Anda di halaman 1dari 3

PENGENDALIAN INTERNAL DALAM HUKUM ISLAM

Pengendalian berasal dari bahasa Perancis “Contre” yang artinya melawan. Secara etimologis
controlling lazimnya diterjemahkan dengan pengendalian atau pengawasan. Menurut
Communittee Of Sponsoring Organization Of The Threadway Commission (COSO)
pengendalian internal merupakan rangkaian tindakan yang mencangkup keseluruhan proses
dalam organisasi. Pengendalian internal adalah semua rencana organisasional, metode, dan
pengukuran yang dipilih oleh suatu kegiatan usaha untuk mengamankan harta kekayaannya,
mengecek keakuratan dan keandalan data akuntansi usaha tersebut, meningkatkan efisiensi
operasional, dan mendukung dipatuhinya kebijakan menajerial yang telah ditetapkan.
Proses pengendalian dalam Islam dapat dijelaskan dengan menganalogikan proses
pengendalian pada manajemen diatas dengan filosofi ajaran Islam. Berdasarkan histori dan
filosofi ajaran Islam dari berbagai sumber ilmu pengetahuan, gambaran umumnya adalah
sebagai berikut:
 Pertama, sebuah pesan dalam hal ini peraturan, ketentuan, ketetapan baik berupa
perintah maupun larangan, janji serta hukuman dibuat dan ditetapkan oleh Allah SWT
yang ditujukan untuk seluruh manusia. Hal ini menjadi standar utama yang harus
dipatuhi oleh seluruh umat manusia.
 Kedua, Rasul mengkomunikasikan pesan tersebut kepada manusia dengan
menuangkannya ke dalam Al-Qur’an kemudian disyiarkan melalui dakwah dengan
berbagai macam metodologi. Ini merupakan proses internalisasi kepada semua
manusia dalam menjalankan kehidupan.
 Ketiga, banyak orang yang menerima, memahami dan mengimplementasikan semua
standar yang ditetapkan oleh Allah SWT melalui Rasullullah.
 Keempat, banyak pula dari mereka yang mengabaikan (melakukan penolakan) dan
tetap menjalankan praktek lama mereka (mempersekutukan Allah), untuk kemudian
melawan standar yang telah ditetapkan. Kelima, sebagai tindakan perbaikan, Allah
SWT memberikan kesempatan kepada manusia yang telah menyimpang dari
aturan/standar yang ditetapkan untuk bertaubat (permintaan maaf).

Pengendalian atau pengawasan dalam pandangan Islam dilakukan untuk meluruskan yang
bengkok, memperbaiki yang salah, dan mengembalikan ke jalan yang benar
(Shirathulmustaqim). Pengawasan (control) dalam islam terbagi dua. Pertama, peengawasan
yang berasal dari luar diri sendiri, berupa pengawasan yang diatur dalam mekanisme kontrol
di organisasi atau perusahaan.
Pengendalian (control) yang berasal dari diri sendiri yang bersumber dari tauhid dan
keimanan kepada Allah SWT. (QS.Al- Mujaadillah-7).
Tujuan Pengendalian Internal
a. Pencatatan, pengolahan data dan penyajian informasi yang dapat dipercaya.
b. Mengamankan aktiva perusahaan.
c. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi operasional.
d. Mendorong pelaksanaan kebijaksanaan dan peraturan (hukum) yang ada.
Menurut tujuannya, sistem pengendalian internal dapat digolongkan kepada dua
macam:
a. Pengendalian internal akuntansi (internal accounting control ), meliputi struktur
organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikordinasikan terutama untuk menjaga
kekayaan organisasi dan mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi.
b. Pengendalian internal administratif (internal administrative control), meliputi struktur
organisasi, metode dan ukuran yang dikordinasikan terutama untuk mendorong
efisiensi dan dipatuhinya kebijakan manajemen.
Menurut Communittee Of Sponsoring Organization Of The Threadway Commission
(COSO) pengendalian internal terdiri dari beberapa komponen yaitu:
1. Lingkungan Pengendalian (control environment)
Lingkungan pengendalian merupakan Lingkungan perusahaan yang mencangkup
sikap para manajemen dan karyawan terhadap pentingnya pengendalian yang ada
diorganisasi tersebut.
2. Penilaian Risiko (Risk Assesment)
Manajemen perusahaan harus dapat mengidentifikasi berbagai resiko yang di hadapi
oleh perusahaan. Suatu resiko yang telah di identifikasi dapat dianalisa dan di evaluasi
sehingga dapat diperkirakan intensitas dan tindakan yang dapat meminimalkannya.
3. Prosedur Pengendalian
proses upaya yang dilakukan oleh manajemen perusahaan untuk menegakkan
pengawasan atau pengendalian operasi perusahaan. Prosedur pengendalian meliputi
hal-hal sebagai berikut :
(1) personil yang kompeten, mutasi tugas dan cuti wajib;
(2) pelimpahan tanggung jawab;
(3) pemisahan tanggung jawab untuk kegiatan terkait; dan
(4) pemisahan fungsi akuntansi, penyimpanan aset dan operasional.
4. Informasi dan Komunikasi
Informasi tentang lingkungan pengendalian, penilaian resiko, prosedur pengendalian
dan monitoring diperlukan oleh manajemen sebagai pedoman operasional dan
menjamin ketaatan dengan pelaporan hukum dan peraturan-peraturanyang berlaku
pada perusahaan.
5. Pemantauan (monitoring)
Pemantauan terhadap sistem pengendalian intern akan menentukan kekurangan serta
meningkatkan efektifitas pengendalian.
Pengendalian Internal melaksanakan tiga fungsi penting dalam sebuah organisasi,
yaitu:
a. Pengendalian untuk pencegahan (preventive control)
Berguna untuk mencegah timbulnya suatu masalah sebelum ada masalah, seperti:
memperkerjakan personil akuntansi yang berkualifikasi tinggi, pemisahan tugas
pegawai yang memadai, dan secara efektif mengendalikan akses fisik atas aset,
fasilitas dan informasi.
b. Pengendalian untuk pemeriksaan (detective control)
Untuk mengungkap masalah saat masalah tersebut ada, contoh : pemeriksaan salinan
atas perhitungan, mempersiapkan rekonsiliasi bank dan neraca saldo setiap bulan.
c. Pengendalian korektif (corective control)
Contoh dari pengendalian ini adalah : pemeliharaan back up copies dan file utama,
dan mengikuti prosedur untuk memperbaiki kesalahan memasukan data.
Pengendalian dalam intern memiliki beberapa landasan, diantaranya:
a) Tawa Shaubil Haqqi, saling menasehati atas dasar kebenaran dan norma yang jelas.
b) Tawa Shaubis Shabri, saling menasehati atas dasar kesabaran dengan kata lain
pengendalian yang dilakukan berulang-ulang.
c) Tawa Shaubil Marhamah, saling menasehati atas dasar kasih sayang, yakni
pengendalian dengan pendekatan secara personal dengan tujuan untuk pencegahan
(perventif).
KeterbatasanPengendalian Internal:
Setiap system memiliki keterbatasan (Limitation) dalam hal efektivitasnya.
Keterbatasaninimeliputi:
1) Kemungkinan terjadinya kesalahan, tidak ada sistem yang sempurna.
2) Pembelokan, karyawan dapat membelokkan system melalu ikolusi atau cara
lainnya.
3) Pengesampingan pihak manajemen, pihak manajemen berada dalam posisi
mengesampingkan semua prosedur pengendalian dengan secara pribadi
menyimpangkan transaksi atau dengan mengarahkan bawahan untuk melakukan
hal tersebut.
4) Kondisi yang berubah-ubah, kondisi dapat berubah sepanjang waktu hingga
pengendalian internal efektif yang ada mungkin menjadi tidak efektif lagi.
Kondisi yang berubah-ubah, kondisi dapat berubah sepanjang waktu hingga
pengendalian internal efektif yang ada mungkin menjadi tidak efektif lagi.

Anda mungkin juga menyukai