Oleh :
Pembimbing :
ABSTRAK
Minyak Kelapa Sawit telah digunakan sebagai bahan tambahan makanan dalam kehidupan sehari-hari
antara lain sebagai minyak goreng, sebagai pelumas, bahkan sebagai campuran dalam bahan bakar
biodiesel. Minyak Sawit Merah (Red Palm Olein) merupakan pengembangan dari proses pengolahan
minyak sawit. Komposisi minyak sawit merah sebagai minyak nabati berupa asam lemak dapat diketahui
dengan penentuan komposisi minyak nabati dengan GC-MS. Komponen asam lemak penyusun minyak
nabati merupakan kandungan nutrisi utama yang menentukan minyak nabati yang sehat untuk
dikonsumsi. Seperti memiliki kandungan asam lemak jenuh dan tak jenuh. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui jenis asam lemak yang terkandung dalam minyak sawit merah yang telah beredar dipasaran.
Penelitian ini dilakukan secara deskriptif, meliputi preparasi sampel, proses metilasi sampel kedalam
bentuk Fatty Acid Methyl Ester (FAME) yang meliputi proses saponifikasi lemak dan derivatisasi asam
lemak yang kemudian di injeksikan kedalam alat GC-MS. Berdasarkan hasil jenis asam lemak yang dapat
diidentifikasi dari sampel minyak sawit merah menunjukkan 12 puncak yang unggul dari keseluruhan
sampel, dan setiap puncak mewakili satu senyawa lemak. Terdapat 2 senyawa yang memberikan puncak
tertinggi berdasarkan waktu retensi dan memiliki nilai derajat kemiripan (SI) pada pola fragmentasi
senyawa sampel terhadap senyawa library (NIST dan WILLEY yaitu Hexadecanoic acid, methyl ester
(Asam Lemak Palmitat) (70,6%) dan 9-Octadecanoid acid, methyl ester (Asam Lemak Oleat) (17,0% dan
20,4%) .
PENDAHULUAN
Indonesia mempunyai banyak ketersediaan pangan yang melimpah dan dapat berpotensi sebagai bahan
tambahan makanan dalam kehidupan sehari hari salah satunya seperti kelapa sawit. Karena ketersediaan pangan di
Indonesia yang sangat banyak maka kelapa sawit banyak dimanfaatkan secara optimal antara lain sebagai minyak
goreng. Adanya peningkatan produksi minyak sawit ini maka perlu didukung dengan pengolahan minyak sawit
untuk menghasilkan komoditas berbasis sawit yang beraneka ragam, termasuk minyak makan. Sebagai bahan baku
utama minyak makan, minyak sawit memiliki banyak keunggulan dibanding bahan baku lainnya. Keunggulan utama
minyak sawit adalah kandungan mikronutriennya yang tinggi terutama pada β-karotena maka disebut sebagai
minyak sawit merah atau Red Palm Olein. Komposisi minyak nabati berupa asam lemak penyusun minyak nabati
merupakan kandungan nutrisi utama yang dapat menentukan minyak nabati yang sehat untuk dikonsumsi, seperti
memiliki asam lemak tak jenuh tunggal maupun ganda. Asam lemak pembentuk lemak dapat dibedakan
berdasarkan jumlah atom C (karbon), ada atau tidaknya ikatan rangkap, jumlah ikatan rangkap serta letak ikatan
rangkap (Kataren, 1986).
METODOLOGI PENELITIAN
1. PREPARASI SAMPEL
2. PROSES METILASI SAMPEL
PROSES SAPONIFIKASI LEMAK
PROSES DERIVATISASI ASAM LEMAK KEDALAM BENTUK FAME
3. ANALISIS SAMPEL FAME MENGGUNAKAN ALAT GC-MS
HASIL PENELITIAN
Spektrogram fraksinasi massa data library senyawa Hexadecanoic acid, methyl ester dan
Spektrogram massa senyawa target yang memiliki kemiripan 70,6% sebagai senyawa asam
lemak palmitat dalam sampel salmira
Spektrogram fraksinasi massa data library senyawa 9-Octadecenoic acid, methyl ester dan Spektrogram massa
senyawa target yang memiliki kemiripan 20,4% sebagai senyawa asam lemak oleat dalam sampel salmira
Tabel Jenis asam lemak yang terkandung dalam sampel uji berdasarkan kelompok asam lemak jenuh dan
tak jenuh
KESIMPULAN
Komposisi minyak sawit merah sebagai minyak nabati berupa asam lemak dapat diketahui dengan penentuan
komposisi minyak nabati dengan GC-MS. Adapun jenis asam lemak yang teridentifikasi menggunakan alat GC-MS
antara lain dari kelompok asam lemak jenuh yaitu asam lemak laurat, miristat, palmitat, dan stearat. Sementara dari
kelompok asam lemak tak jenuh yaitu asam lemak oleat, margarat dan pentadekanoat. Kandungan asam lemak jenuh
dan tak jenuh dari sampel salmira mendekati seimbang (palmitat 43,5 %, oleat 42,4%), sedangkan sampel carotino
memiliki keunggulan di asam lemak tak jenuh yaitu sebanyak (50,3%) artinya kedua sampel minyak tersebut baik
dikonsumi dalam jumlah tidak terlalu banyak dengan panggunaan jangka waktu yang tidak panjang
DAFTAR PUSTAKA
Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak Dan Lemak Pangan. Jakarta: Penerbit Universitas
Indonesia.
Ketaren, S. 2005. Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Gandjar, I.G dan Rohman, A. 2007. Metode Kromatografi Untuk Analisis Makanan, Pustaka
Pelajar : Yogyakarta.
Pusat Penelitian Kelapa Sawit. 2010. Produksi, Ekspor, dan Konsumsi Minyak Sawit Indonesia.