Anda di halaman 1dari 14

DAFTAR ISI

Hal

1. BAB 1. Pendahuluan ………………………….....………….................................. 2


2. BAB II. Tinjauan Pustaka ...................................………………………….....…... 3
3. BAB III. Pembahasan ..................................…….……….………………….…..... 4

A.Struktur Benzena…………………………………………………………….…. 6

B.Sifat Benzena……………………………………………………………………. 7

C.Reaksi Benzena…………………………………………………………………. 7

D. Tata Nama Senyawa Turunan Benzena……………………………………… 8

E. Kegunaan Benzena dan Turunannya…………………………………………… 9

F. Dampak Benzena………………………………………………………………. 10

G. Usaha-Usaha Pencegahan……………………………………………………… 11
4. BAB IV. Penutup ...................................………………….……………………....
12
5. Daftar Pustaka ...................................……………..…………….…………..…......
13

Makalah Benzena Page | 1


BAB I
PENDAHULUAN

Latar belakang masalah struktur benzena pertama kali diperkenalkan oleh Kekule pada
tahun 1865. Menurutnya, keenam atom karbon pada benzena tersusun secara melingkar
membentuk segi enam beraturan dengan sudut ikatan masing-masing 120 derajat. Ikatan
antara karbon adalah ikatan rangkap dua dan ikatan tunggal yang berselang seling, seperti
diperlihatkan gambar di atas. Benzena termasuk senyawa aromatik dan memiliki rumus
molekul C6H6. Rumus molekul benzena memperlihatkan sifat ketakjenuhan dengan adanya
ikatan rangkap. Tetapi ketika dilakukan uji bromin benzena tidak memperlihatkan sifat
ketakjenuhan karena benzena tidak melunturkan warna dari air bromin. Mengapa demikian?
Berdasarkan hasil analisis, ikatan rangkap dua karbon-karbon pada benzena tidak terlokalisasi
pada karbon tertentu melainkan dapat berpindah-pindah. Gejala ini disebut resonansi. Adanya
resonansi pada benzena ini menyebabkan ikatan pada benzena menjadi stabil, sehingga ikatan
rangkapnya tidak dapat diadisi oleh air bromin.

Makalah Benzena Page | 2


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

TEORI UMUM
Benzen merupakan senyawa aromatik sederhana dan senyawa yang seringkali
dijumpai. Untuk pertama kalinya benzene diisolasi pada tahun 1825 dan residu minyak yang
tertimbun dalam pipa induk gas. Benzena terdistribusi dengan awalan orto, meta dan para.
Dan tidak dengan nomor-nomor posisi seperti hidrokarbon alifatik dan alisiklik, benzene dan
hidrokarbon aromatik lain bersifat non polar. Maka tidak larut dalam air, tetapi larut dalam
pelarut organic seperti dietil eter karbon tetraklorida atau heksana. Benzen sendiri digunakan
secara meluas sebagai pelarut (Respati, 1995).
Penggolongan senyawa menurut bau (aroma) tidak dipergunakan lagi dan sekarang
disebut senyawa aromatik merupakan segolongan persenyawaan yang lebih luas lagi, yaitu
yang mempunyai sifat mirip dengan benzene (Respati, 1995).
Pada tahun 1825 ahli kimia Inggris Michael Faraday mengisolasi suatu cairan
berminyak dari saluran. Senyawa ini ternyata mempunyai rumus molekul C 6H6 dan diberi
nama Benzen. 40 tahun kemudian ahli kimia Jerman, Frederich August Kekule menemukan
struktur ini. Hampir 75 tahun kemudian baru dibentuk struktur benzene yang modern
(Fesenden, 2000).
Nitrobenzen memusnahkan sel-sel darah merah.  Dan dengan hemoglobin
membentuk suatu kompleks yang tidak dapat mengikat oksigen. Akibat ini “cyanosis” dan
pernapasan terhenti. Nitrobenzen mempengaruhi hati mengakibatkan “atrophy”  karena
nitrobenzene beracun maka jangan menghirup dan jangan sampai terkena kulit (Fessenden,
2000).
Nitrobenzen merupakan salah satu turunan dari benzene yang diperoleh dari reaksi
nitrasi dengan penambahan katalisator asam sulfat pekat. Adapun reaksi nitrobenzene yaitu
(Besari, 1982) :
1. Reduksi, hasil tergantung dari syaratnya.
Reduksi sempurna dengan larutan asam misalnya Sn atau Fe dengan HCl.

C6H5NO2              C6H5NO2                   C6H5 NHOH                  C6H5NH2

(Nitrobenzen)             (N-Fenil-hidroksi amina)            (Anilina)

Makalah Benzena Page | 3


Penggunaan nitrobenzene terutama untuk membuat aniline keaktifan fisiologis dari
nitrobenzene :
Penggunaan nitrobenzene selain untuk membuat aniline, juga digunakan untuk
bahan peledak dan sebagai zat antara pada sintesis karena gugus nitro mengaktifkan
halogen pada tempat orto atau para dan memperkuat sifat asam atau gugus OH pada
tempat orto atau para.
Sedikit sekali reaksi kimia yang berjalan ke satu arah saja, kebanyakan adalah
reaksi dapat balik (reversible), pada suatu awal reaksi dapat balik, reaksi berjalan ke
pembentukan reaktan dari produk juga mulai berjalan. Jika percepatan reaksi maju dan
reaksi balik adalah sama, dan konsentrasi dan produk tidak berubah dengan bertambahnya
waktu maka dikatakan bahwa kesetimbangan kimia telah tercapai (Respati, 1995).
Istilah senyawa aromatic sebelumnya dipakai untuk menggambarkan senyawa
dengan aroma tertentu. Dalam kimia organic istilah tersebut sekarang mempunyai arti
tersendiri yaitu aromatic dipakai untuk menunjukkan macam ikatan untuk senyawa
tertentu. Umumnya walaupun ada kekecualian senyawa aromatik adalah senyawa siklik
digambarkan dengan rumus yang mengandung ikatan tunggal dan ikatan rangkap. Istilah
aromatik adalah kebalikan dari istilah alifatik yang menunjukkan senyawa bukan aromatik
seperti alkana. Zat-zat antara (Nitrobenzen dan N-fenilhidroksil amina) tidak dapat
dipisahkan karena amat cepat direduksi. Maka reduksi dalam suasana asam lambung
terjadi aniline (Fesenden, 2000).
2. Reduksi dalam larutan netral.
Misalnya Zn + NH4Cl dalam air. Di sini terjadi N-fenil hidroksilamina sendiri tidak
penting tetapi atas pengaruh HCl mengalami pergeseran intramolekuler sehingga terjadi p-
amino-fenol. Penggunaannya :
a.    Sebagai pencuci pada pemoteran dengan nama “Rhodinal”
b.    Sebagai antioksidan
c.    Sebagai zat antara pada sintesis.
3. Reduksi dalam larutan basa,
Hasilnya tergantung dari pereduksi yang dipakai, kalau dipergunakan Zn + NaOH dalam
air terdapat hidrazobenzena.
Siklus asam nitrat adalah serangkaian reaksi kimia dalam sel, yaitu pada mitokondria,
yang langsung secara berurutan dan berulang, bertujuan untuk mengubah asam piruvat
menjadi CO2, H2O dan sejumlah energi. Proses ini adalah proses oksidasi dengan
menggunakan oksigen atau aerob. Siklus asam sitrat ini disebut juga siklus krebs,

Makalah Benzena Page | 4


menggunakan nama Hans Krebs seorang ahli kimia yang banyak jasanya atau sumbangannya
dalam penelitian (Besari, 1982).
Masuknya suatu gugusan ke dalam lingkungan benzene tergantung pada gugus yang
telah ada terlebih dahulu. Pada umumnya, gugus yang masuk pada posisi meta adalah nitro,
asam sulfon, karbon/karbonil, sedangkan yang masuk pada posisi ortho/para adalah gugus
kloro, bromo, alkil, dan amino/hidroksi. Bila benzene direaksikan dengan asam nitrat pekat,
dengan asam sulfat pekat sebagai katalisator akan terbentuk nitrobenzen (Fesenden, 2000).

Turunan dari alanine antara lain (George, 1998) :


1. Asetanilida
Merupakan hablur tidak berwarna dan berkilau, sukar larut dalam air tetapi larut dalam
alcohol, dibuat dengan mereaksikan alanine dengan asam asetan anhidrat.
2. Phenacetin
Merupakan hablur tidak berwarna, tidak berbau, mengkilap, sukar larut dalam air, larut
dalam alcohol digunakan sebagai analgetik, antipiretik. Penggunannya lebih asam
disbanding dengan asetanilida.
3. Fenil Isopronil Amin
Benzen mengandung enam anggota cincin datar dari karbon atom sp2 yang hybrid. Tiap
karbon terikat pada sebuah atom hydrogen dan tiap karbon mempunyai sebuah orbital 2p
yang tegak lurus pada mesin (Fessenden, 2000).
Kecepatan subtitusi dari gugusan nitro sekunder adalah lebih lambat yang pertama dan
gugusan nitro yang kedua ini masuk dalam tahap yang pertama (Samhoedi, 1976).

Makalah Benzena Page | 5


BAB III
PEMBAHASAN

A. Struktur Benzena
1. Struktur Kekule Benzena
Struktur benzena pertama kali diperkenalkan oleh Kekule pada tahun 1865.
Menurutnya, keenam atom karbon pada benzena tersusun secara melingkar
membentuk segi enam beraturan dengan sudut ikatan masing-masing 120 derajat.
Ikatan antara karbon adalah ikatan rangkap dua dan ikatan tunggal yang berselang
seling, seperti diperlihatkan gambar di atas. Benzena termasuk senyawa aromatik dan
memiliki rumus molekul C6H6. Rumus molekul benzena memperlihatkan sifat
ketakjenuhan dengan adanya ikatan rangkap. Tetapi ketika dilakukan uji bromin
benzena tidak memperlihatkan sifat ketakjenuhan karena benzena tidak melunturkan
warna dari air bromin. Mengapa demikian? Berdasarkan hasil analisis, ikatan rangkap
dua karbon-karbon pada benzena tidak terlokalisasi pada karbon tertentu melainkan
dapat berpindah-pindah. Gejala ini disebut resonansi. Adanya resonansi pada benzena
ini menyebabkan ikatan pada benzena menjadi stabil, sehingga ikatan rangkapnya
tidak dapat diadisi oleh air bromin.

2. Struktur Resonansi Benzena


Resonansi terjadi karena adanya delokalisasi elektron dari ikatan rangkap ke ikatan
tunggal. Delokalisasi elektron yang terjadi pada benzena pada struktur resonansi
adalah sebagai berikut: Hal yang harus diperhatikan adalah, bahwa lambang resonasi
bukan struktur nyata dari suatu senyawa, tetapi merupakan struktur khayalan.
Sedangkan struktur nyatanya merupakan gabungan dari semua struktur resonansinya.
Hal ini pun berlaku dalam struktur resonansi benzena, sehingga benzena lebih sering
digambarkan sebagai berikut: Teori resonansi dapat menerangkan mengapa benzena
sukar diadisi. Sebab, ikatan rangkap dua karbon-karbon dalam benzena terdelokalisasi
dan membentuk semacam cincin yang kokoh terhadap serangan kimia, sehingga tidak
mudah diganggu. Oleh karena itulah reaksi yang umum pada benzena adalah reaksi
substitusi terhadap atom H tanpa mengganggu cincin karbonnya.

Makalah Benzena Page | 6


B. Sifat Benzena
Sifat Fisik :
Zat cair tidak berwarna Memiliki bau yang khas Mudah menguap Tidak larut dalam
pelarut polar seperti air air, tetapi larut dalam pelarut yang kurang polar atau nonpolar,
seperti eter dan tetraklorometana Titik Leleh : 5,5 derajat Celsius Titik didih : 80,1derajat
Celsius Densitas : 0,88 Sifat Kimia: Bersifat kasinogenik (racun) Merupakan senyawa
nonpolar Tidak begitu reaktif, tapi mudah terbakar dengan menghasilkan banyak jelaga
Lebih mudah mengalami reaksi substitusi dari pada adisi. (untuk mengetahui beberapa
reaksi subtitusi pada benzena

C. Reaksi-reaksi Pada Benzena


Benzena merupakan senyawa yang kaya akan elektron, sehingga jenis pereaksi yang akan
menyerang cincin benzena adalah pereaksi yang suka elektron. Pereaksi seperti ini disebut
elektrofil. Contohnya adalah golongan halogen dan H2SO4
1. Halogenasi
Halogenasi merupakan reaksi substitusi atom H pada benzena oleh golongan halogen
seperti F, Cl, Br, I. Pada reaksi ini atom H digantikan oleh atom dari golongan halogen
dengan bantuan katalis besi (III) halida. Jika halogennya Cl2, maka katalis yang
digunakan adalah FeCl3.
2. Nitrasi
Nitrasi merupakan reaksi substitusi atom H pada benzena oleh gugus nitro. Reaksi ini
terjadi dengan mereaksikan benzena dengan asam nitrat (HNO3) pekat dengan
bantuan H2SO4 sebagai katalis. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut: Untuk
lebih memahami reaksi nitrasi pada benzena perhatikan animasi dari mekanisme
reaksi nitrasi di bawah ini:
3. Sulfonasi
Sulfonasi merupakan reaksi substitusi atom H pada benzena oleh gugus sulfonat.
Reaksi ini terjadi apabila benzena dipanaskan dengan asam sulfat pekat sebagai
pereaksi.
4. Alkilasi–Friedel Craft Alkilbenzena dapat terbentuk jika benzena direaksikan dengan
alkil halida dengan katalis alumunium klorida (AlCl3)

Makalah Benzena Page | 7


D. Tata nama senyawa turunan benzena
1. Tata Nama Senyawa Turunan Benzena dengan satu substituen yang terikat pada cincin
Benzena.
Perhatikan beberapa contoh berikut: Etil benzena bromobenzena nitrobenzene Dari
ketiga contoh di atas, dapat terlihat bahwa gugu alkil seperti etil, golongan halogen
seperti bromo, dan gugus nitro dituliskan sebagai awalan pada benzena. Benzena yang
kehilangan satu atom H disebut fenil (C6H5-) dengan struktur sebagai berikut:
Sehingga klorobenzena dapat juga disebut fenilklorida dan bromobenzena dapai
disebut fenilbromina klorobenzena = fenilklorida Sedangkan toluena yang kehilangan
satu atom Hnya disebut benzil dengan struktur sebagai berikut: Benzil Sehingga,
senyawa turunan benzena yang tersusun dari toluena yang kehilangan satu atom H
diberi nama dengan awalan benzil, seperti contoh dibawah ini: Benzilamina
2. Tata Nama Senyawa Turunan Benzena dengan dua substituen yang terikat pada cincin
Benzena.
Jika terdapat dua jenis substituen, maka posisi substituen dapat dinyatakan dengan
awalan o (orto), m (meta), p (para) atau dengan menggunakan angka. Urutan prioritas
penomoran untuk beberapa substituen yang umum: Arah tanda panah menunjukkan
substituen yang semakin prioritas, maka penomorannya dengan nomor yang semakin
kecil

3. Tata Nama Senyawa Turunan Benzena dengan lebih dari dua substituen yang terikat
pada cincin benzene.
Sedangkan jika terdapat tiga substituen atau lebih pada cincin benzena, maka sistem o,
m, p tidak dapat diterapkan lagi dan hanya dapat dinyatakan dengan angka. Perhatikan
contoh berikut: 1,2,4-trinitro benzena 2,4,6-trinitotoluena Urutan prioritas penomoran
sama denganprioritas penomoran pada tata nama benzena yang tersubtitusi oleh dua
substituen. Catatan Penting! Jika sebuah cincin benzena terikat pada suatu rantai
alkana yang bergugus fungsi atau rantai alkana yang terdiri dari 7 atom karbon atau
lebih, maka cincin benzena dianggap sebagai substituen bukan lagi sebagai induk.
Perhatikan contoh berikut: 2-fenil-1-etanol

4. Senyawa Turunan Benzena yang mengalami reaksi substitusi elektrofilik


menyebabkan benzena memiliki banyak senyawa turunan. Semua senyawa karbon
yang mengandung cincin benzena digolongkan sebagai turunan benzena. Berikut ini

Makalah Benzena Page | 8


beberapa turunan benzena yang umum : Toluena, Fenol p-xilena, Benzaldehida
Stirena, Asam Benzoat, Anilina Benzil, Alkohol. Selain senyawa-senyawa di atas,
masih banyak lagi senyawa turunan benzena yang terdapat di sekitar kita baik itu
dengan satu substituen yang terikat pada cincin benzena, ataupun dua substituen atau
lebih.
5. Tata Nama Senyawa Turunan Benzena Dalam sistem penamaan IUPAC.
Cincin benzena dianggap sebagai induk, sama seperti rantai terpanjang dalam alkana.
Gugus-gugus fungsi lain yang terikat pada benzena dianggap sebagai cabang.

E. Kegunaan Benzena Dan Turunannya


Kegunaan benzena yang terpenting adalah sebagai pelarut dan sebagai bahan baku
pembuatan senyawa-senyawa aromatik lainnya yang merupakan senyawa turunan
benzena. Masing-masing dari senyawa turunan benzena tersebut memiliki kegunaan yang
beragam bagi kehidupan manusia. Berikut ini beberapa senyawa turunan Benzena dan
kegunaannya :
1. Toluena
Toluena digunakan sebagai pelarut dan sebagai bahan dasar untuk membuat TNT
(trinitotoluena), senyawa yang digunakan sebagai bahan peledak (dinamit).
2. Stirena
Stirena digunakan sebagai bahan dasar pembuatan polimer sintetik polistirena melalui
proses polimerisasi. Polistirena banyak digunakan untuk membuat insolator listrik,
boneka, sol sepatu serta piring dan cangkir. Struktur Polistirena
3. Anilina
Anilina merupakan bahan dasar untuk pembuatan zat-zat warna diazo. Anilina dapat
diubah menjadi garam diazonium dengan bantuan asam nitrit dan asam klorida. Garam
diazonium selanjutnya diubah menjadi berbagai macam zat warna. Salah satu
contohnya adalah Red No.2 yang memiliki struktur sebagai berikut: Red No.2 dulunya
digunakan seabagai pewarna minuman, tetapi ternyata bersifat sebagai mutagen. Oleh
karena itu, sekarang Red No.2 digunakan sebagai pewarna wol dan sutera.
4. Benzaldehida
Benzaldehida digunakan sebagai zat pengawet serta bahan baku pembuatan parfum
karena memiliki bau yang khas. Benzaldehida dapat berkondensasi dengan
asetaldehida (etanal), untuk menghasilkan sinamaldehida (minyak kayu manis).

Makalah Benzena Page | 9


5. Fenol
Dalam kehidupan sehari-hari fenol dikenal sebagai karbol atau lisol yang berfungsi
sebagai zat disenfektan.
6. Asam Benzoat dan Turunannya Terdapat beberapa turunan dari asam benzoat yang
tanpa kita sadari sering kita gunakan, diantaranya adalah :
 Asam asetil salisilat atau lebih dikenal dengan sebutan aspirin atau asetosal yang
biasa digunakan sebagai obat penghilang rasa sakit (analgesik) dan penurun panas
(antipiretik). Oleh karena itu aspirin juga digunakan sebagai obat sakit kepala,
sakit gigi, demam dan sakit jantung. Penggunaan dalam jangka panjang dapat
menyebabkan iritasi lapisan mukosa pada lambung sehingga menimbulkan sakit
maag, gangguan ginjal, alergi, dan asma.
 Natrium benzoat yang biasa gunakan sebagai pengawet makanan dalam kaleng.
 Metil salisilat adalah komponen utama obat gosok atau minyak angin.
 Asam tereftalat merupakan bahan serat sintetik polyester.
 Parasetamol (asetaminofen) memiliki fungsi yang sama dengan aspirin tetapi lebih
aman bagi lambung. Hampir semua obat yang beredar dipasaran menggunakan zat
aktif parasetamol. Penggunaan parasetamol yang berlebihan dapat menimbulkan
gangguan ginjal dan hati.

F. Dampak Benzena
Telah disebutkan bahwa benzena memiliki sifat racun atau kasinogenik, yaitu zat yang
dapat membentuk kanker dalam tubuh manusia jika kadarnya dalam tubuh manusia
berlebih.
Beberapa penelitian menunjukan bahwa benzena merupakan salah satu penyebab
leukemia, penyakit kanker darah yang telah banyak menyebabkan kematian.
Dampak kesehatan akibat paparan Benzena berupa depresi pada sistim saraf pusat hingga
kematian. Paparan Benzena antara 50–150 ppm dapat menyebabkan sakit kepala,
kelesuan, dan perasaan mengantuk. Konsentrasi Benzena yang lebih tinggi dapat
menyebabkan efek yang lebih parah, termasuk vertigo dan kehilangan kesadaran. Paparan
sebesar 20.000 ppm selama 5 – 10 menit bersifat fatal dan paparan sebesar 7.500 ppm
dapat menyebabkan keracunan jika terhirup selama 0,5 – 1 jam. Dampak yang ringan
dapat berupa euforia, sakit kepala, muntah, gaya berjalan terhuyung-huyung, dan pingsan.

Makalah Benzena Page | 10


G. Usaha-Usaha Pencegahan
Usaha-usaha pencegahan secara preventif perlu dilakukan dalam setiap industri yang
memproduksi maupun menggunakan baik bahan baku maupun bahan penolong yang
bersifat racun agar tidak kerugian ataupun keracunan yang setiap waktu dapat terjadi di
lingkungan pekerja yang menangani bahan kimia beracun. Pencegahan secara preventif
tersebut adalah sebagai-berikut :
1. Management program pengendalian sumber bahaya, yang berupa perencanaan,
organisasi, kontrol, peralatan, dan sebagainya.
2. Penggunaan alat pelindung diri (masker, kaca mata, pakaiannya khusus, krim kulit,
sepatu, dsb)
3. Ventilasi yang baik.
4. Maintenance, yaitu pemeliharaan yang baik dalam proses produksi, kontrol, dan
sebagainya.
5. Membuat label dan tanda peringatan terhadap sumber bahaya.
6. Penyempurnaan produksi: Mengeliminasi sumber bahaya dalam proses produksi, dan
mendesain produksi berdasarkan keselamatan dan kesehatan kerja.
7. Pengendalian/peniadaan debu, dengan memasang dust collector di setiap tahap
produksi yang menghasilkan debu.
8. Isolasi, yaitu proses kerja yang berbahaya disendirikan.
9. Operasional praktis: Inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja, serta analisis
keselamatan dan kesehatan kerja.
10. Kontrol administrasi, berupa administrasi kerja yang sehat, pengurangan jam
pemaparan.
11. Pendidikan, yaitu pendidikan kesehatan, job training masalah penanganan bahan kimia
beracun.
12. Monitoring lingkungan kerja, yaitu melakukan surplus dan analisis.
13. Pemeriksaan kesehatan awal, periodik, khusus, dan screening, serta monitoring
biologis (darah, tinja, urine, dan sebagainya).
14. House keeping, yaitu kerumahtanggaan yang baik, kebersihan, kerapian, pengontrolan.
15. Sanitasi, yakni dalam hal hygiene perorangan, kamar mandi, pakaian, fasilitas
kesehatan, desinfektan, dan sebagainya.
16. Eliminasi, pemindahan sumber bahaya.
17. Enclosing, menangani sumber bahaya

Makalah Benzena Page | 11


BAB IV
KESIMPULAN

Benzena termasuk senyawa aromatik dan memiliki rumus molekul C6H6. Rumus molekul
benzena memperlihatkan sifat ketakjenuhan dengan adanya ikatan rangkap. Tetapi ketika
dilakukan uji bromin benzena tidak memperlihatkan sifat ketakjenuhan karena benzena tidak
melunturkan warna dari air bromin. Mengapa demikian? Berdasarkan hasil analisis, ikatan
rangkap dua karbon-karbon pada benzena tidak terlokalisasi pada karbon tertentu melainkan
dapat berpindah-pindah. Gejala ini disebut resonansi. Adanya resonansi pada benzena ini
menyebabkan ikatan pada benzena menjadi stabil, sehingga ikatan rangkapnya tidak dapat
diadisi oleh air bromin.
Kegunaan benzena yang terpenting adalah sebagai pelarut dan sebagai bahan baku pembuatan
senyawa-senyawa aromatik lainnya yang merupakan senyawa turunan benzene.
Telah disebutkan bahwa benzena memiliki sifat racun atau kasinogenik, yaitu zat yang dapat
membentuk kanker dalam tubuh manusia jika kadarnya dalam tubuh manusia berlebih.
Dampak kesehatan akibat paparan Benzena berupa depresi pada sistim saraf pusat hingga
kematian .
Usaha pencegahan terhadap paparan benzene salah satunya adalah dengan program
pengendalian sumber bahaya berupa perencanaan, organisasi dan kontrol peralatan,
penggunaan APD yang baik, ventilasi yang baik, pengurangan jam pemaparan,sanitasi yang
baik dan lain-lain.

Makalah Benzena Page | 12


DAFTAR PUSTAKA

1. Atkinson & Atkinson. 1998. Pengantar Psikologi, edisi kesebelas. Batam : Interaksara.
2. Crain, William. 1992. Theories of Development : Concept and Applications, third edition.
New Jersey :Prentice-Hall, Inc.
3. Hurlock, Elizabeth. B. 1980. Developmental Psychology A life-Span Approach, fifth
edition.
4. New Delhi :Tata McGraw-Hill Publishing Company Ltd.
5. Hall, Lindzey & Campbell. 1998. Theories of Personality, forthh edition. New York : John
Wiley Sons, Inc

Makalah Benzena Page | 13


Tugas computer kelompok membuat contoh makalah.

Kelompok IV

1. Timotius Kurniawan
2. Tri Purwanti
3. Windi Juli Hapsari
4. Novia Widaningrum
5. Nursiami

Makalah Benzena Page | 14

Anda mungkin juga menyukai