Anda di halaman 1dari 13

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah


Aktivitas manusia untuk memenuhi ragam kebutuhan hidupnya dapat
terlaksana bila manusia mempunyai kondisi fisik dan mental yang sehat.
Oleh karenaitu kesehatan adalah suatu hal yang sangat penting bagi
manusia. Orang tidak dapat beraktivitas dengan baik jika kondisi
kesehatannya terganggu.
Jika kondisi kesehatan terganggu, atau sakit, seseorang akan
melakukan usaha untuk menyembuhkan sakitnya atau berobat. Pengobatan
yang dapat ditempuh terbagi dua yaitu pengobatan konvensional dan
pengobatan alternatif. Sistem pengobatan konvensional digunakan untuk
menyebut pengobatan medis yang dibangun Barat. Sementara itu
pengobatan alternatif juga bisa disebut sebagai pengobatan tradisional.
Sistem pengobatan tradisional (traditional healing system) cenderung
dikembangkan dari sumber kepercayaan spiritual atau agama (spiritual or
relegius belief system) dan lebih jauh lagi tambahnya yaitu berkembangnya
dari sistem kepercayaan animisme atau kepercayaan tradisional lainnya.
Berbagai pengobatan alternatif begitu menjamur di tengah-tengah
masyarakat. Bisa dikatakan pengobatan alternatif mampu menjadi pesaing
dan penyeimbang pengobatan konvensional.
Alternatif atau hijamah merupakan suatu metode pengobatan yang
sudah dikenal sejak jaman dahulu. Berawal dari kerajaan Sumeria,
kemudian terus berkembang sampai Babilonia, Mesir, Saba dan Persia.
Selanjutnya alternatif juga digunakan oleh umat Islam, kemudian
berkembang juga pada jaman Cina kuno dan di Eropa pada kurun waktu
abad ke-18 atau abad ke-13 Hijriyah. Oleh sebab itu istilah alternatif dapat
dikatakan beragam sesuai dengan tempat atau daerah berkembangnya
alternatif.
Kini pengobatan alternatif alternatif tidak hanya dikembangkan secara
individual saja, melainkan juga oleh lembaga-lembaga kesehatan berbentuk
rumah sehat atau klinik. Ketua Umum Asosiasi Alternatif Indonesia (ABI),

Ahmad Fatahillah mengatakan bahwa alternatif mulai dikenal di Indonesia


sejak 1996 dan mendapat minat yang menggeliat dari masyarakat pada
tahun 2016.
Di Kota Bengkulu khususnya perkembangan pengobatan alternatif
cukup signifikan. Diantaranya dengan bermunculannya klinik-klinik
pengobatan yang menyediakan pengobatan alternatif. Pengobatan alternatif
secara normatifnya merupakan pengobatan yang disunnahkan bagi umat
Islam. Sementara Kota Bengkulu dikenal sebagai kota yang penduduknya
religius. Oleh karena itu menarik untuk diteliti perihal gambaran pengobatan
alternatif alternatif dan motivasi masyarakat yang menggunakan pengobatan
alternatif di Kota Bengkulu
B.

Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas, maka mengamati ini akan
1.

C.

mengkaji tentang:
Bagaimana gambaran umum pengobatan alternatif di Kota Bengkulu?
Tujuan Mengamati
Mengamati ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang
pengobatan alternatif alternatif di Kota Bengkulu.

PEMBAHASAN

A. Sakit

Keadaan sehat yang dimiliki oleh manusia sangat membantu manusia


dalam melaksanakan berbagai aktivitasnya. Oleh karena itu manusia akan
selalu menjaga kesehatannya dan mengembalikan kesehatannya jika mereka
dilanda sakit.
Mengenai gangguan kesehatan maka akan ditemukan keluhan sakit
(illness) dan gejala penyakit (disease). Secara ilmiah penyakit (disease)
diartikan sebagai gangguan fisiologis dari suatu organisme sebagai akibat dari
infeksi atau tekanan dari lingkungan. Penyakit atau disease ini bersifat
obyektif kata Sarwono. Sebaliknya, sakit (illnes) merupakan penilaian
individu

terhadap

pengalaman

menderita

suatu

penyakit.

Sarwono

menyebutnya sebagai fenomena subyektif.


Rasa sakit bukan penyakit bila tidak mengganggu aktivitas dan fungsi
pokok misalnya makan, minum, buang air besar buang air kecil, tidur dan
aktivitas sehari-hari lainnya. Dari pendapatnya ini secara impilisit Sudarma
juga mengatakan7 bahwa rasa sakit yang dialami oleh manusia kemungkinan
juga penyakit. Dikatakan demikian ketika rasa sakit tersebut sudah
menimbulkan gangguan pada aktivitas manusia.
Dari beberapa pandangan tentang konsep sakit di atas terdapat
perbedaan pengertian antara keluhan sakit (illness) dengan penyakit (disease).
Keluhan sakit dapat dikatakan bersifat subjektif karena berasal dari penilaian
atau prasangka orang yang merasa mengalami gangguan kesehatan. Orang
tersebut memberikan penilaian berdasarkan pada pengalamannya ketika
mengalami gangguan kesehatan. Asumsi perasaan sakit ini bisa tepat bisa
tidak, karena bisa saja ketika dilakukan pengobatan oleh ahli medis tidak ada
gangguan dengan fungsi tubuhnya. Jadi keluhan sakit ini sifatnya merupakan
dugaan kuat saja. Hal tersebut menurut Foster dan Anderson merata ada
disetiap masyarakat, perbedaannya hanya pada tingkat persepsi atau
pemaknaan terhadap kedua konsep tersebut.
B. Pengobatan Alternatif
Pengobatan alternatif atau terapi alternatif biasa disebut untuk
menunjukkan pengobatan non-medis. Pengobatan alternatif juga disebut
sebagai pengobatan tradisional. Pengobatan alternatif atau terapi alternatif

merupakan bentuk pelayanan pengobatan yang menggunakan cara, alat atau


bahan yang tidak termasuk dalam standar pengobatan kedokteran modern
(pelayanan kedokteran standar) dan dipergunakan sebagai alternatif atau
pelengkap pengobatan kedokteran modern tersebut .
Pengobatan alternatif bisa didefinisikan sebagai (1) penyembuhan seni
tradisional yang tidak diajarkan di sekolah-sekolah kedokteran Barat yang
mempromosikan opsi untuk obat konvensional yang diajarkan di sekolahsekolah ini. (2) praktek pengobatan alternatif yang digunakan sebagai
pengganti

perawatan medis standar. Pengobatan alternatif berbeda dari

pengobatan komplementer yang dimaksudkan untuk menemani, bukan


untuk menggantikan, standar praktek medis. Praktik pengobatan alternatif
umumnya tidak diakui oleh komunitas kedokteran sebagai standar atau
pendekatan

medis

konvensional.

Pengobatan

alternatif

juga

dapat

dimaksudkan sebagai jenis pengobatan yang tidak dilakukan oleh paramedis


atau dokter pada umumnya, tetapi oleh seorang ahli atau praktisi yang
menguasai keahliannya tersebut melalui pendidikan non- medis.
Sistem pengobatan tradisional (traditional healing system) cenderung
dikembangkan dari sumber kepercayaan spiritual atau agama (spiritual or
relegius belief system) dan lebih jauh lagi tambahnya yaitu berkembangnya
dari sistem

kepercayaan animisme atau kepercayaan tradisional lainnya.

Demikian menurut Jean-Francois Sobiecki bahwa pengobatan tradisional


lahir dan berkembang dari sumber agama, animisme dan kepercayaan
tradisional lainnya. Sehingga pengobatan tradisional berbeda dengan
pengobatan modern.
Dari sudut pandang budaya penyakit adalah hal yang berbeda; penyakit
adalah pengakuan sosial bahwa seseorang itu tidak dapat menjalankan peran
normalnya secara wajar, dan bahwa harus dilakukan sesuatu terhadap situasi
tersebut. Pandangan ini menyebutkan bahwa lingkungan sosial turut berperan
dalam memberi keputusan tentang sakit atau tidaknya seseorang. Lingkungan
sosialnya akan mengatakan seseorang sakit ketika peran sosial dari orang
tersebut tidak dapat dilaksanakan. Sebaliknya meski seseorang mengalami
gangguan fisiologis, namun keadaan itu juga sering atau menimpa yang lain

maka hal itu dapat dikatakan oleh kelompok sosialnya bukan sebagai
penyakit.
Dalam antropologi terdapat pembahasan mengenai kepercayaan dan
pelaksanaan medis oleh kelompok masyarakat tradisional disebut dengan
etnomedisin. Pada masyarakat non Barat menurut Foster dan Anderson secara
garis besar terdapat dua penjelasan untuk menjelaskan tentang adanya
penyakit (disease), yaitu sistem medis personalistik dan sistem medis
naturalistik.
Sistem medis personalistik untuk menyebut pada suatu sistem di mana
penyakit disebabkan oleh intervensi dari suatu agen yang aktif berupa
makhluk supranatural, makhluk bukan manusia seperti hantu, roh leluhur atau
roh jahat, dapat juga dari manusia seperti tukang sihir atau tukang tenung.
Pandangan lainnya yaitu sistem medis naturalistik, gangguan kesehatan
sebagai pengaruh dari keseimbangan unsur-unsur dalam tubuh seperti panas,
dingin dan cairan tubuh. Misalnya dalam konsep pengobatan Cina, apabila
yin dan yang berada dalam keadaan seimbang menurut usia dan kondisi
individu, maka tercapailah keadaan sehat dan begitu pula sebaliknya.

METODE PENGAMATAN

A.

Pendekatan Mengamati
Untuk memperoleh gambaran yang luas dan mendalam tentang
pengobatan alternatif dengan pendekatan yang dipakai dalam mengamati
pengobatan alternatif ini yaitu pendekatan fenomenologis. Pendekatan
fenomenologi,

sebagai

suatu

pendekatan

dalam

sosiologi,

tertarik

mengidentifikasi masalah dari dunia pengalaman yang bermakna kepada


dunia yang penuh dengan objek-objek untuk diamati.
Mengamati ini banyak diwarnai oleh pendekatan yang menempatkan
peneliti sebagai orang yang belajar dari informan dan menjadikan diri
peneliti sendiri sebagai instrumen mengamati. Dalam memahami data tidak
berdasarkan teori tertentu tapi dari data itulah dibentuk suatu teori tertentu
sedang teori digunakan sebagai pembanding saja.
B.

Pengumpulan Data
Untuk kepentingan pengumpulan data, peneliti melakukan melihat
langsung tempat pengobatan alternatif itu sendiri.
Dalam pencatatan data tadi, peneliti membedakan dalam dua hal yaitu
catatan tempat yang memiliki izin dari pemerintah dan tempat tidak
memiliki izin dari pemerintah.

GAMBARAN UMUM LOKASI TEMPAT PENGOBATAN ALTERNATIF

A.

Gambaran Umum Lokasi


Pengobatan Alternatif yang ada di Banjarmasin ada beberapan klinik,
seperti Pondok Sehat al Wahida di Jalan Manggis, Komplek Arjuna
kilometer 3,5; Rumah Sehat el Iman dan Rumah Sehat Senyum, keduanya di
Jalan Sultan Adam. Selain dua tempat tersebut, klinik alternatif banyak
sekali menjamur di Kota Bengkulu.
Pelayanan kesehatan dengan pengobatan alternatif berbeda dengan
pelayanan pengobatan medis konvensional. Dilihat secara ketenagakerjaan
pelayanan pengobatan konvensional misalnya, dilakukan oleh pelayan
kesehatan seperti dokter, apoteker dan profesi lainnya yang terdidik melalui
lembaga- lembaga pendidikan kesehatan formal. Sementara itu pengobatan
alternatif

sendiri, merupakan pengobatan non konvensional. Meski

demikian, pelayan kesehatan pada pengobatan alternatif juga mesti memiliki


kemampuan atau kompetensi di bidangnya.
Demikian pula pada pelayanan kesehatan alternatif di Kota Bengkulu,
tenaga terapisnya harus memiliki keahlian di bidang alternatif. Proses
rekrutmen tenaga terapis dilakukan dengan memberikan pelatihan kepada
calon tenaga terapis. Selama pelatihan tersebut para calon terapis diberikan
bekal keilmuan tentang medis secara umum dan mengenai metode
pengobatan Nabi, termasuk alternatif. Menyangkut alternatif, para calon
terapis akan dibimbing dalam melakukan prakteknya. Para calon terapis
tersebut tidak langsung menangani pasien yang datang, tetapi mereka
melakukan praktek kepada para terapis lain.
Selanjutnya untuk menjaga kompetensi terapis dan profesionalitas
klinik, pihak klinik memberikan tambahan keilmuan dan wawasan tentang
medis. Di samping itu, pihak klinik juga mendorong dan menyertakan para
tenaga terapisnya untuk mengikuti sertifikasi terapis alternatif. Sertifikasi
terapis alternatif dilakukan oleh Asosiasi Alternatif Indonesia sebagai
lembaga refresentatif dari para terapis dan klinik penyedia pengobatan
alternatif di Indonesia. Perihal kostum atau penampilan, para terapis

perempuan mengenakan pakaian Islami berupa kerudung dan jilbab atau


baju kurung sedangkan para terapis laki-laki mengenakan pakaian lengan
pendek dan celana berbahan kain.
Para terapis yang bekerja di klinik alternatif yang ada di Kota
Bengkulu berasal dari lulusan perguruan tinggi atau akademi jurusan
kesehatan dan kebanyakan berasal dari non pendidikan medis secara formal
seperti akademi kesehatan atau perguruan tinggi jurusan medis. Namun bagi
para terapis, sebelum terlibat dengan praktek telah mendapatkan
pembekalan keilmuan tentang medis dan pengobatan metode Nabi secara
informal.
B.

Gambaran Lokasi Pengobatan Alternatif Di Kota Bengkulu

10

11

12

13

Anda mungkin juga menyukai