Anda di halaman 1dari 27

ANALISIS CONSUMER MOTIVATION

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK

PEWANGI SEPATU PERFECT DEODORIZER

Disusun oleh :

Muhammad Akmalulmazaya Choiri NPM 170610180039

Dosen Pembimbing :

Dr.Arianis Chan ,S.IP., M.Si.

Dr.Pratami Wulan Tresna ,S.Sos., M.Si.

Cecep Safaatul Barkah ,S.Sos.,M.AB.,MBA.

Email : cecep.barkah@unpad.ac.id

1
Abstrak

Industri Kesehatan dan penampilan semakin meningkat, tidak terkecuali pada pangsa
pasar pewangi sepatu. Kaki.Pede dengan produknya pewangi sepatu Perfect Deodorizer
mengambil peluang tersebut. Dengan tujuan meningkatkan penjualan dalam penelitian ini
ditunjukkan bagaimana konsumen termotivasi untuk melakukan pembelian produk pewangi
sepatu khususnya pada konsumen yang berdomisisli di wilayah JABODETABEK. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi motivasi konsumen, menganalisa
besarnya pengaruh faktor tersebut sehingga kemudian dapat dirancang strategi pemasaran
yang tepat meningkatkan penjualan. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 100 responden
instrument kuisioner dan focus group discussion digunakan sebagai pengumpul data. Dan
analisis kelayakan data menggunakan uji validitas dan reabilitas. Peneliti meneliti pengaruh
variabel data peneliti menggunakan analisis regresi dengan menggunakan uji koefisien
determinasi dan uji simultan dengan hasil faktor motivasi konsumen tidak memberikan
pengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian.

Kata kunci : motivasi konsumen, pemasaran, keputusan pembelian

Abstract

Health and appearance industries are increasing, and the fragrance market share is no
exception. Kaki.Pede with its product, Perfect Deodorizer shoe fragrance, takes this
opportunity. With the aim of increasing sales, this study shows how consumers are motivated
to purchase shoe perfume products, especially for consumers who live in the
JABODETABEK area. The purpose of this study is to determine the factors that influence
consumer motivation, to analyze the magnitude of the influence of these factors so that the
appropriate marketing strategies can be designed to increase sales. The sample in this study
amounted to 100 respondents, the questionnaire instrument and focus group discussion were
used as data collectors. And the data feasibility analysis used validity and reliability tests.
Researchers examined the influence of the data variable researchers used regression
analysis using the coefficient of determination and simultaneous test with the results of
consumer motivation factors did not have a significant effect on purchasing decisions.

Keywords: consumer motivation, marketing, purchasing decisions

2
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Industri bisnis terus berkembang dengan berbagai produk yang inovasinya di berbagai
bidang. Pemenuhan kebutuhan konsumen sudah tidak lagi dikhawatirkan, bahkan pada aspek
yang sebelumnya tidak terpikirkan. Namun berkembangnya usaha tentu juga memicu
persaingan. Persaingan bisnis yang semakin ketat mengakibatkan perubahan perilaku
konsumen di dalam mengambil keputusan dalam membeli suatu produk. Menurut Kotler
(2002:34), dalam meningkatkan persaingan masing- masing perusahaan harus dapat
memenangkan persaingan tersebut dengan menampilkan produk yang terbaik dan dapat
memenuhi selera konsumen yang selalu berkembang dan berubah-ubah.

Pertumbuhan ekonomi dan informasi yang pesat menuntut masyarakat agar terus
beraktifitas tanpa henti. Tidak jarang ditemui masyarakat yang bekerja dengan jam kerja
tinggi dan kegiatan yang kompleks mulai dari berangkat kerja hingga pulang Kembali ke
rumah. Khususnya pelajar dan masyarakat usia produktif. Akibatnya banyak masyarakat yang
tidak memperhatikan Kesehatan tubuhnya khususnya pada bau kaki dan sepatunya. Meskipun
bukan masalah medis yang serius, tapi bau kaki dapat mempengaruhi kehidupan dan
kenyamanan seseorang dan juga orang lain di sekelilingnya. Bau kaki juga dapat membuat
seseorang menjadi merasa kurang percaya diri, apalagi bila harus berhadapan dengan orang
lain yang dihormati atau disayang. Orang dengan bau kaki akan takut bila orang lain
terganggu dengan bau kakinya.

Dalam dunia medis, bau kaki disebut juga dengan sebutan bromodisis yang disebabkan
oleh keringat di kaki (http://www.sehatq.com, 2020). Meskipun keringat itu sendiri
sebenarnya tidak berbau namun penumpukan yang terjadi menyebabkan lingkungan yang
menguntungkan bagi bakteri dapat berkembang biak, sehingga menghasilkan zat yang
berbau. Normalnya setiap orang memiliki jumlah keringat dan bakteri alami berbeda yang
hidup di kaki, namun ada juga beberapa orang yang memiliki penyakit hyperhidrosis fokal
yang menyebabkan produksi keringat berlebih yang terpusat di daerah tertentu seperti tangan
dan kaki. Hal ini dapat menyebabkan penumpukan bakteri yang berlebihan dan bau kaki yang
terus-menerus .

Dengan tujuan mengatasi hal tersebut, Kaki.Pede hadir dengan menawarkan produk
Perfect Deodorizer. Merupakan sebuah produk pewangi berbentuk insol sepatu yang dapat
menghilangkan sekaligus mengharumkan bau kaki dengan cepat. Cukup masukkan Perfect

3
Deodorizer ke dalam sepatu tau sandal, kemudian gunakan seperti biasa. Aroma harum yang
dihasilkan produk ini dapat bertahan hingga 1 bulan pemakaian, selama digunakan dalam
sepatu. Ini merupakan solusi inovatif untuk masyarakat produktif yang memiliki jam aktif
tinggi hingga kadang lupa memperhatikan Kesehatan kaki dan sepatunya. Daripada harus
selalu mencuci kaki dan sepatu sebelum beraktifitas, dengan Perfect Deodorizer masyarakat
tidak perlu lagi khawatir denga bau kakinya. Dengan begitu aktifitas sehari-hari dapat
dijalani dengan lebih semangat dan percaya diri.

Pewangi sepatu memang bukan produk baru, dan sudah ada sejak lama. Mulai dari
pewangi yang berbentuk spray, karbol, bahkan gel. Namun produk Perfect Deodorizer
merupakan pewangsi sepatu berbentuk in sol pertama di Indonesia. Produk semacam ini bisa
dibilang cukup banyak di pasaran namun perhatian masyarakat Indonesia khususnya terhadap
pentingnya merawat sepatu masih kurang tinggi.

Gambar 1.1

Dari gambar diatas, produk pewangi sepatu dalam 5 tahun terakhir masih menunjukkan
pangsa pasar yang kurang stabil. Kondisi ini dipengaruhi gaya hidup masyarakat yang masih
kurang memperhatikan kebutuhan akan pewangi sepatu. Fungsi dan harga saat ini masih
menjadi faktor utama orang membeli produk ini. Kaki.Pede menawarkan kedua hal tersebut,
sehingga produk Perfect Deodorizer dapat serius di pasar pewangi sepatu.

Seiring berkembangnya bisnis tersebut, menurut Dede Putri Sriyani sebagai owner dari
Kaki.Pede, dari hasil wawancara personal dengan peneliti, penggunaan pewangi tempel
sepatu Perfect Deodorizer telah berganti dari sebelumnya lebih banyak menyentuh akademisi
dan mahasiswa selama dikembangkan di Universitas Padjadjaran namun sekarang lebih
menargetkan masyarakat luas khususnya di daerah Bandung. Faktor utamanya adalah karena
sebelumnya produk Perfect Deodorizer telah memenangkan penghargaan PIMNAS pada
tahun 2018 dan 2019 juga mengikuti berbagai event dan pameran untuk memperkenalkan
produknya. Namun selama tahun 2020 produk Perfect Deodorizer telah di jual di berbagai
platform digital dan non digital. Baik melalui social media Facebook, Instagram, Youtube
dan WhatsApp. Juga melalui toko online Shopee Tokopedia dan toko offline di beberapa
kantin dan minimarket.

Selama penjualan offline, produk Perfect Deodorizer harus memaksimalkan keunggulan


dan nilai dari produknya yang mampu memenuhi keinginan masyarakat. Sehingga
masyarakat terpicu motivasinya melakukan pembelian produk. Kurangnya edukasi di

4
masyarakat menimbulkan banyak salah persepsi terhadap produk ini. Karena merupakan
produk inovasi yang jarang ditemui, proses detailing dan sampling yang dilakukan masih
kurang menyentuh masyarakat.

Semakin majunya perekonomian dan teknologi, berkembang pula strategi yang harus
dijalankan perusahaan khususnya dibidang pemasaran. Untuk itu perusahaan perlu
memahami atau mempelajari perilaku konsumen dalam hubungannya dengan pembelian yang
dilakukan oleh konsumen tersebut. Dalam menentukan jenis produk atau jasa, konsumen
selalu mempertimbangkan tentang produk atau jasa apa yang dibutuhkan, hal ini dikenal
dengan perilaku konsumen (Swastha dan Handoko, 2000).

Perilaku konsumen adalah perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari,


membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka
harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka (Schiffman dan Kanuk, 2000). Hubungannya
dengan keputusan pembelian suatu produk atau jasa, pemahaman mengenai perilaku
konsumen meliputi jawaban atas pertanyaan seperti apa (what) yang dibeli, dimana (where)
membeli, bagaimana kebiasaan (how often) membeli dan dalam keadaan apa (under what
condition) barang-barang dan jasa-jasa dibeli.

Berdasarkan uraian diatas, tingkat ketertarikan masyarakat akan pewangi sepatu tidak
diimbangi dengan edukasi akan pentingnya merawat dan menjaga sepatu. Hal ini tentunya
menjadi keawijiban Kaki.Pede sebagai salah satu produsen pewangi sepatu dapat
meningkatkan penjualan dan pangsa pasar pewangi sepatu di Indonesia. Oleh sebab itu perlu
dilakukan Analisa terhadap faktor-faktor yang mendasari keputusan pembelian konsumen
untuk produk pewangi sepatu Perfect Deodorizer. Agar kemudian dapat diterapkan menjadi
sebuah strategi khusus supaya penjualan dan pangsa pasar pewangi sepatu dapat terbuka dan
terus meningkat. Berdasarkan hal tersebut, peneliti mengambil topik penelitian yang akan
dikembangkan yaitu “ Analisis motivasi konsumen terhadap keputusan pembelian
produk Perfect Deodorizer.”

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan masalah penelitian
yaitu :
1. Apa saja faktor motivasi konsumen pewangi sepatu yang berpengaruh terhadap
keputusan pembelian ?

5
2. Seberapa besar pengaruh faktor motivasi konsumen tersebut terhadap keputusan
pembelian?
3. Strategi pemasaran terkait motivasi konsumen seperti apa yang dapat memicu
pembelian untuk produk Perfect Deodorizer?

1.3 Tujuan Penelitian


Bagi peneliti, penelitian ini merupakan praktik penerapan ilmu-ilmu dan teori yang
telah dipelajari oleh peneliti selama mengikuti mata kuliah strategi konsumen terhadap
konsep bisnis. Selain itu penelitian ini dapat menjadi referensi dan sumber acuan oleh
perusahaan Kaki.Pede.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pemasaran

Menurut Swastha dan Irawan, (2005 : 10) mendefinisikan konsep pemasaran sebuah
falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat
ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan. Bagian pemasaran pada suatu
perusahaan memegang peranan yang sangat penting dalam rangka mencapai besarnya volume
penjualan, karena dengan tercapainya sejumlah volume penjualan yang diinginkan berarti
kinerja bagian pemasaran dalam memperkenalkan produk telah berjalan dengan benar.
Penjualan dan pemasaran sering dianggap sama tetapi sebenarnya berbeda. Tujuan utama
konsep pemasaran adalah melayani konsumen dengan mendapatkan sejumlah laba, atau dapat
diartikan sebagai perbandingan antara penghasilan dengan biaya yang layak.

Kotler (2000) berpendapat bahwa, “pemasaran adalah suatu proses social dan
manajerial yang di dalam proses ini individu dan kelompok memperoleh sesuatu yang mereka
butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang
bernilai dengan pihak lain.” Menurut kotler ada lima konsep dalam kegiatan pemasaran,
antara lain sebagai berikut:

a. Konsep produksi
Konsep ini menyatakan bahwa para konsumen akan menyukai barang dan jasa
yang tersedia di banyak tempat dan murahharganya. Dengan demikian

6
perusahaan akan memfokuskan perhatianya pada upaya agar dapat mencapai
efisiensi produksi yang tinggi dan distribusi yang luas.
b. Konsep produk
Konsep produk beranggapan bahwa para konsumenakan menyukai barang
atau jasayang menawarkan kualitas, penampilan dan perlengkapan
inovatifyangterbaik. Berdasar konsep ini perusahaan harus memusatkan
perhatian pada upaya memproduksi barang dan jasa yang unggul dan secara
terus menerus akan menyempurnakanya.
c. Konsep penjualan
Konsep penjualan berpendapat bahwa konsumen, apabila diabaikan, umumny
tidak akan membeli barang atau jasa yang diproduksi perusahaan dalam
jumlah yang memadai. Oleh karena itu perusahaan harus berupaya dalam
kegiatan penjualan dan melakukan promosi yang agresif dan gencar.
d. Konsep pemasaran
Konsep ini berpendapat bahwa kunci untuk meraih sasaran perusahaan agar
menjadi lebih efektif dari para pesaing adalah jika perusahaan itu
mengintegrasikan kegiatanya dalam menetapkan dan memuaskankebutuhan
dan keinginan pasar yang menjadi target pemasaran.
e. Konsep pemasaran berwawasan masyarakat.
Konsep ini beranggapan bahwa tugas perusahaan adalah menetukan
kebutuhan, keinginan, dan kepentingan pasar sasaran, dan memberikan
kepuasan yang diharapkan dengan cara lebih efektif dan efisien dari para
pesaing dengan mempertahankan dan meningkatkan kesejahteraan
konsumendan masyarakat”.

2.1.2 Perilaku konsumen

Menurut Mowen (1995), perilaku konsumen merupakan tindakan–tindakan yang


terlibat secara langsung dalam memperoleh, mengkonsumsi, dan membuang suatu produk
atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan – tindakan
tersebut. perilaku konsumen dapat pula diartikasn sebagai interaksi dinamis dari pengaruh
dan kesadaran, perilaku, dan lingkungan dimana manusia melakukan pertukaran dalam hidup
mereka.

7
2.1.3 Motivasi konsumen

Pada umumnya teori motivasi dikelompokkan menjadi tiga, yaitu Teori Freud, Teori
Maslow dan Teori Herzberg (Kotler dan Keller,2009).

1. Teori Freud
Teori ini mengasumsikan bahwa kekuatan psikologis yang membentuk perilaku
manusia sebagian besar tidak disadari dan bahwa seseorang tidak dapat sepenuhnya
memahami motivasi dirinya. Ketika seseorang mengamati merek- merek tertentu,
akan bereaksi tidak hanya pada kemampuan yang terlibat nyata pada merek-merek
tersebut, melainkan juga pada petunjuk lain yang samar. Wujud, ukuran, berat, bahan,
warna, dan nama merek dapat memicu asosiasi (arah pemikiran) dan emosi tertentu.
2. Teori Maslow (Abraham Maslow)
Teori ini menyatakan bahwa kebutuhan manusia tersusun dalam hierarki, dari yang
paling mendesak sampai yang paling kurang mendesak. Berdasarkan urutan tingkat
kepentingannya, kebutuhan-kebutuhan tersebut adalah kebutuhan fisik, kebutuhan
keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri.
Orang akan berusaha memuaskan dulu kebutuhan mereka yang paling penting. Jika
seseorang berhasil memuaskan kebutuhan yang penting, kemudia dia akan berusaha
memuaskan kebutuhan yang terpenting berikutnya.
3. Teori Herzberg ( Teori Dua Faktor)
Teori ini menyatakan bahwa terdapat dua faktor yang membedakan dissatisfiers
( faktor-faktor yang menyebabkan ketidakpuasan) dan satisfiers (faktor-faktor yang
menyebabkan kepuasan). Tidak hanya dissatisfiers saja tidak cukup, sebaliknya
satisfiers harus ada secara aktif untuk memotivasipembelian. Teori Herzberg memiliki
dua implikasi. Pertama, para penjual harus berusaha sebaik-baiknya menghindari
dissatisfiers. Walaupun tidak menyebabkan lakunya produk, hal tersebut bisa dengan
mudah menyebabkan produk tersebut tidak terjual. Kedua, para pabrikan harus
mengidentifikasi satisfiers atau motivator utama pembelian di pasar dan kemudian
menyediakan faktor satisfiers itu. Satisfiers itu akan menghasilkan perbedaan besar
terhadap merek apa yang dibeli pelanggan.

Dalam motivasi terdapat hubungan saling berkaitan dengan faktor-faktor kebudayaan,


sosial, dan pribadi. Faktor-faktor tersebut membangun atau mempengaruhi motivasi pembeli
agar melakukan suatu tindakan. Motivasi yang ada pada seseorang (konsumen) akan

8
mewujudkan suatu tingkah laku yang diarahkan pada tujuan mencapai sasaran kepuasan. Jadi
motivasi bukanlah sesuatu yang dapat diamati, tetapi adalah hal yang dapat disimpulkan. Tiap
kegiatan yang dilakukan oleh seseorang itu didorong oleh suatu kekuatan dalam diri orang
tersebut, kekuatan pendorong inilah yang kita sebut motivasi.

METODE PENELITIAN

3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

3.1.1 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
ditarik kesimpulannya .

Variabel yang digunakan dalam penelitian dapat diklasifikasikan menjadi variabel


dependen, yaitu variabel yang menjadi pusat perhatian peneliti, dan variabel independen,
yaitu variabel yang mempengaruhi variabel dependen (Ferdinand, 2006).

Variabel Dependen

Variabel dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel
independen dan sering disebut sebagai variabel konsekuensi (Indriantoro dan Supomo, 1999
dalam Kusumah,2011). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian
(Y)

Variabel Independen

Variabel Independen (variabel stimulus/ prediktor/ antecendent/ eksogen/ bebas)


adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya
variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2009: 39). Variabel bebas (independent variable) yang
dilambangkan dengan (X) adalah variable yang mempengaruhi variable dependen, baik
pengaruh positif maupun pengaruh negatif (Ferdinand, 2006). Adapun yang menjadi variabel
indenpenden dalam penelitian ini yaitu motivasi konsumen

3.2 Penentuan Populasi dan Sampel

Populasi

Menurut Sugiyono (2004), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

9
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi pada penelitian ini
adalah konsumen dari produk pewangi sepatu yang berdomisili di wilayah JABODETABEK.

Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang mempunyai karakteristik yang relatif sama dan
dianggap dapat mewakili populasi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah melalui pendekatan non probability sampling yaitu purposive sampling
Berdasarkan purposive sampling, peneliti memilih sampel purposif secara subjektif. Syarat
sampel pada penelitian ini adalah sampel berdomisili atau warga wilayah JABODETABEK.
Kriteria sampel pada penelitian ini adalah konsumen yang memenuhi satu dari tiga kriteria;
pemberi pengaruh (influencer), pembeli (buyer), pemakai (user). Sampel yang diambil adalah
yang peneliti temui di lapangan tanpa ada perencanaan pertemuan terlebih dahulu

Apabila populasi berukuran besar dan jumlahnya tidak diketahui maka digunakan rumus:

n= Z2
4(moe)2
n= 1,962
4 (0,1)2
Keterangan :

n = Jumlah sampel

Z = Tingkat keyakinan yang dibutuhkan dalam penentuan sampel 95% = 1.96

Moe = Margin of error atau kesalahan maksimum yang bisa ditoleransi, disini peneliti
menggunakan 10%

Dari perhitungan diatas, maka dapat diketahui bahwa jumlah sampel yang digunakan
dalam penelitian ini sebanyak 96 orang. Jumlah tersebut dibulatkan keatas sehingga peneliti
mengambil sampel sebesar 100 responden.

3.3 Jenis dan Sumber Data

1. Data Primer

(Primary Data) Data primer dalam hal ini diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada
konsumen. Kuesioner disusun dalam bentuk pertanyaan tertutup meliputi motivasi dan
keputusan pembelian yang menggunakan skala pengukuran interval. Data ini diperoleh dari

10
kuesioner yang diedarkan ke 100 responden yang bersangkutan, yang berisi tanggapan
responden yang berhubungan dengan keputusan pembelian konsumen terhadap produk
Pewangi sepatu Perfect Deodorizer. Selain itu juga data primer diperoleh dengan melakukan
Focus Group Discussion (FGD) yang dilakukan dengan 3 mitra praktisi bisnis yang bergerak
dalam bidang yang berhubungan dengan tema yang dibahas.

2. Data Sekunder (Secondary Data)

Data sekunder diperoleh melalui keterangan yang bersumber pada literatur seperti
buku, majalah, serta sumber dari situs – situs di internet yang menjelaskan tentang sepeda
motor khususnya skutik . Hal tersebut dilakukan dengan tujuan mendapatkan informasi
tambahan dan pemahaman yang lebih mendalam tentang tema yang dibahas dalam penelitian
ini.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Penyebaran Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya
(Sugiyono, 2004). Kuesioner dibuat dengan menggunakan pertanyaan tertutup dan terbuka.
Pengukuran variabel menggunakan skala interval, yaitu alat pengukur yang dapat
menghasilkan data yang memiliki rentang nilai yang mempunyai makna dan mampu
menghasilkan measurement yang memungkinkan perhitungan rata-rata, deviasi standar, uji
statistik parameter, korelasi dan sebagainya .

Focus Group Discussion (FGD)

Focus group discussion yang lebih terkenal dengan singkatannya FGD merupakan
salah satu metode riset kualitatif yang secara sederhana dapat didefinisikan sebagai suatu
diskusi yang dilakukan secara sistematis dan terarah mengenai suatu isu atau masalah
tertentu. Irwanto (2006: 1-2) mendefinisikan FGD adalah suatu proses pengumpulan data dan
informasi yang sistematis mengenai suatu permasalahan tertentu yang sangat spesifik melalui
diskusi kelompok. Pada penelitian ini dilakukan FGD dengan 3 orang praktisi bisnis yang
berhubungan dengan Perfect Deodorizer sebagai metode evaluasi dari rumusan awal strategi
pemasaran yang akan diajukan.

3.5 Metode Analisis Data

11
Data - data yang telah dikumpulkan melalui metode pengambilan data dapat
dimanfaatkan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan, namun sebelumnya data tersebut
harus diolah dan dianalisis terlebih dahulu.

Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif adalah analisis data yang menggunakan data berbentuk angka-
angka yang diperoleh sebagai hasil pengukuran atau penjumlahan. Data kuantitatif dibagi ini
dapat dibagi menjadi dua, yaitu data interval dan data rasio.

Uji Validitas

Uji signikasikasi dilakukan dengan membandingkkan nilai r Corrected Item - Total


Correlation pada output Cronbach Alpha) dengan nilai r tabel untuk degree of freedom (df) =
n - k, dalam hal ini n merupakan jumlah sampel dan k merupakan jumlah variabel
independen. Pada penelitian ini jumlah sampel (n) = 100 dan besarnya df dapat dihitung 100 -
3 = 97, dengan df = 97 dan alpha = 0,05 didapat rtable dengan uji dua sisi = 0,198. Jika r
hitung lebih besar dari r dan bernilai positif, maka butir pertanyaan atau indikator tersebut
dinyatakan valid (Ghozali, 2006). Dengan jumlah sampel (n) adalah 100 dan tingkat
signifikansi 0,05 maka r tabel pada penelitian ini adalah:

r (0,05 ; 100 - 3 = 97) => 0,198.

Bila : r hitung > r tabel , berarti pernyataan tersebut dinyatakan valid.

r hitung < r tabel, berarti pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid.

Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas bertujuan untuk mengukur konsistensi konstruk atau indikator


(variabel) penelitian. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang
terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2006).
Peneliti dalam menguji keandalan kuesioner yang digunakan, maka dilakukan
analisisreliabilitas berdasarkan koefisien Alpha Cronbach. Koefisien Alpha Cronbach
menafsirkan korelasi antara skala yang dibuat dengan semua skala indikator yang ada dengan
keyakinan tingkat kendala. Indikator yang dapat diterima apabila koefisien alpha diatas 0,60.

Koefisien Determinasi (R2)

12
digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model regresi dalam
menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2006). Nilai koefisian determinasi adalah
antara nol (0) dan satu (1). Nilai yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen
dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekatkati satu (1) berarti
variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variabel dependen.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan regresi linear berganda karena variabel
terikatnya menggunakan data interval atau rasio. Sehingga menggunakan rumus.

Dengan :

Yi variabel tak bebas untuk pengamatan ke – i, untuk i = 1,2, ..., n.

Β0,, Β1, Β2…, Βp adalah parameter.

Xi1, Xi2, .. , Xip adalah variabel bebas

Εi adalah sisa (error) untuk pengamatan ke – i yang diasumsikan berdistribusi normal saling
bebas dan identic dengan rata-rata 0 (nol) dan variansi σ2 .

Uji F (Uji Simultan)

Uji F bertujuan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan ke
dalam model secara simultan atau bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap variabel
dependen.

Hipotesisi awal

Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara motivasi konsumen terhadap keputusan
pembelian secara simultan

H1 : Ada pengaruh yang signifikan antara motivasi konsumen terhadap keputusan pembelian
secara simultan

Kemudian hasil hipotesis ditentukan dengan menghitung Fhitung dan Ftabel dari data
yang tersedia.

H0 diterima bila = Fhitung < Ftabel

H1 diterima bila = Fhitung > Ftabel

13
HASIL DAN ANALISIS

4.1 Faktor motivasi

Berdasarkan kajian yang telah dilakukan oleh peneliti dari sumber primer maupun
sekunder yang ada didapatkan hasil bahwa ada beberpa faktor motivasi konsumen pewangi
sepatu yang berpengaruh terhadapa keputusan pembelian. Secara mendasar beberapa faktor
tersebut adalah sebagai berikut:

faktor internal konsumen

adalah faktor yang dihasilkan dari dalam diri konsumen secara langsung yang sangat
mendasar atas kesadaran pribadi dari konsumen tersebut. Contohnya adalah kebutuhan
konsumen akan suatu produk. Apabila dari dalam diri konsumen sadar akan kebutuhannya
maka secara otomatis konsumen akan mencari produk pemenuh kebutuhan tersebut agar
dapat memuaskannya.

Faktor ekternal umum diluar perusahaan

Adalah faktor yang merupakan hasil pengaruh dari orang lain atau lingkungan social
dan budaya. Yang mana mengecualikan pengaruh yang diberikan oleh suatu perusahaan
secara spesifik. Hal ini bisa dalam bentuk rekomendasi dan sugesti. Namun hasil dari faktor
ini adalah adanya keinginan yang subjektif dari konsumen akan suatu produk. Keinginan
tidak dilandasi kebutuhan yang memang diperlukan oleh konsumen tersebut sehingga produk
tersebut sebenarnya belum tentu merupakan produk yang seharusnya akan memenuhi
kebutuhan konsumen.

Faktor eksternal dari perusahaan

Merupakan faktor yang merupakan pengaruh perusahaan secara spesifik kepada


konsumen dengan tujuan membeli produk yang dijual. Faktor ini dapat memperkuat faktor
lainnya dan bentuknya biasanya merupakan promosi dan iklan dari perusahaan.

Faktor ekternal dari produk

Faktor ini merupakan turunan dari faktor sebelumnya, namun lebih spesifik terhadap
produk. Dimana produk tersebut yang kemudian langsung memberikan motivasi kepada

14
konsumen untuk melakukan pembelian. Hal ini terjadi karena kualitas dari produk tersebut
yang meningkatkan nilai dari produk itu sendiri. Ketika konsumen sudah menyadari kualitas
suatu produk, maka nilai produk tersebut di mata konsumen akan meningkat.

Faktor lain-lain

Dari berbagai faktor ini tentunya masih ada pertimbangan lain yang kadang tidak
dapat dijelaskan dari konsumen. Karena manusia adalah makhluk yang kompleks,
kemungkinan akan motivasi lain dalam pembelian suatu produk sangat mungkin terjadi. Oleh
karena itu peneliti memasukkan faktor lain-lain.

Dari keempat faktor diatas kemudian peneliti merumuskan Kembali menjadi poin
yang lebih jelas dengan tujuan untuk menguji hasil tersebut kepada konsumen. Sehingga
didapati hasilnya sebagai berikut :

1. Kebutuhan akan produk


2. Keinginan subjektif konsumen mencoba produk
3. Promosi/harga dari produk
4. Kualitas produk
5. Lain-lain

Dari hasil tersebut kemudian peneliti membuat kuisioner untuk menguji seberapa
besar pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap keputusan pembelian konsumen. Kemudian
peneliti juga menambahkan pengenalan terhadap produk Perfect Deodorizer yang memenuhi
faktor-faktor yang telah disampaikan. Setelah itu dilanjutkan dengan pertanyaan apakah
produk Perfect Deodorizer sudah memenuhi motivasi konsumen untuk melakukan pembelian.
Hal ini untuk mengetahui sejauh mana produk Perfect Deodorizer dapat memenuhi motivasi
konsumen.

4.2 Hasil kuisioner

Setelah melakukan penyebaran kuisioner secara online peneliti berhasil


mengumpulkan data dari 100 responden yang merupakan sampel dari penelitian ini. Hasil
dari kuisioner ini kemudian dirangkum dalam bentuk diagram agar lebih mudah dipahami.

15
Diagram 4.1

Dari pertanyaan pertama dapat dilihat bahwa motivasi utama konsumen produk
pewangi sepatu adalah kebutuhan akan produk itu sendiri dengan nilai 43%.

Pertanyaan- pertanyaan berikutnya mengguanakan skala Likert 1-5 dengan deskripsi sebagai
berikut :

Table 4.1

Pilihan jawaban Skor


Sangat Setuju 5
Setuju 4
Netral 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1

Diagram 4.2

16
Dapat dilihat dari table berikut bahwa responden mayoritas setuju bahwa kebutuhan
produk memicu keputusan pembelian dengan nilai 42%.

Diagram 4.3

Berikutnya mayoritas responden justru bersikap netral bahwa keinginan mencoba


secara subjektif akan produk dapat memicu keputusan pembelian dengan nilai 38%

Diagram 4.4

17
Berikutnya dapat dilihat bahwa terdapat keseimbangan antara mayoritas responden
menyetujui dan sangat menyetujui harga dan promosi produk memicu keputusan pembelian
produk pewangi sepatu dengan nilai 33%.

Diagram 4.5

Berikutnya dapat dilihat bahwa mayoritas responden bersikap netra dengan kualitas
produk sebagai motivasi keputusan pembelian dengan nilai 24%. Namun disini kita bisa
melihat bahwa skor 1 dan 2 yang menunjukkan ketidak setujuan lebih kecil dengan
akumulasi 34% disbanding skor 4 dan 5 yang menunjukkan kesetujuan dengan akumulasi
nilai 42%.

18
Diagram 4.6

Berikutnya secara mengejutkan ditemukan bahwa didapatkan mayoritas konsumen


sangat menyetujui bahwa pengaruh motivasi-motivasi lainnya yang tidak dapat dijelaskan
dapat memicu keputusan pembelian dengan nilai 25% dan diikuti nilai yang sama besarnya di
skor 4 dan 3. Hal ini menunjukan sikap konsumen yang kompleks dan tidak dapat diprediksi
bahakan oleh diri konsumen tersebut.

Dalam sesi berikutnya peneliti memasukkan informasi akan produk Perfect


Deodorizer berupa deskripsi singkat yang memenuhi informasi akan faktor sebelumnya
beserta gambar sebagai berikut.

Perfect Deodorizer adalah produk pewangi sepatu berbentuk insole pertama di


Indonesia. Dengan harga Rp20.000 dan dapat tahan selama 1 bulan. produk ini dapat dibeli
melalui shopee, tokopedia, instagram maupun melalui reseller.

Gambar 4.1

19
Diagram 4.7

Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa mayoritas responden menyetujui bahwa
produk Perfect Deodorize melalu deskripsinya sudah memenuhi motivasi konsumen
melakukan pembelian dengan nilai 39%.

4.3 Analisis Data

Uji Validitas

20
Dalam uji validitas peneliti menggunakan aplikasi excel sebagai alat bantu analisis
data. Dengan dasar rumus uji validitas

rtabel 0,195
taraf signifikasi 5%

Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6
0,3837879 0,25284 0,39062 0,51495 0,61612 0,52645
49 2 3 8 6 5
valid valid valid valid valid valid

Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua pertanyaan yang diajukan peneliti dalam
kuisioner terbukti valid.

Uji Reabilitas

Dalam uji validitas peneliti menggunakan aplikasi excel sebagai alat bantu analisis
data. Dengan dasar rumus uji validitas dengan rumus sebagai berikut:

r11 : Reabilitas Instrumen

k : Banyaknya item pertanyaan atau pernyataan

Ʃab2 : Jumlah varian butir

a12 : Varian total

kemudian didapatkan hasil sebagai berikut

Ʃx 387 343 370 312 321 365


Ʃx² 1573 1273 1522 1150 1233 1441
N 100

21
Varian 0,7531 0,9651 1,53 1,7656 2,0259 1,0875
Ʃvarian 8,1272
varian
total 10,0796
n Soal 6
0,23243
r11 8
kriteria rendah
Sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini
memiliki tingkat reabilitas rendah.

Koefisien Determinasi (R2)

Dalam analisis Regresi ini ditetapkan variabel X adalah faktor motivasi dimana
Kebutuhan akan produk(X1), Keinginan subjektif konsumen mencoba produk (X2), Harga
dan promosi (X3), Kualitas produk (X4), Lain-lain (X5) dan variabel Y adalah motivasi
pembelian terhadap produk Perfect Deodorizer. kriteria pengujian sebagaimana berikut ;

- H0 = thitung < ttabel -> Fhitung < Ftabel

- H1 = thitung > ttabel -> Fhitung > Ftabel

SUMMARY OUTPUT

Regression Statistics
0,33059
Multiple R 3
0,10929
R Square 2
0,06191
Adjusted R Square 4
1,01512
Standard Error 2
Observations 100

Dengan menggunakan bantuan data analysis excel diketahui untuk Rsquare/Rkuadrat


didapatkan 0,10 berarti sumbangan pengaruh dari kedua variabel adalah sebesar 10%. untuk
nilai standar error dari hasil analisis didapatkan sebesar 1,01 ini berarti banyaknya
kemungkinan kelasalahan prediksi dalam penjualan adalah 1. Nilai R square ditentukan
kekuatannya engan mengacu pada rasio data berikut:

 0 : Tidak ada korelasi antara dua variabel


 >0 – 0,25: Korelasi sangat lemah
 >0,25 – 0,5: Korelasi cukup

22
 >0,5 – 0,75: Korelasi  kuat
 >0,75 – 0,99: Korelasi  sangat kuat
 1: Korelasi sempurna

Dengan nilai R square 0,109 dapat disimpulkan bahwa korelasi data faktor motivasi
konsumen (X) dengan keputusan pembelian (Y) sangat lemah, dengan persentase nilai
korelasi sebesar 10%.

Uji F (Uji simultan)

ANOVA
  F
2,30680
Regression 2

Kemudian untuk menentukan Fhitung dan Ftabel digunakan rumus sehingga dicapai
hasil sebagai berikut:

H0 = Fhitung < Ftabel DF1 = K -1 = 4


DF2 = N - K =
H1 = Fhitung > Ftabel 97
nilai Fhitung =2,30 N = 100
Ftabel = 3,52 K=5
Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa Fhitung < Ftabel dengan perbandingan nilai
2,30 < 3,52. Sehingga H0 diterima. Berarti variabel motivasi konsumen (X) tidak
mempengaruhi keputusan pembelian (Y) secara signifikan.

4.4 Strategi pemasaran

Strategi awal

Setelah menganalisa hasil dari kuisioner peneliti merumuskan strategi pemasaran


yang akan direkomendasikan kepada produk Perfect Deodorizer. Setelah melakukan uji
koefisien determinasi dan uji simultan diketahui bahwa ternyata motivasi konsumen ternyata
tidak mempengaruhi keputusan pembelian terhadap produk Perfect Deodorizer secara
signifikan. Hasil dari penelitian ini memberikan prespektif baru bahwa keputusan pembelian
lebih dipengaruhi faktor lain. Strategi yang digunakan kemudian dengan memanfaatkan data

23
yang telah didapatkan dari kuisioner meski memiliki pengaruh yang tidak signifikan.
Sehingga hanya bersifat rekomendasi. Peneliti menyimpulkan dari hasil kuisioner bahwa ada
2 faktor utama yang paling mempengaruhi kepada keputusan pembelian yaitu kebutuhan
akan produk dan promosi atau harga produk. Sehingga peneliti menyarankan memfokuskan
kedua poin tersebut.

Cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kebutuhan konsumen bukan mustahil
meskipun kebutuhan merupakan faktor internal konsumen. Salah satunya adalah dengan
melakukan edukasi kepada konsumen melalui media promosi Perfect Deodorizer. Edukasi
yang dilakukan dapat dalam bentuk kampanye isu social yang sedang hangat dan
menghubungkannya dengan nilai produk pewangi sepatu Perfect Deodorizer. Contohnya
dengan kampanye produktifitas karyawan yang meningkat dengan percaya diri pada
penampilan. Dengan informasi yang didapat oleh konsumen, secara tidak langsung konsumen
akan tidak sadar bahwa itu akan menjadi memori yang kemudian dapat mendefiniskan bahwa
produk Perfect Deodorizer adalah kebutuhannya.

Kemudian faktor promosi dapat di lanjutkan dengan menyesuaikan kampanye


tersebut. Contohnya kampanye produktifitas karyawan sebelumnya, dibuat promosi khusus
karyawan seperti paket karyawan, atau diskon khusus karyawan. Intinya adalah ikut
membesarkan kampanye yang dibawa dengan juga melakukan promosi yang akan
menguntungkan perusahaan.

Evaluasi FGD

Setelah merumuskan strategi pemasaran diatas, kemudian peneliti melakukan Focus


Group Discussion dengan 3 orang praktisi bisnis. Praktisi bisnis tersebut antara lain adalah
Hana (praktisi online business kecantikan),Fauzan Ramaditya (Owner online business Betta
fish), Afun (CEO e-commerce mudzakirfam).Setelah berdiskusi dalam FGD didapat
beberapa evaluasi dan tanggapan dari strategi pemasaran awal.

Yang pertama adalah tanggapann akan faktor lain yang tidak digunakan dalam
strategi marketing awal dari peneliti. Dengan memaksimalkan seluruh faktor seharusnya
dapat meningkatkan motivasi konsumen dengan lebih signifikan. Faktor keinginan subjektif
konsumen untuk mencoba dapat dilakukan dengan menggunakan strategi give away produk
pewangi sepatu Perfect Deodorizer ke konsumen melalui Instagram ataupun tester secara

24
langsung. Dengan mencoba Kembali produk ke sekian kalinya akan meningkatkan
keingingan konsumen melakukan pembelian.

Kemudian faktor kualitas produk dapat pula dimasukkan ke dalam promosi


kampanye sebelumnya. Strategi dalam meningkatkan motivasi konsumen yang disebabkan
kualitas produk tidak harus dengan meningkatkan kualitasnya secara langsung, namun bisa
juga dengan memberikan informasi terkait produk yang mungkin belum diketahui oleh
konsumen dan dapat meningkatkan nilai dari produk itu sendiri. Contohnya adalah informasi
bahwa aroma dari produk Perfect Deodorizer dihasilkan dari minyak atsiri murni yang
diambil langsung dari petani serai wangi.

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat peneliti ambil dari penelitian ini antara lain

1. faktor motivasi konsumen pewangi sepatu yang berpengaruh terhadap keputusan


pembelian antara lain :
 faktor internal konsumen
adalah faktor yang dihasilkan dari dalam diri konsumen secara langsung yang
sangat mendasar atas kesadaran pribadi dari konsumen tersebut atau dapat disebut
sebagai kebutuhan akan produk.
 Faktor ekternal umum diluar perusahaan

Adalah faktor yang merupakan hasil pengaruh dari orang lain atau lingkungan
social dan budaya. Atau dapat disebut keinginan subjektif konsumen mencoba
produk

 Faktor eksternal dari perusahaan


Merupakan faktor yang merupakan pengaruh perusahaan secara spesifik
kepada konsumen dengan tujuan membeli produk yang dijual. Atau dapat disebut
promosi/harga dari produk
 Faktor ekternal dari produk
Faktor ini merupakan turunan dari faktor sebelumnya, namun lebih spesifik
terhadap produk. Atau dapat disebut kualitas produk
 Faktor lain-lain

25
Dari berbagai faktor ini tentunya masih ada pertimbangan lain yang kadang
tidak dapat dijelaskan dari konsumen. Atau dapat disebut

2. Dengan melakukan uji koefisien determinasi dan uji simultan dapat disimpulkan
bahwa faktor motivasi yang dijabarkan memiliki pengaruh yang sangat rendah
terhadap keputusan pembelian konsumen terhadap produk Perfect Deodorizer.

3. Strategi pemasaran terkait motivasi konsumen yang dapat memicu pembelian untuk
produk Perfect Deodorizer adalah dengan melakukan kampanye social yang dapat
memanfaatkan nilai utama dari produk Pewangi sepatu Perfect Deodorizer. Kemudian
pelaksanaan kampanye tersebut dapat diikuti dengan promosi produk yang
menunjukkan nilai produk, informasi produk dan keuntungan melakukan pembelian
pada saat tersebut.

5.2 Saran

Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi perusahaan untuk merancang strategi
pemasaran produk. Dapat mengikuti saran yang peneliti sampaikan ataupun menggunakan
strategi lain. Eksekusi yang peneliti sarankan adalah dengan melakukan kampanye
peningkatan kinerja karyawan dengan meningkatkan penampilan yang baik. Produk pewangi
sepatu Perfect Deodorizer menjadi salah satu solusi untuk kampanye tersebut kemudian
melakukan promosinya.

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Yan Januar. 2010. Skripsi Analisis pengaruh motivasi konsumen, persepsi kualitas,

dan sikap konsumen terhadap proses pengambilan keputusan pembelian sepeda

motor Honda di Kota Semarang

Engel, James F dkk. 1994. Perilaku Konsumen (Edisi 6 Jilid 1, alih bahasa oleh Drs. F.X.

Budiyanto). Jakarta: Binarupa Aksara.

Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Penerbit Prenhallindo.

Rahmawati,Dina. 2020. Bikin Minder, Ini Berbagai Penyebab Bau Kaki yang Perlu
Diperhatikan. https:www.sehatq.com

26
Basu Swastha dan T. Hani Handoko, 2000, Manajemen Pemasaran (Analisa. Perilaku
Konsumen),

Basu Swastha & Irawan. 2005 Manajemen Pemasaran Modern. Liberty,.

Mowen. 1995. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran, Jakarta.

Kotler dan Keller. 2009. Manajemen Pemasaran.

Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung :

Alfabeta.

Ferdinand. 2006. Metode Penelitian Manajemen: Pedoman Penelitian untuk skripsi, Tesis dan
Disertai Ilmu Manajemen.

Nur, dan Bambang Supomo, 1999, Metodologi Penelitian dan. Bisnis, Yogyakarta: BPFE
Yogyakarta.

Ilahidaya, Reski. 2014. Efek Faktor Sosial dan Pribadi Terhadap Keputusan Pembelian

Hersona, S., Muslihat, A., Setyawan, T. (2013). Analisis Pengaruh Bauran Promosi Terhadap
Keputusan Pembelian 10(3): 1149-1159.

Schiffman, L. G., Wisenblit, J., &amp; Kumar, S. R. (2015). Consumer behavior. Delhi:
Pearson India.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, Edisi 14.

27

Anda mungkin juga menyukai