IMRK / Case_Study_Wrong_Site_Surgery
SOP ruang OK menyatakan bahwa “dokter bedah harus melihat dan memeriksa
semua pasien dan dokumen terkait sebelum melakukan operasi, termasuk memberi
tanda (mark site) pada lokasi yang akan dibedah. Dia dapat mendelegasikannya
kepada asistennya”. Pedoman tersebut tidak merinci kapan pemeriksaan tsb harus
dilakukan. Dokter Bedah mengatakan bahwa kebiasaannya menemui pasien prabedah
adalah di ruangan saat ia ronde sehari sebelum operasi. Ia juga biasanya mengecek
sendiri lokasi yang akan dibedah, tetapi pada kasus ini pasien masuk RS terlalu sore.
Dokter bedah mengatakan bahwa ketidaktersediaan tempat tidur sering
mengakibatkan pasien masuk RS terlalu sore, sehingga mengakibatkan pasien
kadang-kadang tidak ditemuinya pra-bedah. Dokter bedah memang melakukan ronde
tidak pada waktu yang sama setiap harinya.
18 Maret 2002 pk 19.15
Pasien divisit oleh Dokter anestesi di ruang rawat. Pasien menolak tawaran anestesi
regional. Catatan di anestesi bertanggal 19 Maret 2002.
Klarifikasi ke dr SpAn: “Sudah kebiasaan anestesi dan kebiasaan di RS untuk
mencatat pre-assessment dalam log-book dan kemudian menyalinnya ke catatan
anestesi pada hari operasi. Cara kerja seperti ini banyak dilakukan oleh para anestesi,
karena catatan seringkali hilang. Pada saat menyalin informasi / pre assessment
tersebut, tindakan yang direncanakan tidak terdokumentasi / tidak diisi pada kolom
yang tersedia.
18 Maret 2002 pk 20.00
Pasien diperiksa oleh Perawat OK di ruang rawat.. (Ia baru pertama kali bekerja di
ruang Ortopedi). Ia memberi tanda lokasi operasi di tungkai bawah kanan (right shin)
dengan pensil kulit Tanda tsb kemudian ditutupi dengan stocking anti-emboli hingga
bawah lutut. Tanda lokasi operasi telah ditandai di tempat yang tidak biasa karena
biasanya ditandai di lokasi operasinya yaitu lutut itu sendiri sehingga dapat terlihat
karena terletak di atas kaus kaki. Diskusi dengan Perawat OK diperoleh pernyataan
bahwa tidak ada petunjuk atau instruksi tentang cara penandaan tanda lokasi operasi.
19 Maret 2002 pk 07.30
Residen 2 menemui pasien di ruangan dan mengecek informed consent pasien, catatan
medis dan foto rontgen.
19 Maret 2002 pk 07.35
Residen 2 diberitahu oleh Perawat OK bahwa lokasi operasi telah ditandai. Residen 2
tidak mengeceknya atau bertanya dimana ditandainya.
19 Maret 2002 pk 07.45
Pasien disiapkan untuk operasi oleh staf perawat senior di ruangan. Tanda lokasi
operasi terlihat dan dicatat.
19 Maret 2002 pk 11.25
Pasien tiba di OK didampingi oleh siswa perawat dari ruangan.
IMRK / Case_Study_Wrong_Site_Surgery
19 Maret 2002 pk 11.38
Dokter anestesi meminta perawat OK untuk membantu mengecek pasien karena
Penanggungjawab OK tidak ditempat. Pedoman mengatakan bahwa “dua staf bedah
agar ditunjuk untuk mengecek semua pasien yang terdaftar di kamar anestesi. Namun
demikian, para staf tidak konsisten dalam menunjuk siapa “kedua” staf tersebut.
Sebagian beranggapan bahwa Dokter anestesi adalah salah satu staf tersebut. Staf di
OK setuju bahwa biasanya memang ahli anestesi, Penanggungjawab OK dan perawat
OK yang melakukan pengecekan pasien.
Saat itu Penanggungjawab OK tidak ditempat karena sedang mencari cuff tensimeter
yg tidak ada . Sebelumnya Ia membawa pasien ke ruang pemulihan (Ruang RR),
dimana biasanya pasien masih terpasang cuff dari OK. Penanggungjawab OK akan
mengembalikan cuff ke OK, tapi pada saat itu di ruang pemulihan tidak terdapat cuff
sehingga ia harus mencarinya dulu ke tempat lain. Penanggungjawab OK belum
terbiasa dengan layout OK.
19 Maret 2002 pk 11.45
Pasien selesai dicek oleh dokter anestesi dan perawat OK. Tanda lokasi operasi
terlihat sesuai catatan, yaitu di tungkai bawah kanan (right shin). Kelihatannya pasien
menunjukkan lokasi operasi kepada dokter anestesi dan perawat bedah dan kemudian
memasang kembali kaus kaki kompresi (anti emboli), sehingga mungkin menutupi
tanda lokasi operasi.
19 Maret 2002 pk 11.55
Perawat OK menyerahkan formulir informed consent ke Perawat OK senior (scrub
nurse) di laying up area untuk pengecekan. Pedoman menyatakan bahwa “ adalah
tanggungjawab Perawat OK senior (scrub nurse) untuk memastikan bahwa pasien
yang dibawa ke OK sudah benar dan memastikan bahwa mereka sudah mengetahui
secara rinci tentang consent pasien sebelum masuk ke tahap operasi”. Namun
demikian, pedoman tidak memberikan indikasi bahwa harus ada dialog antara ahli
bedah, anestesi dan anggota tim bedah lainnya untuk memastikan bahwa pengecekan
yang dilakukan oleh masing-masing tersebut konsisten satu dengan lainnya.
Instrumen set untuk operasi revisi lutut kanan maupun kiri sama, tidak dibedakan.
Baki instrumen (instrument tray) juga sama baik untuk kanan ataupun kiri, kecuali
baki untuk komponen lutut yang tidak diperlukan pada operasi kali ini.
Perawat bedah keluar OK untuk mengambil prostesis yang sesuai. Satu set sudah
disiapkan untuk kasus ini, yang khusus untuk operasi lutut kanan tidak di siapkan.
19 Maret 2002 pk 12.00
Penanggungjawab OK tiba kembali ke ruang anestesi dan membantu Dokter anestesi.
19 Maret 2002 pk 12.10
Pasien dibawa ke OK.
19 Maret 2002 pk 12.15
Dokter bedah dan asistennya menyiapkan posisi pasien. Pemeriksaan dalam keadaan
teranestesi dilakukan di OK oleh dokter bedah. Lutut kiri tidak stabil didalam
IMRK / Case_Study_Wrong_Site_Surgery
catatannya. Di bawah lutut terpasang stocking anti emboli. Tanda lokasi operasi tidak
terlihat.
Pada saat itu beban pekerjaan di OK cukup tinggi.Dokter bedah dan staf mengatakan
bahwa “hari-hari itu tidak seperti biasa” beban kerjanya, dan operasi sering selesai
satu jam setelah waktu kerja yaitu 16.30. Dua dari pasien dalam daftar telah ditunda
beberapa kali akibat terbatasnya tempat tidur.
Tim OK berkomentar bahwa kebanyakan mereka sering bekerja bersama. Telah ada
perasaan saling percaya dan moral yg baik di dalam tim.
Protokol pengecekan dilakukan tetapi tidak dikomunikasikan antar anggota tim.
Dalam pedoman tidak terdapat instruksi yang menyatakan bahwa tanda letak operasi
tidak boleh tertutupi.
Di dalam rencana tindakan OK terdapat kolom untuk mencatat dimana macam-
macam peralatan medis diletakkan, tetapi tidak ada dalam prosedur operasi. Ini dapat
menjadi trigger bagi staf OK untuk melengkapi catatannya.
19 Maret 2002 pk 12.25
Tourniquet dipasang di tungkai bawah kiri oleh konsultan bedah dan asistennya.
Selama tindakan, tidak ada orang di dalam OK yang mendeteksi bahwa operasi
dilakukan di ekstremitas yang salah. Satu-satunya catatan yang ada adalah catatan
anestesi, dan disana tertulis “revisi lutut kiri”.
Dokter bedah berkomentar bahwa dahulu Penanggungjawab OK biasanya memasang
tourniquet, tetapi beberapa tahun terakhir mereka lebih mencurahkan perhatiannya
kepada prosedur anestesi, sehingga pemasangan tourniquet lebih banyak dilakukan
Dokter bedah. Lagi pula dalam rangka mengurangi beban kerja dalam tim OK,dokter
bedah sering memberi tugas lain, seperti memindahkan pasien dan untuk
memastikan bahwa daftar operasi sedapat mungkin tidak terlambat. Hal ini
dibenarkan oleh tim staf OK.
Di dalam dokumen rencana perawatan OK terdapat kolom untuk mencatat lokasi dan
waktu pemasangan tourniquet. Sayangnya pada kasus ini tidak tercatat. Hal ini dapat
mengakibatkan tidak adanya trigger bagi tim untuk menyadari kesalahan lokasi. Letak
tourniquet dan waktu pemasangan hanya tercatat di dokumen anestesi, yaitu tungkai
bawah kiri. Dalam diskusi dengan dokter anestesi ia mengatakan bahwa ia mencatat
apa yang dilihatnya – yang dilakukan dokter bedah. Selain itu prosedur yang
direncanakan tidak dilengkapi di dalam catatan anestesi. Ia mengatakan bahwa
apabila anestesi regional yang dilakukan, dan itu yang biasanya ia lakukan, akan dapat
mentrigger respons nya.
19 Maret 2002 pk 13.20
Operasi selesai. dokter bedah memiliki riwayat yang panjang dalam hubungannya
dengan pasien. Fakta bahwa pasien telah berulangkali operasi pada kedua lutut dan
bahwa lutut kiri tidak stabil pada pemeriksaan dibawah anestesi turut berperan dalam
terjadinya kesalahan. Dalam wawancara, dokter bedah mengatakan “saya memeriksa
lutut kiri dibawah anestesi ... dan saya menemukan lutut kiri hiper-ekstended
dibanding dengan lutut kanan, dan pada ekstensi menunjukkan varus-valgu yang
menunjukkan adanya medial ligament laxity. Lutut kanan stabil pada ekstensi”.
IMRK / Case_Study_Wrong_Site_Surgery
19 Maret 2002 pk 13.30
Pasien masuk ke ruang pemulihan.
19 Maret 2002 pk 13.45
Pasien memberitahu staf pemulihan bahwa terdapat kesalahan operasi. Staf pemulihan
memberitahu dokter bedah bahwa pasien mengatakan kalau lutut yang salah yang
dioperasi.
19 Maret 2002 pk 14.15
Pasien dikunjungi oleh dokter bedah dan dokter anestesi. Perawat OK memberitahu
koordinator OK. Formulir Incident report diisi dan prosedur penyelidikan yang serius
dilakukan.
19 Maret 2002 pk 18.40
Dokter bedah berbicara kepada pasien didampingi Residen 2 tentang insiden tersebut.
Dokter bedah juga memberitahu kepada “the clinical risk, medical and personal
injury litigation departments” dan Direksi tentang insiden ini.
20 Maret 2002 pk 11.00
Dokter bedah berbicara ke pasien lagi tentang kesalahan dan menawarkan dokter
bedah lain untuk melanjutkan perawatan tapi Pasien menolaknya. Akhirnya
direncanakan untuk melakukan tindakan pada lutut kanan tgl 2 April 2002. Dokter
bedah juga berbicara kepada keluarga pasien.
2 April 2002
Operasi pada lutut kanan dilakukan.
IMRK / Case_Study_Wrong_Site_Surgery
Pemetaan Informasi
Selain informasi naratif di atas, disediakan pula beberapa instrumen yaitu :
TABULAR TIMELINE untuk memberi peluang memetakan informasi
tambahan ke dalam kejadian, Praktek yang sudah sesuai SOP dan memetakan
masalah pelayanan.
TIME-PERSON GRID memberi peluang bagi Tim untuk menelusuri dimana
individu-individu yang terlibat berada pada tiap tahap insiden tersebut.
Buatlah pemetaan informasi dengan menggunakan Tabular Timeline dan Time Person
Grid
Analisis Pengelolaan
IMRK / Case_Study_Wrong_Site_Surgery
FORM TABULAR TIMELINE
Pasien pulang
INFORMASI karena tempat
TAMBAHAN penuh, pasien diberi
tahu pembatalan
Good Practice Risiko tindakan telah dijelaskan dan Risiko tindakan telah
Terdokumentasi dijelaskan dan
terdokumentasi
MASALAH
PELAYANAN
IMRK / Case_Study_Wrong_Site_Surgery
IMRK / Case_Study_Wrong_Site_Surgery Page 9 of 19
IMRK / Case_Study_Wrong_Site_Surgery Page 10 of 19
IMRK / Case_Study_Wrong_Site_Surgery Page 11 of 19
FORM TABULAR TIMELINE
IMRK / Case_Study_Wrong_Site_Surgery
MASALAH Letak Torniquet tidak tercatat dalam dokumen
Page 12 of 19
PELAYANAN rencana perawatan OK
FORM ANALISIS PERUBAHAN
Persiapan di OK
dilakukan oleh ODP Sudah dilakukan persiapan
dan perawat OK oleh ODP & perawat OK Tidak -
Kolom Dokumentasi
anestesi dan rencana
IMRKoperasiharus
/ Case_Study_Wrong_Site_Surgery
diisi Page 13 of 19
sebelum operasi Tidak diisi ya Masalah
IMRK / Case_Study_Wrong_Site_Surgery Page 14 of 19
FORM ANALISIS PENGHALANG
Penanggung jawab OK yang memasang tourniket, Karena penanggung jawab OK, tidak
Tidak ditempat
Dampaknya yang memasang tourniket
adalah dokter bedah & terjadi
kesalahan pemasangan touniket
Team have worked together General pressure to Patient has possible replaced
for sometime, so there is a complete a long list of socks above operative site Some individuals were
relaxed feeling and trust operations, which normally mark, making it invisible to feeling fatigued due to a full
amongst the team. overran. the surgeon. days list, and no rest periods.
Unavailability of BP
cuff in theatre when
needed
IMRK / Case_Study_Wrong_Site_Surgery
Page 19 of 19