Anda di halaman 1dari 4

INISIASI 5

BILANGAN 2
1. BARISAN DAN DERET 1

A. Barisan dan deret secara umum


Masalah barisan sudah lama muncul dengan adanya krisis matematika yang
dikenal dengan paradoks Zeno. Permasalahan ini dapat diatasi dengan
dikemukakannya masalah barisan, terutama barisan tak hingga. Konsep barisan
dan deret akan selalu terkait dengan bilangan-bilangan dan aturan-aturan tertentu
yang menghubungkan bilangan-bilangan tersebut.
Apabila diurutkan bilangan-bilangan dengan suatu uturan maka bilangan-bilangan
itu membentuk suatu barisan. Tiap bilangan disebut suku barisan. Contoh barisan
- 0,2,4,6, …
- 1,10,100,1000,…
- 50,45,40,35,…
Suatu barisan tertentu dapat ditunjukkan dengan pola titik-titik, bangun-bangun,
misalnya :

menyatakan barisan menyatakan barisan bilangan


bilangan asli 1, 2, 3, …, yg disebut segitiga 1, 3, 6, 10, …

dalam kehidupan sehari-hari sering dijumpai barisan misalnya dengan mencari


rumah bernomor 10 pada jalan tertentu, barisan harga sepeda motor dari harga
tertinggi sampai terendah. Dalam matematika yang diperhatikan adalah unsur-
unsur (u) atau suku-suku (s) barisan adalah nilai-nilai dari suatu fungsi u (fungsi s)
yang daerah asalnya (domain f-nya) adalah himpunan bilangan asli A = {1,2,3,…}.
Barisan bilangan (a) 1, 3, 5, 7, … mempunyai suku (urutan) pertama u 1 = 1, suku
kedua u2 = 3, suku ketiga u 3 = 5 dan seterusnya sampai pada suku ke-n U n = 2n –
1. Jadi barisan dapat disebut sebagai fungsi dari bilangan asli. Untuk menyatakan
suat barisan dapat dengan cara :
- {u1, u2, u3, …, un} atau {s1, s2, s3, …, sn} dengan n bilangan asli
- {un} dengan n  A = {1, 2, …, 3}
- F:n un dengan nA = {1, 2, …, 3}

1
B. Barisan Dan Deret Aritmetika

Untuk memahami ini perhatikan contoh barisan bilangan :


a. 1, 3, 5, 7, …
b. 2, 6, 10, 14, …
c. 100, 90, 80, 70, …
Bila diperhatikan contoh barisan bilangan tersebut dari suku pertama (u 1) ke suku
kedua (u2) dan seterusnya diperoleh dengan menambahkan atau mengurangkan
dengan bilangan yang tetap. Barisan seperti ini dinamakan barisan aritmetika untuk
selisih disebut beda barisan. Barisan aritmetika ditulis dengan u 1, u2, u3, …, un
Jika berlaku : u2 - u1 = u3 – u2 = … = un - un-1 = konstanta
Konstanta disebut beda, dan besarnya dinyatakan dengan b.
Jadi suatu barisan dinamakan barisan aritmetika jika dan hanya jika selisih dua
suku yang berurutan selalu tetap.
Bentuk umum rumus rumus suku ke-n barisan aritmetika yaitu : U n = a + (n – 1) b
Deret aritmetika adalah jumlah suku-suku barisan aritmetika.
jika barisan aritmetika dinyatakan dalam bentuk : a, a+ b, a +2b,…, a + (n-1) b
maka deret aritmetikanya adalah : a + (a+ b) + (a +2b) +…, + [a + (n-1) b] dan
dinotasikan dengan Jn (jumlah n buah suku pertama barisan aritmetika) atau Sn
(sum)

2. BARISAN DAN DERET 2

A. Barisan dan Deret Geometri

Perhatikan barisan berikut :


a. 1, 2, 4, 8, …
b. 27, -9. 3. -1, …
c. -1, 1, -1, 1, …
Untuk contoh (a) tiap suku-sukunya diperoleh dengan cara mengalikan suku
sebelumnya oleh 2, ternyata hasil bagi tiap suku dengan suku sebelumnya selalu
tetap yaitu 2. Barisan seperti ini disebut barisan geometri.
u1, u2, u3, …, un
dinamakan barisan geometri, apabila:
u2 / u1 = u3 / u2 = … = un /un-1 = konstanta
konstanta ini disebut rasio, pembanding, nisbah atau pembagi dinyatakan dengan
huruf r atau p.
Barisan geometri didefinisikan jika dan hanya jika hasil bagi tiap suku dengan
suku sebelumnya selalu tetap. Hasil bagi yang tetap disebut rasio disingkat dengan
r.

2
Perhatikan : missal suku pertama dari barisan geometri yaitu u 1 dinyatakan dengan
a maka didapatkan :
u2 / u 1 = r u2 = u1r = ar
u3 / u 2 = a u3 = u2r = ar, r = ar2
u4 / u 3 = a u4 = u3r = ar2, r = ar3 dan seterusnya dan diperoleh bentuk standar
yaitu: a, ar, ar2, ar3, …, arn-1
Urutan ke-n merupakan bentuk umum rumus suku ke-n barisan geometri yaitu,
Un = arn-1
Deret geometri adalah jumlah suku-suku dari barisan geometri. Jika barisan
geometrinya dinyatakan dalam bentuk baku: a, ar, ar 2, ar3, …, arn-1
Maka deret geometrinya adalah:
a + ar + ar2, ar3 +… + arn-1
misalnya Jn (Sn) adalah notasi menyatakan jumlah n suku pertama suatu barisan
geometri maka
Jn = a + ar + ar2 + ar3 + … + arn-1
rJn = ar + ar2 + ar3 + … + arn-1 + arn
-
n
(1-r) Jn = ar - ar

Jn = a - rn / 1 – r = a(1 – rn) / 1 – r . (r ≠ 1)

= a(rn – 1) / r – 1 , berlakujika r > 1

Bentuk ini disebut rumus untuk jumlah n suku pertama deret geometri.
Deret geometri tak hingga adalah suatu deret geometri yang banyak unsur-unsur
atau suku-sukunya tak hingga. Bentuk umum deret geometri tak hingga adalah :
a + ar + ar2 + ar3 + …
perhatikan : Jn = a(1 – rn) / 1 – r jika a ~ maka
Jn = lim Jn = lim a(1 – rn) / 1 – r
n n
∞ ∞
Jn = lim Jn = lim a / (1 – r) - lim rn / (1 – r)
n n n
∞ ∞ ∞
n
a. Untuk │r│< 1 atau -1, r < 1 maka lim r = 0
n

Jadi Jn = lim a / (1 – rn) = 0 = a / 1 – r (konvergen)
n

b. Untuk │r│> 1 maka lim rn = ~
n

Jadi Jn = lim a / (1 – rn) = ~ = ~ (divergen)
n

3
Jadi rumus umum jumlah n suku deret geometri adalah :

Jn = a / 1 – r untuk │r │< 1 atau -1 < r < 1

B. Pemecahan masalah berkaitan dengan barisan dan deret

Barisan dan deret baik aritmetika maupun geometri banyak digunakan dalam
pemecahan yang berkaitan dengan teknologi, ekonomi dan ilmu pengetahuan
lainnya.
Contoh dalam bidang ekonomi tentang bagaimana menghitung bunga majemuk
tentang uang yang kita tabung di bank.
Misal modal semula = M dan bunga setiap bulan adalah 1 (=p%) maka diperoleh
hubungan sebagai berikut:
Bunga setelah 1 bulan =M
Modal setelah 1 bulan = M + Mi = M (1 + i)
Bunga setelah 2 bulan = M (1 + i)i
Modal setelah 2 bulan = M (1 + i) + M (1 + i)1
= M (1 + i) (1 + i) = M (1 + i)2
Bunga setelah 3 bulan = M (1 + i)2, i
Modal setelah 3 bulan = M (1 + i)2 + M (1 + i)2 , i
= M (1 + i)2 (1 + i) = M (1 + i)3

Dengan memperhatikan barisan bilangan M (1 + i) 2 (1 + i) = M (1 + i)3 maka besar


modal setelah n bulan adalah Mn = M (1 + i)n tidak lain adalah merupakan barisan
geometri dengan Un = Mn ; a = M dan r = (1 + i)

Anda mungkin juga menyukai