karyawan nya.
PENGERTIAN CUTI
Cuti adalah suatu hak bagi karyawan, dapat diartikan sebagai ketidakhadiran sementara atau
tertentu beserta keterangan dari pihak yang bersangkutan. Selain itu, pengambilan libur sejenak
juga bertujuan untuk menjaga kesehatan jasmani dan rohani bagi para karyawan.
Dijelaskan dalam Undang-Undang No.13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan bahwa sebuah
perusahaan wajib memberikannya bagi karyawan tanpa pengurangan atau pemotongan gaji.
Memang perusahaan bisa menentukan untuk memberi Anda izin cuti atau tidak, tergantung
waktu cuti yang Anda ajukan. Namun seharusnya, jika cuti Anda ditolak, perusahaan tetap harus
mengizinkan Anda cuti di hari lain, dan tidak membiarkan ada satupun karyawan yang melalui
masa satu tahun kerja tanpa pernah satu hari pun cuti.
Memang ada beberapa perusahaan yang mengizinkan cuti tak terpakai untuk dibawa ke tahun
berikutnya, dan perusahaan yang lebih profesional biasanya justru mengingatkan karyawannya
jika cutinya belum dihabiskan. Sayangnya, di Indonesia sepertinya banyak perusahaan yang
mempersulit izin cuti namun tidak memberikan kompensasi apa pun terhadap kehilangan hak
cuti ini, karena menganggap ini keteledoran karyawan semata.
Cuti besar ini sebaiknya diatur jauh-jauh hari karena jangka waktunya cukup panjang, yaitu 1
(satu) bulan. Sebaliknya, perusahaan jangan menutup-nutupi tentang hak cuti ini karena pekerja
sudah membuktikan loyalitasnya dalam bekerja. Biasanya, karyawan yang sudah bekerja selama
lebih dari 6 (enam) tahun tergolong cukup senior dan telah memberikan suatu kontribusi untuk
perusahaan.
Cuti Bersama
Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor SE.302/MEN/SJ-HK/XII/2010
Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Cuti Bersama di Sektor Swasta, mengatur tentang cuti bersama
yang umumnya ditetapkan menjelang hari raya besar keagamaan atau hari besar nasional.
Menurut aturan, jika karyawan mengambil libur pada hari cuti bersama, maka cuti tahunannya
akan berkurang.
Cuti Hamil
Pada Pasal 82, diatur bahwa karyawati memperoleh hak istirahat selama 1,5 (satu setengah)
bulan sebelum dan 1,5 (satu setengah) bulan setelah melahirkan menurut perhitungan dokter
kandungan atau bidan. Akan tetapi, perusahaan dan karyawati dapat bernegosiasi tentang
pemberian cuti melahirkan dan cuti menyusui, selama waktunya sekitar 3 (tiga) bulan. Jika
karyawati mengalami keguguran, ia diizinkan mendapatkan cuti selama 1,5 (satu setengah)
bulan.
Cuti Penting
Pasal 93 Ayat 2 dan 4 menyebutkan tentang hak cuti karena alasan penting bagi pekerja/buruh,
dengan ketentuan berikut: