3. Direktur Operasi
Berfungsi untuk mengurusi setiap kegiatan
produksi yang dilaksanakan di perusahaan.
Direktur produksi di PT. DOK dan
Perkapalan Surabaya (Persero) ini
membawahi langsung Dept. PMO & Fasilitas,
Dept. Pemasaran & Pengembangan usaha,
Dept. Produksi, dan Dept. Perencanaan &
Pengendalian Produksi.
a. Departemen PMO dan Fasilitas
Bertanggun jawab untuk
mengkoordinasikan fungsi manajemen
proyek dalam sebuah perusahaan. Jika
ada sebuah rencana pada suatu
organisasi, maka rencana itu diserahkan
ke perusahaan PMO, baik dari inisiasi
sampai dengan closing project akan
menjadi urusan PMO.
b. Departemen Pemasaran dan Pengembangan
Usaha
merancang strategi pemasaran dan
menggabungkan bauran pemasaran yang
tepat untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan pelanggan. Mereka merancang
produk yang tepat dengan harga yang
tepat untuk konsumen yang tepat, di
tempat yang tepat, dan pada waktu yang
tepat. Mereka juga bertanggung jawab
untuk mengembangkan promosi dan
mengelola hubungan jangka panjang
dengan pelanggan.
c. Departemen Produksi
departemen yang mengolah suatu
produk dengan mengubah bentuk atau
sifat suatu bahan atau merakit suku
cadang menjadi produk selesai.
d. Departemen Perencanaan dan Pengendalian
Produksi
Departemen ini bertugas untuk membuat
perkiraan permintaan produk yang
dinyatakan dalam jumlah produk yang
berhubungan dengan fungsi dan waktu,
monitoring permintaan yang actual,
menentukan ukuran pemesanan barang
yang ekonomis, menetapkan sistem
persediaan yang ekonomis, menetapkan
kebutuhan produksi, monitoring tingkat
persediaan, menyusun jadwal produksi,
pembagian job task serta beban bagi para
pekerja, membuat perencanaan untuk
kapasitas dalam jangka waktu pendek,
menengah hingga lama, menyampaikan
jadwal penyelesaian setiap pesanan
kepada konsumen, melakukan
pengiriman produk akhir kepada
pelanggan.
4. Sekretaris Perusahaan
Berfungsi membantu direksi dan sebagai
penghubung antara direksi dengan pihak luar
maupun dengan stake holder.
B. Pembahasan
1. Permasalahan Pada Mesin Bubut Dainichi Metal
Industry Lathe Tipe DLG-SH 1991
Dalam bab ini kegiatan yang dilakukan
pada pelaksanaan magang adalah perawatan pada
mesin bubut dainichi metal industry lathe tipe DLG-
SH 1991. Permasalahan yang terjadi pada mesin
bubut adalah patahnya gigi pada gerigi di dalam
Headstock mesin bubut. Sehingga pengerjaan
produksi terhambat dan perlu segera perbaikan.
Permasalahan ini baru terjadi selama beberapa
tahun, maka dari itu proses perbaikan memakan
waktu cukup lama untuk membongkar Headstock
mesin bubut dan memperbaiki kerusakan.
Berdasarkan hal tersebut untuk menyelesaikan
permasalahan yang terjadi diperlukan sebuah
Breakdown Maintenance atau Corrective Maintenance.
(Atmantawarna, 2013).
Gambar
3.5 Chuck pada Mesin Bubut
(Sumber : PT. DOK & Perkapalan Surabaya)
b. Tahap Kedua
Untuk tahap kedua yaitu pelepasan
poros/as yang keuda. Pada poros/as kedua
ini adalah letak gerigi pertama yang patah
giginya yang mengakibatkan gigi dari gerigi
dibawahnya ikut patah.
Gambar 3.7 Poros/As Kedua
(Sumber : Data Base PT. DOK
& Perkapalan Surabaya)
C. Tahap Ketiga
Tahap ketiga melakukan pelepasan
poros/as yang bersinggungan dengan
transmisi gearbox, pulley dan V-Belt. Disini
terdapat 2 poros/as sehingga untuk
mengeluarkannya dilakukan dengan 2 arah
berlawanan. Pada poros/as ketiga ini adalah
tempat gerigi jedua yang patah giginya.
D. Tahap Keempat
Tahap terakhir mengeluarkan
poros/as dimana tempat gerigi ketiga yang
patah giginya sekaligus poros/as yang paling
bawah.