2. Kekurangan CDMA
2.1 Kelebihan teknologi berbasis GSM diindonesia adalah coverage yang luas dan
roaming jelajah yang sangat luas baik dalam negeri bahkan seluruh dunia,
sedangkan CDMA masih sangat terbatas.
2.2 Selain itu adanya masalah optimasi cakupan karena cakupan CDMA dapat
mengembang dan menciut. Gejala ini dikenal dengan istilah breathing. Pada kondisi
normal dimana jumlah kanal/pengguna sesuai dengan rancangan maka derau dari
pengguna lain tidak terlalu banyak. Tetapi pada saat jumlah kanal/pengguna
meningkat pada beberapa sel, makaderau dari kanal/pengguna juga akan meningkat
sehingga power control akan memerintahkan untuk menaikkan daya pancar.
2.3 Dengan meningkatkan daya derau dari kanal/pengguna lain, maka kanal/pengguna
ang lokasinya agak jauh dengan base station tentunya dapat kehabisan daya ancar
(sudah maksimum) yang dapat mengakibatkan hubungan terputus. Akibat dari ini,
secara sistem adalah menciutnya cakupan suatu sel. Bila beberapa sel yang
berdampingan menciut maka daerah perbatasan antar sel tersebut menjadi tidak
tercakup (blankspot).
3. Jaringan 4G
4G adalah singkatan dari istilah dalam bahasa Inggris: fourth-generation
technology. Istilah ini umumnya digunakan mengacu kepada standar generasi
keempat dari teknologi telepon seluler. 4G merupakan pengembangan dari
teknologi 3G dan 2G. Sistem 4G menyediakan jaringan pita lebar ultra untuk
berbagai perlengkapan elektronik, contohnya telpon pintar dan laptop menggunakan
modemUSB.
Terdapat dua kandidat standar untuk 4G yang dikomersilkan di dunia yaitu
standar WiMAX (Korea Selatan sejak 2006) dan standar Long Term Evolution (LTE)
(Swedia sejak 2009).
Di Indonesia, WiMAX pertama kali diluncurkan oleh PT. FirstMedia dengan
merek dagang Sitra WiMAX sejak Juni 2010. Kemudian teknologi LTE pertama kali
diluncurkan oleh PT. Internux dengan merek dagang Bolt Super 4G LTE sejak 14
November 2013.
Sistem 4G menyediakan solusi IP yang komprehensif di mana suara, data, dan
arus multimediadapat sampai kepada pengguna kapan saja dan di mana saja, pada
rata-rata data lebih tinggi dari generasi sebelumnya. Bagaimanapun, terdapat
beberapa pendapat yang ditujukan untuk 4G, yakni: 4G akan merupakan sistem
berbasis IP terintegrasi penuh. Ini akan dicapai setelah teknologi kabel dan nirkabel
dapat dikonversikan dan mampu menghasilkan kecepatan 100Mb/detik dan
1Gb/detik baik dalam maupun luar ruang dengan kualitas premium dan keamanan
tinggi. 4G akan menawarkan segala jenis layanan dengan harga yang terjangkau.
Setiap handset 4G akan langsung mempunyai nomor IP v6 dilengkapi dengan
kemampuan untuk berinteraksi internet telephony yang berbasisSession Initiation
Protocol (SIP). Semua jenis radio transmisi seperti GSM, TDMA, EDGE, CDMA 2G,
2.5G akan dapat digunakan, dan dapat berintegrasi dengan mudah dengan radio
yang di operasikan tanpa lisensi seperti IEEE 802.11 di frekuensi 2.4 GHz & 5-
5.8Ghz, bluetooth dan seluler. Integrasi voice dan data dalam channel yang sama.
Integrasi voice dan data aplikasi SIP-enabled.
Jaringan nirkaabel adalah jaringan dengan menggunakan teknologi nirkabel (tanpa kabel) , di sini tergambarkan bahwa
hubungan telekumunikasi suara maupun data dengan menggunakan gelombang elektromagnetik sebagai pengganti kabel .
B.Sejarah Jaringan Nirkabel
diawali ketika prototype telegraf radio pertama di dunia diciptakan. Pada tahun 1895, seorang siswa
bernama Guglielmo Marconi yang berminat dengan teori gelombang radio yang dipelajari di dalam
kelas. Didorong oleh minat yang tinggi pada ilmu radio, Marconi mengambil inisiatif sendiri dengan menciptakan
prototipe telegraf radio pertama di dunia. 13 May 1987, Marconi sukses memancarkan sinyal Telegrafi pertama,
dengan pesan “Apakah Anda bersedia?” Melintasi Selat Inggris, di mana ketika itu Guglielmo Marconi baru saja
berumur 22 tahun Keberhasilan tersebut menjadi tonggak sejarah jaringan wireless yang atau titik awal evolusi
teknologi telekomunikasi nirkabel.
Pada tahun 1948, Shannon mempresentasikan teori batasan kapasitas (Shannon ‘s capacity limit) untuk pertama
kalinya, industri wireless telah sangat berkembang. hal Ini didorong oleh kemajuan teknologi fabrikasi sirkuit
terpadu (IC), pemrosesan sinyal digital dan peruntukkan frekuensi spektrum radio yang efisien, sehingga
memungkinkan pemasaran alat portabel pada skala yang lebih besar pada biaya yang lebih rendah kepada
pengguna. Namun, aspek transmisi, terutama pada lapisan fisik saluran telekomunikasi tetap menjadi tantangan
utama dalam mencapai kapasitas mendekati batasan Shannon. Ini oleh karena fitur-fitur perambatan yang ada
pada saluran telekomunikasi tidak dapat diprediksi, lalu memberikan berbagai tantangan dan peluang ke para-
para peneliti, baik dari akademisi atau industriawan untuk mengeksploitasi fitur-fitur perambatan, agar mencapai
kapasitas yang maksimal.
Sejarah Jaringan Wireless berteknologi 1G dapat ditelusuri kembali ketika perkembangan awal di dalam
industri telekomunikasi nirkabel pada tahun 1970-an, di mana sistem telekomunikasi analog, atau lebih dikenal
sebagai Advanced Mobile Phone Service (amps) telah diperkenalkan oleh AT & T, yaitu perusahaan raksasa
telekomunikasi dari Amerika Serikat. Amps lebih dikenal sebagai Generasi Pertama, hampir seluruh sistem pada
generasi ini merupakan sistem analog dengan kecepatan rendah (low-speed) dan suara sebagai objek utama.
Contoh: NMT (Nordic Mobile Telephone) dan AMPS (Analog Mobile Phone System). Amps pada saat itu hanya
mampu menawarkan kecepatan 2.4 kbps, di mana kecepatan tersebut hanya mampu memancarkan informasi
suara dengan menggunakan sinyal analog. Amps memanfaatkan teknologi berbagai akses dealer frekuensi, atau
Frekuensi Division Multiple Access (FDMA). Antara sistem jaringan lain berlandaskan platform 1G adalah Nordic
Mobile Telephony (NMT), Total Access Communication System (TACS) di mana kedua teknologi tersebut
digunakan di benua Eropa pada tahun 1983 dan Japanese Total Access Communications (J-TACS) yang pernah
diperkenalkan di Jepang.
Sejarah Wireless berteknologi 2G disaksikan di awal era jaringan digital sepenuhnya pada sistem transmisi
sinyal suara. Diperkenalkan pada akhir 1980-an dengan kecepatan hingga 64 kbps, 2G memanfaatkan teknologi
seperti pengiriman paket data untuk meningkatkan kualitas suara dan juga kapasitas jaringan, sehingga
memungkinkan lebih banyak pengguna untuk membuat panggilan telepon pada satu slot waktu yang
sama. Kelebihan dari 2G karena kestabilan dan kemampuan mentransmisikan pesan teks dan suara, 2G
khususnya GSM sangat stabil dalam menjalankan fungsi ini. Pada saat radio panggil (pager) kehilangan
popularitasnya sejak ponsel digital mampu digunakan untuk mengirim teks SMS, disinilah 2G menunjukan
kelebihannya. Teknologi Global Satellite for Mobile Communication (GSM), atau awalnya dikenal sebagai Group
Special Mobile merupakan sistem jaringan 2G yang paling berhasil dikomersialkan ke seluruh pasar
dunia. Menurut statistik dirilis pada bulan Agustus 2010, GSM digunakan oleh lebih dari 2 miliar pengguna yang
datang dari 212 negara di seluruh benua. Ini karena spesifikasi GSM memenuhi standar dan transparansi di
tingkat internasional, secara langsung memudahkan proses pembuatan dan instalasi alat-alat telekomunikasi
selain fasilitas pengintegrasian jaringan meskipun alat-alat pemancar tersebut dikeluarkan oleh perusahaan
pembuatan yang berbeda. Sebelum teknologi GSM, jaringan telekomunikasi didominasi oleh jaringan circuit
switched. Namun, pada 1990-an, revolusi Internet mendorong industri telekomunikasi untuk melompati teknologi
ada dengan lebih jauh ke depan. Sebuah jaringan inti berbasis sirkuit berpaket (packet switched) diperkenalkan
ke dalam inti jaringan GSM dan dibuat tersediauntuk umim pada tahun 2000. Ini dikenal sebagai General Packet
Radio Service (GPRS), atau dikenal sebagai teknologi evolusi 2.5G. Dengan adanya GPRS, penyedia layanan
telekomunikasi dapat menawarkan paket layanan Internet kepada pengguna alat portabel seperti aplikasi
Wireless Application Protocol (WAP) yang diperkenalkan pada 2002.
sumber : http://repository.unand.ac.id/12229/