Anda di halaman 1dari 18

HUKUMAN POTONG TANGAN

PERSPEKTIF AL-QUR`AN DAN HADIS

Nailul Rahmi
Dosen Fakultas Syaria’ah UIN Imam Bonjol Padang

Abstrak
Salah satu dari ketentuan hukum jinayah dalam hukum Islam adalah bahwa
siapapun yang mencuri harta orang lain maka pelakunya diberi sanksi
hukuman yaitu hukuman had potong tangan seperti yang dijelaskan dalam
ayat 38 dari surat al-Maidah di atas. Kemudian yang pelaksanaannya
dijelaskan dalam hadits-hadits Rasul Saw. Dengan demikian penetapan had
potong tangan bagi pencuri tujuannya adalah untuk memberikan jaminan
kemaslahatan terhadap harta manusia dari kerusakan, kehancuran dan dari
kepemilikan yang tidak dibenarkan Islam dari pihak lain.

Kata Kunci: Potong tangan,Al-Qur`an dan Hadis

PENDAHULUAN orang yang bahasa mereka menjadi


Al-Quran adalah kalamullah yang bahasa al-Quran. Untuk dapat
diturunkan kepada RasulNya yang memahami isi dan pesan-pesan al-
terakhir Muhammad Saw untuk Qur’an, maka seseorang dituntut untuk
menjadi al-Hudan dan al-Furqan bagi memahami bahasa al-Qur’an. Artinya
umat manusia dalam kehidupannya di siapa saja yang ingin mengkaji al-
bumi Allah ini. Oleh karena itu Allah Qur’an maka ia harus mengkaji bahasa
menetapkan bermacam ketentuan- al-Qur’an. Tanpa memahami bahasa
ketentuan yang harus dilaksanakan oleh Al-Qur’an tidak mungkin mampu
manusia jika mereka ingin hidup mengambil dan mengamalkan isi al-
dengan sejahtera baik di dunia ataupun Qur’an.
di akhirat kelak. Sebagai kitab suci Dalam rangka memahami dan
yang berisi petunjuk bagi manusia, al- menjelaskan isi dan kandungan al-
Qur’an mengandung berbagai hal. Quran maka Allah Swt menugaskan
Secara global al-Quran mencakup kepada RasulNya untuk menjelaskan
tentang aqidah, ibadab, mu’amalah, atau menafsirkan al-Qur.an. Namun
jinayah, munakahah dan waris.(selain setelah beliau wafat tugas ini diemban
aqidah biasa disebut Syari’ah), qisah- oleh para ulama dari kalangan
qisah, akhlaq, wa’ad dan wa’id.. sahahabatnya.
Al-Quran diturunkan Allah dengan . Setelah masa sahabat penjelasan dan
bahasa Arab1 sehingga tidak semua penafsiran al-Qur’an dilakukan oleh
orang dapat memahaminya dengan ulama tabi’in begitulah selanjutnya al-
mudah bahkan orang Arab sendiri Quran dikaji oleh para tabi’ tabi’in dan
akhirnya sampai pada masa sekarang.
1
Q.S.12(Yusuf): 12 :
Bermacam metode yang digunakan

53
54 Jurnal Ulunnuha Vol.7 No.2/Desember 2018

oleh para ulama untuk menafsirkan al- tersebut sesuai dengan kapasitas
Qur’an, seperti metode tafsir bi penulis yang belum memenuhi syarat-
almaktsur, metode bi al-ra’yu, metode syarat sebagai mufassir, maka penulis
isyari. Ini adalah metode yang mencoba menela’ah dan memahami
didasarkan pada sumber penafsiran. pesan-pesan al-Qur’an melalui kajian
Selain metode tersebut ada lagi yang terhadap penafsiran yang sudah
disebut metode tahlili, metode ijmali, dilakukan oleh para mufasir
metode maudhu’i dan metode sebelumnya. Adapun ayat yang akan
muqarran. Ini adalah metode penafsiran dikaji di sini hanyalah ayat yang
berdasarkan keluasan penafsiran dan menjelaskan tentang had potong tangan
sistematika ayat yang ditafsirkan. bagi pencuri yang terdapat pada ayat 38
Dalam menafsirkan al-Qur’an para surat al-Maidah. Pemilihan ayat ini
ulama juga dipengaruhi oleh sebagai kajian karena pada ayat ini
kecendrungan keilmuan yang dimiliki dijelskan had bagi pencuri adalah
serta keluasan wawasan terhadap potong tangan, tetapi bagian yang mana
masalah kajian yang dicakup ayat. Oleh yang dipotong tidak dijelaskan, apa
karena itu para ulama menetapkan yang dicuri dan berapa kadar curian
beberapa syarat yang mesti dimiliki yang menyebabkan had ini dilakukan
oleh seseorang jika dia ingin juga tidak dijelaskan.
menafsirkan al-Qur’an, baik syarat Kemudian dalam ayat juga tidak
yang berhubungan dengan etika dalam dijelaskan adanya pengecualia-
menafsirkan ataupun syarat yang pengecualian hukum had ini. Tetapi
berhubungan dengan ilmu-ilmu yang dalam sejarah umat Islam, Umar bi
harus dimiliki. Selain itu juga harus Khatab pernah tidak meksanakan had
mengetahui kaedah-kaedah tafsir, baik tersebut bagi pencuri yang mencuri
kaedah dasar ataupun kaedah pada masa paceklik.
kebahasaan. Tanpa memiliki Berhubungan dengan hal-hal tersebut
pengetahuan seperti yang dijelaskan di penulis tertarik untuk mengkaji
atas maka seseorang tidak mungkin penafsiran ayat ini berdasarkan
dapat menjelaskan ayat-ayat al-Qur’an penafsiran-penafsiran para mufassir
dengan baik dan benar. dari berbagai kitab tafsir dan
Namun jika semua syarat-syarat penjelasan hadits-hadits tentang
tersebut belum dimiliki secara masalah pencurian dan hukuman
maksimal bukan berarti seseorang tidak potongan tangan bagi pencuri.
dapat memahami penafsiran ayat-ayat
al-Qur’an, karena untuk memahami Pembahasan
penafsiran ayat-ayat al-Qur’an dapat 1. Ayat 38 surat al-Maidah.
dilakukan dengan menela’ah kitab-
kitab tafsir karya para mufassir yang ‫ِق وَاﻟﺴﱠﺎ ِرﻗَﺔُ ﻓَﺎﻗْﻄَﻌُﻮا أَﻳْ ِﺪﻳـَ ُﻬﻤَﺎ ﺟَﺰَاءً ﲟَِﺎ‬ ُ ‫وَاﻟﺴﱠﺎر‬
sudah ada. Sebab bagaimanpun bagi
seorang muslim wajib memahami ‫ِﻳﺰ َﺣﻜِﻴ ٌﻢ‬ ٌ ‫َﺎﻻ ِﻣ َﻦ اﻟﻠﱠ ِﻪ وَاﻟﻠﱠﻪُ َﻋﺰ‬
ً ‫َﻛ َﺴﺒَﺎ ﻧَﻜ‬
maksud dan isi al-Quran karena al-
Laki-laki yang mencuri dan perempuan
Qur’an adalah petunjuk dalam
yang mencuri, potonglah tangan
menjalani kehidupan untuk
keduanya (sebagai) pembalasan bagi
kebahagiaan di dunia dan di akhirat
apa yang mereka kerjakan dan sebagai
kelak. Berhubungan dengan hal
Nailul Rahmi, Hukum Potong Tangan… 55

siksaan dari Allah. dan Allah Maha diberikan oleh pemilik harta yang
Perkasa lagi Maha Bijaksana.. dicuri.4

2. Mufradat 3. Asbab al-Nuzul


Lafaz ‫ اﻟﺴﺎرق‬artinya orang yang Diriwayatkan oleh Ahmad dan yang
mengambil harta secara sembunyi- lainnya yang bersumber dari Abdullah
sembunyi dari tempat bin Amr bahwa seorang wanita
penyimpanannya.ia adalah isim fa’il mencuri dimassa Rasulullah Saw,
dari lafaz ‫ ﺳﺮق‬yang artinya mencuri kemudian dipotong tangannya yang
atau mengambil sesuatu yang kanan (sesuai s.5:38). Ia bertanya:
dilakukan secara sembunyi-sembunyi apakah diterima taubatku ya
dari tempat penyimpanan.Termasuk Rasulullah? Maka Allah menurunkan
dalam pencurian adalah mencuri ayat berikutnya (s.5:39)5. Kemudian al-
dengar pembicaraan orang lain dan Amidi menjelaskan bahwa asbabun
mencuri pandang jika dilakukan nuzul ayat ini berhubungan dengan
dengan sembunyi-sembunyi.2 Sariq Thu’man bin Ubairq ketika mencuri
artinya pencuri laki-laki atau ada yang baju besi tetangganya yang
mengartikan laki-laki pencuri dan disembunyikan dalam tepung gandum.
sariqah pencuri perempuan atau kemudian didakwakannya kepada
perempuan pencuri. ‫ﻓﺎطﻌﻮا أﯾﺪﯾﮭﻤﺎ‬ Qutadah bin Nu’man, Dia
tempat pemotongan dari tangan artinya menyembunyikan di rumah seorang
tempat pada bagian tangan yang Yahudi Zaid bin Saminn . Ketika
dipotong jika seseorang mencuri. dituduhkan kepada Qutadah sebagai
Orang yang dipotong tangannya jika pencuri seperti tuduhan Thu’mah,
dia mencuri ¼ dinar menurut jumhur tidak ditemukan padanya tuduhan
selain hanafiah. ‫ ﻧﻜﺎﻻ ﻣﻦ ﷲ‬sanksi atau tersebut. Dia membantah tidak
hukuman bagi keduanya (pencuri baik mengambilnya, dia tidak tahu sama
ia laki-laki ataupun perempuan) untuk sekali. Kemudian ditelusuri tepung
menghalangi atau larangan bagi yang tercecer dan diikuti sehingga
manusia untuk melakukan pencurian3. sampai kerumah Zaid bin Samin lalu
Hukuman dari Allah terhadap diambil darinya dan berkata :
perbuatan pencurian yang dilarang “Serahkanlah kepada Thu’mah!”
Allah Swt. Oleh karena itu hukuman Yahudi itu disaksikan oleh orang
had potong tangan bagi pencuri tidak banyak. Rasul Saw telah diragukan
dapat gugur karena ma’af yang oleh perdebatan Thu’mah, sebab baju
besi ditemukan pada orang lain. Maka
turnlah ayat : ‫وﻻﺗﺠﺎدل ﻋﻦ اﻟﺬﯾﻦ ﯾﺨﺘﺎﻧﻮن‬
‫ اﻧﻔﺴﮭﻢ‬kemudian diturunkan ayat ini

2
Wahbah al-Zuhaili, Fiqh al Islam wa
Adillatuhu, Dar al-Fikr, Beirut, 1989, juz 6, h.
4
92. Lihat juga Abdullah bin Abdu ar-Rahman Muhammad Jamaluddin Al-Qasimy,
al-Basami, Tudhihu al-Ahkam min Bulugh al- Tafdsir Al-Qasimy al-Musamma Mahasi al-
Maram, t.t. juz. Iv, h. 180. Takwil, Dar al-Fikr, Beirut, Juz. 6, h. 196.
3 5
Wahbah Zuhaili,Tafsir al-Munir fi Qamarudin Saleh dkk. Asbabun
al-‘Aqidah wa al-Syari’ah, Dar al-Fikr, Beirut, Nuzul, CV.Diponegoro, Bandung, 1984, h. 181
jilid 5 t.t. h. 178. lihat juga Al-Sayuthi, Asbab al-Nuzul.

55
56 Jurnal Ulunnuha Vol.7 No.2/Desember 2018

untuk menjelaskan tentang hukum


pencurian.6 5. Hadits-Hadits tentang Had
Potong Tangan bagi Pencuri
4. Munasabah Hadits-hadits yang menjelaskan
Pada ayat 37 Allah menjelaskan hukuman potong tangan bagi pencuri
tentang . hukum bagi orang yang ada beberapa buah, antara lain yaitu:7
mengambil harta orang lain dengan a. Hadits Aisyah R.a
hirabah atau penyamun atau perampok,
yaitu dengan memotong atau merampas ‫ُﻮل‬
ُ ‫َﺎل َرﺳ‬ َ ‫ ﻗ‬:‫َﺖ‬ ْ ‫َﻋ ْﻦ ﻋَﺎﺋِ َﺸﺔَ َر ِﺿ َﻲ اَﻟﻠﱠﻪُ َﻋْﻨـﻬَﺎ ﻗَﺎﻟ‬
orang ditengah jalan dengan kekerasan,
adakalanya dengan menyakiti pemilik ‫ ) َﻻ ﺗـُ ْﻘﻄَ ُﻊ ﻳَ ُﺪ ﺳَﺎرٍِق‬: ‫اَﻟﻠﱠ ِﻪ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ‬
harta atau bahkan dengan membunuh
pemilik harta. Menurut Abu Hanifah ‫ وَاﻟﻠﱠ ْﻔ ُﻆ‬.ِ‫إﱠِﻻ ِﰲ ُرﺑُ ِﻊ دِﻳﻨَﺎ ٍر ﻓَﺼَﺎ ِﻋﺪًا ( ُﻣﺘﱠـ َﻔ ٌﻖ َﻋﻠَْﻴﻪ‬
hirabah adalah pencurian yang besar,
sedangkan menurut yang lain ‫ ﺗُـ ْﻘﻄَ ُﻊ اَﻟْﻴَ ُﺪ ِﰲ ُرﺑُِﻊ‬:‫ﻆ اَﻟْﺒُﺨَﺎ ِريﱢ‬
ُ ‫ َوﻟَْﻔ‬. ٍ‫ﻟِ ُﻤ ْﺴﻠِﻢ‬
pencurian kecil. Setelah Allah ‫دِﻳﻨَﺎ ٍر ﻓَﺼَﺎ ِﻋﺪًا وَِﰲ رِوَاﻳٍَﺔ ﻷَِﲪَْ َﺪ اِﻗْﻄَﻌُﻮا ِﰲ ُرﺑُ ِﻊ‬
menjelaskan sanksi bagi pelaku hirabah
٨
yang melakuka perbuatan yang fasad ‫ِﻚ‬
َ ‫ْﱏ ِﻣ ْﻦ َذﻟ‬َ ‫ وََﻻ ﺗَـ ْﻘﻄَﻌُﻮا ﻓِﻴﻤَﺎ ُﻫ َﻮ أَد‬،ٍ‫دِﻳﻨَﺎر‬
di atas bumi dan menyuruh manusia
untuk bertaqwa kepada Allah agar Dari 'Aisyah bahwa Rasulullah
terhindar dari perbuatan yang haram Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
dan ma’shiat, lalu Allah menjelaskan bersabda: "Tidak boleh dipotong
sanksi bagi orang-orang yang tangan seorang pencuri, kecuali sebesar
mengambil harta dari seperempat dinar atau lebih." Muttafaq
persembunyiannya. Diantara sanksi Alaihi dan lafadznya menurut riwayat
pagi pelaku hirabah adalah dipotong Muslim. Menurut Lafadz Bukhari:
tangan dan kaki secara berlawanan dan "Tangan seorang pencuri dipotong (jika
sanksi pencurian adalah potong mengambil sebesar seperempat dinar
tangan. Kemudian pada ayat 39 Allah atau lebih." Menurut riwayat Ahmad:
menjelaskan bahwa Dia akan "Potonglah jika mengambil seperempat
mengampuni hambaNya yang
bertaubat setelah melakukan perbuatan
dosa. Hirabah dan pencurian adalah
perbuataan dosa yang dilarang oleh 7
Hafiz Ibnu Hajar al-Asqalany,
Allah Swt, dan siapa saja yang Bulughul Maram, terjm. M.Syarif Sukandy, PT
melakukannya maka Allah telah Al-Ma’arif, Bandung, 1995, h. 458-462. Lihat
menetapkan sanksi bagi mereka di juga Malik bin Anas, al-Muaththa’, Dar al-Fkr,
Beirut, tt.h. 508-5-14.
dunia dan akhirat kelak, karena itu 8
Muhammad bin Isma’il al-Amir al-
seyogyanyalah perbuatan tersebut Yamaniy al-Shan’ani, Subulussalam syarah
selalu dihindari oleh seorang mukmin. Bulughul Maram, Syirkah Maktabah wa
Mathba’ah Musthafa al-Baby alHalaby wa
Awladihi, Mesir, 1950, juz. 4, h. 18. Lihat
6
AL Al-Amidy, Asbab al-Nuzul. Shahih al-Bukhary dalam bab hudud (no 6789),
Lihat juga Abi al-hasan Ali bin Ahmad al- Shahih Muslim bab hudud (no 1684), Sunan
Wahidy al-Naisabury, Asbab a-Nuzul, Dar al- Nasa’i bab qath’u al-Sariq no 4936, Sunan
Fkri, Beirut, 1991, h. 125 dan Qamaruddin Ibnu Majah bab had al-Sariq (no 2585), Sunan
Saleh dkk, Asbabun Nuzul, CV Diponegoro, Abu Daud n0 (2348) dan Musnad Ahmad (no
Bandung, 1984, h. 181. 23558) pada bab al-Irwa’a (2024).
Nailul Rahmi, Hukum Potong Tangan… 57

dinar dan jangan memotong jika ‫ُﻮل اَﻟﻠﱠ ِﻪ‬


َ ‫َ◌ َو َﻋ ْﻦ ﻋَﺎﺋِ َﺸﺔَ َر ِﺿ َﻲ اَﻟﻠﱠﻪُ َﻋْﻨـﻬَﺎ ؛ أَ ﱠن َرﺳ‬
mengambil lebih kurang daripada itu."
‫ ) أَﺗَ ْﺸ َﻔ ُﻊ ِﰲ َﺣ ٍﺪ ِﻣ ْﻦ‬:‫َﺎل‬
َ ‫ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ﻗ‬
b. Hadits Ibnu Umar r.a.
‫ ) أَ ﱠن اﻟﻨِ ﱠ‬: ‫ أَﻳـﱡﻬَﺎ َو َﻋ ِﻦ اﺑْ ِﻦ ﻋُﻤََﺮ َر ِﺿ َﻲ اﻟﻠﱠﻪُ َﻋْﻨـ ُﻬﻤَﺎ‬: ‫َﺎل‬
‫ﱠﱯ‬ َ ‫ ﻓَـﻘ‬، ‫َﺐ‬
َ ‫ُﺣﺪُوِد اﻟْﻠﱠ ِﻪ ؟ ﰒُﱠ ﻗَﺎ َم ﻓَﺎ ْﺧﺘَﻄ‬
ُ‫ َﲦَﻨُﻪُ ﺛ ََﻼﺛَﺔ‬،ٍ‫َﻚ اﻟﱠﺬِﻳ َﻦ ِﻣ ْﻦ ﻗَـْﺒﻠِ ُﻜ ْﻢ أَﻧـﱠ ُﻬ ْﻢ ﻛَﺎﻧُﻮا ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ﻗَﻄَ َﻊ ِﰲ ﳎَِﻦ‬ َ ‫س ! إِﳕﱠَﺎ َﻫﻠ‬ ُ ‫اﻟﻨﱠﺎ‬
٩‫َق ﻓِﻴ ِﻬ ُﻢ َدرَا ِﻫ َﻢ ( ُﻣﺘﱠـ َﻔ ٌﻖ َﻋﻠَْﻴ ِﻪ‬َ ‫ َوإِذَا َﺳﺮ‬، ُ‫ﻳﻒ ﺗـََﺮﻛُﻮﻩ‬
ُ ‫َق ﻓِﻴ ِﻬ ُﻢ اﻟ ﱠﺸ ِﺮ‬َ ‫إِذَا َﺳﺮ‬
‫ِﻳﺚ ُﻣﺘﱠـ َﻔ ٌﻖ َﻋﻠَﻴْ ِﻪ‬
َ ‫ِﻴﻒ أَﻗَﺎ ُﻣﻮا َﻋﻠَْﻴ ِﻪ اﳊَْ ﱠﺪ ( اﳊَْﺪ‬
ُ ‫ﻀﻌ‬ ‫اﻟ ﱠ‬
Dari Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu
bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa
‫ َﻋ ْﻦ‬: ‫ َوﻟَﻪُ ِﻣ ْﻦ َو ْﺟ ٍﻪ آ َﺧَﺮ‬.ٍ‫ﻆ ﻟِ ُﻤ ْﺴﻠِﻢ‬ ُ ‫ وَاﻟﻠﱠ ْﻔ‬،
Sallam pernah memotong (tangan ، ُ‫َﲡ َﺤ ُﺪﻩ‬
َْ‫ و‬، ‫ع‬ َ ‫َﺖ اﻣَْﺮأَةٌ ﺗَ ْﺴﺘَﻌِﲑُ اﻟْ َﻤﺘَﺎ‬
ِ ‫ ﻛَﺎﻧ‬: َ‫ﻋَﺎﺋِ َﺸﺔ‬
pencuri) karena mengambil sebual
perisai seharga tiga dirham. Muttafaq ‫ﱠﱯ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ﺑِ َﻘﻄْ ِﻊ ﻳَ ِﺪﻫَﺎ‬ ‫ﻓَﺄََﻣَﺮ اﻟْﻨِ ﱡ‬
Alaihi.
Dari 'Aisyah Radliyallaahu 'anhu
c. Hadits Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi
wa Sallam bersabda: "Apakah engkau
‫ُﻮل‬
ُ ‫َﺎل َرﺳ‬
َ ‫ ﻗ‬:‫َﺎل‬
َ ‫َ◌ َو َﻋ ْﻦ أَِﰊ ُﻫَﺮﻳْـَﺮةَ رﺿﻲ اﷲ ﻋﻨﻪ ﻗ‬ akan memberikan pertolongan untuk
membebaskan suatu hukuman dari
‫ِق؛‬
َ ‫اَﻟﻠﱠ ِﻪ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ) ﻟَ َﻌ َﻦ اَﻟﻠﱠﻪُ اﻟﺴﱠﺎر‬ hukum-hukum yang telah ditetapkan
، ‫ِق اﳊَْْﺒ َﻞ‬
ُ ‫ َوﻳَ ْﺴﺮ‬، ُ‫ ﻓَـﺘُـ ْﻘﻄَ ُﻊ ﻳَ ُﺪﻩ‬، َ‫ﻀﺔ‬
َ ‫ِق اﻟْﺒَـْﻴ‬
ُ ‫ﻳَ ْﺴﺮ‬ Allah?". Kemudian beliau berdiri dan
berkhutbah. Beliau bersabda: "Wahai
١٠
‫ﻓَـﺘُـ ْﻘﻄَ ُﻊ ﻳَ ُﺪﻩُ ( ُﻣﺘﱠـ َﻔ ٌﻖ َﻋﻠَْﻴ ِﻪ أَﻳْﻀًﺎ‬ manusia, orang-orang sebelummu
binasa adalah karena jika ada seseorang
yang terpandang di antara mereka
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu mencuri, mereka membebaskannya,
bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi dan jika ada orang lemah di antara
wa Sallam bersabda: "Allah melaknat mereka mencuri, mereka menegakkan
pencuri yang mencuri telur kemudian hukum padanya." Muttafaq Alaihi dan
dipotong tangannya, lalu mencuri tali lafadznya menurut riwayat Muslim.
dan dipotong tangannya." Muttafaq Menurut riwayatnya dari jalan lain
Alaihi. bahwa 'Aisyah Radliyallaahu 'anhu
berkata: Ada seorang perempuan
d. Hadits Aisyah r.a. meminjam barang lalu memungkirinya,
maka Nabi Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam memerintahkan untuk
9
Hafiz Ibnu Hajar al-Asqalany,
memotong tangannya.
Op.cit. h.458. lihat juga Muhammad
Nasiruddin al-al-Bani, Shahih Sunan Abu e. Hadits Jabir r.a.
Daud, juz. 12, h. 83-90.
10
Imam Abi Abdillah Muhammad Bin ‫ﱠﱯ ﺻﻠﻰ اﷲ‬ ‫ َﻋ ِﻦ اﻟﻨِ ﱢ‬، ‫َو َﻋ ْﻦ ﺟَﺎﺑِ ٍﺮ رﺿﻲ اﷲ ﻋﻨﻪ‬
Isma’il abin Ibrahim Ibnu Mughirah bin
Bardaziyah al-Bukhary, Shahih al Bukhary, ‫ِﺐ‬
ٍ ‫ْﺲ َﻋﻠَﻰ ﺧَﺎﺋِ ٍﻦ وََﻻ ُﻣْﻨﺘَﻬ‬
َ ‫ ) ﻟَﻴ‬: ‫َﺎل‬
َ ‫ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ﻗ‬
Maktabah Usaha Keluarga, Semarang, 1981,
juz. 8. H. 15.

57
58 Jurnal Ulunnuha Vol.7 No.2/Desember 2018

،ُ‫َاﻷ َْرﺑـَ َﻌﺔ‬


ْ ‫ و‬،ُ‫ ﻗَﻄْ ٌﻊ ( رَوَاﻩُ أَﲪَْﺪ‬،‫ِﺲ‬ ٍ ‫ وَِﻻ ﳐُْﺘَﻠ‬، memberikan indikasi bahwa seseorang
tersebut telah berulang-ulang
‫ وَاﺑْ ُﻦ ِﺣﺒﱠﺎ َن‬، ‫ي‬
‫ﺻ ﱠﺤ َﺤﻪُ اﻟﺘـْﱢﺮِﻣ ِﺬ ﱡ‬
َ ‫َو‬ melakukan pencurian, sehingga wajar
diberi sanksi potong tangan. Artinya
Allah juga membedakan antara seorang
Dari Jabir Radliyallaahu 'anhu bahwa
pencuri dengan orang yang mencuri.
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Abdullah bin Abdurrahman as-Sahmy
Sallam bersabda: "Pengkhianat,
menjelaskan bahwa al-sirqah
pencopet, dan perampok tidak
(pencurian) menurut bahasa adalah
dikenakan hukuman potong." Riwayat
mengambil sesuatu secara sembunyi-
Ahmad dan Imam Empat. Hadits
sembunyi dari tempat penyimpanan,
shahih menurut Tirmidzi dan Ibnu
Sedangkan menurut istilah yaitu
Hibban.
mengambil harta yang dipelihara dari
orang lain dari tempat
f. Hadits Rafi’ bin Khadij r.a.
penyimpanannya, yang tidak diragukan
‫َﺎل‬
َ ‫ ﻗ‬، ‫ِﻳﺞ رﺿﻲ اﷲ ﻋﻨﻪ‬ ٍ ‫َ◌ َو َﻋ ْﻦ رَاﻓِ ِﻊ ﺑْ ِﻦ َﺧﺪ‬ lagi padanya untuk disembunyikan.11
Didahulukan penyebutan sariq dari
: ‫ُﻮل‬
ُ ‫ُﻮل اَﻟﻠﱠ ِﻪ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ﻳـَﻘ‬ َ ‫ْﺖ َرﺳ‬ ُ ‫َِﲰﻌ‬ pada sariqah menurut al-Shabuni
،َ‫) َﻻ ﻗَﻄْ َﻊ ِﰲ ﲦٍََﺮ وََﻻ َﻛﺜَ ٍﺮ ( رَوَاﻩُ اَﻟْ َﻤ ْﺬﻛُﻮرُون‬ adalah karena pencurian biasanya
dilakukan oleh laki-laki, sedangkan
‫ وَاﺑْ ُﻦ ِﺣﺒﱠﺎن‬،‫ﺻ ﱠﺤ َﺤﻪُ أَﻳْﻀًﺎ اَﻟﺘـ ْﱢﺮِﻣ ِﺬيﱡ‬
َ ‫َو‬ didahulukan zaniyah dari zani pada
Rafi' Ibnu Khodij Radliyallaahu 'anhu ayat zina karena buruknya akibat zina
berkata: Aku mendengar Rasulullah bagi perempuan.12
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam Menurut al-Qurthubi sejak massa
bersabda: "Tidak dipotong orang yang jahiliah potong tangan bagi pencuri
mencuri buah dan mayang kurma." sudah terjadi. Dan pencuri yang
Diriwayatkan oleh Ahmad dan Imam pertama dihukum dengan potong
Empat. Hadits shahih juga menurut tangan pada masa jahiliah adalah Walid
Tirmidzi dan Ibnu Hibban. bin Mughirah. Kemudian Allah juga
menetapkan hukuman potong tangan
6. Penafsiran dalam Islam. Pencuri pertama yang
Ayat ‫ و اﻟﺴﺎ رق واﻟﺴﺎرﻗﺔ ﻓﺎﻗﻄﻌﻮا أﯾﺪﯾﮭﻤﺎ‬ini dipotong tangannya oleh Rasul Saw
menjelaskan bahwa seorang laki-laki pada masa Islam dari kaum laki-laki
pencuri dan seorang perempuan adalah Khiyar bin “Adi bin Naufal bin
pencuri maka hendaklah dipotong “Abdi Manaf. Sedangkan dari kalangan
tangan keduanya. Allah menjelaskan perempuan adalah Marrah binti
dalam ayat ini bahwa siapapun yang Sufyanbin Abdi al-Asaddari Bani
mencuri hendaklah tangannya Makhzum. Abu Bakar juga pernah
dipotong, penjelasan ini tidak
membedakan antara laki-laki dengan 11
Abdullah bin Abdurrahman al-
perempuan. Di sini Allah menyebutkan Sammy, Tudhihual-Ahkam min Bulughul
“al-sariq” lebih dulu dari “al-sariqah” Maram. Juz . 4, h. 181. Selanjutnya disebu As-
kebalikan dari ayat zina. Semua Sammi.
12
mufassir sepakat dalam hal ini. Jika Muhammad Ali Al-Shabuni, Rawai’
al-Bayan Tafsir Ayat al-Ahkam min al-Qur’an,
diperhatikan ayat yang menggunakan Dar al-Kutub al-Islamiyah, Makkah, juz I, h.
lafaz pencuri isim fa’il dari saraqa ini 435.
Nailul Rahmi, Hukum Potong Tangan… 59

memotong tangan orang Yaman yang Masalah pertama tentang pencuri


mencuri sebuah kalung dan kalung yang dipotong tangannya, dan tentang
yang dicuri tersebut adalah kalung hal ini para ulama berbeda pendapat,
Asma’ binti Umair, istri Abu Bakar r.a. karena itu akan dikemukakan
Kemudian Umar juga pernah pendapat tersebut dengan dalilnya
memotong tangan Ibnu Samurah, masing-masing. Pertama jumhur ulama
saudara Abdurrahman bin Samurrah, yang berpendapat bahwa hukuman
dan tindakan ini merupakan sesuatu hal potong tangan hanya dilaksanakan
yang tidak pernah diperselisihkan.13 kepada pencuri yang harta curiannya
Ayat ini secara zahir menunjukkan sampai seperempat dinar atau yang
bahwa semua orang yang mencuri nilainya seperempat mitsqal emas
dikenai hukuman potong tangan baik murni (1/4 mitsqal emas setara dengan
laki-laki ataupun perempuan, sama 0,9695 gram) atau tiga dirham perak( 3
seperti yang terjadi pada pezina bahwa dirham perak setara dengan 8,145
siapapun yang berzina maka ia gram) berdasarkan hadits Aisyah.
dihukum dengan hukuman jilid 100 Kedua golongan zahiriyah yang
kali. Ayat tentang hukuman potong berpendapat bahwa hukuman potong
tangan bagi seorang pencuri dalam tangan dilaksanakan kepada pencuri
surat al-Maidah ayat 38 ini dari segi berapapun harta yang dicurinya baik
makna lafaz adalah mutlaq sebab siapa sedikit ataupun banyak sesuai dengan
saja yang mencuri maka pencuri keumuman ayat. Ketiga ulama
tersebut dipotong tangannya. Dari segi Hanafiah yang berpendapat bahwa
dalalah ayat ini juga mujmal karema bukuman potong tangan hanya
tidak dijelaskan apa yang dicuri dan dilakukan bagi pencuri yang harta
bagaimana ukuran barang curian yang curiannya sampai 10 dirham atau lebih
dapat diberi sanksi potong tangan. Oleh (10 dirham perak setara dengan 27, 15
karena itu para mufassir dan fuqaha garam), dan tidak boleh kurang dari itu.
berbeda pendapat tentang beberapa Keempat segolongan ahli Madinah,
masalah yang terkandung dalam ayat diantaranya Malik bin Anas,
ini, diantaranya yaitu tentang pencuri berpendapat bahwa pencuri yang
yang dipotong tangannya, kedua dipotong tangannya adalah yang
tentang nisab harta curian yang mencuri sejumlah tiga dirham atau
menyebabkan potong tangan, ketiga lebih.
tentang tempat penyimpanan barang Secara bahasa ‫ اﻟﺴﺎرق‬adalah nama atau
yang dicuri, keempat tentang pencurian sebutan yang diberikan kepada orang
yang dilakukan secara bersama apakah yang mengambil harta dari tempat
semua pencuri dipotong tangannya, penyimpanannya. Secara istilah yaitu
pencuri harta masjid dan harta mayat orang yang mengambil harta yang
dalam kuburan dan tentang pencuri dipelihara dari orang lain, yaitu pada
yang telah dipotong tangan kanannya tempat penyimpanan yang
lalu dia mencuri lagi dan masalah– tersembunyi.14 Perbuatan mengambil
masalah lain yang berkaitan dengan milik atau harta orang lain dari tempat
pencurian. persembunyiannya, yang mana pemilik
harta tidak mengizinkan siapapun
13
Abdillah Muhammad bin Ahmad al-
Anshary al-Qurthubi, Al-Jami’ li Ahkam al-
14
Qur’an, Dar al-Fikr, Beirut, tt. juz 5, h. 111.

59
60 Jurnal Ulunnuha Vol.7 No.2/Desember 2018

mengambilnya, maka perbuatan dan sifat yang sesuai menunjukkan


tersebut dinamakan mencuri (sirqah). bahwa sifat tersebut merupakan ‘illat
Karena itu siapa saja yang mengambil bagi hukum tersebut.15
milik orang lain dari tempat Menurut al-Qurthubi pencuri yang
persembunyiannya sedangkan dia tidak dipotong tangannya adalah pencuri
diizinkan kesana maka orang tersebut yang harta curiannya mencapai
dinamakan pencuri baik dia laki-laki seperempat dinar atau yang nilainya
ataupun perempuan. Artinya seseorang sama dengan seperempat dinar. Ini
disebut pencuri jika mengambil harta adalah pendapat Umar bin Khathab,
orang lain, harta yang dicuri diletakkan Utsman bin Affan yang diriwayatkan
pada tempat yang tersembunyi dan dari Ali. Pendapat ini juga
perbuatan mengambil milik orang lain dikemukakan oleh Umar bin Abdul
tersebut dilakukan secara sembunyi- Aziz, Al-Laits, Asy-Syafi’i dan Abu
sembunyi. Oleh karena itu orang yang Tsur.16 Imam Malik juga berpendapat
mengambil harta orang lain tidak dari demikian bahkan bagi orang yang
tempat persembunyiannya dan mencuri dua dirham, sebab dua dirham
dilakukan secara terang-terangan tidak sama nilainya dengan seperempat
disebut pencuri sebagaimana ayat dinar. Jika kurang dari nilai tersebut
sebelumnya yang menyebut orang yang maka tidak berlaku hukuman potong
mengambil harta orang lain dengan tangan.
kekerasan dari tangan pemiliknya Masalah kedua Ayat menjelaskan
disebut hirabah atau perampok. bahwa pencuri harus dipotong
Menurut al-Razi ayat ‫اﻟﺴﺎرق واﻟﺴﺎ رﻗﺔ‬ tangannya, namun ayat tidak
dibaca marfu’ oleh Sibawaihi dan menjelaskan apa yang dicuri dan
Akhfasy sebagai mubtada sedangkan berapa harta yang dicuri baru dilakukan
khabarnya adalah mahzuf dan hukuman potong tangan kepada
taqdirnya “hukmuhuma” Pendapat ini seorang pencuri. Rasul Saw kemudian
juga dipilih olehn al-Farra’, bahwa menjelaskan syarat dilakukannya
membacanya dengan marfu’ lebih potong tangan pada pencuri. Riwayat
utama daripada membaca dengan dari Aisyah r.s. menjelaskan :
nasab. Sebab alif dan lam pada lafaz al- ‫َﻻ ﺗُـ ْﻘﻄَ ُﻊ ﻳَ ُﺪ ﺳَﺎرٍِق إﱠِﻻ ِﰲ ُرﺑُِﻊ دِﻳﻨَﺎ ٍر ﻓَﺼَﺎ ِﻋﺪًا‬
sariq dan al-sariqatu menempati
tempat allazi sehingga taqdirnya ‫اﻟﺬي‬ “Tidaklah dipotong tangan seorang
‫ ﺳﺮق ﻓﺎ ﻗﻄﻌﻮا ﯾﺪه‬, dan menempatkan fa pencuri kecuali jika dia mencuri
pada khabar karena ia menjadi jaza’. seperempat dinar atau lebih dari
Jadi maksud ayat menurut al-Razi seperempat dinar ” H.R. Muttafaq
adalah menunjukkan bahwa syarat dan ‘alaih. Ini lafaz Muslim, sedangkan
jaza’ atau balasan bagi pencuri lafaz riwayat Bukhari “ ‫ ﺗُ ْﻘﻄَ ُﻊ اَ ْﻟﯿَ ُﺪ اﻟﺴﺎرق‬:
disyari’atkan adalah karena perbuatan ‫ ﻓِﻲ ُرﺑُﻊِ دِﯾﻨَﺎ ٍر ﻓَﺼَ ﺎ ِﻋﺪًا‬dalam riwayat
pencurian yang dilakukan. Kemudian Ahmad dengan lafaz : ،ٍ‫اِ ْﻗﻄَﻌُﻮا ﻓِﻲ ُرﺑُﻊِ دِﯾﻨَﺎر‬
ayat menunjukkan bahwa sirqah َ‫وَ َﻻ ﺗَ ْﻘﻄَﻌُﻮا ﻓِﯿﻤَﺎ ُھ َﻮ أَ ْدﻧَﻰ ﻣِﻦْ َذﻟِﻚ‬
(pencurian) adalah suatu jinayah dan Hadits Aisyah menjelaskan bahwa
potong tangan adalah hukumannya, hukuman potong tangan dilakukan jika
‘uqubah dihubungkan dengan adanya harta yang dicuri jumlahnya sampai
jinayah adalah munasabah antara
15
keduanya. Disebutkan hukum ‘uqubah 16
Ibid h. 111.
Nailul Rahmi, Hukum Potong Tangan… 61

seperempat dinar17 atau lebih. Pendapat Adapun Hasan al-Bashry dan Abu
yang mensyaratkan hukuman potong Daud az-Zahiry serta sebahagian
tangan bagi pencuri jika ia mencuri fuqaha’ ahli Zahir berpendapat bahwa
seperempat dinar menjadikan hadits bila seorang pencuri mencuri sesuatu
yang dikemukakan Aisyah r.a sebagai maka dipotong tangannya baik dia
dalilnya. Riwayat Muslim yang mencuri sedikit ataupun banyak karena
bersumber dari Aisyah menjelaskan keumuman ayat ini : Seorang pencuri
bahwa Rasul Saw telah bersabda baik laki-laki ataupun perempuan maka
“Tidaklah dipotong tangan seorang potonglah tangan keduanya”, dalam
pencuri kecuali pada barang curian ayat ini tidak ada penjelasan nisab dari
seperempat dinar atau lebih” sedangkan barang curian dan juga tidak dijelaskan
pada Bukhari “dipotong tangan pencuri tempat penyimpanan, tetapi mereka
pada curian seperempat dinar atau mengambil semata-mata pencurian.
lebih. Dalam riwayat Ahmad Dalilnya yang mereka gunakan selain
“Potonglah oleh kamu tangan pencuri ayat di atas adalah riwayat Ibnu Jarir,
pada curian seperempat dinar dan Ibnu Abi Hatim dari kakeknya al
jangan dipotong pada barang curian Hanafi, dia berkata “Saya bertanya
yang kurang dari itu”18 Artinya bahwa kepada Ibnu Abbas tentang firman
jumlah nishab harta barang curian Allah Swt. “ ‫اﻟﺴﺎرق واﻟﺴﺎرﻗﺔ ﻓﺎﻗﻄﻌﻮا أﯾﺪﯾﮭﻤﺎ‬
untuk dilakukan had potong tangan “ apakah ayat ini bersifat khusus atau
adalah seperempat dinar. Jika harta umum? Ibnu Abbas berkata “umum”.
curian tersebut kurang dari seperempat Kemudian juga hadits riwayat Abu
dinar atau tiga dirham sebagimana Hurairah bahwa Rasul Saw bersabda: )
hadits Ibnu Umar , maka tidak ، ُ‫ ﻓَﺘُ ْﻘﻄَ ُﻊ ﯾَ ُﺪه‬، َ‫ق ا ْﻟﺒَﯿْﻀَ ﺔ‬ُ ‫ﺴ ِﺮ‬ْ َ‫ق ؛ ﯾ‬
َ ‫ﷲُ اﻟﺴﱠﺎ ِر‬
‫ﻟَﻌَﻦَ َ ﱠ‬
diperlakukan had potong tangan bagi ُ‫ ﻓَﺘُ ْﻘﻄَ ُﻊ ﯾَ ُﺪه‬، ‫ق اﻟْﺤَ ْﺒ َﻞ‬
ُ ‫ﺴ ِﺮ‬
ْ َ‫“ وَ ﯾ‬Allah mela’nat
pencuri sebagaimana dalam riwayat pencuri yang mencuri al-biadhah
Ahmad. (sebutir telur) maka dipotong
Al-Qasimi menjelaskan bahwa menurut tangannya, juga pencuri sepotong tali
Imam Syafi’i, Imam Ahmad dan Ishaq dipotong tangannya.20 Dalam suatu
bahwa seperempat dinar dan tiga riwayat dari A’mas dijelaskan bahwa
dirham itu sifatnya syar’i, dan satu menurut A’mas biadhah yang
dinar itu setara dengan dua belas dimaksudkan adalah telur yang terbuat
dirham. Dan juga riwayat dari Aisyah dari besi yang digunakan dalam
menjelaskan bahwa pencuri yang peperangan sebagai peluru yang
mencuri perisai yang dipotong harganya sama dengan perisai,
tangannya karena harga perisai tersebut sedangkan tali itu tali yag nilainya
setara dengan seperempat dinar, tidak sama dengan beberapa dirham.21
sepuluh dirham.19
20
Muhammad Jamaluddin al-Qasimi,
17
Dinar adalah ukuran dari emas Tafsir al-Qasim almusamma Mahasin al-
beratnya (timbangannya adalah 4 g, yaitu Ta’wil, Dar al-Fkr, Beirut, 1978, juz. 6, h. 193-
seperempat dari mas murni. Lihat Abdullah bin 194. Lihat al-Bukhari, op.cit. pada hudud bab 7
Abdu ar-Rahman al-Basami. Loc.cit. dan 13, Muslim, op.cit. pada hudud hadits 7,
18
Abdullah bin Abdurrahman al- an-Nisa’i op.cit. pada al-Sariq bab 1, Ibnu
Basssam, Tudhahu al-Ahkam min Bulugh al Majah, op.cit. pada hudud bab 29 dan Ahmad
Maram, ,op.cit. juz 2 hadits 253.
19 21
A-.Qasimy, op.cit. h. 195. Al-Qurtubi, op.cit. h. 113.

61
62 Jurnal Ulunnuha Vol.7 No.2/Desember 2018

Menurut golongan ini hadits Ibnu Menurut al-Jashash wajib


Abbas dan hadits Abu Hurairah ini memperlakukan hukum atas isim
semakin menjelaskan bahwa hukum kecuali dikhususkan oleh dalil, atau
potong tangan dilakukan kepada semua ditetapkan bahwa hukum ada
pencuri apapun yang mereka curi dan hubungannya dengan makna lain yang
berapapun jumlahnya. wajib diperhatikan tentang wajibnya,
Segolongan ahli Madinah, diantaranya yaitu tempat penyimpanan dan ukuran.
Malik bin Anas, berpendapat bahwa Ayat ini mujmal dipandang dari segi
pencuri yang dipotong tangannya ukuran dia membutuhkan penjelasan
adalah yang mencuri sejumlah tiga dari yang lain dalam menetapkannya,
dirham atau lebih dengan dalil yang oleh karena itu tidak boleh memandang
telah dikemuakan sebelumnya yaitu umum untuk memperlakukan hukum
hadits Aisyah r.a. Tetapi Abu Hanifah potong tangan pada setiap ukuran.
berpendapat dipotong tangan pencuri Dalil kemujmalannya dan larangan
jika dia mencuri sejumlah sepuluh memperlakukan umum adalah hadits
dinar atau lebih.22 Juga ada riwayat dari Abdul Baqi. Abdul Baqi mengatakan
al-Baqi bin Qani’ dia mengatakan Mu’az bin Mutsanna menerima dari
bahwa dia menerima riwayat dari Amir bin Sa’id dari Bapaknya dia
Abdullah bin Ahmad bin Hambal yang berkata : Rasul Saw bersabda
menyampaikan riwayat dari bapaknya ”Tidaklah dipotong tangan seorang
dari Nashar bin Tsabit dari Hajaj dari pencuri kecuali pada harga perisai” ,
Umar bin Syuaib dari Bapaknya dari kemudian riwayat Abi Luhai’ah dari al-
kakeknya dia berkata bahwa Rasul Saw Nashr dari Imarah dari Aisyah r.a.
bersabda “ Tidaklah dipotong pada bahwa Nabi Saw berkata: “ Tidaklah
curian yang kurang dari sepuluh dipotong tangan seorang pencuri
dirham.” Dan Riwayat Ibnu Mas’ud kecuali pada barang curian yang senilai
menjelaskan bahwa Nabi Saw. Berkata dengan harga perisai atau lebih” juga
“ Tidaklah dipotong tangan pencuri riwayat Aiman al-Jasyaby yang
kecuali pada curian satu dinar atau menjelaskan “paling kurang yang
sepuluh dirham”. Sedangkan Umar bin dicuri itu seharga perisai”.24
Syu’aib mengatakan bahwa Sa’id bin Berdasarkan hadits –hadits tersebut
Musayyab berkata “Sesungguhnya ditetapkanlah bahwa hukum ayat
Urwah, Zuhri dan Sulaiman bin Yasar tentang wajib potong tangan adalah
berpendapat bahwa tidaklah dipotong seharga perisai, dan karena itu tidak
tangan pencuri kecuali pada barang boleh diamalkan secara umum.
curian yang nilainya lima dirham. Pada Sehingga ayat seolah-olah taqdirnya
masa Rasul saw telah terjadi potong adalah “Seorang pencuri laki-laki dan
tangan pencuri untuk curian sepuluh pencuri perempuan maka potonglah
dirham. Harga perisai adalah sepuluh tangan keduanya jika curian itu sampai
dirham.23 seharga perisai”. Lafaz ini
menghendaki penjelasan lain untuk
menjadikannya cukup untuk
22
Abu Ja’far Muhammad bin Jarir ath
Thabary, Jami’ al-Bayan ‘an Ta’wil ayyi al-
24
Qur’an, Dar al-Fkri, Beirut, tt. juz . 5,h. 311. Abu Bakar Ahmad al-Razi al-
23
Al-Jashsash, Ahkam al-Qur’an, Jashash, Ahkam al-Qur’an, Dar.al-Fikr, Mesir,
Dar al-Fikr, Mesir, juz.2. tt.h.585. t.t. juz 2, h. 583.
Nailul Rahmi, Hukum Potong Tangan… 63

menetapkan hukum dengan dirinya yang mujmal oleh karena itu untuk
sendiri. menerapkan amar yang ada didalam
Jadi pada asalnya fuqaha’ sepakat ayat diperlukan penjelasan dari dalil
bahwa tidak dilaksanakan potong lain yaitu hadits-hadits Rasulullah Saw,
tangan kecuali pada barang curian yang penjelasan bahasa tentang makna lafaz
sampai ukurannya senishab, jika dan pendapat para mufassir dan
kurang maka tidak wajib potong fuqaha’. Dari penjelasan tersebut dapat
tangan. Hanya saja mereka berbeda dipahami bahwa had potong tangan
pendapat dalam menentukan batas bagi pencuri adalah wajib. Wajibnya
nisab yang mengharuskan potong had tersebut harus ada ukuran atau
tangan bagi seorang pencuri, nishab harta yang dicurinya, tidak
sebagaimana dikemukakan di atas. boleh diperlakukan umum terhadap
Masalah ketiga kemudian para ulama semua pencurian.
sepakat bahwa tangan yang dipotong Adapun batasan barang curian yang
adalah tangan kanan berdasarkan menyebabkan wajibnya potong tangan
qira’at Ibnu Mas’ud “ ‫ ” ﻓﺎ ﻗﻄﻌﻮا أﯾﻤﻨﮭﻤﺎ‬, terhadap pencuri, terjadi perbedaan
namun mereka berbeda pendapat pendapat dikalangan ulama. Jumhur
dibagian mana tangan tersebut ulama menetapkan nishabnya adalah
dipotong. Fuqah’ Mesir (al-amshar) seperempat dinar dengan dalil hadits
berpendapat dipotong pada Aisyah. Maliki menetapkan tiga dinar
pergelangan tidak di siku atau atau lebih dengan dalil hadits Aisyah,
dipangkal lengan, Khawarij bahwa seperempat dinar sama dengan
berpendapat dipotong dipangkal tiga dirham. Kemudian Hambali dan
lengan, dan suatu golongan Hanafiah mengatakan kadarnya adalah
berpendapat dipotong di jari-jari saja. sepuluh dirham dengan dalil hadits
Dalil Jumhur adalah riwayat yang Umar bin Syu’aib.
menjelaskan bahwa Rasul Saw. Memperhatikan hadits, qaul sahabat
Memotong tangan pencuri dari dan pendapat ulama di atas maka
pergelangan, begitu juga pendapat Ali, kadar barang curian yang mewajibkan
Umar bin Khathab, mereka memotong potong tangan bagi pencuri minimal
tangan pencuri pada sambungan adalah seperempat dinar, jika kurang
pergelangan, inilah yang diamalkan. dari jumlah tersebut maka hukuman
Tapi jika dia mencuri untuk yang potong tangan tidak dilaksanakan.
keduakalinya maka dipotong tangannya Adapun sanksi yang diberikan kepada
yang kiri berdasarkan ittifaq para pencuri yang mencuri kurang dari
fuqaha.25 seperempat dinar dipahami dari hadits
Berdasarkan penjelasan mufassir Abu Hurairah yang menjelaskan
tentang maksud dari ayat yang bahwa Rasul melaknat pencuri yang
menjelaskan tentang perintah mencuri telur dan mencuri tali maka
memotong tangan bagi pencuri, baik keduanya dipotong tangannya. Oleh
pencuri itu laki-laki ataupun karena itu dapat dipahami bahwa
perempuan, dapat dipahami bahwa riwayat Abu Hurairah ini ini adalah
ayat ini adalah umum dengan lafaz umum sama dengan makna ayat, yaitu
berapa saja yang dicuri maka bagi
25
Ali ash-Shabuni, Rawai’ul Bayan pencurinya wajib potong tangan
Tafsir Ayat al-Ahkam min al-Qur’an, Dar al-
Kutub al-Islamiah, Mesir,tt. Juz 1. h.440.

63
64 Jurnal Ulunnuha Vol.7 No.2/Desember 2018

sebagaimana pendapat sebahagian ahli memberikan kenikmatan kepada


Zahir. pencuri sebab disana mereka makan
Ayat " ‫ “ ﻓﺎﻗﻄﻌﻮا أﯾﺪﯾﮭﻤﺎ‬artinya potonglah dan minum dan kelezatan lain.28
oleh kamu tangan keduanya, yaitu Kemudian tidak ada ulama yang
tangan pencuri yang laki-laki dan memahami dengan makna majazi,
pencuri yang perempuan. Artinya tetapi mereka memahami dengan
setiap pencuri baik laki-laki ataupun makna hakiki, sebab tujuan
perempuan dipotong tangannya dilakasanakannya hukuman potong
sebagaimana yang dilaksanakan tangan bagi pencuri adalah untuk
terhadap para perampok atau hukuman dan balasan atas perbuatan
muharibun jika mereka merampas harta mereka yang melakukan pencurian.
seperti kedua pencuri tersebut. Rasyid Diberikannya hukuman juga bertujuan
Ridha menjelaskan bahwa jika untuk memberikan alasan agar jangan
mencuri lagi untuk yang kedua kalinya mencuri bagi yang lain.
maka dipotong tangannya sebab “aid” Suatu lafaz dipahami dengan makna
adalah jamak dari yad.26 " ‫ﻓﺎﻗﻄﻌﻮا‬ hakiki, kecuali jika ada hal-hal yang
berasal dari lafaz q-th-‘a yang memalingkan makna hakiki kepada
maknanya memotong, al-qath’u artinya makna majazi. Adapun hal-hal yang
al-ibanah (pemisahan) dan izalah menyebabkan tidak dipahaminya suatu
(penghilangan). Dan pemotongan atau lafaz dengan makna hakiki adalah jika
penghilangan tangan ini dilakukan jika terdapat petunjuk penggunaan secara
syaratnya tercapai yaitu pencurian harta ‘urf bahwa makna hakiki ditinggalkan,
milik orang lain, harta diambil dari adanya petunjuk lafaz bahwa yang
termpat persembunyiannya yang wajar dimaksudkan bukan makna hakiki
dan harta yang dicuri mencapai jumlah tetapi makna lain, adanya petunjuk
nishab, bagi ulama yang menetapkan berupa aturan dalam pengungkapan
nishabnya. suatu ucapan bahwa lafaz tersebut
Quraisyihab mengemukakan bahwa adalah untuk makna lain bukan untuk
ada sebahagian orang yang memahami makna hakiki, adanya petunjuk dari
ayat ini dengan makna majazi, yakni sifat pembicara yaang menuntut
melumpuhkan kemampuannya, yakni sesuatu menurut hakiki, namun dari
dengan memenjarakannya. Namun sifat si pembicara dapat dipahami
makna ini tidak dikenal oleh orang bahwa ia tidak menginginkan sesuatu
Arab untuk qath’u al-yad.27 Namun al- yang diucapkanya tersebut, dan adanya
Basamy mengatakan bahwa orang yang tempat dan sasaran pembicaraan yang
memaknai dengan apa yang tidak menghalangi dari memahami lafaz
dijelaskan Allah seperti yang secara hakiki.29
ditetapkan dalam undang-undang
dengan memberikan hukuman penjara 28
Al-Basamy. Op.cit. h. 183.
29
kepada pencuri sama saja dengan Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh,
Kencana, Jakarta, juz I, h. 35-36. Al-Ghazali
menjelaskan bahwa suatu lafaz harus dipahami
26
Muhammad Rasyid Ridha, Tafsir sesuai dengan makna yang sudah ditetapkan
al-Qur’an al-Hakim al-Masyhur bitafsir Al- untuknya secara hakiki menurut pemilik
Manar, Dar al-Kutub al-Ilmiah, Beirut, 1935, bahasa, dan sebelum dipahami dengan makna
juz 6, h. 315. lain harus diperhatikan dulu bagaimana pemilik
27
M.Qurai Syihab, Tafsir al-Misbah, bahasa atau ahli bahasa menggunakan dan
Lentera Hati, Tangerang, juz 3, h. 195. memaknai lafaz tersebut. Hal ini karena suatu
Nailul Rahmi, Hukum Potong Tangan… 65

Dari syarat-syarat suatu lafaz dipahami Bakar mengatakan bahwa tidak ada
dengan makna majaz tersebut maka perbedaan pendapat ditengah umat
dapat dipahami bahwaa syarat-syarat bahwa yang dimaksudkan adalah
tersebut tidak ditemukaan pada ayat ini. memotong tangan kanan pada
Oleh sebab itu tidak ada alasan untuk pencurian yang dilakukan pertama kali.
32
memahami ayat tentang perintah Pendapat yang sama juga
memotong tangan pencuri dengan dikemukakan oleh al-Qasimi, hanya
makna penjara. saja menurut al-Qasimin ini adalah
Lebih lanjut Rasyid Ridha mengatakan qira’at syaz. Tetapi ada dalil lain yaitu
bahwa Allah ingin mencela keduanya yang sudah terjadi pada jaman jahiliah
dengan bacaan al-Qur’an. Jika hukum kemudian pada masa Islam ketika Nabi
syari’ah mengikat keduanya secara melakukan hal yang sama.33
mutlaq dan dan biasa mensifati az- As-Sammy mengemukakan bahwa
zukur dan domirnya dalam kalimat, jumhur ulama berpendapat demikian
kecuali apa yang dikhususkan syari’ah juga bahwa yang dipotong pertama kali
terhadap laki-laki, seperti imamah dan adalah tangan kanan dengan berpegang
qital, Memutarkan kemutlakan yad pada qira’at Ibnu Mas’ud, yad secara
yaitu bahwasanya mencukupkan mutlaq adalah telapak tangan karena itu
tempat memotongnya pada batasannya adalah pergelangan tangan,
pergelangan tangan.30 dan itulah yang terjadi menurut
Menurut Ibnu Arabi ‫ﻓﺎﻗﻄﻌﻮا أﯾﺪﯾﮭﻤﺎ‬ sunnah.34
menunjukkan yang boleh dipotong itu ‫ ﺟﺰاء ﺑﻤﺎ ﻛﺴﺒﺎ ﻧﻜﺎﻻ ﻣﻦ ﷲ‬artinya potong
adalah tangan kanan, tetapi ayat tidak tangan bagi pencuri baik laki-laki
menunjukkan hal itu. Karena lafaz aidy ataupun perempuan merupakan balasan
menurut al-Qurthubi adalah terhadap perbuatan keduanya dan
menunjukkan kepada empat perkara karena usaha keduanya yaitu mencuri,
yang terhimpun pada dua perkara yaitu mengambil harta orang lain yang
tangan dan kaki, sebab lafaz “huma” diharamkan baginya dan yang orang
adalah tatsniyah, sebab pencuri laki- lain tidak menginginkan hartanya
laki dan pencuri perempuan itu tidak diambil. “nakala” artinya peringatan
dimaksudkan sosok tertentu tetapi dan celaan atau hinaan karena
keduanya adalah jenis kelamin yang perbuatan mencuri. Semua in adalah
jumlahnya tidak berbilang.31 iqab atau hukuman bagi pencuri,
Penetapan tangan kanan yang dipotong sekalipun mereka bisa lari dari manusia
tersebut menurut al-Jashash didasarkan tetapi hukuman yang sesuai dengan
pada qira’at Abdullah “‫”ﻓﺎﻗﻄﻌﻮا أﯾﻤﻨﮭﻤﺎ‬ perbuatan mereka yang melakukan
sesuai dengan riwayat yang diceritakan pencurian adalah yang lebih dahsyat
oleh Sufyan dari Jabir dari Amir. Ibnu pengaruhnya dan larangan dari
Auf dari Ibrahim juga meriwayatkan melakukannya. Pencurian akan
bahwa “faqtha’u aimanhuma” . Abu menyebabkan tidak amannya manusia
dari hartanya dan manusia akan merasa
lafaz diciptakan mempunyai makna hakiki.
32
Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al- Imam Abu Bakar Ahmad al-Razi
Ghazali, Al-Mustashfa min Ilm al-Ushul, Dar Al-Jashsh, Ahkam al-Qur’an, Dar al-Fkri,
al-Kutub al-Ilmiah, Beirut, 1971, h. 288-296. Mesir, juz. 2. T.t. 582.
30 33
Ibid. h 289. Al-Qasimi.Op,cit. H. 192.
31 34
Al-Qurthubi, op.Cit. h. 117. As-Sammi. Op.cit. h. 186.

65
66 Jurnal Ulunnuha Vol.7 No.2/Desember 2018

merasa khawatir oleh karena itulah Allah maha bijaksana dalam


Allah menetapkan hukuman bagi memberikan keputusan dan hukuman
pencuri. Pencurian berpengaruh besar kepada mereka. Ayat ini juga bermakna
terhadap masyarakat dan pengaruh “oleh karena itu janganlah kamu
tersebut lama dan berkelanjutan yaitu berlebih-lebihan dalam memberikan
tidak adanya rasa aman dan hidup hukuman , hai orang-orang mukmin,
dalam kecemassan dan kekhawatiran terhadap orang pencuri dan selain
tentang keamanan hartanya.35 mereka dari orang-orang yang
Menurut Mu’tazilah ayat ini melakukan kejahatan yang wajib
menunjukkan bahwa pelaksanaan had diberikan hukuman. Karena
adalah karena tujuan penghinaan dan sesungguhnya Allah dengan
peringatan bagi pencuri. Ini hikmahNya memutuskan keputusan
menunjukkan balasan yang berat bagi untuk mereka dan pengetahuan Allah
pencuri dan juga menunjukkan illat menunjukkan kebaikan kepada mereka
hukum Allah sebab “alba” pada “bima dan kepadamu.37
kasaba” jelas sekali menunjukkan Dari beberap pendapat ulama dapat
bahwa pemotongan tangan hanya wajib dipahami bahwa hukuman potong
dengan alasan pencurian.36 tangan bagi pencuri adalah syari’at
Pendapat yang sama juga dijelaskan yang sudah ditetapkan Allah. Dan para
oleh at-Thabari bahwa potong adalah ulama sepakat dalam hal ini Pendapat
balasan terhadap perbuatan mencuri ini dikuatkan lagi oleh hadits riwayat
yang dilakukan keduanya dari Allah. Aisyah yang menjelaskan bahwa Rasul
Thabari juga menjelaskan bahwa Umar Saw mencela orang-orang yang tidak
binKhatab menyuruh agar memberikan ingin melakukan ketentuan Allah ini
hukuman yang keras (berat) kepada karena membela seorang wanita yang
pencuri dalam kasus pencurian.Umar mencuri hanya karena dia berasal dari
mengatakan “potonglah tangan –tangan kalangan bangsawan, dengan sabdanya
mereka lalu kai-kaki mereka”. “
‫ وﷲ ﻋﺰﯾﺰ ﺧﻜﯿﻢ‬maksud firman Allah ini ‫ ) أَﺗَ ْﺸ َﻔ ُﻊ ِﰲ َﺣ ٍﺪ ِﻣ ْﻦ ُﺣﺪُوِد اﻟْﻠﱠ ِﻪ ؟ ﰒُﱠ ﻗَﺎ َم‬:
menurut at-Thabari adalah bahwa
Allah maha Perkasa dalam memberikan ‫َﻚ‬َ ‫س ! إِﳕﱠَﺎ َﻫﻠ‬ ُ ‫ أَﻳـﱡﻬَﺎ اﻟﻨﱠﺎ‬: ‫ ﻓَـ َﻘ َﺎل‬، ‫َﺐ‬ َ ‫ﻓَﺎ ْﺧﺘَﻄ‬
hukuman kepada laki-laki atau
perempuan yang melakukan pencurian ‫َق ﻓِﻴ ِﻬ ُﻢ‬
َ ‫اﻟﱠﺬِﻳ َﻦ ِﻣ ْﻦ ﻗَـْﺒﻠِ ُﻜ ْﻢ أَﻧـﱠ ُﻬ ْﻢ ﻛَﺎﻧُﻮا إِذَا َﺳﺮ‬
serta selain mereka berdua yang
melakukan kedurhakaan kepada Allah. ‫ِﻴﻒ‬
ُ ‫ﻀﻌ‬ ‫َق ﻓِﻴ ِﻬ ُﻢ اﻟ ﱠ‬
َ ‫ َوإِذَا َﺳﺮ‬، ُ‫ﻳﻒ ﺗـََﺮﻛُﻮﻩ‬
ُ ‫اﻟ ﱠﺸ ِﺮ‬
، ‫ِﻳﺚ ُﻣﺘﱠـ َﻔ ٌﻖ َﻋﻠَْﻴ ِﻪ‬
َ ‫أَﻗَﺎ ُﻣﻮا َﻋﻠَْﻴ ِﻪ اﳊَْ ﱠﺪ ( اﳊَْﺪ‬
35
Abu Ali al-Faadhli Ibn Hasan bin
Fadhal al-Thibrasi, Majma’ al-Bayan fi Tafsir ‫ َﻋ ْﻦ‬: ‫ َوﻟَﻪُ ِﻣ ْﻦ َو ْﺟ ٍﻪ آ َﺧَﺮ‬.ٍ‫ﻆ ﻟِ ُﻤ ْﺴﻠِﻢ‬ ُ ‫وَاﻟﻠﱠ ْﻔ‬
، ‫ع‬ َ ‫َﺖ اﻣَْﺮأَةٌ ﺗَ ْﺴﺘَﻌِﲑُ اﻟْ َﻤﺘَﺎ‬
ِ ‫ ﻛَﺎﻧ‬: َ‫ﻋَﺎﺋِ َﺸﺔ‬
al-Qur’an, Dar al-Kutub al-Ilmiah,Beirut, t.t.h.
250.
36
Muhammad al-Razi Fakhrudin ibn
al-AlamahDhia’ al-Din Umar al-Musytahir bi ‫ﱠﱯ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ‬
‫ ﻓَﺄََﻣَﺮ اﻟْﻨِ ﱡ‬، ُ‫َﲡ َﺤ ُﺪﻩ‬ َْ‫و‬
Khathib al-Ra;yi, Dar al-Fkr, Mesir, t.t. juz.
11, h. 230., lihat juga Abi Fadhal Syihab al-Din ‫ﺑِ َﻘﻄْ ِﻊ ﻳَ ِﺪﻫَﺎ‬
al-Said Muhammad al-Alusy al-Baghdadi,
Ruhul Ma’ani fi Tafsir al-Qur’an al-Azim wa
37
al-Sab;u al-Matsany, Dar al-Kutub al-Ilmiah, Ath-Thabari, Op.cit. Lihat juga
Beirut, t.t jilid.3 h. 203. M.Rasyid Ridho, Op.cit. 315.
Nailul Rahmi, Hukum Potong Tangan… 67

: "Apakah engkau akan memberikan hanya untuk makan bukan untuk


pertolongan untuk membebaskan suatu diperdagangkan. Menurut al-
hukuman dari hukum-hukum yang Qurtuby seorang pencuri yang wajib
telah ditetapkan Allah?". Kemudian dilakukan padanya potong tangan harus
beliau berdiri dan berkhutbah. Beliau memenuhi beberapa syarat, yaitu
bersabda: "Wahai manusia, orang- baligh, beraqal, bahwa harta bukan
orang sebelummu binasa adalah karena milik si pencuri, bahwa si pencuri tidak
jika ada seseorang yang terpandang di ada haq dan kekuasaan pada harta yang
antara mereka mencuri, mereka dicuri. Karena itu tidaklah dilakukan
membebaskannya, dan jika ada orang had potong tangan pada pencuri yang
lemah di antara mereka mencuri, belum baligh, tidak beraqal, yang
mereka menegakkan hukum padanya." mencuri miliknya sendiri, atau pada
Muttafaq Alaihi dan lafadznya menurut harta yang dimilikinya bersama dengan
riwayat Muslim. Menurut riwayatnya pihak lain seperti harta syirkah antara
dari jalan lain bahwa 'Aisyah pencuri dengan orang lain, atau orang
Radliyallaahu 'anhu berkata: Ada tua yang mencuri harta anaknya, atau
seorang perempuan meminjam barang seorang tuan yang mencuri harta
lalu memungkirinya, maka Nabi budaknya karena budak itu sendiri
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam adalah milik tuannya atau sebaliknya
memerintahkan untuk memotong tidak dihad seorang budak yang
tangannya. mencuri harta tuannya, sebagaimana
riwayat Darul Quthni yang berasal dari
Dalam sejarah umat Islam terkenal Ibnu Abbas bahwa Rasul Saw bersabda
bahwa Umar bin Khathab pernah tidak “ ‫ﻟﯿﺲ ﻋﻠﺊ اﻟﻌﺒﺪ اﻷ ﺑﻖ اذا ﺳﺮق ﻗﻄﻊ وﻻ ﻋﻠﺊ‬
memberikan hukuman potong tangan ‫ اﻟﺬﻣﻲ‬dan ‫اذا ﺳﺮق اﻟﻌﺒﺪ ﻓﯿﺒﯿﻌﻮه وﻟﻮ ﺑﻨﺶ‬
terhadap seorang pencuri pada masa dan tuannya boleh menjualnya.38
paceklik. Hal ini sebenarnya tidak
bertentangan dengan ayat atau hadits Demikianlah Allah telah menetapkan
yang memerintahkan potong tangan bahwa had potong tangan dilakukan
dengan syarat-tertentu, karena ada pada seorang pencuri baik dia laki-laki
riwayat dari Rafi’ bi Khadij yang ataupun perempuan.
menjelaskan bahwa ia mendengar
Rasul Saw bersabda “ ‫ﻄ َﻊ ﻓِﻲ ﺛَ َﻤ ٍﺮ‬
ْ َ‫َﻻ ﻗ‬ Hikmah Penetapan Hukum Had
‫ َوﺻَ ﺤﱠ ﺤَ ﮫُ أَ ْﯾﻀًﺎ‬، َ‫وَ َﻻ َﻛﺜَ ٍﺮ ( رَ وَ اهُ اَ ْﻟ َﻤ ْﺬﻛُﻮرُون‬ Potong Tangan Bagi Pencuri
‫ وَاﺑْﻦُ ﺣِ ﺒﱠﺎن‬، ‫ اَﻟﺘﱢﺮْ ِﻣﺬِيﱡ‬Artinya tidaklah ada Para ulama sepakat bahwa tujuan
potong tangan pada pencurian sebiji pensyari’atan hukum oleh Allah Swt
tamar atau lebih, yang diambil dari adalah untuk kemaslahatan umat
pohonnya, tetapi pencuri hanya manusia, sesuai dengan tujuan
dikenakan hukaman untuk mengganti pengutusan Rasul Saw oleh Allah Swt.
saja. Tidak dilakukannya oleh Umar Allah berfirman dalam surat al-Anbiya’
hukuman potong tangan bagi pencuri ayat 107:
pada masa paceklik tersebut bukan
berarti dia menghapuskan hukuman
potong tangan, hanya saja Umar 38
Al-Qurthuby. Op.cit. h. 117.
melakukan dengan ihthiyat atau hati- Wahbah al-Zuhaili, al-Fiqh al-Islamy wa
hati terutama pencurian dilakukan Adillatuhu, Dar al-Fikr, Beirut1989, juz. 6, h.
100.

67
68 Jurnal Ulunnuha Vol.7 No.2/Desember 2018

‫ﲔ‬
َ ‫َﺎك إﱠِﻻ رَﲪَْﺔً ﻟِْﻠﻌَﺎﻟَ ِﻤ‬
َ ‫َوﻣَﺎ أ َْر َﺳ ْﻠﻨ‬ hajjiyat, yaitu al-tahsiniyat, al-
tazyiniin, al-taisir.39
Dan Tiadalah Kami mengutus kamu, Syatibi menjelaskan bahwa tujuan
melainkan untuk (menjadi) rahmat Allah SWT memberlakukan syariah
bagi semesta alam. adalah untuk kemaslahatan hambanya
Dalam ayat di atas Allah menjelaskan baik di dunia maupun di akhirat.
bahwa Allah mengutus Muhammad Kemudian ia membagi maslahat
sebagai Rasul adalah sebagai rahmat menjadi tiga bagian; yang pertama
bagi alam semesta. Artinya dlaruriyah (primer), yang kedua
Muhammad diutus menyampaikan hajiyah (sekunder), yang ketiga
risalahnya yang membawa din al-Islam tahsiniyah (tertier). Dlaruriyah adalah
dari Allah untuk disampaikan kepada sesuatu yang harus ada untuk
umat manusia agar manusia dapat mewujudkan kemaslahatan dunia
menjadikan ad-din tersebut sebagai maupun akhirat. Jika tidak ada, maka
pedoman dalam menjalani kehidupan bisa menyebabkan kehancuran dalam
di dunia dan untuk mencapai kehidupan dunia maupun akhirat.
kebahagiaan di akhirat kelak. Dlaruriyah ini, menurut penelitian,
Kemaslahatan manusia hanya dapat mencakup pada pemeliharaan terhadap
dicapai jika kehidupan manusia terjaga lima hal; hifzhud din (agama), hifzhun
dan terjamin keselamatannya, nafs (jiwa), hifzhun nasl (keturunan),
keselamatan agamanya, jiwa, aqal, hifzhul maal (harta), dan hifzhul ‘aqal
nasab dan hartanya. Karena itu para (akal).40
ulama mengatakan bahwa tujuan Dari beberapa tujuan pensyari’atan
pensyari’atan hokum adalah untuk hokum Islam sebagaimana yang
menjaga kemaslahatan manusia. dikemukakan di atas adalah untuk
memelihara harta manusia, baik
Kemudian al-Ghazali (w.505 H/1111 pemeliharaan sebagai hak milik
M) menjelaskan bahwa maslahah yang ataupun pemeliharaan dari kerusakan
menjadi tujuan syara’ adalah ataupun kemusnahan. Oleh karena itu
memelihara tujuan syara’ itu untuk menjaga kemaslahatan harta
sendiri.Tujuan syara’ terhadap manusia Allah menetapkan suatu
mahkhluq ada lima, yaitu untuk aturan bahwa bagi siapa yang
memelihara agama, memelihara jiwa, melanggar ketentuan tersebut diberi
memelihara aqal, memelihara
keturunan dan memelihara harta. Setiap
sesuatu yang mencakup terhadap 39
Al-Ghazali, al-Muastashfa fi ‘ilm
pemeliharaan terhadap ashal yang lima al-Ushul, Pen.Dar al-Kutub al-‘Ilmiah, Beirut,
ini maka hal itu adalah maslahah. 1971, h. 275.
40 40
Al-Imam Abi Ishaq Ibrahim bin
Sedangkan setiap sesuatu yang
Musa, Al-Muwafaqt fi Ushul al-Ahkam, Dar al
menyebabkan hilangnya ashal yang Fkri, Beirut, t.t. juz. II. Selanjutnya di sebut
lima ini disebut mafsadah. Syatibi. Dalam kitabnya ini Syatibi membahas
Pemeliharaan kelima ashal ini maqashid al-ahkam secara khusus pada juz
mempunyai tingkatan-tingkatan. kedua dari kitabnya, dalam 290 halaman. Jika
dibandingkan dengan ulama-ulama sebelumnya
Pertama tingkatan adh-dharuriyyat,
pembahasan Syatibi memang lebih luas, karena
kedua al-hajjiyat dan yang ketiga yang pada masa-masa sebelum Syatibi maqashid
tidak termasuk pada dharuriyyat dan syari’ah umumnya dibahas ketika menjelaskan
maslahah dan ‘illat pada qiyas
Nailul Rahmi, Hukum Potong Tangan… 69

sanksi yang kemudian dikenal dengan Daftar Pustaka


hokum jinayah.
Al;-Baghdadi, Abi Fadhal Syihab al-
Kesimpulan Din al-Said Muhammad al-Alusy,
Berdasarkan penjelasan yang Rawai’ al-Bayanfi Tafsir al-Qur’an al-
dikemukakan oleh para mufassir dan Azhim wa al-Sab’u al-Matsany, Dar al-
para fuqaha’ terhadap ayat 38 surat al- Kutub al-Ilmiah, Beirut, t.t, juz. 3.
Maidah ini maka dapat dipahami Al-Bassam, Abdurrahman, Tudhih al
bahwa Allah mewajibkan hukuman Ahkam min Bulugh al-Maram, juz. 4.
potong tangan bagi pencuri, meskipun
para ulama berbeda pendapat tentang Al-Baqy, Muhammad Fuad Abd, Al-
nisab harta yang dicuri, batasan dan Lu’lu’ wa al-Marjan, Dar Ahya’ al
ketentuan untuk dilakukannya potong Arabiah Isa al-Babi al-Halaby wa
tangan. Penetapan ketentuan batasan Syirkah,Kairo, 1949.
dan ukuran yang mewajibkan Al-Ghazali, Abu Hamid Muhammad
pelaksanaan had tersebut di dasarkan bin Muhammad , Al-Mustashfa min
selain ayat tersebut juga didasarkan Ilm al-Ushul, Dar al-Kutub al-Ilmiah,
kepada sunnah, qiyas dan qaul sahabah. Beirut, 1971.
Semua ketentuan tesebut juga
ditentukan pemahaman para mufassir Al-Tsa’laby, Imam al-Allamah al-
dan fuqaha’ terhadap qaedah-qaedah Syaikh Saidy Abd al-Rahman, Dar al-
kebahasan yang berlaku dalam bahasa Kutub al-Ilmiah, Beirut, juz. 1.
Arab. Sehingga dalam menetapkan Al-Jashash, Imam Abi Bakar Ahmad
batasan tangan yang akan dipotong ada al-Razy, Dar al-Fikr, Mesir, t.t.juz 1.
yang mengatakan di pergelangan dan
ada yang jari-jari saja dan juga ada Al-Zuhaili, DR.Wahbah, Al;-Tafsir al-
yang mengatakan dipesendian tangan. Munir fi Aqidah wa al-Syari’ah wa al-
Demikian juga batasan harta yang Manhaj, Dar al-Fkr, al Ma’ashir,
dicuri yang mewajibkan potong tangan Beirut,juz. 5.
ada yang mengatakan tidak ada --------Al-Fiqh al-Islam wa Adillatuhu,
batasan, asal mencuri maka wajib Dar al-Fikr al-Ma’ashir ,Beirut, t.t. juz.
potong tangan, ada yang mengatakan 6.
seperempat dinar, ada yang tiga
Ridha, Said Imam Muhammad Rasyid,
dirham, ada yang lima dirham dan ada
Tafsir al-Qur’an al-Hakim al-Masyhur
yang sepuluh dirham dan lainnya.
bi Tafsir al-Manar, Dar al-Kitab al-
Sedangkan tujuan disyari’atkannya had
Ilmiah, Beirut, 1925. Juz 6.
potong tangan bagi pencuri adalah
untuk memberikan jaminan Syarifuddin, Amir, Ushul Fiqh, jld. 2,
kemaslahatan terhadap harta yang Kencana, Jakarta, 2009
dimiliki oleh seseorang atau manusia Al-Shabuny, Muhammad Ali, Rawai’
dari kejahatan pihak lain. Karena al-Bayan Tafsir Ayat al-Ahkam min al-
tujuan umum pensyari’atan hokum Qur’an, Dar al-Kutub al-Islamiah,
Islam adalah untuk menjaga Mesir, t.t. juz. 1.
kemaslahatan manusia yaitu
kemaslahatan agama, jiwa, aqal, nasab Al-Shan’ani, Imam Muhammad bin
dan harta. Ismail al-Amir al-Yamany,

69
70 Jurnal Ulunnuha Vol.7 No.2/Desember 2018

Subulussalam, Syarah Bulugh al- Bukhary, Maktabah wa Mathba’ah


Maram, Syirkah Makatabah Mushthafa Usaha Keluarga, Semarang, 1981.
al-Babi al-Halaby wa Auladih, Kairo, Umar, Imam Muhammad al-Razi Ibn
1950.
Fakhr al-Din ibn al-Alamah al-Dhiya’
Al-Qurthuby, Abi Abdillah al-Din. Tafsir al-Fakhr al-Razi al-
Muhammad bin Ahmad al-Anshary al- Masyhur bi Tafsir al-Kabir wa
Qurthubi, Dar al-Fkri, Mesir, t.t.juz 5. Mafatih al-Ghaibi, Dar al-Fikr, Mesir,
Al-Qasimy, Muhammad Jamaluddin, juz. 11.
Tafsir al-Qasimy al Musamma Mahasin Al-Thabary, Abi Ja’far Muhammad bin
al Ta’wil, Dar al-Fikr, Beirut, 1978, Jarir, Jami’ al Bayan ‘an Ta’wil Ayyi
juz. 6. al-Qur’an, Dar al-Fikr, Mesir, juz, 5.
Ibnu Anas, Imam Malik, Al- Al-Thibrasy, Abu Ali al-Fadhal bin al-
Mu’aththa’, Dar al-Fikr, Mesir, t.t. Hasan bin Fadhal, Majma’ al-Bayan fi
Tafsir al-Qur’an, Dar al-Kutub al-
Ismail Ibnu Ibrahim, Imam Abu
Ilmiah, Mesir, tt. Juz. 3.
Abdullah Muhammad bin, Shahih al-

Anda mungkin juga menyukai