Anda di halaman 1dari 58

BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Industri


1. Gambaran umum PT. PAL INDONESIA (PERSERO)
sebagai berikut :
a) Profil Perusahaan
PT. PAL INDONESIA (PERSERO) merupakan
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) manufaktur
KAPAL terintegrasi terbesar di Asia Tenggara. Fokus
kami adalah menghasilkan produk dan jasa yang
berkualitas tinggi bagi pelanggan. Kami
menyediakan berbagai macam produk untuk
memenuhi kebutuhan pelanggan serta after
sales untuk memastikan bahwa pelanggan menerima
produki dengan kualitas terbaik. Kami telah
menghasilkan produk-produk dengan kualitas
unggul yang pemasaran nya hingga mancnegara.

b) Sejarah
PT PAL INDONESIA (PERSERO) bermula dari
sebuah galangan kapal yang bernama MARINE
ESTABLISHMENT (ME) dan diresmikan oleh
Pemerintah Belanda pada tahun 1939. Pada masa
pendudukan Jepang, perusahaan ini beralih nama
menjadi Kaigun SE 2124. Setelah kemerdekaan,
Pemerintah Indonesia menasionalisasi perusahaan
ini dan mengubah namanya menjadi Penataran
Angkatan Laut (PAL). Kemudian pada tanggal 15
April 1980, berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 4 Tahun 1980, status perusahaan PT PAL
INDONESIA (PERSERO) berubah dari Perusahaan
Umum menjadi Perseroan Terbatas .

27
28

Peran PT PAL INDONESIA (PERSERO) semakin


kuat setelah dikeluarkannya UU No. 16 Tahun 2012
tentang industri pertahanan di mana BUMN
strategis diberi ruang yang lebih luas. Berdasarkan
UU tersebut PT PAL INDONESIA (PERSERO)
secara profesional mengemban amanah sekaligus
kewajiban untuk berperan aktif dalam mendukung
pemenuhan kebutuhan alutista matra laut dan
berperan sebagai pemandu utama (lead integrator)
matralaut
Sesuai tujuan awal pendiriannya sebagai pusat
keunggulan industria maritim nasional, PT PAL
INDONESIA (PERSERO) telah membuktikan
reputasinya sebagai kekuatan utama di dalam
pengembangan industria maritim nasional. Di dalam
upaya memperkuat pondasi bagi pengembangan
industri maritim, PT PAL INDONESIA (PERSERO)
senantiasa bekerja keras untuk menyampaikan dan
menyebarluaskan pengetahuan, teknologi, serta
keterampilan kepada masyarakat luas terkait
industri maritim nasional tersebut. Usaha PT PAL
INDONESIA (PERSERO) ini merupakan langkah
besar Indonesia untuk memasuki industri global
bidang pertahanan. Dengan posisinya sebagai
pemandu utama alutista matra laut, maka pada
masa mendatang PT PAL INDONESIA (PERSERO)
akan terus meningkatkan kemampuannya untuk
dapat berperan dalam Driving Synergy to Global
Maritime Access. Peran penting dari PT PAL
INDONESIA (PERSERO) ini akan membawa
industri maritim Indonesia kepada pemenuhan
pasar maritim secara global.
29

Saat ini kemampuan dan kualitas rancang


bangun dari PT PAL INDONESIA (PERSERO) telah
diakui pasar internasional. Kapal-kapal produksi PT
PAL INDONESIA (PERSERO) telah melayari
perairan internasional di seluruh dunia.

c) Logo PT. PAL INDONESIA (PERSERO)


Berikut ini adalah bentuk dari logo atau lambang
perusahaan di PT PAL INDONESIA (PERSERO)
yang dapat di lihat pada gambar 3.1

Gambar 3.1 logo PT PAL INDONESIA (PERSERO)


(sumber: www.pal.co.id)

2. Tempat Kedudukan dan Lokasi

Gambar 3.2 Lokasi PT. PAL INDONESIA (PERSERO)


(Sumber : Google Earth diakses pada tanggal 21/07/2019)
30

PT. PAL INDONESIA (PERSERO) berkedudukan


dan berlokasi di Ujung Surabaya Jawa Timur, Indonesia
(60155), PO BOX 1134, website : www.pal.co.id serta e-
mail : palsub@pal.co.id.

3. Visi dan Misi


Visi :
Perusahaan konstruksi di bidang industry maritim
dan energy berkelas dunia.
Misi :
a. Kami adalah pembangun, pemelihara dan penyedia
jasa rekayasa untuk kapal atas dan bawah
permukaan serta serta engineering procurement dan
construction di bidang enegi.
b. Kami adalah penyedia layanan terpadu yang ramah
lingkungan untuk kepuasan pelanggan.
c. Kami berkomitmen membangun kemandirian
industri pertahanan dan keamanan matra laut,
maritime dan energi kebanggaan nasional.

4. Tugas Pokok
a. Melaksanakan rancang bangun kapal maupun non
kapal. Yaitu dengan merancang kapal baik berupa
kapal perang, kapal pesiar, kapal niaga dan lain – lain.
Selain merancang kapal, juga merancang produk yang
bukan kapal misalnya mesin turbin, alat penghancur
sampah, offshore kilang minyak tengah lat dan
sebagainya.
b. Memproduksi kapal – kapal jenis niaga maupun
perang.Berbagai kapal jenis niaga sudah diproduksi.
Sudah ratusan lebih kapal telah terjual mulai dari
perahu layar sampai kapal pesiar, kapal tanker 17500
DWT, Container Vessel Palwo Buwono 1600 Teus, baru –
baru ini telah memproduksi kapal BSBC 50.000 DWT,
31

begitu juga dengan kapal perang. Pemesanan kapal


bukan saja dari dalam negeri bahkan sampai luar
negeri.
c.Melaksanakan pemeliharaan dan perbaikan kapal
maupun non kapal. Selain pembuatan kapal – kapal
baru PT PAL INDONESIA (PERSERO) juga menerima
pemeliharaan kapal yang telah terjual dan menerima
perbaikan kapal yang sudah rusak untuk diperbarui
kembali. Pemeliharaan dan perbaikan bukan hanya
pada kapal, tapi juga pada jenis produksi lainnya,
misalnya mesin turbin, alat penghancur sampah,
offshore kilang minyak tengah laut dan sebagainya.
d. Melaksanakan penelitian dan pengembangan
produk – produk yang terbaik PT PAL INDONESIA
(PERSERO) melakukan penelitian – penelitian dan
pengembangan produk yang bergerak di bidang
pembuatan mesin – mesin yang banyak dibutuhkan
oleh masyarakat industri.

5. Nilai utama dan budaya kerja


Ada nlai utama dan budaya kerja yang menjadi
pedoman pekerja di PT. PAL INDONESIA (PERSERO),
yaitu :
a. SHIP
 Synergy, menciptakan dan meningkatkan
kerjasama dan mengedepankan kepercayaan dan
memberikan nilai tambah.
 Heart Centered, menjunjung tinggi kejujuran
dan berintegritas untuk kepentingan peusahaan.
 Innovative, perubahan berkesinambungan untuk
menghasilkan produk terbaik.
 Performance, mengedepankan pencapaian
kinerja yang berkualitas tinggi.
32

b. Budaya kerja IRESPECT


 Integritas (Integrity) Dengan berlandaskan
semangat profesional dan berkarya dengan
menjunjung tinggi kepercayaan.
 Keandalan (Reliability) Mampu melakukan
penyesuaian secara cepat terhadap perubahan
iklim bisnis dengan aturan main serta
penyelenggaraan bisnis secara sehat dan beretika.
 Antusias (Enthusiasme) Selalu berpikir dinamis
dalam mencari penyelesaian terbaik.
 Motivasi diri (Self-motivated) Memiliki kemauan
untuk selalu berkompetisi dan mencari alternatif
solusi.
 Prestasi (Performance) Prinsip bekerja dengan
selalu mengedepankan pencapaian dan
peningkatan kinerja dalam upaya memupuk
keuntungan.
 Dorongan (Encouragement) Secara aktif
menerapkan kaidah-kaidah bisnis dengan
berpedoman pada Good Corporate Governance.
 Komitmen (Commitment) Memenuhi aturan main
dalam penyelenggaraan bisnis secara etika
profesional.
 Kerjasama Tim (Team work) Prinsip bekerja
dengan sikap saling memahami, menghormati,
dan berkomunikasi dengan baik serta bekerja
pada tujuan yang sama.

6. Struktur organisasi perusahaan


Berikut adalah sus unan organisasi di PT. PAL
INDONESIA (PERSERO) sesuai dengan lampiran Surat
33

Keputusan Direktur Utama nomor


Skep/41/10000/XI/2018 tanggal 01 Nvember 2018.

Gabar 3.3 Struktur organisasi PT. PAL INDONESIA


(PERSERO)
Sumber : Data Base PT. PAL INDONESIA (PERSERO)

Beriku uraian pekerjaan dari bagan di atas :


PT. PAL INDONESI (PERSERO) dipimpin oleh
Direktorat Utama yang membawahi dua organisasi
fungsional dan sembilan organisasi struktural.
a) Dua organisasi fungsional tersebut adalah:
1. Menejemen Representative (MR)
2.Asisten Direktur Utama (ADU)

b) Sembilan organisasi struktural tersebut adalah


sebagai berikut :
1. Satuan Pengawasan Intern
2. Sekertaris Perusahaan
34

a) Mengadakan pembinaan, pengelolaan dan


penyempurnaan sistem administrasi yang ada
dengan mengacu kepada prinsip manajemen
administrasi.
b) Melaksanakan pembinaan hubungan baik
dengan Stake Holder (Public Relation) guna
menumbuhkan citra positif terhadap
perusahaan (komunikasi, publikasi dan
penyebaran informasi mengenai kebijakan-
kebijakan maupun aktifitas perusahaan).
c) Memberikan pelayanan hukum serta
mempersiapkan dokumen yang mengandung
aspek hukum yang diperlukan dalam
perusahaan.
3. Technlogy, Desain & Nafal System
Terdapat satu divisi di bawah naungan
Technology, Desain & naval System yaitu Divisi
Naval Technology.
4. Divisi Keamanan dan K3LH
5. Divisi Perencanaan Strategis Perusahaan
 Melakukan perencanaan strategis perusahaan
kedepan dan pengembangannya yang
dituangkan dalam Bussines Plan dan Road Map
Perusahaan.
 Memberikan masukan dan ide perbaikan
perusahaan untuk jangka panjang
 Melakukan penyusunan RJPP dan RKAP
perusahaan serta monitoring pelaksanaannya
melalui KPI (Key Performance Indicator).
 Menerbitkan Instruksi Pelaksanaan Pekerjaan
(IPP) terhadap pembangunan kapal dan
Rekum.
35

 Merencanakan dan memonitor pelaksanaan


Ship Building Line Chart (SBLC) dan integrated
schedule proyek pembangunan kapal.
 Membuat kebijakan pembangunan
(Construction Policy) proyek-proyek kapal
baru.
 Melakukan koordinasi dengan PMO (Project
Management Office) yang ada untuk
melakukan monitoring dan evaluasi
pelaksanaan proyek/program yang
dilakukan, mulai dari awal hingga akhir
(Closed Project).

6. Direktorat Pembangunan Kapal, yang


membawahi lima organisasi struktural dan satu
organisasi fungsional.
Organisasi struktural tersebut meliputi :
a) Divisi Desain
 Melaksanakan perencanaan desain dan
engineering untuk proyek-proyek yang sedang
diproduksi.
 Melaksanakan penelitian dan pengembangan
dibidang rancang bangun dan proses
produksi.
 Merencanakan dan mengembangkan sistem
informasi untuk menunjang kegiatan yang
berhubungan dengan rancang bangun dan
penelitian.
 Melaksanakan strategi dibidang teknologi,
penelitian dan pengembangan maupun
bidang-bidang lainnya sesuai dengan
pengarahan dan ketentuan direksi.
36

 Melaksanakan kegiatan integrated logistic


support untuk kapal-kapal yang diproduksi.

b) Divisi Kapal Niaga


 Melaksanakan perencanaan pembangunan
kapal-kapal niaga sesuai kebijakan Direktur
Pembangunan Kapal.
 Melaksanakan pemasaran dan penjualan
untuk produk dan jasa bagi fasilitas idle
capacity.
 Merinci IPP (Instruksi Pelaksanaan Pekerja)
yang telah dibuat oleh Direktorat
Pembangunan Kapal menjadi jadwal
pelaksanaan proyek dan nilai biaya proyek
yang terperinci.
 Melaksanakan pembangunan proyek-proyek
kapal secara efektif dan efisien sesuai aspek
QCD.
 Mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan
pembangunan proyek-proyek agar
mendapatkan hasil pekerjaan yang memenuhi
standar kualitas dengan menggunakan biaya,
tenaga, material, peralatan keselamatan kerja
dan waktu seefektif mungkin.

c) Divisi Kapal Perang


 Melaksanakan perencanaan pembangunan
kapal-kapal perang maupun selain kapal
perang sesuai kebijakan Direktur
Pembangunan Kapal.
 Melaksanakan pemasaran dan penjualan
untuk produk dan jasa bagi fasilitas idle
capacity.
37

 Merinci IPP (Intrusi Pelaksanaan Pekerja)


yang telah dibuat oleh Direktorat
Pemeliharaan dan Rekayasa Umum menjadi
jadwal pelaksanaan proyek dan nilai biaya
proyek yang terperinci.
 Melaksanakan pembangunan proyek-proyek
kapal secara efektif dan efisien sesuai aspek
QCD.
 Mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan
pembangunan proyek agar mendapatkan
hasil pekerjaan yang memenuhi standar
kualitas dengan menggunakan biaya, tenaga,
material, peralatan keselamatan kerja dan
waktu seefektif mungkin.

d) Divisi Kapal Selam


 Melaksanakan perencanaan pembangunan
kapal-kapal selam sesuai kebijakan Direktur
Pembangunan Kapal.
 Melaksanakan pemasaran dan penjualan
untuk produk dan jasa bagi fasilitas idle
capacity.
 Merinci IPP (Instruksi Pelaksanaan Pekerja)
yang telah dibuat oleh Direktorat
Pembangunan Kapal menjadi jadwal
pelaksanaan proyek dan nilai biaya proyek
yang terperinci.
 Melaksanakan pembangunan proyek-proyek
kapal secara efektif dan efisien sesuai aspek
QCD.
 Mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan
pembangunan proyek-proyek agar
mendapatkan hasil pekerjaan yang memenuhi
38

standar kualitas dengan menggunakan biaya,


tenaga, material, peralatan keselamatan kerja
dan waktu seefektif mungkin.

e) Divisi Pemasaran dan Penjualan Bangunan


Kapal
 Melaksanakan perencanaan pemasaran jangka
panjang dan jangka pendek produk kapal
maupun non kapal.
 Melaksanakan riset pasar, segmentasi pasar
dan studi kelayakan terhadap produk kapal
dan non kapal.
 Melaksanakan pemasaran dan penjualan
produk kapal dan non kapal.
 Melaksanakan pengembangan produk dan
pengembangan pasar untuk mendukung
produk baru.
 Melaksanakan monitoring terhadap
pelaksanaan proyek dalam aspek biaya dan
kepuasan pelanggan.

Serta satu organisasi fungsional yaitu PMT (Project


Management).
7. Direktorat Rekayasa Umum dan Harkan, yang
membawahi lima organisasi struktural dan satu
organisasi fungsional.
Organisasi struktural tersebut meliputi :
a) Divisi Rekayasa Umum
 Mengelola dan mengkoordinir fungsi desain
dalam hal pengendalian biaya dan jadwal
desain rekayasa.
 Mengelola dan mengkoordinir fungsi
perencanaan dan pengendalian biaya serta
39

jadwal pekerjaan produksi dan pengadaan


material.
 Mengelola dan mengkoordinir fungsi jaminan
kualitas, pelayanan pelanggan, keuangan
dalam hal penyusunan Cash Out Plan dan
laporan keuangan proyek.
 Melaksanakan koordinasi dengan para kepala
departemen pelaksanaan pekerjaan yang
terkait.
 Membuat laporan evaluasi setelah proyek
selesai.
 Melaksanakan pembangunan proyek-proyek
kapal secara efektif dan efisien sesuai aspek
QCDHSE (Quality, Cost,Delivery, Health Safety
Environment).

Arah pengembangan produk rekayasa umum


diarahkan pada pemeliharaan dan
pengembangan posisi perusahaan selaku
pemasok “sourcing” internasional pada industri
pembangkit listrik besar dunia, sedangkan
produk modular dan EPC akan lebih difokuskan
untuk pasar dalam negeri.
Untuk mendukung arah pengembangan, telah
dijalin kerja sama dengan Mitsubishi Heavy
Industri dalam bidang rancang bangun boiler
untuk pembangkit tenaga listrik, Wartsila untuk
perakitan mesin diesel, AMEC Process & Energy
untuk rancang bangun sistem turbin gas dan uap.

b) Divisi Pemeliharaan dan Perbaikan


 Melaksanakan perencanaan pemeliharaan dan
perbaikan kapal maupun non kapal sesuai
40

kebijakan Direktur Pemeliharaan dan


Rekayasa Umum.
 Melaksanakan pemasaran dan penjualan
untuk produk dan jasa bagi fasilitas idle
capacity.
 Merinci IPP (Intrusi Pelaksanaan Pekerja)
yang telah dibuat oleh Direktorat
Pemeliharaan dan Rekayasa Umum menjadi
jadwal pelaksanaan proyek dan nilai biaya
proyek yang terperinci.
 Melaksanakan pembangunan proyek-proyek
kapal secara efektif dan efisien sesuai aspek
QCD.
 Mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan
pembangunan proyek agar mendapatkan
hasil pekerjaan yang memenuhi standar
kualitas dengan menggunakan biaya, tenaga,
material, peralatan keselamatan kerja dan
waktu seefektif mungkin.

Arah pengembangan jasa pemeliharaan dan


perbaikan (harkan), baik harkan kapal maupun
harkan non kapal meliputi jasa harkan tingkat
depo dengan kapasitas docking sampai dengan
600.000 DWT per tahun, annual atau special survey
dan overhoul bagi kapal niaga dan kapal perang,
harkan elektronika dan senjata, serta overhoul
kapal selam. Peluang pasar terutama pasar dalam
negeri, beserta dari TNI-AL, swasta, pemerintah,
serta kapal-kapal yang singgah dan berlabuh di
Surabaya.

c) Divisi Jaminan Kualitas


41

 Melaksanakan perencanaan pemeriksaan dan


pengujian proyek-proyek yang sedang
diproduksi.
 Melaksanakan pemeriksaan dan pengujian
guna mengendalikan dan jaminan mutu
seluruh hasil produksi perusahaan.
 Mengkoordinir kegiatan purna jual hasil
produksi perusahaan selama masa garasi.
 Menganalisa dan mengevaluasi hasil
pencapaian mutu produksi perusahaan.
 Melaksanakan pengujian baik merusak
maupun tidak merusak untuk material dan
hasil proses produksi.

d) Divisi Supply Chain


 Merencanakan kebutuhan material baik untuk
mendukung proyek maupun operasional.
 Mengkoordinir pelaksanaan pengadaan
material sesuai dengan kebutuhan material.
 Mengkoordinir pengelola material pada lokasi
penyimpanan.
 Membuat perencanaan kebutuhan dana untuk
menunjang kebutuhan material.
 Mengelola sistem informasi material untuk
menunjang unit kerja lainnya
e) Divisi Penjualan Rekumhar
 Melaksanakan perencanaan pemasaran jangka
panjang dan jangka pendek produk non
kapal.
 Melaksanakan riset pasar, segmentasi pasar
dan studi kelayakan terhadap produk non
kapal.
42

 Melaksanakan pemasaran dan penjualan


produk non kapal.

8. Direktorat Keuangan, yang membawahi tiga


divisi struktural yaitu :
a) Divisi Perbendaharaan
 Melaksanakan kebijakan pendanaan
perusahaan sesuai dengan prinsip
pengelolaan pendanaan dan perbankan yang
berlaku.
 Melaksanakan strategi optimalisasi return
kinerja keuangan dan likuiditas perusahaan.
 Melaksanakan analisa pasar keuangan sebagai
dasar pengambilan keputusan dalam rangka
mengurangi resiko pasar keuangan.
 Melaksanakan study kelayakan kinerja
keuangan proyek atau bidang usaha mandiri.
 Melaksanakan pengelolaan invoicing dan
penagihannya, untuk menunjang optimalisasi
cash flow perusahaan.

b) Divisi Akuntansi
 Mempersiapkan dan melaksanakan kebijakan
akutansi perusahaan sesuai dengan prinsip
akutansi yang berlaku.
 Melaksanakan pengelolaan invoicing dan
penagihannya, untuk menunjang optimalisasi
cash flow perusahaan.
 Menyusun rencana kerja jangka pendek,
menengah maupun jangka panjang dalam
bidang akutansi dan keuangan untuk
mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan
perusahaan.
43

c) Divisi Teknologi Informasi


 Melakukan pemikiran perencanaan strategis
perusahaan kedepan dan pengembangannya
yang dituangkan dalam Business Plan dan
RJPP atau Road Map Perusahaan.
 Menyiapkan dan mengembangkan sarana dan
prasarana komunikasi dengan menggunakan
Teknologi Informasi.
 Mengintegrasikan Sistem Informasi guna
mencapai efektivitas operasi serta optimalnya
operasional dalam mendukung kegiatan
perusahaan.
 Melaksanakan Improvement, norma-norma
K3LH dan penerapan 5R.
 Mengelola manajemen resiko di Unit
Kerjanya.
 Merencanakan, mengendalikan, dan
mengevaluasi biaya-biaya yang menjadi
tanggungjawabnya.
 Mengelola dan mengembangkan hubungan
internal dan eksternal perusahaan sesuai
dengan bidangnya.

9. Direktorat SDM dan Umum yang membawahi dua


organisasi struktural dan satu organisasi fungsional
Organisasi struktural tersebut meliputi :
a) Divisi HCM and Command Media
 Merancang strategi dan sistem pengembangan
SDM dan organisasi beserta pelaksanaannya
sesuai dengan kebijakan perkembangan bisnis
perusahaan.
 Melakukan pengukuran kepuasan karyawan.
44

 Mengelola dan melaksanakan asesment soft


competency.
 Melaksanakan improvement, norma-norma
K3LH&Penerapan 5R.
 Mengendalikan biaya-biaya yang menjadi
beban unit kerjanya.
 Mengelola dan mengembangkan hubungan
internal dan eksternal perusahaan sesuai
bidangnya.
 Memimpin dan membina bagian yang
menjadi tanggungjawabnya.
 Bersama-sama dengan manajemen
perusahaan perusahaan menentukan
improvement beserta corrective action-nya bagi
unit kerja yang dipandang perlu.
 Berperan sebagai Wakil Manajemen
(Manajement Representative) dalam bidang
Standarisasi & ISO.

b) Divisi Kawasan
 Merencanakan dan mengendalikan terhadap
pengelolaan dan pemeliharaan infrastruktur
beserta anggarannya.
 Merencanakan dan mengendalikan terhadap
pengelolaan dan pemeliharaan utilitas dan
lingkungan hidup.
 Merencanakan dan mengendalikan terhadap
pengelolaan keselamatan kerja.
 Merencanakan dan mengendalikan terhadap
pegelolaan keamanan dan ketertiban.
 Membina pengelolaan aset perusahaan.
45

Serta satu organisasi fungsional yaitu Unit PKBL


(Program Kemitraan dan Bina Lingkungan).

7. Struktur Oraganisasi Divisi Kapal Niaga (DKN)

Gambar 3.4 Kantor pusat DKN

Divisi kapal niaga merupakan salah satu divisi yang


berada dibawah direktorat pembangunan kapal yang
memproduksi kapal-kapal internasional seperti Dry Cargo
Vessel, Bulk Carrier, Tanker, dll.
46

Berikut adalah struktur organisasi Divisi Kpala Niaga


(DKN) :

Gambar 3.5 struktur organisasi DKN


Sumber: Data Base PT. PAL INDONESIA (PERSERO)

Berikut pembahasan dari setiap departemen


a) Departemen PPC (Production Planing Control)
Memiliki tugas untuk menjabarkan dan
melaksanakan program kerja Divisi Kapal Niaga
dalam bidang perencanaan dan pengendalia proses
produksi dibidang kapal niaga dan kapal lain nya
yang telah ditetapkan pada proyek-proyek yang
dilaksanakan dalam lingkup Divisi Kapal Niaga.
Dalam Departemen PPC terdapat biro-biro yang
berfungsi untuk mempermudah pengklasifikasian
tugas dari Departemen PPC, diantaranya :
1. Biro rekayasa produksi
Bertugas mengolah data dan gambar dari
divisi teknologi dan divisi desain menjadi
gambar lebih detail seperti Block Divion, Secuence.
Block Production, Marging Plate, serta
merencankan dan menyusun prosedir produksi
yang optimal.
2. Biro perencanaan konstruksi
Bertugas merencanakan jadwal kerja seperti
integrated, master, monthly, weekly, schedule yang
47

merupakan penjabaran dari Ship Building Line


Chart (SBLC) dan menerbitkan lembar perintah
pekerjaan (LPP) serta melaksanakan perencanaan
material produksi dengan menerbitkan
permintaan pengadaan material (M01), bukti
pengeluaran barang (M04), bukti pengembalian
barang (M07), semua kegiatan yang dilakukan
biro ini hanya dalam kelompok pekerjaan
konstruksi lambung.
3. Biro keuangan
Bertugas menyusun perencanaan keuangan
setiap kegiatan produksi di lingkunga Divisi
Kapal Niaga.
4. Biro pallet
Bertugas menjabarkan dan melaksanakan
program kerja Departemen PPC dalam bidang
pengambilan dan penyusunan/pengelompokan
material sesuai dengan paket pekerjaan.
5. Biro perencanaan outfitting
Bertugas merencanakan jadwal kerja seperti
integrated, master, monthly, weekly, schedule yang
merupakan penjabaran dari Ship Building Line
Chart (SBLC) dan menerbitkan lembar perintah
pekerjaan (LPP) serta melaksanakan perencanaan
material produksi dengan menerbitkan
permintaan pengadaan material (M01), bukti
pengeluaran barang (M04), bukti pengembalian
barang (M07), semua kegiatan yang dilakukan
biro ini hanya dalam kelompok pekerjaan
Outfitting termasuk palletizing di dalamnya.
6. Biro analisa dan evaluasi
Bertugas membuat perencanaan dan revisi
jadwal produksi, perencanaan jam orang
48

(Manhours) serta analisa dan evaluasi terhadap


aspek-aspek produksi.
Keseluruhan biro-biro di Departemen PPC saling
bekoordinasi dalam bekerja, mereka saling berkaitan
satu dengan yang lainnya.

b) Departemen Erection
Departemen Erection memiliki tanggung jawab
menjabarkan dan melaksanakan program kerja
divisi kapal niaga atas kegiatan organisasi
perencanaan, persiapan, pelaksanaan,
pengkoordiniran, dan pengendalian pekerja yang
berkaitan dengan seluruh kegiatan erection, gran
erection, welding, scaffolding, dan tank test.
Departemen Erection membawahi dan membina
1 biro dan 6 bengkel, yaitu :
1. Biro Rekayasa Produksi
Bertugas untuk menjabarkan dan
melaksanakan program kerja Departemen
Erection dalam bidang rekayasa kegiatan
produksi di lingkup departemen bersangkutan
sehingga diperoleh teknik atau proses produksi
yang efektif dan efisien serta hasil produksi
fabrikasi yang optimal.
2. Bengkel Grand Assembly
Bertugas untuk menjabarkan dan
melaksanakan program kerja Departemen
Erection dalam bidang perencanaan, pelaksanaan
dan pengendalian pekerjaan penyetelan grand
block, pengecekan akurasi, pengecekan zero
margin dan fitting block.
3. Bengkel Erection l
49

Bertugas untuk menjabarkan dan


melaksanakan program kerja Departemen
Erection dalam bidang perencanaan, pelaksanaan
dan pengendalian pekerjaan penataan keel block,
loading block penyetelan block serta mengecek
akurasi dan keel deflection.
4. Bengkel Erection ll
Bertugas untuk menjabarkan dan
melaksanakan program kerja Departemen
Erection dalam bidang perencanaan, pelaksanaan
dan pengendalian pekerjaan penataan keel block,
loading block penyetelan block serta mengecek
akurasi dan keel deflection, tank test dan host test
launching way.
5. Bengkel Las l
Bertugas untuk menjabarkan dan
melaksanakan program kerja Departemen
Erection dalam bidang perencanaan, pelaksanaan
dan pengendalian pekerjaan join grand block,
pengecekan join erection dan pengecekan akurasi.
6. Bengkel Las ll
Bertugas untuk menjabarkan dan
melaksanakan program kerja Departemen
Erection dalam bidang perencanaan, pelaksanaan
dan pengendalian pekerjaan join grand block,
pengecekan join erection dan pengecekan akurasi.
7. Bengkel Perancah Dan Tank Test
Bertugas untuk menjabarkan dan
melakssanakan program kerja Departemen
Erection dalam bidang perencanaan,
pelaksanaan, dan pengendalian pekerjaan
memasang, embongkar, penyipanan dan
perawatan perancah serta tank test.
50

c) Depaetemen Dukungan Produksi


Bertanggung jawab atas kegiatan operasional
yang mencakup perencanaan, persiapan,
pelaksanaan, pengkoordinasian dan pengendalian
pekerjaan yang berkaitan dengan seluruh kegiatan
dala lingkup departemen Dukungan Produksi
Terdapat 5 biro yang berada di bawah naungan
departemen Dukungan Produksi, yaitu :
1. Biro Dukungan Rekayasa
Bertanggung jawab dalam merancang atau
mengembangkan perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian rekayasa pemeliharaan fasiltas
serta sarana produksi, kebutuhan penunjang lain
seperti consumable, tools dan spsre part. Produk
yang dihasilkan adalah jadwal PMS (Preventive
Maintenance System). Juga bertugas dalam
kegiatan inventarisasi dan pengelolaan atas
semau asset.
2. Biro Pemeliharaan Dan Perbaikan
Bertanggung jawab untuk merancang atau
mengembangkan system, analisa, dan evaluasi
pelaksanaan pemeliharaan dan perbaikan mesin,
sarana dan fasilitas kerja sesaui PMS.
3. Biro Dok Dan Launching
Bertanggung jawab dalam kegiatan
penyiapan, pengoperasian, pengelolaan, dan
pengawasan fasilitas dermaga (tali tambat), alat
angkat berat, alat angkat dan angkut produksi.
4. Biro SDM Dan K3LH
Betanggung jawab dalam semua kegiatan
yang berhubungan SDM dan K3LH antara lain :
perencanaan dan pengelolaan kebutuhan SDM
51

termasuk pengembangannya, proses administrasi


SDM, optimalisasi SDM, memastikan penerapan
standar K3LH, perencanaan, pengendalian,
pendistribusian APD, pemantauan terhadap
penyakit akibat kondisi lingkungan kerja,
melakukan pencegahan dan investigasi atas
kecelakaan.
5. Biro Utilitas Dan Logistik
Bertanggung jawab dalam merancang atau
menngembangkan sisitem dan pelaksanaan
kegiatan pelayanan utilitas dan logistik seperti :
penyiapan dan pengoperasian serta pengeturan
sarana utilitas (listrik, gas, udara, air, oksigen,
acyteline, nitrogen, CO2), pengkoordinasian
dengan fungsi terkait dalam pengecekan berkala
terhadap slang (oksigen, acyteline, dan CO2),
penyiapan dan pengaturan seremonial kapal,
pembuatan jadwal pelaksanaan kalibrasi alat
ukur, pengaturan sarana dan fasilitas penunjang
(blower, lampu penerangan, dan mesin las),
penyediaan dan pengaturan ditribusi material
penunjang meliputi material bantu (steel shot),
peralatan kerja dan kelengkapan kerja sesuai
kebutuhan bengkel pelaksana.

d) Departemen MO (Machinery Outfitting) & EO


(Electrical Outfitting)
Departemen Machinary Outfitting dan Electrical
Outfitting bertanggung jawab atas kegiatan
perencanaan, persiapan, pelaksanaan,
pengkoordinasian, dan pengendalian pekerja yang
berkaitan dengan system pemesinan dan kelistrikan
52

mualai dari fabrikasi hingga instalasi outfitting serta


testing dan commissioning.
MO & EO membawahi 1 biro dan beberapa
bengkel, yakni :
1. Biro Rekayasa Produksi
Bertugas untuk merencanakan, melaksanakan,
dan mengendalikan yang berkaitan dengan
kegiatan departemen MO&EO mulai dari metode
hingga kebutuhan SDM untuk mendapatkan
hasil yang optimal.
2. Bengkel FOBS
Bertugas untuk melaksanakan proses
pemasangan atau instalasi sistem dan peralatan
yang ada di engine room sebelum proses erection
sesuai dengan kaidah FOBS.
3. Bengkel Pipa
Bertanggungjawab untuk merencanakan,
melaksanakan, dan mengendalikan semua
kegiatan fabrikasi pipa untuk seluruh sistem
pada kapal dan instalasi perpipaan untuk sistem
tertentu yang ada di engine room setelah proses
erection.
4. Bengekel Welding MO&EO
Bertanggungjawab untuk merencanakan,
mempersiapakan, dan mengendalikan kebutuhan
welder dan mesin las dalam lingkup kegiatan
instalasi di FOBS atau on board departemen
MO&EO.
5. Bengkel Stell Work
Beratanggungjawab untuk merencanakan,
melaksanakan, dan mengendalikan semua
kegiatan produksi atau fabrikasi pada bengkel
plat tipis untuk semua komponen yang hanya
ada di engine room.
6. Bengkel Pemesinan
Bertanggungjawab untuk mrencanakan,
melaksanakan, dan mengendalikan semua
kegiatan produksi atau fabrikasi yang berkaitan
53

dengan sistem penggerak utama dan sistem


pendukungya seperti pembuatan poros, rudder,
propeller, flange, dan lain-lain.
7. Bengkel Machinery Outfitting
Bertanggungjawab untuk merencanakan,
melaksanakan, dan mengendalikan semua
kegiatan instalasi yang hanya berkaitan dengan
seluruh sistem permesinan beserta penunjangnya
pada engine room.
8. Bengkel Electric Outfitting
Bertanggungjawab untuk merencanakan,
melaksanakan, dan mengendalikan semua
kegiatan yang berkaitan dengan sistem
kelistrikan di seluruh bagian kapal.

e) Departemen HO (Hull Outfitting) & AO


(Accomodation Outfitting)
Departemen HO&AO merupakan unit kerja
structural tingkat departemen dalam organisasi
Divisi Kapal Niaga yang berkedudukan langsung di
bawah dan dipimpin langsung oleh kepala
departemen HO&AO. Departemen HO&AO
bertanggung jawab atas kegiatan operasional yang
mencangkup perencanaan, persiapan, pelaksanaan,
pengkoordinasian, dan pengendalian pekerjaan
yang berkaitan dengan seluruh kegiatan dalam
lingkup departean HO&AO dan bertugas membuat
segala kebutuhan perlengkapan kapal dari geladak
utama hingga dasar, dari forepeak, serta kebutuhan,
serta kebutuhan perlengkapan bangunan atas kapal.
Terdapat biro dan beberapa bengkel dibawah
naungan HO&AO, diantaranya :
1. Biro rekayasa produksi
Bertugas untuk menjabarkan dan
melaksanakan program kerja Departemen
HO/AO dalam kegiatan produksi di lingkup
54

departemen bersangkutan, sehingga diperoleh


teknik proses produksi yang efektif dan efisien
untuk mendapatkan hasil yang optimal.
2. Bengkel TPS
Bertanggungjawab atas proses kegiatan
produksi atau fabrikasi perlengkapan yang
sebagian atau seluruhnya terbuat dari plat tipis,
dan bertugas untuk memasang dan menjaga
kesesuaian outfitting dengan outfitting yang telah
di pasang pada blok sebelum dilakukan oleh
departemen erection.
3. Bengkel FOBS HO&AO
Bertanggungjawab untuk melaksanakan
proses pemasangan atau instalasi sistem dan
peralatan yang ada di kapal dari upper deck
hingga baseline, dari FP sampai AP (kecuali engine
room) sebelum proses erection sesuai dengan
kaidah FOBS.
4. Bengkel sistem HO
Bertanggungjawab untuk melaksanakan dan
mengendalikan semua kegiatan instalasi
perlengkapan, komponen steel work, pipa, dan
machinery deck pada area cargo hold, shell platting,
main deck, dan forecastle.
5. Bengkel sistem AO
Bertanggungjawab untuk melaksanakan dan
mengendalikan semua kegiatan instalasi
perlengkapan, komponen steel work, dan
akomodasi pada area poop deck, bridge deck,
navigation room, hingga top deck.
6. Bengkel welding HO&AO
Bertanggungjawab untuk merencanakan,
mempersiapkan dan mengendalikan kebutuhan
welder dan mesin las dalam lingkup kegiatan
instalasi di FOBS atau on board departemen
HO/AO.
7. Bengkel cat AO
55

Bertanggungjawab untuk melaksanakan


kegiatan pengecatan dalam lingkup pekerjaan
accomodation outfitting.
8. Bengkel cat HO
Bertanggungjawab untuk melaksanakan
kegiatan pengecatan dalam lingkup pekerjaan
hull outfitting.
9. Bengkel joiner
Bertanggungjawab untuk melaksanakan
kegiatan fabrikasi dan instalasi furniture, lining,
ceiling dan cabin room equipment
.
f) Departemen Konstruksi Lambung
Bertanggung jawab atas proses pekerjaan yang
mencakup kegiatan perencanaan, persiapan,
pelaksanaan, koordinasi, pengendalian pekerjaan
yang berkaitan dengan kegiatan produksi kontruksi
lambung sesaui desain
Departemen Kontruksi Lambung membawahi 5
bengkel, yaitu :
1. Bengkel Steel Stock House dan Fabrikasi
Bengkel Steel Stock House (SSH) merupakan
bengkel yang berfungsi sebagai tempat
penyortiran bahan atau material sebelum proses
pengerjaan blok. Di dalam bengkel ini, setelah
dilakukan proses sorting, kemudian dilakukan
proses blasting dan painting.
Bengkel fabrikasi merupakan bengkel yang
berfungsi untuk melakukan pekerjaan marking,
cutting, bending dan fairing. Pekerjaan bengkel
fabrikasi diawali lembaran plat atau profil yang
telah dikerjakan di bengkel SSH dilanjut dengan
pengerjaannya di bengkel fabrikasi.
2. Bengkel Sub-Assembly
Memiliki tugas pokok dalam bidang
perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian
56

pekerjaan perakitan blok, pengelasan blok,


persiapan akurasi dan kualitas pada
pengembangan kapal.
3. Bengkel Assembly Curve Block Line
Memiliki tugas untuk menjabarkan dan
melaksanakan program kerja Departemen
Konstruksi Lambung dalam bidang perencanaan,
pelaksanaan dan pengendalian kegiatan block
assembly di curve block line, penyetelan dan
pengelasan komponen serta pengecekan akurasi
dan kualitas hasil produksi.
4. Bengkel Assembly Main Panel Line
Memiliki tugas untuk menjabarkan dan
melaksanakan program kerja Departemen
Konstruksi lambung dalam bidang pengendalian
kegiatan pekerjaan block assembly di main panel
line, penyetelan dan pengelasan komponen serta
pengecekan akurasi dan kualitas hasil produksi.
5. Bengkel Block Blasting
Memiliki tugas untuk melakukan blasting dan
pengecatan terhadap blok-blok yang telah dibuat
di bengkel MPL (Main Panel Line) dan CBL
(Curved Block Line).

8. Produk dan Pemasaran


a) Kapal niaga
Pengembangan produk kapal niaga diarahkan
pada pasar internasional, pengembangan model –
model industri pelayaran nasional dan pelayaran
perintis bagi penumpang dan barang (cargo). Proyek
yang dikerjakan saat ini adalah kapal perang LPD
Pada saat ini PT PAL INDONESIA (PERSERO) telah
meguasai teknologi produksi untuk kapal – kapal
seperti kapal bulker sampai dengan 50.000 DWT, kapal
container sampai dengan 1.600 TEUS, kapal tanker
57

sampai dengan 30.000 DWT, kapal penumpang


sampai dengan 500 pax. Sementara itu produk yang
telah dikembangkan antara lain kapalcontainer sampai
dengan 2.600 TEUS, kapal Chemical Tankersampai
dengan 30.000 DWT, kapal LPG Carrier sampai
dengan 5.500 DWT dan kapal Dua kapal strategic
sealift vessel (SSV) pesanan dari Filiphina.

b) Produk kapal cepat dan kapal khusus


Saat ini PT PAL INDONESIA (PERSERO) telah
mengembangkan produk – produk yang akan
dipasarkan melalui kebutuhan badan - badan
pemerintah pusat seperti Departement Pertahanan,
Kepolisian RI, Departemen Kelautan, Departemen
Keuangan / Direktorat Jendral Bea & Cukai serta
otonomi daerah maupun swasta. Produk yang telah
dikuasai antara lain :
1) KCR (Kapal Cepat Rudal) kelas 60 m
2) PKR (Kapal Perusak Kawal Rudal)
3) Kapal tugboat dan achor handling tug / suppy sampai
dengaan kelas 6.000 BHP
4) Kapal Patroli Cepat Lambung Baja klas 57 meter 
5) Kapal Patroli Cepat/ Kapal Khusus Lambung
Aluminium klas sampai dengan 38 meter Produk
Jasa Harkan

c) Produk jasa harkan


kapal maupun non lokal meliputi jasa
pemeliharaan dan perbaikan kapal tingkat depo
dengan kapasitas docking 600.000 DWT per tahun.
Selain itu jasa yang disediakan adalah annual / spesial
survey dan overhaul bagi kapal niaga dan kapal perang,
pemeliharaan dan perbaikan elektronika dan senjata
serta overhaul kapal selam. Peluang pasar untuk
kategori pelayanan jasa seperti berasal dari TNI – AL,
58

swasta, pemerintah serta kapal – kapal yang singgah


dan berlabuh di Surabaya.

d) Rekayasa umum
Pada saat ini PT PAL INDONESIA (PERSERO)
telah menguasai teknologi produksi komponen
pendukung industri pembangkit listrik tenaga seperti
boiler dan Balance of Point. Kemmapuan ini akan terus
ditingkatkan sampai pada taraf kemampuan modular
dan EPC bagi industri pembangkit tenaga listrik sklaa
kecil menengah smapai dengan 50 Mega Watt. PT
PAL INDONESIA (PERSERO) telah menguasai
produk rekayasa umum seperti Steam Turbin Assembly,
komponen Balance of Point dan boiler sampai dengan
600MPT PAL INDONESIA (PERSERO) MW.
Sementara itu produk rekaysa mum yang sedang
dikembangkan adalah Steam Turbine Power Plant,
Jacket’s Structure sampai dengan 1000 ton serta
Monopod dan Anjungan (Platform) sampai dengan
1000 ton.

e) Pengembangan sumberdaya manuasia


Sejarah telah membuktikan kemampuan insan
Indonesia sebagai pelaut yang tersohor, namun untuk
dapat bersaing di arena internasional yang semakin
keras, PT PAL INDONESIA (PERSERO) menyadari
bahwa sejarah dan tradisi dapat menjadi pendorong,
namun pendidikan dan training bagi karyawannya
adalah mutlak untuk menghasilkan SDM yang
tangguh dn memeiliki kemampuan tinggi. Sebagai
tulang punggung perusahan, bidang SDM mendapat
perhatian yang khusus dengan beragam kegiatan
yang bertujan meningkatkan basis kompetensi dari
para karyawan PT PAL INDONESIA (PERSERO). PT
PAL INDONESIA (PERSERO) merupakan langkah –
langkah strategis pengelolaan SDM yang meliputi:
59

1) Pemangkasan bisnis proses dengan membangun


sistem informasi SDM dengan penggunaan
software SDM yang disebut ASP.
2) Penataan fungsi organisasi, dengan memisahkan
fungsi – fungsi Non – core / pendukung tidak lagi
dikelola oleh perusahaan tetapi dengan cara
outsourcing.
3) Peningkatan kompetensi, dengan membangun
standart kompetensi baik fungsional maupun
struktural sebagai bahan assessment.
4) Restrukturisasi personil yang kompetensinya tidak
bisa dikembangkan secara optimal.
5) Penggunan outsourcing.
6) Mendukung peningkatan produksi disertai dengan
pelatihan peningkatan keahlian seperti misalnya
pengelasan.
Selama kurun waktu 5 tahun terakhir ini, PT PAL
INDONESIA (PERSERO) telah berhasil menerapkan
sistem yang dapat meningkatkan kompetensi,
keahlian dan manajemen SDM serta pemagangan.
Semuanya ini menunjukkan upaya yang sungguh –
sungguh dari PT PAL INDONESIA (PERSERO) untuk
meningkatkan kemampuan inti dari para
karyawannya.

9. Dekripsi pelaksanaan kegiatan


a) Identitas perusahaan
Nama perusahaan : PT. PAL INDONESIA
(PERSERO)
Nama pimpinan : Budiman Saleh
Alamat : Ujung Surabaya, Jawa Timur,
Indonesia (60155)
No Telp : (62-31) 3292275
60

b) Waktu dan pelaksanaan kegiatan


Praktik industry di PT. PAL INDONESIA
(PERSERO) dimualai hari senin tangal 17 Juni 2019
sampai tanggal 17 Juli 2019. Kegiatan praktik
industry dilakukan pada hari senin hingga jumat
yang dimulai pukul 07.30 WIB – 12.00 WIB. Jam
istirahat di PT. PAL INDONESIA (PERSERO)
dimulai pukul 12.00 WIB – 13.00 WIB, serta jeda
coffe break pada pukul 10.00 WIB – 10.15 WIB
sedangkan disore hari pukul 15.00 WIB – 15.30 WIB.
Minggu pertama pembimbing divsi mengajak
untuk berkenalan dengan bengkel-bengkel yang
berada di bawah naungan Divisi Kapalal Niaga
(DKN). Hari pertama tangga 17 Juni 2019
pembimbing divisi memberikan informasi
gambaran awal tentang perusahaan, mulai dari
profil perusahaan, struktur organisasi, tugas-tugas
perdivisi secara garis besar hingga jam kerja di PT.
PAL INDONESIA (PERSERO). Pada hari
selanjutnya yaitu tanggal 18 Juni 2019 kami berada
di bengkel Machinery Outfitting (MO), di sana kami
mendapatkan penjelasan tentang pekerjaan-
pekerjaan yang dilakukan bengkel MO. Selain itu
kami juga diajak untuk melihat-lihat doc dan juga
mesin utama kapal yang belum terpasang. Pada
tanggal 19 Juni 2019 yang bertepatan pada hari ke
tiga kami mendatangi bengkel pemesinan, selain
mendapatkan informasi tentang bengkel beserta
mesin-mesin yang terdapat di bengkel pemesinan
kami juga mengamiti proses pembuatan roda crane
dan flange (penyambung pipa). Selanjutnya pada
tanggal 20 Juni 2019 kami mengunjungi bengkel
pipa dan mendapatkan informasi tentang perpipaan
61

kapal, selain itu kami juga mengamati dan


mempraktekkan las SMAW. Pada tanggal 21 Juni
2019 kami mengunjungi dua bengkel yang pertama
bengkel Electric Outfitting (EO), di bengkel EO
kami mendapatkan informasi tentang system
kelistrikan kapal serta system keamanan kapal. Yang
kedua kami mengunjungi bengkel plat tipis dan
mengamati proses pembuatan manhole serta mesin-
mesin yang berada di bengkel plat tipis.

Gambar 3.6 Penjelasan materi oleh pembimbing

Di minggu ke dua tanggal 24 Juni 2019 mulai


mengamati proses pembuatan cradle, mendapatkan
penjelasan proses serta gambar cradle. Pada tanggal
25 Juni proses pembuatan cradle di mulai di bengkel
plat tipis karena bengkel MO kurang memadai
untuk proses pengerjaan serta mulai memotong plat.
Proses pemotongan disertai dengan proses
penyambunganplat menjadi profil H. Selama
tanggal 26 Juni 2019 – 27 Juni fokus untuk
62

memotong plat dan tanggal 28 juni – 02 Juli 2018 di


sertai dengan penyabungan plat menjadi profil H.
Selain itu dari tanggal 01 Juli juga sudah mulai
pengelasan intermedien pada profil H. setelah di las
secara intermedien pada tanggal 5 juli 2019 profil H
di gabung dengan menggunakan tulangan-tulangan
untuk menjadi rel cradle. Hingga tanggal 12 Juli 3
buah rel cradle siap untuk digunakan.
Di minggu terkhir tepat nya tanggal 15 Juli 2019 –
16 Juli 2019 kami mengumpulkan informasi untuk
melengkapi kebutuhan laporan. Dan di hari terakhir
akhir kami mengunjungi ruang kepala divisi, kepala
departemen, serta bengkel untuk berpamitan serta
memberikan sedikit bingkisan sebagai kenang-
kenangan dan ucapan terimaksih.

c) Faktor pendukung dan penghambat dalam


kegiatan praktik industry
1) Faktor pendukung
 Disediakannya ruangan yang bersih dan ber-
AC.
 Adanya tempat makan atau kantin yang
untuk istirahat makan siang.
 Adanya tempat ibadah atau mushola.
 Bersedianya seluruh staff dan karyawan
untuk berbagi informasi.
 Diperbolehkan membawa laptop dengan
syarat adanya izin (memo) dari divisi yang
ditempati.
 Diperbolehkan mengambil gambar sesuka
hati.

2) Faktor penghambat
63

 Tidak tersedianya helm safety untuk anak


magang.
 Tidak ada ruang baca atau perpustakaan.

B. Pembahasan
Berikut diagram alur pengerjaan rel cradle:
perancangan dan
pemilihan bahan

Marking
64

Bila ukuran tidak sesuai

Pemotongan

Penggerindaan

Assenbly Profil H

Di bending
Pengelasan bila memuai
(molet)

Assembly Rel
Cradle

Penjelasan dari diagram diatas akan dibhas secara


mendetail, berikut pembahasannya :
1. Tahap Perancangan dan Pemilihan Bahan
Dalam perancangan ini, bapak antono selaku kepala
bengkel MO (Machenary Outfitting) turunlangsung dalam
proses perancangan yang di bantu beberapa bawahan nya.
Berikut adalah gambar kerja hasil dari perancangan rel
cradle.
65

Gamabar 3.7 Gambar kerja rel cradle

Pada kesempatan ini bengkel MO membuat rel cradle


yang total panjang nya 36 meter yang terdiri dari 6 buah
rel yang disambung.
Bahan yang digunakan dalam proses pembutan rel
cradle hanya 1 jenis, yaitu plat baja SS400 dengan ukuran
ketebalan 11mm dan panjang lebar berturut-turut 1829 mm
x 12192 mm.

Gambar 3.8 Plat baja


66

2. Tahap Marking
Setelah proses perancangan dan pemilihan bahan
selesai, serta bahan sudah siap di bengkel proses
seanjutnya adalah marking atau penandaan. Sebelum
memulai marking, plat di beri ukuran sesuai dengan
kebutuhan, setelah itu diberi penanda (bisa dengan garis
kecil ataupun titi) mengunakan kapur. Bila kedua sisi
sudah terdapat penanda, kemudian mulai memarking
menggunakan sipatan. Marking dilakukan oleh dua orang
yang memegang kedua ujung tali sipatan kemuduan salah
satu orang merik tali ke atas lalu dilepaskan untuk
mendapatkan gambar garis dari kapur sipatan, sesuai
keinginan atau ukuran yang sudah ditetapkan dengan
patokan penanda yang sudah dibuat.

Gambar 3.9 Plat baja yang telah dimaking

Hasil dari marking sangat berpengaruh dalam proses


pemotongan, karena alur pemotongan mengikuti
marking.berikut adalah table bagian-bagian berta ukuran
dan jumlah markingan plat baja untuk keperluan
pembuatan rel :
Table 3.1 bagian-bagian rel cradle beserta ukuran
(dalam mm)
67

Bagian panjang lebar jumlah

Profil H horizontal 6000 200 24pcs

Profil H vertical(tengah) 6000 175 12pcs

Braket dalam 690 175 30pcs

Braket diagonal dalam 1200 175 24pcs

Braket samping 175 90 60pcs

Setelah selesai di marking, plat dipindahkan ke tempat


pemotongan. Pemindahan dilakukan dengan bantuan
crane yang di kaitkan di salah satu sisi plat kemudian
dipindahkan ke tempat pemotongan. Hamper semua
pemindahan bahan kerja ataupun alat kerja di PT. PAL
INDONESIA (PERSERO) menggunakan alat bantu angkat
yang salah satunya adalah crane.

Gambar 3.10 Proses pemindahan plat menggunakan


crane
68

Alat pelindung diri yang digunaka dalam tahap


marking dan pemindahanan plat tidak ada alat pelindung
diri kusus, yaitu alaat pelindung diri standar seperti helm,
sarung tangan, dan sepatu safty.

3. Tahap pemotongan
Hal yang pertama dilakukan dalam proses pemotongan
atau cutting adalah memastikan adanya gas asseteline dan
oksigen yang cukup untuk memoton. Saat proses
pemotongan tidak bisa memotong secara secara
keseluruhan secra langsung untuk menghindari adanya
pemuaian atau dalam bahasa bengkel molet. Cara yang
dilakuka untuk mengantisipasi hal ini adalah dengan
menyisakan sedikit plat yang belum dipotong di bagian
ujung nya, agar plat bisa tetap menyatu saat proses
pemotongan selesai.

Gambar 3.11 Sisa plat yang belum dipotong.

Plat baja diberi lubang terlebih dahulu pada bagian


ujung seperti gambar diatas menggunakan blander
manual. Setelah semua ujung diberi lubang maka
pemotongan selanjunya menggunakan scator atau blander
semi otomatis.
69

Untuk mengunakan scator terlebih dahulu mengatur rel


untuk jalannya scator. Rel diletakkan tepat di tengah-
tengah plat yang akan di potong. Setelah rel dirasa pas
letakkan scator di atas rel keudian cek apakah sudah
benar-benar center.

Gambar 3.12 Scator terpasang di relnya.

Setah scator siap digunakan, kemudian pasang selang


oksigen dan asetelin pada scator. Beri sedikit gas asetelin
kemudian nyalkan dengan korek api. Setelah api menyala
atur perpaduan gas asetelin, oksigen seta cutting. Jika
dirasa sudah sesuai mulai lah memotong.
Saat pemotongan terus pantau scator dan hasil
pemotongan, karena bisa saja rel bergeser yang
menyebabkan hasil pemotongan tidak sesaui dengan
marking. Bila telah selesai maka angkat scator lalu kurangi
gas cutting agar tidak memotong plat yang lain. Pindahkan
rel scator ke bagia yang dipotong selanjutnya, ulangi hal
yang sama seperti diatas.
Hasil pemotongan sangat bergantung pada pengaturan
gas aseteline, oksigen, gas cutting, kecepatan pemotongan
serta jarak nozzle dengan plat baja. Bila perpaduannya
70

tidak tepat maka hasil pemotongan tidak bisa halus, akan


terdapat kerak di bagian bawahnya.
Berikut adalah tabel macam-macm hasil pemotongan.

Tabel 3.2. Macam-macam hasil pemotongan


Teknik
NO Hasil Pemotongan
Pemotongan

Teknik
Pemotongan yang
tepat Permukaan
potong halus dan
persegi, garis
vertical lurus dan
1 rapat sejajar.

Gambar 3.13 Pemotongan


Tepat

2 Kecepatan Potong
Terlalu Rendah

Sebuah hasil
pemotongan
dengan kecepatan
potong rendah,
dimana bagian
permukaan potong
Gambar 3.14 Kecepatan
halus namun pada
Rendah
bagian bawah
terdapat terak yang
menggantung. pada
71

Teknik
NO Hasil Pemotongan
Pemotongan

kondisi
pemotongan seperti
ini, oksigen dan gas
bahan bakar yang
terbuang cukup
banyak.

Kecepatan Potong
Terlalu cepat

Ketika kecepatan
potong terlalu
tinggi, maka pada
permukaan potong
alur garis vertical
terlihat kasar dan
melengkung pada
3 ujung bawah.
Terdapat sedikit
terak namun dapat
dibersihkan. Gambar 3.15 Kecepatan
Cepat

4 Nozzle Terlalu
Jauh dari
Permukaan

Ketika posisi nozzle


terlalu tinggi di atas
72

Teknik
NO Hasil Pemotongan
Pemotongan

logam potong,
terjadi radius
berlebih pada
bagian tengah hasil
potongan. Posisi
nozzle yang ideal
adalah 1-2 mm
diatas permukaan
logam.

Gambar 3.16 Nozzle Jauh

Nozzle Terlalu
Dekat permukaan

Ketika nozzle
diposisikan terlalu
rendah akan
merusak ujung
bagian nozzle dan
5 akan mempercepat
timbulnya kotoran
pada nozzle. Dari
bentuk potongan
akan membentuk Gambar 3.17 Nozzle Dekat
seperti radius
dibagian atas plat
yang dipotong.

6 Tekanan Oksigen
Pemotongan yang
berlebih

Jika tekanan
pemotongan
73

Teknik
NO Hasil Pemotongan
Pemotongan

oksigen terlalu
tinggi akan
menyebabkan hasil
pemotongan tidak
merata disetiap
sisinya. Selain itu
efisiensi
pemotongan juga
berkurang karena
oksigen yang
terbuang semakin
Gambar 3.18 Oksigen
banyak dan
Berlebihan
menyebabkan
distorsi pada aliran
oksigen setelah
keluar dari nozzle.

7 Berlebihnya waktu
Pemanasan Awal
(Preheat)

Operator
berpengalaman
sering mencoba
untuk
meningkatkan
kecepatan
pemotongan
dengan cara
memperlama
proses preheat.
logam akan
mengalami
pemuaian yang
74

Teknik
NO Hasil Pemotongan
Pemotongan

berlebihan sehingga Gambar 3.19 Berlebihnya


terjadi Preheat
penyimpanan
dimensi pada hasil
potongan, dan
timbulnya terak
yang menggantung
dibagian bawah
hasil potangan.

Penggunaan nozzle
yeng Kotor

Menyebabkan
aliran oksigen
terganggu,
sehingga
permukaan potong
8 tidak lagi halus dan
persegi atau
membentuk radius.
Untuk menghindari Gambar 3.20 Nozzle Kotor
hal ini, pastikan
nozzle selalu
dibersihkan setelah
digunakan untuk 2x
memotong plat.

Setelah selesai digunakan nozzle harus dibersikan


untuk menghilangkan kerak yang menempel di dinding-
dinding bagian dalam nozzle. Caranya cukup mudah yaitu
75

hanya dengan menusuk-nusukkan atau memasukkan


kawat yang ukurannya lebih kecil dari lubang nozzle,
tusuk-tusuk bagian dalam lubang nozzle hingga keluar
abu atau kerak yang ada di dalam.
Kesulitan saat proses pemotongan adalah pengaturan
nyala api, karena pekerja di sana hanya mengira-ngira
nyalanya dan dari kebiasaan atau pengalaman. Jadi harus
banyak-banyak praktek mengatur nyala api agar mendapat
hasil nyala api yang sesaui dengan kebutuhan
pemotongan.
Alat Pelindung Diri yang di pakai saat proses
pemotongan antara lain kaca mata gelap, sarung tangan
tahan api, helm serta sepatu safty.

4. Tahap penggerindaan
Plat yang sudah selesai dipotong kemudian
dipindahkan ke bagian assembly menggunakan crane.
Fungsi utama dari grinding adalah untuk menghaluskan
bekas pemotongan yang kurang rapi. Apabila bekas
potongan tidak dirapkan maka proses assembly tidak bisa
sempurna karena bekas potongan tidak merata.
76

Gambar 3.21 Proses grinding

Dalam proses grinding usahakan pembuangan gram


yang berbentuk percikan api seperti gambar diatas jauh
dari benda-benda atau cairan yang mudah terbakar untuk
mengantisipasi terjadinya kebakaran. Sein itu sebisa
mungkin percikan api tidak mengarah ke badan operator
ataupun pekerjalainnya.
Alat pelindung diri yang dikenakann pada saat proses
grinding antara lain helm, kacamata kerja, sarung tagan,
serta sepatu safty

5. Tahap Assembly profil H


Proses assembly merupakan proses utama dalam
pembuatan profil H, karena di pros ini lembara plat yang
sudah dipotong sesuai ukuran akan di gabung menjadi
profil H.
Sebelum di gabung platyang berukuran lebar 200 mm
di tandai bagian tengah dengan cara dimarking sebgai
acuat titik tengah untuk pemasangan plat vertical.
77

Gambar 3.22 Proses marking plat profil H

Setelah selesai dimarking, plat kemudian dimasukkan


ke dalam alat bantu pemasangan profil H. dengan bantuan
crane masukkan pula plat yang berukuran lebar 175 mm
kedalam alat bantu pemasangan profil H, letakkan di atas
plat yang sebelumnya dipasang. pastika crane tetap
terpasang untuk membantu proses penyetingan kedua
plat.
Bila kedua plat sudah terpasang di alat bantu
pembuatan profil H, langkah selanjutnyanadalah proses
penyetingan. Plat vertical dipasang lurus dengan marking
yang ada diplat dibawahnya. Pastikan plat vertical lurus
dengan garis marking dengan cara memasang paju di
kedua sisi plat.
78

Gambar 3.23 Proses pembuatan profil H.

Setelah plat sudah lurus dengan garis makring,


pastikan pula plat vertical tegak lurus dengan plat bagian
bawah menggunakan siku. Bilas semua sudah sesuai beri
las titik untuk menyatukan keduanya serta beri penyangga
atau dalam bahasa bengkel stopper yang berfungsi sebagai
penguat serta meminimalisir terjadinya pemuaian (molet)
saat proses pengelasan intermedien.
Bila semua sudah tersambung dengan baik, selanjutnya
memasang bagian sisi yang lain dari profil H. prinsip
kerjanya sama dengan pemasangan yang pertama, yang
membedakan hanya saat proses pesangannya, crane lebih
banyak digunaan dari pada pemasangan yang pertama.
Lebih banyak penggunaan crane karena sisi atas lebi berat
dari yang sebelunya.
79

Gambar 3.24 Proses pemasangan salah satu bagian sisi


profil H yang dibantu crane.

Setelah masing-masing bagian direkatkan dengan las


titik dan di beri stopper, salah satu bagian yang akan jadi
bagia luar dari rel cradle dipasang braket samping dengan
jarak masing-masing braket yang telah ditentukan. Pada
tahap ini pemasangan braket samping masih sebatas las
titik yang akan dilas intermedien pada tahap selanjutnya.
Hambatan yang dialami saat proses ini adalah
memakan waktu yang lama, karena mengatur agar plat
tegak lurus bukanlah hal yang mudah dan perlu ketelitian.
Untuk mengantisapihal ini perlu adanya tambahan pekerja
saat proses pengerjaan.
Alat pelindung diri yang digunakan saat proses
assembly profil H sangat komplek, karena ada beberapa
pekerjaan dengan resiko yang berbeda-beda. Alat
pelindung diri saatmengelas antara lain sarung tangan
tahan panas, topeng las dan masker. Selain itu alat
pelindung diri tambahan seperti helem dan sepatu safty
sebagai penunjang.
80

6. Tahap Pengelasan profil H


Bila profil H sudah terbentuk sempurna dan tidak ada
cacat yang berarti, maka profil H siap untuk di las. Profil H
dipindahkan ke bengkel pipa untuk di lasdengan bantuan
crane dan forklift. Pengelasan profil H menggunakan
mesin las FCAW karena dirasa memiliki kekuatan yang
lebih tinggi serta lebih cepat saat proses pengerjaan las.

Gambar 3.25 Proses pengelasan profil H menggunakan


las FCAW

Pengelasan dilakukan secara intermedian yang berarti


pengelasan tidak secra penuh, melainkan di las secara zig-
zak kanan kiri. Jenis pengelasan tersebut dipakai sebab
untuk meminialisir terjadinya pemuaian pada profil H saat
proses engelasan. Selain itu waktu yang dibutuhkan untuk
mengelas juga semakin cepat karena jika di kalkulasi
hanya setengah bagian profil H yang di las.
81

Gambar 3.26 Hasil las intermedien

Setelah selesai di las, profil H kemudian dipindahkan


kembali ke bengkel plat tipis untuk dibersihka sisa-sisa
terak pengelasan yang masih menempel menggunakan
gerinda tangan dan melepas stopper yang ada di kedua sisi
profil H.
Kesulitan yang ada pada saat proses pengelasan adalah
membalik profil H untuk mengelas bagian sisi yang lain,
karena berat. Cara mengatasi kesulitan tersebut dengan
menggunakan alat angkat crane untuk membalik profil H.
Selain itu, walaupun car mengelas yang dipakai adalah
intermedian tetapi profil H masih bisa memuai dan
melengkung (molet), profil H yang molet kemudian
diluruskan kembali dengan mesin bending meskipun
hasilnya tidak kembali seperti semula.
Alat pelindung diri yang dipakai saat proses pengerjaan
las profil H lebih lengkap, karena pekerjaan las memiliki
resiko yang yangtinggi terhadap kesehatan tubuh terutama
mata. Topeng las adalah alat pelindung diri yang wajib
dikenakan saat proses la, selain itu ada sarung tangan anti
bakar, penutup kepala, sepatu safty dan juga masker.

7. Tahap Assembly Rel Cradle


82

Profil H yang telah selesai di las dan dibersihkan dari


teraknya di rangkai menjadi rel cradle yang terdiri dari
dua profil H. Langkah pertama adalah memasang settoper
atau plat baja yang di las secara tegak lurus dengan lantai
kerja. Plat di las titik dengan lantai kerja, yang berfungsi
sebagai patokan agar kedua profil H sejajar.

Gambar 3.27 Stopper rel cradle

Setelah stopper terpasang dengan sempurna


selanjutnya selanjutnya kedua profir H masing ujungnya
diletakkan tepat disamping stopper dan masing-masing
ujungnya tersebut menyentuh bagian stopper. Kemudian
kedua profil H disejajarkan dan ketinggiannya disamakan
(proses alignment). Salah satu profil H di las titik untuk
menjadi patokan . Dengan bantuan waterpass profil H
yang belum di las titik di samakan tingginya dengan
bantuan paju yang di pasang pada kedua sisi profil H. Bila
sudah sesuai dengan yang di inginkan maka kedua profil
H di las titik agar tidak bergeser.
83

Gambar 3.28 Proses penyetingan rel cardle

Setelah proses alignment selesai dan di las titik agar


tidak bergeser, proses selanjutnya adalah pemasangan
braket dalam dan braket dalam diagonal.
Sebelum memasang braket, profil H diberi penanda
dari kapur sesuai dengan ukuran panjang braket. Penanda
berfungsi untuk mempermudah penempatan braket
dikedua sisi dalam profil H. Braket dalam diagonal di
psang terlebih daluhu karena memiliki ukuran yang lebih
panjang. Braket dipotong radius semua bagian sudut-
sudutnya dan bagian atas ujung sekitar 120mmx50mm
(pxl) agar tidak memuai saat pengelasan dan mudah ketika
dipasang. Satu rel cradle berisi 4 braket diagonal dan 5
braket dalam. Braket di las titik untuk mencegah
pergeseran. Setelah braket diagonal terpasang semua,
braket dalam dipasang tegak lurus dengan bagian bawah
profil H. Gunakan besi siku untuk menetahui tegak
lurusnya braket, setelah tegak lurus braket di las titik.
84

Gambar 3.29 Rel cradle

Setelah semua braket terpasang, kemudian di las


menggunakann las FCAW disemua sudut yang bisa
dijangkau dengan las. Pengelasan dilakukan secara
menyeluruh untuk memastikan braket terpasang dengan
sempurna, agar beban yang mampu ditopang lebih besar
dan tahan lama.
Alat pelindung diri yang dipakai dalam pengerjaan
assembly rel cradle antara lain topeng las, sarung tangan,
helm dan sepatu safty.

Anda mungkin juga menyukai