
t inap
1 Tebo Ilir Sungai Bengkal √  
Teluk Rendah   √

Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019


2 Muara Tabir Pintas Tuo √  
Bangun Seranten √  
3 Tebo Tengah Muara Tebo   √
4 Sumay Teluk Singkawang   √
Suo – Suo   √
5 Tengah Ilir Mengupeh √  
Lubuk Mandarsah   √
6 Rimbo Bujang Rimbo Bujang II √  
Tegal Arum   √
7 Rimbo Ulu RimboBujang IX √  
Sumber sari   √
8 Rimbo Ilir Alai Ilir √  
9 Tebo Ulu Pulau Temiang √  
Teluk Kembang   √
Jambu
10 VII Koto Sungai Abang √  
Teluk Lancang √  
11 Serai Serumpun SP II Sekutur Jaya √  
12 VII Koto Ilir Tuo Pasir Mayang   √
  JUMLAH    11  9
Sumber : Bidang SDK Dinkes Tebo Tahun 2019

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa rata- rata Kecamatan

yang ada di Kabupaten Tebo memiliki 2 Puskesmas baik itu rawat

inap maupun non rawat inap. Salah satu indikator untuk

mengetahui keterjangkauan penduduk terhadap suatu puskesmas

adalah rasio puskesmas per 100.000 penduduk, Rasio puskesmas

tahun 2019 di Kabupaten Tebo adalah 1:17.724 per 100.000

penduduk.

2. Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM)

Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019


Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)

diantaranya adalah Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu), Polindes

(Pondok Bersalin desa). Posyandu merupakan jenis UKM yang

paling memasyarakat dewasa ini.

1) Posyandu adalah wadah pemeliharaan kesehatan yang

dilakukan dari, oleh dan untuk masyarakat yang

dibimbing petugas terkait, posyandu yang meliputi

lima program prioritas yaitu: KB, KIA, Imunisasi, dan

penanggulangan Diare. Sebagai salah satu tempat

pelayanan kesehatan masyarakat yang langsung

bersentuhan dengan masyarakat, Posyandu terbukti

deteksi permasalahan gizi dan kesehatan.

Permasalahan gizi buruk anak balita, kekurangan gizi,

busung lapar dan masalah kesehatan lainnya

menyangkut kesehatan ibu dan anak akan mudah

dihindari jika posyandu berjalan dengan baik. Jumlah

posyandu di Kabupaten Tebo pada tahun 2019

adalah sebanyak 316 Posyandu.

Dalam rangka menilai kinerja dan perkembangannya,

posyandu diklasifikasikan menjadi 4 strata, yaitu

Posyandu Pratama, Posyandu Madya, Posyandu

Purnama dan Posyandu Mandiri. Pada Tahun 2019

Kabupaten Tebo memiliki Posyandu Pratama sebanyak


Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019
19 Posyandu, Posyandu Madya sebanyak 107

Posyandu, Posyandu Purnama sebanyak 129

Posyandu sedangkan Posyandu Mandiri sebanyak 61

Posyandu untuk selengkapnya dapat di lihat di

lampiran tabel halaman 10.

2). Poskesdes merupakan upaya kesehatan bersumber

daya masyarakat yang dibentuk di desa dalam rangka

mendekatkan penyediaan pelayanan kesehatan dasar

bagi masyarakat desa, dengan kata lain sebagai

salah satu wujud upaya untuk mempermudah

akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.

Kegiatan utama Poskesdes yaitu pengamatan dan

kewaspadaan dini (Surveilans perilaku beresiko,

lingkungan dan masalah kesehatan lainnya),

Penanganan kegawat daruratan kesehatan dan

kesiapsiagaan terhadap bencana serta pelayanan

kesehatan. Pelayanan yang diberikan poskesdes juga

mencakup pertolongan persalinan dan pelayanan KIA,

adanya poskesdes merupakan salah satu indikator

suatu desa disebut desa siaga. Di Kabupaten Tebo

pada tahun 2019 terdapat 109 unit poskesdes dan

146 Posbindu PTM.


Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019
3.Tenaga Kesehatan

Sumber Daya Manusia Kesehatan di Kabupaten Tebo

terdiri dari SDM Kesehatan yang bertugas di unit

kesehatan, dengan status Kepegawaian PNS, CPNS, PTT,

dan Honorer. SDM Kesehatan tersebut bekerja di Dinas

Kesehatan Kabupaten Tebo dan Puskesmas.

Tenaga Kesehatan merupakan ujung tombak dalam

pelayanan kesehatan masyarakat, kinerjanya sangat

dipengaruhi oleh Jumlah ketersediaan Sumber Daya

Kesehatan. Di Kabupaten Tebo Jumlah Tenaga Kesehatan

adalah sebanyak 685 orang yang tersebar di seluruh

Puskesmas yang ada di Kabupaten Tebo.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019


Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu

unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-

cita bangsa Indonesia sebagai mana dimaksud dalam Pancasila

dan undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945, dan setiap kegiatan dalam upaya untuk memelihara dan

meningkatkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Dari hasil kegiatan yang telah dilaksanakan Dinas

Kesehatan secara keseluruhan adalah sebagai berikut:

a. Persentase Ibu Hamil yang mendapatkan pelayanan

antenatal pertama (K1) 97% Cakupan pelayanan

antenatal K4 pada adalah 89%.

b. Desa UCI 98% pada tahun 2019 telah mencapai target

Desa yang mencapai imunisasi dasar lengkap 90%.

c. Menurunnya angka kesakitan malaria positif (API) dari 69

kasus positif atau 0,20% pada tahun 2018 menjadi 7

kasus positif atau 0,02 % pada tahun 2019.

d. Dari 20 Puskesmas yang ada di Kabupaten Tebo terdapat

12 Puskesmas yang sudah terakreditasi pada tahun

2019.

Berbagai upaya kesehatan dilakukan untuk meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat, melalui berbagai reformasi

program-program pembangunan dibidang kesehatan sejalan

Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019


dengan pelaksanaan desentralisasi dibidang kesehatan maka

dalam pelaksanaan mendapatkan data dan informasi yang

bersumber dari daerah masih mengalami kesulitan. Oleh karena

itu data dan informasi yang ditampilkan dalam profil ini masih

terasa kurang lengkap.

Meskipun demikian diharapkan profil kesehatan Kabupaten

Tebo ini tetap dapat memberikan gambaran tentang kesehatan

masyarakat di Kabupaten Tebo dan dapat ditingkatkan pada

tahun berikutnya baik kelengkapan dan dari informasinya

maupun pemanfaatannya.

B. Saran

Untuk mendukung semua program yang ada di Dinas

Kesehatan perlu :

a. adanya peningkatan sarana dan prasarana, maupun

peralatan penunjang pelaksanaan kegiatan untuk

mencapai keberhasilan yang maksimal.

Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019


b. Lebih meningkatan kerjasama lintas program dan

lintas sektoral dengan instansi terkait.

c. Peningkatan promosi kesehatan menjadi prioritas

pembangunan kesehatan.

d. Peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan

terutama bagi masyarakat miskin di daerah terpencil.

e. Pemenuhan ketersediaan dan pengendalian obat,

perbekalan kesehatan dan makanan.

f. Pengaturan sistem informasi kesehatan yang

komprehensif dan pengembangan jejaring.

Profil Kesehatan Kabupaten Tebo Tahun 2019

Anda mungkin juga menyukai