Anda di halaman 1dari 61

Profil Puskesmas Mekar Sari

KATA PENGANTAR

Atas berkat rahmat Allah SWT penyusunan buku “Profil Kesehatan


Puskesmas Mekar Sari Kabupaten Ogan Ilir (Gambaran Kesehatan Tahun
2019)” ini telah diselesaikan. Kami telah berusaha semaksimal mungkin untuk
menyusun dan menampilkan profil kesehatan Puskesmas Mekar Sari ini
sebagai salah satu alat evaluasi dan monitoring tentang kinerja pembangunan
kesehatan dan dapat memantau penyelenggaraan pembangunan di bidang
kesehatan serta merupakan dasar bagi evaluasi pencapaian Kabupaten Ogan
Ilir Sehat.
Adapun data-data yang kami peroleh dalam penyusunan profil
kesehatan Puskesmas Mekar Sari Tahun 2019 bersumber dari unit kerja di
lingkungan Puskesmas Mekar Sari.Dengan membaca profil kesehatan
Puskesmas Mekar Sari Tahun 2020 ini diharapkan para pembaca dapat
mengetahui secara ringkas mengenai gambaran derajat kesehatan
masyarakat, upaya kesehatan dan sumber daya kesehatan di Kabupaten Ogan
Ilir.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan buku ini jauh
dari sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan masukan dan saran untuk
perbaikan dalam penyusunan profil kesehatan Puskesmas Mekar Sari pada
masa yang akan datang. Kami sampaikan pula ucapan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dan berpartisipasi aktif dalam proses
penyusunan buku profil ini. Kami berharap semoga buku ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak.

Mekar Sari, Februari 2020


Penulis

Dr. Soimah, M.Kes


NIP. 19840501 201101 2 006

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................. i

Daftar Isi .................................................................. ii

Daftar Lampiran ........................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan ................................................................................................................ 1

BAB II GAMBARAN UMUM

Geografi dan Topografi ....................................................................................... 3

Keadaan Iklim dan Hidrologi .............................................................................. 5

Demografi............................................................................................................... 5

Keadaan Sosial Ekonomi ...................................................................................... 6

Mata Pencaharian Penduduk .............................................................................. 6

Keadaan Lingkungan ............................................................................................ 6

BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Angka Kematian ..................................................................................................... 7

Angka Kesakitan .................................................................................................... 8

BAB IV UPAYA KESEHATAN

Pelayanan Kesehatan ............................................................................................ 13

Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan ............................................................. 27

Keadaan Lingkungan .............................................................................................. 29

ii
BAB V SUMBER DAYA KESEHATAN

Sarana Kesehatan ................................................................................................. 32

Tenaga Kesehatan................................................................................................. 33

Pembiayaan Kesehatan......................................................................................... 34

BAB VI PENUTUP

Penutup .................................................................................................................. 35

LAMPIRAN

iii
DAFTAR LAMPIRAN

TABEL JUDUL

1. Luas wilayah, jumlah desa/kelurahan, jumlah penduduk, jumlah rumah


tangga, dan kepadatan penduduk menurut Kecamatan Rantau Alai
Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2019.
2. Jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan kelompok umur Puskesmas
Mekar Sari Kecamatan Rantau Alai Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2019..
3. Penduduk berumur 10 tahun ke atas yang melek huruf dan ijazah tertinggi
yang diperoleh menurut jenis kelamin Puskesmas Mekar Sari Kecamatan
Rantau Alai Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2019.
4. Jumlah sarana kesehatan menurut kepemilikan di Kecamatan Rantau Alai
Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2019.
5. Jumlah kunjungan rawat jalan, rawat inap dan kunjungan gangguan jiwa di
sarana pelayanan kesehatan di Puskesmas Mekar Sari Tahun 2019
6. Persentase fasilitas pelayanan kesehatan dengan kemampuan pelayanan
gawat darurat (Gadar) level I di Kecamatan Rantau Alai Kabupaten Ogan
Ilir Tahun 2019.
7. Angka kematian pasien di Puskesmas Mekar Sari Kecamatan Rantau Alai
Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2019.
8. Indikator Kinerja Pelayanan Di Puskesmas Mekar Sari Kecamatan Rantau
Alai Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2019.
9. Puskesmas Dengan Ketersedian obat dan Vaksin Esensial Kabupaten/Kota
Ogan Ilir Tahun 2019 .
10. Jumlah Posyandu dan Posbindu PTM Menurut Kecamatan dan Puskesmas
Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2019.
11. Jumlah Tenaga Medis di Fasilitas Kesehatan Kabuapten Ogan Ilir Tahun
2019.
12. Jumlah Tenaga Keperawatan dan Kebidanan Di Fasilitas Kesehatan
Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2019.
13. Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat, Kesehatan Lingkungan, Dan Gizi di
Fasilitas Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2019.

iv
14. Jumlah Tenaga Teknik Biomedika, Keterapian Fisik, dan Keteknisian Medik
di Fasilitas Kesehatan Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2019.
15. Jumlah Tenaga Kefarmasian di Fasilitas Kesehatan Kabupaten Ogan Ilir
Tahun 2019.
16. Jumlah Tenaga Penunjang/Pendukung Kesehatan di Fasilitas Kesehatan
Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2019.
17. Cakupan Jaminan Kesehatan Penduduk menurut Jenis Jaminan Kabupaten
Ogan Ilir Tahun 2019.
18. Persentase Desa Yang Memanfaatkan Dana Desa untuk Kesehatan Menurut
Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten/Kota Ogan Ilir Tahun 2019.
19. Anggaran Kesehatan kabupaten/Kota.
20. Jumlah Kelahiran Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas Mekar
Sari kabupaten Ogan Ilir Tahun 2019.
21. Jumlah Kematian Ibu Menurut kelompok Umur, Kecamatan, dan Puskesmas
Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2019.
22. Jumlah Kematian Ibu Menurut Penyebab, Kecamatan, dan Puskesmas
Mekar Sari Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2019.
23. Cakupan Pelayanan Kesehatan Pada Ibu Hamil, Ibu Bersalin, dan Ibu Nifas
Menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Ogan Ilir 2019.
24. Cakupan Imunisasi Td Pada Ibu Hamil Menurut Kecamatan dan Puskesmas
Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2019.
25. Persentase Cakupan Imunisasi Td Pada Wanita Usia Subur Yang Tidak
Hamil Menurut Kecamatan dan Puskesmas Mekar Sari Kabupaten Ogan Ilir
Tahun 2019.
26. Persentase Cakupan Imunisasi Td Pada Wanita Usia Subur (Hamil dan
Tidak Hamil) Menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Ogan Ilir
Tahun 2019.
27. Jumlah Ibu Hamil Yang Mendapatkan Tablet Tambah Darah (TTD)
Menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2019.
28. Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi, Kecamatan dan Puskesmas
Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2019.
29. Cakupan dan Proporsi Peserta KB Pasca Persalinan Menurut Jenis
kontrasepsi, Kecamatan, dan Puseksesmas Kabupaten Ogan Ilir Tahun
2019.

v
30. Jumlah dan Persentase Penanganan Komplikasi Neonatal Menurur Jenis
Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2019.
31. Jumlah Kematian Neonatal, Bayi, dan Balita Menurut Jenis Kelamin,
Kecamatan, da Puskesmas Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2019.
32. Jumlah Kematian neonatal, Bayi, dan Balita Menurut penyebab Utama,
Kecamatan, dan Puskesmas Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2019.
33. Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Menurut Jenis Kelamin, Kecamtan,
dan Puskesmas Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2019.
34. Cakupan Kunjungan Neonatal Menurut Jenis kelamin, Kecamatan, dan
Pusekesmas Kabupaten Ogan ILir Tahun 2019.
35. Bayi Baru Lahir Mendapatkan IMD dan Pemberian ASI Ekslusif Pada Bayi <
6 Bulan Menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Ogan Ilir Tahun
2019.
36. Cakupan pelayanan kesehatan Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan
Puskesmas Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2019.
37. Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) Menurut
Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2019.
38. Cakupan Imunisasi Hepatitis B0 (0-7 Hari) dan BCG Pada Bayi Menurut
Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Kabupaten Ogan Ilir Tahun
2019.
39. Cakupan Imunisasi DPT-HB-Hb 3, Polio 4, Campak/mr, dan Imunisasi Dasar
Lengkap pada Bayi menurut jenis kelamin, kecamatan, dan Puskesmas
Kabupaten Ogan ilir Tahun 2019.
40. Cakupan Imunisai Lanjutan DPT-HB-Hib 4 dan Campak/Mr2 pada Anak Usia
Dibawah dua tahun (Baduta) Menurut Jenis kelamin, Kecamatan, dan
Puskesmas Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2019.
41. Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Bayi dan Anak Balita Menurut
Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2019.
42. Cakupan Pelayanan Kesehatan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan,
dan Puskesmas Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2019.
43. Jumlah Balita di Timbang Menurut jenis Kelamin, Kecamatan, dan
Puskesmas Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2019.
44. Status Gizi Balita Berdasarkan Indeks BB/U, TB/U, dan BB/TB Menurut
Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Ogan ILir Tahun 2019.

vi
45. Cakupan pelayanan Kesehatan (Penjaringan) Peserta Didik
SD/MI,SMP/MTS,SMA/MA Menurut Kecamatan dan Puskesmas
Kabupaten Ogan ILir Tahun 2019.
46. Pelayanan Kesehatan Gigi dan MULUT Kecamatan dan Puskesmas
Kabupaten Ogan lir Tahun 2019.
47. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Pada anak SD dan Setingkat Menurut
Jenis Kelamin, dan Pusesmas Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2019.
48. Pelayanan Keshatan Usia Produktif Menurut Jenis kelamin, Kecamatan, dan
Puskesmas Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2019.
49. Cakupan pelayanan Kesehatan usia lanjut Menurut Jenis Kelamin,
Kecamatan, dan Puskesmas Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2019.
50. Puskesmas yang Melaksanakan Kegiatan Pelayanan Kesehatn Keluarga
Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2019.
51. Jumlah Terduga Tuberkulosis, Kasus Tuberkulosis, Kasus Tuberkulosis
anak, Case Notification (CNR) per 100.000 Penduduk dan Case Detection
Rate (CDR) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Kabupaten
Ogan Ilir Thu 2019.
52. Angka Kesembuhan dan Pengobatan Lengkap Serta Keberhasialan
Pengobatan Tuberkulosis Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan
Puskesmas, Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2019.
53. Penemuan Kasus Pneumonia Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan
Puskesmas Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2019.
54. Jumlah Kasus HIV Menurut Jenis kelamin dan Kelompok Umur Kabupaten
Ogan Ilir Tahun 2019.
55. Jumlah Kasus dan Kematian Akibat AIDS Menurut Jenis Kelamin dan
KELOMPOK Umur Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2019.
56. Kasus Diare yang Dilayani Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan
puskesmas, Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2019.
57. Kasus Baru Kusta Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan puskesmas
Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2019.
58. Kasus Baru kusta Cacat Tingkat 0, Cacat Tingkat 2, Penderita kusta anak
<15 Tahun, Penderita kusta anak < 15 Tahun dengan Cacat Tingkat 2
Menurut Kecamatan, dan Puskesmas Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2019.
59. Jumlah Kasus Terdaftar dan Angka Prevalensi Penyakit Kusta Menurut
Tipe/Jenis, Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Kabupaten Ogan ilir
Tahun 2019.
vii
60. Penderita Kusta Selesai Berobat (Release From Treatment/Rft)
Menurut Jenis kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Kabupaten Ogan Ilir
Tahun 2019.
61. Jumlah Kasus AFP (Non Polio) Menurut Kecamatan dan Puskesmas
Kabupaten Ogan ilir Tahun 2019.
62. Jumlah Kasus Penyakit yang Dapat di Cegah dengan Imunisasi (PD3)
Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Kabupaten Ogan Ilir
Tahun 2019.
63. Kejadian Luar Biasa (KLB) di Desa/Kelurahan yang Ditangani < 24 jam
Kabupaten Ogan ilir Tahun 2019.
64. Jumlah Penderita dan Kematian Pada KLB Menurut Jenis kejadian Luar
Bias (KLB) Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2019.
65. Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan,
dan Puskesmas Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2019.
66. Kesakitan dan kematian Akibat Malaria Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan,
dan Puskesmas Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2019.
67. Penderita kronis Filariasis Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan
Puskesmas Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2019.
68. Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi menurut jenis kelamin,
Kecamtan, dan Puskesmas Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2019.
69. Pelayanan Kesehatan Penderita Diabetes Melitus (DM) Menurut Kecamatan
dan puskesmas Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2019.
70. Cakupan Deteksib Dini Kanker leher Rahim denagn Metode Iva dan Kanker
Payudara dengan Pemeriksaan KLinis (SADANSI) Menurut Kecamatan dan
Puskesmas Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2019.
71. Cakupan Pelayanan Kesehatan Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)
Menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2019.
72. Penduduk dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Air Minum Berkualitas
(Layak) Menurut Kecamatan dan puskesmas Kabupayen Ogan Ilir Tahun
2019.
73. Persentase Sarana Air Minum Yang Dilakukan pengawasan Kabupaten Ogan
Ilir Tahun 2019.
74. Penduduk dengan Akses terhadap Fasilitas Sanitasi yang Layak (Jamban
Sehat) Menurut Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2019.
75. Desa yang Melaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Kabupaten
Ogan Ilir Tahun 2015.
viii
76. Persentase Tempat-Tempat Umum (TTU) Memenuhi Syarat Kesehatan
Menurut Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2019.
77. Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) Memenuhi Syarat Kesehatan menurut
Kecamatan dan Puskesmas Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2019.

ix
Profil kesehatan Puskesmas Mekar Sari merupakan salah-satu sarana untuk
menggambarkan situasi dan kondisi kesehatan masyarakat dan merupakan salah
satu sarana untuk mengevaluasi hasil penyelenggaraan pembangunan
kesehatan.Profil Kesehatan Puskesmas Mekar Sari memuat berbagai data tentang
kesehatan yang meliputi data derajat kesehatan, situasi upaya kesehatan dan
sumber dayakesehatan.

Profil Puskesmas Mekar Sari menyajikan data pendukung lain yang


berhubungan dengan kesehatan seperti data kependudukan, data sosial ekonomi,
data lingkungan dan data lain yang bersumber dari survey. Data tersebut
dianalisis dengan analisis sederhana dan untuk beberapa masalah kesehatan yang
dianggap penting akan dianalisis lebih lanjut.

Profil Kesehatan Puskesmas Mekar Sari, gambaran situasi kerja tahun 2019
ini dibuat berdasarkan data terpilah yang bermanfaat untuk memberikan
gambaran kondisi, kebutuhan dan persoalan yang dihadapi laki-laki dan perempuan
terkait dengan akses, partisipasi, kontrol dan manfaat dalam pembangunan
dibidang kesehatan melalui analisis gender, yang diharapkan dapat digunakan
sebagai salah satu media untuk mengevaluasi pelaksanaan program pembangunan
dibidang kesehatan dan memonitor pencapaian Puskesmas Mekar Sari.

Tujuan utama dari diterbitkannya Profil Kesehatan Puskesmas Mekar Sari


yaitu memberikan gambaran situasi dan kondisi kesehatan masyarakat di wilayah
kerja Puskesmas Mekar Sari, khususnya untuk tahun 2019 dalam bentuk narasi,
tabel dan gambar.

Profil Puskesmas Mekar Sari Tahun 2019 ini terdiri dari 6 (enam ) Bab, yaitu :

Bab I - Pendahuluan.
Bab ini menyajikan tentang maksud dan tujuan profil Kesehatan Puskesmas Mekar
Sari serta sistimatika penyajiannya.

Profil Kesehatan Puskesmas Mekar Sari Tahun 2020 1


Bab II - Gambaran Umum.
Bab ini Menyajikan tentang gambaran umum Puskesmas Mekar Sari, uraian
tentang letak geografis, demografis, pendidikan, ekonomi dan informasi umum
lainnya serta faktor- faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan.

Bab III - Situasi Derajat Kesehatan


Bab ini berisi uraian tentang indikator mengenai angka kematian, angka kesakitan
dan angka status gizi masyarakat.

Bab IV - Situasi Upaya Kesehatan.


Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan
rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan kesehatan
lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan kefarmasian
dan alat kesehatan serta pelayanan kesehatan dalam situasi bencana.

Bab V - Sumber Daya Kesehatan.


Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan
kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya.

Bab VI - Penutup

Profil Kesehatan Puskesmas Mekar Sari Tahun 2020 2


Geografi danTopografi

Puskesmas Mekar Sari merupakanhasil pemekaran dari Puskesmas Kandis dan


dibangun pada tahun 2006 diatas luas tanah 630 m2 dan luas bangunan 490 m2,
diresmikan pada 12 November 2007. Puskesmas Mekar Sari terletak di Desa
Mekar Sari Kecamatan Rantau Alai dengan luas wilayah kerja Puskesmas 117,7 km2.
Puskesmas Mekar Sari mempunyai batasan administrasi sebagai berikut:
Sebelah Utara : Berbatasan dengan Desa Santapan
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Desa Sukamaju
Sebelah Barat : Berbatasan dengan Desa Sukananti Baru
Sebelah Timur : Berbatasan dengan Desa Rantau Alai
Puskesmas Mekar Sari terletak di Desa Mekar Sari yang berbatasan dengan
desa kecamatan yaitu Desa Rantau Alai. Berikut peta wilayah kerja Puskesmas
Mekar Sari :

Peta Wilayah Kerja Puskesmas Mekar Sari

Profil Kesehatan Puskesmas Mekar Sari Tahun 2020 3


Adapun Desa-desa di wilayah kerja Puskesmas Mekar Sari meliputi :
1. Desa Mekar Sari
2. Desa Rantau Alai
3. Desa Kertabayang
4. Desa Sukamaju
5. Desa Sukananti
6. Desa Kelampaian
7. Desa Sukananti Baru
Dari 7(tujuh) desa yang ada, 5 (lima) desa dapat ditempuh dengan kendaraan
roda dua, dan 2 (dua) desa lainnya hanya dapat dijangkau dengan transportasi sungai
dan bila musim penghujan dari ke 7 (tujuh) desa tersebut 4 (empat) desa sulit untuk
diakses. Disamping itu rusaknya jalan juga merupakan hambatan untuk mobilitas
penduduk dalam wilayah kerja Puskesmas Mekar Sari.
Rata-rata waktu tempuh masyarakat ke Puskesmas yaitu15 (lima belas)
menit yang terdekat dan ±2 (dua) jam untuk yang terjauh. Penyebaran penduduk tidak
merata sehingga hal ini merupakan satu hambatan dalam melaksanakan pelayanan,
disamping itu keterbatasan sarana transportasi bagi petugas dalam melaksanakan
pelayanan juga merupakan salah satu hambatan.

Tabel 1
Jumlah Penduduk per Desa dalam wilayah Kerja Puskesmas Mekar Sari
Tahun 2019
NO DESA JUMLAH JMLH JUMLAH RATA- RATA-
PENDUDUK RUMAH KK RATA RATA
TANGGA JIWA/KK JIWA/
RUMAH
1 Mekar Sari 1.692 521 512 4,04 5,86

2 Rantau Alai 1.445 314 413 3,96 2,90

3 Kertabayang 714 235 245 2,58 3,02

4 Sukananti 408 197 224 2,16 2,41

5 Kelampaian 551 130 166 4,05 2,31

6 Sukananti Baru 818 235 215 3,53 4,20

7 Sukamaju 581 201 206 3,04 4,70

6.209 1833 1981 3,43 3,56

Sumber: Badan Pusat Statistik Kec. Rantau Alai Kab. OI, 2019

Profil Kesehatan Puskesmas Mekar Sari Tahun 2020 4


Tabel 2
Jumlah Penduduk Sasaran Program Puskemas Mekar sari
Tahun 2019
NO DESA BAYI BALITA ANAK BUMIL BULIN
. BALITA
1 Mekar Sari 40 118 158 44 42
2 Rantau Alai 38 105 143 40 39
3 Kertabayang 17 53 70 19 18
4 Sukananti 16 36 52 18 17
5 Kelampaian 17 37 54 19 18
6 Sukananti Baru 18 64 82 20 19
7 Sukamaju 16 48 62 18 17
162 659 621 178 170

Sumber: Badan Pusat Statistik Kec. Rantau Alai Kab. OI, 2019

Keadaan Iklim danHidrologi

Secara garis umum, Kabupaten Ogan Ilir merupakan daerah yang mempunyai
iklim Tropis Basah (Type B) dengan musim kemarau berkisar antara bulan Mei
sampai dengan bulan Oktober, sedangkan musim hujan berkisar antara bulan
November sampai dengan April. Curah hujan rata-rata per tahun adalah 1.159,25
mm dan rata-rata hari hujan 59 hari per tahun. Suhu udara berkisar antara 23O C
sampai 32OC. Kelembaban udara relatif berkisar antara 69% sampai98%.

Demografi

Puskesmas Mekar Sari memiliki wilayah kerja sebanyak 7 desa yang dapat
dilalui dengan jalan darat maupun sungai dengan jumlah penduduk 6.209 jiwa pada
tahun 2019 yang tersebar di seluruh desa di wilayah Puskesmas Mekar Sari. Dari
jumlah penduduk yang ada, desa dengan jumlah penduduk terbanyak yaitu desa
Mekar Sari sebanyak 1.692 jiwa dan desa dengan penduduk paling sedikit yaitu
desa Sukananti sebanyak 408 jiwa.
Jumlah Kepala Keluarga dalam wilayah kerja Puskesmas Mekar Sari tahun
2019 sebanyak 1.981 KK, dengan jumlah rumah tangga sebanyak 1.981.

Profil Kesehatan Puskesmas Mekar Sari Tahun 2020 5


Keadaan SosialEkonomi
Mata PencaharianPenduduk

Pada tahun 2019, jumlah penduduk wilayah Puskesmas Mekarsari menurut


data Badan Pusat Statistik (BPS) adalah 6.209 jiwa, yang sebagian besar secara
garis sosial ekonomi merupakan pendudukan menengah kebawah karena masih
tingginya angka pengangguran pada masyarakat. Mata pencaharian penduduk yang
terbanyak adalah petani (65%), yang hanya mengandalkan musim tanam dengan
faktor alam yang tidakmenentu.Sebagian kecil merupakan PNS (20%) dan lainnya
(15%).

KeadaanLingkungan

Untuk menciptakan kondisi lingkungan sehat diperlukan suatu keharmonisan


dalam menjaga kesehatan tubuh.Konsep hidup sehat H.L. Blum sampai saat ini masih
relevan untuk diterapkan H.L. Blum menjelaskan ada empat faktor utama yang
mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat.Keempat faktor tersebut merupakan
faktor determinan timbulnya masalah kesehatan.
Keempat faktor tersebut terdiri dari
a. Faktor lingkungan (sosial, ekonomi, politik, budaya)
b. Faktor perilaku/gaya hidup (life style)
c. Faktor pelayanan kesehatan (jenis cakupan dan kualitasnya)
d. Faktor genetik (keturunan)
Keempat faktor tersebut saling berinteraksi yang mempengaruhi kesehatan
perorangan dan derajat kesehatan masyarakat.Diantara faktor tersebut faktor
perilaku manusia merupakan faktor determinan yang paling besar dan paling sulit
ditanggulangi, disusul dengan faktor lingkungan.Hal ini disebabkan karena faktor
perilaku yang lebih dominan dibandingkan dengan faktor lingkungan karena
lingkungan hidup manusia juga sangat dipengaruhi oleh perilakumasyarakat.
Tingginya kasus kejadian panyakit yang berbasis lingkungan disebabkan
karena masih rendahnya sarana-sarana kesehatan lingkungan yang ada di wilayah
kerja Puskesmas Mekar Sari misalnya, sarana air bersih, saluran pembuangan air
limbah, perumahan sehat, jamban keluarga dan lain-lain.

Profil Kesehatan Puskesmas Mekar Sari Tahun 2020 6


Untuk mencapai derajat kesehatan yang diharapkan dengan menciptakan lingkungan
yang sehat serta mampu mempraktekan perilaku hidup sehat, sehingga masyarakat
bisa memilih serta memanfaatkan pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil
dan merata. Sesuai dengan visi dan misi Puskesmas Mekar Sari yakni :

VISI
Terwujudnya "Masyarakat Rantau Alai yang Sehat Jasmani, Rohani dan
Mandiridalam rangka menuju Kabupaten Ogan Ilir sehat yang mendiri dan
berkeadilan”

MISI
1. Menjadikan masyarakat wilayah Puskesmas Mekar Sari sadar bahwa pencegahan
lebih baik daripada mengobati
2. Memfungsikan semua bentuk pelayanan di Puskesmas menuju pelayanan Prima
3. Menggerakkan semua tenaga untuk memberikan pelayanan dengan Ikhlas
bersahabat
4. Memberikan Pelayanan Promotif, Preventif, Kuratif dengan tidak mengabaikan
Rehabilitatif
5. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarak serta
lingkungan
6. Meningkatkan pengetahuan masyarakat agar Berperilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) melalui promosi kesehatan

Selain itu, dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sesuai dengan
tujuan sasaran pembangunan kesehatan ditetapkan indikator-indikator sebagai
berikut:
1. Meningkatkan umur harapanhidup
2. Menurunkan angka kematian(Mortalitas)
3. Menurunkan angka kesakitan(Morbiditas)
4. Menurunkan prevalensi gizi kurang pada anakbalita

3.1 AngkaKematian
3.1.1 Angka Kematian Neonatal per-1000 KelahiranHidup
Neonatal merupakan kehidupan yang terhitung mulai dari lahir hingga umur
28 hari.Pada tahun 2014 hingga 2019 angka kematian neonatal tidak ditemukan
(nihil) dari seluruh kelahiran hidup di wilayah kerja Puskesmas Mekar Sari.

3.1.2 Angka Kematian Bayi per-1000 KelahiranHidup


Pada tahun 2014 hingga 2019 tidak ditemukan kematian bayi (nihil) dari
seluruh kelahiran hidup di wilayah kerja Puskesmas Mekar Sari.

Profil Kesehatan Puskesmas Mekar Sari Tahun 2020 7


3.1.3 Angka Kematian Balita per-1000 KelahiranHidup
Pada tahun 2014 hingga 2019 tidak ditemukan kematian balita (nihil) dari
seluruh kelahiran hidup di wilayah kerja Puskesmas Mekar Sari.

3.1.4 Angka Kematian Ibu per-100.000 KelahiranHidup


Kematian ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau kematian
dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya
kehamilan, yaitu kematian yang disebabkan karena kehamilannya atau
penanganannya, tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh
dan lain-lainnya. Pada tahun 2014 hingga 2019 tidak ditemukan kematian ibu (nihil)
dari kelahiran hidup hingga masa nifas di wilayah kerja Puskesmas Mekar Sari.

3.2 Angka Kesakitan


3.2.1 Case Notification Rate (CNR) Kasus Baru BTA (+)

Berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM), target penemuan kasus baru


TB paru BTA+ sampai dengan tahun 2019 adalah 100% dan ditemui 17 kasus baru
BTA(+) selama tahun 2019.

3.2.2 Case Notification Rate (CNR)Seluruh Kasus TB

Angka Notifikasi seluruh kasus TB di wilayah kerja Puskesmas Mekar


Saritahun 2014 pasien TB yang ditemukan dengan total dari seluruh jumlah jiwa di
wilayah kerja Puskesmas Mekar Sari terdapat 22 pasien suspek dengan 19 pasien
TB Paru BTA (+) atau sebanyak 86,36% BTA(+) terhadap suspek.Tahun 2015 terus
meningkat dari seluruh jumlah jiwa di wilayah kerja Puskesmas Mekar Sari
terdapat sebanyak 25 pasien suspek dengan 19 pasien TB Paru BTA (+) atau
sebanyak 76,00% BTA(+) terhadap suspek. tahun 2016 terjadi peningkatan dari
seluruh jumlah jiwa diwilayah kerja puskesmas mekar sari sebanyak 29 pasien
suspect dengan 21 pasien TB paru BTA (+) atau sebanyak 72,41 %.
Pada tahun 2018diwilayah kerja Puskesmas Mekar Sari sebanyak 108 pasien
suspect dengan 19 pasien TB paru BTA (+) atau sebanyak 17,5%. Sedangkan pada
tahun 2019 diwilayah kerja Puskesmas Mekar Sari sebanyak 80 pasien suspect
dengan 17 pasien TB paru BTA (+) atau sebanyak 21,25%.

3.2.3 Persentase Balita dengan Pneumonia Ditangani

Profil Kesehatan Puskesmas Mekar Sari Tahun 2020 8


Persentase balita dengan
pneumonia
200
78,1 61,8 perempuan
50
100 93,3 90,3 88,6 laki-laki
0 0 0 0 0 Column1
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2018 Tahun 2019

Penyakit Pneumonia hingga kini masih menjadi masalah kesehatan


masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Mekar Sari khususnya pada balita. Angka
penderita pnemonia yang ditemukan dan ditangani di wilayah kerja Puskesmas
Mekar Sari tahun 2015 yaitu sebesar 85,5%, dengan rincian penderita laki-laki
sebesar 93,3% dan penderita perempuan sebesar 78,1%, hingga pada tahun 2016
menurun menjadi 75,4%, dengan rincian penderita laki-laki sebesar 90,3% dan
penderita perempuan sebesar 61,8%. Angka penderita pneumonia yang ditemukan
dan ditangani di wilayah kerja puskesmas mekar sari tahun 2018 mengalami
penurunan dengan rincian penderita laki-laki 88,6% dan perempuan sebesar 50%
pada tahun 2019 tidak ditemukan balita penderita pneunimia (nihil).

3.2.4 Jumlah Kasus HIV dan KasusAIDS

Pada kasus HIV dan kasus AIDS di wilayah kerja Puskesmas Mekar Sari
tahun 2019 tidak ditemukan.

3.2.5 Jumlah KasusSphylis

Tahun 2014 hingga tahun 2018 tidak ada kasus Sphylis yang ditemukan, akan
tetapi pada tahun 2019 ditemukan 1 kasus Sphylis pada ibu hamil.

3.2.6 Darah Donor Diskrining terhadapHIV

Darah donor diskrining terhadap HIV di wilayah kerja Puskesmas Mekar


Sari tahun 2018dan 2019 tidak ada dikarenakan Puskesmas Mekar Sari belum
memiliki unit transfusi darah (nihil).

3.2.7 Kasus Diare Ditemukan dan Ditangani

Diare adalah suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk


dan konsistensi dari tinja yang melembek hingga mencair dan bertambah

Profil Kesehatan Puskesmas Mekar Sari Tahun 2020 9


frekuensi BAB lebih dari biasanya (3 kali atau lebih dalam 1 hari).Cara penularan
diare adalah infeksi oleh agen penyebab bila makan makanan/air minum yang
terkontaminasi tinja/muntah penderita diare. Penularan langsung juga dapat
terjadi bila tangan tercemar dipergunakan untukmakan.
Pada tahun 2013, jumlah kasus diare yang ditangani adalah sebanyak 428
pasien atau sebesar 106,2% dari total perkiraan kasus dengan angka kesakitan
diare per 1.000 penduduk adalah 45 kasus. Pada tahun 2014, jumlah kasus diare
yang ditangani menurun yakni sebanyak 289 pasien atau sebesar 112,5% dari total
perkiraan kasus, namun meningkat pada angka kesakitan diare per 1.000 penduduk
adalah 47 kasus. Dan terus meningkat di tahun 2015 jumlah kasus diare yang
ditangani yakni sebanyak 309 pasien atau sebesar 114,0% dari total perkiraan
kasus dengan angka kesakitan diare per 1.000 penduduk adalah 48 kasus.
Berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM), target penemuan
&penanganan penyakit diare adalah 100% sedangkan di wilayah kerja Puskesmas
Mekar Sari tahun 2018 lebih besar diatas target yaitu 110% begitupun pada
tahun 2019, jumlah kasus diare yang ditangani adalah sebanyak 424 pasien atau
sebesar 120,6% yang terdiri dari 40 pasien balita atau 103% dan 384 semua umur
atau 138,2%. Hal ini menunjukkan bahwa cakupan penemuan & penanganan
penyakit diare telah mencapai target yang diharapkan, namun angka kasus masih
meningkat hal tersebut disebabkan oleh masih rendahnya cakupan Air Bersih,
rendahnya pengetahuan masyarakat, perilaku yang kurang sehat dan status gizi
masyarakat yang masih rendah sehingga rentan terkenapenyakit.

3.2.8 Angka Penemuan Kasus Baru Kusta per 100.000 Penduduk

Pada tahun 2013 dan tahun 2014 tidak ditemukan (nihil) kasus kusta pada
seluruh wilayah kerja Puskesmas Mekar Sari. Namun, pada tahun 2015 terdapat 1
kasus kusta yang berada di Desa Sukamaju berjenis kelamin laki-laki dengan jenis
kasus Multi Basiler (MB)/ Kusta Basah. Dari penemuan tersebut di tahun 2015
sebanyak 16,24% angka penemuan kasus baru kusta (NCDR/New Case Detection
Rate) per 100.000 penduduk. Pada tahun 2017 sampai 2019 tidak ditemukan (nihil)
kasus kusta diwilayah Puskesmas Mekar Sari.

3.2.9 Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat

Pada tahun 2018 dan 2019 tidak ditemukan (nihil) kasus kusta diwilayah
Puskesmas Mekar Sari.

3.2.10 Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit “Acute Flaccid


Paralysis” (AFP) per-100.000 Penduduk<15tahun

Pada tahun 2019 dan tahun sebelumnya tidak ditemukan (nihil) penderita

Profil Kesehatan Puskesmas Mekar Sari Tahun 2020 10


penyakit Acute Flaccid Paralysis di seluruh wilayah kerja Puskesmas Mekar Sari.

3.2.11 Jumlah Kasus Penyakit Menular yang Dapat Dicegah dengan


Imunisasi(PD3I)

Penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) terdiri dari
kasus difteri, pertusis, tetanus non neonatorum, tetanus neonatorum, campak,
polio, hepatitis B.
Dari data yang ada tidak ditemukan kasus Penyakit Menular yang Dapat
Dicegah dengan Imunisasi(PD3I) di seluruh wilayah kerja Puskesmas Mekar Sari
selama tahun 2019 dan tahun-tahun sebelumnya.

3.2.12 Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) per-


100.000Penduduk

Demam berdarah dengue adalah penyakit demam akut yang ditemukan di


daerah tropis dengan penyebaran geografis yang mirip dengan malaria. Penyakit
ini ditunjukkan dengan munculnya demam secara tiba-tiba disertai sakit kepala
berat, sakit pada sendi, sakit pada otot dan ruam merah terang, petekial dan
biasanya muncul pada bagian bawah badan dan menyebar hingga seluruh tubuh.
Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) di seluruh wilayah kerja
Puskesmas Mekar Sari Tahun 2015 terdapat 1 kasus oleh penderita laki-laki di
Desa Rantau Alai atau sebesar 16,2 kasus per-100,000 penduduk. Namun, pada
tahun 2014, tahun 2016 dan tahun 2017 tidak ditemukan kasus DBD (nihil),
begitu juga tahun 2018 tidak ditemukan kasus DBD (nihil). Akan tetapi pada
tahun 2019 ditemukan 1 kasus olehpenderita laki-laki di Desa Sukananti Baru.

3.2.13 Angka Kesakitan Malaria per-1.000Penduduk

Kasus malaria klinis di seluruh wilayah kerja Puskesmas Mekar Sari


tergolong tidak ditemukan, hal ini disebabkan oleh karena kabupaten Ogan Ilir
bukan merupakan daerah endemis malaria, kabupaten Ogan Ilir tidak mempunyai
hutan bakau tempat bersarangnya nyamuk Anopeles.

3.2.14 Angka KematiaMalaria

Angka kematian akibat malaria di seluruh wilayah keja Puskesmas Mekar Sari
dari tahun 2014 hingga 2019 tidak ditemukan (nihil).

3.2.15 Kasus Penyakit FilariasisDitangani

Filariasis adalah penyakit zoonosis menular yang banyak ditemukan diwilayah


tropika yang disebabkan oleh infeksi kelompok cacing Nematoda parasit. Gejala

Profil Kesehatan Puskesmas Mekar Sari Tahun 2020 11


yang umum terlihat adalah terjadinya elefantiasis berupa membesarnya tungkai
bawah sehingga secara awam dikenal sebagai penyakit ”kakigajah”.
Kasus filarisis di seluruh wilayah keja Puskesmas Mekar Sari tergolong
tidak ditemukan, baik pada tahun 2019 atau tahun-tahun sebelumnya.

3.2.16 Cakupan Desa/Kelurahan terkena KLB ditangani <24 jam

Pada tahun 2019 Cakupan Desa/Kelurahan terkena KLB ditangani <24 jam di
seluruh wilayah keja Puskesmas Mekar Sari adalah nihil.

Agar tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Mekar Sari dapat
tercapai maka perlu dilakukan usaha-usaha yang dapat meningkatkan derajat
Profil Kesehatan Puskesmas Mekar Sari Tahun 2020 12
kesehatan masyarakat, telah dilakukan berbagai upaya pelayanan kesehatan
masyarakat.Berikut ini diuraikan gambaran situasi upaya kesehatan khususnya
untuk tahun 2019 di Kabupaten OganIlir.

4.1 PelayananKesehatan

Kondisi pelayanan kesehatan juga menunjang derajat kesehatan


masyarakat.Pelayanan kesehatan yang berkualitas sangatlah dibutuhkan.
Masyarakat membutuhkan puskesmas, posyandu dan pelayanan kesehatan lainnya
untuk membantu dalam mendapatkan pengobatan dan perawatan kesehatan,
terutama untuk pelayanan kesehatan dasar yang memang banyak dibutuhkan
masyarakat. Kualitas dan kuantitas sumber daya manusia di bidang kesehatan juga
mesti ditingkatkan.

Langkah awal yang mampu meningkatkan status derajat kesehatan masyarakat


adalah dengan melakukan upaya kesehatan dasar.Dengan memberikan pelayanan
kesehatan dasar secara tepat dan cepat diharapkan sebagian besar masalah
kesehatan masyarakat sudah dapatdiatasi.

Adapun cakupan pelayanan kesehatan yang telah dilaksanakan oleh fasilitas


pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Mekar Sari adalah sebagai
berikut:

4.1.1 Cakupan Kunjungan Ibu HamilK-1

Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan


profesional kepada ibu hamil selama masa kehamilannya.Hasil pelayanan antenatal
dapat dilihat dari cakupan pelayanan K1 dan K4.
Cakupan K1 atau juga disebut dengan akses pelayanan ibu hamil merupakan
besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan
kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal.
Persentase cakupan kunjungan ibu hamil (K-1) di Puskesmas Mekar Sari
Tahun 2014, persentase kunjungan ibu hamil K-1 di Puskesmas Mekar Sari adalah
98,1% dimana terjadi kenaikan dari tahun sebelumnya, dari 160 sasaran ibu hamil
hanya 157 ibu hamil yang melakukan kunjungan K-1. Pada tahun 2015 kunjungan ibu
hamil K-1 97,6% dimana terdapat 163 kunjungan dari 167 sasaran ibu hamil.

Sedangkan pada tahun 2016 kunjungan hamil K-1 96,8% dimana terdapat 161
kunjungan dari 166 sasaran. Tahun 2017 kunjungan hamil K-1 100% dimana
terdapat 161 kunjungan dari 161 sasaran.Untuk tahun 2018 kunjungan hamil K-1
sebesar 100% atau terdapat 169 sasaran yang melakukan kunjungan. Sedangkan
persentase cakupan kunjungan K-1 di tahun 2019 yaitu 97,2% atau hanya 5 dari
178 sasaran ibu hamil yang tidak melakukan kunjungan hamil K-1.

Profil Kesehatan Puskesmas Mekar Sari Tahun 2020 13


4.1.2 Cakupan Kunjungan Ibu HamilK-4

Dalam rangka menurunkan angka kematian ibu, berbagai upaya dilakukan


antara lain dengan program peningkatan deteksi dan penanganan ibu hamil risiko
tinggi melalui pemeriksaan antenatal, peningkatan cakupan persalinan yang
ditolong atau didampingi oleh tenaga kesehatan, peningkatan sarana dan prasaana
Puskesmas dan jajarannya dalam deteksi dan penanganan risiko tinggi.
Cakupan K4 yang merupakan indikator tingkat perlindungan ibu hamil dalam
program pelayanan antenatal.K4 adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah
mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai dengan standar serta paling sedikit
empat kali kunjungan, dengan distribusi sekali pada trimester pertama, tiga kali
pada trimesterketiga.
Tahun 2014 terjadi kenaikan menjadi 93,1% dimana terdapat 149 kunjungan
K4 dari 160 sasaran ibu hamil. Tahun 2015 persentase cakupan kunjungan ibu
hamil K4 adalah sebesar 94 % dimana terdapat 157 kunjungan dari 167 sasaran
ibu hamil.Pada tahun 2016 persentase cakupan kunjungan ibu hamil K4 adalah
sebesar 92.01% dimana terdapat 153 kunjungan dari 166 sasaran ibu hamil. Pada
tahun 2017 kunjungan K-4 mencapai 100% atau sebanyak 161 sasaran melakukan
kunjungan.
Pada tahun 2018 kunjungan K-4 mencapai 100% atau sebanyak 169 sasaran
melakukan kunjungan.Berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM), target
kunjungan K4 tahun 2018 adalah 100%, dengan demikian berarti Puskesmas Mekar
Saritelah mencapai targetSPM.Pada tahun 2019, kunjungan K-4 yaitu 97,2% atau
terdapat 173 dari 178 sasaran ibu hamil. Cakupan kunjungan K-4 tidak mencapai
target SPM yaitu 100%, hal ini dikarenakan terdapat 5 ibu hamil yang memilih
menetap ditempat orang tua mereka sejak memasuki masa kehamilan sampai
melahirkan yang terdapat diluar wilayah kerja Puskesmas Mekar Sari.

4.1.3 Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh TenagaKesehatan

Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi baru lahir sebagian besar
terjadi pada masa di sekitar persalinan, hal ini antara lain disebabkan pertolongan
tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan
(profesional). Dalam memberikan pelayanan khususnya oleh bidan didesa dan
Puskesmas, beberapa ibu hamil di antaranya tergolong dalam kasus resiko tinggi
(Risti) dan memerlukan pelayanan kesehatan rujukan.

Tenaga yang dapat memberikan pertolongan persalinan dapat dibedakan


menjadi dua, yaitu tenaga profesional (dokter spesialis kebidanan, dokter umum,
bidan, pembantu bidan, dan perawat bidan) dan dukun bayi (dukun bayi terlatih
dan tidak terlatih).
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Puskesmas Mekar
Saritahun 2014 adalah sebesar 92,8%, terdapat 142 persalinan yang ditolong oleh
tenaga kesehatan dari 153 persalinan yang ada. Pada tahun 2015 cakupan

Profil Kesehatan Puskesmas Mekar Sari Tahun 2020 14


pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Puskesmas Mekar Sari adalah
95,6% terdapat 153 persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan dari 160
persalinan yang ada.
Berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM), target pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan adalah 100%. Tahun 2016 adalah 91,8% dimana
terdapat 146 ibu bersalin yang ditolong tenaga kesehatan dari 159 sasaran ibu
bersalin. Pada tahun 2017 persentasenya meningkat mencapai 100% atau
sebanyak 154 ibu bersalin ditolong oleh tenaga kesehatan. Sedangkan pada tahun
2018 persentasenya mencapai 100% atau sebanyak 162 dari 162 sasaran ibu
bersalin ditolong oleh tenaga kesehatan. Akan tetapi persentase pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan pada tahun 2019 yaitu 98.2% atau terdapat 3
dari 164 sasaran ibu bersalin ditolong oleh tenaga kesehatan.

Cakupan Program KIA yang berjalan di wilayah kerja Puskesmas Mekar Sari
Tahun 2019

Desa
Cakupan Pelayanan Pkm
MS RA KB SM SN KP SNB
KI 100 98 98 95 100 100 95 95
K4 100 98 98 95 100 100 95 95
KIA Persalinan 100 93 100 100 100 100 100 100
Kunj.
100 97,5 100 94,1 100 100 100 100
Neonatal

Data grafik KIA

Profil Kesehatan Puskesmas Mekar Sari Tahun 2020 15


100
Pkm
98
MS
96
RA
94
KB
92
SM
90
SN
88
KP
KI K4 NEO

4.1.4 Cakupan Pelayanan Nifas

Masa nifas mulai setelah persalinan selesai dan berakhir setelah kira-kira 6
minggu.Seluruh alat genitalia baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan
dalam waktu 3 bulan.Pelayanan kesehatan pada ibu tidak hanya dilakukan selama
kehamilan dan persalinan, perawatan pasca persalinan juga diperlukan untuk
memantau kondisi kesehatan ibu setelah melahirkan.Pada masa tersebut, ada
beberapa komplikasi yang dapat mengancam kondisi kesehatan ibu seperti infeksi
post-partum, hipertensi,dsb.
Cakupan pelayanan nifas pada tahun 2013 sebesar93,7% dimana terdapat
224 ibu nifas yang mendapat pelayanan kesehatan dari 239 sasaran ibu nifas.
Cakupan pelayanan nifas tahun 2014 adalah 92,8%, terdapat 142 ibu yang
mendapatkan pelayanan kesehatan pada masa nifas dari 153 sasaran ibu nifas.
Tahun 2015 adalah 95,6% terdapat 153 ibu yang mendapatkan pelayanan
kesehatan pada masa nifas dari 160 sasaran ibu nifas.
Berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM), target cakupan pelayanan
nifas adalah 100%. Tahun 2016 cakupan pelayanan nifas sebesar 91,8 % dimana
146 ibu nifas yang mendapatkan pelayanan kesehatan dari 159 sasaran ibu nifas.
Untuk tahun 2017 cakupan pelayanan ibu nifas mencapai 100% yaitu sebanyak 154
sasaran ibu nifas. Sedangkan pada tahun 2018 cakupan pelayanan ibu nifas
mencapai hanya mencapai 100% yaitu sebanyak 162 dari 162 sasaran ibu nifas.
Pada tahun 2019 persentase cakupan pelayanan ibu nifas yaitu 98,2% atau
terdapat 161 dari 164 sasaran ibu nifas.

4.1.5 Cakupan Pemberian Vitamin A pada Ibu Nifas

Profil Kesehatan Puskesmas Mekar Sari Tahun 2020 16


Bagi Ibu menyusui dan nifas, selain untuk mencegah kebutaan Vitamin A
sangat dibutuhkan untuk pembentukan ASI yang berkualitas tinggi yang
dibutuhkan bayi pada bulan-bulan pertama kehidupannya.Vitamin A tidak dapat
dibuat oleh tubuh sehingga harus dipenuhi dari luar tubuh. Sebagian besar
berasal dari produk hewani seperti daging, telur, susu dan hati, serta beberapa
makanan nabati yang mengandung beta- karoten (pro-vitamin A, yang oleh tubuh
diubah menjadi Vitamin A) yaitu yang berasal dari buah-buahan dan sayur-sayuran
berwarna-warni seperti wortel, bayam, kol, brokoli, semangka, melon, pepaya,
mangga, tomat, dan kacang polong. Sedangkan sumber Vitamin A hasil rekayasa
adalah beberapa produk makanan yang diperkaya (fortifikasi) dengan Vitamin A
antara lain dalam minyak goreng, margarin, susu. Selain itu ada lagi sumber
Vitamin A yang sangat potensial dan mudah didapat dan dosisnya mencukupi yaitu
Kapsul VitaminA.
Cakupan pemberian vitamin A pada ibu nifas pada tahun 2014, Cakupan
pemberian vitamin pada ibu nifas meningkat menjadi 93,7 % dimana terdapat 224
ibu nifas yang mendapat vitamin A dari 239 sasaran ibu nifas. Pada tahun 2015
cakupan pemberian vitamin A pada ibu nifas sebesar 92,8 % dimana terdapat 142
ibu nifas yang mendapat vitamin A dari 153 sasaran ibu nifas. Cakupan pemberian
vitamin A pada ibu nifas tahun 2016 adalah sebesar 88,79% dimana 142 ibu nifas
yang mendapat vitamin A dari 160 sasaran ibu nifas.Untuk tahun 2017 cakupan
pemberian vitamin a pada ibu nifas mencapai 100% atau sebanyak 154 sasaran ibu
nifas.Padatahun 2018 cakupan pemberian vitamin A ibu nifas mencapai mencapai
100% yaitu sebanyak 162 dari 162 sasaran ibu nifas.Sedangkan di tahun 2018
cakupan pemberian vitamin A ibu nifas hanya 98,2% dimana terdapat 3 dari 164
sasaran ibu nifas yang tidak mendapatkan vitamin A.

4.1.6 Persentase Cakupan Imunisasi TT pada Ibu Hamil dan WUS

Imunisasi Tetanus Toksoid adalah proses untuk membangun kekebalan


sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus. Vaksin Tetanus yaitu toksin
kuman tetanus yang telah dilemahkan dan kemudian dimurnikan.Manfaat imunisasi
TT ibu hamil adalah Melindungi bayinya yang baru lahir dari tetanus neonatorum
dan melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka.
Persentase cakupan imunisasi TT1 ibu hamil di Puskesmas Mekar Sari pada
tahun 2013, saat masa kehamilan adalah 96,4%, dimana terdapat 239 ibu
hamilyang imunisasi dari 248 sasaran ibu hamil. Persentase cakupan imunisasi TT1
ibu hamil di Puskesmas Mekar Sari pada tahun 2014 meningkat sebesar 81,28%,
dimana terdapat10.054 ibu hamil yang imunisasi dari 12.369 sasaran ibu hamil.
Pada tahun 2015, persentase cakupan imunisasi tetanus yang diberikan 2 kali saat
masa kehamilan adalah 70,4%, dimana terdapat 8.169 ibu hamil yang imunisasi
dari 11.596 sasaran ibu hamil sedangkan pada tahun 2016, persentase cakupan
imunisasi tetanus yang diberikan 2 kali saat masa kehamilan adalah 78,8%, dimana
terdapat 8.863 ibu hamil yang imunisasi dari 11.246 saran ibu hamil.Persentase

Profil Kesehatan Puskesmas Mekar Sari Tahun 2020 17


cakupan imunisasi tetanus pada ibu hamil tahun 2017 mencapai 91,3% atau
sebanyak 147 dari 161 sasaran ibu hamil.Persentase cakupan imunisasi tetanus
pada ibu hamil tahun 2018 mencapai 98,8% atau sebanyak 167 dari 169 sasaran
ibu hamil. Dan pada tahun 2019 persentase cakupan imunisasi tetanus pada ibu
hamil tahun 2019 yaitu 97,2% atau sebanyak 173 dari 178 sasaran ibu hamil.

4.1.7 Persentase Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet FE

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator keberhasilan


layanan kesehatan di suatu negara.Kematian ibu dapat terjadi karena beberapa
sebab, diantaranya karena anemia.Kematian ibu 15-20% secara langsung atau
tidak langsung berhubungan dengan anemia.Anemia pada kehamilan juga
berhubungan dengan meningkatnya kesakitan ibu. Anemia karena defisiensi zat
besi merupakan penyebab utama anemia pada ibu hamil dibandingkan dengan
defisiensi zat gizi lain.
Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya
kurang dari 12 gr%. Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan
kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar <10,5
gr% pada trimester II, yang sering terjadi adalah anemia karena kekurangan zat
besi. Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya zat
besi dalam tubuh, sehingga kebutuhan zat besi (Fe) untuk eritropoesis tidak
cukup, yang ditandai dengan gambaran sel darah merah hipokrom-mikrositer,
kadar besi serum (Serum Iron = SI) dan transferin menurun,
kapasitasikatbesitotal(TotalIronBindingCapacity/TIBC)meninggidancadanganbe
si dalam sumsum tulang serta di tempat yang lain sangat kurang atau tidak ada
sama sekali. Banyak faktor yang dapat menyebabkan timbulnya anemia defisiensi
besi, antara lain, kurangnya asupan zat besi dan protein dari makanan, adanya
gangguan absorbsi diusus, perdarahan akut maupun kronis, dan meningkatnya
kebutuhan zat besi seperti pada wanita hamil, masa pertumbuhan, dan masa
penyembuhan daripenyakit.
Pada tahun 2015, Fe 1 menjadi98,13% dan Fe 3 sebesar 93,13%. Pada tahun
2016, Persentase ibu hamil yang mendapatkan tablet Fe 1 sebesar 97,60% dan Fe
3 sebesar 94,01%.Untuk tahun 2017 persentase ibu hamil yang mendapat tablet
Fe 1 dan Fe 3 mencapai 100%, atau sebanyak 161 sasaran, begitupun pada tahun
2018 persentase ibu hamil yang mendapat tablet Fe 1 dan Fe 3 mencapai 100%,
atau sebanyak 169 sasaran. Sedangkan pada tahun 2019 persentase ibu hamil
yang mendapat tablet Fe 1 dan Fe 3 yaitu 97,2% atau sebanyak 173 dari 178
sasaran ibu hamil.

Profil Kesehatan Puskesmas Mekar Sari Tahun 2020 18


Persentase Bumil yang Mendapatkan Tablet Fe
102,00
100 100
100,00 97,6
98,13
98,00 97,2
96,00
94,00 94,01
92,00
91,13
90,00
88,00
86,00
2015 2016 2017 2018 2019

Fe 1 Fe 3

4.1.8 Cakupan Komplikasi Kebidanan yangDitangani

Faktor risiko dan komplikasi kebidanan perlu dideteksi oleh masyarakat


sejak dini, untuk mengurangi angka kematian ibu, bayi baru lahir, dan anak. Faktor
resiko tersebut antara lain : Primigravida < 20 tahun atau > 35 tahun, Anak lebih
dari 4, Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang < 2 tahun, Kurang Energi
Kronis (KEK), Anemia : Haemoglobin < 11 g/dl, tinggi badan kurang dari 145 cm,
atau dengan kelainan bentuk panggul dan tulang belakang, Riwayat hipertensi pada
kehamilan sebelumnya atau sebelum kehamilan saat ini, sedang/pernah menderita
penyakit kronis, riwayat kehamilan buruk, riwayat persalinan berisiko, riwayat
nifas berisiko, riwayat keluarga menderita penyakit kencing manis, hipertensi dan
riwayat cacat congenital, kelainan besar janin, Kelainan jumlah janin, Kelainan
letak janin <32 minggu.
Untuk tahun 2017 cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani sebesar
86,9% atau sebanyak 28 jiwa dari total 161dan yang menjadi perkiraan ibu hamil
dengan komplikasi sebesar 32 jiwa. Tahun 2018 cakupan komplikasi kebidanan
yang ditangani sebesar 79,9% atau sebanyak 27 jiwa dari total 169dan yang
menjadi perkiraan ibu hamil dengan komplikasi sebesar 34 jiwa. Sedangkan tahun
2019 cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani sebesar 67,4% atau sebanyak
24 jiwa dari total 178 dan yang menjadi perkiraan ibu hamil dengan komplikasi
sebesar 36 jiwa.

4.1.9 Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yangDitangani

Neonatus (bayi baru lahir sampai usia 28 hari) Risti/komplikasi adalah


neonatus dengan penyimpangan dari normal yang dapat menyebabkan kesakitan
dan kematian. Neonatus meliputi : Asfiksia, Tetanus Neonatorum, Sepsis, Trauma

Profil Kesehatan Puskesmas Mekar Sari Tahun 2020 19


Lahir, BBLR (Berat Badan Lahir < 2500 gram), Sindroma gangguan pernapasan
dan kelainan congenital. Neonatus risti/komplikasi yang tertangani adalah
neonatus risti/komplikasi yang mendapat pelayanan oleh tenaga kesehatan yang
terlatih di Puskesmas Perawatan dan Rumah Sakit pemerintah/swasta.
Untuk tahun 2017cakupan neonatus yang mengalami komplikasi sebesar
87,1% atau sebanyak 20 jiwa, dan yang menjadi perkiraan sebanyak 23 jiwa. Pada
tahun 2018 cakupan neonatus yang mengalami komplikasi sebesar 82,3% atau
sebanyak 20 jiwa, dan yang menjadi perkiraan sebanyak 24 jiwa. Sedangkan tahun
2019 cakupan neonatus yang mengalami komplikasi menurun sehingga menjadi
65,6% atau sebanyak 17 jiwa, dan yang menjadi perkiraan sebanyak 26 jiwa.

4.1.10 Persentase Peserta KB Aktif menurut JenisKontrasepsi

Pada tahun 2018, Persentase peserta KB aktif menurut jenis kontrasepsi


adalah MKJP sebesar 2,6% yang hanya terdiri dari KB implant. Sedangkan
persentase peserta KB aktif non MKJP adalah 97,4% yang terdiri dari metode
suntik 72,1%, pil 20,7%, kondom 4,6%, sedangkan obat vagina dan lainnya tidak
ada. Sedangkan tahun 2019, Persentase peserta KB aktif menurut jenis
kontrasepsi adalah MKJP sebesar 7% yang hanya terdiri dari KB implant.
Sedangkan persentase peserta KB aktif non MKJP adalah 93% yang terdiri dari
metode suntik 80,2%, pil 10,3%, kondom 2,5%, sedangkan obat vagina dan
lainnya tidak ada.

KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi


2,50%

7%
10,30%

80,20%

KB Implant KB Suntik KB Pil KB Kondom

4.1.11 Persentase Peserta KB Baru menurut JenisKontrasepsi

Pada tahun 2018, Persentase peserta KB baru menurut jenis kontrasepsi


adalah MKJP sebesar 2,6% yang semuanya dari jenis KB implant. Persentase
peserta KB aktif non MKJP adalah 97,4% yang terdiri dari metode suntik

Profil Kesehatan Puskesmas Mekar Sari Tahun 2020 20


76,2% dan pil 21,2%,sedangkan kondom dan obat vagina dan lainnya tidak ada.
Sedangkan pada tahun 2019, Persentase peserta KB baru menurut jenis
kontrasepsi adalah MKJP sebesar 9% yang semuanya dari jenis KB implant.
Persentase peserta KB aktif non MKJP adalah 91,1% yang terdiri dari metode
suntik 77,6% dan pil 13,5%,sedangkan kondom dan obat vagina dan lainnya
tidak ada.

4.1.12 Persentase Berat Badan Bayi Lahir Rendah

Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) adalah Bayi dengan berat lahir
kurang dari 2500 gram.Pada tahun 2019 tidak ditemukan bayi dengan berat lahir
rendah dari total 162 bayi baru lahir ditimbang. Sama seperti tahun sebelumnya
tidak ditemukan bayi dengan berat lahir rendah (nihil).

4.1.13 Cakupan Kunjungan Neonatus

Bayi hingga usia kurang satu bulan merupakan golongan umur yang memiliki
risiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk
mengurangi risiko tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan
oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan pada neonatus (0-28 hari)
minimal dua kali, satu kali pada umur 0-7 hari (KN1) dan satu kali lagi pada umur
8-28 hari (KN2). Dalam melaksanakan pelayanan neonatus, petugas kesehatan
disamping melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling
perawatan bayi kepada ibu. Pelayanan tersebut meliputi : pelayanan kesehatan
neonatal dasar (tindakan resusitasi, pencegahan hipotermia, pemberian ASI dini
dan eksklusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali pusat, kulit dan
pemberian imunisasi); pemberian vitamin K; manajemen terpadu balita muda
(MTBM); dan penyuluhan perawatan neonatus di rumah menggunakan buku KIA.
Pada tahun 2016, Cakupan kunjungan neonatus di wilayah kerja Puskesmas
Mekar Sari adalah 98,1 % untuk kunjungan neonatus lengkap (3 kali kunjungan)
dan 98,1 % kunjungan neonatus 1 (KN1). Hampir sama pada tahun sebelumnya
yaitu 2014 terdapat sebanyak 98,0% cakupan kunjungan lengkap (3 kali
kunjungan) dan 98,0 % kunjungan neonatus 1 (KN1). Sedangkan pada tahun 2017
dan 2018cakupan kunjungan neonatus 1 (KN1) dan kunjungan neonatus lengkap
(KN3) mencapai 100% atau sebanyak 154 jiwa pada tahun 2017 dan 162 jiwa pada
tahun 2018.Pada tahun 2019cakupan kunjungan neonatus 1 (KN1) mencapai 100%
sedangkan kunjungan neonatus lengkap (KN3) yaitu 98,8% atau sebanyak 159 dari
161 jiwa sasaran.

4.1.14 Persentase Bayi yang Mendapat ASI Eksklusif

ASI adalah makan bernutrisi dan berenergi tinggi, yang mudah dicerna.ASI
memiliki kandungan yang dapat membantu penyerapan nutrisi. Pada bulan-bulan
awal, saat bayi dalam kondisi yang paling rentan, ASI eksklusif membantu
Profil Kesehatan Puskesmas Mekar Sari Tahun 2020 21
melindunginya bayi dari diare, sudden infant death syndrome/SIDS – sindrom
kematian tiba-tiba pada bayi, infeksi telinga dan penyakit infeksi lain yang biasa
terjadi. Riset medis mengatakan bahwa ASI eksklusif membuat bayi berkembang
dengan baik pada 6 bulan pertama bahkan pada usia lebih dari 6bulan.
Persentase bayi yang mendapat ASI eksklusif pada tahun 2015 adalah
58,7% terdapat 91 bayi diberikan ASI eksklusif dari 155 jumlah bayi yang ada.
Namun di tahun 2016 persentase bayi yang mendapat ASI ekslusif lebih tinggi
yaitu sebesar 63,3%.Pada tahun 2017 bayi yang mendapat asi eksklusif menurun
menjadi 40,4% atau sebanyak 59 bayi dari 146 bayi diberikan asi eksklusif. Pada
tahun 2018 bayi yang mendapat asi eksklusif menurun menjadi 32,9 % atau
sebanyak 27 bayi dari 82 bayi diberikan asi eksklusif. Sedangkan pada tahun
2019 persentase bayi yang mendapat asi eksklusif meningkat menjadi 51,2 % atau
sebanyak 42 bayi dari 82 bayi yang diberikan asi eksklusif.

4.1.15 Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi

Pelayanan kesehatan pada bayi minimal 4 kali yaitu satu kali pada umur 29
hari-2 bulan, 1 kali pada umur 3-5 bulan, 1 kali pada umur 6-8 bulan, dan 1 kali
pada umur 9-11 bulan. Pelayanan Kesehatan tersebut meliputi pemberian imunisasi
dasar (BCG, DPT/ HB1-3, Polio 1-4, Campak), pemantauan pertumbuhan, Stimulasi
Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK), pemberian vitamin A pada
bayi umur 6-11 bulan, penyuluhan pemberian ASI eksklusif dan Makanan
Pendamping ASI (MP ASI).
Persentase pelayanan kesehatan bayi di wilayah kerja Puskesmas Mekar
Sari tahun 2018 adalah 100% yang sama hal nya pada 3 tahun sebelumnya. Akan
tetapi pada tahun 2019, cakupan pelayanan kesehatan bayi menurun menjadi
99,4% atau terdapat 1 bayi dari 162 bayi yang tidak mendapatkan pelayanan
kesehatan bayi.

4.1.16 Cakupan Desa /kelurahan “Universal Child Immunization”(UCI)

Desa atau kelurahan ”Universal Child Immunization” (UCI) adalah


desa/kelurahan dimana ≥ 80% dari jumlah bayi yang ada di desa tersebut sudah
mendapat imunisasi dasar lengkap dalam waktu satutahun.
Kementerian Kesehatan menetapkan imunisasi sebagai upaya nyata
pemerintah untuk mencapai Millennium Development Goals (MDG’s), khususnya
untuk menurunkan angka kematian anak.Indikator keberhasilan pelaksanaan
imunisasi diukur dengan pencapaian UCI desa/ kelurahan, yaitu minimal 80% bayi
didesa/ kelurahan telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Kementerian
Kesehatan menargetkan pada tahun 2014 seluruh desa/kelurahan mencapai 100%
UCI (Universal Child Immunization) atau 90% dari seluruh bayi di desa/
kelurahan tersebut memperoleh imunisasi dasar lengkap yang terdiri dari BCG,
Hepatitis B, DPT-HB, Polio dan campak.

Profil Kesehatan Puskesmas Mekar Sari Tahun 2020 22


Tahun 2017 sebanyak 85,7%, dimana terdapat 6 desa/kelurahan UCI dari
7desa yang ada.Persentase ini sama pada tahun 2016. Sedangkan Tahun 2017 dan
2018 sebanyak 100% atau semua desa/kelurahan 7 desa/kelurahan
UCI.Sedangkan pada tahun 2019cakupan desa/kelurahan UCI yaitu 92,4%.

4.1.17 Persentase Cakupan Imunisasi Bayi

Imunisasi dasar sangat penting diberikan sewaktu bayi (usia 0-11 bulan)
untuk memberikan kekebalan dari penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi (PD3I). Tanpa imunisasi anak-anak mudah terserang berbagai penyakit,
kecacatan dan kematian.
Pada tahun 2018, cakupan imunisasi bayi di Puskesmas Mekar Sariterdiri
dari imunisasi BCG sebesar 82,1%, DPT1+HB1 sebesar 97,78%, DPT3+HB3
sebesar 86,4%, Polio3 sebesar 97,77%, dan campak sebesar 97,78%. Sedangkan
dada tahun 2019, cakupan imunisasi bayi di Puskesmas Mekar Sari terdiri dari
imunisasi HB0 dan BCG sebesar 100%, DPT1+HB1 sebesar 97,88%, DPT3+HB3
sebesar 91,5%, Polio3 sebesar 97,94%, dan campak sebesar 90,1%.

JENIS IMUNISASI
100%
80% 100 97,88 91,5 97,94 90,1
60%
40%
20% JENIS IMUNISASI
0%

4.1.18 Cakupan Pemberian Vitamin A pada bayi dan Anak Balita

Vitamin A yang disebut juga Retinol sangat banyak fungsinya, yaitu:


membantu mata menyesuaikan diri terhadap perubahan cahaya dari terang ke
gelap, mencegah kekeringan selaput lendir mata yang disebut xerosis
konjungtiva, mencegah terjadinya kerusakan mata berlanjut yang akan menjadi
bercak bitot sampai kebutaan, menjaga kesehatan kulit dan selaput lendir saluran
pernafasan, saluran kemih dan saluran pencernaan terhadap masuknya bakteri dan
virus, membantu pertumbuhan tulang dan sistem reproduksi, membantu
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan, pembelahan sel,
diferensiasi sel, meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan bersifat antioksidan
yang dapat menetralisir radikal bebas penyebab kerusakan sel danjaringan.
Hasil penelitian di berbagai negara menunjukkan bahwa pemberian
suplementasi Vitamin A sebanyak 2 kali pertahun pada anak umur 6-59 bulan
Profil Kesehatan Puskesmas Mekar Sari Tahun 2020 23
dapat mencegah kekurangan Vitamin A dan kebutaan (buta senja), juga
meningkatkan sistim kekebalan tubuh sehingga mengurangi kejadian kesakitan dan
kematian pada balita, karena vitamin ini dapat mencegah timbulnya komplikasi
pada penyakit yang sering terjadi pada balita seperti campak dandiare.
Suplementasi Vitamin A dosis tinggi (200.000 IU atau lebih rendah) yang
dilakukan secara berkala kepada anak, dimaksudkan untuk menghimpun cadangan
Vitamin A dalam hati, agar tidak terjadi kekurangan vitamin A dan akibat buruk
yang ditimbulkannya, seperti xeroptalmia, kebutaan dan kematian. Cadangan
vitamin A dalam hati ini dapat digunakan bila diperlukan. Pemberian kapsul vitamin
A biru (untuk usia 6- 11 bulan) dosis 100.000 IU dan kapsul vitamin A merah
(untuk usia 12-59 bulan) dosis200.000 IU dapat memberi perlindungan selama 6
bulan, tergantung berapa banyak vitamin A dari makanan sehari-hari dikonsumsi
oleh anak dan penggunaannya dalam tubuh. Di Indonesia pemberian vitamin A
dilaksanakan 2 kali setahun yaitu pada bulan Februari danAgustus.
Untuk tahun 2018 cakupan pemberian vitamin A pada bayi (6-11bulan)
sebesar 100% atau sebanyak 82 bayi. Sedangkan pada anak balita (12-59bulan)
sebesar 100% atau sebanyak 603 anak. Pada tahun 2019 cakupan pemberian
vitamin A pada bayi (6-11bulan) sebesar 100% atau sebanyak 82 bayi. Sedangkan
pada anak balita (12-59bulan) sebesar 100% atau sebanyak 469 anak.

4.1.19 Cakupan Baduta di Timbang

Bawah dua tahun atau lebih di kenal dengan sebutan Baduta merupakan
salah satu periode usia kalender manusia. Rentang usia baduta dimulai dari 0 (nol)
hari sampai dengan dua tahun atau biasa digunakan perhitungan bulan yaitu usia 0
(nol) hari - 23 bulan.
Masa perkembangan anak sampai usia 3 tahun adalah masa kritis atau yang
disebut dengan golden age atau golden moment. Kurang lebih 80% perkembangan
otak manusia berada dalam periode ini. Perkembangan jumlah sel-sel yang tidak
cukup pada masa ini akan menyebabkan kekurangan sel-sel yang bersifat
permanen. Hal ini dapat mempengaruhi keseluruhan hidup dan masa depan anak.
Masa ini juga dapat dipandang sebagai periode “all or nothing”, periode anak
dapat berkembang sesuai dengan potensinya atau tidak sama sekali. Dalam
periode ini akan terjadi perkembangan otak, psikologi, sosial dan fisik. Begitu
pentingnya periode perkembangan pada masa ini, sehingga perlu mendapatkan
perhatian lebih dari orang tua.
Dua faktor penting perlu diperhatikan oleh orang tua dalam perkembangan
anak pada periode emas ini, yaitu faktor asupan gizi dan stimulasi. Asupan gizi
harus diperhatikan sesuai dengan usia perkembangan anak yaitu pemilihan jenis
makanan yang sesuai dengan perkembangan anak yaitu jenis makanan pada usia 6
bulan pertama kehidupan anak, umur masa transisi 4-6 bulan, umur 6-8 bulan,
umur 8-12 bulan, umur 1 tahun dan umur anak diatas 1 tahun sampai 2 tahun.
Sedangkan faktor stimulasi pada masa Golden Age juga perlu diperhatikan
oleh orang tua. Pada masa ini, anak akan menyerap apa saja yang dilihat,

Profil Kesehatan Puskesmas Mekar Sari Tahun 2020 24


didengar, dicium, dirasakan dan disentuh dari lingkungan sekitar mereka. Hal ini
harus menjadi perhatian bagi orang tua.Alam bawah sadar anak sangat aktif pada
masa ini. Hal apapun yang didapat dari lingkungan akan dengan mudah masuk ke
alam bawah sadarnya. Orang tua perlu memperhatikan stimulus yang datang dari
lingkungan anak.
Karena pentingnya masa pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa
Golden Ageini, maka orang tua harus lebih memperhatikan perkembangan anak
pada masa ini.Baduta dapat diukur status gizi dan perkembangannya melalui
penimbangan berat badan.Baduta yang sehat menunjukkan peningkatan berat
badan yang sesuai dengan usianya.
Pada tahun 2018, jumlah baduta ditimbang di wilayah kerja Puskesmas
Mekar Sari adalah216 baduta dari 225 baduta yang ada atau sekitar 96 %,
sedangkan Baduta yang mengalami BGM pada tahun 2017 sebanyak 7baduta atau
sekitar3,6% ditemukan. Sedangkan pada tahun 2019, jumlah baduta ditimbang
di wilayah kerja Puskesmas Mekar Sari adalah 347 baduta dari 386 baduta yang
ada atau sekitar 89,9%, sedangkan Baduta dengan masalah gizi pada tahun 2019
sebanyak 7baduta atau sekitar 1,8% ditemukan.

4.1.20 Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita

Cakupan pelayanan kesehatan pada anak balita merupakan salah-satu


indikator yang ditetapkan pada Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten
Ogan Ilir.Batasan Umur pada pelayanan kesehatan anak balita yaitu anak umur 12-
59 bulan.Pelayanan kesehatan anak balita dilakukan oleh tenaga kesehatan dalam
upaya meningkatkan kualitas anak balita dengan melakukan beberapa kegiatan
antaralain;
 Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan minimal 8 x setahun dan stimulasi
tumbuh kembang pada anak minimal 2 x setahun dengan menggunakan
instrument SDIDTK.
 Pembinaan posyandu, pembinaan anak prasekolah termasuk Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD) dan konseling pada kelas ibu balita dengan memanfaatkan
bukuKIA
 Perawatan anak balita dengan pemberian ASI sampai 2 tahun, makanan bergizi
seimbang dan suplementasi vitamin A (dosis 200.000 IU) 2 x setahun yaitu
bulan Februari danAgustus.
Cakupan pelayanan kesehatan anak balita di wilayah kerja Puskesmas Mekar
Saripada tahun 2018 cakupan indikator ini sebesar 91,3%, dimana terdapat
685anak balita yang mendapatkan pelayanan kesehatan minimal 8 x dari 750anak
balita yang ada. Sedangkan cakupan pelayanan kesehatan anak balita di wilayah
kerja Puskesmas Mekar Saripada tahun 2019meningkat yaitu 97,8%, dimana
terdapat 449 anak balita yang mendapatkan pelayanan kesehatan minimal 8 x dari
459 anak balita yang ada.

Profil Kesehatan Puskesmas Mekar Sari Tahun 2020 25


4.1.21 Jumlah Balita Ditimbang

Bawah Lima Tahun atau sering disingkat sebagai Balita merupakan salah satu
periodeusia manusia sebelum anak awal. Rentang usia balita dimulai dari 0 (nol)
hari sampai dengan limatahun atau biasa digunakan perhitungan bulan yaitu usia 0
(nol) hari - 59 bulan. Periode usia ini disebut juga sebagai usia prasekolah.Balita
dapat diukur status gizi dan perkembangannya melalui penimbangan berat
badan.Balita yang sehat menunjukkan peningkatan berat badan sesuai usianya.
Cakupan Balita di timbang di wilayah kerja Puskesmas Mekar Sari mengalami
kemajuan yang signifikan. Pada tahun 2018 sebesar 71,3% balita ditimbang atau
sebanyak 685 balita dari 750 balita, sedangkan Balita yang mengalami gizi kurang
pada tahun 2018 sebanyak 26 balitaatau sek=itar 3,8%, dan balita yang mengalami
stunting sebanyak 20 balita atau sekitar 2,9%. Sedangkan pada tahun 2019
sebesar 84,3% balita ditimbang atau sebanyak 528 balita dari 626 balita,
sedangkan Balita yang mengalami gizi kurang pada tahun 2019 sebanyak 43 balita
atau sekitar 8,1%, balita yang mengalami stunting sebanyak 83 balita atau sekitar
15,7%, dan balita yang kurus sebanyak 36 balita atau 6.8%.

4.1.22 Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan

Balita gizi buruk adalah balita dengan status gizi menurut berat badan (BB)
dan umur (U) dengan Z-score <-3 SD dan atau dengan tanda-tanda klinis
(marasmus, kwasiorkor dan marasmus- kwasiorkor).
Tanda klinis gizi buruk marasmus adalah tampak sangat kurus, wajah seperti
orang tua, iga gambang perut cekung, otot paha mengendor (Baggy Pant),
mengecilnya (atrofi) otot lengan dan tungkai.Tanda klinis gizi buruk kwasiorkor
adalah bengkak (edema) seluruh tubuh (terutama pada kedua punggung kaki),
wajah bulat (moon face) dan sembab, cengeng/ rewel/apatis, perut buncit
(Acites), bercak kulit yang luas dan kehitaman/bintik kemerahan.Balita yang
mengalami gizi buruk dan atau dengan tanda klinis seperti di atas memerlukan
perawatan kesehatan agar tidak berakibat fatal dan menyebabkan kematian.
Pada tahun 2018 dan 2019, cakupan balita gizi buruk di Puskesmas Mekar
Sari yang mendapatkan perawatan adalah 100% dengan jumlah temuan 2 balita
gizi buruk.

4.1.23 Cakupan Pelayanan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat

Cakupan penjaringan siswa SD dan setingkat merupakan pemeriksaan


kesehatan umum, kesehatan gigi dan mulut siswa SD dan setingkat melalui
penjaringan kesehatan terhadap murid kelas 1 SD dan Madrasah Ibtidaiyah yang
dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bersama tenaga kesehatan terlatih di satu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

Profil Kesehatan Puskesmas Mekar Sari Tahun 2020 26


Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat tahun 2016 adalah
84,5% atau berjumlah 93 siswa dari 110 siswa murid kelas 1 SD dan
setingkat.Tahun 2018 cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat
adalah 92,6% atau berjumlah 138 siswa dari 149 siswa murid kelas 1 SD dan
setingkat. Sedangkan pada tahun 2019 cakupan penjaringan kesehatan siswa SD
dan setingkat adalah 100% atau berjumlah 76 siswa dari semua siswa kelas 1 SD
dan setingkat.

4.1.24 Rasio Tumpatan (Tambal)/Pencabutan Gigi Tetap


Pemeriksaan gigi & mulut merupakan Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
dalam bentuk upaya promotif, preventif, dan kuratif sederhana seperti
pencabutan gigi tetap, pengobatan dan penambalan sementara yang dilakukan di
sarana pelayanan kesehatan.Pada tahun 2018 dan 2019, rasio tambal/cabut gigi
tetap di Puskesmas Mekar Sari menunjukkan angka sebesar 0.0.

4.1.25 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak SD dan Setingkat

Pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada anak SD dan setingkat merupakan
pelayanan kesehatan gigi dan mulut dalam bentuk upaya promotif, preventif, dan
kuratif sederhana seperti pencabutan gigi sulung, pengobatan dan penambalan
sementara gigi sulung dan gigi tetap, yang dilakukan baik di sekolah maupun
dirujuk ke puskesmas minimal 2 kali dalamsetahun.
Sejak tahun 2018pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada anak SD dan
setingkat tidak dilakukan karena Puskesmas Mekar Sari tidak memiliki tenaga
dokter ataupun perawat gigi.

4.1.26 Cakupan Pelayanan Kesehatan Usila

Pelayanan kesehatan usia lanjut merupakan pelayanan kesehatan sesuai


standar yang ada pada usia lanjut (60 tahun ke atas) di suatu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu.
Cakupan pelayanan kesehatan usila pada tahun 2018 adalah sebesar 52,73%
yang terdiri dari 55,97% usila laki-laki dan 49,65% usila perempuan atau sekitar
290 usila yang mendapatkan pelayanan kesehatan dari total 550 usila yang ada.
Sedangkan pada tahun 2019cakupan pelayanan kesehatan usila yaitu sebesar
74,1% yang terdiri dari 77,2% usila laki-laki dan 71,2% usila perempuan atau
sekitar 298 usila yang mendapatkan pelayanan kesehatan dari total 402 usila yang
ada.

4.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan


4.2.1 Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

Jaminan Pemeliharaan Kesehatan merupakan Upaya pembiayaan kesehatan


baik keanggotaannya secara sukarela maupun wajib yang iurannya dibayarkan oleh

Profil Kesehatan Puskesmas Mekar Sari Tahun 2020 27


pemerintah dan diselenggarakan dengan kendali biaya dan kendali mutu.
Di Puskesmas Mekar sari, Jaminan Pemeliharaan Kesehatan telah mencakup
seluruh masyarakat. Jumlah peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan tahun 2018
secara keseluruhan mencapai 4.571 telah terjamin oleh jaminan pemeliharaan
kesehatan atau 61,15% dari seluruh penduduk yang dicakup oleh Jaminan
Kesehatan Nasional.Sedangkan pada tahun 2019, jumlah peserta Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan secara keseluruhan mencapai 5.392 telah terjamin oleh
jaminan pemeliharaan kesehatan atau 80,32% dari seluruh penduduk yang dicakup
oleh Jaminan Kesehatan Nasional.

4.2.2 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan dan Rawat Inap di Sarana


Pelayanan Kesehatan

Kunjungan rawat jalan merupakan pelayanan keperawatan kesehatan


perorangan yang meliputi observasi, diagnosa, pengobatan, rehabilitasi medik
tanpa tinggal di ruang rawat inap pada sarana kesehatan.
Terdapat8 kunjungan rawat jalan Poli BP, Poli Gigi, Poli KIA/KB, Imunisasi,
Poli Gizi, Kesling, Promkes, dan Apotik.

4.2.3 Jumlah Kunjungan Gangguan Jiwa di Sarana PelayananKesehatan

Kunjungan Gangguan Jiwa merupakan Kunjungan pasien yang mengalami


gangguan kejiwaan, yang meliputi gangguan pada perasaan, proses pikir dan
perilaku, yang menimbulkan penderitaan pada individu dan atau hambatan dalam
melaksanakan peran sosialnya.
Pada tahun 2018terdapat 13 kunjungan pasien jiwa rawat jalan tanpa ada
rawat inap, sedangkan pada tahun 2019 terdapat 16 kunjungan pasien rawat jalan
tanpa ada rawat inapmengingat Puskesmas Mekar Sari bukan merupakan tempat
pelayanan kesehatan rawat inap.

4.3 Perilaku HidupMasyarakat


Persentase Rumah TanggaBer-PHBS

Rumah tangga ber-PHBS adalah rumah tangga yang seluruh anggota


keluarganya berperilaku hidup bersih dan sehat, yang meliputi 10 indikator yaitu
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, bayi diberi ASI eksklusif, balita
ditimbang setiap bulan, menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan air bersih
dan sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik nyamuk di rumah
seminggu sekali, makan sayur dan buah setiap hari, melakukan aktifitas fisik
setiap hari dan tidak merokok di dalam rumah. Apabila dalam rumah tangga
tersebut tidak ada ibu yang melahirkan, tidak ada bayi dan balita, maka
pengertian rumah tangga ber-PHBS adalah rumah tangga yang memenuhi
7indikator.

Profil Kesehatan Puskesmas Mekar Sari Tahun 2020 28


Persentase rumah tangga ber-PHBS di Puskesmas Mekar Sari dalam 4
(empat) tahun terakhir menunjukkan kemajuan yang cukup baik dengan nilai yang
fluktuatif. Pada tahun tahun 2016meningkat sebesar62,3% atau dengan jumlah
1.139 rumah tangga. Dibandingkan persentase pada tahun 2014 dan 2015 yaitu
56,5% dan 55,4%. Sedangkan pada tahun 2018 mengalami sedikit peningkatan
yaitu sebesar 64,5% atau sebanyak 1.243 rumah tangga, dan pada tahun 2019
juga mengalami peningkatan yaitu sebesar 67,8% atau sebanyak 2.826 rumah
tangga.

4.3 KeadaanLingkungan
4.3.1 Persentase RumahSehat

Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi kriteria minimal
yaitu rumah yang memiliki jamban sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan
sampah, sarana pembuangan air limbah, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan
lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah, ventilasi rumah dan pencahayaan yang
baik (Kepmenkes Nomor 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan
Kesehatan Perumahan dan Permenkes Nomor 1077/PER/V/MENKES/2011 tentang
Pedoman Penyehatan Udara dalam RuangRumah).
Pada tahun 2017, persentase rumah sehat yaitu 40,01% pada tahun 2018
mengalami peningkatan menjadi 48,5% dan pada tahun 2019 sebesar 50,3%.

4.3.2 Persentase Penduduk yang Memiliki Akses Air Minum yang Layak

Persentase penduduk yang memiliki akses berkelanjutan terhadap air minum


berkualitas (layak) di wilayah kerja Puskesmas Mekar Sari tahun 2018 adalah
sebesar 73,86%. Pada tahun 2019sebesar 76,6% dengan rincian sebagai berikut
jumlah penduduk pengguna sumur gali terlindung 0 jiwa, sumur gali dengan pompa
695 jiwa, sumur bor dengan pompa 37, terminal air 0 jiwa, mata air terlindung 0
jiwa, penampungan air hujan (PAH) 0 jiwa dan PDAM 7 Desa.

4.3.3 Persentase Penyelenggara Air Minum Memenuhi Syarat Kesehatan

Persentase kualitas air minum di penyelenggara air minum yang memenuhi


syarat kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Mekar Sari tahun 2016 adalah 2%
atau sebanyak 1 penyelenggara air minum dari 5 penyelenggara air minum yang di
jadikan sampel untuk diperiksa. Sedangkan pada tahun 2015dan tahun 2014 tidak
terdapat capaian persentase kualitas air minum di penyelenggara air minum yang
memenuhi syarat kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Mekar Sari(0%). Untuk
tahun 2018 dan 2019 mengalami peningkatan yang sangat besar menjadi 100%,
atau sebanyak 3 penyelenggara air minum dari 3 penyelenggara air minum di tahun
2018 dan sebanyak 2penyelenggara air minum dari 2 penyelenggara air minumyang
dijadikan sampel untuk diperiksa.

Profil Kesehatan Puskesmas Mekar Sari Tahun 2020 29


4.3.4 Persentase Penduduk yang Memiliki Akses Sanitasi yang Layak (Jamban
Sehat)

Pada tahun 2015 persentase penduduk yang memiliki akses terhadap


fasilitas sanitasi yang layak (jamban sehat) di wilayah kerjaPuskesmas Mekar
Sari menjadi sebesar 50,31%. Pada tahun 2016 persentase penduduk yang
memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak (jamban sehat) di Puskesmas
Mekar Sarimeningkat menjadi sebesar 56,86%. Begitu juga pada tahun 2017 yang
mengalami peningkatan menjadi 60,2% dan pada tahun 2018 dan 2019 sebesar
60,1%.

4.3.5 Persentase Desa STBM

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat atau kepanjangan dari STBM


merupakan pendekatan untuk mengubah perilaku higiene dan sanitasi meliputi 5
pilar yaitu tidak buang air besar (BAB) sembarangan, mencuci tangan pakai sabun,
mengelola air minum dan makanan yang aman, mengelola sampah dengan benar,
mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman melalui pemberdayaan
masyarakat dengan metode pemicuan. Sedangkan desa STBM artinya desa yang
telah mencapai 100 % penduduk melaksanakan 5 pilar STBM.
Pada tahun 2016 desa di wilayah Puskesmas Mekar Sari yang melaksanakan
STBM sebanyak 7 desa tetapi tidak ada desa yang mencapai desa STBM sehingga
persentase desa STBM di Puskesmas Mekar Sari pada tahun 2016sebesar 43%
dan desa stop babs sebanyak 14%. Pada tahun 2018 persentase desa STBM di
wilayah Puskesmas Mekar Sari sebesar 42,8% dan desa stop babs sebesar 14,2%.
Sedangkan pada tahun 2019 persentase desa STBM di wilayah Puskesmas Mekar
Sari sebesar 4,4% dan desa stop babs sebesar 1,3%.

4.3.6 Persentase Tempat-Tempat Umum MemenuhiSyarat

Pada tahun 2016, persentase tempat-tempat umum yang memenuhi syarat


kesehatan yaitu sebsar 90% atau sebanyak 10 tempat-tempat umum (TTU) dari
11 tempat- tempat umum yang ada.Persentase ini sama dengan persentase dua
tahun sebelumnya. Sedangkan pada tahun 2017 mengalami peningkatan menjadi
100% atau sebanyak 12 dari 12 tempat-tempat umum (TTU) telah memenuhi
syarat kesehatan dan pada tahun 2018 sebanyak 96,1% atau sebanyak 25 dari 26
tempat-tempat umum (TTU) telah memenuhi syarat kesehatan. Sedangkan pada
tahun 2019 persentase meningkat menjadi sebanyak 100% atau sebanyak 22
tempat-tempat umum (TTU) telah memenuhi syarat kesehatan.

Profil Kesehatan Puskesmas Mekar Sari Tahun 2020 30


4.3.7 Persentase Tempat Pengelolaan Makanan Memenuhi Syarat, Dibina dan
Diuji Petik

Pada tahun 2016, persentase tempat pengelolaan makanan yang memenuhi syarat
kesehatan yaitu sebesar 75%, namun tidak ada TPM yang diuji petik (nol).
Dan pada tahun 2017 persentase TPM yang memenuhi syarat kesehatan
menurut status higiene dan sanitasi sebesar 77,2% dan tidak ada TPM yang diuji
petik, dan pada tahun 2018 dan 2019 persentase TPM yang memenuhi syarat
kesehatan menurut status higiene dan sanitasi meningkat menjadi 100%.

Profil Kesehatan Puskesmas Mekar Sari Tahun 2020 31


5.1 SaranaKesehatan
5.1.1 Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan MenurutKepemilikan/Pengelola

Untuk menjangkau masyarakat yang tersebar di seluruh wilayah kerja


Puskesmas Mekar Sari, terdapat beberapa sarana pelayanan kesehatan yang
tersebar di seluruh wilayah seluruh kerja Puskesmas Mekar Sari yaitu 1 unit
puskesmas keliling, 7 unit polindes/poskesdes, 12 unit posyandu dan 7 unit
posyandu usila.Dari seluruh sarana yang ada, beberapa sarana yang kurang
memadai yaitu ada poskesdes yang mengalami kerusakan.

5.1.2 Posyandu Menurut Strata

Posyandu atau kependekan dari pos pelayanan terpadu menurut strata


terdiri dari posyandu pratama, posyandu madya, posyandu purnama dan posyandu
mandiri. Posyandu aktif adalah posyandu yang melaksanakan kegiatan hari buka
dengan ferkuensi lebih dari8 kali per tahun, rata-rata jumlah kader yang
bertugas 5 orang atau lebih, cakupan utama (KIA, KB, Gizi, imunisasi dan
penanggulangan diare) lebih dari 50% dan sudah ada satu atau lebih program
tambahan serta cakupan dana sehat<50%.
Posyandu pratama adalah posyandu yang kegiatan pelayanannya belum rutin
dan jumlah kader masih terbatas.Posyandu madya adalah posyandu dengan
kegiatan lebih teratur dibandingkan posyandu pratama dan jumlah kader 5 orang.
Posyandu purnama adalah posyandu dengan ferkuensi kegiatan lebih dari 8 kali
per tahun, rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih dan cakupan 5
program utamanya yaitu KIA, KB, Gizi, imunisasi dan penanggulangan diare lebih
dari 50% serta sudah ada program tambahan. Posyandu mandiri adalah posyandu
yang sudah dapat melakukan kegiatan secara teratur, cakupan 5 program utama
sudah bagus, ada program tambahan dan dana sehat telah menjangkau 50% KK.
Pada tahun 2013 hingga tahun 2019, Persentase posyandu menurut strata di
di seluruh wilayah kerja Puskesmas Mekar Sari meliputi posyandu pratama 0,0%,
posyandu madya 54,55%, posyandu purnama 45,45%, posyandu mandiri 0,0%, dan
persentase posyandu aktif sebesar 100%,

Profil Kesehatan Puskesmas Mekar Sari Tahun 2020 32


5.1.3 Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat(UKBM)

Upaya kesehatan bersumber masyarakat (UKBM) di wilayah kerja


Puskesmas Mekar Sari tahun 2019 meliputi jumlah desa siaga sebanyak 11 desa
atau 157% dengan rincian desa siaga madya sebanyak 9 desa dan desa siaga
purnama sebanyak 2 desa, sedangkan jumlah poskesdes 7 unit dan jumlah
posyandu sebanyak 12 posyandu, sedangkan posbindu, posmaldes dan pos TB desa
sedang dalam tahap pembentukan. Dengan upaya kesehatan bersumber
masyarakat(UKBM) berasal dari poskesdes sebanyak 7 unit poskesdes.

5.2 TenagaKesehatan
5.2.1 Jumlah dan Rasio Tenaga Medis (Dokter Umum, Spesialis, Dokter Gigi)
di SaranaKesehatan

Tahun 2019, jumlah dan rasio tenaga medis pada sarana kesehatan terdiri
dari dokter umum sebanyak 1 orang dengan rasio 16,19 per-100.000 penduduk.
Tidak ada dokter gigi dan dokter spesialis lainnya.Jumlah dan rasio tenaga
kesehatan tahun 2019 sejalan dengan tahun-tahun sebelumnya yaitu pada tahun
2017 dan tahun 2018.

5.2.2 Jumlah dan Rasio Tenaga Keperawatan (Bidan, Perawat) di


SaranaKesehatan

Jumlah tenaga keperawatan & bidan di sarana kesehatan tahun 2019 adalah
11 orang bidan yang terdiri dari bidan DI, DIII dan DIV dengan rasio 300 per-
100.000 penduduk. Sedangkan jumlah tenaga perawat sebanyak 12 orang dengan
rasio 173,91per-100.000 penduduk.

5.2.3 Jumlah dan Rasio Tenaga Kefarmasian (Apoteker, Asisten Apoteker) di


SaranaKesehatan

Jumlah tenaga apoteker dan sarjana farmasi di sarana kesehatan Puskesmas


Mekar Sari pada tahun 2013 hingga tahun 2019 hanya ada 1 orang tenaga teknis
kefarmasian yang merupakan tenaga sukarela, sedangkan tidak ada tenaga
apoteker. Rasio tenaga kefarmasian yaitu 16,19 per-100.000 penduduk.

5.2.4 Jumlah dan Rasio Tenaga Gizi (Ahli Gizi) di SaranaKesehatan

Jumlah tenaga ahli gizi di sarana kesehatan tahun 2013 hingga tahun 2018
hanya ada 1 orang tenaga DIII gizi dengan rasio 16,19 per-100.000 penduduk.
Sedangkan pada tahun 2019 jumlah tenaga ahli gizi juga hanya ada 1 orang tetapi
S1 Gizi.

Profil Kesehatan Puskesmas Mekar Sari Tahun 2020 33


5.2.5 Jumlah dan Rasio Tenaga Kesehatan Masyarakat (Kesmas, Sanitarian)
di SaranaKesehatan

Jumlah tenaga kesehatan masyarakat di sarana kesehatan tahun 2019


adalah 6 orang dengan rasio 80,2 per-100.000 penduduk, sedangkan jumlah
tenaga sanitasi atau kesehatan lingkungan adalah 1 orang dengan rasio 13,25 per-
100.000 penduduk.

5.2.6 Jumlah dan Rasio Tenaga Teknisi Medis dan Fisioterapis di


SaranaKesehatan

Untuk tahun 2019 jumlah tenaga teknisi medis di sarana kesehatan adalah 0
(nihil), hal tersebut sejalan dengan tahun sebelumnya.

5.3 Pembiayaan Kesehatan

Anggaran kesehatan adalah dana yang disediakan untuk penyelenggaraan


upaya kesehatan yang dialokasikan melalui APBD. Anggaran kesehatan Puskesmas
Mekar Saribersumber dari APBD Kabupaten, APBD propinsi berupa Dana Tugas
Perbantuan (TP) Provinsi dan APBN terdiri dari dana DAK, dana Tugas Perbantuan
(TP)/BOK dan dana Lain-lain (Pagu Pendamping DAK).

Profil Kesehatan Puskesmas Mekar Sari Tahun 2020 34


Profil kesehatan Puskesmas Mekar SariTahun 2019 merupakan suatu
gambaran tentang program kesehatan dan pencapaiannya di wilayah kerja
Puskesmas Mekar Sari pada tahun 2019. Pada tahun 2019, profil kesehatan
diupayakan disusun berdasarkan data terpilah berdasarkan pengarusutamaan
gender (PUG) yang merupakan salah-satu strategi pembangunan pembangunan yang
dilakukan untuk mencapai kesetaraan gender melalui pengintegrasian permasalahan,
aspirasi, kebutuhan dan permasalahan perempuan dan laki-laki harus dimasukkan
ke dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi dari seluruh
kebijakan, program dan kegiatan diberbagai bidang kehidupan danpembangunan.
Dalam proses pengumpulan data, pembuatan profil berdasarkan data terpilah
ini mengalami berbagai kendala, antara lain sulitnya mendapatkan data
kependudukan dari Badan Pusat Statistik yang memakan waktu tidak sebentar,
sehingga mengakibatkan keterlambatan dalam proses penyusunan profil kesehatan
ini. Data Kependudukan merupakan data yang sangat penting untuk menjadi tolok
ukur dalam penyusunan target, pencapaian target dan penentuan sasaran program.
Kami sangat menyadari Sistem Informasi Kesehatan (SIK) yang ada pada
saat ini masih belum dapat memenuhi kebutuhan data dan informasi kesehatan
secara optimal, hal tersebut dikarenakan pengelolaan sistem informasi kesehatan
di Puskesmas Mekar Saribelum berjalan secara maksimal sehingga pengumpulan
data dan informasi dari puskesmas-puskesmas masih sangat sulit, kurangnya
tenaga-tenaga SIK yang profesional dan kurangnya sarana dan prasarana
(perangkat elektronik) yang dapat menunjang dalam pengumpulan data tersebut.
Sehingga akan berimplikasi pada kualitas data dan informasi yang disajikan dalam
Profil Kesehatan Puskesmas Mekar Sari yang terbit saat ini belum memadai dan
sesuai dengan harapan pembaca. Walaupun demikian diharapkan Profil Kesehatan
Puskesmas Mekar Saridapat memberikan gambaran secara garis besar dan
menyeluruh tentang seberapa jauh kondisi kesehatan yang ada di wilayah
Puskesmas Mekar Saripada tahun2019.
Demikian Profil Kesehatan Puskesmas Mekar Sariyang merupakan gambaran
situasi kesehatan Puskesmas Mekar Saritahun 2019 secara menyeluruh, besar
harapan kiranya pembaca dapat memberikan masukan, kritik dan saran yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan Profil Kesehatan Puskesmas Mekar Sari.

Profil Kesehatan Puskesmas Mekar Sari Tahun 2020 35


RESUME PROFIL KESEHATAN
KABUPATEN/KOTA OGAN ILIR
TAHUN 2019

ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
I GAMBARAN UMUM
1 Luas Wilayah 118 Km2 Tabel 1
2 Jumlah Desa/Kelurahan 7 Desa/Kel Tabel 1
3 Jumlah Penduduk 0 0 0 Jiwa Tabel 2
4 Rata-rata jiwa/rumah tangga #DIV/0! Jiwa Tabel 1
5 Kepadatan Penduduk /Km2 #DIV/0! Jiwa/Km2 Tabel 1
6 Rasio Beban Tanggungan #DIV/0! per 100 penduduk produktif Tabel 2
7 Rasio Jenis Kelamin #DIV/0! Tabel 2
8 Penduduk 10 tahun ke atas melek huruf #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! % Tabel 3
9 Penduduk 10 tahun yang memiliki ijazah tertinggi
a. SMP/ MTs #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! % Tabel 3
b. SMA/ SMK/ MA #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! % Tabel 3
c. Sekolah menengah kejuruan #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! % Tabel 3
d. Diploma I/Diploma II #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! % Tabel 3
e. Akademi/Diploma III #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! % Tabel 3
f. Universitas/Diploma IV #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! % Tabel 3
g. S2/S3 (Master/Doktor) #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! % Tabel 3

II SARANA KESEHATAN
II.1 Sarana Kesehatan
10 Jumlah Rumah Sakit Umum 0 RS Tabel 4
11 Jumlah Rumah Sakit Khusus 0 RS Tabel 4
12 Jumlah Puskesmas Rawat Inap 0 Puskesmas Tabel 4
13 Jumlah Puskesmas non-Rawat Inap 1 Puskesmas Tabel 4
14 Jumlah Puskesmas Keliling 0 Puskesmas keliling Tabel 4
15 Jumlah Puskesmas pembantu 0 Pustu Tabel 4
16 Jumlah Apotek 0 Apotek Tabel 4
17 RS dengan kemampuan pelayanan gadar level 1 - % Tabel 6

II.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan


18 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! % Tabel 5
19 Cakupan Kunjungan Rawat Inap #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! % Tabel 5
20 Angka kematian kasar/Gross Death Rate (GDR) di RS #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! per 1.000 pasien keluar Tabel 7
21 Angka kematian murni/Nett Death Rate (NDR) di RS #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! per 1.000 pasien keluar Tabel 7
ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
22 Bed Occupation Rate (BOR) di RS #DIV/0! % Tabel 8
23 Bed Turn Over (BTO) di RS #DIV/0! Kali Tabel 8
24 Turn of Interval (TOI) di RS #DIV/0! Hari Tabel 8
25 Average Length of Stay (ALOS) di RS #DIV/0! Hari Tabel 8
26 Puskesmas dengan ketersediaa obat vaksin & essensial 1,0 % Tabel 9

II.3 Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)


27 Jumlah Posyandu 12,00 Posyandu Tabel 10
28 Posyandu Aktif 100,00 % Tabel 10
29 Rasio posyandu per 100 balita #DIV/0! per 100 balita Tabel 10
30 Posbindu PTM 7,00 Posbindu PTM Tabel 10

III SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN


31 Jumlah Dokter Spesialis 0 0 0 Orang Tabel 11
32 Jumlah Dokter Umum 0 0 0 Orang Tabel 11
33 Rasio Dokter (spesialis+umum) #DIV/0! per 100.000 penduduk Tabel 11
34 Jumlah Dokter Gigi + Dokter Gigi Spesialis 0 0 0 Orang Tabel 11
35 Rasio Dokter Gigi (termasuk Dokter Gigi Spesialis) #DIV/0! per 100.000 penduduk Tabel 11
36 Jumlah Bidan 0 Orang Tabel 12
37 Rasio Bidan per 100.000 penduduk #DIV/0! per 100.000 penduduk Tabel 12
38 Jumlah Perawat 0 0 0 Orang Tabel 12
39 Rasio Perawat per 100.000 penduduk #DIV/0! per 100.000 penduduk Tabel 12
40 Jumlah Tenaga Kesehatan kesehatan 0 0 0 Orang Tabel 13
41 Jumlah Tenaga Sanitasi 0 0 0 Orang Tabel 13
42 Jumlah Tenaga Gizi 0 0 0 Orang Tabel 13
43 Jumlah Tenaga Kefarmasian 0 0 0 Orang Tabel 15

IV PEMBIAYAAN KESEHATAN
44 Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan #DIV/0! % Tabel 17
45 Desa yang memanfaatkan dana desa untuk kesehatan 100,00 % Tabel 18
46 Total Anggaran Kesehatan 931.936.487 Rp Tabel 19
47 APBD Kesehatan terhadap APBD Kab/Kota 100,0 % Tabel 19
48 Anggaran Kesehatan Perkapita #DIV/0! Rp Tabel 19

V KESEHATAN KELUARGA
V.1 Kesehatan Ibu
49 Jumlah Lahir Hidup 81 80 161 Orang Tabel 20
50 Angka Lahir Mati (dilaporkan) 0,0 0,0 0,0 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 20
ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
51 Jumlah Kematian Ibu 0 Ibu Tabel 21
52 Angka Kematian Ibu (dilaporkan) 0,0 per 100.000 Kelahiran Hidup Tabel 21
53 Kunjungan Ibu Hamil (K1) 97,2 % Tabel 23
54 Kunjungan Ibu Hamil (K4) 97,2 % Tabel 23
55 Ibu hamil dengan imunisasi Td2+ 97,2 % Tabel 24
56 Ibu Hamil Mendapat Tablet Tambah Darah 90 97,2 % Tabel 27
57 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan 98,2 % Tabel 23
58 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan di Fasyankes 98,2 % Tabel 23
59 Pelayanan Ibu Nifas KF3 98,2 % Tabel 23
60 Ibu Nifas Mendapat Vitamin A 98,2 % Tabel 23
61 Penanganan komplikasi kebidanan 67,4 % Tabel 30
62 Peserta KB Aktif 92,4 % Tabel 28
63 Peserta KB Pasca Persalinan 96,3 % Tabel 29

V.2 Kesehatan Anak


64 Jumlah Kematian Neonatal 0 0 0 neonatal Tabel 31
65 Angka Kematian Neonatal (dilaporkan) 0,0 0,0 0,0 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 31
66 Jumlah Bayi Mati 0 0 0 bayi Tabel 31
67 Angka Kematian Bayi (dilaporkan) 0,0 0,0 0,0 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 31
68 Jumlah Balita Mati 0 0 0 Balita Tabel 31
69 Angka Kematian Balita (dilaporkan) 0,0 0,0 0,0 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 31
70 Penanganan komplikasi Neonatal 57,6 75,0 65,6 % Tabel 30
71 Bayi baru lahir ditimbang 100 100 100 % Tabel 33
72 Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) - - - % Tabel 33
73 Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) 100,00 100,00 100,00 % Tabel 34
74 Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) 100,00 97,50 98,76 % Tabel 34
75 Bayi yang diberi ASI Eksklusif 51,22 % Tabel 35
76 Pelayanan kesehatan bayi 100,00 98,77 99,38 % Tabel 36
77 Desa/Kelurahan UCI 92,41 % Tabel 37
78 Cakupan Imunisasi Campak/MR pada Bayi 88,75 91,46 90,12 % Tabel 39
79 Imunisasi dasar lengkap pada bayi 90,00 74,39 82,10 % Tabel 39
80 Bayi Mendapat Vitamin A 100,00 % Tabel 41
81 Anak Balita Mendapat Vitamin A 100,00 % Tabel 41
82 Pelayanan kesehatan balita 97,12 98,61 97,82 % Tabel 42
83 Balita ditimbang (D/S) 88,82 80,12 84,35 % Tabel 43
84 Balita gizi kurang (BB/umur) 8,14 % Tabel 44
85 Balita pendek (TB/umur) 15,72 % Tabel 44
86 Balita kurus (BB/TB) 6,82 Tabel 44
ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
87 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 1 SD/MI 100,00 % Tabel 45
88 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 7 100,00 %
SMP/MTs Tabel 45
89 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 10 100,00 %
SMA/MA Tabel 45

V.3 Kesehatan Usia Produktif dan Usia Lanjut


90 Pelayanan Kesehatan Usia Produktif 65,64 132,70 100,49 % Tabel 48
91 Pelayanan Kesehatan Usila (60+ tahun) 77,16 71,22 74,13 % Tabel 49

VI PENGENDALIAN PENYAKIT
VI.1 Pengendalian Penyakit Menular Langsung
93 Persentase orang terduga TBC mendapatkan pelayanan
sesuai standar #DIV/0! % Tabel 51
94 CNR seluruh kasus TBC 312,83 per 100.000 penduduk Tabel 51
95 Case detection rate TBC #DIV/0! % Tabel 51
96 Cakupan penemuan kasus TBC anak #DIV/0! % Tabel 51
97 Angka kesembuhan BTA+ 92,31 100,00 94,12 % Tabel 52
98 Angka pengobatan lengkap semua kasus TBC 92,31 100,00 94,12 % Tabel 52
99 Angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) semua kasus 184,62
TBC 200,00 188,24 % Tabel 52
100 Jumlah kematian selama pengobatan 5,9 per 100.000 penduduk Tabel 52
101 Penemuan penderita pneumonia pada balita #DIV/0! % Tabel 53
102 Balita Pneumonia yang diberikan tatalaksana standar #DIV/0! % Tabel 53
103 Puskesmas yang melakukan tatalaksana standar
pneumonia min 60% #DIV/0! % Tabel 53
104 Jumlah Kasus HIV 0 0 0 Kasus Tabel 54
105 Jumlah Kasus Baru AIDS 0 0 0 Kasus Tabel 55
106 Jumlah Kematian karena AIDS 0 0 0 Jiwa Tabel 55
107 Persentase Diare ditemukan dan ditangani pada balita 103,0 % Tabel 56
108 Persentase Diare ditemukan dan ditangani pada semua umur 138,2 % Tabel 56
109 Jumlah Kasus Baru Kusta (PB+MB) 0 0 0 Kasus Tabel 57
110 Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! per 100.000 penduduk Tabel 57
111 Persentase Kasus Baru Kusta anak 0-14 Tahun #DIV/0! % Tabel 58
112 Persentase Cacat Tingkat 0 Penderita Kusta #DIV/0! % Tabel 58
113 Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta #DIV/0! % Tabel 58
114 Angka Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta #DIV/0! per 100.000 penduduk Tabel 58
115 Angka Prevalensi Kusta #DIV/0! per 10.000 Penduduk Tabel 59
ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
116 Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! % Tabel 60
117 Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! % Tabel 60

VI.2 Pengendalian Penyakit yang Dapat Dicegah dengan


Imunisasi
118 AFP Rate (non polio) < 15 th #DIV/0! per 100.000 penduduk <15 tahun Tabel 61
119 Jumlah Kasus Difteri 0 0 0 Kasus Tabel 62
120 Case Fatality Rate Difteri #DIV/0! % Tabel 62
121 Jumlah Kasus Pertusis 0 0 0 Kasus Tabel 62
122 Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum 0 0 0 Kasus Tabel 62
123 Case Fatality Rate Tetanus Neonatorum #DIV/0! % Tabel 62
124 Jumlah Kasus Hepatitis B 0 0 0 Kasus Tabel 62
125 Jumlah Kasus Suspek Campak 0 0 0 Kasus Tabel 62
126 Insiden rate Campak #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! per 100.000 penduduk Tabel 62
127 KLB ditangani < 24 jam 0,0 % Tabel 63

VI.3 Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik


128 Angka kesakitan (Incidence Rate) DBD #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! per 100.000 penduduk Tabel 65
129 Angka kematian (Case Fatality Rate) DBD 0,0 #DIV/0! 0,0 % Tabel 65
130 Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Incidence ) 0,0 0,0 0,0 per 1.000 penduduk Tabel 66
131 Konfirmasi laboratorium pada suspek Malaria #DIV/0! % Tabel 66
132 Pengobatan standar kasus Malaria positif #DIV/0! % Tabel 66
133 Case Fatality Rate Malaria #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! % Tabel 66
134 Penderita Kronis Filariasis 0 0 0 Kasus Tabel 67

VI.4 Pengendalian Penyakit Tidak Menular


135 Penderita Hipertensi Mendapat Pelayanan Kesehatan 79,9 80,4 80,2 % Tabel 68
136 Penyandang DM mendapatkan pelayanan kesehatan
sesuai standar 81,8 % Tabel 69
138 Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara 47,0 % perempuan usia 30-50 tahun Tabel 70
139 Persentase IVA positif pada perempuan usia 30-50 tahun 0,0 % Tabel 70
140 % tumor/benjolan payudara pada perempuan 30-50 tahun 0,0 % Tabel 70
141 Pelayanan Kesehatan Orang dengan Gangguan Jiwa Berat 84,2 % Tabel 71

VII KESEHATAN LINGKUNGAN


142 Penduduk dengan akses berkelanjutan terhadap air 11,4
minum berkualitas (layak) % Tabel 72
ANGKA/NILAI No.
NO INDIKATOR
L P L+P Satuan Lampiran
143 Sarana air minum dengan risiko R+S 72,1 % Tabel 73
144 Sarana air minum memenuhi syarat 76,6 % Tabel 73
145 Penduduk dengan akses terhadap sanitasi yang layak 60,1
(jamban sehat) % Tabel 74
146 Desa STBM 4,4 % Tabel 75
147 Tempat-tempat umum memenuhi syarat kesehatan 100,0 % Tabel 76
148 Tempat pengelolaan makanan memenuhi syarat kesehatan 100,0 % Tabel 77

Anda mungkin juga menyukai