Anda di halaman 1dari 63

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM PROSES KIMIA

MATERI:
Elektroplating

Disusun Oleh:
Dyah Ayu Dewi A 21030115120058
Fiqky Akbar W. M 21030115130142
Gelbert Jethro S 21030115130165
Talita Maharani 21030115140187

LABORATORIUM PROSES KIMIA


TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017
ELEKTROPLATING

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan praktikum berjudul Elektroplating yang disusun oleh


Kelompok : 2 / Kamis
Anggota : Dyah Ayu Dewi Anggraeni NIM: 21030115120058
Fiqky Akbar Widya Mukti NIM: 21030115130142
Gelbert Jethro Sanyoto NIM: 21030115130165
Talita Maharani NIM: 21030115140187

Telah diterima dan disetujui pada :


Hari :
Tanggal :

Semarang, 16 November 2017

Mengetahui,

Dosen Pembimbing Asisten Pembimbing

Prof. Dr. Istadi,ST., MT Bayu Aji Pratama


NIP 197103011997021001 NIM 21030115130142

Laboratorium Proses Kimia 2017 ii


ELEKTROPLATING

RINGKASAN

Kegiatan pelapisan logam akan menghasilkan limbah yang berbahaya dan dapat
menjadi permasalahan yang kompleks bagi lingkungan sekitarnya. Limbah industri
pelapisan logam yang tidak dikelola dengan baik dan benar dapat mengakibatkan
pencemaran lingkungan. Air limbah industri pelapisan logam umumnya banyak
mengandung logam-logam berat, diantaranya adalah logam krom (Cr), tembaga (Cu),
nikel (Ni). Tujuan dari praktikum ini adalah membekali mahasiswa dalam hal mengkaji
proses reduksi dan pengendapan logam-logam berat yang terkandung dalam larutan
secara elektrokimia atau elektrolisis, mekanisme reaksi reduksi dan pengendapan
logam-
logam berat dalam larutan secara reaksi elektrokimia, dan mengkaji kinetika reaksi
reduksi dan pengendapan logam-logam berat dalam larutan secara elektrokimia
Reaksi elektrokimia sangat penting dalam mempelajari ilmu kimia dan juga
aktivitas sehari-hari. Reaksi elektrokimia adalah reaksi spontan reduksi-oksidasi
(reaksi
redoks) yang dapat manghasilkan listrik. Melalui reaksi elektrokimia dapat
diperoleh
informasi mengenai perubahan energi reaksi kimia sehingga membantu menganalisa
sistem-sistem kimia. Michael Faraday telah menjelaskan adanya hubungan kuantitatif
antara jumlah perubahan kimia yang terjadi pada reaksi elektrokimia dengan jumlah
arus. Jumlah perubahan kimia sebanding dengan jumlah mol elektron yang digunakan
pada reaksi oksidasi-reduksi
Alat yang digunakan adalah rangkaian dari bak elektroplating, larutan
elektrolit,power supply, kabel penghubung anoda dan kabel penghubung katoda. Bahan
yang digunakan adalah larutan elektrolit CuSO4, logam elektroda (tembaga dan seng).
Praktikum ini dilakukan dengan mencari waktu optimum terlebih dahulu kemudian
dilanjutkan dengan penentuan kuat arus dan konsentrasi optimum.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil waktu optimal
elektroplating adalah 10 menit dengan penambahan berat Zn tertinggi yaitu 0,372 gr.
Sementara pada penentuan kuat arus optimum, didapatkan kuat arus optimum sebesar
0,13 A dengan penambahan berat Zn tertinggi yaitu 0,372 gr. Pada penentuan
konsentrasi larutan elektrolit CuSO4 dengan kuat arus 0,13 A, didapatkan
konsentrasi
larutan elektrolit optimum sebesar 2 gr/l dengan penambahan berat Zn tertinggi
yaitu
0,372 gr. Untuk proses elektroplating dengan kuat arus 0,13 A dan dengan
konsentrasi
larutan elektrolit CuSo4 sebesar 2 gr/l didapatkan nilai konstanta laju reaksi
pelapisan
Zn sebesar 0,372 gr/menit.
Saran untuk praktikum ini adalah memastikan elektroda tercelup merata dan
sejajar saat dimasukkan ke dalam larutan elektrolit, menghindari kontak langsung
antar
elektroda karena dapat menyebabkan loncatan arus listrik serta memastikan
penimbangan elektroda dilakukan dalam keadaan kering.

Laboratorium Proses Kimia 2017 iii


ELEKTROPLATING

SUMMARY

Metal coating activities will produce hazardous waste and can be a complex
problem for the environment. Non-managed and properly managed metal coatings can
cause environmental pollution. Metal coating wastewater generally contains heavy
metals, including chromium (Cr), copper (Cu), nickel (Ni). The purpose of this
workshop
is to equip students in studying the process of reduction and precipitation of
heavy metals
contained in electrolysis or electrolysis solutions, reduction reaction mechanisms
and
precipitation of heavy metals in solution by electrochemical reaction, and
examining the
reaction kinetics of metal reduction and precipitation heavy metals in solution
electrochemically
Electrochemical reaction is very important in studying chemistry as well as
daily
activities. The electrochemical reaction is a spontaneous reduction-oxidation
reaction
(redox reaction) that can produce electricity. Through the electrochemical reaction
can be
obtained information about changes in energy of chemical reactions so as to help
analyze
chemical systems. Michael Faraday has explained the quantitative relationship
between
the amount of chemical changes that occur in electrochemical reactions with the
amount
of current. The amount of chemical change is proportional to the number of moles of
electrons used in oxidation-reduction reactions
The instrument used is a series of electroplating basin, electrolyte
solution, power
supply, anode connector cable and cathode connecting cable. The materials used are
CuSO4 electrolyte solution, metal electrode (copper and zinc). This practice is
done by
finding the optimum time first then followed by determination of current strength
and
optimum concentration.
Based on the experiments that have been obtained the optimal electroplating
time is
10 minutes with the highest Zn weight 0.372 gr. While on the determination of the
optimum current strength, we get a strong optimum current of 0.13 A with the
highest Zn
weight increase is 0.372 gr. In determining the concentration of CuSO4 electrolyte
solution with a strong current of 0.13 A, obtained the optimum electrolyte solution
concentration of 2 g / l with the highest Zn weight addition of 0.372 gr. For
electroplating
process with a strong current of 0.13 A and with a concentration of CuSo4
electrolyte
solution of 2 g / l obtained the value of Zn coagulation rate constant rate of
0.372 g / min.
The advice for this practicum is to ensure that the electrodes are immersed
and
parallel when inserted into the electrolyte solution, avoiding direct contact
between the
electrodes as they can cause electrical current jumps and ensure that the electrode
weighing is carried out in a dry state.

Laboratorium Proses Kimia 2017 iv


ELEKTROPLATING

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas berkat-
Nya lah kami dapat menyusun laporan Praktikum Proses materi Elektroplating
dengan lancar dan sesuai dengan harapan kami.
Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk mengkaji proses reduksi
dan pengendapan logam-logam berat yang terkandung dalam larutan secara
elektrokimia atau elektrolisis, mengkaji mekanisme reaksi reduksi dan
pengendapan logam-logam berat dalam larutan secara reaksi elektrokimia, dan
mengkaji kinetika reaksi reduksi dan pengendapan logam-logam berat dalam
larutan secara elektrokimia.
Laporan ini tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan dan kerja sama dari
berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini terima kasih disampaikan
kepada :
1. Didi Dwi Anggoro, M.Eng selaku Koordinator Dosen Pembimbing
Praktikum Proses Kimia Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro Semarang Tahun 2017.
2. Prof. Dr. Istadi, S.T, M.T selaku Dosen Pembimbing Materi
Elektroplating.
3. Bayu Aji Pratama selaku Asisten Laboratorium Proses Kimia
pengampu materi Elektroplating, dan segenap Asisten Laboratorium
Proses Kimia Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas
Diponegoro Semarang Tahun 2017.
4. Pranata Laboratorium Proses Departemen Teknik Kimia Fakultas
Teknik Universitas Diponegoro Semarang Tahun 2017.
Pelaksanaan dan pembahasan praktikum Elektroplating diuraikan secara
jelas pada laporan kegiatan ini, diantaranya: tujuan yang hendak dicapai,
manfaat praktikum, pembahasan dan juga saran. Semoga dapat menjadi Kritik
dan saran masih perlu diberikan kepada penyusun agar dapat lebih baik dalam
praktikum dan penyusunan laporan.
Semarang, 16 November 2017

Penyusun

Laboratorium Proses Kimia 2017 v


ELEKTROPLATING

DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL .............................................................................
................. i
HALAMAN
PENGESAHAN ........................................................................
...... ii
RINGKASAN .........................................................................
.............................. iii
SUMMARY ...........................................................................
................................. iv
KATA
PENGANTAR .........................................................................
...................v
DAFTAR
ISI ...............................................................................
.......................... vi
DAFTAR
TABEL .............................................................................
................. viii
DAFTAR
GAMBAR ............................................................................
................ ix
DAFTAR
LAMPIRAN ..........................................................................
................x
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang ..........................................................................
...................1
1.2. Rumusan
Masalah ...........................................................................
.............2
1.3. Tujuan
Praktikum .........................................................................
................2
1.4. Manfaat
Praktikum .........................................................................
..............3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Dasar Reaksi
Elektrokimia ..............................................................4
2.2. Aspek Kuantitatif Reaksi Elektrokimia atau
Elektrolisis .............................8
2.3. Kinetika Reaksi Elektrokimia atau
Elektrolisis ............................................9
BAB III METODE PRAKTIKUM
3.1. Rancangan
Praktikum..........................................................................
.......12
3.1.1. Skema rancangan
percobaan ...................................................................... 12
3.1.2. Variabel
operasi ...........................................................................
................ 12
3.2. Bahan dan Alat yang
Digunakan ................................................................12
3.2.1 Bahan yang
digunakan .........................................................................
........ 12
3.2.2. Alat yang
digunakan..........................................................................
.......... 13
3.3. Gambar Alat
Utama .............................................................................
.......13
3.4. Prosedur
Praktikum .........................................................................
...........14
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Pengaruh Waktu Kontak terhadap Kinerja Reaksi
Elektroplating .............14
4.2. Hubungan Kuat Arus terhadap Kinerja Reaksi
Elektroplating ..................18
4.3. Pengaruh Konsentrasi terhadap Kinerja Reaksi
Elektroplating .................21
4.4. Pengaruh Kuat Arus terhadap Konstanta Laju Reaksi Elektroplating .......24
4.5. Mekanisme Perpindahan Elektron pada Proses
Elektroplating ..................25

Laboratorium Proses Kimia 2017 vi


ELEKTROPLATING

BAB V PENUTUP
5.1.
Kesimpulan ........................................................................
.........................27
5.2.
Saran .............................................................................
..............................27
DAFTAR
PUSTAKA ...........................................................................
.................. 28

Laboratorium Proses Kimia 2017 vii


ELEKTROPLATING

DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Hubungan waktu dan selisih berat Zn dan Cu 15
Tabel 4.2 Data praktikum hubungan kuat arus dan berat Zn 18
Tabel 4.3 Hubungan konsentrasi dengan berat Zn 21

Laboratorium Proses Kimia 2017 viii


ELEKTROPLATING

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Skema Rancangan


Percobaan.................................................................... 12
Gambar 3.2. Rangkaian alat proses
elektroplating......................................................... 13
Gambar 4.1. Hubungan antara waktu vs massa Cu yang terlepas dan menempel
pada
Zn ................................................................................
..................... 15
Gambar 4.2. Gambar plat Cu dan Zn saat 5 menit dan 25
menit ................................... 16
Gambar 4.3. Hubungan antara kuat arus dan berat
Zn ................................................... 18
Gambar 4.4. Pelapisan logam Zn sebelum proses
elektroplating .................................. 18
Gambar 4.5 Pelapisan logam Zn
0,05A ......................................................................... 18
Gambar 4.6 Pelapisan logam Zn sebelum proses
elektroplating .................................. 19
Gambar 4.7 Pelapisan logam Zn 0,13
A ........................................................................ 19
Gambar 4.8 Pelapisan logam Zn sebelum proses
electroplating................................... 19
Gambar 4.9 Pelapisan logam Zn 0,13
A ..................................................................... 19
Gambar 4.10 Pengaruh konsentrasi terhadap berat
Zn .................................................. 21
Gambar 4.11 Pelapisan logam Zn sebelum
electroplating ............................................. 21
Gambar 4.12 Pelapisan logam Zn konsentrasi
1,5gr/l ................................................... 21
Gambar 4.13 Pelapisan logam Zn sebelum proses
elektroplatting ...................................... 22
Gambar 4.14 Pelapisan logam Zn konsentrasi
2gr/l ...................................................... 22
Gambar 4.15 Pelapisan logam Zn sebelum proses
elektroplatting.................................... 22
Gambar 4.16 Pelapisan logam Zn konsentrasi
2,7gr/l ................................................... 22
Gambar 4.17 Hubungan antara waktu vs masa Cu yang
menempel .................................... 23

Laboratorium Proses Kimia 2017 ix


ELEKTROPLATING

DAFTAR LAMPIRAN

LAPORAN
SEMENTARA .........................................................................
.... A-1
LEMBAR
PERHITUNGAN .......................................................................
......B-1

Laboratorium Proses Kimia 2017 x


ELEKTROPLATING 1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kegiatan pelapisan logam akan menghasilkan limbah yang
berbahaya dan dapat menjadi permasalahan yang kompleks bagi
lingkungan sekitarnya. Limbah industri pelapisan logam yang tidak
dikelola dengan baik dan benar dapat mengakibatkan pencemaran
lingkungan. Air limbah industri pelapisan logam umumnya banyak
mengandung logam-logam berat, diantaranya adalah logam krom (Cr),
tembaga (Cu), nikel (Ni). Limbah cair yang mengandung logam-logam
berat di atas dapat membahayakan lingkungan dan kesehatan.
Elektrodeposit logam-logam pelapis seperti krom (Cr), tembaga (Cu), nikel
(Ni), dan lain-lain banyak digunakan di industri dalam hal perbaikan
kinerja. Pelapisan logam-logam di atas adalah biasa dilakukan dalam bak
elektroplating. Demikian juga dengan proses pengambilan kembali logam-
logam di atas dari sisa-sisa buangan larutan dari bak elektroplating perlu
dilakukan agar mengurangi efek buruk terhadap lingkungan.
Limbah industri pelapisan logam yang mengandung ion-ion
logam berat tersebut jika langsung dibuang ke lingkungan tanpa
pengolahan terlebih dahulu akan menimbulkan dampak negatif terhadap
komponen-komponen lingkungan, sehingga akan menurunkan kualitas
lingkungan. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18
tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Berbahaya dan Beracun
disebutkan bahwa limbah logam berat yang dibuang ke lingkungan tidak
boleh melebihi batas ambang yang ditetapkan.
Dalam pengolahan limbah, pengendapan merupakan salah satu
metode pengolahan limbah yang banyak digunakan untuk memisahkan
logam berat dari limbah cair tersebut. Namun, banyak kendala dalam
pengolahan limbah tersebut bahwa kadang-kadang logam-logam berat
tersebut sulit diendapkan. Oleh karena itu, agar pengendapan dapat
mencapai efisiensi yang tingg, logam-logam berat tersebut harus direduksi
terlebih dahulu.

Laboratorium Proses Kimia 2017


ELEKTROPLATING
2

Penelitian mengenai reduksi limbah-limbah logam berat dari industri


pelapisan logam dan proses pengendapannya melalui proses elektrolisis
perlu dikenalkan kepada mahasiswa Jurusan Teknik Kimia. Terlebih lagi
kajian kinetika dari proses reduksi dan pengendapan logam-logam berat
tersebut, agar dapat diketahui kinerja reaksinya dan dapat diketahui pula
cara-cara meningkatkan kinerja prosesnya.
Kecepatan reaksi dari proses reduksi dan pengendapan secara
elektrolisis tergantung pada pH larutan elektrolitnya, yaitu makin tinggi pH
kecepatan reaksi akan turun. Agar reduksi dan pengendapan berjalan
sempurna diperlukan konsentrasi larutan reduktor berlebih.

1.2. Rumusan Masalah


Penelitian mengenai reduksi limbah logam berat di industri sangat
perlu dikenalkan untuk mengetahui bagaimana proses reduksi limbah-
limbah logam berat dari industri pelapisan logam dan proses
pengendapannya melalui proses elektrolisis, bagaimana mekanisme reaksi
reduksi pada pengendapan logam-logam berat pada larutan secara
elektrokimia, bagaimana kinetika reaksi reduksi dan pengendapan logam-
logam berat dalam larutan secara elektrokimia. Hal tersebut sangat berguna
bagi seorang sarjana teknik kimia. Oleh karena itu kami melakukan
praktikum ini.

1.3. Tujuan Praktikum


1. Mengkaji proses reduksi dan pengendapan logam-logam berat yang
terkandung dalam larutan secara elektrokimia atau elektrolisis.
2. Mengkaji mekanisme reaksi reduksi dan pengendapan logam-
logam berat dalam larutan secara reaksi elektrokimia.
3. Mengkaji kinetika reaksi reduksi dan pengendapan logam-logam berat
dalam larutan secara elektrokimia.

Laboratorium Proses Kimia 2017


ELEKTROPLATING 3

1.4. Manfaat Praktikum


1. Membekali mahasiswa dalam hal mengkaji proses reduksi dan
pengendapan logam-logam berat yang terkandung dalam larutan secara
elektrokimia atau elektrolisis.
2. Membekali mahasiswa dalam hal mengkaji mekanisme reaksi reduksi
dan pengendapan logam-logam berat dalam larutan secara reaksi
elektrokimia.
3. Membekali mahasiswa dalam hal mengkaji kinetika reaksi reduksi dan
pengendapan logam-logam berat dalam larutan secara elektrokimia.

Laboratorium Proses Kimia 2017


ELEKTROPLATING 4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Reaksi Elektrokimia


Studi hubungan antara reaksi kimia dan aliran listrik disebut
elektrokimia. Reaksi elektrolisis, dimana perubahan non-spontan terjadi
dengan mengalirkan arus listrik melalui sistem kimia, adalah termasuk
elektrokimia. Reaksi spontan reduksi- oksidasi (reaksi redoks) yang
dapat manghasilkan listrik juga termasuk elektrokimia. Perubahan yang
terjadi dalam suatu sistem kimia karena reaksi elektrolisis dan reaksi redoks
dibahas dalam reaksi elektrokimia.
Reaksi elektrokimia sangat penting dalam mempelajari ilmu kimia dan
juga aktivitas sehari-hari. Melalui reaksi elektrokimia dapat diperoleh
informasi mengenai perubahan energi reaksi kimia sehingga membantu
menganalisa sistem- sistem kimia. Pengaruh reaksi elektrokimia pada
masyarakat modern hampir ditemukan dimana-mana. Industri kimia Al, Cl2
dan NaOH serta industri elektroplating adalah contoh penerapan reaksi
elektrokimia elektrolisis. Dan semua sumber energi listrik kecil (baterai)
diperoleh dari reaksi elektrokimia reduksi- oksidasi.
Sebelum mengerti sistem elektrokimia perlu mengetahui
bagaimana terjadinya hantaran listrik. Proses hantaran listrik berbeda antara
logam dan sistem kimia. Logam adalah konduktor yang mampu
menggerakkan muatan listriknya (elektron) berpindah dari satu tempat
ke tempat lain jika suatu elektron ditambahkan atau dikurangi di salah
satu ujungnya. Hantaran listrik karena perpindahan (transport) elektron
disebut hantaran logam. Leburan senyawa ion dan larutan yang disebut
elektrolit juga dapat menghantarkan listrik, walaupun di dalam sistem ini
tidak terdapat elektron bebas yang mudah bergerak. Dengan demikian timbul
pertanyaan, bagaimana sistem ini dapat menghasilkan hantaran listrik?
Jawabannya dapat diperoleh dengan menguji apa yang terjadi pada larutan
dan elektroda dalam susunan alat elektrolisis. Bila ada aliran listrik dari
baterai (sumber arus DC) maka akan terjadi:

Laboratorium Proses Kimia 2017


ELEKTROPLATING 5
(1). Elektroda (-) mendapat muatan listrik e (-);
(2). Karena kelebihan muatan listrik e (-) maka elektroda (-) menarik ion
muatan berbeda dalam larutan, ion (+);
(3). Pada saat yang sama elektroda (+) kekurangan elektron sehingga
menarik ion muatan berbeda dalam larutan yaitu ion (-);
(4). Karena adanya hantaran listrik maka terjadi reaksi kimia (reaksi redoks)
pada elektroda;
(5). Pada elektroda (+), ion (-) disekitarnya melepaskan e- sehingga terjadi
oksidasi. Setiap terjadi oksidasi maka ion (-) ini diganti oleh ion (-)
lain disekitarnya sehingga terjadi aliran ion-ion (-) dari larutan ke
elektroda (+);
(6). Elektron-elektron yang dilepaskan dari ion-ion (-) mengalir ke sumber
arus DC kemudian diteruskan ke elektroda dimana terdapat ion-ion
(+) yang kemudian mengalami reduksi;
(7). Akibat reduksi ini, ion (+) lain yang terdapat disekitarnya
menggantikannya sehingga terjadi aliran ion (+) dari larutan ke
elektroda (+). Jadi, jika terjadi reaksi redoks maka elektron bergerak
melalui kabel circuit (arus DC) dan ion bergerak di dalam cairan.
Aliran ion dalam cairan disebut hantaran elektrolit. Pada hantaran
elektrolit, terjadinya migrasi ion terutama karena perbedaan jumlah antara
ion (+) dan ion (-) dalam kumpulan ion (+) atau (-) sehingga tidak stabil,
sehingga dalam cairan ada kecenderungan untuk mempertahankan muatan
listrik yang netral dan ini dilakukan dengan aliran ion.
Reaksi kimia yang terjadi pada elektroda selama ada hantaran
elektrolitik disebut reaksi elektrolisis. Tempat terjadinya reaksi elektrolisis
disebut sel elektrolisis atau sel elektrolitik. Sebagai contoh pada elektrolisis
larutan CuSO4. Reaksi-reaksi yang mungkin terjadi pada anoda adalah:
2SO42- (aq) → S2O82- (aq) + 2e
2H2O(l) → O2 (g) + 4H+ + 4e
Reaksi pada katoda:
Cu2+ (aq) + 2e → Cu (s)
2H2O(1) + 2e → H2 (g) +( 2OH- aq)

Laboratorium Proses Kimia 2017


ELEKTROPLATING 6
Dari hasil percobaan diperoleh gelembung gas O2 pada anoda dan
pelapisan logam Cu pada katoda. Jadi pada elektrolisis larutan CuSO4 terjadi
reaksi-reaksi:
2H2O(l) → O2 (g) + 4H+ + 4e (Anoda)
Cu2+ (aq) + 2e → Cu (s) (Katoda)
2H2O(l) + (2Cu2+ aq) → O2 (g) + 4H+ + 2Cu(s) (Reaksi sel)
Berdasarkan hasil-hasil reaksi yang diperoleh, maka dapat
disimpulkan bahwa pada elektrolisis CuSO4, Cu2+ lebih mudah tereduksi
daripada H2O dan H2O lebih mudah teroksidasi daripada SO42-.
Salah satu penggunaan elektrolisis adalah refining (memurnikan) atau
pemurnian logam Cu. Setelah dipisahkan dari bijihnya, kemurnian logam Cu
99% dengan pengotor utama Zn, Zn, Ag, Au dan Pb. Pada proses
refining, Cu yang belum murni digunakan sebagai anoda pada sel
elektrolitik CuSO4. Anoda terbuat dari Cu kemurnian tinggi. Proses
elektrolisis dilakukan dengan pengaturan tegangan dimana hanya Cu dan
logam yang lebih aktif, seperti Zn dan Zn yang teroksidasi. Logam Ag, Au
dan Pt tidak larut tetapi jatuh dan mengendap pada dasar sel elektrolisis.
Pada katoda hanya Cu2+ yang tereduksi sehingga terbentuk deposit Cu.
Hasil keseluruhan dari preses sel elektrolisis ini adalah:
1. Cu dipindahkan dari anoda ke katoda.
2. Pengotor Zn dan Zn tetap dalam larutan sebagai Zn2+ dan Zn2+.
3. Logam lain seperti Ag, Au, dan Pt mengendap di dasar sel.
Bila Ag, Au, dan Pt diambil kemudian dijual maka nilainya dapat
membayar biaya listrik yang diperlukan selama elektrolisis. Logam Cu yang
diperoleh dengan proses ini mempunyai kemurnian 99,96 %.
Jika pada pembuatan Cu murni, katoda diganti dangan Zn, maka akan
tetap terbentuk endapan Cu pada katoda Zn. Proses pelapisan katoda dangan
logam lain dengan elektrolisis disebut elektroplating. Proses ini banyak
digunakan secara komersial seperti pada pelapisan bemper mobil dengan Cr
dengan tujuan: (a) mencegah korosi, dan (b) agar penampilan lebih menarik.
Reaksi redoks adalah gabungan reaksi kimia yang terjadi pada sel
elektrokimia. Reaksi oksidasi adalah suatu perubahan kimia dimana suatu

Laboratorium Proses Kimia 2017


ELEKTROPLATING
7
zat melepas elektron. Pada sel elektrokimia oksidasi terjadi di anoda. Reaksi
reduksi adalah suatu perubahan kimia dimana suatu zat menangkap elektron.
Pada sel elektrokimia reduksi terjadi di katoda. Pada reaksi redoks, zat yang
mengoksidasi disebut oksidator, sedangkan zat yang mereduksi zat lain
disebut reduktor. Suatu reaksi reduksi dapat menimbulkan potensial listrik
tertentu, yang disebut potensial elektroda (E) dan semakin mudah suatu
unsur mengalami reduksi, maka makin besar potensial elektrodanya.
Harga potensial elektroda yang sebenarnya dalam suatu reaksi reduksi
tidak dapat dihitung, sebab tidak ada reaksi reduksi yang berlangsung tanpa
diikuti rekasi oksidasi. Oleh karena itu harga potensial elektroda yang
dipakai adalah harga potensial standar. Itulah sebabnya
harga
potensial
Elektroda lebih tepat disebut potensial reduksi standar atau potensial
elektroda standar (E0). Elektroda yang dipakai sebagai standar dalam
menentukan harga potensial elektroda adalah elektroda hidrogen. Cara
memperoleh dengan mengalirkan gas hidrogen murni pada elektroda platina
(Pt) yang bersentuhan dengan asam (ion H+), sehingga terjadi keseimbangan
sebagai berikut:
H2 → 2H+ + 2e
Harga potensial elektroda dari reaksi ini ditetapkan 0 volt.
Kemudian harga potensial elektroda standar dari semua reaksi reduksi
adalah harga yang dibandingkan terhadap potensial elektroda standar
hidrogen.
Berdasarkan harga E0 maka dapat disusun suatu deret unsur mulai dari
unsur dengan harga E0 terkecil sampai terbesar yang disebut “deret volta”,
yaitu :
K-Ba-Ca-Na-Mg-Al-Mn-Zn-Cr-Zn-Cd-Co-Ni-Sn-Pb-H-Cu-Hg-Ag-Pt-Au
Sifat - sifat dari deret volta ini adalah:
1. Logam yang terletak di sebelah kanan H memiliki harga E0 positif
sedangkan di sebelah kiri H mempunyai harga E0 negatif.
2. Makin ke kanan letak suatu logam pada deret volta, maka harga E0
logam makin besar. Hal ini berarti bahwa logam – logam di

Laboratorium Proses Kimia 2017


ELEKTROPLATING 8
sebelah kanan H mudah mengalami reduksi atau sulit teroksidasi.
Logam ini disebut logam pasif atau logam mulia.
3. Makin ke kiri, harga E0 dari logam semakin kecil yang berarti
logam tersebut sulit tereduksi dan mudah teroksidasi. Logam ini
disebut logam aktif.

2.2 Aspek Kuantitatif Reaksi Elektrokimia atau Elektrolisis


Michael Faraday telah menjelaskan adanya hubungan kuantitatif
antara jumlah perubahan kimia yang terjadi pada reaksi elektrokimia
dengan jumlah arus. Jumlah perubahan kimia sebanding dengan jumlah mol
elektron yang digunakan pada reaksi oksidasi-reduksi. Contoh reaksi pada
katoda, Ag+(aq) + e → Ag(s), bila katoda mensuplai 1 mol elektron maka
dihasilkan 1 mol endapan Ag. Pada sistem SI, 1 mol e setara dengan
96.494 Coulomb (C) dan biasanya digunakan, 1 mol e setara dengan 96.500
C. Coloumb adalah jumlah muatan listrik yang melawati satu titik circuit
listrik bila arus 1 Ampere (A) mengalir selama 1 detik (S).
Jadi:
1 C = 1 A. 1 S
Dengan mengukur kuat arus (I) dan lamanya arus (t) dapat
ditentukan jumlah muatan Coulomb (Q), dan dari jumlah muatan Coulomb
dapat ditentukan jumlah mol elektron, sehingga memperoleh jumlah mol
zatnya.
Dalam Hukum elektrolisis, Michael Faraday menemukan :
1. Jumlah bahan yang terdekomposisi saat elektrolisa berbanding lurus
dengan kuat arus (I) dan waktu (t) dalam laruran elektrolit.
2. Jumlah perubahan kimia oleh satuan arus listrik sebanding dengan
banyaknya arus yang mengalir (I).
Pernyataan tersebut dirumuskan sebagai:
𝑊=e.i.t/ 96500

W: massa endapan pelapis (g)


i: kuat arus (A)
t : waktu (detik)

Laboratorium Proses Kimia 2017


ELEKTROPLATING 9
e : berat ekivalen kimia (massa atom dibagi dengan valensinya).
Dari rumus tersebut, volume endapan diperoleh dengan perhitungan :
Volume (cm3) = massa endapan (g) / densitas (g/cm3) = W/
ρ : kerapatan logam pelapis (g/cm3)
W: massa endapan (g).
Sehingga untuk mendapatkan nilai ketebalan:
Ketebalan (cm) = Volume (cm3) / luas permukaan (cm2)
Hukum Faraday dapat menjelaskan pengaruh penambahan waktu
pada proses elektroplating. Semakin lama waktu yang digunakan, maka
lapisan logam yang dihasilkan juga semakin besar. Ketebalan lapisan logam
juga dipengaruhi oleh berat equivalen kimia sebuah unsur kimia yang
digunakan sebagai anoda. Dalam persamaan juga dapat diketahui bahwa
semakin besar jumlah deposit lapisan logam (jumlah berat edapan) maka
semakin besar pula ketebalan dari lapisan. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa waktu yang digunakan pada proses pelapisan dan variasi anoda
mempengaruhi jumlah deposit lapisan dan juga ketebalan lapisan yang
terbentuk.

2.3 Kinetika Reaksi Elektrokimia atau Elektrolisis


Kinetika reaksi mempelajari laju reaksi kimia secara kuantitatif dan
mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi tersebut.
Laju reaksi kimia adalah jumlah mol reaktan per satuan volume yang
bereaksi dalam satuan waktu tertentu. Bila dibuat sebuah kurva
penurunan konsentrasi reaktan sebagai fungsi waktu, maka akan diperoleh
kurva bahwa slope kurvanya pada setiap titik selalu negatif, karena
konsentrasi reaktan selalu menurun. Jadi laju reaksi pada setiap titik
sepanjang kurva = - dC/dt. Tetapi apabila laju reaksi dituliskan sebagai laju
pembentukan produk, maka laju reaksi akan bernilai positif. Jika
konsentrasi produk setelah reaksi berlangsung t detik adalah x mol dm-3,
maka laju reaksinya + dx/dt. Laju reaksi pada setiap waktu sebanding
dengan konsentrasi (C) yang tersisa pada setiap waktu. Secara matematik
dapat dituliskan – dC/dt = k.C, dan dC/dt = sering kali disebut sebagai

Laboratorium Proses Kimia 2017


ELEKTROPLATING 10
diferenrential rate expression dan k = konstanta laju reaksi. Bentuk
persamaan laju reaksi yang lebih umum adalah :
Laju = k[A] x[B]y[C]z
dan seterusnya dan orde reaksi keseluruhan merupakan jumlah semua
pangkat yang terdapat dalam persamaan laju reaksi, orde reaksi total :
x + y + z + .... dan seterusnya.
Laju reaksi = perubahan konsentrasi / waktu yang diperlukan untuk
perubahan ∆t , atau Laju reaksi = ± ∆X/∆t.
Tanda negatif digunakan jika X adalah pereaksi dan tanda positif
digunakan jika X adalah produk reaksi. Laju keseluruhan dari suatu reaksi
kimia pada umumnya bertambah jika konsentrasi salah satu pereaksi
dinaikkan. Hubungan laju reaksi dan konsentrasi dapat diperoleh dari data
eksperimen. Untuk reaksi, A + B → produk, dapat diperoleh bahwa laju
reaksi dapat berbanding lurus dengan [A]x dan [B]y.
Laju reaksi = k[A]x [B]y
Disebut hukum laju reaksi atau persamaan laju reaksi, dengan k adalah
tetapan laju reaksi, x dan y merupakan bilangan bulat yang menyatakan
orde ke x terhadap A dan orde ke y terhadap B, sedangkan (x + y)
adalah orde reaksi keseluruhan. Hukum laju diperoleh secara eksperimen
dan tidak bergantung pada persamaan stoikiometri. Orde reaksi adalah
jumlah pangkat konsentrasi dalam bentuk diferenrensial. Secara teoritis
orde reaksi merupakan bilangan bulat kecil, namun dalam beberapa hal
pecahan atau nol. Pada umumnya orde reaksi terhadap suatu zat tertentu
tidak sama dengan koefisien dalam persamaan stoikiometri reaksi. Reaksi
Orde Nol
Suatu reaksi disebut orde ke nol terhadap suatu pereaksi jika laju reaksi
tidak dipengaruhi oleh konsentrasi pereaksi tersebut. Jika [A] adalah
konsentrasi dan [A]0 adalah konsentrasi pada saat t = 0, maka:
− d[A]/dt = k, dan hasil integral [A]0 − [A] = k.t
Suatu reaksi orde satu dapat dinyatakan dengan:
− d[A]/dt = k[A]

Laboratorium Proses Kimia 2017


ELEKTROPLATING 11
Hasil integral untuk memperoleh hubungan antara konsentrasi pereaksi
terhadap waktu: ln([A]0/[A] = k.t
Suatu reaksi orde dua dapat dinyatakan dengan:
- d[A]/dt = k[A]2
Hasil integral untuk memperoleh hubungan antara konsentrasi pereaksi
terhadap waktu:
1/[A] - 1/[A]0= k.t
Suatu reaski orde dua dapat dinyatakan dengan:
− d[A]/dt = k[A]3
Hasil integral untuk memperoleh hubungan antara konsentrasi pereaksi
terhadap waktu :

(1/[A])2 – (1/[A]0)2 = k

Laboratorium Proses Kimia 2017


ELEKTROPLATING
12

BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Rancangan Praktikum


3.1.1 Skema rancangan percobaan

Mencari waktu kontak


optimum dengan kuat
Merangkai alat Memepersiapkan arus tetap 0,13 A setiap
elektroplating reagen yang 5 menit selama 25
dibutuhkan menit. Waktu optimum
terjadi saat efisiensinya
paling tinggi

Mencari konsentrasi optimum Mencari kuat arus optimum dengan


dengan variabel 1,5 gr/l; 2 variabel 0,05 A; 0,13 A dan 0,28 A
gr/l; dan 2,7 gr/l dengan dengan menggunakan waktu
menngunakan waktu optimum optimum yang telah didapatkan.
dan kuat arus 0,13 A.

Gambar 3.1. Skema rancangan percobaan

3.1.2 Variabel operasi


Konsentrasi larutan : 1,5 gr/l; 2gr/l; 2,7 gr/l
Kuat arus : 0,05 A; 0,13 A; 0,28 A
Waktu : 5 menit, 10 menit, 15 menit, 20 menit, 25
menit

3.2. Bahan dan Alat yang Digunakan


3.2.1 Bahan yang digunakan
1. CuSO4 18,6 gr
2. Plat Cu sebagai anoda 1 buah
3. Plat Zn sebagai katoda 3 buah
4. Aquades 9 L

Laboratorium Proses Kimia 2017


ELEKTROPLATING 13
3.2.1. Alat yang digunakan
1. Bak electroplating 4. Anoda
2. Amperemeter 5. Katoda
3. Voltmeter 6. Sumber Arus DC
3.3. Gambar Alat Utama

4
7

DC Power
3 Supply

5 6 2

Gambar 3.2. Rangkaian alat proses elektroplating

Keterangan gambar :
(1) bak elektroplating, (2) larutan elektroplating, (3) amperemeter, (4)
voltmeter, (5) anoda, (6) katoda, (7) sumber arus DC

Laboratorium Proses Kimia 2017


ELEKTROPLATING 14
3.4.Prosedur Praktikum
1. Mencari Waktu Kontak Optimum
Larutan limbah atau larutan sintetis yang ada pada bak
elektroplating diambil setiap 5 menit selama 25 menit. Disini variabel
lain yang dipakai yaitu kuat arus pada 0,13 A konsentrasi 2 g/l. Sampel
yang diperoleh dianalisa dan dihitung efisiensi penurunan kadar
tembaga, sampel yang menghasilkan efisiensi yang paling tinggi
merupakan waktu kontak yang optimum. Untuk proses selanjutnya waktu
kontak ini yang digunakan.
2. Mencari Kuat Arus Optimum
Larutan dimasukkan ke dalam saluran input dengan konsentrasi
yang tetap dan pada waktu kontak optimum, tetapi kuat arus yang
digunakan berbeda yaitu masing-masing 0,05 A; 0,13 A; 0,28 A. Hasil
Elektroplating dianalisa, sampel yang menghasilkan efisiensi yang paling
tinggi merupakan kuat arus yang optimum dan digunakan pada proses
selanjutnya.
3. Mencari Konsentrasi Optimum
Larutan yang dimasukkan dengan konsentrasi yang berbeda yaitu
1,5 g/l, 2g/l dan 2,7 g/l, tetapi waktu kontak dan kuat arus yang
digunakan yang pada kondisi optimum. Hasil ketiga sampel dianalisa
dan dihitung efisiensi penurunan kadar tembaga, sampel yang
menghasilkan efisiensi yang paling tinggi merupakan konsentrasi
optimu

Laboratorium Proses Kimia 2017


ELEKTROPLATING 15

BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengaruh Waktu Kontak Terhadap Kinerja Reaksi Elektroplatting


Berdasarkan praktikum elektroplating yang telah dilakukan, diperoleh
data percobaan sebagai berikut :
Tabel 4.1 Hubungan waktu dan selisih berat Zn dan Cu
t (s) W Zn (gr)  W Zn (gr) W
Cu (gr)  W Cu (gr)
0 4,987 0
4,34 0
5 5,17 0,183
4,315 -0,025
10 5,359 0,372
4,31 -0,03
15 5,46 0,473
4,3 -0,04
20 5,542 0,555
4,278 -0,062
25 5,555 0,568
4,264 -0,076

Sehingga didapatkan grafik hubungan waktu vs massa Cu yang


menempel sebagai berikut.
0.600
Massa Cu yang menempel (gram)

0.500

0.400

0.300

0.200

0.100

0.000
0 5 10 15
20 25 30
t (waktu)

Gambar 4.1 Hubungan antara waktu vs massa Cu yang menempel

Laboratorium Proses Kimia 017


ELEKTROPLATING 16

Gambar 4.2. Gambar plat Cu dan Zn saat 5 menit dan 25 menit


Berdasarkan data pada table 4.1, dapat diamati bahwa terjadi
penambahan berat katoda Zn dari waktu ke waktu. Pada praktikum ini
perubahan berat elektroda diamati setiap 5 menit hinga menit ke-25 serta
menggunakan larutan CuSO4 yang berguna sebagai larutan elektrolit dengan
konsentrasi 2gr/l dan kuat arus sebesar 0,13 A. Sebelum proses
elekroplating dilakukan, berat awal plat Zn yang digunakan sebagai katoda
adalah 4,987 gr. Setelah proses elektroplating dilakukan, berat katoda terus
mengalami penambahan seiring berjalannya waktu hingga menit ke-25
beratnya menjadi 5,555 gr yang berarti terjadi penambahan berat sebanyak
0,568 gr. Selain fenomena tersebut, berat anoda Cu mengalami penurunan,
berat awal anoda yang awalnya sebesar 4,34 gr setelah dilakukan proses
elektroplating hingga menit ke-25 berat katoda menjadi 4,264 gr yang
berarti terjadi pengurangan berat sebanyak 0,076 gr.
Penambahan berat katoda Zn ini disebabkan karena terjadi pelapisan
logam Cu yang terlepas dari anoda, sehingga berat anoda Cu mengalami
penurunan. Hal ini sesuai dengan persamaan reaksi sebagai berikut:
2H2O (l)  O2 (g) + 4H+ + 4e- (Anoda)
Cu2+ + 2e- Cu (s) (Katoda)
Ion Cu2+ yang teroksidasi akan mengambil elektron dan menjadi
logam tembaga yang menempel pada plat Zn. Lama kelamaan berat tembaga
berkurang dan plat Zn akan terlapisi tembaga. Bila proses ini makin lama,
maka pelapisannya makin tebal (Nida, 2014). Hal ini sesuai dengan hukum

Laboratorium Proses Kimia 017


ELEKTROPLATING 17
Faraday I, yang menyatakan bahwa “Massa zat yang dihasilkan pada suatu
elektroda selama proses elektrolisis berbanding lurus dengan waktu dan
muatan listrik yang digunakan” (Hassanudin, 2015).
𝑊=e.i.t/ 96500
Dimana :
W= Berat logam yang diendapkan (gr)
e = Berat ekivalen
I = Kuat arus (A)
t = Waktu (s)
Sehingga semakin lama proses elektroplating yang dilakukan, maka
semakin besar pula dan semakin optimal pula proses elektroplating tersebut.
Akibatnya logam yang akan melapisi akan semakin banyak dan tebal (Dewi,
2013). Nilai efisiensi terbesar adalah 14,5 % pada penambahan berat Zn
yang terjadi pada menit ke-10, karena pada menit ke-15 dan seterusnya
efisiensi menurun yaitu 9,118%, maka waktu optimum proses elektroplating
ini adalah 10 menit.
Dari hasil penelitian sebelumnya diperoleh kecenderungan semakin
besar waktu yang digunakan akan semakin efisien, tetapi terjadi sedikit
penurunan efisiensi pada waktu 15 menit, hal ini disebabkan oleh beberapa
faktor antara lain tidak terkontrolnya suhu pada elektrolit yang ditandai
dengan banyaknya gelembung yang tidak konstan, serta permukaan logam
yang akan dilapisi masih terdapat oksida logam (Dewi dan Ahmadi, 2013).
Hasil penelitian lainnya juga menunjukan bahwa semakin lama waktu
pelapisan, maka ion-ion yang terkandung di dalam larutan elektrolit akan
semakin banyak terlapis/terdeposit dispesimen, lapisan Cu yang terbentuk
akan semakin tebal sehingga persentase massanya juga semakin meningkat.
Namun hal ini juga mempunyai batas tertentu, karena jika waktu yang
digunakan terlalu lama maka hasil elektroplating juga tidak bagus (Putri dan
Handani, 2015).

Laboratorium Proses Kimia 017


ELEKTROPLATING
18
4.2 Pengaruh Kuat Arus Terhadap Kinerja Reaksi Elektroplatting
Tabel 4.2 Hubungan Kuat Arus dan Berat Zn
∆WZn (gram)
Kuat Arus (A)
t=0 t=5 t=10
0,05 0 0,113 0,115
0,13 0 0,183 0,372
0,28 0 0,146 0,281

0.400
0.350
0.300
∆WZn (gram)

0.250
0.200 0.05
0.150 0.13
0.100 0.28
0.050
0.000
0 5 10
t (menit)

Gambar 4.3 Hubungan Kuat Arus dan Berat Zn

Gambar 4.4 pelapisan logam Zn Gambar 4.5


pelapisan logam Zn
sebelum proses elektroplatting 0,05 A

Laboratorium Proses Kimia 017


ELEKTROPLATING 19

Gambar 4.6 pelapisan logam Zn Gambar 4.7 pelapisan

sebelum proses elektroplatting logam Zn 0,13 A

Gambar 4.8 pelapisan logam Zn Gambar 4.9 pelapisan logam


sebelum proses elektroplatting Zn 0,28 A

Untuk menentukan kuat arus optimum proses elektroplating dilakukan


menggunakan larutan elektrolit CuSO4 2 gr/l selama waktu 10 menit dan
variabel kuat arus yang digunakan 0,05 A; 0,13 A; 0,28 A. Dari praktikum
yang telah dilakukan, terjadi peningkatan berat katoda Zn saat menggunakan
kuat arus yg lebih besar. Pada penggunaan kuat arus 0,05 A didapatkan nilai
W Zn terbesar yaitu 0,115 gr, sedangkan pada penggunaan kuat arus 0,13
A dan 0,28 A nilai W Zn yaitu 0,372 gr serta 0,281 gr.
Semakin besar arus yang mengalir, maka semakin banyak elektron
yang mengalir, akibatnya semakin banyak pula elektron yang berpindah dari
katoda menuju anoda. Hal ini sesuai dengan hukum Faraday I, yang
menyatakan bahwa “Massa zat yang dihasilkan pada suatu elektroda selama
proses elektrolisis berbanding lurus dengan waktu dan muatan listrik yang
digunakan” (Hassanudin, 2015).

Laboratorium Proses Kimia 017


ELEKTROPLATING 20
𝑊=e.i.t/ 96500
Dimana :
W= Berat logam yang diendapkan (gr)
e = Berat ekivalen
I = Kuat arus (A)
t = Waktu (s)
Pada waktu yang sama, besar arus yang digunakan berbanding lurus
dengan berat lapisan logam yang terlapis (Sutomo dkk, 2012). Pada
Praktikum ini kenaikan kuat arus juga meningkatkan berat logam Zn yang
terlapis oleh Cu dari kuat arus 0,05 dan 0,13. Namun pada kuat arus 0,28 A
berat logam yang terlapis mengalami penurunan. Sehingga kuat arus
optimum pada proses elektroplating ini ada 0,13 A.
Penurunan berat logam yang terlapis ini terjadi karena pengaruh
efisiensi arus. Efisiensi arus merupakan perbandingan berat logam yang
terendapkan di katoda terhadap berat logam yang terendapkan secara teoritis
pada proses elektrolisis. Efisiensi katoda sering dipakai sebagai pedoman
menilai apakah semua arus yang masuk digunakan untuk mengendapkan ion
logam pada katoda. Pada arus listrik yang tinggi, reaksi itu berjalan semakin
cepat dan semakin banyak terjadi adanya reaksi samping yang membentuk
gas hydrogen di katoda atau membentuk gas oksigen di anoda akibat dari
penguraian air yang terdapat dalam larutan (Hartomo, 1995 dalam Sopiah,
2008). Selain itu, penurunan efisiensi arus listrik dapat terjadi karena adanya
kebocoran arus listrik (Irwanto, 2010). Menurunnya efisiensi arus berkaitan
dengan rapat arus yang digunakan, dimana rapat arus adalah arus per satuan
luas permukaan elektroda. Penggunaan rapat arus yang besar pada anoda
dibandingkan dengan luas permukaan anoda yang cukup kecil, tidak
berimbang. Sehingga arus akan lewat dengan cepat menyebabkan terjadinya
reaksi yang cepat terjadi di katoda. Akibat dari proses reduksi yang
berlangsung dengan cepat maka endapan tembaga di katoda pun cepat
terbentuk, sehingga endapan tembaga ini tidak melekat dengan baik,
akibatnya banyak endapan Cu yang jatuh kembali ke dalam larutan elektrolit
CuSO4 (Sopiah, 2008).

Laboratorium Proses Kimia 017


ELEKTROPLATING
21

4.3 Pengaruh Konsentrasi terhadap Kinerja Reaksi Elektroplating


Tabel 4.3 Pengaruh Konsentrasi Terhadap Berat Zn
Konsentrasi ∆WZn (gram)
(gr/L) t=0 t=5 t=10
1,5 0 0.225 0.274
2 0 0.186 0.372
2,7 0 0.08 0.241

0.400
0.350
0.300
∆Wzn (gram)

0.250
1.5
0.200
2
0.150
2.7
0.100
0.050
0.000
0 5 10
t (menit)

Gambar 4.10 Pengaruh Konsentrasi Terhadap Berat Zn

Gambar 4.11 pelapisan logam Zn Gambar 4.12 pelapisan


logam
sebelum proses elektroplatting Zn konsentrasi
1,5gr/l

Laboratorium Proses Kimia 017


ELEKTROPLATING 22

Gambar 4.13 pelapisan logam Zn Gambar 4.14 pelapisan logam Zn


sebelum proses elektroplatting konsentrasi 2gr/l

Gambar 4.15 pelapisan logam Zn Gambar 4.16 pelapisan logam Zn


sebelum proses elektroplatting konsentrasi 2,7gr/l

Dengan menggunakan kuat arus 0,13 A selama 10 menit, dapat


diketahui hubungan antara konsentrasi larutan CuSO4 dengan WZn dan
WCu. Pada larutan CuSO4 dengan konsentrasi 1,5 gr/l terjadi pengendapan
Cu sebesar 0,274 gr, pada konsentrasi 2gr/l terjadi pengendapan Cu sebesar
0,372 gr, dan pada konsentrasi 2,7 gr/l terjadi pengendapan Cu sebesar
0,241 gr
Hal ini berbanding terbalik dengan teori. Seharusnya semakin besar
konsentrasi ion Cu2+ maka semakin positif nilai potensial elektroda yang
digunakan sehingga semakin banyak tembaga yang mengendap di katoda
(Sopiah, 2008). Konsentrasi optimum elektroplating ini adalah 2gr/l.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, hasil yang didapat tidak
sesuai teori dikarenakan pada umumnya konsentrasi logam yang terlalu

Laboratorium Proses Kimia 017


ELEKTROPLATING 23
tinggi pada elektrolit akan mengakibatkan distribusi elektron yang semakin
banyak dan cepat sehingga endapan tembaga ini tidak melekat dengan baik,
akibatnya banyak endapan Cu yang jatuh kembali ke dalam larutan elektrolit
CuSO4 menyebabkan hasil pengendapan yang didapatkan kurang optimal
(Sopiah, 2008). Berdasarkan perhitungan molaritas, dengan konsentrasi
2gr/l didapatkan molaritas CuSO4.5H2O sebesar 0,01 M. Dari hasil
penelitian sebelumnya didapatkan konsentrasi optimum yaitu 0,01 M dan
0,1 M karena pada konsentrasi tersebut logam yang mengendap di katoda
terus meningkat seiring dengan pertambahan waktu elektroplating (Buyang
dan Asmaningrum, 2015).
Karena nilai efisiensi atau WZn pada konsentrasi larutan
elektrolit
CuSO4 2 gr/l mencapai titik tertinggi dibanding dengan konsentrasi lain,
maka dapat disimpulkan bahwa konsentrasi larutan elektrolit optimum untuk
proses elektroplating ini adalah 2 gr/l.

4.4 Pengaruh Kuat Arus terhadap Konstanta Laju Reaksi Elektroplating


0.400
y = 0.0372x
0.350 R² = 0.9999
0.300

0.05
0.250
∆WZn (gram)

0.13
0.200 y = 0.0283x
R² = 0.9994
0.28
0.150

Linear (0.05)
0.100
Linear (0.13)
y = 0.0137x
0.050 R² = 0.7156
Linear (0.28)
0.000
0 5 10
-0.050
t (menit)

Gambar 4.17 Hubungan antara waktu vs masa Cu yang menempel


Berdasarkan gambar 4.18, perubahan massa ditunjukkan pada
sumbu
y sebagai massa Cu yang menempel pada Zn dan sumbu x adalah waktu.
Laju reaksi kimia adalah jumlah mol reaktan per satuan volume yang
bereaksi dalam satuan waktu tertentu. Bila dibuat sebuah kurva sebagai
fungsi waktu, maka akan diperoleh kurva bahwa
slope yang
Laboratorium Proses Kimia 017
ELEKTROPLATING 24
2
menggambarkan tentang konstanta laju reaksi. Semakin besar nilai R atau
maksimal mendekati 1 maka proses tersebut dapat dikatakan memiliki
kesamaan dengan persamaan kinetika. Nilai regresi linear di dalam grafik
menunjukan kesamaan antara persamaan kinetika dengan kinerja proses
elektrolisis.
Laju suatu reaksi kimia sangat dipengaruhi oleh besarnya kuat arus
yang digunakan dalam reaksi. Semakin besar kuat arus yang digunakan, laju
reaksi akan meningkat. Di samping itu, laju reaksi juga dipengaruhi oleh
nilai konstanta laju reaksi (k). Reaksi akan berlangsung lebih cepat jika nilai
k lebih besar.
Berdasarkan gambar 4.18 pada proses elektroplating dengan
konsentrasi 2 gr/L dan berbagai kuat arus, perubahan massa ditunjukan
pada sumbu y sebagai massa Cu yang menempel pada Zn dan sumbu x
sebagai waktu. Maka laju reaksi merupakan nilai gradient atau slope,
dimana pada kuat arus 0,13 A menghasilkan nilai k yang paling besar yaitu
sebesar 0,0372. Sedangkan pada kuat arus 0,05 A dan 0,28 A menghasilkan
nilai k sebesar 0,0137 dan 0,0283.
Menurunnya laporan dari Sopiah (2008), efisiensi berkaitan dengan
rapat arus yang digunakan. Rapat arus adalah arus per satuan luas
permukaan elektroda, biasanya dinyatakan dalam Ampere.cm-2 permukaan.
Penggunaan rapat arus yang terlalu besar pada anoda bila dibandingkan
dengan luas permukaan anoda yang cukup kecil tidak berimbang. Sehingga
arus akan lewat dengan cepat menyebabkan terjadi reaksi reduksi yang cepat
di katoda. Reduksi dapat terlihat dari terbentuknya endapan tembaga di
katoda. Karena reduksi di katoda berlangsung cepat maka endapan tembaga
di katoda pun cepat terbentuk. Endapan tembaga ini tidak melekat dengan
baik sehingga banyak yang jatuh kembali ke dalam larutan elektrolit dan
menyebabkan masa endapan yang didapatkan kurang optimal (Sopiah,
2008).

Laboratorium Proses Kimia 017


ELEKTROPLATING 25
4.5 Mekanisme Perpindahan Elektron pada Proses Elektroplating
Perpindahan elektron pada proses elektroplating terjadi bila arus
listrik
(potensial) searah dialirkan antara kedua elektroda anoda dan katoda dalam
laruan elektrolit, sehingga muatan ion positif ditarik oleh elektroda katoda.
Sementara ion bermuatan negatif berpindah ke arah elektroda bermuatan
positif (Suarsana, 2008 dalam Buyang, 2015) Contoh pada praktikum ini
sebagai katoda adalah logam Zn yang akan dilapisis oleh tembaga (Cu)
dimana larutan elektrolis yang digunakan adalah CuSO4.5H2O. Elektroda
anoda (Zn) yang kelebihan muatan listrik negatif, akan menarik muatan ion
yang berbeda dalam larutan, yaitu ion Cu2+. Sedangkan elektroda positif (Cu)
yang kekurangan elektron akan menarik ion negatif dalam larutan. Adanya
arus listrik yang dialirkan akan menyebabkan terjadinya reaksi redoks,
dimana pada elektroda Cu, ion negatif disekitarnya akan melepaskan elektron
sehingga terjadi reaksi oksidasi. Pada saat terjadi proses oksidasi, ion negatif
akan digantikan oleh ion negatif lain dari larutan, sehingga terjadi aliran ion
negatif dari larutan ke elektroda Cu, yang menyebabkan elektroda Cu
mengalami reduksi. Akibat dari reduksi ini, ion positif dari sekitar akan
menggantikannya sehingga terjadi aliran ion positif dari dari larutan ke
elektroda Cu. Pada aliran elektrolit, terjadinya migrasi ion terutama karena
perbedaan jumlah antara ion (+) dan ion (-) dalam kumpulan ion (+) atau (-)
sehingga tidak stabil, sehingga dalam cairan ada kecenderungan untuk
mempertahankan muatan listrik yang netral dan ini dilakukan dengan aliran
ion.
Reaksi pada anoda :
2- 2-
2SO4 (aq) → S2O8 (aq) + 2e
+
2H2O(l) → O2 (g) + 4H + 4e
Reaksi pada katoda:
2+
Cu (aq) + 2e → Cu(s)
-
2H2O(1) + 2e → H2 (g) + 2OH (aq)

Laboratorium Proses Kimia 017


ELEKTROPLATING
26
Jadi pada elektrolisis larutan CuSO4 terjadi reaksi-reaksi:
+
2H2O(l) → O2 (g) + 4H + 4e (Anoda)
2+
Cu (aq) + 2e → Cu(s) (Katoda)
2+ +
2H2O(l) + 2Cu (aq) → O2 (g) + 4H + 2Cu(s) (Reaksi sel)

(Gautama,2009)

Laboratorium Proses Kimia 017


ELEKTROPLATING 27

BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
1. Semakin lama waktu yang digunakan pada proses pelapisan, maka
semakin besar pula pelapisan logam Zn dengan Cu, waktu optimum pada
praktikum ini adalah 10 menit.
2. Berat Zn akan terus bertambah seiring dengan meningkatnya kuat arus,
kuat arus, namun pada kuat arus yang terlalu tinggi, proses reduksi akan
terjadi secara cepat sehingga endapan yang terbentuk di katoda tidak
melekat dengan baik. Kuat arus optimum pada praktikum ini adalah 0,13
A.
3. Seiring dengan bertambahnya konsentrasi larutan elektrolit CuSO4 maka
Zn akan mengalami penambahan berat akibat terlapisi oleh Cu, namun
pada konsentrasi yang tinggi akan menyebabkan distribusi electron yang
cepat dan mengakibatkan endapan Cu jatuh kembali ke larutan elektrolit.
Konsentrasi optimum pada praktikum ini adalah 2 gr/l.
4. Pengaruh Kuat Arus terhadap Konstanta laju reaksi proses pelapisan Zn
oleh Cu ini pada kuat arus 0,05 A sebesar 0,0137 gr/menit, sedangkan
pada kuat arus 0,13 A dan 0,28 A sebesar 0,0372 gr/menit dan 0,0283
gr/menit.

5.2. Saran
1. Pastikan bak elektroplating dicuci dengan bersih setiap pergantian
variabel.
2. Hindari goncangan/gerakan pada elektroda yang dapat mengganggu
proses elektroplating.
3. Pastikan elektroda tercelup merata dan sejajar saat dimasukkan ke dalam
larutan elektrolit.
4. Hindari kontak langsung antar elektroda karena dapat menyebabkan
loncatan arus listrik.
5. Pastikan penimbangan elektroda dilakukan dalam keadaan kering.

Laboratorium Proses Kimia 017


ELEKTROPLATING 28

DAFTAR PUSTAKA

Buyang, Y., & Asmaningrum, H. P. (2015). Pengaruh Voltase dan Waktu


Terhadap Pengendapan Logam Mangan dan Seng pada Lempeng
Tembaga Menggunakan Metode Electroplating. Magistra, 2 (2), 226-236.
Dewi, C.A & Ahmadi. (2013). Pengaruh Waktu Pada Elektroplating Krom
Dekoratif Dengan Logam Basis Tembaga Terhadap Laju Korosi. IKIP
Mataram: Jurnal Ilmiah Pendidikan Kimia “Hydrogen”.
Fogler, H.S. (2006). Elements of Chemical Reaction Engineering. 4th Edition.
Prentice Hall PTR.
Gautama. (2009). Hukum Faraday. Dikutip dari
http://www.kimiadasar.com/hukum-faraday/. 1-2.
Hassanudin. (2015). Hukum Faraday. Dikutip dari
http://www.kimiadasar.com/hukum-faraday/ pada 1 September 2017.
Irwanto. (2013). Pengaruh Jarak Anoda-Katoda dan Pemerataan Arus Terhadap
Ketebalan Lapisan dan Efisiensi Katoda Pada Electroplating Tembaga
Asam Untuk Baja Karbon Sedang. UNILA, 14-26.
Martin S. Silberberg. (2006). Chemistry: The Molecular Nature of Matter and
Change, 4th Edition, The McGraw-Hill Companies, Inc., ISBN 0-07-
111658-3
Mordechay Schlesinger, Milan Paunovic (Editors). (2010). Modern
Electroplating, 5th Edition. John Wiley & Sons, Inc.
Putri, A. & Handani, S. (2015). Karakterisasi Sifat Mekanik Hasil Elektroplating
Nikel Karbonat (NiCo3) Pada Tembaga (Cu). Jurnal Fisika Unand Vol. 4,
No.1, ISSN 2302-8491. Padang: Universitas Andalas.
Sopiah, Siti. (2008). Laporan Tesis Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Proses Elektrolisis Larutan CuSO4 sebagai Bahan Kajian dalam
Pembuatan Modul Praktikum dan Pembelajaran Elektronik. Bandung:
Digilib.itb.
Sutomo, dkk. (2012). Pengaruh Arus Dan Waktu Pada Pelapisan Nikel Dengan
Elektroplating Untuk Bentuk Plat. UNDIP Semarang: Sekolah Vokasi
Mesin.

Laboratorium Proses Kimia 017


A-1

LAPORAN SEMENTARA
PRAKTIKUM PROSES KIMIA

MATERI:
Elektroplating

Disusun Oleh:
Kelompok
2/Kamis
Dyah Ayu Dewi A 21030115120058
Fiqky Akbar Wisnu M 21030115130142
Gelbert Jethro S 21030115130165
Talita Maharani 21030115140187

LABORATORIUM PROSES KIMIA


TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017
A-2

I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengkaji proses reduksi dan pengendapan logam-logam berat yang
terkandung dalam larutan secara elektrokimia atau elektrolisis
2. Mengkaji mekanisme reaksi reduksi dan pengendapan logam-
logam berat dalam larutan secara reaksi elektrokimia
3. Mengkaji kinetika reaksi reduksi dan pengendapan logam-logam
berat dalam larutan secara elektrokimia.

II. PERCOBAAN
2.1 Bahan Yang Digunakan
 CuSO4 18,6 gram
 Plat Cu sebagai anoda 1 buah
 Plat Zn sebagai Katoda 1 buah
 Aquadest

2.2 Bahan Yang Digunakan

 Bak electroplating
 Amperemeter
 Voltmeter
 Anoda
 Katoda
 Sumber arus DC

2.3 Variabel Percobaan


 Variabel tetap
Konsentrasi larutan : 1,5 gr/l; 2gr/l; 2,7 gr/l
Kuat arus : 0,05 A; 0,13 A; 0,28 A
Waktu : 5 menit, 10 menit, 15 menit, 20 menit, 25
menit
A-3
2.4 Cara Kerja
1. Mencari Waktu Kontak Optimum
Larutan limbah atau larutan sintetis yang ada pada bak
elektroplating diambil setiap 5 menit selama 25 menit. Disini variabel
lain yang dipakai yaitu kuat arus pada 0,13 A konsentrasi 2 g/l. Sampel
yang diperoleh dianalisa dan dihitung efisiensi penurunan kadar
tembaga, sampel yang menghasilkan efisiensi yang paling tinggi
merupakan waktu kontak yang optimum. Untuk proses selanjutnya
waktu kontak ini yang digunakan.

2. Mencari Kuat Arus Optimum


Larutan dimasukkan ke dalam saluran input dengan konsentrasi
yang tetap dan pada waktu kontak optimum, tetapi kuat arus yang
digunakan berbeda yaitu masing-masing 0,05 A; 0,13 A; 0,28 A. Hasil
Elektroplating dianalisa, sampel yang menghasilkan eZnsiensi yang
paling tinggi merupakan kuat arus yang optimum dan digunakan pada
proses selanjutnya.
3. Mencari Konsentrasi Optimum
Larutan yang dimasukkan dengan konsentrasi yang berbeda yaitu
1,5 g/l, 2g/l dan 2,7 g/l, tetapi waktu kontak dan kuat arus yang
digunakan yang pada kondisi optimum. Hasil ketiga sampel dianalisa
dan dihitung efisiensi penurunan kadar tembaga, sampel yang
menghasilkan eZnsiensi yang paling tinggi merupakan konsentrasi
optimum.

2.5 Hasil Percobaan


Penentuan Waktu Kontak Optimal
t=0  W Zn = 4,702 gr
W Cu = 5,104 gr
t=5  W Zn = 4,822 gr W Zn = W5 Zn – W0 Zn = 0,120 gr
W Cu = 5,102 gr
t = 10  W Zn = 4,843 gr W Zn = W10 Zn – W0 Zn = 0,140 gr
A-4
W Cu = 4,928 gr
t = 15  W Zn = 4,849 gr W Zn = W15 Zn – W0 Zn = 0,147 gr
W Cu = 4,876 gr
t = 20  W Zn = 4,901 gr W Zn = W20 Zn – W0 Zn = 0,199 gr
W Cu = 4,855 gr
t = 20  W Zn = 4,943 gr W Zn = W25 Zn – W0 Zn = 0,241 gr
W Cu = 4,827 gr

Penentuan Kuat Arus Optimal


I = 0,08 A t = 0  W Zn = 4,739 gr
W Cu = 5,109 gr
t = 5  W Zn = 4,917 gr W Zn = W5 Zn – W0 Zn = 0,178 gr
W Cu = 5,006 gr
t = 10 W Zn = 5,012 gr W Zn = W10 Zn – W0 Zn = 0,273 gr
W Cu = 4,982 gr
t = 15 W Zn = 5,030 gr W Zn = W15 Zn – W0 Zn = 0,291 gr
W Cu = 4,897 gr
I= 0,15 A  t = 0  W Zn = 4,702 gr
W Cu = 5,104 gr
t=5  W Zn = 4,822 gr W Zn = W5 Zn – W0 Zn = 0,120 gr
W Cu = 5,102 gr
t = 10  W Zn = 4,843 gr W Zn = W10 Zn – W0 Zn = 0,140 gr
W Cu = 4,928 gr
t = 15  W Zn = 4,849 gr W Zn = W15 Zn – W0 Zn = 0,147 gr
W Cu = 4,876 gr
I = 0,45 A t = 0  W Zn = 4,699 gr
W Cu = 5,066 gr
t = 5  W Zn = 4,838 gr W Zn = W5 Zn – W0 Zn = 0,139 gr
W Cu = 5,033 gr
t = 5  W Zn = 4,871 gr W Zn = W10 Zn – W0 Zn = 0,172 gr
W Cu = 5,005 gr
t = 5  W Zn = 4,979 gr W Zn = W15 Zn – W0 Zn = 0,280 gr
W Cu = 4,986 gr
Penentuan Konsentrasi Optimal
C = 1,5 gr/l  t=0  W Zn = 4,738 gr
A-5
W Cu = 5,103 gr
t = 5  W Zn = 4,823 gr W Zn = W20 Zn – W0 Zn = 0,085 gr
W Cu = 5,030 gr
t = 10W Zn = 4,922 gr W Zn = W20 Zn – W0 Zn = 0,184 gr
W Cu = 4,965 gr
t = 5  W Zn = 4,948 gr W Zn = W20 Zn – W0 Zn = 0,210 gr
W Cu = 4,871 gr
C = 2 gr/l  t = 0  W Zn = 4,739 gr
W Cu = 5,109 gr
t = 5  W Zn = 4,917 gr W Zn = W5 Zn – W0 Zn = 0,178 gr
W Cu = 5,006 gr
t = 10 W Zn = 5,012 gr W Zn = W10 Zn – W0 Zn = 0,273 gr
W Cu = 4,982 gr
t = 15 W Zn = 5,030 gr W Zn = W15 Zn – W0 Zn = 0,291 gr
W Cu = 4,897 gr
C = 2,7 gr/lt = 0  W Zn = 4,698 gr
W Cu = 5,102 gr
t = 5  W Zn = 4,868 gr W Zn = W5 Zn – W0 Zn = 0,170 gr
W Cu = 5,001 gr
t = 10 W Zn = 5,008 gr W Zn = W10 Zn – W0 Zn = 0,310 gr
W Cu = 4,987 gr
t = 15 W Zn = 5,271 gr W Zn = W15 Zn – W0 Zn = 0,573 gr
W Cu = 4,964 gr

Semarang, 28 September 2017


Praktikan Mengetahiu Asisten

Ayu, Fiqky, Talita, Gelbert Bayu Aji Pratama


NIM 21030115130136
B-1

LEMBAR PERHITUNGAN

Untuk Mencari Waktu Kontak dan Kuat Arus Optimum


I = 0,15 A
Basis = 3 L
C = 2 gr/L
W = 2 gr/L x 3 L = 6 gr CuSO4

Untuk Mencari Konsentrasi Optimum


C = 1,5 gr/L  basis 3 L
W = 1,5 gr/L x 3 L = 4,5 gr CuSO4
C = 2,5 gr/L  basis 3 L
W = 2,5 gr/L x 3 L = 7,5 gr CuSO4
C = 4,75 gr/L  basis 3 L
W = 4,75 gr/L x 3 L = 14,25 gr CuSO4
Penentuan Waktu Kontak Optimal
t=0  W Zn = 4,702 gr
W Cu = 5,104 gr
t=5  W Zn = 4,822 gr W Zn = W5 Zn – W0 Zn = 0,120 gr
W Cu = 5,102 gr
t = 10  W Zn = 4,843 gr W Zn = W10 Zn – W0 Zn = 0,140 gr
W Cu = 4,928 gr
t = 15  W Zn = 4,849 gr W Zn = W15 Zn – W0 Zn = 0,147 gr
W Cu = 4,876 gr
t = 20  W Zn = 4,901 gr W Zn = W20 Zn – W0 Zn = 0,199 gr
W Cu = 4,855 gr
t = 25  W Zn = 4,943 gr W Zn = W25 Zn – W0 Zn = 0,241 gr
W Cu = 4,827 gr

Penentuan Kuat Arus Optimal


I = 0,08 A t = 0  W Zn = 4,739 gr
W Cu = 5,109 gr
t = 5  W Zn = 4,917 gr W Zn = W5 Zn – W0 Zn = 0,178 gr
W Cu = 5,006 gr
B-2
t = 10 W Zn = 5,012 gr W Zn = W10 Zn – W0 Zn = 0,273 gr
W Cu = 4,982 gr
t = 15 W Zn = 5,030 gr W Zn = W15 Zn – W0 Zn = 0,291 gr
W Cu = 4,897 gr
I= 0,15 A  t = 0  W Zn = 4,702 gr
W Cu = 5,104 gr
t=5  W Zn = 4,822 gr W Zn = W5 Zn – W0 Zn = 0,120 gr
W Cu = 5,102 gr
t = 10  W Zn = 4,843 gr W Zn = W10 Zn – W0 Zn = 0,140 gr
W Cu = 4,928 gr
t = 15  W Zn = 4,849 gr W Zn = W15 Zn – W0 Zn = 0,147 gr
W Cu = 4,876 gr
I = 0,45 A t = 0  W Zn = 4,699 gr
W Cu = 5,066 gr
t = 5  W Zn = 4,838 gr W Zn = W5 Zn – W0 Zn = 0,139 gr
W Cu = 5,033 gr
t = 5  W Zn = 4,871 gr W Zn = W10 Zn – W0 Zn = 0,172 gr
W Cu = 5,005 gr
t = 5  W Zn = 4,979 gr W Zn = W15 Zn – W0 Zn = 0,280 gr
W Cu = 4,986 gr
Penentuan Konsentrasi Optimal
C = 1 gr/l  t = 0  W Zn = 4,738 gr
W Cu = 5,103 gr
t = 5  W Zn = 4,823 gr W Zn = W20 Zn – W0 Zn = 0,085 gr
W Cu = 5,030 gr
t = 10W Zn = 4,922 gr W Zn = W20 Zn – W0 Zn = 0,184 gr
W Cu = 4,965 gr
t = 5  W Zn = 4,948 gr W Zn = W20 Zn – W0 Zn = 0,210 gr
W Cu = 4,871 gr
C = 2 gr/l  t = 0  W Zn = 4,739 gr
W Cu = 5,109 gr
t = 5  W Zn = 4,917 gr W Zn = W5 Zn – W0 Zn = 0,178 gr
W Cu = 5,006 gr
t = 10 W Zn = 5,012 gr W Zn = W10 Zn – W0 Zn = 0,273 gr
W Cu = 4,982 gr
B-3
t = 15 W Zn = 5,030 gr W Zn = W15 Zn – W0 Zn = 0,291 gr
W Cu = 4,897 gr
C = 2,7gr/lt = 0  W Zn = 4,698 gr
W Cu = 5,102 gr
t = 5  W Zn = 4,868 gr W Zn = W5 Zn – W0 Zn = 0,170 gr
W Cu = 5,001 gr
t = 10 W Zn = 5,008 gr W Zn = W10 Zn – W0 Zn = 0,310 gr
W Cu = 4,987 gr
t = 15 W Zn = 5,271 gr W Zn = W15 Zn – W0 Zn = 0,573 gr
W Cu = 4,964 gr

Variabel waktu Optimum


x y x2 xy
0 0 0 0
5 0.12 25 0.6
10 0.14 100 1.4
15 0.147 225 2.205
20 0.199 400 3.98
25 0.241 625 6.025
Ʃ 75 0.847 1375 14.21

Y = bx + a
Y= 0.00828 x + 0.037667

Variabel I = 0.08 A
x y x2 xy
0 0 0 0
5 0.178 25 0.89
10 0.273 100 2.73
15 0.291 225 4.365
Ʃ 30 0.742 350 7.985
B-4

Y = bx + a
Y = 0.01936 x + 0.0403

Variabel I = 0.15 A
x y x2 xy
0 0 0 0
5 0.12 25 0.6
10 0.14 100 1.4
15 0.147 225 2.205
Ʃ 30 0.407 350 4.205

Y = bx + a
Y = 0.0326 x + 0.00922

Variabel I = 0.22 A
x y x2 xy
0 0 0 0
5 0.139 25 0.695
10 0.172 100 1.72
15 0.28 225 4.2
Ʃ 30 0.591 350 6.615

Y = bx + a
Y = 0.01746x + 0.0168
B-5
Variabel C = 1 gr/l
x y x2 xy
0 0 0 0
5 0.085 25 0.425
10 0.184 100 1.84
15 0.21 225 3.15
Ʃ 30 0.479 350 5.415

Y = bx + a
Y = 0.01458 x + 0.0104

Variabel C = 2 gr/l
x y x2 xy
0 0 0 0
5 0.178 25 0.89
10 0.273 100 2.73
15 0.291 225 4.365
Ʃ 30 0.742 350 7.985

Y = bx + a
Y = 0.01936 x + 0.0403

Variabel C = 3 gr/l
x y x2 xy
0 0 0 0
5 0.17 25 0.85
10 0.31 100 3.1
15 0.573 225 8.595
Ʃ 30 1.053 350 12.545
B-6

Y = bx + a
Y = 0.03718 x – 0.0156
C-1
C-2
C-3
C-4
C-5
C-6
C-7
C-8
C-9
eeee

DIPERIKSA
KETERANGAN TANDA TANGAN
NO TANGGAL
1 15-11-2017 PO
Perbaiki format bab 1,2,3,4 dan lampiran

2 16-11-2017 P1
Perbaiki header footer, tambah lampiran C

Anda mungkin juga menyukai