Yhona Paratmanitya PSIG Universitas Alma Ata Anatomy
• The liver is the largest gland in the body
(weighing approximately 1.5 kg) . • Located on the right side of the upper abdomen. • It is a soft, "wedge-shaped" organ, reddish- brown in color because of the rich supply of blood flowing through it. • Two major blood vessels supply liver → Hepatic artery & Portal vein • The liver has the ability to regenerate itself • Only 10%-20% of functioning liver is required to sustain life,, although removal of the liver results in death, usually within 24 hours
• The liver is integral to most metabolic functions
of the body and performs more than 500 tasks Main Functions • Metabolism of carbohydrate, protein, fat • Storage and activation of vitamins & minerals • Formation and excretion of bile • Conversion of ammonia to urea • Metabolism of steroids • Detoxification of substance, such as drugs, alcohol, etc • Function of filter and flood chamber Common Liver Diseases 1. Hepatitis 2. Cirrhosis 3. Cancer 1. HEPATITIS • Peradangan hati yang disebabkan oleh keracunan toksin tertentu, konsumsi obat- obatan, atau karena infeksi virus. • Istilah "Hepatitis" dipakai untuk semua jenis peradangan pada hati (liver). • Virus hepatitis ada beberapa jenis, yaitu hepatitis A, hepatitis B, C, D, E. • Manifestasi penyakit hepatitis akibat virus bisa akut (hepatitis A) dapat pula hepatitis kronik (hepatitis B,C) dan ada pula yang kemudian dapat menjadi kanker hati (hepatitis B dan C). Jalur infeksi : • Hepatitis A dan E → fecal-oral route • Hepatitis B, C, D → spread by blood and body fluids • Penyakit ini biasanya disertai anoreksia, demam, kelelahan, pegal, rasa mual dan muntah, serta nyeri pada perut. • Pada kasus yang berat, air seni dapat berwarna gelap, buang air besar dapat berwarna pucat, dan kulit serta mata dapat menguning (disebut ikterus atau jaundice). Non Alcoholic Fatty Liver Disease • Merupakan spektrum penyakit hati yang meliputi steatosis, steatohepatitis, hingga sirosis • Terdapat akumulasi lemak pada hepatosit, dan dapat berkembang mjd fibrosis, sirosis, dan bahkan kanker hati • Penyebab : konsumsi obat-obatan tertentu, kelainan metabolisme sejak lahir, adanya metabolic disorders (DM tipe 2, jejunal ileal bypass, obesitas, malnutrisi, dislipidemia, dll) Alcoholic Liver Disease • Penyakit hati yang disebabkan oleh konsumsi alkohol berlebihan • Faktor predisposisi lainnya adalah konsumsi obat-obatan, infeksi hati, faktor imunologi, obesitas, status gizi kurang • Alcoholic hepatitis generally characterized by hepatomegaly, modest elevation of serum transaminase levels, increased serum bilirubin concentration, normal/depressed serum albumin concentration, or anemia. • Patients also may have abdominal pain, anorexia, nausea, vomiting, weakness, diarrhea, weight loss, or fever. Some patients can develop jaundice, coagulopathy, ascites 2. CIRRHOSIS/SIROSIS HATI • Sirosis hati merupakan kerusakan hati yang menetap, disebabkan akibat penyakit Hepatitis Kronis, alkohol, penyumbatan saluran empedu, serta berbagai kelainan metabolisme. • Jaringan hati secara merata rusak akibat pengerutan dan pengerasan sehingga fungsinya terganggu. • Bersifat irreversible (tidak dapat diperbaiki lagi kerusakannya) • Gejalanya yaitu kelelahan, kehilangan berat badan, penurunan daya tahan tubuh, gangguan pencernaan dan jaundice (kuning). • Dalam keadaan berat pasien disertai asites, hipertensi portal, varises esofagus, hematemesis-melena yang dapat berakhir dengan koma hepatik (ensefalopati hepatikum). Gejala sirosis hati yang tampak dari luar → Gejala sirosis hati di dalam tubuh→ Tujuan Diet Pada Penyakit Hati • 1. Mencegah kerusakan jaringan hati lebih lanjut • 2. Memperbaiki jaringan hati yang rusak • 3. Mengurangi beban kerja hati • 4. Memperbaiki/ mempertahankan status gizi pasien • 5. Menghindari komplikasi penyakit hati Syarat Diet • 1.Energi Tinggi, untuk mencegah pemecahan protein, yang diberikan bertahap sesuai dengan kemampuan pasien, yaitu 40 – 45 kkal/kg BB. 2. Lemak Cukup, yaitu 20 – 25% dari kebutuhan energi total, dalam bentuk yang mudah dicerna atau dalam bentuk emulsi. • Bila pasien mengalami steatorea (BAB berlemak), gunakan lemak dengan asam lemak rantai sedang (medium chain triglyceride / MCT). Jenis lemak ini tidak membutuhkan aktifitas lipase dan asam empedu dalam proses absorbsinya. • Pemberian lemak sebanyak 45 gram dapat mempertahankan fungsi imun dan proses sintesis lemak. Syarat Diet 3. Protein Agak Tinggi, yaitu 1,25 – 1,5 g/kg BB agar terjadi anabolisme protein. • Pada kasus dengan gejala ensefalopati yang disertai peningkatan amonia dalam darah, pemberian protein harus dibatasi untuk mencegah koma, yaitu sebanyak 30 – 40 g/hari atau 0,8 g/kg BB/hari. • Protein nabati memberikan keuntungan karena kandungan serat yang dapat mempercepat pengeluaran amoniak melalui feses. Namun, sering timbul keluhan berupa rasa kembung dan penuh. Syarat Diet • 4. Vitamin dan Mineral, diberikan sesuai dengan tingkat defisiensi. Bila perlu, diberikan suplemen vitamin B kompleks, C, dan K serta mineral seng dan zat besi bila ada anemia. • 5. Natrium, diberikan rendah tergantung tingkat edema dan asites. Bila pasien mendapat diuretika, garam natrium dapat diberikan lebih luas. Syarat Diet • 6. Cairan, diberikan lebih dari biasa kecuali bila ada kontraindikasi. • 7. Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan saluran cerna • 8. Perhatikan kebersihan makanan, karena salah satu penyebab peningkatan amonia adalah kuman-kuman di dalam usus yang memproduksi amonia • Pertimbangkan dukungan nutrisi enteral bagi pasien yang asupan oralnya tidak mencukupi dan ada gejala malnutrisi. • Nutrisi parenteral diberikan jika nutrisi enteral belum cukup (misalnya karena malabsorpsi), sementara gejala malnutrisi terlihat jelas. Jenis Diet Hati Diet Hati I (DH I) • Diet Hati I diberikan bila pasien dalam keadaan prekoma sudah dapat diatasi dan pasien sudah mulai mempunyai nafsu makan. • Melihat keadaan pasien, makanan diberikan dalam bentuk cincang atau lunak. • Pemberian protein dibatasi (30 g/hari) dan lemak diberikan dalam bentuk mudah dicerna. Formula enteral dengan asam amino rantai cabang (Branched Chain Amino Acid /BCAA) yaitu leusin, isoleusin, dan valin dapat digunakan. • Bila ada asites dan diuresis belum sempurna, pemberian cairan maksimal 1 L/hari. • Makanan ini rendah energi, protein, kalsium, zat besi, dan tiamin; karena itu sebaiknya diberikan selama beberapa hari saja. • Menurut beratnya retensi garam atau air, makanan diberikan sebagai Diet Hati I Garam rendah. • Untuk menambah kandungan energi, selain makanan per oral juga diberikan makanan parenteral berupa cairan glukosa Diet Hati II (DH II) • Diet hati II diberikan sebagai makanan perpindahan dari diet hati II kepada pasien dengan nafsu makannya cukup. • Menurut keadaan pasien, makanan diberikan dalam bentuk lunak / biasa. • Protein diberikan 1 g/kg BB dan lemak sedang (20-25% dari kebutuhan energi total) dalam bentuk yang mudah dicerna. • Makanan ini cukup mengandung energi, zat besi, vitamin A & C. • Menurut beratnya retensi garam atau air, makanan diberikan sebagai diet hati II rendah garam. Diet Hati III (DH III) • Diet Hati III diberikan sebagai makanan perpindahan dari Diet Hati II atau kepada pasien hepatitis akut (Hepatitis Infeksiosa/A dan Hepatitis Serum/B) dan sirosis hati yang nafsu makannya telah baik, telah dapat menerima protein, lemak, KH, mineral, dan vitamin. • Menurut beratnya retensi garam atau air, makanan diberikan sebagai Diet Hati III Garam Rendah I. • Makanan dapat diberikan dalam bentuk lunak atau biasa (tergantung kesanggupan pasien) • Cenderung mengandung tinggi karbohidrat