Si.66 - Tim 3 - Evolusi Strategi Integrasi Sistem Informasi
Si.66 - Tim 3 - Evolusi Strategi Integrasi Sistem Informasi
SISTEM INFORMASI
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK III
SI.66
MARNIA : 20182105061
A.SRIMUTIAH. AR : 20182105065
ABDUL SAMAD : 20182105067
SULTAN FAGHAL N : 20182105077
NURWANA : 20182105081
AYU INDAH SARI : 20182105093
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................i
DAFTAR GAMBAR............................................................................................................................iii
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
I.I Latar Belakang...........................................................................................................................1
II.I Rumusan Masalah..................................................................................................................1
III.I Tujuan Penulisan...................................................................................................................1
IV.I Manfaat Penulisan.................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................................3
1. Fenomena Integrasi Sistem Informasi........................................................................................3
2. Metodologi sebagai Bahasa Bersama.........................................................................................4
3. Tahap I: Eksploitasi Kapabilitas Lokal......................................................................................4
4. Tahap II: Lakukan Integrasi Tak Tampak..................................................................................5
5. Tahap III: Kehendak Berbagi Pakai...........................................................................................6
6. Tahap IV: Redesain Arsitektur Proses.......................................................................................6
7. Tahap V: Optimalkan Infrastruktur............................................................................................7
8. Tahap VI: Transformasi Organisasi...........................................................................................7
9. Tahapan Setelah Integrasi..........................................................................................................8
BAB III..................................................................................................................................................9
PENUTUP.............................................................................................................................................9
A. Kesimpulan................................................................................................................................9
B. Saran..........................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................10
Gambar 1.1 4
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah
ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai
penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Makassar, 30 Juni 2021
Tim Penulis
Salah satu permasalahan rumit yang kerap dijumpai para praktisi teknologi
informasi adalah ketika menghadapi tantangan dimana sejumlah sistem informasi
yang berbeda harusdiintegrasikan. Peristiwa yang dimaksud misalnya terjadi pada saat
aktivitas merger danakuisisi, penggabungan satu atau dua institusi pemerintahan,
kerjasama program berbasislintas sektoral, dan lain sebagainya.
Berdasarkan pengalaman, kompleksitas permasalahanyang dijumpai tidak saja
bertumpu pada aspek teknis, namun kerap lebih menonjol pada hal‐hal yang bersifat
non‐teknis (baca: politis) yang biasanya didominasi oleh isu “ego sektoral”pada
masing‐masing institusi yang terlibat. Tanpa adanya strategi yang jelas, maka sering
kalikegiatan integrasi sistem tersebut menemui jalan buntu, atau tidak berhasil. Kunci
permasalahan terjadinya fenomena tersebut pada dasarnya terletak pada
kesalahanpemilihan pendekatan atau metodologi proses terkait.
Dalam menghadapi tantangan ini,metodologi yang dipergunakan harus mampu
menjawab berbagai kendala teknis maupun nonteknis yang seyogiyanya dijumpai
pada setiap isu penggabungan. Artinya, metodologi yangdipakai harus dibangun
dengan memperhatikan berbagai aspek yang dimaksud tersebut.
Tuntutan globalisasi dan persaingan bebas serta terbuka dewasa ini secara
langsung telah memaksa berbagai organisasi komersial seperti perusahaan maupun
non komersial sepertipemerintah untuk menata uang platform organisasinya. Dalam
konteks ini, berbagai inisiatif strategi ditelurkan oleh sejumlah praktisi organisasi
yang masing‐masing mengarah pada keinginan berkolaborasi atau berkooperasi untuk
menyusun kekuatan dan keunggulan barudalam bersaing (baca: coopetition =
collaboration to compete). Terkait dengan hal ini,sejumlah fenomena yang
menggejala akhir‐akhir ini antara lain:
Terjadinya merger dan akuisisi antar dua atau sejumlah organisasi dalam
berbagaiindustri vertikal, seperti: perbankan, asuransi, manufaktur,
pendidikan, kesehatan, danlain sebagainya;
Restrukturisasi korporasi yang dilakukan dengan mengubah pola relasi antar
anak‐anakperusahaan dalam sebuah konsorsium grup usaha;
Strategi kerjasama berbagai institusi pemerintah secara lintas sektoral
untukmeningkatkan kinerja birokrasi;
Tuntutan berbagai mitra usaha dalam dan luar negeri untuk meningkatkan
kualitas aliansidan kolaborasi; dan lain sebagainya.
Adanya berbagai fenomena tersebut secara tidak langsung memberikan
dampak bagimanajemen organisasi, terutama dalam kaitannya dengan pengelolaan
sumber dayanyamasing‐masing. Beragam tuntutan yang bermuara pada keinginan
untuk ”mengintegrasikan”secara fisik maupun relasi dua atau lebih organisasi tersebut
bermuara pada kebutuhanmelakukan upaya ”sharing” sejumlah sumber daya data dan
informasi (maupun pengetahuan)yang dimiliki sesama organisasi.
Artinya adalah bahwa, dua atau lebih sistem informasi yang ada harus
diupayakan untuk”diintegrasikan”. Terkait dengan hal ini, pengalaman membuktikan
bahwa proses tersebuttidaklah sesederhana yang dipikirkan. Lamanya proses integrasi
dan sering kandasnya usahatersebut menggambarkan tingkat kesulitan atau
kompleksitas usaha integrasi yang dimaksud.Banyak kalanagan praktisi menilai
bahwa masalah utama yang dihadapi bukanlah karenakendala teknis, namun lebih
banyak didominasi oleh hal‐hal yang non teknis (baca: politikorganisasi). Tidak
banyak pihak yang mampu mencari jalan keluar dalam menghadapi kenyataan ini.
Ketika skenario pada tahap kedua telah berjalan dengan baik (baca: efektif),
langkahberikutnya adalah melakukan evaluasi seberapa efisien dan optimum solusi
tersebut berhasildibangun terutama dalam kaitannya dengan pemanfaatan beraneka
ragam sumber dayaorganisasi. Tentu saja efisiensi dan optimalisasi tertinggi belum
terlihat dalam solusi tersebutkarena dibangun dengan paradigma ”tidak mengganggu”
masing‐masing sistem informasi.Sekali lagi para CIO akan berkumpul dan melihat
bahwa banyak peluang untuk meningkatkankinerja solusi yang dihasilkan jika dan
hanya jika adanya ”sharing” atau pola berbagi pakaiantar sumber daya teknologi
informasi yang dimiliki masing‐masing organisasi. Dalamkonteks inilah mulai terlihat
adanya tawaran untuk misalnya menggunakan server dariorganisasi A, aplikasi dari
organisasi B, database dari organisasi C, jaringan dari organisasi D,dan lain
sebagainya. Semua itu terjadi sebagai dampak kehendak untuk mencari solusi
yangterbaik, sehingga seluruh CIO merasa tertantang intelejensianya dalam
menghasilkan sistemyang dimaksud. Keluaran terpenting dari tahap ini adalah mulai
bergesernya pemikiran‐pemikiran yang didominasi oleh faktor emosional ke ide‐ide
brilian yang dipandu olehpemikiran rasional.
Mencari solusi dengan berbekal berbagi pakai sumber daya biasanya dapat
dilakukan untukmemenuhi kebutuhan pemilik kepentingan internal (baca: internal
stakeholder). Ketikakonsorsium organisasi tersebut harus berurusan dengan
pemenuhan kebutuhan pemilikkepentingan eksternal, seperti misalnya pelanggan atau
publik, maka proses yang cepat,berkualitas, dan murah adalah yang menjadi dambaan
mereka. Hal tersebut tidaklah mungkinterjadi jika secara lintas organisasi tidak
dilakukan aktivitas redesain proses. Di sinilah tahappenentu integrasi diuji kembali,
karena yang akan terlibat tidak sekedar para CIO, melainkan pimpinan nomor satu
dari masing‐masing organisasi. Kegiatan kolaborasi ini akan efektif jikabermula dari
akhir, dalam arti kata menggunakan kebutuhan pemegang kepentingan akhir(yaitu
pelanggan atau publik) sebagai target solusi redesain. Dengan berpegang pada
konsepdan teori BPR (= Business Process Reengineering) sejumlah usaha untuk
melakukaneliminasi, simplifikasi, integrasi, dan otomatisasi proses akan dilakukan.
Hal yang perludiperhatikan di sini adalah semangat kolaborasi antar CIO yang harus
ditularkan ke parapimpinan organisasi. Biasanya yang dilakukan adalah para CIO
melakukan kajian terlebihdahulu, dan mendesain arsitektur proses baru (baca: tentatif)
yang dipresentasikan kepadapara pimpinan dengan sebuah pesan penting yaitu desain
terkait dapat dan mungkinditerapkan oleh beragam organisasi tersebut. Keluaran dari
tahap terberat ini adalahkesepakatan untuk melakukan kolaborasi secara lebih jauh,
yaitu dengan memperhatikannilai (atau value) dari pemegang kepentingan utama dari
seluruh organisasi yangberkolaborasi. Ragam proses baru inilah yang akan menjadi
cikal bakal atau embrio arsitektursebuah sistem informasi terintegrasi yang dimaksud,
yang merupakan penjelmaan ”secaratidak sadar” kumpulan sistem informasi
organisasi beragam yang ada.
Tahap terakhir yang akan dicapai sejalan dengan semakin eratnya hubungan
antar organisasiadalah transformasi masing‐masing organisasi. Transformasi yang
dimaksud pada dasarnyamerupakan akibat dari dinamika kebutuhan lingkungan
eksternal organisasi yangmemaksanya untuk menciptakan sebuah sistem organisasi
yang adaptif terhadap perubahanapapun. Sistem informasi masa kini yang dibangun
dengan menggunakan paradigma rumahtumbuh dan berbasis komponen (baca: object‐
based approach) secara tidak langsung akanmenular kepada karakteristik dari
organisasi terkait. Artinya, sejumlah hal baru akan tumbuhmenggantikan sesuatu yang
telah lama dianut, misalnya:
Transformasi dari organisasi berbasis struktur dan fungsi menjadi organisasi
berbasisproses;
Transformasi dari organisasi berbasis sumber daya fisik menjadi organisasi
berbasispengetahuan;
Transformasi dari organisasi berbasis kebutuhan pemilik kepentingan internal
menjadiorganisasi berbasis kebutuhan pemilik kepentingan eksternal;
Transformasi dari organisasi berbasis rantai nilai fisik menjadi organisasi
berbasi rantainilai virtual; dan lain sebagainya.
A. Kesimpulan
Dalam Evolusi Strategi Integrasi Sistem Informasi, terdapat aktivitas Dengan
memperhatikan rangkaian kejadian di atas, terlihat bahwa proses integrasimerupakan
sebuah strategi transisi yang terjadi secara alami, bukan dipaksakan oleh satuatau
dua kubu kepentingan tertentu//
B. Saran
Untuk menambah pengetahuan pembaca mengenai TATA KELOLA SISTEM
INFORMASI, maka sebaiknya menambah dan memperluas wawasan dengan mencari
referensi yang baru, baik dari internet, buku, dan media lainnya.