Anda di halaman 1dari 9

Mata Kuliah : PAK Anak dan Remaja

Dosen : Pdt. Antoni Manurung, M.Th


Kelompok :6
Anggota Kelompok : Putri Sihombing/2010144, Agita Surbakti/, Yosewati
Damanik/2010154, Vereddi Silitonga/2010151, Diva Valentinta Arestu/2010126, Sri
Rantika Girsang/1710006

1. Pendahuluan
Pendidikan Agama Kristen merupakan suatu pengajaran yang berdasarkan
Alkitab dan melibatkan orang-orang terkhusus umat kristiani. Pendidikan ini
dapat dikategorikan sebagai pengajaran yang dilakukan manusia dengan sadar
dan terencana secara terus menerus, sehingga terjadi perubahan tingkah laku ke
arah yang semakin baik.1 Oleh karena Kristen adalah pengikut Kristus, maka
Pendidikan Agama Kristen meletakkan dasar pengajarannya pada pengajaran dan
tindakan Yesus Kristus.2
Ketika membahas tentang pendidikan, terutama pendidikan Agama Kristen
kepada anak harus dimulai dari keluarga. Keluarga adalah lembaga yang terkecil,
namun mejadi dasar atau pusat segala pendidikan anak, melalui (kerohanian,
pertumbuhan iman, kepribadian, sosial, moral, politik, ekonomi, dll). Dengan
adanya pengajaran anak yang berasal dari keluarga maka peran pengajaran anak
juga di bantu dari luar, misalnya pengajaran dari Gereja,sekolah dan sosial.
Karena tujuan akhir PAK adalah menjadikan anak lebih dekat kepada Kristus dan
menumbuhkan iman anak. Dengan perkembangan zaman yang sangat maju
melalui sosial dan media maka sang anak bisa dengan cepat terjerumus kepada
hal yang berbau negatif. Dapat kita lihat perubahan dari tingkat generasi, di mana
kita lihat banyak diantara anak-anak yang memiliki perilaku yang kurang baik,
sering tidak mendengarkan orangtua seperti susah untuk disuruh, melawan
orangtua, bahkan ketika disuruh orangtuanya kegereja mereka malas. Dan juga
penulis melihat dalam konteks Gereja anak-anak pada saat mendengarkan Firman
Tuhan tidak merespon dengan baik, sering juga anak- anak bertengkar di Gereja,
dan tidak mengasihi antar teman sebayanya.

1
Dame Rida. PAK kepada Remaja & Pemuda. (Medan: Mitra, 2011) hal. 3
2
Harianto GP. PAK dalam Alkitab & Dunia Pendidikan Masa Kini. (Yogyakarta: Andi, 2012) hal. 52
Kami mengambil peran anak usia 6-9 tahun sebagai bahan pengajaran di mana
usia 6-9 tahun adalah usia anak yang tepat untuk mendapat pengajaran dari tema
dan metode yang ingin kami laksanakan, di mana usia 6-9 tahun usia anak adalah
awal yang tepat untuk mendapat pendidikan, di diusia 6-9 tahun anak sudah
dapat mengerti kata dan dapat di tuntun dengan perlahan bagaimana sikap yang
baik dan sesuai dengan kehendak Tuhan, dan dapat mengasihi. Melalui acara
valentine maka kami akan mengarahkan setiap anak untuk menjunjung tinggi
kasih. Yohanes 15:12 “Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi,
seperti Aku telah mengasihi kamu”
Untuk itu, pada kesempatan kali ini kami kelompok 6 mengangkat topik
tentang kasih.
2. Pembahasan
A. Pengertian Anak
Anak dalam arti jamak yaitu anak-anak, Anak adalah seorang lelaki
atau perempuan yang belum dewasa atau belum mengalami masa pubertas. Anak
juga merupakan keturunan kedua, di mana kata "anak" merujuk pada lawan
dari orang tua, orang dewasa adalah anak dari orang tua mereka, meskipun
mereka telah dewasa. Menurut psikologi, anak adalah periode pekembangan yang
merentang dari masa bayi hingga usia lima atau enam tahun, periode ini biasanya
disebut dengan periode prasekolah, kemudian berkembang setara dengan tahun
tahun sekolah dasar.3
1) Pengertian Perkembangan Psikologis Anak Usia 6-9 tahun
Menurut Dictionary of Psychology perkembagan Pisikologi anak di paparkan
dalam beberapa poin berikut :
 The Progressive and Continuous Change In The Organism From Birth To
Death, perkembangan itu merupakan perubahan yang progresif dan terus-
menerus dalam diri organisme sejak lahir hingga mati.
 Maturation Or The Appearance Of Fundamental Pattern Of Unlearned
Behaviour, perkembangan itu adalah kematangan atau kemunculan pola-pola
dasar tingkah laku dalam hasil belajar.
Dengan demikian perkembangan adalah rentetan perubahan jasmani dan
rohani manusia menuju arah yang lebih sempurna. Namun, sebagian orang
3
 "Fase fase Perkembangan Manusia". Archived from the original on 2014-01-08. Diakses tanggal 26
April 2021
menganggap perkembangan sebagai proses yang berbeda dari pertumbuhan.
Pertumbuhan berarti perubahan kuantitatif yang mengacu pada jumlah, besar,
luas yang bersifat kongkrit. Sedangkan perkembangan berarti perubahan
kualitatif yang mengacu pada mutu fungsi organ-organ jasmaniah, bukan organ-
organ jasmaniah itu sendiri. Dengan kata lain, penekanan arti perkembangan itu
terletak pada penyempurnaan fungsi psikologis yang di sandang oleh organ-
organ fisik.4
2) Keadaan Psikologis Anak Usia 6-9 tahun
a. Perkembangan Kecerdasan (Kognitif) Anak Usia 6-9 Tahun.
Menurut teori kognitif Piaget, pemikiran anak-anak usia dasar disebut
pemikiran operasional konkrit (concrete operational thought). Menurut
Piaget, operasi adalah hubungan-hubungan logis diantara konsep-konsep
atau skema-skema. Sedangkan operasi konkrit adalah aktifitas mental yang
difokuskan pada obyek-obyek dan peristiwaperistiwa nyata atau konkrit
dapat diukur.5 Dalam hal ini mereka tidak lagi mengandalkan persepsi
penglihatannya, melainkan sudah mampu menggunakan logikanya. Pada
masa ini juga, anak berada dalam tingkat berfikir konkrit. Artinya
pikirannya masih erat hubungannya dengan benda atau keadaan-keadaan
nyata. Ia akan mengatakan : “Hari akan hujan bila melihat di langit ada
mendung. Ia akan menolak memakan sesuatu bila ia pernah mengalami
sakit perut sesudah memakan makanan sejenis itu”. 6 lalu pada umur 9
tahun (kelas 4 SD), anak telah mampu memahami hal yang abstrak. Dengan
demikian, penjelasan keimanan secara sederhana sudah dapat diberikan,
sesuai dengan perkembangan kecerdasannya itu.7
b. Perkembangan Sosial Anak Usia 6-9 Tahun.
Sifat sosial adalah sifat kodrat yang dibawa oleh anak sejak lahir, mula-
mula berkembang terbatas dalam keluarga kemudian makin lama bertambah
luas. Pada masa usia sekolah dasar ini, anak mulai kurang puas hanya bergaul
dengan keluarga dan ingin memperluasnya dengan anggota masyarakat

4
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000),
cet.5, hlm. 42
5
Desmita, Psikologi Perkembangan, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2005), hlm. 156.
6
Agoes Soejanto, Psikologi Perkembangan, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2005), cet. 8, hlm. 72.
7
Ahmad Tafsir (Editor), Pendidikan Agama Dalam Keluarga, (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya Offset,
2002), cet. 4, hlm. 105.
terdekat. Ia mulai mencari teman-teman sebaya untuk berkelompok dalam
permainan bersama.8
Barker dan Wright (dalam Santrock, 1995) mencatat bahwa anak usia
dua tahun menghabiskan 10% dari waktu siangnya untuk berinteraksi
dengan teman sebaya. Pada usia empat tahun waktu yang dihabiskan untuk
berinteraksi dengan teman sebaya meningkat menjadi 20%. Sedangkan anak
usia 6 hingga 11 meluangkan lebih dari 40% waktunya untuk berinteraksi
dengan teman sebaya.9
c. Perkembangan Keagamaan Anak Usia 6-9 Tahun
Tahun Menurut penelitian Ernest Harms perkembangan anak-anak
melalui beberapa fase. Dalam buku The Development of Religious on
Children, anak usia sekolah dasar hingga usia adolesens (remaja) merupakan
fase kenyataan (the realistic stage) pada masa ini ide ketuhanan anak sudah
mencerminkan konsep yang berdasarkan pada kenyataan. Konsep ini timbul
melalui lembaga-lembaga keagamaan dan pengajaran agama dari orang
dewasa. Pada masa ini ide Perkembangan keagamaan anak usia 6-12 tahun
keagamaan pada anak didasarkan pada dorongan emosional hingga mereka
dapat melahirkan konsep Tuhan yang formalis. Berdasarkan hal itu maka
pada masa ini anak-anak tertarik dan senang pada lembaga keagamaan yang
mereka lihat dikelola oleh orang dewasa. Segala bentuk tindak atau amal
keagamaan mereka ikuti dan mempelajarinya dengan penuh minat. 10
B. Pengertian Kasih
Kasih adalah perasaan yang dimiliki oleh setiap manusia, perasaan ini akan
timbul apabila manusia tersebut mempunyai rasa memiliki dan menyayangi.
Kasih juga bisa dikatakan hubungan keterkaitan antara manusia tersebut dengan
sesuatu. Kasih juga bermakna luas, bukan hanya sesama manusia tetapi juga
antara Tuhan dan umat-Nya. Dengan adanya rasa kasih tersebut membuat
manusia mempunyai tujuan hidup yang akan diperjuangkan.
Dalam bahasa Yunani yakni bahasa asli yang dipakai untuk kitab Perjanjian
Baru, ada 4 jenis kasih yaitu Eros, Philia, Agape, dan Storge

8
Agoes Soejanto, Psikologi Perkembangan, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2005), cet. 8, hlm.69
9
Desmita, Psikologi Perkembangan, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2005), hlm. 184

10
Djalaluddin dan Ramayulis, Pengantar Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Kalam Mulia, 1998), Cet. 4,hlm. 66-67.
 Kasih Eros
Di dalam kasih eros ada perasaan, emosi dan kehangatan. Adalah wajar jika
dalam setiap orang ada kasih eros terutama terhadap lawan jenisnya. Tetapi
kasih eros sangat tidak stabil dan mudah berubah, sehingga tidak bisa menjadi
dasar dalam hubungan yang baik dalam mencintai seseorang. Orang yang
dikuasai eros malah menjadi rentan dan cenderung sangat mudah dikuasai
nafsu. Hanya dengan kasih Allah, setiap orang bisa mengontrol kasih eros
dalam dirinya.
 Kasih Philia
Philia adalah kasih persaudaraan yang di dalamnya ada emosi dan
kesetiakawanan (Ibrani 13:1). Kasih yang mendasari hubungan teman ini juga
sifatnya tidak stabil, buktinya dapat terjadi permusuhan antar teman dekat
sekalipun.
 Kasih Storge
Storge adalah kasih karena ikatan darah, misalnya antara ibu dan anak, ayah
dan anak atau ikatan darah lainnya. Sifat kasih storge mirip dengan philia.
 Kasih Agape
Kasih agape adalah kasih yang tertinggi, karena di dalamnya ada kasih ilahi.
Kasih ini hanya dimiliki oleh orang yang sudah menerima kasih sejati yang ada
dalam Kristus Yesus. Hanya orang yang sudah menerima kasih agape Yesus
dalam dirinya-lah yang dapat mengimpartasikan kasih sejati ini kepada
sesamanya. Agape akan membuat segala sesuatu indah dan murni.
Lalu mengapa kasih itu sangat penting? Kasih merupakan perasaan yang dimiliki
oleh setiap manusia yang ditunjukan melalui perbuatan kita terhadap orang lain.
Melalui kasih tercipta sebuah hubungan yang harmonis antara diri sendiri dengan
Tuhan, keluarga, teman, dan juga orang dilingkungan sekitar. Namun terkadang
setiap manusia sering kali lupa tentang “KASIH” sesungguhnya yang berasal dari
Tuhan. Berikut ini merupakan 3 hal tentang kasih yang perlu diketahui
b) Tuhan Ingin Kita Menghasilkan Buah-Buah Roh
1 Korintus 13:1 “Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa
manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku
sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing”.
Melalui Firman ini kembali mengingatkan manusia, bahwa Kasih adalah salah
satu dari buah-buah Roh yang penting untuk diingat dan tunjukan kepada
semua orang, agar mereka juga dapat merasakan dampak dari buah-buah Roh
Kehidupan yaitu: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan,
kebaikan, kesetiaan, kelemah lembutan, serta penguasaan diri.
c) Allah Adalah Kasih
Melalui Firman Tuhan yang diambil dari 1 Yohanes 4:7-8 mengingatkan umat-
Nya dengan jelas bahwa “Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling
mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah dan setiap orang yang mengasihi,
lahir dari Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak
mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih”. Jadi melalui ayat ini dapat
mengingatkan kembali bahwa Allah adalah Kasih, jadi barang siapa tidak
mengasihi Allah ia tidak benar-benar mengenalNya. Karena melalui kasih
dapat tercermin kepribadian dan perilaku sebagai anak-anak Allah.
d) Kasihi Sesama manusia seperti Allah mengasihi anak-anakNya.
Kasih merupakan perasaan yang akan ditunjukan melalui tindakan, untuk
perlu mengingat Firman Tuhan dalam 1 Yohanes 4:11 yang berbunyi
“Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita,
maka haruslah kita juga saling mengasihi”. Dengan demikian kita bisa selalu
mengingat bahwa Tuhan selalu mengasihi kita tanpa syarat, maka dari itu kita
perlu memiliki sikap hati seperti Tuhan untuk selalu mengasihi.
Melalui 3 hal diatas dapat mengingatkan kita bahwa KASIH itu sangat penting di
dalam kehidupan kita, jadi jangan lupa untuk mulai mengasihi sesama-mu seperti
Tuhan mengasihi kamu dan seperti kamu mengasihi Tuhan dan diri kamu sendiri.
C. Nats Alkitab
Alkitab banyak berbicara tentang kasih. Tetapi, pada kesempatan kali ini kami
hanya mengambil satu ayat Alkitab mengenai kasih yaitu yang tertulis dalam
Yohanes 15:12 “Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti
Aku telah mengasihi kamu”
D. Jenis Acara
Jenis acara yang kami buat untuk mengajarkan tentang kasih yaitu “Sukacita
Valentine” Pada kesempatan kali ini kami mengangkat tema “Mengasihi dengan
kasih Kristus” Adapun langkah-langkah atau tata acara yang kami sajikan, ialah
sebagai berikut.
No Waktu Kegiatan Keterangan
1 09.00-09.30 Ibadah singkat Dipandu oleh Putri
Sihombing sebagai liturgis
dan khotbah dari Pdt. Obet
Ginting, S.Th, MA
2 09.31-10.15 Pembukaan acara -Kata sambutan dari ketua
panitia acara Sri Rantika
Girsang, pimpinan jemaat,
dan perwakilan orangtua
anak.
3 10.15-10.30 Bernyanyi “Kasih Yesus” dan -Dipimpin oleh Yosewati
berdoa dengan diiringi music oleh
Diva Arestu.
-Doa dipimpin oleh Sri
Rantika Girsang
4 10.31-10.40 Pengumpulan kotak -Sudah ada arahan
sebelumnya untuk
membawa sebuah kotak
kosong berdasarkan
kelompok masing-masing
-Dikumpulkan oleh
Vereddi
5 10.41-11.00 Pengarahan menghias kotak -Dipandu oleh Agita
6 11.01-12.00 Menghias kotak, mengisi kotak, -Menghias kotak ini dibagi
dan dikumpulkan menjadi berkelompok.
Setiap regu terdiri atas 3
orang.
-Setiap regu dipimpin oleh
seorang pemandu dari
pelaksana acara.
-Kotak yang telah dihias
kemudian diisi dengan
macam-macam coklat dan
kartu ucapan.
-Kotak yang sudah selesai
diberi nomor sesuai
nomor kelompok
7 12.01-12.30 Makan siang
8 12.31-13.00 Vokal solo, duet, trio (anak -Dipimpin oleh Putri
sekolah minggu Sihombing sebagai MC
9 13.01-13.45 Menulis doa -Menulis doa dalam kertas
yang sudah disediakan
panitia acara.
10 13.45-14.00 Tukaran kado -Kado yang sudah diberi
nomor maka dilakukan
pencabutan nomor.
-Kemudian kado diberikan
pada nomor tersebut.
11 14.01-14.15 Acara penutupan -Salah satu doa kasing
sayang diambil dan
didoakan.
-Doa dipimpin oleh Pdt.
Obet Ginting, S.Th, MA
12 14.16-14.30 Pembagian snack sekaligus -Sambil diiringi music oleh
saling bersalaman untuk pulang Diva

E. Tujuan Acara
Adapun tujuan dilakukannya acara ini yaitu untuk meningkatkan rasa kasih
kepada sesama dan lingkungan.
F. Metode Acara
Metode yang kami gunakan dalam melangsungkan kegiatan ini yaitu dengan
menggunakan metode seni.
 Kotak Valentine
Salah satu seni yang kami gunakan adalah membuat kotak valentine. Kotak
polos dan kertas akan dibawa oleh masing-masing anak. Kemudian, anak-anak
menghias dengan gambar, kertas warna-warni, dan kartu ucapan. Lalu mereka
mengisi kotak itu dengan permen, kue kering, cokelat, dan lain sebagainya.
Setelah itu, dalam kartu ucapan tertulis pesan kasih sayang dan ditutup
dengan kata “Yesus Mengasihimu”
 Doa kasih sayang
Metode seni selanjutnya yang kami buat adalah doa kasih sayang. Anak-anak
menuliskan doa mereka dalam kertas berwarna pink berbentuk hati. Di bagian
belakang berwarna putih tertulis isi ayat Alkitab Efesus 4:14-15. Dan dibagian
yang berwarna pink, anak-anak menuliskan nama dan umur mereka. Lalu
kertas itu dilubangi dibagian atas dan diberi tali. Lalu digantungkan dilangit-
langit gereja yang sudah dipersiapkan sebelumnya. Kemudian, setiap Minggu
beberapa kertas itu bisa diambil untuk mendoakan anak-anak tersebut sesuai
dengan firman Tuhan yang tertera.
G. Peserta Acara
H. Tempat dan Waktu Acara
I. Manfaat Acara
3. Kesimpulan
4. Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai