Anda di halaman 1dari 8

A.

Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

a) Identitas klien

1) Pengkajian mengenai nama, umur, jenis kelamin, perlu dikaji pada


pebyakit status asthmatikus.
2) Alamat menggambarkan kondisi lingkungan tempat klien berada,
dapat mengetahui kemungkinan faktor pencetus serangan asma.
3) Gangguan emosional yang timbul dalam keluarga atau lingkungan
merupakan faktor pencetus asma
4) Pekerjaan, serta bangsa perlu juga dikaji untuk mengetahui adanya
pemaparan bahan alergen
5) Hal lain yang perlu dikaji tentang : tanggal masuk rumah sakit, nomor
rekam medik, dan diagnosa medis.

b) Keluhan Utama
Pasien akan mengeluh sesak yang bertambah berat pada usia
kehamilan 24-36 minggu.

c) Riwayat Penyakit Sekarang


Klien dengan serangan asma datang mencari pertolongan dengan
keluhan, terutama sesak nafas yang hebat dan mendadak kemudia diikuti
dengan gejala-gejala lain yaitu: Wheezing, penggunaan otot bantu
pernafasan, kelelahan, gangguan kesadaran, sianosis serta perubahan tekanan
darah. Perlu juga dikaji kondisi awal terjadinya serangan.

d) Riwayat Penyakit Dahulu


Penyakit yang pernah diderita pada masa-masa dahulu seperti infeksi
saluran nafas atas, sakit tenggorokan, amandel, sinusitis, polip hidung.
Riwayat serangan asma frekuaensi, waktu, alergen-alergen yang dicurigai
sebagai pencetuh serangan serta riwayat pengobatan yang dilakukan untuk
meringankan gejala asma (Tjen Daniel, 1991).
e) Riwayat Penyakit Keluarga
Pada klien dengan status serangan asthmatikus perlu dikaji tentang
riwayat penyakitasama atau penyakit alergi yang lain pada anggota
keluarganya karena hipersensifitas pada penyakit asma ini lebih ditentukan
oleh faktor genetik oelh lingkungan, (hood Alsagaf, 1993).

f) Riwayat Psikososial
Gangguan emosional sering dipandang sebagai salah satu pencetus
bagi serangan asma baik gangguan itu berasal dari rumah tangga, lingkungan
sekitar sampai lingkungan kerja. Seorang yang punya beban hidup yang berat
berpotensial terjadi serangan asma, yatim piatu, ketidakharmonisan
hubungan dengan orang lain sampai ketakutan tidak bisa menjalankan
peranan seperti semula, (Antony Crocket, 1997 dan Tjen Daniel, 1991).

g) Pola-pola Fungsi Kesehatan


i. Aktivitas
Keletihan, kelelahan, malise, ketidakmampuan melakukan aktivitas
sehari-hari, ketidakmaampuan untuk tidur, perlu posisi kepala lebih
tinggi waktu tidur, dispneu pada saat istirahat, gelisah, insomnia.
ii. Sirkulasi
Pembengkakan pada ekstremitas bawah, peningkatan tekanan darah,
distensi vena leher, pucat dapat menunjukkan anemia, warna kulit
normal/sianosis.
iii. Integritas Ego
Penigkatan faktor resiko, perubahan pola hidup, ansietas, katakutan peka
rangsang.
iv. Makanan dan Cairan
Edema dependen, berkeringat
v. Hygine
Penurunan kemampuan perawatan diri, kebersihan buruk, bau badan.
vi. Pernafasan
Pernafasan pendek khususnya saat aktivitas, sulit nafas, dada tertekan,
penggunaan oksigen, riwayat pneumonia keluarga, menggunakan otot
bantu pernafasan.
Dada : saat inspeksi dapat dilihat hiperinflasidengan peninggian daimeter
ap, gerakan diafragma minimal, bunyi nafas redup dengan ekspirasi
mengi, ronchi, saat perkusi ditemukan hipersonor pada area paru, bunyi
pekak pada area paru, kesulitan berbicara.
vii. Kenyamanan
Riwayat reaksi alergi, berkeringat atau kemerahan
viii. Seksualitas
Penurunan libido
ix. Interaksi Sosial
Hubungan ketergantungan, kurang sistem pendukung, kegagalan
dukungan, penyakit lama, keterbatasan mobilitas fisik, kelalaian
hubungan dengan orang lain.
x. Penyuluhan dan Pembelajaran
Penggunaan dan penyalahgunaan obat pernafasan, kesulitan
menghentikan rokok, konsumsi alkohol.

h) Pemeriksaan Fisik pada pasien Asma Bronchiale


i. Status kesehatan umum
Perlu dikaji tentang kesadaran klien, kecemasan, gelisah, kelemahan
suara biicara, tekanan darah, nadi, frekuensi pernafasan yang meningkat,
penggunaan otot-otot pembantu pernafasan sionasis batuk dengan lendir
lengket dan posisi istirahat klien (Laura A. T.; 1995, Karnen N; 1998, 3).
ii. Integumen
Dikaji adanya permukaan kasar, kering, kelainan pigmentasi, tugor kulit,
kelembapan, mengelupas dan bersisik, pendarahan, pruritus, ensim, serta
adanya bekas atau tanda urtikaria atau dermatitis pada rambut dikaji
warna rambut, kelembaban dan kusam. (Kamen B ;1994, Laura A.
Talbot; 1995)
iii. Kepala
Dikaji tentang bentuk kepala, simetris, adanya penonjolan, riwayat
utama, adanya keluahn sakit kepala atau pusing, vertigo, kejang, ataupun
kehilangan kesadaran.
iv. Mata
Adanya penurunan ketajaman pengelihatan akan menambah stress yang
dirasakan klien, serta adanya riwayat penyakit mata lainnya.
v. Hidung
Adanya pernafasan menggunakan cuping hidung, rinits alergi dan fungsi
olfaktori
vi. Mulut dan Laring
Dikaji adanya perdarahan pada gusi, gangguan rasa menelan dan
mengunyah, adanya sakit pada tenggorokan serta sesak atau perubahan
suara
vii. Leher
Dikaji adanya nyeri leher, kaku pada pergerakan, pembesaran tiroid serta
penggunaan otot-otot pernafasan
viii. Thorak
Inspeksi : Dinding torak tampak mengembang, diafragma terdorong ke
bawah disebabkan oleh udara dalam paru-paru, susah untuk dikeluarkan
karena penyempitan jalan nafas. Frekuensi pernafasan meningkat dan
tampak penggunaan otot tambahan.

Palpasi : Pada palpasi dikaji tentang kesimetrisan, ekspansi dan taktil


fremitus. Pada asma, paru-paru penderita normal karena yang menjadi
masalah adalah jalan nafasnya yang menyempit.

Auskultasi : Terdapat suara vesikuler yang menigkat disertai dengan


ekspirasi lebih dari 4 detik atau lebih dari 3x inpirasi, dengan bunyi
pernafasan wheezing karena sekresi mucus yang kental dalam lumen
bronkhiolus dan spamse otot polos bronkhiolus sehingga menyebabkan
tahanan saluran nafas menjadi sangat meningkat.

Kardiovaskuler : Jantung dikaji adanya pembesaran jantung atau atau


tidak, bising nafas dan hyperinflamasi suara jantung melemah. Tekanan
darah dan nadi yang menigkat sera adanya pulsus paradokus.
Abdomen : Perlu dikaji tentang bentuk, tugor, nyeri, serta tanda-tanda
infeksi karena dapat merangsang serangan asma frekwensi pernafasan,
serta adanya konstipasi karena dapat nutrisi.

Ekstremitas : Dikaji adanya edema ekstremitas, tremor dan tanda-tanda


infeksi pasa ekstrenitas karena dapat merangsang serangan asma.

2. Diagnosa keperawatan

a) Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan broncospasme,


penigkatan sekresi pulmoner
b) Ansietas berhubungan dengan ancaman jiwa sekunder terhadap sesak nafas dan
takut
c) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelmahan, kelelahan sekunder
d) Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan prognosis penyakit saat hamil

3. Perencanaan Keperawatan

a) Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan broncospasme,


peningkatan sekresi pulmoner

Tujuan : menunjukkan pembersihan jalan nafas yang efektif, yang dibuktikan


oleh pencegahan aspirasi status pernafasan, kepatenan jalan nafas, dan status
pernafasan : ventilasi tidak terganggu.

Kriteria hasil

i. Pencegahan aspirasi : tindakan personal untuk mencegah masuknya


caritan dan partikel padat kedalam paru
ii. Status pernafasan : kepatenan jalan nafas : jalan nafas trakobrankeal,
terbukakan dan bersih untuk pertukaran gas
iii. Status pernafasan : ventilasi : pergerakan udara masuk dan keluar paru.

Rencana Tindakan (NIC):


Intervensi Rasional
1. Kaji tanda-tanda vital dan 1. Berapa deajat spasme bronkus
auskultasi bunyi nafas terjadi dengan obstruksi jalan nafas

2. Berikan klien posisi yang 2. Peninggian kepala tempat tidur


nyaman mempermudah fungsi pernafasan

3. Pertahankan lingkungan yang 3. Pencetus tipe reaksi alergi


nyaman pernapasan yang dapat
menimbulkan episode akut.

4. Tingkatkan masukan cairan, 4. Membantu mempermudah


dengan memberikan air hangat pengeluaran sekret

5. Dorong atau bantu latihan nafas 5. Memberikan cara untuk


dalam dan batuk efektif mengatasi dan mengontrol dispnea,
mengeluarkan sekret.

6. Kolaborasi dalam pemberian 6. Menurunkan kekentalan sekret


obat dan humidifikasi, dan mengeluarkan sekret.
seperti nebulizer

b) Ansietas berhubungan dengan ancaman jiwa sekunder terhadap sesak nafas


dan takut

Tujuan : Ansietas berkurang dibuktikan dengan bukti tingkat ansietas hanya


ringan sampai sedang dan selalu menunjukkan pengendalian diri terhadap
ansietas, konsentrasi dan Koping.

Kriteria Hasil :
i. Menunjukkan pengendalian diri terhadap ansietas
ii. Menggunakan teknik relaksasi untuk meredakan ansietas

Rencana Tindakan (NIC):


Intervensi Rasional
1. Batasi aktivitas pasien 1. Mengurangi keluhan

2. Anjurkan tehnik relaksasi pada 2. Memberikan tehnik untuk


pasien. mengurangi ansietas
3. Anjurkan pasien memilih posisi 3. Posisi yang nyaman dapat
yang nyaman. mempengaruhi keluhan

4. Berikan penjelasan tentang 4. Menurunkan ansietas pasien


penyakitnya.

5. Beri support mental dari 5. Memberikan motivasi pada


keluarganya pasien

c) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, kelelahan, sekunder

Tujuan : menoleransi aktivitas yang biasa dilakukan

Kriteria hasil
i. Toleransi aktivitas
ii. Katahanan
iii. Penghematan energi
iv. Kebugaran fisik
v. Perawatan diri

Rencana Tindakan (NIC):


Intervensi Rasional
1. Baringkan pasien semi fowler 1. Memaksimalkan ekspansi dada
2. Secara bertahap tingkatkan 2. Dapat memperthankan aktivitas
aktifitas pasien
3. Anjurkan tehnik realaksasi yang 3. Dengan tehnik dapat membantu
tepat mempertahankan aktivitas
4. Anjurkan latihan ringan sesuai
toleranso 4. Menghindarkan dari aktivitas
yang berlebihan

d) Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan prognosis penyakit saat hamil


Tujuan : Pasien dan keluarga akan:

i. Mengidentifikasi kebutuhan terhadap informasi tambahan mengenai


prilaku promosi kesehatan atau program terapi
ii. Memperlihatkan kemampuan untuk mengetahui dan memahami tentang
penyakit yang diderita

Rencana Tindakan (NIC)


Intervensi Rasional
1. Ajarkan pasien menghindari 1. Mencegah terjadinya keluhan
alergi yang diketahui.
2. Observasi tingkat pengetahuan 2. Mengetahui pengetahuan pasien
mengenai
proses penyakit
3. Jelaskan latihan pernapasan 3. Agar pernafasan tetap adekuat
4. Jelaskan obat-obatan yang 4. Menghindari penyalahgunaan obat
mengakibatkan penyakit
kambuh 5. Agar pasien tahu jadwal minum
5. Jadwalkan pemberian obat yang obat
tepat.
6. Hindari terhadap pemajanan 6. Menghindari factor penyebab asma
iritan

Anda mungkin juga menyukai