Anda di halaman 1dari 16

1

PROPOSAL DISERTASI
ANALISIS KEBIJAKAN PERDA
MADRASAH DINIYAH TAKMILIYAH
(STUDI KASUS DI KABUPATEN CIREBON)
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Seminar Disertasi

Dosen Pengampu :

1. DR.H.WASKA WARTA, MM.


2. DR.HJ.DETI ROSTINI,M.M.Pd.

Oleh:
AKHMAD AFLAHA
NIM : 4130810419053

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA BANDUNG
2021
i

LEMBAR PERSETUJUAN

PROPOSAL DISERTASI
ANALISIS KEBIJAKAN PERDA
MADRASAH DINIYAH TAKMILIYAH
(STUDI KASUS DI KABUPATEN CIREBON )

Oleh:
Akhmad Aflaha
NIM : 4130810419053

Bandung, Pebruari 2021

Dosen Pengampu :

1. ..............................................................
Dr.H.Waska Warta, MM.

2. ..............................................................
Dr.Hj.Deti Rostini,M.M.Pd.
ii
iii

DAFTAR ISI

a. Judul ……………………………………………………………………...1
b. Latar Belakang Masalah ………………………………………………..1

c. Perumusan dan Pembatasan Masalah ………………………………….3


1) Perumusan Masalah ………………………………………………….4
2) Pembatasan Masalah …………………………………………………6
d. Tujuan dan Manfaat Penelitian …………………………………………7
1) Tujuan Penelitian ……………………………………………………..7
2) Manfaat Penelitian ………………………………………………….....7
e. Asumsi dan Pertanyaan Penelitian
1) Asumsi ………………………………………..………………………8
2) Pertanyaan Penelitian …………………………..…………………..9
f. Tinjauan Pustaka …………………………………….…………………9
g. Prosedur Penelitian ………………………………………………….....10
h. Sumber Data……………………………………………………………..11
a. Judul
Propopsal disertasi ini berjudul :

“Analisis Kebijakan Perda Pendidikan Madrasah Diniyah Takmiliyah”

(Studi Kasus di Kabupaten Cirebon)

b. Latar Belakang Masalah

Penyelenggaraan pendidikan menjadi sebuah prioritas yang selalu diupayakan


perbaikan dari tahun ke tahun, hal tersebut selain sebagai pemenuhan hak asasi setiap
Warga Negara Indonesia, juga dimaksudkan agar penyelenggara pendidikan di
Indonesia juga semakin baik.tidak hanya mencerdaskan dari segi penguasaan
akademis namun di imbangi dengan peningkatan ketaqwaan kepada Tuhan Yang
Maha Esa serta berahlaq mulia.
UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, yang menggeser system
ketatanegaraan dari sentralisasi menuju desentralisasi, daerah diberikan hak,
wewenang dan kewajiban untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan
dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan,
dan dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 yang
mengatur tentang pembagian urusan antara pemerintah, pemerintah provinsi dan
pemerintah kabupaten/kota.
Dalam mendukung tugas dan fungsi pemerintahan, khususnya pemerintah
Kabupaten Cirebon tahun 2004 telah membentuk model pengelolaan dan
penyelenggaraan pendidikan Madrasah Diniyah Takmiliyah.Pendidikan Diniyah
Takmiliyah Awwaliyah sebagai satuan pendidikan keagamaan Islam non formal,
dipimpin oleh Kepala Diniyah, berada dalam pembinaan Pemerintah Daerah bersama
Kantor Departemen (Kementerian) Agama dan bertanggungjawab secara formal
kepada Pemerintah melalui Kantor Departemen Agama serta bertanggung jawab
secara moral kepada masyarakat (Perda Nomor 2 tahun 2009, bagian kedua pasal 3 )
Dalam perjalanannya Perda Nomor 62 Tahun 2004, berdasarkan ketentuan
Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 Tentang Pendidikan Agama Dan
Pendidikan Keagamaan, maka Pendidikan Madrasah Diniyah Awwaliyah direfisi
disesuaikan menjadi Pendidikan Diniyah Takmiliyah Awwaliyah yang dituangkan
2

dalam peraturan daerah Kabupaten Cirebon Nomor 2 Tahun 2009 Tentang


Pendidikan Diniyah Takmiliyah Awwaliyah.
Dalam rangka penyelenggaraan pendidikan keagamaan yang lebih baik perda
tersebut menjadi Perda Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT). Pada tahun 2020
diteruskan Tahun 2021 DPRD Kabupaten Cirebon dengan membentuk Panitia
khusus (pansus) yang berbasis komisi IV untuk merefisi Perda Nomor 2 Tahun 2009,
tupoksi (tugas pokok dan fungsi) komisi IV adalah bidang kesejahteraan rakyat, yang
meliput Kesejahteraan Rakyat, Pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Institusi pendidikan yang kental dengan nilai-nilai karakter adalah lembaga
pendidikan keagamaan.Madrasah Diniyah Takmiliyah sebagai lembaga keagamaan
mendalami dan mengembangkan materi agama tingkat dasar dan ahlak mulia
sehingga lembaga ini memberikan andil yang sangat besar dalam mencerdaskan dan
memperbaiki moral bangsa.hal ini dipertegas dari hasil kajian penelitian yang
dilakukan Mariayatul Qibtiyah ((2016:76) dalam jurnal manajemen pendidikan
dijelaskan, Madrasah Diniyah Takmiliyah adalah tempat yang sangat strategis dan
utama setelah keluarga dalam membentuk ahlak/karakter sebagai salah satu quality
asurance yang harus dimiliki oleh setiap lulusannya.
Kebijakan desentralisasi pendidikan diharapkan akan mendorong peningkatan
pelayanan dibidang pendidikan kepada masyarakat, bermuara pada upaya peningkatan
kualitas pengelolaan pendidikan dalam tataran yang paling bawah (at the
bottom).Otonomi dalam manajemen merupakan potensi bagi daerah untuk
meningkatkan kinerja para tenaga pendidikan, menawarkan partisipasi langsung
kelompok-kelompok terkait dan meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap
pendidikan khususnya Madrasah Diniyah Takmiliyah.
Namun pada kenyataannya peraturan tersebut belum dapat dilaksanakan
sepenuhnya, khususnya pada pengelolaan Madrasah Diniyah Takmiliyah . Hal ini
disebabkan oleh sejumlah kelemahan antara lain kelemahan dalam pengelolaan
manajemen Madrasah Diniyah Takmiliyah , seperti belum adanya kerangka kebijakan
yang jelas dan komprehensif tentang pengelolaan Madrasah Diniyah Takmiliyah,
anggaran yang sangat terbatas, dengan unit cost yang belum setara dengan unit cost
sekolah umum, sarana dan prasarana yang masih belum memadai, serta kondisi
Madrasah Diniyah Takmiliyah yang sangat bervariasi.Oleh karena itu kondisi ini
harus segera diperbaiki agar mutu pendidikan di Madrasah Diniyah Takmiliyah
3

menjadi lebih baik dalam upaya pemerintah daerah meningkatkan mutu pendidikan.

Pendidikan memegang peranan penting dalam pengembangan Sumber Daya


Manusia (SDM).Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas sangat diperlukan
untuk pembangunan kehidupan bangsa, terutama untuk mempersiapkan peserta
didik yang mampu mengembangkan dan menampilkan keunggulan dirinya sebagai
manusia yang berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan,
kreatif, mandiri serta sehat jasmani dan rohani.

c. Perumusan dan Pembatasan Masalah


Konstitusi digunakan untuk mengatur dan sekaligus untuk membatasi
kekuasaan.Dengan demikian, dinamika ketatanegaraan suatu bangsa atau daerah
ditentukan pula oleh bagaimana dinamika perjalanan sejarah konstitusi daerah
yang bersangkutan.Karena dalam konstitusi itulah dapat dilihat sistem
pemerintahannya, bentuk negaranya, sistem kontrol antara kekuasaan daerah,
jaminan hak-hak warga daerah dan tidak kalah penting mengenai pembagian
kekuasaan antar unsur pemegang kekusaan daerah seperti kekuasaan pemerintahan
(eksekutif), kekuasaan legislatif, dan kekuasaan yudikatif..Dengan demikian Perda
memuat ketentuan mengenai landasan ideal, landasan struktural dan landasan
operasional pengelolaan tersebut. Faktor-faktor ketatanegaraan baik dalam bentuk
filsafat hidup, landasan hukum, dan politik pemerintahannya harus terjabarkan
dalam kerangka konsepsional dan operasional yang mantap.

Pertama, fungsi dan peranan Perda secara konsepsional tercermin dalam;


berfungsinya Pancasila dalam landasan ideal yaitu filosofi bangsa, berfungsinya
sistem.Bupati secara konstitusional sebagai landasan struktural yang tertuang
dalam Perda dan berfungsinya tujuan daerah yang terimplementir dalam kebijakan
politik daerah.

Kedua, fungsi dan peranan Perda secara operasional artinya apa yang telah
tercermin di dalam peranan Perda secara konseptual benar-benar dapat terealisir
secara nyata dalam kehidupan dan berbangsa dan bernegara, bukan hanya itu saja,
tetapi mampu dilestarikan serta peningkatan usaha-usaha pelestariannya. Semua
ini harus dilaksanakan oleh suprastruktur dan infrastruktur dan segenap masyarakat
4

seluruhnya.

Secara yuridis, para perumus Perda sudah menunjukkan kearifan bahwa apa
yang mereka lakukan ketika Perda disusun tentu akan berbeda kondisinya di masa
yang akan datang dan mungkin suatu saat akan mengalami perubahan, penelitian
dilihat dari sejarah penyusunan maupun sebagai produk hukum yang
mencerminkan pikiran dan kepentingan yang ada pada saat itu, Perda dengan
sendirinya akan aus dimakan masa apabila tidak diadakan pembaharuan sesuai
dengan dinamika kehidupan masyarakat, berbangsa dan berdaerah di bidang
politik, ekonomi, sosial maupun budaya.Kondisi politik, ekonomi, sosial dan lain-
lain yang senantiasa berubah, me kan untuk menyesuaikan ketentuan hukum yang
berlaku, sehingga tetap berfungsi secara wajar baik secara instrumen penjaga
ketertiban maupun sebagai pendorong perubahan untuk mewujudkan
kesejahteraan, kemakmuran, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat.

1) Perumusan Masalah
Dalam disertasi ini, penulis merunuskan masalah pada ruang lingkup
penelitian sebagai berikut :
a) Analisis Kebijakan adalah "analisa yang ada atau yang timbul dari
sesuatu."
b) Madrasah Diniyah Takmiliyah yang dimaksud adalah
Sekolah Agama bagi anak-anak yang ada di sekolah tingkat dasar
5

INSTRUMENTAL
INPUT
1. UU
2. PP
3. PMA
4. Kep Dirjen
5. Perda
OUT COME
INPUT 1. Sosial budaya
1. Visi, Misi, dan Tujuan PROSE 2. Lingkungan geografis
2. SDM S 3. Keunggulan lokal OUT PUT
3. Sarpras POACH daerah Mutu kebijakan
4. Dukungan
Masyarakat

ENVEROMENTAL INPUT
1. Temuan di Lapangan
2. Peluang dan hambatan
3. Tantangan Kedepan

G.b 1.1 Perumusan Masalah


6

2) Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini penulis membatasi masalah sebagai berikut :
a) Menganalisis kebijakan Perda Pendidikan Madrasah Diniyah
Takmiliyah di Kabupaten Cirebon
b) Mengetahui penerapan kebijakan Perda Pendidikan Madrasah
Diniyah Takmiliyah di Kabupaten Cirebon

d.Tujuan dan Manfaat Penelitian


1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebijakan perda
Pendidikan Madrsah Diniyah Takmiliyah di Kabupaten Cirebon,
untuk mengetahui konsep pendidikan diniyah takmiliyah sebagai
Kebijakan Pendidikan Madrasah Diniyah Takmiliyah di Kabupaten
Cirebon, serta untuk mengetahui factor pendukung dan
penghambatnya mengenai kebijakan Pendidikan Madrsah Diniyah
Takmiliyah di Kabupaten Cirebon.

a) Tujuan Umum
Institusi pendidikan yang kental dengan nilai-nilai karakter
adalah lembaga pendidikan keagamaan.Madrasah Diniyah sebagai
lembaga keagamaan mendalami dan mengembangkan materi
agama tingkat dasar dan ahlak mulia sehingga lembaga ini
memberikan andil yang sangat besar dalam mencerdaskan dan
memperbaiki moral bangsa.hal ini dipertegas dari hasil kajian
penelitian yang dilakukan Mariayatul Qibtiyah ((2016:76) dalam
jurnal manajemen pendidikan dijelaskan, Madrasah Diniyah
Takmiliyah adalah tempat yang sangat strategis dan utama setelah
keluarga dalam membentuk ahlak/karakter sebagai salah satu quality
asurance yang harus dimiliki oleh setiap lulusannya.
7

b) Tujuan Khusus

Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah


untuk mengetahui :

a) Perencanaan eksekutif terhadap Perda Pendidikan Madrasah


Diniyah Takmiliyah di Kabupaten Cirebon
b) Pengorganisasian Kementerian Agama terhadap Perda Pendidikan
Madrasah Diniyah Takmiliyah di Kabupaten Cirebon
c) Pelaksanaan Lembaga Pendidikan Perda terhadap Pendidikan
Madrasah Diniyah Takmiliyah di Kabupaten Cirebon
d) Pengawasan legislatif terhadap Perda Pendidikan Madrasah Diniyah
Takmiliyah di Kabupaten Cirebon
e) Pengevaluasian eksekutif dan legislative terhadap Perda Pendidikan
Madrasah Diniyah Takmiliyah di Kabupaten Cirebon

2) Manfaat Penelitian
Manfaat atau kegunaan penelitian berisi rumusan tentang
nilai guna dari temuan atau hasil-hasil penelitian.

a) Manfaat Teoritis
Sebagai usaha pengembangan ilmu dan teori model konsep
(hipotik) kebijakan pendidikan khususnya yang berhubungan
dengan sistem pendidikan yang diterapkan sesuai dengan Perda
Pendidikan Madrasah Diniyah Takmiliyah di Kabupaten Cirebon.

b) Manfaat Praktis
Bagi Pemangku Kebijakan, sebagai masukan bagi para
pemangku kebijakan, baik itu eksekutif, legislatif maupun
8

yudikatif agar dapat meningkatkan mengembangkan atau


menyempurnakan praktik dilapangan mutu kebijakan Perda
Pendidikan Madrasah Diniyah Takmiliyah di Kabupaten Cirebon
tanpa meninggalkan nilai historis di dalamnya serta tidak tumpang
tindih didalamnya sehingga sistem manajemen pendidikan menjadi
konsisten.

d. Asumsi dan Pertanyaan Penelitian


1) Asumsi
Secara substantif, direfisinya Perda Pendidikan Madrasah Diniyah
Takmiliyah Tahun 2009 Kabupaten Cirebon oleh DPRD karena
mengandung kelemahan. Hal itu dapat diketahui karena;Pertama sejak
disahkannya Perda Wajib Pendidikan Madrasah DTA 2009
penyelenggara pendidikan merasakan kesejahteraan para guru ngaji
kurang diperhatikan , sehingga Perda disebut tidak efektif; Kedua,
sarana dan prasarana Madrasah Diniyah Takmiliyah yang kurang
memadai;Ketiga, unsur-unsur konstitusionalisme tidak dielaborasi
secara memadai dalam Perda.Dengan demikian, perjuangan menegakan
aturan demi terwujudnya visi misi Pemerintah Kabupaten Cirebon
menciptakan masyarakat yang agamis, serta tegaknya tatanan
kerakyatan atau demokrasi dan tegaknya daerah berdasarkan atas
hukum.

2) Pertanyaan Penelitian
1. Apa yang dilakukan oleh eksekutif dalam perencanaan Perda
Pendidikan Madrasah Diniyah Takmiliyah di Kabupaten
Cirebon ?
9

2. Apa yang dilakukan oleh Kementerian Agama dalam


pengorganisasian Perda Pendidikan Madrasah Diniyah
Takmiliyah di Kabupaten Cirebon ?
3. Apa yang dilakukan oleh Madrasah Diniyah Takmiliyah
dalam pelaksanaan Perda Madrasah Diniyah Takmiliyah di
Kabupaten Cirebon ?
4. Apa yang dilakukan oleh legislatif dalam pengawasan Perda
Pendidikan Madrasah Diniyah Takmiliyah di Kabupaten
Cirebon ?
5. Apa yang dilakukan oleh eksekutif dan legislative dalam
pengevaluasian Perda Pendidikan Madrasah Diniyah
Takmiliyah di Kabupaten Cirebon ?

e. Tinjauan Pustaka
1) Landasan Teologis
Q.S. 33/Al-Ahzab : 21
Artinya:Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri
tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap
(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah. (Q.S. Al-Ahzab : 21)

(Departemen Agama Republik Indonesia,1994: 670).


Ruang Lingkup Akhlak
Berikut ini adalah uraian tentang ruang lingkup akhlak Islam
yang didasari oleh sumber-sumber Islam, yakni:
a) Akhlak terhadap Allah SWT.Orang Islam yang memiliki akidah
yang benar dan kuat, berkenaan untuk berakhlak baik kepada
Allah SWT.
b) Akhlak terhadap Rasulullah Allah adalah Asma Tuhan yang
paling agung, sedangkan Zat-Nya adalah Al-Ghaib, dalam
arti tidak menampakkan Diri-Nya di muka bumi milik-Nya.
10

Oleh karena itulah supaya Tuhan dapat dikenali oleh


makhluk yang berbangsa manusia, lalu Allah membentuk
Wakil-Nya (khalifah-Nya) di bumi, yakni Rasulullah Saw.

2) Landasan Filosofis
Pendidikan akan dapat dilaksanakan secara mantap, jelas arah
tujuannya, relevan isi kurikulumnya, serta efektif dan efisien metode
atau cara-cara pelaksanaannya hanya apabila dilaksanakan dengan
mengacu pada suatu landasan yang kokoh..Mengingat hakikat
pendidikan adalah humanisasi, yaitu upaya memanusiakan manusia,
maka para pendidik perlu memahami hakikat manusia sebagai salah
satu landasannya. Konsep hakikat manusia yang dianut pendidik
akan berimplikasi terhadap konsep dan praktek pendidikannya.

3) Landasan Teoritis
Teori Klasik merupakan konsep pendidikan tertua lebih
menekankan peranan isi pendidikan dan berpusatkan pada segi
intelektual Isi pendidikan diambil dari khazanah ilmu pengetahuan
yang telah dikembangkan oleh para ahli tempo dulu.

4)Konsep Dasar
Undang-Undang mencerdaskan kehidupan bangsa tujuan ini
disampaikan Pasal 31 Ayat 3 UUD 1945.Pada pasal tersebut
dinyatakan pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu
sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan
ketaqwaan serta akidah mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa.

f. Prosedur Penelitian
1) Metode dan Pendekatan Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan pendekatan
11

kualitatif.Penelitian ini menjelaskan dengan menyusun desain


secara terus menerus disesuaikan dengan keadaan di lapangan.
Menurut Lexy J.Moleong, (2005:4).Pendekatan kualitatif adalah
suatu proses penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat
diamati.

g. Sumber Data, Populasi dan Sampel Penelitian


1) Sumber Data
Sumber data penelitian ini digali melalui informan /nara
sumber, tempat/peristiwa, dan dokumen/arsip. Sedangkan
pengambilan datanya dilakukan dengan wawancara mendalam,
observasi langsung, dan mengkaji dokumen/arsip. Validitas data
dilakukan dengan cara triangulasi dan kecukupan
referensi.Sementara itu, jenis penelitian ini tergolong dalam
bentuk studi kasus tunggal.Sebagaimana dikatakan Sutopo
(2002:112) suatu penelitian dikategorikan studi kasus tunggal,
bilamana penelitian tersebut terarah pada satu karakteristik.

Melihat unit analisis dalam penelitian ini dengan


karakteristik yang sama dan melihat penelitian ini
termasuk studi kasus tunggal, maka teknik analisis yang
diambil dan digunakan adalah teknik deskriptif analitik.
Pada tiap proses analisisnya dilakukan dengan
menggunakan model analisis interaktif (Miles &
Huberman, dalam Sutopo, 2002:96)

2) Populasi dan Sampel


a) Populasi
12

Populasi adalah jumlah keseluruhan dari satuan-satuan atau


individu-individu yang karakteristiknya hendak diteliti .Dan
satuan-satuan tersebut dinamakan unit analisis , dan dapat
berupa orang-orang, institusi-institusi , benda-benda , dst.
(Djarwanto, 1994:420)
Populasi jumlah Madrasah Diniyah Takmiliyah yang akan
di analisis adalah dari jumlah keseluruhan yang ada di
Kabupaten Cirebon. Berdasarkan sumber data dari
Kementerian Agama Kabupaten Cirebon Madrasah Diniyah
Takmilyah sebanyak 895 yang tersebar di 424
Desa/Kelurahan dari 40 Kecamatan di Kabupaten Cirebon.

b) Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi setelah
dilakukan uji kelayakan secara ilmiah.
Menurut Arikunto (2008:118), sampel adalah sebagian
atau wakil populasi yang akan diteliti.Jika penelitian
yang dilakukan sebagian dari populasi maka bisa
dikatakan bahwa penelitian tersebut adalah penelitian
sampel.

Anda mungkin juga menyukai