Prodi Teknologi Pangan, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 1,2,3
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi sari buah dan
konsentrasi natrium bikarbonat terhadap kualitas minuman berkarbonasi dari buah
kawista (Limonia acidissima). Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengembangan
Produk dan Laboratorium Analisa Kimia dan Pangan Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Sidoarjo. Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan dimulai dari bulan
Januari 2019 sampai dengan bulan Maret 2019. Percobaan disusun secara faktorial
dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari dua faktor,
yaitu: faktor I konsentrasi Buah Kawista dan faktor II konsentrasi natrium bikarbonat.
Dari 9 kombinasi perlakuan tersebut diulang sebanyak 3 kali. Data dianalisis dengan
menggunakan analisis sidik ragam, selanjutnya apabila hasil analisis tersebut
menunjukkan perbedaan yang nyata maka dilakukan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) dengan
taraf 5%. Kemudian untuk uji organoleptik dianalisa dengan menggunakan uji Friedman.
Perlakuan terbaik dalam pembuatan minuman berkarbonasi dari buah kawista adalah
minuman berkarbonasi dengan perlakuan konsentrasi buah kawista 60% serta konsentrasi
natrium bikarbonat 0,48%
Kata kunci: Buah Kawista; Konsentrasi sari buah; Natrium Bikarbonat, Minuman
Berkarbonasi
I. PENDAHULUAN
Buah kawista (Limonia acidissima) merupakan tanaman yang termasuk family
Rutacea. Menurut Phapale dan Seema (2010) buah kawista (Limonia acidissima) telah
dikenal sebagai tanaman obat kuno di Yunani, Romawi dan India. Buah kawista (Limonia
acidissima) sudah mulai langka dan hampir mengalami kepunahan. Hal ini disebabkan
oleh siklus pertumbuhan yang lama dan dianggap oleh masyarakat kurang ekonomis
untuk dipasarkan [2].
Buah kawista (Limonia acidissima) mempunyai kandungan fitokimia yaitu senyawa
alkaloid, saponin, fenol, dan flavonoid [3]. Buah kawista (Limonia acidissima) memiliki
manfaat untuk kesehatan dan bahkan digunakan sebagai terapi pengobatan baik dari daun,
buah, dan kulit kayunya. Buah kawista (Limonia acidissima) tidak hanya dimanfaatkan
sebagai terapi pengobatan melainkan dapat dijadikan sebagai bahan baku olahan produk
pangan yang memiliki nilai ekonomis untuk dipasarkan. Daging buah kawista (Limonia
acidissima) dapat digunakan sebagai bahan baku olahan produk pangan.
Produk pangan yang menggunakan buah kawista (Limonia acidissima) adalah produk
yang sudah ada di pasaran yaitu sirup, dodol, dan madumongso. Akan tetapi, masyarakat
masih mengkonsumsi buah kawista secara langsung dengan menambahkan gula pasir dan
air. Buah kawista (Limonia acidissima) dapat dijadikan produk baru untuk menambah
nilai cita rasa seperti produk yang memberikan sensasi menyegarkan. Buah kawista dapat
diolah sebagai bahan baku pembuatan minuman berkarbonasi (Carbonated Soft Drink)
atau minuman bersoda yang menyegarkan.
Minuman berkarbonasi (Carbonated Soft Drink) adalah minuman yang dibuat dengan
mengabsorpsi karbondioksida ke dalam air minum. CO2 yang larut dalam air berfungsi
sebagai anti bakteri untuk mengawetkan minuman secara alami (Yulia et al., 2011).
Dalam pembuatan minuman berkarbonasi biasa menggunakan CO2 cair yang berfungsi
untuk penyegar, pengawet, dan sebagai senyawa karbon atau sparkle (karbonasi).
Absorbsi gas CO2 dapat menggunakan alat yang bernama karbonator. Namun terdapat
bahan lain yang dapat menghasilkan gas CO2 atau karbonasi (sparkle) dan menggantikan
alat karbonator yaitu natrium bikarbonat dengan rumus kimia NaHCO3, Natrium
bikarbonat dikenal sebagai soda kue.
Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh konsentrasi
sari buah kawista (Limonia acidissima) dan natrium bikarbonat terhadap kualitas
minuman berkarbonasi.
C. Rancangan penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang mencari perlakuan terbaik dari
suatu perlakuan dengan rancangan dasarnya adalah Rancangan Acak kelompok (RAK)
dengan dua faktor yang diulang sebanyak 3 kali, yaitu:
1. Faktor pertama adalah konsentrasi sari buah kasih dengan perbandingan buah kawista
dan air (K) yaitu:
a. K1 = Buah kawista 80% dan air 600 ml
b. K2 = Buah kawista 60% dan air 600 ml
c. K3 = Buah kawista 40% dan air 600 ml
2. Faktor kedua adalah konsentrasi natrium bikarbonat (N) dengan 3 level, yaitu:
a. N1 = Natrium bikarbonat 0,36%
b. N2 = Natrium bikarbonat 0,42%
c. N3 = Natrium bikarbonat 0,48%
K1N1 Buah Kawista 80% dan Air 600 ml : Natrium Bikarbonat 0,36%
K1N2 Buah Kawista 80% dan Air 600 ml : Natrium Bikarbonat 0,42%
K1N3 Buah Kawista 80% dan Air 600 ml : Natrium Bikarbonat 0,48%
K2N1 Buah Kawista 60% dan Air 600 ml : Natrium Bikarbonat 0,36%
K2N2 Buah Kawista 60% dan Air 600 ml : Natrium Bikarbonat 0,42%
K2N3 Buah Kawista 60% dan Air 600 ml : Natrium Bikarbonat 0,48%
K3N1 Buah Kawista 40% dan Air 600 ml : Natrium Bikarbonat 0,36%
K3N2 Buah Kawista 40% dan Air 600 ml : Natrium Bikarbonat 0,42%
K3N3 Buah Kawista 40% dan Air 600 ml : Natrium Bikarbonat 0,48%
Dari dua faktor di atas maka didapatkan 9 perlakuan dan diulang sebanyak 3 kali
sehingga didapatkan 27 satuan percobaan.
D. Analisa data
Data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan analisis sidik ragam, selanjutnya
apabila hasil analisis tersebut menunjukkan perbedaan yang nyata maka dilakukan uji
Beda Nyata Jujur (BNJ) dengan taraf 5%. Kemudian untuk uji organoleptik dianalisa
dengan menggunakan uji Friedman.
E. Prosedur penelitian
Pembuatan sari buah kawista
Langkah-langkah pembuatan sari buah kawista (Gambar 3), yaitu:
1. Pemisahan antara daging dan kulit buah kawista
Buah kawista yang digunakan adalah buah kawista yang telah tua atau masak pohon
karena rasa sepet dari buah tersebut telah hilang serta daging buahnya telah lunak
dengan rasa manis dan sedikit asam [1]. Daging buah yang telah tua sangat mudah
dipisahkan dari bijinya yang banyak sehingga memudahkan dalam pengolahan sari
buah kawista. Buah kawista terlebih dahulu dibelah menjadi dua bagian dengan
menggunakan pisau, kawista yang telah dipotong selanjutnya diambil bagian
dagingnya dengan menggunakan sendok.
2. Pemasakan
Buah kawista ditimbang sesuai dengan perlakuan (80%, 60%, dan 40%) dari 600 ml
air. Buah kawista yang telah ditimbang sesuai dengan perlakuan, gula 8%, asam sitrat
0,3% dan sari jeruk nipis 5% dimasukkan ke dalam air 600 ml. Larutan dimasak
sambil diaduk merata selama 15 menit dengan suhu 600C.
3. Penyaringan
Sari buah kawista disaring terlebih dahulu sebanyak 2 kali untuk memisahkan antara
sari kawista dan biji-biji kawista. Penyaringan yang pertama menggunakan alat
saringan, sedangkan yang kedua menggunakan kain saring.
Buah Kawista
Dibelah
Penyaringan I Ampas
Penyaringan II
Sari Buah Kawista
Didinginkan
(T: 150C)
Dimasukkan dalam
botol
Natrium bikarbonat
(0,36%, 0,42%, dan
0,48%)
Minuman
Berkarbonasi Kawista Analisa:
Fisik
Viskositas
Warna
Kimia
Kadar CO2
pH
Total padatan terlarut
Total asam
Organoleptik
Warna
Rasa
Aroma
Efek karbonasi
Gambar 2. Diagram alir proses pembuatan minuman berkarbonasi kawista
Warna
Tabel 3. Rata-rata lightness (L*) minuman berkarbonasi dari buah kawista
Lightness
Perlakuan
(L*)
K1 (Buah Kawista 80% dan Air 600 ml) 29,52
K2 (Buah Kawista 60% dan Air 600 ml) 29,96
K3 (Buah Kawista 40% dan Air 600 ml) 29,84
BNJ 5% tn
N1 (Natrium Bikarbonat 0,36%) 28,40
N2 (Natrium Bikarbonat 0,42%) 31,41
N3 (Natrium Bikarbonat 0,48%) 29,51
BNJ 5% tn
Keterangan: tn: tidak nyata
Total asam
Tabel 8.. Rata-rata total asam minuman berkarbonasi dari buah kawista
Tabel 10. Urutan prioritas terbaik berdasarkan method based on on rank order
Atribut Minuman Berkarbonasi Kawista Urutan Rank
Organoleptik Rasa 1
Organoleptik Warna 2
Organoleptik Aroma 3
Warna Fisik 4
Organoleptik Karbonasi 5
Kadar CO2 6
pH 7
Total Asam 8
Total Padatan Terlarut 9
Viskositas 10
Perhitungan nilai efektifitas melalui prosedur pembobotan. Hasil yang diperoleh
dengan mengalikannya dengan data rata-rata hasil analisa viskositas, warna fisik, kadar
CO2, pH, total asam, total padatan terlarut, dan hasil uji organoleptik terhadap warna,
aroma, rasa, efek karbonasi pada setiap perlakuan.
Dalam hal ini, pembobotan yang diberikan adalah organoleptik rasa (1,00),
organoleptik warna (0,90), organoleptik aroma (0,80), warna fisik (0,70), organoleptik
karbonasi (0,60), kadar CO2 (0,50), pH (0,40), total asam (0,30), total padatan terlarut
(0,20), dan viskositas (0,10) yang disesuaikan dengan peran masing-masing variable pada
kualitas tepung tape singkongyang diinginkan. Nilai masing-masing perlakuan
berdasarkan hasil perhitungan mencari perlakuan terbaik disajikan pada Tabel 11.
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa:
Tidak terdapat interaksi antara konsentrasi buah kawista dengan konsentrasi natrium
bikarbonat terhadap semua variabel kualitas minuman berkarbonasi dari buah kawista
yang diamati. Konsentrasi buah kawista tidak berpengaruh nyata pada semua variabel
kualitas minuman berkarbonasi dari buah kawista yang diamati. Konsentrasi natrium
bikarbonat berpengaruh nyata terhadap pH minuman berkarbonasi dari buah kawista,
namun berpengaruh tidak nyata terhadap analisa viskositas, warna fisik, kadar CO2, total
asam, uji organoleptik warna, aroma, rasa, dan efek karbonasi (sparkle) minuman
berkarbonasi dari buah kawista. Perlakuan terbaik dalam pembuatan minuman
berkarbonasi dari buah kawista adalah minuman berkarbonasi dengan perlakuan
konsentrasi buah kawista 60% serta konsentrasi natrium bikarbonat 0,48% (K2N3)
DAFTAR PUSTKA