1
Puji dan syukur kita persembahkan ke hadirat Allah SWT,
karena atas rahmat dan karunia-Nya, kita dapat bersama
dalam acara serial webinar online dalam rangka hari jadi
ke-60 tahun Yth Presiden RI Bapak Joko Widodo, yang
jatuh pada tanggal 21 Juni 2021.
2
permasalahan rakyat, dengan keberadaan seorang
presiden yang rimbawan.
3
aktualisasi rimbawan, bagi kejayaan Indonesia. Bukan
sebaliknya, menegasikan yang dapat membuat kontra
produktif atas hal-hal yang sudah dan sedang kita bangun.
4
gangguan pada bio-dioversity, dan sederet masalah
lainnya.
5
Dengan konsep itu, maka sebenarnya meletakkan
Kehutanan dan Lingkungan dalam satu manajemen,
sekaligus merupakan upaya mendasar dalam mengatasi
masalah-masalah sumberdaya alam khususnya hutan
secara mendasar dan berlandaskan keilmuan, scientific
sensing.
6
sebaliknya juga mempertahankan kesehatan lingkungan
dengan menyediakan udara bersih, air dan tanah;
7
seperti vegetasi, flora, fauna, iklim, batuan atau parent
material dan bahkan faktor manusia serta faktor rentang
waktu dalam ciri-ciri kondisi sosial ekonomi seperti
perilaku land use, dan berbagai faktor sosial
kemanusiaan, khususnya dalam hal kemiskinan,
keterbelakangan dan kesenjangan.
8
Sejarah mencatat, era keemasan kayu telah berlalu.
Tercatat pada periode tahun 1966 sampai 1980-an, kayu
merupakan kontribusi utama perekonomian Indonesia
setelah minyak bumi dan gas. Namun kini, tidak hanya
pada orientasi kayu. Indonesia juga mempunyai prospek
hasil hutan bukan kayu (HHBK). Indonesia memiliki
HHBK yang melimpah dan prospek cerah di pasar
internasional.
Bagaimanapun, pembangunan kehutanan era kayu telah
berperan besar bagi terwujudnya industrialisasi
kehutanan dan berhasil membangun pusat-pusat
pertumbuhan ekonomi, mewujudkan integrasi sosial
kultural komunitas, mengangkat harkat dan martabat
Indonesia di kancah percaturan politik ekonomi
kehutanan dunia serta Indonesia menjadi produsen
komoditas hasil hutan kayu paling disegani di seantero
jagat.
Namun kehutanan era kayu juga melahirkan ekses sosial
yang tak terhindarkan, berupa marginalisasi masyarakat
desa hutan, hilangnya jati diri dan identitas kultural
masyarakat adat, maraknya konflik lahan, hingga
meningkatnya kondisi kemiskinan akut masyarakat
sekitar hutan.
9
deforestasi dan kebakaran hutan sekaligus seperti
menjadi maskot persoalan yang disoroti oleh dunia.
Terkadang diantaranya menjadi “alat propaganda buruk
kepada Indonesia, yaitu deforestasi dan kebakaran hutan
dan lahan”, dan terkadang juga disajikan dengan data
yang fake, salah, data tahun lama (tapi dibuat seperti
seolah data baru, terkini, menjadi berita daur ulang serta
bukan kondisi yang sesungguhnya, dengan alasan soal
metode excercises, atau hanya sebagai ilustrasi), tapi
jelas hal itu membuat informasi menjadi bias dan
menjadi informasi yang menyesatkan kepada publik
yang seharusnya mendapatkan informasi yang benar dan
adil.
10
ditetapkan kebijakan dan dilaksanakan langkah
pencegahan secara permanen dan dilaksanakan ekstra
hati-hati melalui upaya-upaya : monitoring hotspot dan
patroli, sistem paralegal untuk membangun kesadaran
bersama masyarakat, teknik modifikasi cuaca, tata
kelola gambut, dan penegakkan hukum. Tidak mudah
dan penyelesaian selama beberapa tahun, dan dalam
turbulensi interaksi yang cukup berat antar berbagai
elemen stakeholders, teurtama dengan dunia usaha. Dan
ditahun 2020 kemarin kita berhasil menekan areal
kebakaran hutan hanya menjadi sekitar 290 ribu hektar.
11
Dengan kata lain sebetulnya, ideologi kehutanan paska
kayu lahir sebagai antithesis. Pendekatan paradigma
baru. Mewujudkan era baru dimana kayu tidak lagi
menjadi orientasi utama. Potensi kayu yang menurut
berbagai literatur hasil penelitian tak lebih hanya 5
persen, kini harus dikembangkan dengan aktualisasi 95
persen potensi bentang alam hutan beserta seluruh
potensinya. Mulai dari hasil hutan bukan kayu, jasa
lingkungan hingga karbon.
12
Begitupun, refleksi keberhasilan mewujudkan ideologi
kehutanan paska kayu tercermin pula dari parameter
penting yang lain, yakni pembangunan kehutanan yang
berkeadilan sekaligus mewujudkan pemerataan distribusi
penguasaan sumberdaya hutan bagi masyarakat.
Aktualisasinya melalui kebijakan dan program
perhutanan sosial yang mampu menopang
pengembangan sosial, ekonomi dan kelembagaan
usaha.
Apa yang terjadi ketika era pemerintahan Yth Presiden
Jokowi ini dimulai ? Dalam Nawa Cita diidentifikasi
adanya permasalahan tenurial, konflik dan hal-hal yang
berasosiasi dengan itu. Begitu pula kesenjangan dalam
land holding pengelolaan lahan.
13
(TORA) 4,1 juta ha dan perijinan korporat dikendalikan,
maka dapat diproyeksikan bahwa akan terjadi
perubahan proporsi perjinan, bergeser dari 96 % bagi
korporat dan 4 % bagi rakyat, bergeser menjadi sekitar
29-31 % untuk rakyat dan sekitar 71-26 % untuk
korporat. Pada tahun 2020 tercatat capaian areal
perijinan bagi masyarakat sebesar 13,1 % naik dari
angka 4 %.
14
kohesi sosial masyarakat dalam kondisi yang jauh lebih
baik dan rakyat akan lebih optimis menatap masa depan.
15
(7) mengurangi emisi gas rumah kaca sesuai NDC
baik dengan usaha sendiri maupun dengan
dukungan kerjasama internasional dalam teknologi
dan finansial termasuk kerjasama dunia usaha
(8) membangun ketahanan iklim dengan restorasi,
pengelolaan dan pemulihan lahan gambut,
rehabilitasi hutan dan pengendalian deforestasi
serta program kampung iklim.
(9) mengubah arah pengelolaan hutan yang semula
berfokus pada pengelolaan kayu ke arah
pengelolaan berdasarkan ekosistem sumber daya
hutan dan berbasis masyarakat.
16
dispute dalam penggunaan lahan ataupun konflik
tenurial.
17
dirintis sejak awal era pemerintahan Presiden Jokowi,
yang menjadikan penanda perubahan-perubahan dalam
sistem pengelolaan hutan.
Kehutanan paska kayu merupakan era kehutanan, juga
akan menjadi salah satu pilar bagi terwujudnya berbagai
target pembangunan nasional maupun global. Mulai dari
Sustainable Development Goal’s (SDG’s), pembangunan
rendah emisi (Low Emission Development), pemenuhan
NDC (Nationally Determined Contribution), kemandirian
energi yang bersumber dari Energi Baru Terbarukan
(EBT), kedaulatan pangan, dan program strategis
nasional lainnya.
18
mulai dilaksanakan hari ini hingga bulan Oktober 2021
yang akan datang.
19
Yang terdekat dimana dalam kurun waktu 7 tahun telah
beraktualisasi dan sudah tampak hasilnya, termasuk
juga adanya berbagai kekurangan dan permasalahan
serta kemantapan metodologinya, adalah langkah
pemantapan kebijakan, program dan aktualisasi.
Pada kesempatan yang berharga ini, Saya ingin
menyampaikan antara lain sebagian dari tantangan untuk
mari kita mantapkan konsep kerja dalam bentuk guideline
yang siap pakai dan bahkan nanti menjadi log-book,
dalam hal-hal :
1. Manual book for forest landscape fire management,
prevention and control (PPI)
2. Manual book for deforestation control and forest
monitoring (PKTL)
3. Manual book for peatland management (BRGM dan
PPKL)
4. Manual book for mangrove rehabilitation, optimum
utilization and control (PDASRH, BRGM dan BLI)
5. Manual book for SVLK legal wood to control
sustainable forest management (PHL)
6. Manual book on social foresty for community
welfare. (PSKL)
7. Manual book for consolidating the fragmented
habitat for wildlife species (KSDAE)
8. Manual book for forest ecotourism and healing (PHL
dan KSDAE)
9. Manual book for carbon cap and offset. (PPI)
20
10. Manual book for forestland Rehabilitation and civil
works for landscape conservation (PDASRH)
21
dukungan courage dorongan kita semua, para rimbawan
khususnya.
22
internasional, sehingga Indonesia menjadi dan memiliki
sosoknya yang tepat sebagai negara hutan tropis
terbesar di dunia, serta tentu saja akan terus kita bangun
bersama berbagai keselarasan, dan kompatibilitas,
dengan tujuan pembangunan kehutanan dalam
kerangka partisipasi Indonesia di dunia internasional dan
dalam berbagai Agenda Konvensi dimana Indonesia
diantaranya menjadi pendukung aktif konvensi-konvensi
dimaksud seperti SDGs, PA-UNFCCC, CBD dll. Saya
berharap DKN juga dapat memberikan kontribusi pada
upaya pemerintah dalam aktualisasi di arena
internasional
23
penyampaian apresiasi dan dukungan dimaksud kepada
salah satu anggota keluarga istimewanya yang menjadi
kebanggaan, tak lain Rimbawan RI-1 Yth Presiden
Bapak Joko Widodo.
Dengan antusiasme peserta serial webinar sebagaimana
dilaporkan Ketua Panitia Penyelenggara, meskipun
webinar dilakukan virtual karena pandemi covid, saya
menghargai kesertaan dan antusiasme kawan-kawan.
Sekali lagi ini sebuah momentum yang harus dijaga dan
dirawat. Sebagai bagian dari konsolidasi rimbawan di
semua profesi di seluruh penjuru tanah air di bumi
Nusantara, Indonesia kita.
Era kebangkitan menuju kegemilangan kehutanan dan
peran rimbawan sebagaimana sejarah masa lalu
bukanlah sesuatu yang mustahil. Namun, sekali lagi
semua itu sangat tergantung kepada komitmen dan itikad
baik kita semua.
Akhirnya, dengan mengucapkan
Bismillahirrohmaanirrohiim,
serial webinar Dalam Rangka 60 Tahun Presiden Joko
Widodo dengan tema Memaknai Kehutanan Paska
Kayu Mewujudkan Masa Depan Kehutanan Maju, saya
nyatakan secara resmi dibuka.
24
Semoga Allah SWTmeridhoi niat baik dan semua
langkah kita dalam upaya pembangunan lingkungan
hidup dan kehutanan yang berkelanjutan.
25