Anda di halaman 1dari 15

PENGOBATAN TRADISIONAL PATAH TULANG DI DESA

SIMALINYANG KECAMATAN KAMPAR KIRI KABUPATEN KAMPAR

Oleh : Rili Monica


riliamonica@gmail.com
Pembimbing : Dr. Achmad Hidir, M.Si
Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Riau
Kampus Bina Widya, Jalan H.R Soebrantas Km.12,5 Simpang Baru, Panam,
Pekanbaru-Riau

Abstrak
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Simalinyang Kecamatan Kampar Kiri
Kabupaten Kampar. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengetahuan
masyarakat/pasien tentang penyakit dan mengetahui Mengetahui latar belakang
masyarakat memilih datang berobat ke pengobatan tradisional patah tulang.Topik
fokus penelitian ini adalah mengetahui pengetahuan masyarakat/pasien tentang
penyakit. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 5 orang. Penulis menggunakan
metode kualitatif dan menggunakan teknik pengambilan Accidental Sampling.
Instrumen data adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Dari penelitian
yang dilakukan, penulis menemukan bahwa semua subjek penelitian atau
masyarakat Desa Simalinyang pada umumnya mengetahui dengan baik
kesesuaian penyakit patah tulang dengan obat yang digunakan oleh dukun
berobat. Penelitian menemukan bahwa tidak semua subjek penelitian atau
masyarakat yang mengetahui jenis-jenis patah tulang yang dialami. Dari
penelitian yang dilakukan, hanya satu orang subjek penelitian yang mengetahui
mengenai jenis-jenis patah tulang. Peneliti menemukan bahwa semua subjek
penelitian mendapatkan kesembuhan dari pengobatan tradisional dalam waktu
lebih kurang tiga bulan. Pengobatan tradisional patah tulang yang dilakukan
subjek penelitian, biaya pengobatan ditetapkan berdasarkan jenis patah tulang.
Selain itu pasien boleh menyicil biaya pengobatan. Pasien memiliki sikap
emosional dengan dukun yang mengobatinya. Yaitu dari turun temurun
kekeluargaan pasien sudah berobat pada dukun patah tulang. Karena itu subjek
penelitian beranggapan untuk mengikuti kebiasaan berobat tersebut.

Kata Kunci: Pengobatan Tradisional, Sosiologi Kesehatan

JOM FISIP Vol . 6: Edisi I Juli – Desember 2019 Page 1


TRADITIONAL TREATMENT OF FRACTURES IN SIMALINYANG
VILLAGE KAMPAR KIRI DISTRICT KAMPAR REGENCY

By : Rili Monica
riliamonica@gmail.com
Supervisor : Dr. Achmad Hidir, M.Si
Department of Sociology, Faculty of Social and Political Sciences
Universitas Riau
Kampus Bina Widya, Jalan H.R Soebrantas Km.12,5 Simpang Baru, Panam,
Pekanbaru-Riau

Abstract

The research was conducted in Simalinyang village, Kampar Distric.


The purpose of this study is to know the knowledge of people/patients about
diseases and to know knowing the background of the people choose to come to
traditional treatment of fractures. The focus topic of this research is knowing the
community/patient knowledge about the disease. The samples in this study
amounted to 5 people. The authors use qualitative methods and use the Accidental
Sampling retrieval technique. Data instruments are observations, interviews and
documentation. From the research conducted, the authors found that all research
subjects or people in Simalinyang village generally know well the conformity of
bone fractures with drugs used by herbalists. Research finds that not all research
subjects or communities know the types of fractures experienced. From research
conducted, only one person of research subject knows about the types of fractures.
Researchers found that all research subjects gained healing from traditional
medicine in approximately three months. The traditional treatment of fractures
carried out research subjects, the cost of treatment is set based on the type of
fractures. In addition, patients can treat the cost of treatment. The patient has an
emotional attitude with the shamans who treat it. That is, from hereditary family
of patients already have treatment in bone fractures. Therefore, the research
subject considers to follow the drug habit.

Keywords: traditional medicine, Sociology of health

JOM FISIP Vol . 6: Edisi I Juli – Desember 2019 Page 2


A. Pendahuluan yang kedua ialah aspek non-fisik yang
1. Latar belakang menyangkut perilaku kesehatan. Faktor
Penyembuhan terhadap suatu perilaku ini mempunyai andil yang
penyakit didalam sebuah masyarakat besar pada status kesehatan seseorang
dilakukan dengan cara-cara yang maupun masyarakat.
berlaku didalam masyarakat tersebut Perilaku seseorang adalah hasil
atau sesuai dengan kepercayaan daripada segala macam pengalaman dan
masyarakat tersebut. Ketika seseorang interaksi seseorang dengan
menghadapi masalah-masalah didalam lingkungannya yang terwujud dalam
hidup, misalnya sakit, maka seseorang bentuk pengetahuan , sikap dan
tersebut berusaha untuk mencari obat tindakan. Dengan kata lain, perilaku
untuk menyembuhkan penyakit itu. merupakan respons atau reaksi seorang
Seorang yang sakit serta keluarganya individu pada stimulus yang berasal dari
akan berusaha mencari obat dengan luar maupun dari dalam dirinya. Respon
berbagai cara untuk menyembuhkan ini dapat bersifat pasif (tanpa tindakan :
penyakitnya tersebut (Rahmadewi, berfikir, berpendapat, bersikap) maupun
2009). aktif (melakukan tindakan). Sesuai
Cara yang dilakukan masyarakat dengan batasan ini, perilaku kesehatan
dalam menghadapi kesehatan ini dapat dirumuskan sebagai segala bentuk
tidaklah sama di setiap daerah. “Dalam pengalaman dan interaksi individu
hal ini, masyarakat dapat dikategorikan dengan lingkungannya, khususnya yang
pada dua golongan, yakni masyarakat menyangkut pengetahuan dan sikap
modern dan masyarakat tradisional. tentang kesehatan, serta tindakannya
Masyarakat modern adalah masyarakat yang berhubungan dengan kesehatan.
yang menggunakan teknik pengobatan Kesehatan digambarkan secara
modern dalam proses menyembuhkan keseluruhan dan luas sebagai suatu
penyakit, menggunakan alat-alat keadaan sehat, termasuk didalamnya
modern, obat-obat yang digunakan juga aspek sosial, emosional, mental serta
kebanyakan dari zat-zat kimia, atau aspek kemasyarakatan maupun aspek
dalam menganalisa suatu penyakit fisik. Pengertian ini tidak hanya
selalu dikaitkan dengan kuman atau merupakan pengertian dari tidak adanya
virus yang menyerang tubuh. suatu penyakit, dan tidak dibatasi
Sedangkan masyarakat tradisional pandangan medis maupun epidemis
adalah masyarakat yang dalam cara tentang apa yang menjadikan
pengobatannya masih menganut cara- terangkatnya suatu masalah kesehatan.
cara tradisional seperti memakai bidang kesehatan terpengaruh oleh
ramuan-ramuan yang dapat ditemui di faktor-faktor sosial, lingkungan,
sekitar rumah, kebanyakan memakai ekonomi, serta politik.
mantera-mantera dalam proses Secara umum,” sistem medis
pengobatannya atau dalam menganalisa dapat dibagi ke dalam dua golongan,
penyakit sering dikaitkan dengan yaitu sistem medis ilmiah yang
makhluk-makhluk halus (alam gaib)” merupakan hasil perkembangan ilmu
(Desmiati, 1992:1). pengetahuan (terutama dalam dunia
Masalah kesehatan masyarakat barat) dan sistem non medis
terdiri dari dua aspek utama. Yang (tradisional) yang berasal dari
pertama ialah aspek fisik, seperti keberagaman kebudayaan manusia.
misalnya tersedianya sarana kesehatan Pengobatan kedokteran berbasis
dan pengobatan penyakit, sedangkan pembuktian ilmiah, sedangkan

Jom FISIP Volume 6: Edisi 1 Januari-Juni 2019 Page 3


pengobatan tradisional berdasarkan pengambilan keputusan untuk berobat,
kearifan lokal yang berasal dari ada juga orang atau keluarga yang tidak
kebudayaan masyarakat, termasuk di bergantung kepada sistem perawatan
antaranya pengobatan tradisional dukun, modern atau dukun. Maksudnya, ketika
yang dalam pengobatannya mereka menganggap sakitnya tidak
menggunakan tenaga gaib atau kekuatan begitu parah, mereka hanya pergi ke
supranatural. Pengobatan maupun apotik atau ke toko obat untuk membeli
analisa yang dilakukan dukun selalu obat sesuai sakit yang mereka rasakan.
identik dengan campur tangan kekuatan Akan tetapi, setelah sakitnya tak
gaib ataupun yang memadukan antara kunjung sembuh, mereka biasanya
kekuatan rasio dan batin” (Rahmadewi, menjatuhkan pilihan antara dokter atau
2009). pengobatan tradisional. Dalam
E.E. Evans Pritchard (Pals, kepercayaan dan pengetahuan sebagian
2001) menyatakan, “kepercayaan masyarakat, ada yang mendahulukan
kepada kekuatan supranatural itu tidak berobat ke dokter karna menganggap
mengenal batasan sosial, seperti yang hanya dokter yang mampu mengobati
dia teliti pada Suku Azande di Sudan. penyakitnya. Kalau dirasa belum
Baginya, orang berpikiran modern, sembuh, mereka baru berobat ke
termasuk dirinya sekalipun, percaya pengobatan tradisional atau dukun.
terhadap kekuatan supranatural. Sebaliknya, ada juga yang
Kepercayaan kepada dukun dan praktik mendahulukan berobat dengan
perdukunan merupakan local beliefs pengobatan tradisional karena
yang tertanam dalam kebudayaan suatu menganggap penyakit yang mereka
masyarakat. Sebagai local beliefs, derita itu hanya mampu disembuhkan
keduanya (dukun dan praktik oleh yang tradisional. Kalau tidak
perdukunan) tak bisa dinilai dari sudut sembuh, barulah mereka berobat ke
pandang rasionalitas ilmu karena punya dokter. Namun, ada juga yang
nalar dan logika sendiri yang disebut menggabungkan antara pengobatan
rationality behind irrationality. Orang tradisional dan dokter, yaitu minum
yang percaya akan dukun dan praktik obat yang diresepkan dokter sambil
perdukunan tidak bisa lansung menjalani pengobatan dukun.
digolongkan ke dalam masyarakat Pengobatan dukun dengan cara-
tradisional atau tribal, yang cara tradisional sepertinya disenangi
melambangkan keterbelakangan.” oleh sebagian masyarakat. Apalagi,
Sebagian orang sering kali dalam pengobatannya seorang dukun
menggabungkan pengobatan kedokteran banyak mengutip doa-doa yang
dan pengobatan tradisional karena bersumber dari ayat-ayat Al-Quran.
mereka juga percaya bahwa penyakit Selain itu, komunikasi dengan dukun
yang menyerang tubuh manusia itu ada juga terkesan santai, informal, dan
yang disebabkan oleh makhluk halus bersifat kekeluargaan, dan hal inilah
(jin dan setan) dan penyakit seperti itu yang disenangi oleh sebagian orang.
mereka percaya hanya dapat Itulah sebabnya, ada juga yang
disembuhkan oleh pengobatan menjadikan dukun sebagai “dokter”
tradisional. Oleh karena itu, ketika keluarga.. Ada juga kebiasaan pasien
mereke merasa dokter tidak mampu memberikan uang atau hadiah-hadiah
menyembuhkan penyakitnya, mereka lain (beras, sarung, pakaian, dan lain-
kemudian beralih ke pengobatan lain) kepada dukun sebagai bentuk
tradisional. Meski demikian, dalam hal

Jom FISIP Volume 6: Edisi 1 Januari-Juni 2019 Page 4


tanda balas jasa karena dukun dengan cara tekan dan urut
menyembuhkan penyakitnya. menggunakan minyak. Untuk
“Obat dan pengobatan mengetahui apakah tulang yang patah
tradisional sudah ada sejak berabad- sudah kembali pada posisi semula,
abad yang lalu, jauh sebelum pelayanan pengobat tradisional memanfaatkan
kesehatan formal dengan obat-obatan getaran panas dan dingin yang dapat
modernnya dikenal masyarakat. Hal ini dirasakan lewat perabaan tangannya,
didukung oleh kondisi bangsa Indonesia setelah reposisi dilakukan relaksasi
yang terdiri atas ribuan pulau dan untuk mengendorkan otot-otot yang
beragam suku bangsa serta tersedianya tegang, dengan cara membasuh air
flora dan fauna yang sedemikian banyak hangat. Selanjutnya dilakukan fiksasi
jumlahnya. Pengobatan seperti ini yang bertujuan agar tulang yang telah
merupakan salah satu upaya yang direposisi tidak berubah lagi posisinya.
digunakan dalam penanggulangan Sebelum fiksasi dilakukan pada
masalah kesehatan yang dihadapi. beberapa bagian sekitar daerah yang
Pengobatan tradisional pada saat ini cidera diberi minyak ramuan khusus
merupakan salah satu pengobatan yang bersifat menghangatkan dan
alternatif yang hingga kini makin ditaburi bedak untuk menghindari lecet
diminati oleh masyarakat, terlebih lagi kulit. Alat untuk fiksasi biasanya
dengan kesadaran untuk kembali ke digunakan kayu dengan kapas atau kain
alam atau Back to Nature” (Nafisah, bersih/perban. Bagi penderita patah
2000: 335-336 dalam Ida Rahmadewi, tulang dengan luka terbuka, biasanya
2009). lansung dirujuk ke Rumah Sakit setelah
“Pengobatan tradisional patah dilakukan reposisi”(Notosiswoyo, dkk.,
tulang merupakan suatu bentuk 2001: 21).
pengobatan tradisional yang masih Adapun cara-cara pengobatan
cukup banyak dipakai oleh penderita atau teknik-teknik yang dilakukan
patah tulang sebagai alternatif terhadap dukun atau dokter tersebut masing-
cara pengobatan yang diberikan oleh masing berbeda. Seorang dokter
ilmu kedokteran. Melalui praktek- melakukan pengobatannya dengan
praktek perdukunan yang berbeda satu mempergunakan metode ilmiah dan
sama lain, terjadi interaksi yang moderen, sedangkan seorang dukun
memungkinkan terjadinya perubahan- menyelenggarakannya dengan cara non-
perubahan sosial, khususnya perubahan ilmiah dan tradisional. Meskipun teknik
sosial dalam bidang kesehatan dan lebih penyembuhan yang dilakukan oleh
khusus lagi yang menyangkut seorang dukun tidak bersifat ilmiah atau
bagaimana corak praktek-praktek sulit diterima oleh ilmu kedokteran,
perdukunan dikemudian hari” (Sobary, namun di Simalinyang, dukun sebagai
2003). penyembuh penyakit masih terkenal
Prinsip praktek pengobatan terutama Tukang urut patah tulang. Hal
patah tulang mencakup “pemberian ini dapat dilihat dari praktek-praktek
sugesti atau penguatan psikis, reposisi, yang dilakukan dukun dalam mengobati
relaksasi, dan fiksasi. Sugesti dilakukan penderita. Praktek-praktek dukun
dengan cara member minum air yang tersebut tidaklah diakui secara resmi,
sudah diberi doa-doa. Tetapi adakalanya karena sifatnya yang non-ilmiah, tetapi
diberi benda tertentu yang bersifat masih ada masyarakat yang
spiritual. Setelah diketahui jenis patah mempercayainya.
tulangnya, kemudian dilakukan reposisi

Jom FISIP Volume 6: Edisi 1 Januari-Juni 2019 Page 5


Seseorang akan “Pengobatan Tradisional Patah
mempergunakan pengetahuannya untuk Tulang di Desa Simalinyang
menghadapi penyakit dan bagaimana Kecamatan Kampar Kiri Tengah
melakukan pencegahan penyakit Kabupaten Kampar”
tersebut disesuaikan dengan aturan-
aturan yang diberikan budaya dari
kelompok mana mereka berasal, 1.2 Rumusan Masalah
misalnya pengetahuan kesehatan yang Berdasarkan latar belakang yang
dimilikinya, kepercayaannya terhadap telah diuraikan diatas, dapat dirumuskan
asal penyakit, keterampilan yang harus yang menjadi permasalahan dalam
dipunyainya untuk menciptakan strategi penelitian ini adalah :
baru dalam menghadapi penyakit, serta Apa yang melatar belakangi
praktek-praktek yang dilakukan dalam pasien / penderita patah tulang memilih
pengobatan. Di Desa Simalinyang datang berobat ke pengobatan
Kecamatan Kampar Kiri Kabupaten tradisional patah tulang?
Kampar, masyarakat menilai kesehatan 1.3 Tujuan Penelitian
ini positif, di mana mereka menerima Berdasarkan rumusan masalah
kesehatan tersebut sebagai kebutuhan diatas maka tujuan penelitian adalah :
hidup yang harus mendapat perhatian Untuk mengetahui Mengetahui latar
yang seksama. Dalam usaha tersebut, belakang pasien / penderita patah
masyarakat akan menciptakan suatu tulang memilih datang berobat ke
strategi dalam menghadapi penyakit pengobatan tradisional patah tulang.
yang memaksa manusia untuk menaruh 1.4 Manfaat Penelitian
perhatian utama pada pencegahan dan Sejalan dengan beberapa
pengobatan penyakit, dan itu permasalahan yang telah peneliti
diupayakan melalui cara pelayanan uraikan dengan rumusan masalah dan
kesehatan moderen dan tradisional. tujuan penelitian, maka
Jasa pengobatan urut patah kegunaan/manfaat penelitian ini
tulang kerap menjadi pilihan sebagian diantaranya adalah sebagai berikut :
masyarakat, begitu juga pada 1. Dapat menambah dan
masyarakat di Desa Simalinyang memberikan sumbangan bagi
Kecamatan Kampar Kiri Tengah kajian ilmu sosial khususnya
Kabupaten Kampar maupun masyarakat sosiologi, mengenai pengobatan
dari luar daerah desa Simalinyang yang tradisional patah tulang.
rela datang berobat ke tukang urut 2. Dapat memberikan gambaran
patah tulang di Simalinyang untuk mengenai salah satu pengobatan
memperbaiki kasus patah tulang karna tradisional patah tulang sebagai
keahliannya dalam mengurut patah suatu sistem perawatan
tulang yang mana sakit yang dirasakan kesehatan.
saat urut tidak sesakit yang
dibayangkan. Jadi pasien tidak jera
untuk berobat kembali karena tukang
urut ini ahli dalam mengobati dan
minim dalam rasa sakitnya.
Berdasarkan fenomena diatas,
peneliti tertarik untuk meneliti masalah
ini dan memberi judul

Jom FISIP Volume 6: Edisi 1 Januari-Juni 2019 Page 6


B. Tinjauan Pustaka penyembuh penyakit masih terkenal.
2.1 Kearifan Lokal dan Sistem Hal ini dapat dilihat dari praktek-
Pengobatan Tradisional Patah praktek yang dilakukan dukun dalam
Tulang mengobati penderita. Praktek-praktek
“Pengobatan adalah suatu usaha dukun tersebut tidaklah diakui secara
untuk penyembuhan penyakit. resmi, karena sifatnya yang non-ilmiah,
Umumnya pengobatan ini dilakukan tetapi masih ada masyarakat yang
oleh orang yang ahli dalam mempercayainya.
menanganinya, misalnya saja dokter “Patah tulang menurut ilmu
atau dukun. Dokter dan dukun adalah kedokteran adalah suatu patahan pada
dua profesi yang amat dikenal kontinuitas struktur tulang yang
masyarakat kita, di mana mereka adalah biasanya disebabkan oleh adanya
sebagai pekerja-pekerja sosial yang kekerasan yang mendadak. Patahan tadi
menyelenggarakan upaya penyembuhan mungkin lebih dari suatu retakan, suatu
seseorang dari penyakitnya, tetapi pengisutan atau perimpilan bagian tipis
dengan memakai cara-caranya sendiri” dari luar tulang, biasanya patahan itu
(Doni Saputra, 2012). lengkap dan fragmennya bergeser dari
“Pengobatan tradisional atau posisinya. Kalau di atasnya robek atau
alternatif merupakan bentuk pelayanan berhubungan dengan bagian tulang yang
pengobatan yang menggunakan cara, patah, disebut tulang patah terbuka yang
alat atau bahan yang tidak termasuk cenderung mengalami infeksi”(Hasan,
dalam standar pengobatan kedokteran 2002: 3).
modern dan dipergunakan sebagai “Patah tulang pada garis
alternatif atau pelengkap pengobatan besarnya ada dua jenis, yakni pertama
kedokteran modern tersebut” (Turana, patah tulang tertutup, artinya tulang
2003). tidak sampai mencuat keluar menembus
Menurut WHO (1978), jaringan kulit, dan yang kedua patah
pengobatan tradisional adalah ilmu dan tulang terbuka, yakni tulang menembus
seni pengobatan berdasarkan himpunan jaringan kulit sehingga tulang yang
pengetahuan dan pengalaman praktek, patah itu terlihat” (Machfoedz, 2005:
baik yang dapat diterangkan secara 72). Tujuan umum dari penanganan
ilmiah atau pun tidak dalam melakukan patah tulang adalah mengusahakan
diagnosis, prevensi dan pengobatan penyembuhan tulang dalam posisi
terhadap ketidakseimbangan fisik, dimana tidak ada kelainan fungsional,
mental ataupun sosial. dan patah tulang umumnya akan
Adapun cara-cara pengobatan sembuh bila dilakukan reposisi dan
atau teknik-teknik yang dilakukan fiksasi yang memadai. Cara pengobatan
dukun atau dokter tersebut masing- yang diberikan yakni mengusahakan
masing berbeda. Seorang dokter reposisi dengan cara “mengurut” dan
melakukan pengobatannya dengan fiksasi dengan karton atau kayu.
mempergunakan metode ilmiah dan Menurut Notosiswoyo (yang
modern, sedangkan seorang dukun dipaparkan dalam penelitian Penni
menyelenggarakannya dengan cara non- Aderita), ada 5 faktor yang
ilmiah dan tradisional. Meskipun teknik mempengaruhi masyarakat memilih
penyembuhan yang dilakukan oleh pengobatan tradisional patah tulang,
seorang dukun tidak bersifat ilmiah atau yaitu :
sulit diterima oleh ilmu kedokteran, 1. Faktor sosial
namun di Simalinyang, dukun sebagai

Jom FISIP Volume 6: Edisi 1 Januari-Juni 2019 Page 7


a. Adanya suatu proses berbagai sumber pengobatan
komunikasi dengan yang dilakukan seperti
kedudukan yang sama pengobatan tanpa gips.
tinggi antara pasien dan 5. Faktor kemudahan yaitu pasien
penyembuh dengan dapat segera ditangani tanpa
bahasa/istilah yang harus menunggu hasil rontgen
masing-masing mudah dan periksa darah.
dipahami serta tidak
terikat waktu dan tanpa “Pengobatan tradisional
ada rasa sungkan. merupakan kearifan lokal. Kearifan
b. Pasien pengobatan lokal adalah semua bentuk pengetahuan,
tradisional patah tulang keyakinan, pemahaman, atau wawasan
berada pada posisi tidak serta adat kebiasaan atau etika yang
kuasa, sedangkan menuntun perilaku manusia dalam
penyandang biaya dalam kehidupan di dalam komunitas
posisi lebih kuasa, maka ekologis” (Keraf : 2002).
pasien pasrah dibawa ke (Gobyah : 2003) menyatakan
tempat pengobatan bahwa “kearifan lokal didefinisikan
tradisional oleh sebagai kebenaran yang telah mentradisi
penyandang dana. atau ajeg dalam suatu daerah. Dengan
c. Adanya keterbatasan demikian kearifan lokal pada suatu
dalam interaksi sosial masyarakat dapat dipahami sebagai nilai
sehingga tidak bisa yang dianggap baik dan benar yang
membedakan mana yang berlangsung secara turun-temurun dan
lebih baik atau enak dilaksanakan oleh masyarakat yang
berobat ke tempat bersangkutan sebagai akibat dari adanya
pengobatan tradisional interaksi antara manusia dengan
atau modern. lingkungannya.”
2. Faktor ekonomi yaitu adanya Bentuk-bentuk kearifan lokal
biaya yang relatif murah dengan dalam masyarakat dapat berupa: nilai,
pembayaran uang muka serta norma, etika, kepercayaan, adat-istiadat,
dapat dicicil. hukum adat, dan aturan-aturan khusus.
3. Faktor budaya Berkaitan dengan hal tersebut (Ernawi :
a. Adanya “meeting of 2009) menjelaskan bahwa secara
minds” antara substansi kearifan lokal dapat berupa
penyembuh dengan aturan mengenai:
pasiennya. Kedua belah 1. Kelembagaan dan sanksi sosial.
pihak sama-sama 2. Ketentuan tentang pemanfaatan
meyakini adanya ruang dan perkiraan musim
kekuatan supranatural untuk bercocok tanam.
dan kemampuan yang 3. Pelestarian dan perlindungan
dimiliki oleh penyembuh. terhadap kawasan sensitif.
b. Adanya rasa takut 4. Bentuk adaptasi dan mitigasi
diamputasi kalau berobat tempat tinggal terhadap iklim,
ke rumah sakit bencana atau ancaman lainnya.
4. Faktor psikologis yaitu suatu Secara umum kearifan lokal
faktor yang berkenaan dengan terbagi :
pengalaman seseorang terhadap

Jom FISIP Volume 6: Edisi 1 Januari-Juni 2019 Page 8


a. Etik, yaitu etika atau mengambil langkah-langkah sehat
nilai-nilai yang mengatur dalam rangka untuk mengurangi resiko
kehidupan masyarakat sakit (perceived threat) dan berharap
dalam kehidupan yang serangkaian tindakan yang akan
lahir dan berkembang dilakukan menguntungkan dalam
dari generasi ke generasi mengurangi resiko sakit atau keparahan
dengan sendirinya. penyakit selama keuntungan yang
b. Emik, yaitu bahasa diperoleh melebihi hambatan yang
daerah atau tempatan ditemui ketika melakukan perilaku
yang memberikan sehat. HBM diformulasikan untuk
simbol-simbol kehidupan memprediksi kemungkinan individu
masyarakat. akan melibatkan diri dalam perilaku
“Dikatakan dalam kehidupan sehat atau tidak. HBM telah banyak
tiap masyarakat tentu telah terjadi diaplikasikan pada penelitian-penelitian
seperangkat nilai atau suatu sistem yang tentang berbagai macam perilaku
telah digunakan oleh masyarakat, kesehatan (Rosenstock, 1966 dalam
sehingga segala macam tata hubungan Maratush Sholihah,2014).
antar anggota masyarakat. Cara-cara Weber (Ambo, 2010) melihat
mengadakan kegiatan dan upacara dan pokok pembahasan sosiologi pada apa
berbagai pengertian tentang kehidupan yang Ia sebut sebagai tindakan sosial
lahir batin, dapat diberikan kepada (social action). Menurutnya, tidak
segenap warga agar dapat semua tindakan manusia dapat dianggap
diamalkan.”(Hamidy : 2000) sebagai tindakan sosial. Suatu tindakan
Hal inilah yang akan hanya dapat dikatakan sebagai tindakan
membentuk konsep tertentu dalam nilai- sosial apabila tindakan tersebut
nilai masyarakat termasuk di dalamnya dilakukan dengan mempertimbangkan
kearifan tradisional yang mereka perilaku oranglain. Menurutnya
jadikan pengaduan dalam memadu lalu tindakan sosial adalah perbuatan
lintas kehidupan masyarakat. Akan manusia yang dilakukan untuk
tetapi, nilai-nilai kehidupan hadir, tidak mempengaruhi individu lain didalam
dalam bentuk tunggal dalam arti berlaku masyarakat. Dengan kata lain, tindakan
satu demi satu. Tiap nilai saling sosial adalah tindakan yang penuh
bertalian dengan yang lain, berkaitan makna subjektif bagi pelakunya.
sesamanya, sehingga tampak sebagai Teori HBM dituangkan dalam
suatu jaringan lima segi pemikiran dalam diri
individu,yang mempengaruhi upaya
2.2 Health Belief Model dalam yang ada dalam diri individu untuk
Perspektif Tindakan Sosial menentukan apa yang baik bagi dirinya,
Health Belief Model (HBM) yaitu perceived susceptibility
pertama kali diperkenalkan pada tahun (kerentanan yang dirasakan/ diketahui),
1950-an oleh kelompok psikolog yang perceived severity (bahaya/ kesakitan
bekerja di US Public Health Service. yang dirasakan), perceived benefit of
Mereka fokus bagaimana action (manfaat yang dirasakan dari
meningkatkan penggunaan pelayanan tindakan yang diambil), perceived
preventif yang digalangkan oleh barrier to action (hambatan yang
pemerintah mengasumsikan bahwa dirasakan akan tindakan yang diambil),
setiap orang beresiko untuk terkena cues to action (isyarat untuk melakukan
penyakit. Maka terdoronglah untuk tindakan). Hal tersebut dilakukan

Jom FISIP Volume 6: Edisi 1 Januari-Juni 2019 Page 9


dengan tujuan self efficacy atau upaya 4. Perceived Barriers to action
diri sendiri untuk menentukan apa yang (hambatan yang dirasakan akan
baik bagi dirinya. tindakan yang
1. Perceived Susceptibility diambil)
(kerentanan yang dirasakan) Perceived barriers adalah
Perceived Susceptibility adalah kepercayaan mengenai harga dari
kepercayaan seseorang dengan perilaku yang dilakukan. Perceived
menganggap menderita penyakit adalah barriers secara singkat berarti persepsi
hasil melakukan perilaku tertentu. hambatan atau persepsi menurunnya
Perceived susceptibility juga diartikan kenyamanan saat meninggalkan
sebagai perceived vulnerability yang perilaku tidak sehat. Hubungan
berarti kerentanan yang dirasakan yang perceived barriers dengan perilaku
merujuk pada kemungkinan seseorang sehat adalah negatif. Jika persepsi
dapat terkena suatu penyakit. Perceived hambatan terhadap perilaku sehat tinggi
susceptibility ini memiliki hubungan maka perilaku sehat tidak akan
positif dengan perilaku sehat. Jika dilakukan.
persepsi kerentanan terhadap penyakit
tinggi maka perilaku sehat yang 5. Cues to Action (isyarat untuk
dilakukan seseorang juga tinggi. melakukan tindakan)
2. Perceived Severity (bahaya yang Cues to action adalah
dirasakan) mempercepat tindakan yang membuat
Perceived Severity adalah seseorang merasa butuh mengambil
kepercayaan subyektif individu dalam tindakan atau melakukan tindakan nyata
menyebarnya penyakit disebabkan oleh untuk melakukan perilaku sehat. Cues
perilaku atau percaya seberapa to action juga berarti dukungan atau
berbahayanya penyakit sehingga dorongan dari ligkungan terhadap
menghindari perilaku tidak sehat agar individu yang melakukan perilaku sehat.
tidak sakit. Hal ini berarti perceived Saran dokter atau rekomendasi telah
severity berprinsip pada persepsi ditemukan untuk menjadi cues to action
keparahan yang akan diterima individu. untuk bertindak.
Perceived severity juga memiliki Pada saat orang sakit ada
hubungan yang positif denga perilaku beberapa tindakan atau perilaku yang
sehat. Jika persepsi keparahan individu muncul. Tindakan atau kegiatan
tinggi maka ia akan berperilaku sehat. seseorang yang sakit dan atau terkena
3. Perceived Benefits of action masalah kesehatan pada dirinya atau
(manfaat yang dirasakan dari tindakan keluarganya, untuk mencari
yang diambil) penyebuhan, atau untuk mengatasi
Perceived Benefits adalah masalah kesehatan hal ini disebut illness
kepercayaan terhadap keuntungan dari behavior. Menurut Notoadmojo (2007),
metode yang disarankan untuk respon seseorang apabila sakit adalah
mengurangi resiko penyakit. Perceived sebagai berikut:
benefits secara ringkas berarti persepsi a. Pertama, tidak bertindak atau
keuntungan yang memiliki hubungan tidak melakukan kegiatan apa-
positif dengan perilaku sehat. Individu apa (no action) karena kesehatan
yang sadar akan keuntungan deteksi dini belum menjadi prioritas
penyakit akan terus melakukan perilaku hidupnya, fasilitas pengobatan
sehat seperti medical check up rutin. yang letaknya jauh atau karena

Jom FISIP Volume 6: Edisi 1 Januari-Juni 2019 Page 10


petugas kesehatan tidak 3. Jenis Data
simpatik. a. Data Primer
b. Kedua, tindakan mengobati diri Data primer adalah data
sendiri (self treatment) karena langsung yang menyangkut tentang
percaya pada diri sendiri dan pendapat dari responden tentang
berdasar pada pengalaman yang variabel penelitian yang bisa diperoleh
lalu usaha pengobatan sendiri dari jawaban hasil dari interview dan
sudah mendatangkan observasi.
kesembuhan. b. Data Sekunder
c. Ketiga, mencari pengobatan ke Data sekunder adalah data yang
fasilitas-fasilitas pengobatan diperoleh peneliti untuk melengkapi
tradisional (traditional remedy). data primer yang didapatkan melalui :
d. Keempat, mencari pengobatan laporan-laporan, literatur-literatur dan
dengan membeli obat-obat ke lampiran-lampiran data-data lain yang
warug obat dan sejenisnya dipublikasikan yang mana dapat
termasuk ke tukang-tukang mendukung dan menjelaskan masalah
jamu. penelitian.
e. Kelima, mencari pengobatan ke 4. Teknik Pengumpulan Data
fasilitas-fasilitas pengobatan 1. Observasi
modern yang diadakan oleh Observasi (pengamatan) merupakan
pemerintah atau lembaga- suatu metode penelitian nonsurvei.
lembaga kesehatan swasta. Dengan metode ini peneliti mengamati
f. Keenam, mencari pengobatan ke secara langsung prilaku para subjek
fasilitas pengobatan modern penelitiannya.
yang diselenggarakan oleh 2. Wawancara
dokter praktik (private meicine) Selanjutnya peneliti memakai
teknik wawancara mengingat dengan
mengandalkan observasi saja data yang
C. Metode Penelitian dikumpulkan belum maksimal.
1. Lokasi Penelitian Wawancara menurut Lincoln dan Guba
Penelitian ini berlokasi di Desa (Moleong, 2001 : 126). Menjelaskan
Simalinyang Kecamatan Kampar Kiri wawancara dilakukan untuk
Tengah Kabupaten Kampar. Alasan merekontruksi mengenai orang
penulis mengambil lokasi ini untuk kegiatan perasaan pengalaman dan
dijadikan tempat penelitian yaitu karena harapan.Wawancara atau interview
pengobatan tradisional di Simalinyang merupakan metode yang digunakan
terkenal bagus, urutnya tidak begitu untuk memperoleh informasi secara
sakit dan selain itu lokasinya mudah lansung, medalam,dan indifidual.
dijangkau dari tempat tinggal peneliti. Dalam penelitian ini awalnya
digukanan wawancara tidak
2. Subjek Penelitian berstruktur.
Masyarakat yang dijadikan 5. Analisis Data
subjek penelitian adalah mereka yang Metode yang digunakan dalam
sedang mengalami patah tulang dan penelitian ini adalah metode penelitian
yang menggunakan alternatif Kualitatif deskreptif. Tujuan dari
pengobatan tradisional patah tulang di penelitian ini adalah mengungkap fakta,
Desa Simalinyang. keadaan, fenomena, variabel dan
keadaan yang terjadi saat penelitian

Jom FISIP Volume 6: Edisi 1 Januari-Juni 2019 Page 11


berjalan dan menyuguhkan apa adanya. perhatian pada aspek non medik, seperti
Penelitian deskriptif kualitatif latar belakang, sosial budaya, agama,
menafsirkan dan menuturkan data yang kepercayaan.
bersangkutan dengan situasi yang Pengobatan patah tulang secara
sedang terjadi, sikap serta pandangan tradisoonal adalah pengobat tradisional
yang terjadi di dalam masyarakat, yang cara pengobatannya dengan cara
pertentangan 2 keadaan/lebih, hubungan mengurut untuk mereposisi tulang atau
antar variabel, perbedaan antara fakta, otot yang mengalami patah atau terkilir,
pengaruh terhadap suatu kondisi, dan memfiksasi, reposisi dengan bidai atau
lain-lain. kayu yang dikenal dengan rantai dan
D. Hasil Penelitian memberi kompres dengan ramuan daun-
daun atau akar-akaran. penanggulangan
Pengobatan tradisional adalah dan pengobatan patah tulang secara
salah satu upaya pengobatan dan tradisional ada beberapa prinsip yang
perawatan cara lain di luar ilmu sama dengan pengobatan mutakhir yang
kedokteran atau ilmu keperawatan. dapat diterima secara logika antara lain :
Pengobatan tradisonal ini sudah lama di Prinsip penarikan traksi bagian tubuh
kenal di kalangan masyarakat,jauh yang patah untuk mengembalikan posisi
sebelum kedokteran moderen masuk ke tulang seperti semula. Pemberian bidai
Indonesia, pengobatan ini banyak dari anyaman kelapa, anyaman alang-
berdasarkan pada kepercayaan yang alang, baluran daun sereh. Prinsipnya
bersifat mistik kepercayaan tenaga gaib. sebagai fiksasi tulang yang patah setelah
Disamping itu pengobatan ini terbentuk dikembalikan pada posisi semula. Di
melalui satu proses, yaitu mencoba sini ada beberapa kekurangan dalam
berulang-ulang cara dan obat tertentu fiksasi secara tradisional karena
dalam menangani berbagai macam mempergunakan bahan yang lunak dan
penyakit. Pengobatan tradisional selalu fiksasinya tidak melewati dua atau tiga
memperhatikan pendekatan dengan persendian sehingga tulang yang patah
mengutamakan kepentingan orang sakit dapat bergerak dari posisi yang
dan selalu memperhatikan tradisi dan diharapkan. Adanya kompres dengan
lingkungan, pengobatan ini bukan saja daun-daun segar yang diharapkan dapat
mengobati orang sakit melainkan di memperlancar aliran darah sehingga
bidang asmara, perjodohan meramalkan dapat mengurangi pembengkakan.
masa depan, kedudukan pangkat dan Adanya pemijatan/urut-urut yang
ada pula yang mencelakai orang lain. dilakukan dalam penanggulangan patah
Berdasarkan uraian di atas pengobatan tulang disertai dengan olesan berupa
tradisional ini masih tetap tinggi minyak-minyak kelapa.
penerimaan masyarakat, bukan hanya di Menurut penelitian Amerika
tengan-tengah masyarakat pedesaan Serikat di temukan bahwa dapat
melainkan juga masyarakat di dibuktikan secara ilmiah, peran agama,
perkotaaan, bukan hanya dari golongan kepercayaan, spiritual dapat membantu
bawah melainkan juga oleh golongan penyembuhan berbagai penyakit, dalam
menengah atas. Hal ini disebabkan oleh menggapi penyembuhan penyakit
faktor budaya, sistem nilai dan upaya dengan pengobatan tradisional para
penyembuhan. Penyembuhan penyakit dokter hendaknya bersikap terbuka dan
tidak di perlukan pendekatan objektif begitu juga sebalik nya tidak
kedeokteran secara ilmiah, tetapi dapat menerima begitu saja hasil pengobatan
di lakukan dengan memberikan tradisional, karena hingga saat ini belum

Jom FISIP Volume 6: Edisi 1 Januari-Juni 2019 Page 12


ada tolak ukur yang baku, kenyataannya selama ini mereka sudah melihat sendiri
orang sakit merasa sehat kembali kemampuan mengobati patah tulang
walaupun hanya secara subjektif dan yang dimiliki oleh dukun patah tulang.
merasa puas dengan pelayanan yang di Kedepannya, tidak hanya pengobatan
berikan, jadi perlu di dikaji untuk patah tulang. Namun juga pengobatan
membuktikan manfaat berbagai jenis lainnya mampu menjadi peluang
upaya pengobatan tradisional. masyarakat untuk mendapatkan
Pengobatan tradisional secara pengobatan yang bisa dipercaya.
faktual sudah di manfaatkan masyarakat
berdasarkan hasil riset, dan dapat pula Banyak masyarakat berobat
di lakukan riset lanjutan dengan tanpa mengetahui jenis obat yang
melakukan pemeriksaan dengan alat alat digunakan. Tidak jarang pasien atau
kedokteran yang canggih untuk masyarakat yang berobat merasa tidak
memperoleh tolak ukur fisik yang lebih sesuai dengan obat yang diberikan oleh
objektif dan menjadi bukti kebenaran tenaga medis misalnya. Dalam
ilmiah. Dampak hasil riset itu untuk masyarakat Simalinyang, rata-rata
melindungi masyarakat dari efek masyarakat mengetahui dengan baik
samping yang merugikan masyarakat mengenai pengobatan tradisional.
dan disisi lain untuk melestarikan cara Misalnya dari penyakit yang diderita
pengobatan tradisonal yang efektif, dan jenis obat yang dibutuhkan. Hanya
yang benar benar bermanfaat untuk saja masyarakat belum mengetahui
menyembuhkan masyarakat, dengan baik mengenai cara
pengobatan tradisional yang sudah mengobatiya sendiri. Untuk itu,
dapat di pertanggungjawabkan manfaat masyarakat menyerahkan mengenai
dan keamanaan nya perlu terus di pengobatan kepada ahlinya.
kembangkan untuk meningkatkan
Pengobatan tradisional ini
derajat kesehatan masyarakat baik fisik,
adalah suatu upaya kesehatan dengan
mental dan spiritualnya begitu juga
cara lain dari ilmu kedokteran dan
sebaliknya yang merugikan masyarakat
berdasarkan pengetahuan yang
perlu di tingkatkan pengawasannya.
diturunkan secara lisan maupun tulisan
Kehidupan masyarakat desa ditandai
yang berasal dari Indonesia atau luar
oleh kuatnya interaksi dan toleransi
Indonesia. Dalam tiga puluh tahun
diantara masyarakatnya. Masyarakat
terakhir ini berbagai istilah telah
desa umumnya memiliki hubungan
digunakan untuk cara-cara pengobatan
sosial yang erat antar anggotanya.
Untuk memudahkan penyebutan maka
Hubungan sosial yang kuat tersebutlah
dalam hal ini lebih baik digunakan
yang menjadi cikal bakal terciptanya
istilah pengobatan alternatif, sebab
toleransi yang kuat antar sesama
dengan istilah ini dapat ditarik garis
masyarakat. hal tersebut juga yang
tegas perbedaan antara pengobatan
dialami dan dirasakan oleh masyarakat
moderen dengan pengobatan diluarnya
yang menjadi pasien di pengobatan
dan juga dapat merangkum sistem-
tradisional patah tulang.
sistem pengobatan oriental seperti
Wawancara dengan subjek
pengobatan tradisional atau sistem
penelitian dapat dilihat bahwa
penyembuhan yang berakar dari budaya
kedekatan diantara masyarakat mampu
turun-temurun yang khas dari suatu
menumbuhkan kepercayaan terhadap etnis, pengobatan alternatif sendiri
kemampuan dari anggota masyarakat
mencakup seluruh pengobatan
tersebut. masyarakat percaya bahwa tradisional, dan pengobatan alternatif

Jom FISIP Volume 6: Edisi 1 Januari-Juni 2019 Page 13


adalah pegobatan yang telah diakui oleh Penelitian menemukan
pemerintah. bahwa pasien memiliki sikap
emosional dengan dukun
Wawancara dapat dilihat bahwa yang mengobatinya. Yaitu
tukang urut patah tulang umumnya dari turun temurun
belajar pengobatan dari orangtua ke kekeluargaan pasien sudah
orangtuanya. Turunan ilmu lintas berobat pada dukun patah
generasi tersebut dipelajari dengan tulang. Karena itu subjek
tekun oleh anggota keluarga lainnya. penelitian beranggapan
Tidak hanya teknik pengobatan, tukang untuk mengikuti kebiasaan
urut patah tulang juga mengetahui berobat tersebut.
mengenai ramuan alami yang biasa b. Latar belakang Kesesuain
digunakan dan memiliki khasiat sangat Obat Yang Digunakan
bagus untuk digunakan. Para pasien Dengan Penyakit
bahkan tidak jarang dikasih tahu Penelitian menemuakan
mengenai ramuan apa saja yang bahwa semua subjek
diberikan dan bagaimana manfaat dari penelitian atau masyarakat
ramuan yang digunakan tersebut. Desa Simalinyang pada
Secara umum dapat pula umumnya mengetahui
dikemukakan bahwa sebagian besar dari dengan baik kesesuaian
masyarakat Desa Simalinyang masih penyakit patah tulang
mempunyai pendidikan dan tingkat dengan obat yang digunakan
ekonomi yang rendah. Sekalipun oleh dukun berobat.
pengaruh modernisasi secara fisik telah c. Latar belakang Pengetahuan
berkembang luas dalam masyarakat, Terhadap Jenis Patah Tulang
terutama masyarakat yang tinggal di Penelitian menemukan
daerah pedesaan. Namun cara berpikir bahwa tidak semua subjek
tetap sulit dilepaskan dari cara berfikir penelitian atau masyarakat
yang alternatif. Dalam masalah yang mengetahui jenis-jenis
pelayanan kesehatan, diakui bahan yang patah tulang yang dialami.
berkembang di Desa Simalinyang Dari penelitian yang
adalah pelayanan kesehatan modern dilakukan, hanya satu orang
yang juga sudah dikembangkan ke subjek penelitian yang
pelosok desa melalui puskesmas. Tetapi mengetahui mengenai jenis-
tidak semua masyarakat menggunakan jenis patah tulang.
pengobatan moderen tersebut karena
sebagian besar masyarakat masih d. Latar belakang Kelebihan
menggunakan pelayanan kesehatan Dari Proses Penyembuhan
alternatif. Dari wawancara yang
dilakukan bersama subjek
E. Penutup penelitian, peneliti
a. Kesimpulan menemukan bahwa semua
Penelitian yang dilakukan juga subjek penelitian
menemukan ada beberapa Latar mendapatkan kesembuhan
Belakang Masyarakat Berobat ke dari pengobatan tradisional
Pengobatan Tradisional, yaitu: dalam waktu lebih kurang
a. Latar belakang sosial tiga bulan.

Jom FISIP Volume 6: Edisi 1 Januari-Juni 2019 Page 14


b. Saran Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Sugiyono, 2012.Metode Penelitian
Berdasarkan kesimpulan diatas, Kuatitatif dan Kualitatif dan
maka berikut adalah beberapa saran R/D. Bandung : Alfabeta
yang dapat diberikan oleh peneliti: Moleong, Lexy. J. 2001. Metode
Penelitian Kualitatif. Bandung:
1. Bagi masyarakat, melestarikan
PT Remaja Rosdakarya
jenis pengobatan tradisional
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian
adalah sebuah langkah yang
Kunatitatif Kualitatif dan R&D.
bagus untuk mempertahankan
Bandung. Alfabeta.
budaya kesehatan masyarakat.
Sukandarrumidi. 2004. Metodologi
untuk itu masyarakat diharapkan
Penelitian. Yogyakarta: Gadjah
dapat lebih apresiatif terhadap
Mada.
keberadaan pengobatan
Soejono. Soekanto, 2001. Sosiologi.
tradisional dilingkungan
Jakarta : PT. Raj Grafindo
masyarakat.
Perseda
2. Bagi pasien, diharapkan lebih
Sukanto, 1985. Nafsiologi: Suatu
selektif dalam mengikuti tahap
Pendekatan Alternatif Atas
pengobatan. Maksudnya adalah
Psikologi.
pasien juga harus menggunakan
sudut pandang pengobatan
modern untuk melakukan
pengecekan lebih lanjut
sehingga akan mendapatkan
pengobatan yang lebih optimal
tentunya.

DAFTAR PUSTKA
Faisal, Sanafiah, 1995. Format
Penelitian Kualitatif; Dasar-
dasar dan Aplikasinya. Jakarta:
Rajawali Press.
George Ritzer & Douglas J.Goodman.
2004. Teori Sosiologi Modern.
Jakarta: Prenada Media
Lina & RAsyid, H.F. 1997. Prilaku
Konsumtif berdasarkan locus
of control pada remaja putra.
PT Grafindo Persada : Jakarta.
Kartono. 2007. Patologi Sosial Jilid 1.
Jakarta: CV Rajawali
K.J, Veeger. 1985. Realitas Sosial.
Jakarta: Gramedia.
Koestoer Partowisastro. 1983.
Dinamika Psikologi Sosial.
Jakarta: Erlangga
Usman Sunyoto. 2004.Pembangunan
dan Pemberdayaan Masyarakat.

Jom FISIP Volume 6: Edisi 1 Januari-Juni 2019 Page 15

Anda mungkin juga menyukai