Anda di halaman 1dari 2

13

NILAI TAUHID KELUARGA

Dalam surat An-Nisaa’ ayat 36, Allah Swt berfirman: “Sembahlah Allah dan janganlah kamu
mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua.

Dalam islam keluarga dikenal dengan istilah Usrah, Nash, Ali, Nasb. Islam memandang keluarga sebagai
lingkungan atau milleu pertama bagi individu di mana ia beriteraksi. Dari interaksi dengan milleu
pertama itu individu memperoleh unsur-unsur dan ciri-ciri dasar daripada kepribadiannya. Dan oleh
sebab itu Islam mewajibkan keluarga untuk mendidik dan menumbuhkan segala aspek kepribadian
anak-anak.

Peran untuk menciptakan pemahaman dan penerimaan nilai-nilai tauhid dalam keluarga, kunci
sentralnya berada pada keteladan kedua orangtuanya, sebagai satu-satunya yang bisa merekam jejak
perkembangan anak secara simultan

a. Fondasi tauhid yang benar. Kekuatan pertama yang harus ditanamkan kepada anak adalah tauhid,
tidak mempersekutukan Allah, tidak dipertontonkan pada perbuatan yang berbau kemusyrikan, kurafat
dan budaya yang bertentangan dengan ajaran Islam

b. Tegakkan Shalat. Penanaman nilai tauhid melalui shalat merupakan kekuatan dahsyat yang bisa
mendidik keluarga menjadi lebih baik.

c. Berbuat baik pada kedua orangtuanya. Diajari cara berterima kasih, tata sopan santun dan
pengabdian kepada kedua orangtuanya

d. Bersikap rendah hati. Karena semua manusia dimata Tuhan sama, tak ada perbedaan karena suku
bangsa, warna kulit, bahasa, kekayaan, keturunan maupun keilmuannya

e. Senantiasa bersyukur. Ajarkan kepada seluruh anggota keluarga untuk merasakan, merenungkan dan
memaknai setiap karunia Allah dalam keseharian agar bisa menghargai kesempurnaan dirinya

f. Pupuk kegemaran beramal. Tunjukkan dengan tegas bahwa setiap amal pasti akan dibalas sesuai
kualitas amalnya

g. Jauhkan dari api neraka. Kedua orangtua berkewajiban untuk memberikan pengertian dan
pemahaman bahwa surga diperuntukan bagi manusia yang beramal shaleh dan neraka digantungkan
bagi orang-orang yang berbuat dosa
Membangun keluarga sakinah, mawadah dan warahmah, yang merupakan bagian dari cita-cita Islam,
akan terwujud dengan baik apabila lima pilar keluarga bisa ditegakkan:

Pertama, Pilar Tauhid, yakni membangun keluarga di atas fondasi keimanan yang kokoh.

Kedua, Pilar Syariah, yakni keluarga yang taat dalam menjalankan syariat Islam secara sempurna seperti
shalat lima waktu, zakat, puasa dan haji yang didasarkan pada kekuatan aqidah dalam kedahsyatan
syariat.

Ketiga, Pilar Akhlak, yakni keluarga yang diliputi nilainilai akhlak dalam kehidupan sehari-hari.

Keempat, Gemar Beramal. Keluarga yang baik tentu saja adalah keluarga yang lebih banyak
memperhatikan amaliah, kegemaran beramal, kesediaan amar makruf dan nahi munkar yang dilandasi
kasih sayang dan kecintaan pada sesama sebagai refleksi dari kecintaannya pada Allah.

Kelima, Ikhlas Bersedekah. Kesadaran bersedekah bukan sekedar kepedulian pada sesama, tetapi yang
jauh lebih dalam tentu saja merupakan refleksi dari keimanan kepada Allah Yang Maha Pemurah dan
Maha Pemberi

Adapun gambaran dari tipologi rumah tangga atau keluarga dimaksud antar lain:

a. Tipologi Rumah Hantu. Tipe rumah tangga yang dipenuhi dengan warna-warni kebatilan, seperti
bapaknya senang judi, ibunya pelacur, anaknya pemabuk.

b. Tipologi Kuburan. Tipe keluarga yang dipenuhi dengan ritual-ritual kebatinan dan kurafat.

c. Tipologi Pasar. Tipe keluarga yang sangat disibukkan dengan hal-hal keduniaan dan melupakan
kepentingan akhirat.

d. Tipologi Sekolah. Tipe keluarga yang senantiasa belajar untuk meningkatkan pengetahuan,
pemahaman, dan pengertian tentang agama tetapi lupa pengamalannya.

e. Tipologi Mesjid. Tipe keluarga dengan suasana spiritual tinggi, berani sebagai pengamal Islam secara
kaffah, hanya didatangi oleh mereka yang berniat baik, dihiasi dengan kumandang bacaan al Qur‟an,
damai, penuh kekeluargaan, pershahabatan, tenang, sejuk dan membahagiakan.

Konsep tauhid dalam keluarga dalam perspektif Islam membutuhkan sosok orang tua ideal. Orang tua
merupakan top figur dalam keluarganya, yang berperan sebagai orang tua sekaligus pendidik yang
mampu menjadi teladan bagi anak-anaknya.

Anda mungkin juga menyukai