Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

INTERGRATED MARKETING COMMUNICATION (IMC)


PERUSAHAAN TUPPERWARE

Nama : Agus Rustandi


NIM : 111621489
Kelas : MA.16.C1 Pemasaran
Dosen : Bu Erina
UNIVERSITAS PELITA BANGSA

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat,  Taufik
dan Inayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah Intergrated Marketing
Communication(IMC). Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam mengetahui perkembangan suatu perusahaan.
            Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
            Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Bekasi, 3 September 2019

Penulis,
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
Bab II PEMBAHASAN
2.1.  Pengertian Intergrated Marketing Communication
a. Advertising (Periklanan)
b. Direct Marketing (Pemasaran secara langsung)
c. Sales Promotion(Promosi Penjualan)
d. Public Relations
e. Personal Selling
2.2.  Sejarah Perusahaan
2.3. Analisis mengenai IMC Produk “Tupperware”
Bab III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan dunia pemasaran saat ini semakin dinamis yang ditandai dengan
persaingan pasar yang semakin tinggi. Oleh karena itu, tiap perusahaan harus memiliki berbagai
strategi pemasaran untuk menghadapi ketatnya persaingan pasar dan meraih posisi sebagai
pemimpin pasar.
Tupperware adalah nama merek terkenal dari peralatan rumah tangga yang terbuat dari
plastik, termasuk didalamnya, wadah penyimpanan, wadah penyajian dan beberapa peralatan
dapur yang diperkenalkan untuk khalayak umum pada tahun 1946.
Mereka merancang, membuat dan menyebarkan produk-produknya ke seluruh dunia
melalui perusahaan induknya Tupperware Brands Corporation dan dipasarkan dengan metode
penjualan langsung yang sering dikenal dengan julukan independent sales force atau sales
force yang saat ini tidak kurang ada 1.9 juta orang tersebar di seluruh dunia. Tupperware sendiri
merupakan anak perusahaan yang dimiliki oleh Tupperware Brands Corporation.
Pada tahun 2013, pasar terbesar Tupperware adalah Indonesia, disusul oleh Jerman.
Angka penjualan di Indonesia tahun itu mencapai lebih dari $200 juta dengan 250.000
distributor.
Produk Tupperware sendiri memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki produk plastik
lain, mulai dari bahan plastik yang kulitasnya baik, hingga packagingnya yang cantik dengan
warna-warna unik.
Sasaran konsumen Tupperware adalah ibu-ibu atau wanita yang bekerja atau ibu rumah
tangga.. Tupperware pandai dalam membaca karakteristik konsumenya dan juga mampu
merealistiskanya dalam bentuk penjulan yang di senangi konsumen. Dimana konsumen
Tupperware tidak hanya membeli akan tetapi juga di tuntut untuk dapat menjual dan
memperoleh keuntungan tersendiri. Inilah mengapa Tupperware menang.
  1.2       Rumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan di atas maka rumusan masalah
penelitian adalah bagaimana strategi perusahaan Tupperware melalui  Integrated Marketing
Communication (IMC).

  1.3      Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan berbagai bentuk strategi
yang telah dilaksanakan oleh perusahaan Tupperware Brands Corporation untuk membangun
brand Tupperware.
BAB II
PEMBAHASAN

 2.1  Integrated Marketing Communication (IMC)


            IMC atau yang biasa disebut Komunikasi Pemasaran Terpadu merupakan upaya
perusahaan memadukan dan mengkoordinasikan semua saluran komunikasi untuk
menyampaikan pesannya secara jelas, konsisten dan berpengaruh kuat tentang organisasi dan
produk-produknya. Manfaat IMC bagi organisasi/perusahaan di antaranya dapat membentuk
identitas merek yang kuat di pasar, mengkoordinasikan semua pesan melalui bentuk komunikasi
pemasaran, dan menjadikan hubungan yang lebih erat antara perusahaan dengan para
konsumennya.
Terdapat elemen komunikasi pemasaran yang biasa dipakai oleh perusahaan, di
antaranya advertising, direct marketing, sales promotion, public relation, dan personal selling. 
a. Advertising (periklanan)

Segala bentuk komunikasi non-personal melalui berbagai media massa seperti


televisi, radio, majalah dan koran mengenai informasi tentang perusahaan, produk, jasa
dan lain-lain merupakan pengertian dari periklanan. Elemen komunikasi ini paling
banyak digunakan pemasar karena dapat menjangkau target audience dalam jumlah yang
cukup besar.

b. Direct Marketing (pemasaran secara langsung)

Merupakan sebuah aktivitas pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan secara


langsung kepada konsumennya, seperti katalog, direct mail, hingga penggunaan
manajemen database konsumen, telemarketing, atau pun iklan penjualan langsung
melalui direct mail internet dan berbagai media lainnya.

c. Sales Promotion

Merupakan aktivitas pemasaran yang dilakukan dengan cara memberikan nilai


insentif kepada tim penjualan, distributor, atau konsumennya secara langsung untuk
mendorong penjualan dengan cara cepat. Promosi penjualan yang berorientasi konsumen
ditargetkan untuk konsumen dalam bentuk kupon, sampling, hadiah, kontes, dan
sebagainya.
Promosi penjualan yang berorientasi dagang ditargetkan untuk penyalur, pengecer atau
distributor dalam bentuk bonus, harga khusus, kontes penjualan dan sebagainya.
d. Public Relations

Merupakan komunikasi pemasaran yang menjalankan fungsi manajemen dengan


menciptakan dan mengelola image positif perusahaan di mata publik. Biasanya dilakukan
dengan cara pengumpulan dana, mensponsori acara khusus, berpartisipasi dalam aktivitas
sebuah komunitas dan sebagainya.

e. Personal Selling 

Merupakan aktivitas komunikasi yang dilakukan secara langsung oleh pihak


penjual untuk meyakinkan pembeli dalam membeli produk atau jasa yang ditawarkan.
Melalui personal selling, penjual dapat memodifikasi pesan komunikasi agar sesuai
dengan kebutuhan dan keinginan konsumen serta
mendapatkan feedback langsung  dari konsumennya.

2.2 Sejarah Perusahaan

Tupperware pertama kali dibuat pada tahun 1946 oleh Earl Tupper (1907 – 1983)


di Amerika. Ia membuat suatu wadah plastik yang dipergunakan di rumah tangga untuk
menyimpan makanan dan membuatnya kedap udara. Salah satu paten penting dari produk ini
adalah seal penyekatnya yang dikenal dengan sebutan "burping seal", yang merupakan ciri
khusus terkenal dari produk-produk Tupperware, yang membuatnya sangat berbeda dengan
produk-produk sejenis.
Tupperware mengawali strategi penjualan langsung dengan apa yang disebutnya
sebagai Tupperware party. Brownie Wise (1913 – 1992) adalah orang yang mengenalkan
strategi ini (sebelumnya ia adalah seorang agen penjualan dari Stanley Home Products). Di awal-
awal tahun 1950an, penjualan meledak dan membuatnya dikenal oleh banyak orang. Hal ini
terutama dikarenakan pengaruh dari Brownie Wise pada para wanita yang menjajakan
Tupperware dengan memakai metode party tadi. Tupperware juga semakin dikenal pada masa-
masa Perang Dunia II. Saat itu, para wanita dianjurkan untuk lebih memiliki waktu untuk
keluarganya, dan dengan menjadi agen Tupperware menjadikan mereka memiliki penghasilan
sendiri dari rumah. Selain itu ada tradisi yang dikenal dengan sebutan Assembly yang diadakan di
setiap distributor Tupperware yang diadakan secara rutin. Tradisi ini diperkenalkan dan
dilanggengkan hingga kini sebagai sarana untuk memberikan penghargaan kepada para penjual,
perekrut terbaik baik untuk individu maupun secara team dan organisasi.

Tupperware menyebar ke daratan Eropa sejak kurun waktu 1960 ketika Mila Pond


mengadakan sebuah Tupperware party di Weybridge, Inggris, serta beberapa kota lainnya.
Namun pada tahun 2003, Tupperware menutup operasinya di Inggris Raya, dikarenakan
kekecewaaan para penggunanya atas metode penjualan langsungnya, dan baru dibuka kembali
pada tahun 2005 setelah ada restrukrisasi.
Rexall membeli saham Tupperware pada tahun 1958. Rexall menjual toko obat-obatan
dengan namanya pada tahun 1977, dan kemudian dinamakan menjadi Dart Industries. Dart
melakukan merger dengan Kraftco dan akhirnya membentu perusahaan dengan nama Dart &
Kraft. Tetapi perusahaan itu pecah lagi, lalu aset-aset Dart sebelumnya dinamakan menjadi
Premark International. Tupperware Brands kemudian dipecah dari Premark pada tahun 1996;
kemudian Premark diakuisisi oleh Illinois Tool Works tiga tahun kemudian.
Saat ini Tupperware sudah terjual di hampir 100 negara di seluruh dunia.

Salah satu produk Tupperware seri Ultraplus

Beberapa produk dari Tupperware Prancis.

2.3 Analisis mengenai IMC Produk “Tupperware”

Tupperware Corporation yang berpusat di orlando Amerika Serikat adalah perusahaan


multinasional yang memproduksi serta memasarkan produk pelastik berkualitas. Produk plastik
ini berbentuk produk wadah makanan/minuman yang tebuat dari bahan Polyethylene, produk ini
mendukung keperluan rumah tangga. Earl Tupper melahirkan berbagai produk innovatif bertemu
langsung (pemasaran langsumg) untuk mendapat respon langsung. Kelahiranya mempermudah
dan memperindah kehidupan ibu rumah tangga di Amerika.
Awalnya Tupperware dijual dan dipasarkan pada tahun 1946 melalui toko dan katalog.
Penjualan Tupperware di toko dan katalog tenyata tidak memberi kemajuan penjualan
Tupperware. Penjualan di toko dan katalog mempunyai sisi minus bagi produk Tuperware
karena keunggulan atau keistimewahan Tuppeware yang terdapat pada penutup yang dapat
menahan udara dan kedap udara serta cairan tidak di jelaskan di toko dan katalog sehingga
banyak konsumen yang tidak mengetahuinya.
Penjualan Tupperware dengan di sebarkan di toko-toko dan katalog tidak mebuatnya
menjadi produk yang dicari meski saat itu produk tupperware memiliki keunggulan yang lebih
dibanding produk plastik lain. Tupperware akhirnya memikirkan cara penjulan Tuppeware lain
yang mungkin bisa untuk Tupperware. Mereka melakukan cara penjulan dengan pendekatan
dengan konsumen atau menjual langsung dengan bertemu dengan target konsumen mereka
sehingga Tupperware dapat menjelaskan langsung kelebihan Tupperware yang tidak di dapat
dari toko dan katalog. Tupperware memilih sasaran pasar wanita atau ibu-ibu yang mungkin
membutuhkan produk tupperware untuk menyimpan makanan atau mengawetkan makanan.
Kemudian penjulan Tupperware ini beralih ke Tupperware party atau Home party yang di
pelopori oleh Browni Wish di sini pemasaran Tupperware lebih mengarah ke Direct Selling dan
terbukti suskes. Dimana distributor Tupperware dapat memberi penjelasan mendalam mengenai
keistimewaan dan manfaat dari produk Tupperware. Konsumen dengan leluasa mencari info
mengenai keunggulan tupperware.
Tupperware dipasarkan dengan sistem penjualan langsung atau Direct Selling/Direct
Marketing. Dibanyak negara Tupperware berhasil menempati posisi atas atau rangking atas.
Berkat penemuanya yang gemilang pada tahun 1937 di Amerika dan di kembangkan pada tahun
1946.
Pada tahun 1950an produk Tupperware menjadi madona di kalangan ibu rumah tangga
karena kebutuhan akan mengawetkan makanan sisa yang semakin meningkat. Pasaranpun
menunjuk Tupperware sebagai produk yang ramah lingkungan. Selain itu juga cara membeli
Tuppeware yang unik membuat masyarakat sekitar tertarik karena pada sat itu Tuperware sendiri
tidak di perjual belikan di toko-toko akan tetapi hanya pada saat tuppeware party. Selain itu
banyak wanita dengan pekerjaan yang berbeda-beda lebih suka membeli makanan yang bisa di
bawa pulang, makan restoran yang di beli untuk makan di rumah, juga untuk menyimpan sisa
makan yang disimpan untuk jangaka waktu yang lama, juga kripik atau krupuk yang sedang
ngetrand saat itu membuat penjulan Tuppeware terus mengalami peningkata yang pesat.
Home Party Tupperware yang dikenal dengan Tuperware Party adalah cara penjualan
yang unik, informatif dan menghibur. Tupperware Party ini merupakan kegiatan demo produk
Tupperware dari rumah kerumah, cara ini pertama kali dikembangkan oleh Brownie Wise.
Kejelianya memanfaatkan teknologi membuat Tupperrware tanggap dengan berbagai perubahan
yang terjadi di masyarakat. Teknologi yang lebih di tonjolkan oleh Tupperware sendiri terletak
pada bagian penutup Tupperware (seal) yang memiliki keunggulan tersendiri dibanding produk
sejenis lainya. Diperkirakan hampir setiap 2,3 detik diselengarakan Tupperware party diseluruh
sudut dunia.
Ada alasan lain yang menjadikan produk Tupperware ini menjadi terkenal di kalangan
wanita dan ibu-ibu. Wanita yang identik dengan sikbuk bekerja atau perkantoran yang di gaji
pas-pasan bisa mempeoleh omset lebih dari hasil penjulan Tupperware. Ibu-ibu sendiri yang
bekerja mengurus rumah tangga dan hanya bergantung dengan penghasilan suami kini menjadi
sibuk juga dengan adanya Tupperware Party yang bisa memberikan keuntungan yang mungkin
lebih besar dari gaji sumi mereka perbulan. Tupperware dalam hal ini menyasar dengan tepat
pangsa pasarnya ibu-ibu dan wanita yang pada kenyataanya menyukai perkumpulan seperti pesta
dan Tupperware Party ini sangat cocok untuk mereka.
Tupperware Party ini memiliki keunggulan tersendiri bagi penjualan produk Tupperware.
Karena Tupperware Party ini di kemas dengan cara yang sederhana dan menyenangkan karena
dilakukan dengan suasana santai dan  nyaman, konsumen dan pemasar Tupperware bisa
langsung saling mengais informasi, memberi tips dan hubungan konsumen memang dirancang
untuk jangka panjang sehingga Tupperware Party ini bisa di sebut dengan strategi penjulan yang
unik dan cukup berhasil. Tupperware Party ini diadakan bergantian para distibutor Tupperware
atau bahasa kerennya adalah Wanita Tupperware (wanita Penjual Produk Tupperware).
Penyelengara Tupperware Party ini nantinya akan mendapat komisi setelah acara selesai
sesuai dengan bayaknya produk Tupperware yang di jual dan banyaknya tamu yang datang
kemudian banyaknya konsumen baru. Srtategi pemberian komisi atau hadiah kepada distributor
atau wanita tupperware yang mengadakan party ini menjadikan banyaknya konsumen baru yang
juga turut ingin menjadi distributor baru. Tentunya seorang wanita tupperware harus memiliki
jaringan pertemanan dan kenalan yang luas. Satategi ini bisa langsung disebarkan melalui mulut
kemulut, rekan-rekan arisan dan lain-lain untuk memperluas jaringan penjulan Tupperware
sendiri karenanya stategi penjualan Tuperware bisa juga di sebut dengan (MLM) Multy Level
Marketing.
Akan tetapi Tupperware juga memiliki sedikit permasalahan atau kekewatiran, banyak
wanita mungkin mencapai 50% dari perkiraan Tupperware rata-rata tidak mengetahui bagaimana
cara memperoleh Tupperware atau tidak ingin pergi mengahadiri Tupperware party. Empat
puluh persen penjualan tupperware berasal dari masyarakat yang tidak hadir di peasta, tetapi
mengirimkan pesanan melalui teman yang hadir. Kebanyakna wanita-wanita yang tidak hadir ini
memiliki kesibukan tersendiri dan tekadang jadwal mereka harus bertabrakan dengan jadwal
Tupperware Party. Akan tetapi banayk juga wanita yang kurang tetarik dengan produk
Tupperware. Kebanyak mereka mengatakan tidak mempunyai waktu untuk Tupperwarean.
 Tupperware selalu melahirkan produk baru berkualitas yang innovatif, berdesain unik
dengan warna-warni yang khas, trendy dan menarik. Bahan yang digunakanpun berkualitas
terbaik, aman bagi kesehatan serta ramah lingkungan bahkan telah memenuhi ketentuan FDA,
EFSA, dan FS sesuai dengan komitmenya dalam memberi kepuasan maksimal kepada semua
pencinta dan penggunanya. Selain itu memiliki Tupperware juga menunjukan seberapa trendy
seseorang wanita.
Secara resmi Tupperware dipasarkan di Indonesia pada tahun 1991. PT. Alif Rose di
Jakarta merupakan distributor pertama Tupperware dan kini sudah lebih dari 91 distributor resmi
tersebar diberbagai kota besar diseluruh Indonesia. Tupperware dalam pemasaranya lebih
mengedepankan diferensiasi produk. Salah satu keunggulan Tuppeware di banding produk lain
adalah Tuppeware dapat di daur ulang. Selain keunggulan yang ada pada penutup Tupperware
itu perbedaan lain adalah  perbedaan pemasaranya yang Multy level yaitu penjualan langsung
melalui penjulan barang lebih dari satu tingkat, dimana mitra usaha mendapat keuntungan dan
komisi dari hasil penjulanya. Diferensiasi inilah yang ingin di tunjukan Tuppeware dalam
penjualanya
Pada tahun 2004 Tuppeware Indonesia mengadakan focus Grup Discussion (FGD) yang
melibatkan anak-anak muda. Tupperware juga mengadakan program Go Campus yang
sebelumnya telah dijalankan secara sporadis oleh sejumlah sponsor-shipnya. Disini distributor
Tupperware akan memberikan sejumlah penjelasan mengenai keuntungan mengikuti
Tupperware. Mulai dari peluang karir, bisnis, dan aktifitas mendukung. Strategi membidik pasar
remaja ini diikuti dengan berbagai aktifitas lain. produk Tupperware berhasil menembus
berbagai kalangan, pelatihan dan bimbingan yang diberikan merupakan bakal untuk menjadi
tenaga penjual yang tangguh. Meski terdiri dari berbagai latar belakang ekonomi dan pendidikan.
Namun ada satu persamaan yaitu bisa menyisihkan waktu untuk keluarga. Sekaligus memilih
karir dan penghasilan yang sangat memuaskan.
Visi Tupperware Indonesia adalah menjadi Company Of Choice dan Brand Of Choice.
Sedangkan Misi Tupperware adalah merubah hidup lebih banyak orang menjadi lebih baik lagi.
Tupperware tidak ragu untuk memberikan garansi seumur hidup sesuai pemakaian normal.
Artinya Tupperware sangat loyal kepada konsumennya.
Saat ini karena produk Tupperware sendiri sudah banyak diketahui orang. Produk
Tupperware juga dijual di supermarket dan benar-benar dapat dicapai masyarakat. Penjualan
Tupperware juga semakin meningkat. Meski penjulan Tupperware dilakukan di supermarket
akan tetapi Tupperware party juga tetap eksis hingga saat ini. Tupperware saat ini menjadi Brand
tersendiri di hati ibu-ibu. Tupperware terus menjadi produk yang hingga kini dikenal sebagai
produk plastik wadah makan nomor satu terbaik dan menajdikan Tupperware sebagai brand
wadah makanan plastik yang populer. Konsumenyanya pun bervariasi mulai dari yang biasa-
biasa saja hingga ibu-ibu pejabat menunjukan bahwa produk Tupperware dipasarkan secara
meluas.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Integrated Marketing Communication yang dilakukan Tupperware adalah Direct
Marketing atau penjualan langsung dimana Tupperware langsung bertemu dengan konsumennya
dan menjalin hubungan dengan konsumennya.
Mereka mengemas Direct Marketing ini dengan sebutan Tupperware Party dengan kesan
fun dan menarik juga disukai oleh ibu-ibu. Tupperware juga terus berinovasi pada keamasan
brandnya dengan warna-warni dan tetap mempertahankan kualitas Tupperware dengan baik.
IMC Tupperware tergolong sangat baik terbukti keeksisan produk Tupperware hingga
saat ini.

DAFTAR PUSTAKA

http://integrated-marketing-communications.blogspot.com/2008/01/pengertian-dan-manfaat-
integrated.html
Web Resmi Tupperware www.tupperware.co.id, www.tupperwarebrands.com
https://id.wikipedia.org/wiki/Tupperware

Anda mungkin juga menyukai