Anda di halaman 1dari 4

PENGUNGKAPAN SOSIAL DAN LINGKUNGAN : PERSPEKTIF TEORITIS

Dalam beberapa decade terakhir telah terjadi semacam evolusi dalam praktik
pelaporan keuangan yaitu makin banyaknya informasi yang diungkapkan dalam pelaporan
keuangan melalui pengungkapan sukarela. Salah satu aspek yang diungkapkan secara suarela
dalam pelaopran keuangan tersebut adalah informasi tentang aspek social dan lingkungan
berkaitan dengan kegiatan bisnis yang dijalankan perusahaan.

1. PERKEMBANGAN SOCIAL AND ENVIROMENTAL DISCLOSURE


Praktik pengungkapan sukarela berupa pengungkapan sosoal dan lingkungan (PSL)
makin meningkat selama beberapa tahun terakhir. Berbagai hasil studi telah dilakukan di
berbagai negara dan dimuat di berbagai jurnal internasional. Studi tersebut tidak saja
dilakukan dengan menggunakan pendekatan positif tetapi juga interpretative dan critical
theory ( Deegan 2002 ).
A. Lingkup Pengungkapan Sosial dan Lingkungan

Apa yan dinamakan pengungkapan social dan lingkungan ? selama ini belum ada
defenisi tunggal yang dapat digunakan untuk menunjukkan pengungkapan social dan
lingkungan. Hal ini disebabkan perekambangan praktik PSL masih dalam tahap embrio jika
dibandingkan perkembangan praktik pelaporan keungan ( Deegan 200 ).

Menurut elkington ( 1997 ) social audit adalah proses yang mengungkapan organisasi
untuk menilai kinerjanya berdasarkan harapan dan persyaratan yang ditentukan masyarakat.
Sampai saat ini tidak ada consensus berkaitan dengan informasi apa saja yang dimasukkan
dalam PSL. Konsekuensinya, untuk menentukan apa yang seharusnya diungkapkan,
penyususnnan laporan keungan biasanya dihadapkan pada masalah bagaimana mengukur dan
mengklasifikasikan onformasi dalam PSL. Misalnya, comprehensive study yang dilakukan
oleh AICPA pada tahun 1977 menyimpulkan beberapa temuan berkaitan pengukuran social
sebagai berikut :

1) Meskipun ada gap yang luas, perusahaan memiliki sejumlah informasi tentang kegiatan
perusahaan dan jenis konsekuensi sosialnya yang kebanyakan dinamakan “social
conditiaon”.
2) Di berbagai area, informasi yang tersedia tidak lengkap dan sering tidak akurat, biasanya
tidak mengukur atau tidak mampu mengukur dengan baik dampak social yang
ditimbulkan.
3) Informasi makin lengkap dan akurat ketika informasi tersebut diminta oleh huku,
peraturan atau perjanjian kontraktual.
4) Informasi kebanyakan berkaitan dengan karyawan.
5) Sebagian perusahaan telah menggunakan informasi social dalam menentukan kebijakan,
praktik, melakukan tindakan dan memonitor hasilnya.
6) Meningkatnya jumlah perusahaan yang menyajikan laporan berakitan dengan aspek
social cenderung untuk menarik perhatian publik, lporan ini mungkin salah karena adanya
usaha yang hanya menekankan pada fakta yang menguntungkan, atau menggunakan
bahasa berlebihan.
7) Perusahaan tidak meminta atau menerima laporan audit pihak ketiga atas informasi yang
disajikan, meskipun beberapa pendekatan ditemukan dalam laporan tertentu.

Tidak berapa lam setelah itu, Ernst dan Ernst ( 1978 ) melakukan survey dan
menemukan bahwa pengungkapan dikatakan berkaitan dengan isu social ( dan lingkungan )
jika pengungkapan tersebut berisi informasi yang dapat dikategorikan kedalam kelompok
berikut ini :

a) Lingkungan
b) Energy
c) Praktik bisnis yang wajar ( fair )
d) Sumber daya manusia
e) Keterlibatan masyarakat
f) Produk yang dihasilkan
g) Pengungkapan lainnya

Sementara itu Ullman (1985) yang melakukan penelitian di Jerman mengatakan


bahwa dari perspektif serikat pekerja, pengungkapan social dan lingkungan antara lain
mencakup item berikut ini :

a) Kondisi pekerjaan
b) Penghasilan karyawan
c) Jam kerja
d) Pengaruh teknologi
e) Kualifikasi dan penelitian
f) Subsidi yang diterima dari perusahaan
g) Polusi lingkungan
h) Kontribusi perusahaan pada tujuan social seperti pembangunan daerah, pengangguran,
dan lai-lain.

Serupa dengan kedua pendapat di atas Wiseman (1982) berpendapat bahwa


pengungkapan social dan lingkungan biasanya berisi informasi tentang :

a) Diskusi tentang regulasi dan persyaratan tentang dampak lingkungan


b) Kebijakan lingkungan atau kepedulian perusahaan tentang lingkungan
c) Konervasi sumber alam
d) Pengahargaan atas kepedulian terhadap lingkungan
e) Usaha melakukan daur ulang
f) Pengeluaran yang dilakukan prusahaan berkaitan dengan penanganan lingkungan
g) Aspek hukum ( litigasi ) atas kasus yang berkaitan dengan dampak lingkungan yang
disebabkan perusahaan.

Atas dasar berbagai hal tersebut, Tinker et al (1991) mengatakan bahwa PSL pada
dasarnya merupakan redleksi atas munculnya konflik social kapitalis dengan kelompok lain, (
seperi pekerja, kelompok pecinta lingkungan, konsumen, dan lainnya ). Tinker dan Niemark
(1984) menyatakan bahwa :

…publik, secara umum, menjadi makin sadar atas konsekuensi negative dari
pertumbuhan perusahaan… Publik menekankan bisnis dan pemerintah untuk
mengeluarkan dana gunan memperbaiki atau mencegah lingkungan fisik, untuk
menjamin kesehatan dan keselamatan konsumen, pekerja dan mereka yang tinggal di
lingkungan dimana produk dibuat dan limbah dibuang, dan untuk bertanggung jawab
terhadap konsekuensi timbul dari adanya penutupan pabrik dan pengangguran karena
teknologi.

Ada beberapa manfaat yang diperoleh dari praktek PSL ini seperti menselaraskan
nilai-nilai perusahaan dengan nilai-nilai social, menghindari tekanan dari kelompok tertentu,
meningkatkan image dan reputasi perusahaan, menunjukkan prinsip-prinsip manajerial dan
menunjukkan tanggung jawab social perusahaan.

Oleh karena egiatan perusahaan dapat menimbulkan dampak social dan lingkungan,
praktek PSL merupaan alat manajerial yang digunakan perusahaan untuk menghindari
konflik social dan lingkungan. Selain itu, praktik PSL dapat dipandang sebagai wujud
akuntabilitas perusahaan kepada publik untuk menjelaskan berbagai dampak social dan
lingkungan yang ditimbulkan oleh perusahaan baik pengaruh yang bai maupun yang buruk.

B. Alasan Pengungkapan Sosial dan Lingkungan

Ada berbagai motivasi yang mendorong manajer sukarela mengungkapkan informasi


social dan lingkungan. Menurut Deean (2002), alasan tersebut antara lain :

a. Keinginan untuk mematuhi persyaratan yang ada dalam undang-undang


b. Pertimbangan rasionalitas ekonomi ( economic rationality )
c. Keyakinan dalam proses akuntabilitas untuk melaporkan
d. Keinginan untuk mematuhi persyaratan peminjaman
e. Untuk mematuhi harapan masyarakat
f. Sebagai konsekuensi dari ancaman terhadap legitimasi perusahaan
g. Untuk memanage kelompok stakeholder tertentu yang powerful
h. Untuk menarik dana investasi
i. Untuk mematuhi persyaratan industry, atau code of conduct tertentu
j. Untuk memenangkan penghargaan pelaporan tertentu

Anda mungkin juga menyukai