Anda di halaman 1dari 7

BERDAKWAH DI ERA MILENIAL (MODERN)

DEVI

Institut Agama Islam Negeri Pare-pare

Email: devi001@iainpare.ac.id

Abstract

Da’wah in the modern era is very dependent on dai milenial. Dai millennial should preach
using methods that are opplied to the needs of the community and keep abreast of the times. The
method of da'wah that is applied in every activity is supported by modern media that are able to
attract the attention of mad'u on a large scale. Advances in technology and modern media make
the method of da'wah applied by millennials must be revitalized in order to reach the perfection
of da'wah. Especially in this era, people are faced with complex life problems. Dai millennial can
combine anachronistic and modernist methods of da'wah in da'wah. Both methods of da'wah can
attract people's interest and stop the negative side of the modern era. Millennials are required to
understand the situation and condition of honey both sociologically and psychologically in order
to find the right method of da'wah.

Abstrak

Dakwah di era modern sangat bergantung terhadap dai milenial. Dai milenial seharusnya
berdkwah dengan menerapkan metode yang sesuai dengan keinginan masyarakat dan mengikuti
perkembangan zaman. Metode dakwah yang diterapkan dalam setiap aktivitas didukung dengan
media modern yang sanggup menarik perhatian masyarakat. Kemajuan teknologi dan media
modern membuat metode dakwah yang diterapkan dai milenial harus direvitalisasi guna
menggapai kesempurnaan dakwah. Apalagi diera milenial ini masyarakat dihadapkan pada
problematika kehidupan yang kompleks. Dai milenial dapat menggabungkan metode dakwah
zaman dulu dan metode dakwah yang sekarang. Kedua metode dakwah tersebut dapat menarik
minat masyarakat dan menghentikan sisi negative era modern. Dai milenial dituntut untuk
memahami situasi dan kondisi mad’u baik secara sosiologis maupun psikologis guna
menemukan metode yang tepat dalam berdakwah.
BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi dan media menandakan terjadinya perubahan kehidupan
manusia yang tidak dapat dihindari. Teknologi dan media modern menjadi konsekuensi
kebutuhan primer yang tidk dapat terpisahkan dalam kehidupan manusia. Manusia seolah-olah
tidak bisa hidup dengan teknologi dan media modern diera sekarang ini. Pemakai tekologi dan
media modern saat ini satu diantaranya adalah manusia generasi milenial.

Generasi milenial adalah manusia yang lahir di antara tahun 1980 sampai 2000. Generasi
milenial sangat identik dengan manusia yang memanfaatkan sepenuhnya akan teknologi dan
media modern. Bahkan teknologi dan media modern bagi generasi milenial menjadi suatu
kebutuhan dalam menjalani kehidupan.

Menurut Abdul Basit, dakwah islam harus bekembang sesuai kebutuhan masyarakat. Jika
kegiatan dakwah tidak mengikuti perkembangan zaman maka dakwah akan tertinggal. Dai yang
lahir di era milenial harus melakukan revitalisasi cara berdakwah supaya dakwah dapat diminati
manusia sekarang ini. Apabila cara dakwah yang dilakukan dai tidak sesuai dengan kebutuhan
manusia dan tidak melakukan penyesuaian diri dengan perkembangan teknologi modern maka
islam akan mengalami kemunduan yang signifikan.

Al-quran menyebutkan metode dakwah (dalam surah an-Nahl ayat 125) yang dapat
dijadikan landasan dai generasi milenial, yaitu: dakwah bil hikmah, bil mauziah hasanah dan
bilmujadalah. Dari ketiga landasan metode dakwah tersebut kini semakin berkembang seiring
masuknya teknologi dan media modern.

Dai generasi milenial seharusnya memanfaatkan media modern dan mengembangkan


metode yang pernah digunakan untuk dakwah. Pada kenyataannya, masih banayk dijumpai dai
yang tidak mengikuti media era modern yang dapat menunjang keberhasilan dakwah. Metode
dakwah yang digunakan pun masih dianggap klasik. Bahkan, dari materi dakwah yang
disampaikan pun kerap kali mengulang-ulang dari sebelumnya. Sehingga dakwah memang
membutuhkan revitalisasi supaya tidak tertinggal dengan perkembangan zaman.
B. Tujuan penulisan
Untuk mengetahui bagaimana cara agar dakwah tidak tertinggal dengan berkembanganya
zaman dan cara berdakwah di era milenial.

C. Metode Penelitian
Tulisan ini didasarkan pada penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif.
Berupa studi kasus tentang metode dakwah bagi generasi milenial. Dengan memberikan
kontribusi dalam kehidupan sehari-hari dalam menanamkan nilai-nilai agama.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Karakter Generasi milenial


Teknologi sangat berpengaruh terhadap generasi milenial. Perkembangan teknologi yang pesat
membuat generasi milenial juga berkembang. Generasi milenial adalah merak yang hidup
dengan kemudahan informasi. Jika dilihat dari Badan Pusat Statistik, penemuan penelitian pada
tahun 2011 oleh Boston Consulting Group (BCG) bersama dengan Unervisity Of Barkley,
generasi milenial memiliki beberapa karakter sebagai berikut.

1. Generasi milenial lebih memilih smartphone sebagai media baca daripada membaca
langsung seperti tradisi sebelumnya.
2. Akun media sosial harus dimiliki generasi milenial sebagai sarana informasi.
3. Televisi adalah media informasi yang semakin ditinggalkan generasi milenial. Sebab
gadget memiliki keunggulan daripada melihat siaran televise.
4. Keluarga adalah sarana pengambilan keputusan bagi generasi milenial.

Generasi milenial memiliki karakter yang khas daripada generasi sebelumnya. ciri utama dari
generasi milenial yaitu meningkatnya pemanfataan media dan teknologi digital. Mereka juga
mempunyai karakter yang kreatif.

Sekarang, dakwah dihadapkan pada kemajuan teknologi informasi dan media modern. Teknologi
semakin membuat manusia lalai terhadap ajaran islam. Wisril dan Abdul Mugni Shaleh
memberikan contoh sederhana terhadap fenomena yang ada seperti; duduk berlama-lama di
depan televise, pemakaian internet yang terlalu lama sehingga pelaksanaan shalat diakhir waktu,
bahkan ada yang meninggalkan shalat. Hal tersebut merupakan suatu fenomena praktik
keagamaan masyarakat yang membutuhkan pemikiran baru mengenai konsep pelaksaan dakwah.
Dakwah sendiri adalah kewajiban bagi umat islam yang berdosa apabila ditinggalkan. Maka
dakwah diera sekarang harus dilaksanakan secara moder dan professional dengan tetap
berpedoman terhadap esensi ajara islam.

2. Dakwah dalam kehidupan remaja


Berdakwah di era sekarang, materi yang disampaikan da’i kepada anak yang berusia remaja
harus bersumber dari al-qur’an dan hadis yang hendaknya membawa remaja mencintai islam,
sehingga mereka berperilaku muslim yang berwawasan qur’an.

Tuntutan zaman yang mendominasi remaja sangat dominan. Oleh karenanya, materi yang
disusun juga harus merupakan jawaban zaman. Materi yang dipersiapkan hendaknya mudah
dicerna, remaja mempunyai bahasa sendiri dalam bahasa sehari-hari, bahkan kadangkala punya
ambisi menggunakan bahasa popular walaupun mereka sendiri kurang memahami cara
penjabarannya baik pada remaja yang masih sekolah maupun yang putus sekolah.

Para remaja tentunya memiliki media sosial dan jaringan internet dan dengan adanya
peningkatan internet tersebut serta kemajuan teknologi informasi, menyebabkan perubahan
terhadap cara berdakwah. Saat ini para da’I atau juru dakwah mulai memanfaatkan kemajuan
teknologi informasi dalam penyampaian dakwahnya. Dengan pengunaan teknologi informasi,
kegiatan dakah bisa dilakukan lebih insentif dan menjangkau jaringan yang lebih luas.
Berdasarkan pernyataan kemkominfo, 95% dari 63juta penduduk Indonesia menggunakan
internet untuk mengakses jejaring sosial. Oleh karena itu penggunaan internet sebagai media
dakwah bisa menjadi salah satu alternative yang efektif dalam melakukan dakwah islam.

Salah satu media sosial facebook sebagai sarana dakwah, media sosial facebook merupakan
salah satu bentuk media sosial teknologi informasi dan komunikasi. Berdasarkan pernyataan
Whebershandwick, perusahaan public relations dan pemberi layanan jasa komunikasi, untuk
wilayah Indonesia ada sekitar 65 juta pengguna facebook aktif. Sebanyak 33 juta pengguna aktif
perharinya , 55 juta pengguna aktif yang memakai perangkat mobie per harinya.

Dengan melihat perkembangan pengguna facebook yang ada saat ini, berdakwah melalui sarana
tersebut akan sangat efektif karena diera sekarang kebanyakan masyarakat menggunakan gadget
dan media sosial sehingga para pendakwah atau da’i dapat menyampaikan dakwah melalui
media sosial dengan mudah dan tanpa perlu bertatap muka.

Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan oleh juru dakwah atau para da’i dalam menggunakan
media sosial facebook sebagai sarana dakwah yaitu memberikan atau men-share informasi baik
itu berupa nasihat, ilmu, kata mutiara, ayat Al-Qur’an beserta tafsirnya, video ceramah dan
segala sesuatu yang berhubungan dengan dakwah Islam. Dengan adanya informasi yang berisi
dengan dakwah Islam diharapkan dapat membuka wawasan atau menambah pengetahuan
seseorang dan dengan pengetahuan tersebut timbullah kesadaran terhadap diri sendiri yang
akhirnya orang tersebut akan berprilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Perkembangan teknologi dan media menandakan terjadinya perubahan kehidupan
manusia yang tidak dapat dihindari. Teknologi dan media modern menjadi konsekuensi
kebutuhan primer yang tidk dapat terpisahkan dalam kehidupan manusia. Manusia seolah-
olah tidak bisa hidup dengan teknologi dan media modern diera sekarang ini. Pemakai
tekologi dan media modern saat ini satu diantaranya adalah manusia generasi milenial.

Dai milenial dapat menggunakan teknologi dan media modern dalam menunjang
keberhasilan dakwah. Dalam berdakwah, dai milenial tidak hanya sekadar menyampaikan
materi dakwah dalam setiap kegiatan dakwahnya, tetapi juga menjawab problematika
masyarakat baik material maupun spiritual. Hal itu dilakukan supaya masyarakat kekinian
semakin meningkatkan kehidupan yang islami sesuai dengan aturan Islam.

Kemudahan dalam fasilitas yang disediakan oleh media sosial facebook menjadi kelebihan
tersendiri bagi masyarakat virtual khususnya bagi juru dakwah atau para da’i dalam
menyampaikan atau membagikan informasi dakwah Islam, berdikusi dan menyambung tali
silaturrahim kepada pengguna facebook lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
, Iskandar Penemu dan Sejarah Singkat Facebook Pertama Kali, dalam http://www.indoza.com/
2014/02/penemu-facebook-dan-sejarah.html

Setyadi, Rino “Komunikasi Virtual: Sebuah Keniscayaan Masyarakat Teknologi”, dalam


http://komunikasi.us/index.php/course/4899-komunitas-virtual-sebuah-
keniscayaanmasyarakat-teknologi,

Aziz, Mohammad Ali, Ilmu Dakwah, Edisi Revisi. Cet. Ke-6, Jakarta: Kencana, 2017.

Sabani, Noveliyati, “Generasi Milenial dan Absurditas Debat Kusir Virtual”. Informasi: Kajian
Ilmu Komunikasi, Volume 48, Nomor 1, Juni 2018.

Ghazali, zulfikar. “Pemanfaatan media sosial facebook sebagai media dakwah dalam
masyarakat virtua”l. Volume IV, No. 1, Desember 2016 – Mei 2017.

Karim,Abdul. “Dakwah melalui media”. Volume . 4, No. 1 Juni 2016

Anda mungkin juga menyukai