Anda di halaman 1dari 6

Tugas Kesehatan Mental

Dosen Pengampu : Dr.Hj.Siti Murdiana, S.Psi., M.Si.,Psikolog

Rahmat Permadi, S.Psi., M.Psi., Psikolog

Kesehatan Mental dalam Perspektif


Budaya

Kelompok 2

Fitiah Gita Maharani (1871040012)


Ismi Laelatul (1871040007)
Khofifa (1871040006)
Haidar (1871041071)
Andi Azwar Dwiyan (1871041051)

Fakultas Psikologi
Universitas Negeri Makassar
2019
Perbedaan Budaya dalam Mendefinisikan Kesehatan

1. Menurut WHO: “kondisi fisik yang lengkap, mental, kesejahteraan sosial, dan
bukan hanya ketidakhadiran dari penyakit dan kelemahan” (WHO, 1994)

2. Menurut masyarakat USA :

a. Model Biomedis Model ini memandang penyakit sebagai hasil dari


sesuatu yang spesifik. diidentifikasi karena berasal dari dalam tubuh.
Penyebabnya antara lain, apakah virus,bakteri, atau hal lain. Hal tersebut
dinamakan patogen, dan dilihat sebagai akar dari semua penyakit fisik dan medis.
Seperti contoh penyakit kardiovaskular, yang dikaitkan dengan patogen spesifik
seperti kloting dari lipid dan kolesterol.

b. Pendekatan Psikologi Tradisional Pendekatan psikologi tradisional


memandang asal dari perilaku abnormal sebagai yang ada dalam diri seseorang.

Jadi, model biomedis tradisional dari kesehatan dalam medis dan psikologi
keduanya mempunyai sebuah pendalaman pengaruh pada pendekatan treatment
(pengobatan). Jika spesifik medis atau perilaku psikologis yang bersifat pathogen
eksis atau berkembang dalam tubuh seseorang, pathogen tersebut harus ditangani
dengan pengobatan penyakit. Pendekatan pengobatan medis dan tradisional
psikologis focus pada membuat intervensi di dalam diri seseorang. Pada model
tradisional biomedis, sehat dikarakteristikan sebagai kekurangan penyakit. Jika
seseorang didiagnosa bebas daari penyakit, orang tersebut dapat dikatakan sehat.

3. Menurut Masyarakat China dan Yunani Kuno Memandang sehat bukan hanya
sebagai ketiadaan dari kondisi negative tapi juga sebagai kehadiran kondisi
positif. Keseimbangan antara diri dan alam dan pada perbedaan individual di
hidup ini dilihat sebagai suatu bagian dari sehat di banyak budaya di budaya Asia.
Keseimbangan ini dapat memproduksi kondisi yang positif (sebuah sinergi dari
kekuatan diri, alam, dan lainnya) yang banyak dikatakan sebagai sehat. Di China,
konsep dari kesehatan berdasarkan pada filosofi dan agama di China. Focus pada
prinsip Yin dan Yang, yang mana melambangkan energy positif dan negative.

4. Menurut Masyarakat Indian Amerika

Masyarakat Indian (Amerika) mempunyai pandangan menyeluruh dari


kesehatan dan siapa mempertimbangkan kesehatan yang baik untuk dapat hidup
pada harmoni satu badan dan satu lingkungan. Ketika satu orang tidak hidup
dalam suatu harmoni, dan berperilaku negative seperti melakukan tindakan terhina
kepada orang di kehidupan sekarang atau masa lalu, menganggu hidup tumbuhan
dan binatang, penyalahgunaan dari upacara keagamaan yang sakral, emosi kuat
dan tidak terkontrol, melanggar aturan sosial dan tabu. Hasilnya adalah tidak
sehat.

Budaya dan Konsep dari Tubuh

Perbedaan budaya pada bagaimana mereka memandang tubuh manusia.


Perbedaan tersebut tersusun dari pengaruh tubuh manusia bagaimana orang dari
beda budaya memandang sehat dan sakit, treatment, dan bahkan mungkin jenis
dari penyakit yang berdampak pada mereka.

1. Teori pertama berkembang dari Hippocrates Mempengaruhi pandangan


dari tubuh manusia dan penyakit di kebanyakan negara industry dan budaya
sekarang, dilihat dari itu tubuh terdiri dari 4 bagian yaitu darah, lendir, empedu
kuning, dan empedu hitam. Terlalu sedikit atau terlalu banyak dari keempat hal
tersebut membawa tubuh jauh dari keseimbangan, menghsilkan penyakit. Turunan
dari hal tersebut seperti optimis (sanguine), apatis (plegmatik), dan mudah
tersinggung (kolerik) adalah secara luas digunakan pada kesehatan dan ruang
lingkup medis saat ini.

2. Amerika Latin (Indian) MacLachlan (1997) menunjukkan bahwa teori


umum dari penyakit di banyak budaya Amerika Latin melibatkan keseimbangan
antara panas dan dingin hal tersebut tidak mengacu pada suhu, tapi untuk
kekuatan intrinsik dari perbedaan zat pada tubuh. Beberapa penyakit atau kondisi
yang panas, yang lain dingin. Sebagai contoh, nomer dari pelajaran didapatkan
hubungan antara kelas sosial dan berat badan di banyak budaya Amerika dan
Eropa, yaitu individu dengan kelas sosial yang tinggi umumnya mempunyai berat
badan yang rendah dibanding individu dengan kelas sosial yang rendah (review
dari Furnham & Alibhai, 1983). Terbalik, kadang itu benar di banyak budaya lain.

Socialcultural Influence on Physical Health and Medical Disease


Processes

1. Culture and Eating Disorder


Penelitian Cogan, Bhalla, Sefa-Dedeh, dan Rothblum (1996) mengenai
berat badan, frekuensi diet, aktivitas sosial, persepsi tubuh ideal, pola makan, dan
stereotip kurus-gemuk pada wanita Ghana dan Amerika menunjukan bahwa,
orang Ghana memiliki persepsi tubuh ideal adalah tubuh yang besar, sedangkan
orang Amerika cenderung untuk diet. Penelitian Crandall dan Martinez (1996)
pada orang Meksiko dan US menunjukkan bahwa orang Meksiko tidak terlalu
memperhatikan barat badan dan lebih bisa menerima orang yang overweight
dibandingkan dengan orang US. Hasil penelitian Akan dan Grilo (1995)
menunjukkan orang Eropa-Amerika memiliki tingkat kelainan pola makan dan
perilaku diet yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang Asia atau Afrika-
Amerika. Pada penelitian Abrams, Allen, dan Gray (1993), wanita kulit putih
memiliki tingkat kelainan pola makan dibandingkan dengan wanita kulit hitam,
yang berhubungan dengan depresi, kecemasan dan, self-esteem yang rendah.
Penelitian Hamilton, Brooks, Gunn, dan Warren (1985) menunjukkan 15 sampai
19 persen penari kulit putih menderita anorexia atau bullimia. Secara kolektif,
penelitian ini menunjukkan pandangan terhadap bentuk dan ukuran tubuh, dan
pola makan dipengaruhi oleh budaya. Nilai, kepercayaan, sikap, dan pandangan
terhadap kekayaan, kecantikan, kekuatan dan karakter psikologi mempengaruhi
sikap terhadap pola makan, kurus dan obesitas.

2. Culture and Suicide


Sampai saat ini, telah banyak dilakukan penelitian perbedaan cross-
cultural tentang perilaku bunuh diri, yang menuntun pada cara berbeda antar
individu dari budaya yang berbeda memandang, tidak hanya bunuh diri, namun
juga kehidupan itu sendiri. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa perubahan
budaya adalah penyebab dari perilaku bunuh diri. Stress yang berhubungan
dengan perubahan sosial dan perubahan budaya menjadi penyebab bunuh diri di
beberapa budaya seperti penduduk asli Hawaii, Yunani, Inggris, dan lain-lain.

Culture Bound Syndrome

“Culture-Bound Syndromes” adalah jenis penyakit yang tidak banyak


diketahui oleh dokter dengan gejala yang hanya terjadi di suatu wilayah tertentu
atau bersifat etnik tertentu. Kemudian memiliki bentuk unik dalam klasifikasi di
dunia barat dalam hal gangguan psikologis. Contohnya yaitu Amok, Anorexia
Nervosa, Latah, Harakiri.
Daftar Pustaka

Charles D. Spielberg. (2002). Encyclopedia of Applied Psychology Vol. 1 Florida:


Elsevier Academic Press.

Herdiyanto, K, Yohannes, dkk. (2017). Psikologi dalam Silang Budaya. Bali:


Universitas Udayana.

Siswanto. (2009). Kesehatan Mental. Yogyakarta: ANDI.

Anda mungkin juga menyukai