Makalah Benzena Tugas Komputer Revisi
Makalah Benzena Tugas Komputer Revisi
Hal
A.Struktur Benzena…………………………………………………………….…. 6
B.Sifat Benzena……………………………………………………………………. 7
C.Reaksi Benzena…………………………………………………………………. 7
F. Dampak Benzena………………………………………………………………. 10
G. Usaha-Usaha Pencegahan……………………………………………………… 11
4. BAB IV. Penutup ...................................………………….……………………....
12
5. Daftar Pustaka ...................................……………..…………….…………..…......
13
Latar belakang masalah struktur benzena pertama kali diperkenalkan oleh Kekule pada
tahun 1865. Menurutnya, keenam atom karbon pada benzena tersusun secara melingkar
membentuk segi enam beraturan dengan sudut ikatan masing-masing 120 derajat. Ikatan
antara karbon adalah ikatan rangkap dua dan ikatan tunggal yang berselang seling, seperti
diperlihatkan gambar di atas. Benzena termasuk senyawa aromatik dan memiliki rumus
molekul C6H6. Rumus molekul benzena memperlihatkan sifat ketakjenuhan dengan adanya
ikatan rangkap. Tetapi ketika dilakukan uji bromin benzena tidak memperlihatkan sifat
ketakjenuhan karena benzena tidak melunturkan warna dari air bromin. Mengapa demikian?
Berdasarkan hasil analisis, ikatan rangkap dua karbon-karbon pada benzena tidak terlokalisasi
pada karbon tertentu melainkan dapat berpindah-pindah. Gejala ini disebut resonansi. Adanya
resonansi pada benzena ini menyebabkan ikatan pada benzena menjadi stabil, sehingga ikatan
rangkapnya tidak dapat diadisi oleh air bromin.
TINJAUAN PUSTAKA
TEORI UMUM
Benzen merupakan senyawa aromatik sederhana dan senyawa yang seringkali
dijumpai. Untuk pertama kalinya benzene diisolasi pada tahun 1825 dan residu minyak yang
tertimbun dalam pipa induk gas. Benzena terdistribusi dengan awalan orto, meta dan para.
Dan tidak dengan nomor-nomor posisi seperti hidrokarbon alifatik dan alisiklik, benzene dan
hidrokarbon aromatik lain bersifat non polar. Maka tidak larut dalam air, tetapi larut dalam
pelarut organic seperti dietil eter karbon tetraklorida atau heksana. Benzen sendiri digunakan
secara meluas sebagai pelarut (Respati, 1995).
Penggolongan senyawa menurut bau (aroma) tidak dipergunakan lagi dan sekarang
disebut senyawa aromatik merupakan segolongan persenyawaan yang lebih luas lagi, yaitu
yang mempunyai sifat mirip dengan benzene (Respati, 1995).
Pada tahun 1825 ahli kimia Inggris Michael Faraday mengisolasi suatu cairan
berminyak dari saluran. Senyawa ini ternyata mempunyai rumus molekul C 6H6 dan diberi
nama Benzen. 40 tahun kemudian ahli kimia Jerman, Frederich August Kekule menemukan
struktur ini. Hampir 75 tahun kemudian baru dibentuk struktur benzene yang modern
(Fesenden, 2000).
Nitrobenzen memusnahkan sel-sel darah merah. Dan dengan hemoglobin
membentuk suatu kompleks yang tidak dapat mengikat oksigen. Akibat ini “cyanosis” dan
pernapasan terhenti. Nitrobenzen mempengaruhi hati mengakibatkan “atrophy” karena
nitrobenzene beracun maka jangan menghirup dan jangan sampai terkena kulit (Fessenden,
2000).
Nitrobenzen merupakan salah satu turunan dari benzene yang diperoleh dari reaksi
nitrasi dengan penambahan katalisator asam sulfat pekat. Adapun reaksi nitrobenzene yaitu
(Besari, 1982) :
1. Reduksi, hasil tergantung dari syaratnya.
Reduksi sempurna dengan larutan asam misalnya Sn atau Fe dengan HCl.
A. Struktur Benzena
1. Struktur Kekule Benzena
Struktur benzena pertama kali diperkenalkan oleh Kekule pada tahun 1865.
Menurutnya, keenam atom karbon pada benzena tersusun secara melingkar
membentuk segi enam beraturan dengan sudut ikatan masing-masing 120 derajat.
Ikatan antara karbon adalah ikatan rangkap dua dan ikatan tunggal yang berselang
seling, seperti diperlihatkan gambar di atas. Benzena termasuk senyawa aromatik dan
memiliki rumus molekul C6H6. Rumus molekul benzena memperlihatkan sifat
ketakjenuhan dengan adanya ikatan rangkap. Tetapi ketika dilakukan uji bromin
benzena tidak memperlihatkan sifat ketakjenuhan karena benzena tidak melunturkan
warna dari air bromin. Mengapa demikian? Berdasarkan hasil analisis, ikatan rangkap
dua karbon-karbon pada benzena tidak terlokalisasi pada karbon tertentu melainkan
dapat berpindah-pindah. Gejala ini disebut resonansi. Adanya resonansi pada benzena
ini menyebabkan ikatan pada benzena menjadi stabil, sehingga ikatan rangkapnya
tidak dapat diadisi oleh air bromin.
3. Tata Nama Senyawa Turunan Benzena dengan lebih dari dua substituen yang terikat
pada cincin benzene.
Sedangkan jika terdapat tiga substituen atau lebih pada cincin benzena, maka sistem o,
m, p tidak dapat diterapkan lagi dan hanya dapat dinyatakan dengan angka. Perhatikan
contoh berikut: 1,2,4-trinitro benzena 2,4,6-trinitotoluena Urutan prioritas penomoran
sama denganprioritas penomoran pada tata nama benzena yang tersubtitusi oleh dua
substituen. Catatan Penting! Jika sebuah cincin benzena terikat pada suatu rantai
alkana yang bergugus fungsi atau rantai alkana yang terdiri dari 7 atom karbon atau
lebih, maka cincin benzena dianggap sebagai substituen bukan lagi sebagai induk.
Perhatikan contoh berikut: 2-fenil-1-etanol
F. Dampak Benzena
Telah disebutkan bahwa benzena memiliki sifat racun atau kasinogenik, yaitu zat yang
dapat membentuk kanker dalam tubuh manusia jika kadarnya dalam tubuh manusia
berlebih.
Beberapa penelitian menunjukan bahwa benzena merupakan salah satu penyebab
leukemia, penyakit kanker darah yang telah banyak menyebabkan kematian.
Dampak kesehatan akibat paparan Benzena berupa depresi pada sistim saraf pusat hingga
kematian. Paparan Benzena antara 50–150 ppm dapat menyebabkan sakit kepala,
kelesuan, dan perasaan mengantuk. Konsentrasi Benzena yang lebih tinggi dapat
menyebabkan efek yang lebih parah, termasuk vertigo dan kehilangan kesadaran. Paparan
sebesar 20.000 ppm selama 5 – 10 menit bersifat fatal dan paparan sebesar 7.500 ppm
dapat menyebabkan keracunan jika terhirup selama 0,5 – 1 jam. Dampak yang ringan
dapat berupa euforia, sakit kepala, muntah, gaya berjalan terhuyung-huyung, dan pingsan.
Benzena termasuk senyawa aromatik dan memiliki rumus molekul C6H6. Rumus molekul
benzena memperlihatkan sifat ketakjenuhan dengan adanya ikatan rangkap. Tetapi ketika
dilakukan uji bromin benzena tidak memperlihatkan sifat ketakjenuhan karena benzena tidak
melunturkan warna dari air bromin. Mengapa demikian? Berdasarkan hasil analisis, ikatan
rangkap dua karbon-karbon pada benzena tidak terlokalisasi pada karbon tertentu melainkan
dapat berpindah-pindah. Gejala ini disebut resonansi. Adanya resonansi pada benzena ini
menyebabkan ikatan pada benzena menjadi stabil, sehingga ikatan rangkapnya tidak dapat
diadisi oleh air bromin.
Kegunaan benzena yang terpenting adalah sebagai pelarut dan sebagai bahan baku pembuatan
senyawa-senyawa aromatik lainnya yang merupakan senyawa turunan benzene.
Telah disebutkan bahwa benzena memiliki sifat racun atau kasinogenik, yaitu zat yang dapat
membentuk kanker dalam tubuh manusia jika kadarnya dalam tubuh manusia berlebih.
Dampak kesehatan akibat paparan Benzena berupa depresi pada sistim saraf pusat hingga
kematian .
Usaha pencegahan terhadap paparan benzene salah satunya adalah dengan program
pengendalian sumber bahaya berupa perencanaan, organisasi dan kontrol peralatan,
penggunaan APD yang baik, ventilasi yang baik, pengurangan jam pemaparan,sanitasi yang
baik dan lain-lain.
1. Atkinson & Atkinson. 1998. Pengantar Psikologi, edisi kesebelas. Batam : Interaksara.
2. Crain, William. 1992. Theories of Development : Concept and Applications, third edition.
New Jersey :Prentice-Hall, Inc.
3. Hurlock, Elizabeth. B. 1980. Developmental Psychology A life-Span Approach, fifth
edition.
4. New Delhi :Tata McGraw-Hill Publishing Company Ltd.
5. Hall, Lindzey & Campbell. 1998. Theories of Personality, forthh edition. New York : John
Wiley Sons, Inc
Kelompok IV
1. Timotius Kurniawan
2. Tri Purwanti
3. Windi Juli Hapsari
4. Novia Widaningrum
5. Nursiami