Anda di halaman 1dari 23

SISTEM INFORMASI, ORGANISASI , DAN STRATEGI

OLEH :
KELOMPOK 3
CINTA RAFIE ATAULLAH 10090122052
FITRIA NUR AZIZAH 10090122058
HILDA NURUL ADILLA 10090122059
RAHMA AMALIA 10090122064

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI AKUNTANSI
2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum. wr. wb
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, petunjuk,
dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “Sistem Informasi,
Organisasi, dan Strategi”
Adapun maksud dari penyusunan makalah ini untuk memenuhi tugas Sistem Informasi
manajemen dengan dosen pengampu Ibu Elly Halimatusadiah, S.E.,AK.,M.SI. yang telah
memberikan arahan, bimbingan, dan masukan selama proses penulisan makalah ini. Penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman kelompok 3, yang telah bekerjasama
dan turut membantu dalam proses penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan masukan, kritik, dan saran yang membangun. Penulis berharap
makalah ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi bagi penulis dan pembaca pada
umumnya.

Wassalamualaikum. wr. wb
Bandung, Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................................................... ii
BAB I ........................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................ 2
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................................................. 2
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................................................ 2
BAB II ....................................................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN ......................................................................................................................................... 4
2.1 Sistem Informasi Mengubah Bisnis ........................................................................................... 4
2.2 Sistem Informasi Memberikan Organisasi Keunggulan Efektif di Pasar Global ................. 6
2.3 Pentingnya Sistem Informasi Dalam Menjalankan dan Mengelola Organisasi Bisnis ........ 7
2.4 Gambaran Sistem Informasi: Cara Kerja, Manajemen, dan Komponen Teknologi ......... 10
2.5 Aset Komplementer Sistem ...................................................................................................... 15
2.6 Pemahaman Sistem Informasi, Kontribusi Berbagai Cabang Ilmu, dan Sistem
Penilaian Sosioteknis ...................................................................................................................... 16
BAB III .................................................................................................................................................... 18
KESIMPULAN ......................................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 19

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan sistem informasi di seluruh dunia telah mempermudah kehidupan


manusia. Terutama sejak adanya internet, komunikasi menjadi lebih fleksibel dan tidak
terbatas. Kita bisa berinteraksi secara langsung dengan keluarga, teman, atau mitra bisnis di
berbagai penjuru dunia melalui internet. Manfaat perkembangan system informasi ini sangat
menguntungkan berbagai pihak, terutama perusahaan dan sektor usaha, sehingga banyak
Perusahaan saat ini memanfaatkan system informasi untuk mendukung operasional bisnis
mereka.
Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat telah didukung oleh kemajuan dalam
teknologi komunikasi, yang memudahkan organisasi dan Perusahaan dalam mengakses data.
Hal ini telah mendorong transformasi manajemen data dari tingkat dasar ke tingkat lanjut
dengan pemanfaatan fasilitas data dan basis data berbasis web sebagai slah satu strategi
Perusahaan untuk meningkatkan kinerja dan keuntungan Perusahaan. Sistem manajemen ini
digunakan untuk mengatur volume data yang besar yang diperlukan oleh Perusahaan dalam
aktivitas transaksi sehari-hari. Data harus diatur sedemikian rupa agar para manajer dapat
dengan mudah dan cepat menemukan informasi yang mereka butuhkan dalam proses
pemngambilan keputusan.
Pada era globalisasi, para akademisi dan manajemen (praktisi) memandang system
informasi sebagai enabler bagi Perusahaan untuk memperoleh keunggulan kompetitif. System
informasi mampu mengubah bentuk organisasi, mampu mengubah cara Perusahaan dalam
beroperasi, dan mampu mengubah Perusahaan dalam bersaing (Alter, 1996). Informasi saat
ini dilihat sebagai sumberdaya strategik, sumber yang potensial untuk mendapatkan
keunggulan dalam bersaing (Raghunatan dan Raghunatan, 1988; Laudon, 1991) atau sebagai
senjata strategik untuk mendapatkan keuggulan kompetitif dalam iklim bisnis yang baru (Ives
dan Learmonth, 1984). Hal ini menunjukkan bahwa system informasi memainkan peranan
penting dalam organisasi. Dengan memanfaatkan system informasi, diharapkan suatu
Perusahaan dapat menggali potensi dirinya secara maksimal dalam Upaya meraih keunggulan
didalam persaingan. Perusahaan yang ingin berkembang tidak ada pilihan lain untuk bersaing

1
di area global.
Pada pasar global tidak ada satu negara yang ingin mengendalikan seluruh teknologi
dan keahlian yang dibutuhkan untuk merubah peluang menjadi kenyataan. Pasar akan muncul
dengan kecepatan berbeda di seluruh dunia, dan beberapa Perusahaan yang akan membangun
peran kepemimpinan akan bekerjasama dengan mempelajari sisi tertentu dari pelanggan,
penghasil teknologi, dan pemasok dimanapun mereka berada. Keunggulan bersaing
Perusahaan akan sangat tergantung oleh seberapa jauh Perusahaan dapat mengembangkan
distinctive competencies untuk memuaskan costumer (Porter, 1985). Distinctive
competencies yang dimiliki Perusahaan harus dikombinasikan dengan keunggulan yang
dimiliki pihak lain untuk menghasilkan superior value karena pada kenyataannya produk
semakin kompleks.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana implementasi sistem informasi mempengaruhi operasional dan strategi
bisnis suatu organisasi?
2. Bagaimana struktur, komponen dan peranan manajemen serta asset-asset
komplementer mempengaruhi kemampuan sistem informasi untuk menghasilkan nilai
tambah dan memberikan keuntungan bagi organisasi?
3. Bagaimana setiap cabang ilmu memberikan wawasan dan pemahaman yang berbeda
terhadap sistem informasi, dan bagaimana penilaian sosioteknis serta penggunaannya
dalam konteks sistem informasi dan teknologi?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Meneliti bagaimana organisasi mengadaptasi sistem informasi mereka dalam
menghadapi perubahan dalam lingkungan bisnis atau pasar
2. Memeriksa sejauh mana sistem informasi yang efektif memberkan organisasi
keunggulan kompetitif di pasar global dengan memungkinkan beroperasi dengana
lebih efisien dan responsif terhadap perubahan pasar global
3. Menganilisis peran sistem informasi dalam menjalankan dan mengelola organisasi
bisnis.

1.4 Manfaat Penelitian


1. Memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana sistem informasi mempengaruhi

2
transformasi bisnis di era globalisasi
2. Memungkinkan organisasi untuk mengenali dan memahami peran penting asset-aset
komplementer dalam memaksimalkan manfaat dari investasi dalam sistem informasi.
3. Memberikan gambaran yang jelas tentang berbagai cabang ilmu yang relevan dalam
studi tentang sistem informasi, serta kontribusi masing-masing dalam memahami
aspek-aspek berbeda dari sistem informasi. Selain itu, memahami sistem penilaian
sosioteknis dari sistem informasi.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sistem Informasi Mengubah Bisnis


Teknologi informasi merujuk pada teknologi yang digunakan untuk mengolah data,
termasuk proses pengumpulan, pengolahan, penyusunan, penyimpanan, dan manipulasi data
dalam berbagai cara guna menghasilkan informasi yang memiliki kualitas tinggi. Informasi
ini harus relevan, akurat, dan tersedia tepat pada waktunya. Informsi tersbeut diperlukan
dalam beragai konteks, baik dalam aspek pribadi, bisnis, maupun tata kelola pemerintahan.
Teknologi informasi juga sering diasosiasikan dengan pemanfaatan computer sebagai alat
utama dalam mengelola data dan mengubahnya menjadi informasi yang bermanfaat.
Sumber daya informasi dalam sebuah perusahaan melibatkan perangkat keras, perangkat
lunak, ahli informasi, pengguna, fasilitas, basis data, dan informasi itu sendiri. Informasi
harus memenuhi empat kriteria utama: relevansi, akurasi, ketepatan waktu, dan kelengkapan.
Manajemen pengetahuan menyadari bahwa informasi mencerminkan kekayaan pengetahuan
perusahaan, dan oleh karena itu, manajemen pengetahuan menjadi kunci untuk mengatur,
mengakses, dan memanfaatkan data dan informasi perusahaan dalam proses pengambilan
keputusan. Sebuah rencana strategis untuk sumber daya informasi akan menetapkan tujuan-
tujuan yang harus dicapai oleh sistem informasi perusahaan dalam beberapa tahun ke depan,
serta sumber daya informasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
Dalam lingkungan bisnis konvensional, hubungan antara strategi kompetitif perusahaan
dan manfaat dari penggunaan sistem informasi berkembang melalui beberapa tahap, mulai
dari perencanaan, analisis, hingga perancangan. Dalam konteks seperti ini, dapat dipahami
bahwa sistem informasi memiliki dampak yang terbatas terhadap strategi kompetitif
perusahaan. Namun, seiring dengan perluasan penggunaan sistem informasi dalam dunia
bisnis, perbatasan antara sistem informasi dan strategi kompetitif perusahaan semakin kabur.
Ini berarti bahwa setiap strategi kompetitif perusahaan harus secara alami mencakup aspek
sistem informasi, sebagaimana halnya dengan bidang pemasaran, produksi, dan keuangan.
Strategi sistem informasi membantu manajer dalam menetapkan kerangka keputusan untuk
langkah-langkah selanjutnya, sementara perencanaan sistem informasi lebih fokus pada
pengaturan langkah-langkah konkret untuk implementasi. Perbedaan mendasar ini
memisahkan Strategi sistem informasi dari perencanaan teknologi informasi.
Perkembangan ekonomi pengetahuan telah menjadikan sistem informasi sebagai faktor

4
kompetitif yang sangat vital, menjadi alat efektif yang mendukung perusahaan dalam
bertahan dan meraih perkembangan yang lebih besar di masyarakat modern. Dalam
menghadapi tantangan globalisasi ekonomi, setiap perusahaan mulai menyadari pentingnya
sistem informasi dalam memperkuat posisi mereka dalam persaingan. Sayangnya, di
beberapa negara, tingkat keberhasilan implementasi sistem informasi perusahaan masih
rendah. Berdasarkan beberapa kasus kegagalan dalam membangun sistem informasi, dapat
dilihat bahwa banyak perusahaan kurang melibatkan perencanaan Strategi Teknologi
Informasi yang sistematis dan berbasis pada pendekatan ilmiah pada tahap awal
pengembangan. Akibatnya, rencana strategi sistem informasi menjadi kabur, dan evaluasi
teknis menjadi tidak pasti. Di sisi lain, perusahaan yang sukses memiliki perencanaan strategi
sistem informasi yang kokoh serta keterkaitan yang kuat antara strategi sistem informasi dan
strategi bisnis mereka. Pengembangan sistem informasi secara bertahap dan peningkatan
berkelanjutan menjadi kunci kesuksesan. Pendekatan yang mencakup perencanaan strategi
sistem informasi dan strategi bisnis pada setiap tahap pelaksanaan adalah langkah terbaik
untuk membangun sistem informasi perusahaan yang efektif. Keseluruhan perencanaan
strategi sistem informasi dan strategi bisnis harus bersandar pada pengembangan strategi
bisnis secara menyeluruh di tingkat strategis, diikuti dengan perumusan rencana tindakan
yang terperinci.
Sistem informasi telah mengubah tata cara perusahaan mengelola proses bisnis,
berinteraksi dengan calon pelanggan, dan memberikan layanan. Keberhasilan perusahaan
yang sukses terletak pada keselarasan yang efisien dan efektif antara strategi bisnis mereka
dan peran sistem informasi dalam mendukungnya. Keberhasilan mencapai keselarasan
tergantung pada sejauh mana kebutuhan dan aspirasi perusahaan dapat diintegrasikan dengan
kemampuan sistem informasi. Menurut survei Manajemen Informasi tahunan, keselarasan
antara sistem informasi dan bisnis telah menjadi prioritas utama selama enam tahun terakhir.
Keselarasan antara kebutuhan bisnis dan potensi sistem informasi tetap menjadi perhatian
yang signifikan.
Strategi sistem informasi dan strategi bisnis sangat terkait erat. Sistem informasi dapat
berperan sebagai penggerak utama dalam pengembangan usaha, atau jika tidak dikelola
dengan baik, dapat menjadi kendala utama bagi suatu perusahaan. Untuk mengintegrasikan
kompetensi strategi sistem informasi dengan strategi bisnis, individu perlu memiliki
pemahaman yang kuat mengenai hubungan antara sistem informasi dan strategi bisnis, serta
mampu merancang strategi sistem informasi yang sesuai dengan strategi bisnis perusahaan.
Proses penyelarasan strategi sistem informasi dimulai dengan pemahaman akan

5
kebutuhan dan diagnosa masalah yang memungkinkan para eksekutif memahami kebutuhan
kritis, tujuan yang harus dicapai, serta prioritas yang dihadapi. Mengintegrasikan strategi
bisnis dan sistem informasi merupakan tantangan yang serius bagi perusahaan. Hal ini
mengharuskan upaya keras untuk mengubah budaya perusahaan, sehingga perusahaan dapat
merangkul teknologi baru dan menganggap IT sebagai faktor kunci yang tak terpisahkan dari
organisasi, yang akan mendukung kesuksesan jangka panjang. Kunci dari hal ini adalah
tingkat kepercayaan yang dimiliki oleh para manajer dan karyawan terhadap IT, serta
penggunaan laporan-laporan yang mengandalkan sistem informasi.
Hambatan lain dapat timbul dari struktur manajemen perusahaan. Struktur perusahaan
seringkali dapat menghambat komunikasi antar departemen, terutama dalam konteks
perusahaan yang terdesentralisasi. Dalam kasus perusahaan seperti ini, terdapat unit-unit yang
berlokasi di berbagai tempat, yang menyulitkan komunikasi antar unit tersebut. Perusahaan
yang beroperasi di wilayah yang berbeda juga menghadapi kesulitan dalam menerapkan
strategi dan prosedur yang seragam. Hal ini disebabkan oleh kerumitan cakupan geografis
dan perbedaan pasar yang mereka hadapi. Kehadiran strategi bisnis yang bervariasi di antara
unit-unit ini bisa mengakibatkan kesulitan dalam menyesuaikan strategi sistem informasi dan
portofolio investasi sistem informasi yang berbeda pula.

2.2 Sistem Informasi Memberikan Organisasi Keunggulan Efektif di Pasar Global


Kemajuan teknologi, terutama dalam bidang sistem informasi, telah berlangsung
dengan sangat cepat dalam beberapa tahun terakhir. Kecepatan perubahan teknologi begitu
luar biasa sehingga sebelum kita benar-benar bisa menguasai teknologi baru, sudah muncul
teknologi yang lebih canggih lagi. Sistem informasi telah menjadi sebuah kunci yang
memungkinkan perusahaan untuk mencapai kinerja tinggi dan memberikan nilai maksimal
kepada pelanggan mereka. Mulai dari dekade 1950 hingga saat ini, perkembangan dalam
teknologi komputer dan telekomunikasi telah memicu suatu revolusi informasi yang
signifikan. Beberapa karakteristik yang terkait dengan revolusi teknologi informasi ini sangat
mudah dikenali. Era baru ini ditandai oleh hal-hal berikut, yang pertama terdapat pergeseran
signifikan menuju teknologi dan rekayasa. Pertumbuhan perdagangan global saat ini berkisar
dua hingga lima kali lebih cepat dalam sektor barang, jasa, dan pengetahuan seperti rekayasa
dan robotika, daripada dalam sektor sumber daya alam. Contohnya, di masa lalu, indikator
kekuatan ekonomi sering kali diukur melalui proyek-proyek konstruksi perumahan baru dan
penjualan mobil. Namun, saat ini, di Amerika Serikat, lebih banyak orang yang terlibat dalam

6
pembuatan komputer daripada produksi mobil. Di Kanada, lebih banyak individu yang
bekerja dalam bidang teknologi informasi daripada sektor lainnya. Di Indonesia, sebagai
negara berkembang, terdapat kebutuhan yang mendesak untuk mengikuti perkembangan
teknologi tersebut agar tidak tertinggal. Hirarki yang lebih pendek dan ramping. Lebih
banyak kekuatan pengetahuan yang tersedia bagi banyak orang dapat mengikis kekuatan-
kekuatan hirarki-hirarki yang besar. Melalui teknologi informasi birokrasi menjadi sangat
pendek, dan rentangan komando/perintah menjadi lebih efisien.
Gelombang perkembangan dalam dunia jaringan terjadi pada dekade 1980-an, ditandai
dengan peran penting teknologi informasi dan munculnya E-mail, E-commerce, internet, dan
lain-lain. Ini menjadi bukti konkret tentang kemajuan jaringan sistem informasi. Terdapat
pertumbuhan sistem informasi yang sangat pesat. Dua puluh tahun yang lalu, jumlah
komputer pribadi yang terpasang di seluruh dunia sekitar 50.000; saat ini, sekitar 50.000
komputer dipasang setiap hari. Industri sistem informasi diprediksi akan mengalami
perkembangan hingga tujuh kali lipat dalam kurun waktu 10 tahun mendatang, seperti yang
dilaporkan oleh International Data Corporation, menjadikannya industri terbesar di dunia.
Selain itu, terjadi pergeseran dalam kemampuan tenaga kerja. Richard Crawford,
dalam bukunya "In The Era of Human Capital," memproyeksikan bahwa dalam 10-15 tahun
ke depan, hampir semua pertumbuhan pekerjaan akan terjadi dalam sektor-sektor berbasis
pengetahuan, yang semakin menegaskan pentingnya pengetahuan tentang teknologi bagi para
pekerja. Selanjutnya, dalam era teknologi informasi, konsep "tidak ada negara yang bisa
hidup sendiri" menjadi semakin relevan. Teknologi dan sistem informasi menghapus batasan-
batasan dan menciptakan pasar global yang didasarkan pada pengetahuan. Hal ini membuka
peluang besar bagi negara untuk melakukan transaksi bisnis dan kerja sama lintas batas
dalam berbagai bidang, sehingga memperkuat kekuatan ekonomi mereka.

2.3 Pentingnya Sistem Informasi Dalam Menjalankan dan Mengelola Organisasi Bisnis
Perkembangan teknologi informasi telah menjadi pemicu utama globalisasi, yang
merupakan salah satu dari banyak perubahan dalam lingkungan eksternal yang secara
signifikan memengaruhi bisnis dan perilaku masyarakat saat ini. Perubahan ini begitu besar
sehingga memerlukan adopsi paradigma baru agar bisnis dapat tetap bersaing di dalam
lingkungan bisnis yang berubah. Dalam konteks ini, penerapan sistem informasi di dalam
bisnis diharapkan akan memberikan kontribusi yang jelas dan signifikan. Tapscott dan Caston
dalam “paradigma shift: the new promise of information tecnology” mengemukakan tujuh

7
pendorong utama terbentuknya lingkungan bisnis baru tersebut, yaitu : 1. Productivity of
knowledge and service workers, 2. Quality, 3. Responsiveness, 4. Globalization, 5.
Outsourcing, 6. Partnering, 7. Social and environmental responsibility.
Dalam pertimbangan kekuatan dan kelemahan berbagai sektor industri, terutama
dalam kemampuan mereka untuk memanfaatkan teknologi informasi, menjadi faktor yang
krusial. Hal ini membantu dalam mengidentifikasi peluang dan potensi ancaman yang berakar
pada dampak potensial teknologi dan sistem informasi dalam industri tersebut, serta dalam
mengevaluasi persaingan bisnis yang ada. Masih banyak belum diterapkannya teknologi dan
sistem informasi secara optimal di Indonesia sehingga membuka kesempatan bagi perusahaan
untuk menggunakan sebagai alat untuk memperoleh keunggulan dalam bersaing. Terdapat
peluang yang besar untuk meraih keunggulan kompetitif dengan menerapkan teknologi dalam
berbagai sektor lain. Langkah yang perlu diambil adalah meramalkan perubahan dalam
lingkungan bisnis dan perkembangan sistem informasi sehingga perusahaan dapat
mengadopsi sistem tersebut lebih awal daripada pesaing, sebagai strategi untuk meraih
keunggulan bersaing.
Perubahan dalam lingkungan bisnis menginduksi pergeseran paradigma, memberikan
peluang bagi sistem informasi untuk berperan dalam kesuksesan usaha. Perubahan bisnis
yang berlangsung cepat menuntut fleksibilitas organisasi dalam menanggapi perubahan
tersebut. Struktur organisasi yang tradisional, didasarkan pada hierarki organisasi, sering kali
terlalu birokratis dan tidak lagi sesuai dengan tuntutan perubahan. Oleh karena itu, diperlukan
perubahan dalam struktur organisasi. Perkembangan sistem informasi menciptakan peluang
untuk menyesuaikan proses bisnis dengan dinamika lingkungan, dan yang diperlukan adalah
kepemimpinan yang mampu mengubah cara kerja, dengan implementasi teknologi dan sistem
baru hanya berperan sebagai alat pendukung. Struktur organisasi yang berbasis pada jaringan
dan tim bisnis memerlukan integrasi sistem, dengan tujuan mencapai efektivitas dan efisiensi
organisasi secara keseluruhan. Untuk mencapai tujuan ini, perlu restrukturisasi organisasi
yang bergerak menuju konsep integrated enterprise, dengan sistem informasi dan teknologi
informasi yang terintegrasi sebagai pendukungnya.
Jika sebuah organisasi bermaksud mengadopsi sistem dan teknologi tertentu dalam
operasi bisnisnya, sangat disarankan untuk melakukan penelitian mendalam terlebih dahulu
tentang sistem yang akan diterapkan. Dengan menilai aliran informasi bisnis yang
memungkinkan organisasi bisnis tersebut mempunyai factor yang kompetitif , dengan adanya
sistem informasi memudahkan organisasi untuk mendapatkan data internal perusahaan atau
membantu pemecahan permasalahan dalam bisnis.

8
Kedua, dalam konteks perdagangan, banyak perusahaan telah beralih ke perdagangan
elektronik (e-commerce) berkat hadirnya Internet. Menghadapi perkembangan e-commerce
ini, sistem informasi operasi bisnis diharapkan memiliki kemampuan untuk mampu
menyelesaikan permasalahan untuk mewujudkan visi dan misi organisasi bisnis, dengan
sistem digital organisasi dapat membantu organisasi bekerja dengan para pekerja professional
seperti pengacara dan akuntan publik, organisasi bisnis dapat menggunakan data digital untuk
meraih proses turnaround secara lebih cepat dengan kualiiatas yang lebih baik. Penting untuk
mengelola pengetahuan sebagai langkah strategis dalam operasi bisnis. Sistem informasi
yang efektif adalah yang mampu menyediakan informasi bagi organisasi, termasuk
pemberitahuan mengenai situasi yang tidak menguntungkan dalam bisnis, dan
menyampaikannya kepada pihak-pihak terkait untuk segera mencari solusi.
Sumber daya informasi saat ini telah menjadi alat yang sangat penting bagi
manajemen untuk mencapai tujuan dengan cara yang efisien dan efektif. Oleh karena itu,
dalam era sekarang, peran kunci sistem informasi telah diakui dengan sangat penting.
Informasi yang akurat dan real-time dapat mengakselerasi proses pengambilan keputusan
dalam menghadapi tantangan yang dihadapi oleh suatu organisasi. Oleh karena itu, untuk
mengubah data menjadi informasi yang bermanfaat, teknologi dan sistem informasi
diperlukan sebagai alat pengolah data dalam operasional sistem informasi yang menghasilkan
informasi spesifik.
Untuk bersaing dan mendapatkan keunggulan dalam kompetisi, suatu organisasi
bisnis harus mampu mengadopsi perubahan. Perubahan ini tidak selalu harus bersifat radikal,
melainkan dapat dilakukan secara bertahap, disesuaikan dengan kebutuhan dan dengan
mempertimbangkan situasi dan kondisi yang ada. Berdasarkan hasil studinya di lima
perusahaan besar di Amerika, McKenney menyusun kerangka perubahan yang mencakup
serangkaian tahap, yaitu: (1) menghadapi krisis dalam pengolahan informasi dan mencari
solusi teknologi informasi, (2) membangun kompetensi, (3) memperluas cakupan teknologi
informasi, (4) menggunakan teknologi informasi untuk memperkuat struktur dan strategi, dan
(5) teknologi informasi bertransformasi menjadi alat strategis, sementara pesaing mulai
meniru. Oleh karena itu, sistem informasi tidak hanya digunakan sebagai alat untuk
meramalkan perubahan, seperti yang dijelaskan oleh Robey dan Asevedo. Model bisnis baru
yang tercipta menggunakan kapabilitas teknologi informasi untuk mendukung komunikasi
yang lebih luas. Model bisnis ini berperan dalam membantu organisasi menyediakan produk
dan jasa dengan biaya yang lebih rendah, meningkatkan efisiensi, dan mengurangi biaya
produksi.

9
Dalam menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat, terutama dengan dorongan
dari perkembangan peralatan sistem informasi yang semakin canggih, pencarian dan
penerapan konsep dan strategi bisnis baru telah menjadi suatu praktik yang umum. Upaya ini
harus terus dilakukan agar sebuah organisasi bisnis mampu mencapai keunggulan komparatif
dan kompetitif atas pesaing-pesaingnya atau mempertahankan posisi unggulnya. Secara
faktual, sistem informasi telah mampu mengkoordinasikan aliran informasi antara mesin-
mesin, pengendali, sistem persediaan, dan berbagai komponen lain dalam sistem produksi.
Hal ini memungkinkan informasi menjadi lebih mudah diakses di seluruh organisasi, dengan
cepat dan tingkat akurasi yang semakin meningkat, sembari mengurangi biaya.
Keberhasilan dalam pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya informasi memiliki
arti penting bagi kesinambungan operasi dan daya saing suatu perusahaan di dalam pasar
bisnis yang semakin ketat. Manajer dituntut untuk memiliki kemampuan ini. Setelah sumber
daya informasi internal dikelola dan dimanfaatkan secara efisien dan optimal, langkah
berikutnya adalah mempertimbangkan faktor lingkungan di sekitar perusahaan. Masyarakat
yang telah memanfaatkan teknologi dan sistem informasi telah membuktikan peningkatan
daya ekonomi dan tingkat kemakmuran yang relatif tinggi.

2.4 Gambaran Sistem Informasi: Cara Kerja, Manajemen, dan Komponen Teknologi
Makna kata “sistem” didefinisikan dengan berbagai pendekatan dan beragam istilah.
Menurut Lucas (1992) sistem merupakan suatu pengorganisasian yang saling berinteraksi,
saling tergantung dan terintegrasi dalam kesatuan variable atau komponen. Pendekatan sistem
yang lebih menekankan pada prosedur mendefinisikan sistem sebagai suatu jaringan kerja
dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkelompok, dan bekerja sama untuk
mencapai tujuan tertentu. Prosedur sendiri memiliki makna sebagai urutan yang tepat dari
tahapan-tahapan instruksi yang menjelaskan apa (what) yang harus dilakukan, siapa (who)
yang melaksanakannya, kapan (when) harus dilakukan, dan bagaimana (how)
melaksanakannya. Pendekatan ini menyoroti komponen mendefinisikan "sistem" sebagai
sekumpulan elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut Barry E. Cushing (1974:12), Gordon B. Davis (1974:81), McLeod, Jr.,
(1995:13-14) menyatakan bahwa sistem dapat dikelopokkan menjadi dua, yaitu sistem
terbuka dan sistem tertutup. Sistem terbuka adalah sistem yang berinteraksi dengan
lingkungannya melalui aliran sumber daya. Sistem terbuka dapat dijelaskan dengan ilustrasi
yang melibatkan masukan, proses, dan keluaran. Sedangkan sistem tertutup merupakan

10
sistem yang tidak berinteraksi secara langsung dengan lingkuangannya melalui arus sumber
daya, skema dari sistem tertutup yaitu mekanisme pengendalian, masukan, proses, keluaran.
Sistem Informasi Manajemen adalah penggunaan teknologi komputer dalam
implementasinya, yang mengubahnya menjadi sistem berbasis komputer. Sistem berbasis
komputer dapat dijelaskan sebagai susunan elemen yang terstruktur untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya melalui pemrosesan informasi. Tujuan ini berfokus untuk
mendukung fungsi bisnis dari sistem itu sendiri. Selanjutnya, elemen-elemen dalam sistem
berbasis komputer yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut terdiri dari; perangkat
lunak (software) seperti program aplikasi pada computer, struktur data, dan dokumen yang
berhubungan dengan fungsi sebagai pengaruh metode logis, prosedur, dan kontrol yang
dibutuhkan. Perangkat keras (hardware) perangkat yang memberikan kemampuan
penghitungan dan perangkat elektromekanik. Manusia (SDM) sebagai pemakai dan operator
dalam menjalankan pernagkat keras dan perangkat lunak. Sistem Basis Data (DBMS)
merupakan sekumpulan data yang besar dan terorganisasi yang diakses melalui perangkat
lunak. Dokumentasi manual, formular, dan informasi deskriptif lainnya yang digunakan
untuk menggambarkan penggunaan dan pengoperasian sistem. Prosedur merupakan langkah-
langkah yang menentukan penggunaan khusus dari masing-masing elemen sistem atau
konteks procedural dimana sistem itu berada. Keseluruhan elemem tersbeut saling
berintegrasi untuk mentransformasikan informasi.

2.4.1 Komponen Teknologi Perangkat Keras


Komponen teknologi sistem informasi mencakup perangkat keras, perangkat lunak,
jaringan, basis data, dan aplikasi yang bekerja bersama-sama untuk mengelola, menyimpan,
memproses, dan mentransmisikan informasi di dalam suatu organisasi.

Perangkat keras adalah komponen yang dapat dilihat dan disentuh fisik, termasuk
perangkat masukan, pemroses, dan keluaran. Peralatan ini sering kali memiliki tingkat
kecanggihan yang tinggi, mampu melakukan tindakan berdasarkan serangkaian instruksi
yang diberikan kepadanya, yang juga dikenal sebagai set instruksi. Dengan instruksi yang
dimengerti oleh perangkat keras, aktivitas-aktivitas tertentu dapat dilakukan, memungkinkan
mesin untuk berfungsi berdasarkan urutan instruksi yang diterimanya.

11
Komponen perangkat keras (hardware) adalah bagian-bagian fisik dari komputer yang
dapat diraba dan dilihat secara langsung. Berikut adalah beberapa komponen utama:

1. Mainboard atau Motherboard


- Fungsi utama motherboard adalah menyediakan sistem BIOS, mengatur koneksi
input-output, dan menampung komponen seperti prosesor, RAM, kartu grafis (VGA card),
serta kartu tambahan seperti PCI dan ISA.

2. Prosesor (CPU)
- Prosessor adalah otak sentral komputer yang mengeksekusi perintah yang telah
diprogram. Kecepatan prosesor diukur dalam frekuensi clock (Hertz).

3. Hardisk (HDD)
- Hardisk merupakan media penyimpanan data permanen yang mempertahankan
data meskipun listrik dimatikan. Data disimpan dalam cakram magnetik. Ukuran hardisk
diukur dalam Byte (contoh: 160GB).

4. RAM (Random Access Memory)


- RAM adalah penyimpanan data temporer yang kehilangan data saat listrik mati.
Ukuran dan kecepatan akses RAM diukur dalam Byte dan Hertz.

5. Optical Drive (CD / DVD)


- Optical Drive digunakan untuk membaca media penyimpanan data seperti CD atau
DVD.

6. VGA Card (Kartu Grafis)


- VGA Card menghasilkan output grafis untuk ditampilkan di monitor. Kualitas
gambar tergantung pada ukuran RAM VGA Card.

7. SoundCard
- Sound Card mendekodekan data digital menjadi sinyal suara, memungkinkan
komputer untuk menghasilkan suara.

12
8. Keyboard
- Keyboard adalah papan ketik untuk memasukkan data ke komputer, termasuk
huruf, angka, karakter, dan tanda baca.
9. Mouse (Alat Penunjuk)
- Mouse adalah alat pointer untuk navigasi pada layar monitor.
10. Monitor
- Monitor menampilkan output grafis dari VGA Card, memungkinkan pengguna
melihat informasi atau gambar yang dihasilkan oleh komputer.

2.4.2 Komponen Perangkat Lunak

Komponen perangkat lunak terdiri dari program-program yang diinstal pada komputer
untuk menjalankan berbagai aktivitas. Sistem operasi merujuk pada semua perangkat lunak
yang terdapat dalam paket komputer sebelum aplikasi-aplikasi terinstal. Dalam Ilmu
Komputer, sistem operasi, atau operating system (OS) dalam bahasa Inggris, adalah
perangkat lunak sistem yang bertugas mengontrol dan mengelola perangkat keras serta
operasi dasar sistem, termasuk menjalankan aplikasi seperti pengolah kata dan browser web.

Secara umum, sistem operasi adalah perangkat lunak pertama yang dimuat ke dalam
memori komputer saat dinyalakan. Software lainnya dijalankan setelah sistem operasi
menyelesaikan tugasnya, dan sistem operasi akan memberikan layanan inti umum bagi
software-software tersebut. Ini termasuk akses ke disk, manajemen memori, penjadwalan
tugas, dan antarmuka pengguna. Dengan demikian, setiap software tidak perlu menangani
tugas-tugas inti umum tersebut, karena sudah ditangani oleh sistem operasi. Bagian kode
yang menangani tugas-tugas inti dan umum ini disebut "kernel" dari suatu sistem operasi.

Sistem operasi berperan sebagai penghubung antara lapisan hardware dan software
dalam struktur sistem komputer. Lebih dari itu, sistem operasi melaksanakan tugas-tugas
krusial dalam komputer, memastikan berbagai aplikasi dapat berjalan bersamaan dengan
lancar. Sistem operasi memfasilitasi penggunaan memori, pengelolaan input dan output ke
perangkat lain, serta memberikan akses ke sistem file bagi aplikasi lainnya. Ketika beberapa
aplikasi berjalan bersamaan, sistem operasi mengatur jadwal eksekusi yang optimal untuk
memastikan semua proses mendapatkan akses CPU tanpa saling mengganggu.

13
Program berkomunikasi satu sama lain melalui antarmuka pemrograman aplikasi
(Application Programming Interface atau API). Dengan bantuan API, program aplikasi dapat
berinteraksi dengan sistem operasi. Sama seperti manusia berkomunikasi dengan komputer
melalui antarmuka pengguna (User Interface), program juga berkomunikasi satu sama lain
melalui API.

Ada dua jenis dasar perangkat lunak:

1. Sistem: Diperlukan untuk menjalankan komputer itu sendiri, merupakan perangkat


lunak pertama yang diakses saat komputer dinyalakan untuk operasi dasar.
- Program sistem terbagi dalam tiga klasifikasi: sistem operasi, program utilitas, dan
program khusus. Sistem operasi mengelola operasi dasar komputer dan berfungsi sebagai
penghubung antara pengguna, perangkat lunak aplikasi, dan perangkat keras. Contohnya
adalah DOS, WINDOWS, UNIX, dan LINUX.

2. Aplikasi: Digunakan oleh pengguna untuk membantu dalam berbagai tugas.


Aplikasi ini disesuaikan dengan kebutuhan, seperti program perkantoran seperti MS Word,
MS Excel, Power Point, dan MS Access untuk keperluan kantor. Untuk keperluan desain
grafis atau percetakan, dapat menggunakan aplikasi seperti CorelDraw, Adobe Photoshop,
dan sejenisnya.

2.4.3 Komponen Brainware

Brainware dalam sistem informasi memegang peran kunci dalam mengoperasikan,


mengelola, dan memaksimalkan potensi dari perangkat keras dan perangkat lunak yang
digunakan untuk mengolah data dan informasi di organisasi. Keahlian dan pemahaman dari
para pengguna, administrator, dan personel TI sangat berpengaruh terhadap efektivitas dan
efisiensi sistem informasi tersebut.

Brainware merujuk kepada individu yang terlibat dalam penggunaan komputer atau
sistem pengolahan data. Mereka merupakan aspek intelektual yang mengoperasikan dan
mengeksplorasi potensi dari perangkat keras dan perangkat lunak komputer. Tanpa kehadiran
brainware, bahkan perangkat keras dan perangkat lunak paling canggih pun tidak dapat
dimanfaatkan secara optimal.

14
Brainware merupakan elemen yang krusial dalam sistem komputer. Tanpa brainware,
perangkat keras tidak dapat berfungsi, begitu juga dengan perangkat lunak. Ketiga komponen
ini saling melengkapi dan saling bergantung satu sama lain. Konsep Hardware - Software -
Brainware merupakan suatu tritetra yang tidak bisa dipisahkan. Dalam tahap awal, manusia
perlu memasukkan program ke dalam komputer. Setelah program tersimpan di dalam
komputer, komputer dapat membantu manusia dalam menyelesaikan tugas dan masalah.

Di bidang IT, terdapat berbagai peran brainware seperti Teknisi, Desainer Grafis,
Spesialis Jaringan, dan lain sebagainya. Semua ini menunjukkan betapa pentingnya peran
individu dalam memaksimalkan pemanfaatan teknologi komputer.

2.5 Aset Komplementer Sistem

Aset komplementer (complementary asset) merupakan aset yang dibutuhkan untuk


mendapatkan nilai dari investasi utamanya atau bisa juga disebut sebagai aset pendukung dari
aset utama. Perusahaan yang tidak berinvestasi menggunakan aset komplementer akan
mendapatkan nilai pengembalian yang kurang atau tidak ada sama sekali atas investasinya
diteknologi informasi.
Riset terkini salam investasi teknologi informasi di dunia bisnis sangat menunjang
investasi teknologinya dengan investasi asset komplementer. Seperti, modal bisnis baru,
bisnis proses baru, perilaku manajemen, dan budaya organisasi atau pelatihan akan
mendapatkan tingkat pengembalian yang superior.
Aset komplementer terbagi menjadi bagian, yaitu:
1. Aset Organisasi
 Budaya organisasi yang menunjang terciptanya efektivitas dan efisien.
 Model bisnis yang tepat.
 Proses bisnis yang efisien.
 Wewenang yang terdesentralisasi.
 Pengambilan keputusan yang terdistribusi.
 Tim pengembangan SI yang kuat

15
2. Aset Manajerial
 Dukungan manajemen senior yang kuat pada investasi teknologi informasi dan
perubahan.
 Insentif atas inovasi manajemen.
 Kerja tim dan lingkungan kerja yang kolaboratif.
 Program pelatihan untuk meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan
manajemen.
 Budaya manajemen yang menciptakan nilai atas fleksibilitas dan pembuatan
keputusan berbasiskan pengetahuan.
3. Aset Sosial
 Infrastruktur internet dan telekomunikasi.
 Program pendidikan pengayaan TI yang meningkatkan pengetahuan komputer
karyawan standar (baik sector pemerintahan maupun swasta).
 Hukum dan peraturan yang menciptakan lingkungan pasar yang memadai dan
stabil.
 Perusahaan teknologi dan jasa berada dalam pasar yang berdampingan guna
membantu implementasi.
Dengan adanya aset-aset komplementer yang tepat sebagaimana yang dijelaskan
diatas, organisasi dapat memaksimalkan penggunaan sistem informasi dan memperoleh
keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan lainnya. Oleh karena itu,
investasi dalam aset-aset komplementer sangat penting untuk memastikan bahwa sistem
informasi memberikan nilai asli bagi organisasi.

2.6 Pemahaman Sistem Informasi, Kontribusi Berbagai Cabang Ilmu, dan Sistem
Penilaian Sosioteknis

2.6.1 Sistem informasi

Sistem informasi adalah kombinasi dari teknologi informasi serta aktivitas seseorang
yang menggunakan teknologi guna mendukung manajemen serta operasi. Sistem informasi
dinilai sangat dibutuhkan oleh suatu instansi ataupun perusahaan. Hal ini karena sistem
informasi yang terintegrasi akan membuat kerja dari perusahaan atau instansi menjadi lebih
sistematis serta terarah.

16
2.6.2 Kontribusi Berbagai Cabang Ilmu

Cabang ilmu yang digunakan untuk mempelajari sistem informasi antara lain:

1. Ilmu Komputer: Mempelajari dasar-dasar pemrograman, algoritma, struktur data, dan


teknologi informasi yang menjadi dasar dalam pengembangan sistem informasi.
2. Manajemen: Mempelajari konsep-konsep manajemen yang diterapkan dalam
pengembangan dan pengelolaan sistem informasi, seperti perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian.
3. Sistem: Mempelajari tentang konsep sistem, struktur, dan fungsi dalam konteks sistem
informasi. Sistem informasi dipandang sebagai suatu sistem yang terdiri dari
komponen-komponen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu.
4. Ilmu Komputer: Memberikan pemahaman tentang teknologi informasi, pemrograman,
dan algoritma yang menjadi dasar dalam pengembangan sistem informasi.

2.6.3 Sistem Penilaian Sosioteknis

Sistem penilaian sosioteknis adalah suatu sistem yang digunakan untuk menilai
kinerja suatu sistem informasi berdasarkan aspek-aspek sosial dan teknis yang saling terkait.
Dalam sistem penilaian sosioteknis, aspek-aspek sosial meliputi dampak sistem informasi
terhadap masyarakat, lingkungan, dan budaya, sedangkan aspek-aspek teknis meliputi
keandalan, kinerja, dan keamanan sistem informasi.

17
BAB III

KESIMPULAN

sistem informasi memiliki dampak yang signifikan pada operasional dan strategi
bisnis organisasi. Sistem informasi yang dikelola dengan baik dapat meningkatkan efisiensi
operasional, mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik, dan berkontribusi pada
perubahan strategis yang diperlukan dalam dunia bisnis. Selain itu, struktur organisasi yang
mendukung kolaborasi dan aliran informasi yang efektif, komponen seperti perangkat keras,
perangkat lunak, data, dan sumber daya manusia yang terintegrasi dengan baik, serta peran
manajemen yang jelas, semuanya memainkan peran penting dalam kemampuan sistem
informasi untuk menciptakan nilai tambah bagi organisasi. Aset-aset komplementer seperti
budaya inovasi juga turut berkontribusi dalam kesuksesan sistem informasi. Selain itu,
berbagai cabang ilmu memberikan wawasan yang berbeda terhadap sistem informasi, mulai
dari pendekatan teknis hingga manajemen. Penggunaan penilaian sosioteknis dalam konteks
sistem informasi dan teknologi mengintegrasikan elemen-elemen sosial dan teknis, sehingga
dapat membantu organisasi memahami dampak sistem informasi secara lebih holistik.
Dengan demikian, kesuksesan implementasi sistem informasi tidak hanya bergantung pada
teknologi semata, tetapi juga melibatkan aspek organisasi, manajemen, dan faktor sosial
dalam upaya mencapai nilai tambah dan keunggulan kompetitif.

18
DAFTAR PUSTAKA

Ainul Fitriah WulandariAmasariYuni. (2012). Sistem Informasi Sumber Daya Manusia.


Sistem Informasi Manajemen Sumber Daya Manusia, 47-54.
AkbarFaisalMada. (2021). Sistem Informasi Manajemen. Sumatra Barat: Insan Cendekia
Mandiri.
Anjani, T. (2021). Sistem Informasi Untuk Persaingan Keunggulan. Universitas Mercu
Buana, 5-13.
Arifin, J. (2005). Peran Sistem Informasi Dalam Menciptakan Keunggulan Kompetitif
Melalui Transformasi Teknologi. Sinergi Kajian Bisnis Dan Manajemen, 87-97.
Nurdien Ashshidiqy, h. a. (2019). Penyelarasan Teknologi Informasi Dengan Strategi Bisnis.
Artikel Information, 51-59.

19

Anda mungkin juga menyukai