Anda di halaman 1dari 17

BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan


1. Gambaran Umum Perusahaan PT. DOK & Perkapalan
Surabaya
a. Profil Perusahaan

Gambar 3.1 PT. DOK & Perkapalan Surabaya


(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

PT. DOK & Perkapalan Surabaya terletak di Jalan


Tanjung Perak Barat 433-435, Surabaya, Indonesia. PT
DOK & Perkapalan Surabaya sebagai salah satu
perusahan galangan kapal nasional yang bergerak di
bidang jasa pembangunan kapal baru dan reparasi.
Keberadaannya tentu memiliki peranan yang sangat
penting dalam mendukung pengembangan industri
kelautan nasional.
PT. DOK & Perkapalan Surabaya juga termasuk
perusahaan galangan kapal terbesar di Indonesia yang
memiliki berbagai fasilitas untuk pembangunan dan
rancang bangun kapal.

b. Sejarah PT. DOK & Perkapalan Surabaya


PT. DOK dan Perkapalan Surabaya sebuah
galangan kapal yang mempunyai sejarah panjang
dalam dunia perkapalan. Didirikan pada tanggal 22
September 1910 oleh penguasa Belanda di Amsterdam
dengan nama N.V Droogdok Matschappij
Soerabajadimana galangan ini dibangun oleh
pemerintah Belanda guna sarana penunjang armada
kapal laut pihak Belanda yang pada saat itu menjajah
Indonesia. Pendirian PT. DOK & Perkapalan Surabaya
ini dilakukan didepan notaris J.P Smith. Pemegang
saham pada saat itu ada tiga orang yakni (1) N.V
Konjlijke paket vaart maatschappij, (2) N.V Stomiv+art
Maatshappij Nederland, dan (3) N.V Roter Sdancsh
LCYD.
Pada saat terjadinya perang dunia kedua,
Belanda menyerah kepada Jepang. Galangan ini
berpindah tangan ke Jepang pada tahun 1942 – 1945,
perusahaan ini berubah nama menjadi Harima Zozen.
Namun setelah Jepang mengalamai kekalahan dalam
Perang Dunia II, tepatnya tanggal 17 Agustus 1945,
perusahaan ini menjadi milik Pemerintah Republik
Indonesia. Namun pada tahun 1945 sampai dengan
tahun 1957 pihak Belanda kembali ke Indonesia dan
perusahaan ini kembali direbut oleh Belanda yang
namanya kembali diubah menjadi nama awal yaitu N.V
Droogdok Matschappij Soerabaja.
Pada waktu terjadi konfrontasi antara
pemerintah Indonesia dengan Belanda yang terjadi
pada tahun 1958 telah menyebabkan perusahaan ini
berpindah tangan ke pemerintahan Indonesia dengan
landasan hukum Peraturan Pemerintah No 23, tahun
1958 dibawah pengelolahan B.P.U Maritim. Kemudian
pemerintah mengeluarkan peraturan pemerintah lagi
yang menyusul peraturan pemerintah sebelumnya
yaitu Peraturan Pemerintah No 109 Th. 1961, tanggal 17
April 1961 dan akhirnya perusahaan ini menjadi
Perusahaan Negara (PN) dengan nama PN. DOK Dan
Perkapalan Surabaja. Kemudian pada tahun 1963
galangan yang ada di sebelah PN. Dok & Perkapalan
Surabaya yang bernama Galangan Kapal Sumber
Bhaitadigabung dengan PN Dok & Perkapalan
Surabaya berdasarkan atas keputusan Menteri
Perhubungan Laut. Berdasarkan keputusan ini juga
namanya diubah menjadi PN. Dok Surabaja.
Perubahan nama PT. DOK & Perkapalan
Surabaya belum berhenti sampai disitu, Tahun 1975
dengan munculnya kembali Peraturan Pemerintah No.
24 Tahun 1975 PN. Dok Surabaja berganti nama lagi
menjadi PT. Dok dan Perkapalan Surabaya. Tepatnya
pada tanggal 8 Januari 1976 peresmian perusahaan ini
dilakukan oleh Menteri Perhubungan R.I yaitu Prof. DR
H Emil Salim, berkedudukan di Jl. Tanjung Perak Barat
No. 433 – 435 Surabaya.
Berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI No. 10
tahun 1984, tanggal 28 Nopember 1984, PT DOK dan
Perkapalan Surabaya yang semula berada dalam
pengawasan/pembinaan Departemen Perhubungan,
dialihkan dalam pengawasan /pembinaan Departemen
Perindustrian, sekarang Departemen Perindustrian dan
Perdagangan (Deperindag).Berdasarkan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia No.50 tanggal 13 April
tahun 1998. Kedudukan Tugas dan Kewenangan
Menteri Keuangan selaku Pemegang Saham dan RUPS
atas Perseroan Terbatas dialihkan menjadi tanggung
jawab Menteri Negara Pendaya Gunaan BUMN.
c. Logo PT. DOK & Perkapalan Surabaya

Gambar 3.2 Logo PT. DOK & Perkapalan Surabaya


(Sumber : PT. DOK & Perkapalan Surabaya)

2. Visi dan Misi PT. DOK & Perkapalan Surabaya


a. Visi
Menjadi perusahaan galangan kapal yang unggul
di segmen pasar kelas menengah dan siap bersaing
di pasar global.
b. Misi
1. Meningkatkan pelayanan sehingga diakui dan
dikenal luas sebagai perusahaan yang handal
dalam memenuhi harapan pelanggan.
2. Meningkatkan kemampu-labaan untuk
mewujudkan pertumbuhan yang
berkesinambungan.
3. Memberikan nilai tambah yang optimal
kepada pemegang saham, karyawan,
pelanggan dan mitra usaha.

3. Bidang Usaha PT. DOK & Perkapalan Surabaya


a) Ship Building ( Bangunan Baru Kapal ) PT. Dok dan
Perkapalan Surabaya (Persero) mampu
membangun kapal-kapal komersial s/d 8.000 DWT,
antara lain : Kapal Tanker, Kapal Container, Barge,
dll. Disamping itu juga menerima pesanan kapal-
kapal s/d 1.500 BRT antara lain :Tug Boat, Kapal
Ikan, Ferry, dll.
b) Ship Repair ( Reparasi Kapal ) PT. Dok dan
Perkapalan Surabaya (Persero) juga melayani
perbaikan kapal berbagai tipe s/d 10.000 DWT
antara lain : Kapal Penumpang, Kapal Container,
Tug Boat dan Kapal-Kapal TNI Angkatan Laut.
c) Ship Conversion ( Konversi Kapal ) Sejak tahun
1994 PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero)
telah berhasil mengkonversi 5 kapal kargo menjadi
kapal pengangkut curah semen, masing-masing
dengan berat diatas 7.500 DWT.
d) Offshore Construction & Steel Structure Fabrication
(Konstruksi Offshore Dan Fabrikasi ) PT. Dok dan
Perkapalan Surabaya (Persero) juga mampu dalam
pembangunan Living Quarter untuk keperluan
Offshore mulai dari Platfrom & Helipad, Pekerjaan
Fabrikasi dan Perpipaan.
e) Design & Engineering ( Desain dan Engineering )
Dengan kemampuan SDM dan didukung dengan
teknologi CAD / CAM dari TRIBON, PT. Dok dan
Perkapalan Surabaya (Persero) juga menerima
order pembuatan desain kapal.

4. Struktur Organisasi PT. DOK & Perkapalan Surabaya


Gambar 3.3 Struktur Organisasi
PT DOK & Perkapalan Surabaya
(Sumber : PT. DOK & Perkapalan Surabaya)

Struktur Organisasi PT. DOK & Perkapalan


Surabaya secara umum dapat dijelaskan sebagai
berikut:
Adapun tugas dan tanggung jawab dari masing–
masing bagian dalam struktur organisasi tersebut
sebagai berikut:
1. Direktur Utama
Berfungsi sebagai pemimpin perusahaan.
Direktur Utama di PT. Dok dan Perkapalan
Surabaya (Persero) membawahi langsung
Direktur Keuangan dan Administrasi,
Direktur Pemasaran dan Pengembangan
Usaha, Direktur Produksi.

2. Direktur Keuangan dan Administrasi


Berfungsi untuk mengurusi masalah
keuangan dan administrasi perusahaan.
Direktur Keuangan dan Administrasi di PT.
Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero) ini
membawahi langsung Dept. HR & GA. Dept.
SDM, dan Dept. Keuangan.
a. Departemen HR & GA
departemen yang mengatur sumber daya
manusia dan segala hal yang
berhubungan dengan aspek legal dan
relasi perusahaan. Tanggung jawab yang
dijalankan oleh HRGA meliputi fungsi
manajerial dan operatif, seperti planning,
organizing, directing, controlling, dan lain-
lain.
b. Departemen SDM
mempunyai tanggung jawab utama
mengadakan pelatihan tentang
keselamatan kerja, mengidentifikasi dan
memperbaiki kondisi yang
membahayakan tenaga kerja dan
melaporkan adanya kecelakaan kerja.
c. Departemen Keuangan
Melakukan pengaturan keuangan
perusahaan, melakukan penginputan
semua transaksi keuangan ke dalam
program, melakukan transaksi keuangan
perusahaan, dan melakukan pembayaran
kepada supplier.

3. Direktur Operasi
Berfungsi untuk mengurusi setiap kegiatan
produksi yang dilaksanakan di perusahaan.
Direktur produksi di PT. DOK dan
Perkapalan Surabaya (Persero) ini
membawahi langsung Dept. PMO & Fasilitas,
Dept. Pemasaran & Pengembangan usaha,
Dept. Produksi, dan Dept. Perencanaan &
Pengendalian Produksi.
a. Departemen PMO dan Fasilitas
Bertanggun jawab untuk
mengkoordinasikan fungsi manajemen
proyek dalam sebuah perusahaan. Jika
ada sebuah rencana pada suatu
organisasi, maka rencana itu diserahkan
ke perusahaan PMO, baik dari inisiasi
sampai dengan closing project akan
menjadi urusan PMO.
b. Departemen Pemasaran dan Pengembangan
Usaha
merancang strategi pemasaran dan
menggabungkan bauran pemasaran yang
tepat untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan pelanggan. Mereka merancang
produk yang tepat dengan harga yang
tepat untuk konsumen yang tepat, di
tempat yang tepat, dan pada waktu yang
tepat. Mereka juga bertanggung jawab
untuk mengembangkan promosi dan
mengelola hubungan jangka panjang
dengan pelanggan.
c. Departemen Produksi
departemen yang mengolah suatu
produk dengan mengubah bentuk atau
sifat suatu bahan atau merakit suku
cadang menjadi produk selesai.
d. Departemen Perencanaan dan Pengendalian
Produksi
Departemen ini bertugas untuk membuat
perkiraan permintaan produk yang
dinyatakan dalam jumlah produk yang
berhubungan dengan fungsi dan waktu,
monitoring permintaan yang actual,
menentukan ukuran pemesanan barang
yang ekonomis, menetapkan sistem
persediaan yang ekonomis, menetapkan
kebutuhan produksi, monitoring tingkat
persediaan, menyusun jadwal produksi,
pembagian job task serta beban bagi para
pekerja, membuat perencanaan untuk
kapasitas dalam jangka waktu pendek,
menengah hingga lama, menyampaikan
jadwal penyelesaian setiap pesanan
kepada konsumen, melakukan
pengiriman produk akhir kepada
pelanggan.

4. Sekretaris Perusahaan
Berfungsi membantu direksi dan sebagai
penghubung antara direksi dengan pihak luar
maupun dengan stake holder.

5. Satuan Pengawasan Internal


bertugas untuk memberikan keyakinan
(assurance) serta berfungsi melakukan
kegiatan konsultasi yang objektif dan
independen dengan tujuan meningkatkan nilai
perusahaan dan rasa percaya pemegang saham
serta pemangku kepentingan lainnya terhadap
pengelolaan perusahaan dengan menjamin
bahwa aktiva perusahaan telah digunakan
secara efektif dan efisien.

B. Pembahasan
1. Permasalahan Pada Mesin Bubut Dainichi Metal
Industry Lathe Tipe DLG-SH 1991
Dalam bab ini kegiatan yang dilakukan
pada pelaksanaan magang adalah perawatan pada
mesin bubut dainichi metal industry lathe tipe DLG-
SH 1991. Permasalahan yang terjadi pada mesin
bubut adalah patahnya gigi pada gerigi di dalam
Headstock mesin bubut. Sehingga pengerjaan
produksi terhambat dan perlu segera perbaikan.
Permasalahan ini baru terjadi selama beberapa
tahun, maka dari itu proses perbaikan memakan
waktu cukup lama untuk membongkar Headstock
mesin bubut dan memperbaiki kerusakan.
Berdasarkan hal tersebut untuk menyelesaikan
permasalahan yang terjadi diperlukan sebuah
Breakdown Maintenance atau Corrective Maintenance.
(Atmantawarna, 2013).

Gambar 3.4 Headstock mesin bubut dainichi Metal


Industry Lathe tipe DLG-SH 1991

(Sumber : Data Base PT. DOK & Perkapalan Surabaya)


Dikarenakan permasalahan yang terjadi
adalah patahnya gigi dan mencari spare part yang
sesuai dengan spesifikasi mesin tidak
memungkinkan akhirnya dilakukan pengelasan
untuk menyambung gigi yang patah tadi dengan
resiko pengoperasian mesin tidak sebagus
awalnya.

2. Proses Maintenance Pada Mesin Bubut Dainichi Metal


Industry Lathe Tipe DLG-SH 1991
Hal yang harus dilakukan pertama
operator mesin akan mengisi form kerusakan yang
terjadi, hal itu ditanda tangani oleh kepala bengkel
mesin. Selanjutnya form tersebut dikirim ke
departemen SDM yang diteruskan ke biro
maintenance. Selanjutnya biro maintenance
mengirim orang untuk evaluasi dan melakukan
perbaikan. Bila didalam proses perbaikan
memerlukan spare part dari maintenance mengisi
form permintaan spare part yang diajukan ke PPIC
(Pengendalian dan Perencanaan Produksi).
PPIC sendiri mengajukan form tersebut ke
Departemen Keuangan. Apabila disetujui oleh
pengadaan maka spare part akan dibelikan dan
diberikan kepada biro maintenance untuk dipasang
agar alat/mesin dapat berfungsi kembali. Lama
waktu untuk proses ini bergantung pada tempat
pembelian dari spare partnya. Apabila spare part
tersedia di Indonesia maka akan datang dengan
rentang waktu 1-2 bulan. Namun apabila spare
part hanya tersedia di luar Indonesia maka lama
waktunya mencapai 6 bulan.
3. Tahap Pembongkaran Headstock Pada Mesin Bubut
Dainichi Metal Industry Lathe Tipe DLG-SH 1991
Pada kasus kerusakan ini akan dilakukan
Overhaul yaitu pemeriksaan dan perbaikan secara
menyeluruh terhadap suatu fasilitas atau bagian
dari fasilitas sehingga mencapai standar yang
dapat diterima. Untuk mengambil gerigi didalam
headstock diperlukan pembongkaran sampai dalam
dengan melepas poros/as. Berikut Tahap-tahap
pembongkaran.
a. Tahap Pertama
Tahap pertama yang dilakukan ialah
membuka penutup headstock menggunakan
kunci L. Headstock sendiri merupakan
tempatnya transmisi gerak yang mengatur
putaran. Dilanjut melepas chuck dengan
bantuan crane untuk mengangkatnya.

Gambar
3.5 Chuck pada Mesin Bubut
(Sumber : PT. DOK & Perkapalan Surabaya)

Setelah chuck terlepas, dilakukan


pelepasan poros/as yang paling atas.
Diketahui terdapat 4 poros/as didalam
headstock. Pelepasan poros/as juga dibantu
menggunakan crane. Pelepasan poros/as
tersebut dilakukan dengan cara dipukul
menggunakan kayu besar, tidak dengan
memukul menggunakan palu dan langsung
di permukaan poros/as atau bisa dengan
palu tetapi diberi benda perantaranya.
Gambar 3.6 Poros/As Pertama
(Sumber : Data Base PT. DOK &
Perkapalan Surabaya)

b. Tahap Kedua
Untuk tahap kedua yaitu pelepasan
poros/as yang keuda. Pada poros/as kedua
ini adalah letak gerigi pertama yang patah
giginya yang mengakibatkan gigi dari gerigi
dibawahnya ikut patah.
Gambar 3.7 Poros/As Kedua
(Sumber : Data Base PT. DOK
& Perkapalan Surabaya)

C. Tahap Ketiga
Tahap ketiga melakukan pelepasan
poros/as yang bersinggungan dengan
transmisi gearbox, pulley dan V-Belt. Disini
terdapat 2 poros/as sehingga untuk
mengeluarkannya dilakukan dengan 2 arah
berlawanan. Pada poros/as ketiga ini adalah
tempat gerigi jedua yang patah giginya.

Gambar 3.8 Poros/As Ketiga


(Sumber : Data Base PT. DOK & Perkapalan
Surabaya)

Gambar 3.9 Letak Gerigi yang


bermasalah pada poros/as ketiga
(Sumber : Data Base PT. DOK & Perkapalan
Surabaya)

D. Tahap Keempat
Tahap terakhir mengeluarkan
poros/as dimana tempat gerigi ketiga yang
patah giginya sekaligus poros/as yang paling
bawah.

Gambar 3.10 Poros/as keempat


dan letak gigi yang bermasalah
(Sumber : Data Base PT. DOK &
Perkalapan Surabaya)
Setelah semua dibongkar tahap
selanjutnya yaitu memperbaiki gerigi yang
patah gigi nya. Dikarenakan beberapa
pertimbangan yang harus dipertimbangkan
maka tahap memperbaiki permasalahan ini
yaitu dengan mengelas gigi yang patah.
Las yang digunakan yaitu las listrik
GMAW (Gas Metal Arc Welding).
Las listrik GMAW yaitu pengelasan
yang menggunakan shielding gas,
pengelasan GMAW biasanya digunakan
pada pengelasan fabrikasi steel structure.
Las listrik GMAW ini memiliki 2 macam
pengelasan yaitu MIG (Metal Inert Gas) dan
MAG (Metal Active Gas). Jenis las yang
dipakai untuk mengelas gigi pada gerigi
yaitu menggunakan jenis MAG. Setelah
selesai perbaikan gerigi tahap selanjutnya
yaitu merakit kembali poros/as beserta
komponen headstock pada mesin bubut
tersebut. Lalu dilakukan tes pengoperasian
pada mesin bubut yang sudah diperbaiki.

Anda mungkin juga menyukai