Anda di halaman 1dari 2

LAPORAN HASIL KEGIATAN

KEGIATAN SWEEPING VITAMIN A


PUSKESMAS KEC.PULAU HIRI
TAHUN 2016

A. PENDAHULUAN
Hasil Studi Masalah Gizi Mikro di 10 propinsi yang dilakukan Puslitbang Gizi dan
Makanan Departemen Kesehatan RI pada Tahun 2006 memperlihatkan balita dengan
Serum Retinol kurang dari 20 μg/dl adalah sebesar 14,6%. Hasil studi tersebut
menggambarkan terjadinya penurunan bila dibandingkan dengan Survei Vitamin A Tahun
1992 yang menunjukkan 50% balita mempunyai serum retinol kurang dari 20 μg/dl. Oleh
karena itu, masalah kurang Vitamin A(KVA) sudah tidak menjadi masalah kesehatan
masyarakat lagi karena berada di bawah 15% (batasan IVACG). Hal tersebut salah satunya
berkaitan dengan strategi penanggulangan KVA dengan pemberian suplementasi Vitamin
A yang dilakukan setiap bulan Februari dan Agustus (Bulan Kapsul Vitamin A).
Direktorat Bina Gizi Masyarakat bekerjasama dengan SEAMEOTROPMED RCCN
Universitas Indonesia, UNICEF dan Micronutrient Initiative pada tahun 2007 melakukan
survey di 3 provinsi terpilih yaitu Kalimantan Barat, Lampung dan Sulawesi Tenggara
untuk melihat cakupan suplementasi Vitamin A dan mengevaluasi manajemen program
Vitamin A. Hasil survey menunjukkan bahwa di provinsi Kalimantan Barat cakupan
Vitamin A pada bayi (6-11bulan) adalah sebesar 55,8% dan anak balita (12-59 bulan)
sebesar 56,6%, sementara untuk provinsi Lampung cakupan pada bayi adalah 82,4% dan
anak balita 80,4%, dan Sulawesi Tenggara adalah 70,5% pada bayi dan anak balita sebesar
62,2%. Hasil survey juga menemukan bahwa sebanyak 70,2% bayi umur 6-11 bulan dan
13,9% anak balita umur 12-59 bulan mendapatkan suplementasi Vitamin A dengan dosis
yang tidak sesuai umur. Rendahnya cakupan suplementasi vitamin A ini mengindikasikan
bahwa manajemen dan sosialisasi program Vitamin A tingkat Kabupaten/Kota belum
berjalan optimal. Berkaitan hal tersebut diperlukan pelatihan penyegaran terkait dengan
manajemen suplementasi Vitamin A bagi petugas dalam rangka meningkatkan cakupan
program khususnya pada Kabupaten/Kota dengan cakupan rendah.
Aktivitas atau kegiatan untuk menyebarluaskan informasi tentang program
suplementasi Vitamin A. KVA sebagai masalah kesehatan masyarakat Jika prevalensi
xeropthalmia >0.5% dan prevalensi serumretinol <20 μg/dl sebesar>15%. (IVACG 2002).
Pemberian suplementasi Vitamin A kepada kelompok sasaranya itu bayi, anak balita dan
ibu nifas. Kapsul vitamin A dosis 100.000 IU (warna biru) untuk bayi, kapsul vitamin A
dosis 200.000 IU (warna merah) untuk anak balita dan ibu nifas. Suatu kondisi dimana
kadar Vitamin A dalam darah atau jaringan tubuh sangat tinggi sehingga menyebabkan
timbulnya gejala-gejala seperti kulit kering, gatal dan kemerahan, bibir pecah-pecah,
tungkai dan lengan lemah dan membengkak. Keadaan ini akan hilang dalam waktu
beberapa minggu sampai beberapa bulan. Suatu kondisi dimana simpanan Vitamin A
dalam tubuh berkurang. Keadaan ini ditunjukan dengan kadar serum retinol dalam darah
kurang dari 20μg/dl. Istilah yang menerangkan gangguan pada mata akibat kekurangan
vitamin A, termasuk terjadinya kelainan anatomi bola mata dan gangguan fungsi sel retina
yang dapat menyebabkan kebutaan.
B. TUJUAN
Tersedianya panduan manajemen Suplementasi Vitamin A untuk petugas kesehatan dalam
rangka meningkatkan cakupan distribusi kapsul vitamin A

C. SASARAN
Semua anak umur 0-6 thn yang ada di wilayah kerja Puskesmas.

D. WAKTU PELAKSANAAN
Dilakukan pada bulan Agustus tahun 2016 di kelurahan Doraiisa, Tafraka, Togolobe, Mado,
Faudu Dan Tomajiko di wilayah kerja Puskesmas Kec. Pulau Hiri.

E. SUMBER DANA
Dana yang digunakan untuk kegiatan ini dari DAK Non Fisik, berjumlah Rp. 1.200.000

F. HASIL KEGIATAN
Adapun hasil kegiatan terlampir sebagai berikut.

G. PENUTUP
Demikian laporan ini dibuat sebagai bahan pertimbangan untuk pelaksanaan kegiatan
selanjutnya.

Hiri, Agustus 2016

Mengetahui
Kepala Puskesmas Kec. Pulau Hiri Pelaksana Kegiatan

Hj.Rehawati Wahab, SKM.M.MKes Ria.M.Husain, Amd.G


NIP. 19710812 199303 2 006 NIP. 19850609 200903 2 001

Anda mungkin juga menyukai