Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kenduri blang (pesta tradisi petani turun ke sawah) di Aceh, tradisi tersebut

diperingati satu kali dalam setahun, dalam tradisi tersebut terkandung rasa syukur

kepada Allah SWT. Adat untuk turun ke sawah yang akrab dikatakan khanduri

blang ini merupakan tradisi yang harus dilakukan oleh sekelompok komunitas

petani, sebagai sebuah tradisi turun temurun, tentu dimungkinkan perbedaan

seremoni adat tersebut antara zaman dulu dan sekarang.

Asal usul kenduri blang atau khanduri blang ini sudah ada sejak zaman

nenek moyang, tradisi ini dilakukan untuk peusejuek bibit yang akan diturunkan

setiap tahun (tahun yang akan dilakukan penanaman padi), sebelum kenduri,

terlebih dahulu mufakat pesiapan kenduri oleh kelompok tani tersebut secara

patungan (meuripe-ripe), hasil patungan ini untuk persiapan pelaksanaan

(Anonymous, 2011, h. 120).

Sebagaimana yang dijelaskan oleh Badruzzanmah Ismail (2000) bahwa

upacara kegiatan pertanian di sawah ada tiga tahapan, yaitu 1) upacara menjelang

turun ke sawah ”Kenduri Blang”, 2) ketika padi berbuah dan, 3) sesudah masa

panen yang dikenal dengan sebutan. (makan padi baru) dengan istilah syukur

nikmat atas hasil panen yang diperoleh. Sebagaimana tradisi-tradisi dalam upacara

adat di setiap masyarakat, (makan padi baru) memiliki arti penting bagi masyarakat

setempat.

1
2

Upacara ini merupakan acara terakhir dari rangkaian kegiatan pertanian

yang sebelumnya diawali dengan upacara kenduri blang (upacara menjelang turun

ke sawah), upacara ini dilaksanakan di balai desa. Dalam upacara perlu adanya

seorang Keujeurun Blang. Dalam hal ini masyarakat juga menggunakan alat-alat

yang diperlukan dalam memperlancar kegiatan kenduri tersebut yang juga

semuanya dipercaya mempunyai arti dan makna tertentu, penggunaan perlengkapan

alat-alat untuk upacara tersebut di atas, mempunyai simbol dan makna yang

berbeda, dan menjadi satu tumpuan harapan dari upacara tersebut.

Jika dilihat sekarang, hampir semua petani menggunakan pestisida untu k

menghindari serangan hama. Namun, petuah orang-orang terdahulu untuk

menghindari serangan hama, petani menggunakan ranting buluh gading yang masih

hidup, daun pinang kuning, daun puding, dan daun ara emas (Anonymous, 2011, h.

27).Sebagian petani kita lihat dimasa ini adat tradisi kenduri blang semakin

dikesampingkan dan seolah-olah tidak dihiraukan adat tersebut, sehingga yang

terjadi sekarang berbagai macam ancaman gangguan hama dan gagal panen apakah

akibat melalaikan adat kenduri blang, karena kita ketahui kenduri blang ini

merupakan bentuk rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT.

Kepada para petani, ika memang benar bagaimana dengan kenyataan

bahwasanya setiap daerah memiliki cara tersendiri merayakan (Kenduri Blang)

bentuk syukur atas nikmat yang telah di berikan oleh Allah SWT. Salah satu acara

ini termasuk gambaran istiadat atau budaya yang ada dalam masyarakat, dari latar

belakang di atas maka penulis sangat tertarik untuk membahas tentang “Analisis

Perbandingan Budaya Kenduri Blang Gampong Pante Geulima Dan Suak

lokan Kecamatan Labuhanhaji Barat Kabupaten Aceh Selatan”.


3

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas yang telah dipaparkan sebelumnya, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana perbandingan budaya

kenduri blang di gampong Pante Geulima dan Suak Lokan Kecamatan Labuhanhaji

Barat Kabupaten Aceh Selatan?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana perbandingan

budaya kenduri blang di gampong Pante Geulima dan Suak Lokan Kecamatan

Labuhanhaji Barat Kabupaten Aceh Selatan.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini mempunyai dua manfaat yakni sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Yaitu kegunaan yang sifatnya memberikan sumbangan pemikiran yang

berupa teori-teori dalam kaitannya dengan pelaksanaan penelitian tentang

Analisis Perbandingan Budaya Kenduri Blang Gampong Pante Geulima Dan

Suak lokan. Hal ini terkait dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang

mengkaji masalah-masalah sosial yang sewaktu-waktu dapat berubah sesuai

dengan kondisi dan perkembangan jaman, serta menambah khasanah

pengetahuan bagi Mahasiswa.

2. Manfaat Praktis

a) Memberikan informasi serta masukan kepada pihak-pihak yang

membutuhkan, khususnya bagi lembaga atau instansi pemerintah.


4

b) Membantu dalam memecahkan masalah yang dihadapi oleh masyarakat

dalam melaksanakan adat Kenduri Blang.

1.5 Sistematika Pembahasan

Untuk memudahkan dalam penulisan ini maka penulis telah membagi

tulisan ini kedalam beberapa bagian yang meliputi:

Bab I : Pendahuluan, Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah,

rumusan masalah, Batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

serta sistematika pembahasan.

Bab II : Tinjauan Pustaka, Bab ini membahas mengena Penelitian Terdahu, Teori

Interaksi Simbolik, Analisis Perbandingan Budaya, Pengertian Analisis

Perbandingan, Pengertian Budaya, Unsur-Unsur budaya, Kenduri Blang,

Sejarah Kenduri Blang, Pengertian Kenduri Blang , Tahap-Tahap Kenduri

Blang, Alat-Alat Kenduri Blang.

Bab III : Metodologi Penelitian, Bab ini menerangkan tentang metode penelitian,

sumber data, Penentuan Informen, Instumen penelitian,Pengujian

kredibilitas data dan jadwal Penelitian.

Bab IV : Hasil Penelitian, Memuat tentang uraian laporan hasil penelitian

Bab V : Pembahasan hasil penelitian. yakni deskripsi dari interprestasi data-data

yang diperoleh.

Bab VI : Penutup, Berisi kesimpulan dan saran

Anda mungkin juga menyukai