Anda di halaman 1dari 24

 

Pengertian GSM
 
GSM merupakan singkatan dari Global System for Mobile Communications. Jaringan
GSM bisa diartikan sebagai sebuah teknologi komunikasi seluler yang bersifat digital.
Teknologi GSM banyak diterapkan pada komunikasi bergerak, khususnya telepon
genggam.

Teknologi ini memanfaatkan gelombang mikro dan pengiriman sinyal yang dibagi
berdasarkan waktu, sehingga sinyal informasi yang dikirim akan sampai ke tujuan.
GSM pun kemudian dijadikan sistem standar yang digunakan oleh sebagian besar
jaringan telepon di seluruh dunia. Sistem yang menggunakan jaringan seluler
berbasis di sekitar stasiun siaran atau teknologi satelit yang terhubung ke sinyal dari
orbit bisa menjadi bagian dari jaringan sistem. Telepon yang menggunakan jaringan
jenis ini akan disertai dengan Subscriber Identity Module (SIM) card, sedangkan
pada CDMA (Code Division Multiple Access) tidak.

Sejarah Asal GSM


Jaringan GSM diciptakan pada tahun 1982 dari pertemuan antara para ahli
komunikasi tingkat tinggi pada Konferensi European Conference of Postal and
Telecommunications Administrations. Awalnya pertemuan ini memiliki tujuan untuk
mengatasi infrastruktur seluler di Eropa, tapi kemudian meluas ke negara lainnya
dengan cepat. Banyak standar dan prosedur operasional jaringan GSM diterbitkan
dalam jurnal tahunan. Pakar industri tersebut membantu merampingkan protokol
komunikasi dari satu sistem ke sistem lainnya.

Apa Fungsi GSM?


 
Jaringan GSM memiliki fungsi utama yang salah satunya untuk memberikan fasilitas
akses yang lebih mudah pada platform seluler dan satelit di seluruh jalur
internasional menggunakan teknologi digital, baik melalui suara ataupun saluran
data dalam sistem. Saluran ini beroperasi pada jaringan generasi kedua (2G), tapi
sudah banyak yang menggunakan jaringan generasi ketiga (3G) atau yang lebih
tinggi untuk menawarkan layanan yang memuaskan kepada pengguna. Dengan
teknologi ini, pengguna pun bisa melakukan pertukaran informasi data berkecepatan
tinggi melalui satelit dan menara seluler di seluruh jaringan dan perusahaan.
Contohnya adalah seorang yang berada di Jakarta bisa mengirim pesan teks ke
seorang yang berada di New York melalui sistem Indonesia kemudian ke jaringan di
antara negara, hingga akhirnya tiba di perangkat mobile penerima di Amerika
Serikat.

Jaringan GSM secara khusus telah berperan penting dalam membangun akses di
seluruh dunia untuk layanan telepon darurat dengan menggunakan angka satu-satu
dua (112) yang mengarahkan lalu lintas telepon global untuk responden darurat di
dekat pengguna. Jaringan ini juga berperan dalam membangun teknologi pesan teks
selama tahun 1990-an.

Frekuensi yang Digunakan GSM


 
Jaringan GSM bisa beroperasi pada frekuensi yang berbeda, tergantung pada sistem
yang digunakan, yaitu 2G atau 3G. Setiap frekuensi kemudian dibagi lagi menjadi
saluran yang berbeda yang memungkinkan untuk melakukan pengiriman singkat
informasi digital melalui koneksi GSM. Sebagai contoh, jaringan di Amerika Utara
beroperasi pada frekuensi yang berbeda dari jaringan di Asia atau Eropa. Perbedaan
ini sebagian besar berhubungan dengan volume penggunaan ponsel di bagian-
bagian tertentu di dunia.

Penggunaan Kartu SIM pada GSM


 

Telepon seluler pada jaringan GSM biasanya disertai dengan penggunaan kartu SIM
untuk menyimpan data tentang telepon dan pengguna. Hal ini memungkinkan
informasi untuk bisa dengan mudah ditransfer ke perangkat yang berbeda. Beberapa
penyedia GSM sudah menggunakan fitur penguncian SIM untuk menjaga di jaringan
tertentu selama periode kontrak waktu. Setelah kontrak tersebut selesai, maka kartu
tersebut bisa digunakan untuk telepon baru atau pada jaringan yang berbeda.
Sedangkan teknologi CDMA tidak menggunakan kartu SIM. Dengan demikian, data
yang tersimpan dalam ponsel harus ditransfer secara manual atau melalui
sambungan data.

Kelebihan dan Kekurangan GSM

Kelebihan:

1. Tersedia banyak pilihan provider di Indonesia.


2. Memiliki kualitas suara yang jelas serta jernih saat terjadi sebuah koneksi.
3. Sinyal lebih stabil dan kuat serta memiliki jaringan yang lebih luas di
Indonesia.
Kekurangan:

1. Sistem informasi di dalamnya mudah bocor.


2. Memiliki tarif yang cenderung lebih mahal.
3. Terdapat kode dan digunakan secara bergantian.
4. Informasi di dalamnya mudah diketahui atau disadap oleh pihak lain yang
tidak semestinya.
https://www.baktikominfo.id/en/informasi/pengetahuan/berkenalan_dengan_gsm_p
engertian_sejarah_serta_fungsinya-671
Sistem Telepon Selular Digital GSM
Satu tahun terakhir ini, pertelekomunikasian di Indonesia dimarakkan oleh hadirnya
telepon genggam atau selular digital GSM (Global System for Mobile
communications.)
Sebelum GSM, di Indonesia telah ada 2 jenis telepon selular analog, yaitu AMPS
(Advances Mobile Phone System) dan NMT (Nordic Mobile Telephone). Jenis telepon
selular digital lainnya yang akan segera dioperasikan di Indonesia adalah DAMPS
(Digital AMPS). Tulisan ini mengupas latar belakang, teknologi dan perkembangan
GSM.

STKB selular sistem analog yang beroperasi di Eropa bersifat sangat regional, di
mana masing-masing negara mengoperasikan sistem yang berbeda dan tidak
kompatibel satu dengan yang lain. Di Jerman dan Portugal beroperasi sistem C-NET
yang dikembangkan oleh Siemens, di Perancis beroperasi sistem RC-2000, di
Belandan dan negara Skandinavia beroperasi sistem NMT yang dikembangkan
Ericson, sedangkan di Inggris Raya beroperasi sistem TACS.
Masing-masing sistem dikembangkan dengan teknologi yang berbeda, sehingga
tidak ada kompatibilitas satu dengan yang lain. Akibatnya setiap sistem hanya dapat
dioperasikan di wilayah negara yang tertentu. Kondisi ini sangat tidak menunjang
kegiatan mobilitas masyarakat negara Eropa yang sering berada di negara lain, baik
untuk tujuan bisnis maupun wisata. Ditambah lagi dengan rencana terbentuknya
European Community, kondisi tersebut sama sekali tidak dapat dipertahankan.

Pengembangan masing-masing sistem analog yang beroperasi hanya nasional


disebabkan adanya orientasi interest yang berbeda bagi masing-masing pengelola,
yakni PTT. Akibatnya, pemasaran terbatas hanya satu negara dan tidak dapat
mendapatkan jumlah pelanggan yang cukup besar. Tetap diperlukan dukungan
infrastruktur yang lengkap dan mahal, sehingga konsekuensinya adalah timbulnya
harga jual yang mahal serta biaya pemakaian yang cukup tinggi. Oleh sebab itu
pemakai selular terbatas hanya mereka yang benar-benar mampu dan memerlukan,
bukan sebagai sarana telekomunikasi yang mencapai segenap lapisan masyarakat.

Atas dasar pemikiran tersebut dan tanpa menguntungkan salah satu sistem yang
telah beroperasi serta untuk menciptakan sistem yang jauh lebih baik dari yang
sudah ada, maka Perancis (France Telecom) dan Jerman (Bundespost) sepakat
untuk memelopori munculnya teknologi digital selular yang kemudian dikenal
dengan nama GSM, dengan didukung oleh industri telekomunikasi di kedua negara
tersebut.

Melalui pengkajian yang sangat mendalam, akhirnya ETSI (European


Telecommunication Standard Institute) dapat menerima GSM sebagai standar Eropa.

Pada pertengahan tahun 1991, jaringan GSM muncul untuk pertama kalinya, dimana
salah satu pelopornya adalah Deutsche Bundespost melalui anak perusahaannya
Detecom siap untuk mengoperasikan GSM pada 1 Juli 1991, yang dikenal dengan
nama D1 Network.

Diperkirakan dengan munculnya standarisasi GSM, sistem lain yang beroperasi di


Eropa perlahan-lahan hilang. Ini berarti hilangnya sebagian besar pasar sistem non
GSM. Hal tersebut mempengaruhi minat industri untuk mengembangkan teknologi
sistem lama yang ada (CNET, RC 2000, NMT, TACS).

Pengembangan GSM
Dalam konferensi WARC (World Administrative Radio Conference) tahun 1979,
ditetapkan bahwa frekwensi 860 Mhz - 960 Mhz dialokasikan untuk komunikasi
selular di kemudian hari. Dengan penetapan ini berarti band frekuensi selebar 2 x 25
Mhz khusus disiapkan untuk sistem selular digital.
Tahun 1982, dengan dipelopori oleh Jerman dan Perancis, maka CEPT (Conference
Europeance d'Administration de Post et Telecommunication) menetapkan GSM
sebagai standar digital selular untuk Eropa. Dan tahun 1985, Jerman, Perancis, Itali
dan Inggris bersatu untuk mengembangkan standarisasi GSM. Tahun 1987 di tanda
tangani Memorandum of Understanding pemakaian GSM oleh 14 negara Eropa.
Target pembangunan GSM :

Tahun 1991 adalah permulaan pengoperasian jaringan GSM


Tahun 1993 meliputi semua kota besar
Tahun 1995 mencapai semua jalan raya antar kota.
Di dalam kenyataannya, banyak terjadi hambatan dalam penerapan GSM, sehingga
target operasional GSM tidak terpenuhi. Walaupun semua infrastruktur telah siap
sejak pertengahan 1991, namun realisasi pengoperasian secara komersil baru dapat
dimulai kuartal terakhir 1992.
Situasi ini menunjukkan bahwa GSM merupakan teknologi yang sangat kompleks
dan memerlukan pengkajian cukup lama untuk mencapai kesepakatan standar.
Disamping itu GSM menjadi ajang perebutan pengaruh dan kompetisi baik dari
masing-masing operator di tiap negara, maupun industri telekomunikasi yang
memproduksi GSM. Keuntungan bisnis yang besar akan diperoleh pihak yang
berhasil memasukkan usulan standarnya. Tidak heran apabila standar type approval
untuk hand phone baru dapat disepakati pada September 1992, karena harus
mempertimbangkan dan memasukkan puluhan item pengujian dalam memproduksi
sistem GSM.

Walaupun standarisasi GSM baru saja terselesaikan dan pengoperasiannya baru saja
dimulai, bahkan belum merata ke seluruh Eropa, namun dengan mengantisipasi
perkembangan GSM yang sangat pesat serta tingkat kepadatan pelayanan per area
yang tinggi, maka arah perkembangan teknologi GSM adalah DCS 1800, yakni Digital
Celular System pada alokasi frekwensi 1.800 MHz. Dengan frekwensi tersebut, akan
dicapai kapasitas pelanggan yang semakin besar per satuan sel. Di samping itu,
dengan luas sel yang semakin kecil akan dapat menurunkan kekuatan daya pancar
hand phone, sehingga bahaya radiasi yang timbul terhadap organ kepala,
sebagaimana dikhawatirkan pada akhir-akhir ini, akan dapat dieliminasi.

Jaringan GSM
Alokasi frekwensi :
Transmit : 935 MHz - 960 MHz
Receive : 890 MHz - 915 MHz
Modulasi : TDMA (Time Division Multiple Access)
Caarier spacing : 200 KHz untuk 8 kanal
Jaringan GSM selular, terdiri atas :
MSC (Mobile Switching Center), sebagai switching system
BSS (Base Station Subsystem), sebagai pengirim dan penerima sinyal radio dari dan
ke pelanggan
OS (Out Station), sebagai terminal pelanggan yang bersifat bergerak.
Keistimewaan dari GSM yang tidak terdapat pada sistem analog maupun pada
American Digital Cellular (ADC) adalah adanya standardisasi interface antar masing-
masing sub sistem. Dengan demikian, GSM menjanjikan suatu sistem yang tidak
harus dimonopoli oleh satu merek. Dalam arti bahwa Switching, Base Station, dan
Out Station dapat berasal dari merek/pemasok yang berbeda. Kondisi ini jelas
sangat menguntungkan pihak operator, karena tidak ada ketergantungan sama
sekali terhadap satu supplier.
Ketidaktergantungan kepada satu pemasok tersebut memungkinkan karena adanya
standardisasi yang jelas : (lihat Gambar 1)

A Interface, antara MSC dengan BSS


A Bis Interface, antara BSC dengan BTS
Um Interface, antara BSS dengan Out Station.
Standardisasi A-bis Interface belum sepenuhnya terselesaikan, sehingga sampai saat
ini BSS secara lengkap pada umumnya dipasok dari satu mere.
Standardisasi A Interface dan Um Interface terbukti telah berhasil dengan baik.
Jaringan D1 / Detecon merupakan kombinasi dari MSC dari Siemens dan BSS dari
Philips, D2 / Mannesman merupakan kombinasi dari MSC SEL dan BSS dari Alcatel
(Walaupun sekarang SEL dalam group Alcatel, namun subsistem MSC dan subsistem
BSS berasal dari industri yang berbeda).

Karena fungsinya yang sangat kompleks, maka MSC dilengkapi dengan :

Home Location Register (HLR) untuk menyimpan data permanen dari semua
pelanggan.
Visitor Location Register (VLR) untuk menyimpan data pelanggan yang bersifat
temporer disesuaikan dengan area tempat pelanggan berada.
Authentication Register (AuC) untuk keperluan pemeriksaan validasi pelanggan.
Equipment Identity Register (EIR) untuk menyimpan nomer identitas pelanggan.
Mobile Switching Center (MSS)
MSC merupakan inti dari jaringan selular, dimana MSC berperan untuk inter koneksi
hubungan pembicaraan, baik antar pelanggan selularr maupun antar selular dengan
jaringan telepon kabel PSTN, ataupun dengan jaringan data.
MSC memberikan pelayanan kepada pelanggan meliputi :

*Bearer Services :

3,1 KHz telephony


Synchronous data 0,3 Kbit/s - 2,4 Kbit/s
PAD Services
Alternated speech/data
*Teleservices :
Telephony
Emergency calls
Telefax
Short message services
*Supplementary services :
Call forwading
Charging services
Call bearing services
Closed user group
Home Location Register (HLR)
HLR berfungsi untuk penyimpan semua data dan informas mengenai pelanggan
yang tersimpan secara permanen, dalam arti tidak tergantung pada posisi
pelanggan. HLR bertindak sebagai pusat inforamsi pelanggan yang setiap waktu
akan diperlukan oleh VLR untuk merealisasi terjadinya komunikasi pembicaraan. VLR
selalu berhubungan dengan HLR dan memberikan informasi posisi pelanggan
berada.
Visitor Location Register (VLR)
VLR berfungsi untuk menyimpan data dan informasi pelanggan, dimulai pada saat
pelanggan memasuki suatu area yang bernaung dalam wilayah MSC VLR tersebut
(melakukan Roaming). Adanya informasi mengenai pelanggan dalam VLR
memungkinkan MSC untuk melakukan hubungan baik Incoming (panggilan masu)
maupun Outgoing (panggilan keluar).
VLR bertindak sebagai data base pelanggan yang bersifat dinamis, karena selalu
berubah setiap waktu, menyesuaikan dengan pelanggan yang memasuki atau
berpindah naungan MSC. Data yang tersimpan dalam VLR secara otomatis akan
selalu berubah mengikuti pergerakan pelanggan. Dengan demikian akan dapat
dimonitor secara terus menerus posisi dari pelanggan, dan hal ini akan
memungkinkan MSC untuk melakukan interkoneksi pembicaraan dengan pelanggan
lain. VLR selalu berhubungan secara intensif dengan HLR yang berfungsi sebagai
sumber data pelanggan.

Authentication Center (AuC)


AuC menyimpan semua informasi yang diperlukan untuk memeriksa keabsahan
pelanggan, sehingga usaha untuk mencoba mengadakan hubungan pembicaraan
bagi pelanggan yang tidak sah dapat dihindarkan. Disamping itu AuC berfungsi
untuk menghindarkan adanya pihak ke tiga yang secara tidak sah mencoba untuk
menyadap pembicaraan.
Dengan fasilitas ini,maka kerugian yang dialami pelanggan sistem selular analog
saat ini akibat banyaknya usaha memparalel, tidak mungkin terjadi lagi pada GSM.
Sebelum proses penyambungan switching dilaksanakan sistem akan memeriksa
terlebih dahulu, apakah pelanggan yang akan mengadakan pembicaraan adalah
pelanggan yang sah.

AuC menyimpan informasi mengenai authentication dan chipering key.Karenae


fungsinya yang mengharuskan sangat khusus, authentication mempunyai algoritma
yang spesifik, disertai prosedur chipering yang berbeda untuk masing-masing
pelanggan. Kondisi ini menyebabkan AuC memerlukan kapasitas memory yang
sangat besar. Wajar apabila GSM memerlukan kapasitas memory sangat besar pula.

Karena fungsinya yang sangat penting, maka operator selular harus dapat menjaga
keamanannya agar tidak dapat diakses oleh personil yang tidak berkepentingan.
Personil yang mengoperasikan dilengkapi dengan chipcard dan juga password
identitas dirinya.

Equipment Identity Register (EIR)


EIR memuat data-data peralatan pelanggan yang dibagi atas 3 (tiga) kategori, yakni
:
Peralatan yang diijinkan untuk mengadakan hubungan pembicaraan kemanapun.
Peralatan yang dibatasi dan hanya diijinkan mengadakan hubungan pembicaraan
ketujuan yang terbatas.
Peralatan yang sama sekali tidak diijinkan untuk berkomunikasi.
Kebaradaan EIR belum distandardisasi secara penuh, oleh karena itu belum
dioperasikan di semua operator Eropa. Masih diperlukan klasifikasi di Eropa dan
penyempurnaan yang berkaitan dengan aspek hukum.
Base Station Subsystem (BSS)
Base Transceiver Station (BTS)
BTS berfungsi sebagai interkoneksi antara infra struktur sistem selular dengan Out
Station.BTS harus selalu memonitor Out Station yang masuk ataupun yang keluar
dari sel BTS tersebut. Luas jangkauan dari BTS sangat dipengaruhi oleh lingkungan,
antara lain topografi dan gedung tinggi.BTS sanga berperan dalam menjaga kualitas
GSM, terutamaa dalam hal frekwensi hoping dan antena diversity.
Base Station Controller (BSC)
Pada umumnya setiap BSS terdiri atas beberapa Base Transceiver Station, dengan
masing-masing BTS mempunyai area yang berbeda.Namun demikian selalu ada area
yang over lapping, sehingga kontinuitas komunikasi Out Station dengan infrastruktur
selular tetap terjaga.
BSC sangat diperlukan untuk mengaur perpindahan Out Station dari satu BTS ke
BTS lainnya.Perpindahan area ditentukan dari beda kekuatan sinyal antara 2 (dua)
BTS Oper Lapping.Fungsi BSC :

Interfacing antara BSC-MSC, BSC-BTS dan BSC-OMC


Alokasi kanal BSC-BTS
Indikasi channel blocking antara BSC-MSC
Pengaturan frekwensi hoping
Pengaturan konfigurasi kanal
Pengaturan enkripsi
Proses Handover
Pengaturan broadcasting channel
Penutup
Dengan telah disepakatinya GSM sebagai satu-satunya sistem selular di Eropa, maka
sistem analog yang ada secara perlahan dan pasti akan hilang dari peredaran. Di
samping itu telah banyak negara di luar Eropa, bahkan beberapa negara di Asia
telah menetapkan untuk menerapkan sistem GSM, termasuk Indonesia.
Tingkat pemasaran GSM sangat tinggi.Sebagai contoh adalah Jerman, pada bulan
Agustus 1992, jumlah pelanggan baru mencapai 20.000 unit.Pada Januari 1993
pelanggan GSm telah mencapai 200.000 unit.Pertambahan per bulan minimal
mencapai angka 20.000 unit.

GSM memberikan banyak keunggulan dibandingkan dengan sistem analog yang


ada :

Dapat melakukan International Roaming


Tidak terpaku kepada satu pemasok, sehingga tidak terjadi monopoli
Validitas pelanggan diperiksa sebelum hubungan pembicaraan terlaksana
Dengan fasilitas frekwensi hoping, tidak ada pihak ke tiga yang secara tidak sah
dapat ikut mendengarkan pembicaraan.
Kualitas suara yang lebih baik dan lebih peka.
Kapasitas pelanggan yanglebih besar.
Features pelanggan yang lebih beragam, paging, facsimile, dan ISDN.
https://www.elektroindonesia.com/elektro/no5b.html
SISTEM KOMUNIKASI SELULER GSM

GSM adalah sistem komunikasi seluler standar generasi kedua yang dikembangkan
untuk mengatasi masalah sistem yang terpisah-pisah pada sistem seluler generasi
pertama di Eropa. GSM merupakan sistem seluler pertama di dunia yang memiliki
rincian modulasi digital. Sebelum itu hampir semua sistem seluler yang berkembang
menggunakan sistem analog, termasuk AMPS, TACS dan NMT. Semula GSM
dikembangkan dengan tujuan supaya dapat berfungsi sebagai layanan seluler di
seluruh wilayah Eropa, dan menjanjikan layanan jaringan yang merentang luas
melalui penggunaan ISDN. Ternyata kesuksesan GSM telah melampaui dugaan
setiap orang, dan sekarang menjadi standar yang paling populer bagi radio seluler
baru dan peralatan komunikasi personal di seluruh dunia.

Permintaan untuk menetapkan sistem komunikasi bergerak yang berlaku umum di


Eropa dalam pita 900 MHz dilakukan oleh komite GSM yang waktu itu
bernama Groupe Special Mobile. Komite ini merupakan kelompok kerja dari
Confe’rence Europe’ene Postes des et Te’le’communication (CEPT). GSM kemudian
berubah nama menjadi Global System for Mobile Communication dimana standar
diatur di bawah inisiatif dan pengawasan institusi standar teknik kawasan Eropa,
yakni European Technical Standar Institute (ETSI).

Dari titik pandang pelanggan, satu dari kemampuan GSM yang paling mengagumkan
adalah terdapat modul identitas pelanggan atau Subscriber Identity Module (SIM),
yang merupakan piranti memori yang menyimpan informasi seperti nomor
identifikasi (telepon) pelanggan, jaringan dan negara-negara tempat pelanggan
berhak dilayani, kunci-kunci pribadi, dan informasi khusus bagi pengguna. SIM ini
merupakan kartu cerdas yang berukuran sekitar 2,2 x 2,8 cm dapat dimasukan ke
dalam setiap telepon GSM. Kartu SIM memiliki memori untuk penyimpanan data
yang diperlukan. Besar memori ini bermacam-macam dari 1, 3, 8, sampai 16 KByte.

Kemampuan lain dari GSM adalah kerahasian di udara yang disediakan oleh sistem.
Tidak seperti telepon seluler analog yang bersifat FM, yang dapat disadap, tidaklah
mungkin menyadap secara diam-diam transmisi radio GSM. Kerahasian ini
dimungkinkan karena ada aliran bit yang di-enkripsikan (diacak dengan kode
tertentu) di pemancar GSM, sesuai dengan kunci kriptografi tertentu yang bersifat
rahasia dan hanya diketahui oleh operator. Kunci ini berubah-ubah sesuai dengan
waktu untuk setiap pengguna.

Arsitektur Sistem GSM

Sistem GSM Ericsson merupakan sistem telepon mobile yang terdiri dari beberapa


band frekuensi yaitu GSM 900, DCS 1800, dan 3G 2100. Jaringan GSM terbagi dalam
3 (tiga) sistem utama, yaitu : Switching System (SS), Base Station System (BSS),
dan Operation and Support System(OSS).

3.1.1 Switching System ( SS)

Switching system merupakan suatu bagian dari jaringan GSM yang bertanggung


jawab atas fungsi control call, mengontrol BSS, menangani layanan, mengumpulkan
data statistik dan data base pelanggan, mobilitas dan keamanan. Switching
Subsystem (SS) terdiri dari :

4. Mobile Services Switching Center (MSC)

MSC adalah network element central dalam sebuah jaringan GSM. Semua hubungan


(voice call/ transfer data) yang dilakukan oleh mobile subscriber selalu
menggunakan MSC sebagai pusat pembangunan hubungan tersebut. Secara umum,
MSC memiliki fungsi-fungsi sebagai Switching dan Call Routing, yaitu: sebuah MSC
mengontrol proses pembangunan hubungan (call set-up), mengontrol hubungan
yang telah terbangun, dan me-release call apabila hubungan telah selesai. MSC juga
melakukan fungsi routing call ke PLMN lain (operator seluler lain ataupun jaringan
PSTN).
Charging untuk pelanggan pre-paid, MSC akan selalu berkomunikasi dengan IN yang
melakukan fungsi online charging. Selain itu, MSC juga akan mencatat semua
informasi tentang sebuah call dalam bentuk CDR (Call Detail Record).

Berkomunikasi dengan network element yang lain (HLR,VLR, IN, network


element VAS, dan MSC lainnya). MSC akan berkomunikasi dengan HLR dan VLR
terutama dalam proses pembangungan hubungan (call set up), call routing (di HLR
disimpan lokasi terakhir MS tujuan dan untuk me-routing call tersebut ke MS yang
sedang meng-cover MS tujuan, HLR akan meminta informasi routing ke MSC yang
sedang meng-cover MS pemanggil) dan call release. MSC akan berhubungan
dengan network element VAS seperti SMSC, MMSC, RBT server, dll. dalam rangka
proses delivery content service-service VAS tersebut ke MS tujuan. MSC akan
berhubungan dengan MSC lain dalam hal proses call set up (termasuk call routing),
dan juga mengontrol proses handover antar cell yang terletak pada 2 MSC yang
berbeda.

Sebuah MSC dapat terhubung dengan 1 BSC atau lebih. MSC akan mengontrol dan
berkomunikasi dengan BSC dalam hal call set-up, location update, handover inter
MSC (handover antara 2 cell yang terdapat pada 2 BSC yang berbeda tapi masih
dalam 1 MSC yang sama).

5. Gateway MSC

Gateway adalah titik pertemuan yang menghubungkan dua


jaringan (networks). Gateway sering diletakkan bersama dalam MSC. Tipe yang
di_set up ini kemudian disebut Gateway-MSC (GMSC). Semua MSC dalam jaringan
dapat berfungsi sebagai gerbang.

1. Home Location Register (HLR)

HLR adalah database yang digunakan untuk menyimpan dan mengatur data-data
pelanggan. HLR dianggap sebagai database yang paling penting sejak HLR dapat
menyediakan data-data pelanggan tetap, termasuk status layanan pelanggan,
informasi lokasi pelanggan berada, dan status aktivasi pelanggan. Ketika pelanggan
membeli nomor dari sebuah operator seluler, mereka akan teregistrasi dalam HLR
milik operator tersebut. HLR dapat disatukan dengan MSC/VLR atau sebagai HLR
yang berdiri sendiri.

1. Visitor Location Register (VLR)

VLR merupakan database yang memiliki informasi pelanggan sementara yang


diperlukan oleh MSC untuk melayani pelanggan yang berkunjung dari area lain. VLR
selalu berintegrasi dengan MSC. Ketika sebuah MS berkunjung ke sebuah MSC area
yang baru, VLR akan terkoneksi ke MSC dan MSC akan meminta data tentang MS
tersebut dari HLR tempat MS teregistrasi. Kemudian, jika MS membangun
hubungan, VLR akan memberikan informasi yang dibutuhkan untuk call set-up tanpa
harus berkoordinasi dengan HLR setiap waktu.

1. Authentication Center (AUC)

Unit yang disebut AUC menyediakan parameter-parameter autentikasi


dan encryption yang memeriksa identitas pemakai dan memastikan kemantapan dari
setiap call. AUC melindungi operator network dari berbagai tipe penipuan yang ada
dalam dunia seluler saat ini. AUC dapat diimplementasikan dalam HLR.

1. Equipment Identity Register (EIR)

EIR merupakan database yang mengandung informasi tentang identitas


peralatan mobile yang mencegah calls dari pencurian, ketidakamanan, atau ketidak
berfungsian MS. AUC dan EIR diimplementasikan sebagai bagian yang berdiri sendiri
atau kombinasi bagian AUC/EIR.

1. Data Transmission Interworking Unit (DTI)

DTI terdiri dari hardware dan software yang menyediakan interface ke jaringan-


jaringan yang bervariasi untuk komunikasi data. Melalui DTI, pelanggan dapat
menggunakan alternatif antara jalur bicara maupun data dalam satu call yang sama.
Fungsi penting DTI antara lain sebagai modem dan penyesuaian fax serta
kemampuan untuk melakukan penyesuaian kecepatan. Sebelum ada DTI, fungsi ini
dijalankan oleh GSM Interworking Unit (GIWU).

1. Interworking Location Register (ILR)

ILR adalah sebuah produk yang hanya digunakan pada jaringan GSM 1900. ILR
membuat roaming antar sistem dapat terjadi, ini berarti pelanggan dapat menjelajah
dalam jaringan AMPS maupun jaringan GSM 1900. ILR terdiri dari AMPS HLR dan
1900 VLR.

1. Additional (SS)Functional Elements

Ada beberapa perangkat pilihan tambahan yang dapat dikonfigurasikan


kedalam Switching System. Perangkat tersebut adalah Message
Center ( MXE ), Mobile Intelligance Node ( MIN ), Billing GateWay ( BGW ), dan
Service Order GateWay (SOG).

Base Station System (BSS)

Semua fungsi hubungan radio dijalankan oleh BSS. BSS terdiri dari Transcoder
Controller ( TRC ), Base Station Controller ( BSC ), dan Radio Base Station ( RBS ).

1. Transcoder Controller ( TRC )


TRC menghubungkan BSS dengan kemampuan adaptasi kecepatan. Perangkat yang
menjalankan adaptasi kecepatan disebut transcoder. Kecepatan bit per chanel
dikurangi dari 64 Kbps menjadi 16 Kbps. Ini mengamankan jalur transmisi antara
MSC ke BSC.

1. Base Station Controller ( BSC )

BSC mengatur semua fungsi hubungan radio dari jaringan GSM. BSC
adalah switch berkapasitas besar yang menyediakan fungsi seperti handover HP,
penyediaan chanel radio, dan kumpulan dari konfigurasi data beberapa cell.
Beberapa BSC dapat dikontrol oleh setiap MSC.

1. Radio Base Station ( RBS )

RBS mengendalikan hubungan radio ke handphone. Satu RBS dapat melayani 1, 2,


atau 3 cell. Beberapa RBS dikontrol oleh satu BSC. Ericsson mempunyai 2 jenis base
station, yaitu RBS 200 dan RBS 2000.

Operation And Support System (OSS)

OSS adalah gabungan dari OMC (Operation and Maintenance Center). OSS
menghubungkan jalur dari pendukung operasi pusat, regional, dan lokal serta
aktifitas yang diinginkan oleh jaringan seluler. OSS merupakan satu-kesatuan fungsi
dari jaringan monitor operator dan mengontrol sistem.

OSS dapat dimonitor melalui 2 level fungsi pengaturan. Pusat kontrol jaringan
melalui instalasi dari Network Management Center (NMC), dengan
subordinat Operation and Maintenance Center (OMC) sangat menguntungkan. Staf
NMC dapat berkonsentrasi dalam system-wideissues; dimana perangkat lokal dalam
setiap OMC dapat berkonsentrasi dalam jangka pendek (short term), regional issues.
OMC dan NMC secara fungsional dapat dikombinasikan dalam instalasi fisik yang
sama atau diimplementasikan pada lokasi yang berbeda.

Arsitektur Base Station System (BSS)

Semua fungsi hubungan radio dikonsentrasikan pada BSS. BSS bertanggung jawab
untuk pembangunan dan pemeliharaan hubungan ke MS. BSS mengalokasikan
channel radio untuk suara dan pesan data, membangun hubungan radio, dan
melayani relay station antara MS dan MSC. BSS terdiri dari dua atau tiga bagian
tergantung dari bagaimana fungsi tersebut digunakan, yaitu : Transcoder
Controller (TRC), Base Station Contoller (BSC), dan Radio Base Station(RBS)

Transcoder Controller (TRC)

1. a) Fungsi TRC
Fungsi utama dari TRC adalah untuk melakukan transcoding dan rate
adaption (penyesuaian kecepatan)

1. b) Transcoding

Menkonversi informasi dari PCM coder (A/D converter) ke informasi bicara dalam


GSM coder.

1. c) Rate Adaptation

Rate adaptation melakukan konversi informasi pada sisi terima dari MSC/ VLR pada
kecepatan 64 kbps menjadi kecepatan 16 kbps yang terdiri dari 13 kbps untuk traffik
dan 3 kbps untuk informasi inband signaling. Fungsi ini sangat penting. Tanpa rate
adaption ( penyesuaian kecepatan ) link ke BSC akan menjadi 4 kali kemampuan
kecepatan data. Kemampuan transmisi seperti ini sangat mahal dalam jaringan.
Dengan mengkonversi ke kecepatan 10 Kbps, memungkinkan untuk menggunakan
¼ link transmisi dan peralatan. Dalam sistem GSM Ericsson, TRC mengandung unit-
unit yang melakukan transcoding dan rate adaption. Hardware ini
disebut Transcoder and Rate Adaption Units (TRAUs). Semua TRAUs dikumpulkan,
berarti setiap BSC yang terkoneksi ke TRC dapat meminta untuk menggunakan salah
satu TRAUs untuk particular call. TRC juga memonitor transmisi terus-menerus. Jika
kesalahan dalam kanal bicara terdeteksi, TRAUs akan menghaluskan suara yang
tertuju ke MSC/VLR.

Base Station Controller (BSC)

BSC mengontrol bagian terpenting dari jaringan radio. Tugas terpenting adalah
memastikan fungsi terbaik dari sumber daya radio. Fungsi utama dari BSC adalah :

1. Radio Network Management

Radio Network Management termasuk tugas-tugas di bawah ini :

1. a) Administrasi dari data jaringan radio termasuk:

1. Deskripsi data cell (contoh: identitas cell, nomor channel BCCH, kekuatan


keluaran minimum dan maksimum pada cell, tipe RBS, dll)
2. Sistem informasi data (contoh: informasi apakah suatu cell tidak dapat
mengakses, power output maksimum dan minimum yang diijinkan dalam
suatu cell, identitas channel BCCH dalam lingkungan cell)
3. Data lokasi (contoh: tingkatan cell yang digunakan dalam HCS dan situasi
dimana traffik sedang tinggi)
4. Data yang memuat pembagian cell, termasuk parameter untuk
melakukan handover secara cepat dari cell yang padat.
1. b) Traffik dan pengukuran : (contoh: jumlah panggilan, kepadatan, level
traffik untuk sebuah HP, jumlah handover, jumlah hubungan yang gagal, dll)
2. c) Pengukuran channel yang bebas : RBS mengumpulkan statistik dari HP
tentang kekuatan dan kualitas sinyal. Statistik ini digunakan selama proses alokasi
channel, oleh karena itu channel yang mempunyai interferensi lemah di-alokasikan
untuk hubungan.
3. RBS Management

Implementasi RBS Ericsson adalah orientasi penerima, jaminan tambahan fitur yang
bagus. Ini berarti kecil kemungkinan perangkat menggunakan
beberapa transceiver secara bersama. Filosofi ini memungkinkan adanya hubungan
utama antara BSC dan transceiver dalam RBS. Model logic dari RBS dapat dibangun
dalam BSC dan perangkat RBS dapat dibatasi, disambung, dan tidak disambung.
Tugas utama RBS management adalah:

1. RBS konfigurasi: termasuk alokasi frekuensi untuk kombinasi channel dan


level power untuk setiap cell menurut persediaan perangkat. Jika terdapat
kerusakan pada perangkat karena kehilangan channel penting, perangkat akan
rekonfigurasi, dan mengorbankan channel-channel yang kurang penting.
2. Penanganan software RBS: menyediakan control dari load program.
3. Pemeliharaan perangkat RBS: RBS yang rusak dan terganggu akan terkunci
secara otomatis.

1. TRC Handling

Walau TRAU dilokasikan dalam TRC, BSC sebagai pengontrol persediaan sumber
daya radio pada jaringan GSM, secara rutin mengkoordinasi keadaan TRAU
untuk call. Selama call set-up, BSC menginstruksikan TRC untuk mengalokasikan
peralatan TRA untuk call. Jika satu memungkinkan TRC mengkonfirmasikan alokasi
dari perangkat TRA. Dan BSC akan mengontrol perangkat TRA tersebut
selama call berlangsung.

1. Transmission Network Management

Transmission Network untuk BSC termasuk link-link untuk dan dari MSC/VLR dan


RBS, termasuk Transmission Interface Handling: menyediakan fungsi-fungsi
administrasi, supervisi, test dan lokalisasi kerusakan dari link RBS. Konfigurasi BSC,
alokasi dan supervisi sirkit 64 Kbps dari link PCM ke RBS. Ini juga secara langsung
mengontrol remote switch dalam RBS yang memungkinkan penggunaan sirkit 64
Kbps secara efisien.

1. Internal BSC Operation and Maintenance

Tugas operasi dan pemeliharaan dapat dikerjakan di dalam BSC sendiri atau
diremote dari OSS. Operasi dan pemeliharaan internal BSC adalah sebagai berikut:
1. Pemeliharaan TRH: Administrasi, supervisi dan pengetesan dari TRH
(Trasceiver Handler) dilaksanakan di BSC. TRH terdiri atas hardware dan software.
Sebuah TRH terletak dalam Regional Processor for Group switch (RPG). Satu RPG
bisa melayani beberapa transciever. Dalam satu BSC bisa terdapat beberapa RPG.
2. Processor Load Control di BSC: Fungsi ini memastikan
selama processor mengalami overload, beberapa panggilan masih bisa ditangani
oleh BSC. Jika terlalu banyak panggilan yang diterima, keperluan real time seperti
waktu set-up tidak dapat dipenuhi. Untuk mencegah hal tersebut, beberapa
panggilan perlu ditolak dalam kondisi high load. Panggilan yang baru saja diterima
oleh sistem diberikan pelayanan penuh dan tidak dipengaruhi oleh
kondisi overload.

1. Handling of MS Connections
2. Pembangunan hubungan

Yang termasuk dalam call set-up adalah proses sebagai berikut:

1. Paging: BSC mengirimkan pesan paging ke RBS-RBS yang dibatasi dalam


cakupan LA. Kondisi load di BSC diperiksa sebelum perintah paging dikirimkan ke
RBS.
2. Signalling Set-Up: Selama call set up, hubungan MS ditransfer ke sebuah
SDCCH yang dialokasi oleh sebuah BSC. Jika MS memulai pembangunan
hubungan, BSC memeriksa processor yang load sebelum hubungan diproses lebih
lanjut.
3. Assigment of Traffic Channel: Setelah SDCCH membagi tugas, prosedur call
set-up dilanjutkan dengan pembagian tugas TCH dan BSC. Selama proses
berlangsung, fungsi pengawasan channel radio di BSC diinformasikan bahwa MS
telah dipesan untuk mengganti channel. Jika semua TCH dalam cell diduduki
sebuah usaha bisa dibuat menggunakan TCH pada cell terdekat.

1. Selama hubungan

Fungsi utama BSC selama panggilan adalah:

1. Dynamic Power Control di MS dan RBS: BSC memperhitungkan


kebutuhan output power MS dan BTS didasarkan pada pengukuran yang
diterima dari uplink dan downlink. Ini dikirim ke BTS dan MS setiap 480 ms untuk
mempertahankan kualitas hubungan yang bagus.
2. Locating: Fungsi locating secara terus menerus mengevaluasi hubungan radio
ke MS dan jika diperlukan, menyarankan handover ke cell yang lain. Saran ini
mencakup daftar dari cell-cell handover. Keputusan didasarkan pada hasil
pengukuran dari MS dan BTS.
3. Handover: Jika fungsi locating mengajukan bahwa handover mengambil alih,
BSC kemudian memutuskan cell mana yang akan di_handover dan memulai
proses handover. Jika cell dimiliki oleh BSC yang lain, MSC/VLR harus dilibatkan
dalam handover. Bagaimanapun, dalam sebuah handover, MSC/VLR dikontrol oleh
BSC. Tidak ada pembuatan keputusan yang dibuat MSC karena tidak ada
informasi real-time dari MS dan BTS.
4. Frequency Hopping: 2 type hopping didukung oleh BSC, yaitu:

– Baseband Hopping: melibatkan hopping di antara frekuensi pada transceiver yang


berbeda dalam sebuah cell.

– Synthesizer Hopping: Melibatkan hopping dari frekuensi ke frekuensi


pada transciever yang sama dalam sebuah cell.

Radio Base Station (RBS)

RBS termasuk semua radio dan perangkat interface transmisi yang dibutuhkan


dalam transmisi radio. Tiap-tiap RBS beroperasi saat diberi sepasang frekuensi. Satu
frekuensi digunakan untuk perpindahan sinyal ke MS, dan satu lagi, untuk menerima
sinyal dari MS.

1. a) Radio Resource Management

BSC memiliki update realtime (yang tidak dapat diganggu) menurut sudut pandang


dari bagian jaringan radio. Radio Frequency Measurement dari kekuatan sinyal
dibuat oleh MS dan BTS. Mobile secara terus menerus meng_update laporan
pengukuran yang terdiri dari kekuatan sinyal dan Bit Error Ratio (BER) untuk
melayani BTS, sepanjang kekuatan sinyal dari BTS-BTS terdekat. Laporan
pengukuran ini dikirim oleh BTS ke BSC dimana keputusan handover dibuat.

1. b) Efisiensi Penggunaan Spektrum

Spektrum frekuensi adalah sumber daya yang terbatas. Tugas utama dari BSC
adalah mengoptimalkan penggunaan frekuensi yang tersedia. Feature-feature ini
secara bagian dilokasikan dalam BSC dan RBS. Dua tipe Frequency
Hopping didukung Synthesizer dan Baseband. Frequency Hopping melayani 2 fungsi,
yaitu:

1. Mengembangkan kualitas jalur bicara dari MS yang bergerak pelan


2. Co-channel interference adalah terbatas untuk semua hubungan di dalam
jaringan, penghasil dalam sebuah rencana cell dengan frequency reuse
distance yang lebih pendek, keuntungan peningkatan panggilan.

Discontinuous Transmission (DTX) digunakan bersama dengan frequency


hopping untuk pengembangan lebih jauh dari toleransi interferensi.
Uplink dan downlink DTX diimplementasikan di RBS 2000.
Dukungan untuk Dynamic Power Regulation pada MS dan RBS diimplementasikan di
RBS 2000. Layanan ini membatasi interference level di jaringan dan menghemat
pemakaian power.

1) Distribution Switch Unit (DXU) menyediakan sistem interface ke A


bis interface dan digunakan untuk cross connect time slots individu ke transcievers.
DXU juga menyediakan RBS synchronization timing reference untuk operasi RBS.

2) Transceiver Unit (TRU) mengandung circuit receiver dan transmitter yang


dibutuhkan untuk menangani 8 time slots informasi pada air interface. TRU
mengandung sirkit pengukuran RF yang digunakan untuk testing transmitter &
receiver properties. Combining & Distribution Unit (CDU) bertanggungjawab untuk
mengkombinasikan sinyal yang terkirim dari berbagai transciever dan
mendistribusikan sinyal terima ke semua transciever.

3) Energy Control Unit (ECU) mengawasi & mengontrol DC power quipment (PSUs),


dan meregulasi kondisi lingkungan di dalam kabinet.

4) Power Supply Units (PSUs) Mencatu tegangan AC atau DC sebagai sumber


tegangan utama dan menyediakan sistem tegangan DC.

BSS Interfaces

Ada empat interface utama yang diterima dan dipancarkan oleh BSS yang digunakan
untuk traffic dan signalling information. Interface-interface tersebut adalah A
Interface,  A-ter Interface,  A-bis Interface, dan Air Interface. A
Interface menghubungkan jalur informasi antara MSC/VLR dengan TRC, A-ter
Interface antara TRC dengan BSC-BSC, A-bis Interface mengirim informasi antara
BSC dan BTS, sementara Air Interface beroperasi antara BTS dan MS. Ada dua jalur
pembangunan hubungan interface, yaitu:

– 2 Mbps PCM (E1) interface. Kanal fisik E1 terbagi menjadi 32 ts, masing – masing
dengan bit rate 64 Kbps. Ini adalah konfigurasi normal pada jaringan GSM 900 dan
GSM 1800.

– 1,5 Mbps PCM (T1) interface. Kanal fisik T1 terbagi menjadi 24 ts, masing –
masing dengan bit rate 64 Kbps. Ini adalah konfigurasi normal pada jaringan GSM
1900.

3.4.1 A Interface

A Interface menyediakan dua tipe informasi tersendiri , signalling dan traffic, antara


MSC dengan BSS. Jalur bicara di_transcode di TRC dan SS7 signalling yang
terhubung langsung ke TRC atau pada jalur berbeda ke BSC.

3.4.2 A-ter Interface
Adalah jalur antara TRC dan BSC. Pada TRC jalur bicara di_transcode dari 64 Kbit/s
menjadi 16 Kbps. 13 Kbps untuk jalur informasi dan 3 Kbps untuk in band signaling
information.

3.4.3 A-bis Interface

Bertanggung jawab untuk pengiriman traffic dan signalling information antara BSC


dengan BTS. Protokol transmisi yang digunakan untuk mengirim informasi signaling
pada A-bis Interface adalah Link Access Protocol on the D Channel (LAPD).

A-bis Interface melayani transfer voice dan informasi signalling antara BSC dan


RBS. Signalling antara BSC dan RBS 2000 cukup kompleks. Disana ada signalling ke
DXU dan TRU (Tranceivers unit). Jalur bicara dikodekan oleh TRAU di TRC atau
BSC/TRC. Informasi signalling ditangani didalam BSC oleh TRH. Physical
Layout dari traffic dan signalling ke tiap-tiap TRU pada A-bis Interface tergantung
dari format yang terpilih untuk memfasilitasi transfer informasi.

Air Interface

Air Interface menggunakan teknik Time Division Multiple Access (TDMA) untuk jalur


kirim dan terima dan signalling informasi antara BTS dan MS. Teknik TDMA
digunakan untuk membagi tiap-tiap pembawa menjadi 8 time slot. Time slot ini
kemudian ditandai untuk pemakai tertentu, memungkinkan dapat menangani 8
pembicaraan secara bersamaan pada carrier yang sama.

https://mabadriel.wordpress.com/2016/09/27/sistem-komunikasi-gsm/
Global System for Mobile Communication (GSM mulanya singkatan dari Groupe
Spécial Mobile) adalah sebuah teknologi komunikasi seluler yang bersifat digital.
Teknologi GSM banyak diterapkan pada komunikasi bergerak, khususnya telepon
genggam. Teknologi ini memanfaatkan gelombang mikro dan pengiriman sinyal yang
dibagi berdasarkan waktu, sehingga sinyal informasi yang dikirim akan sampai pada
tujuan. GSM dijadikan standar global untuk komunikasi seluler sekaligus sebagai
teknologi seluler yang paling banyak digunakan orang di seluruh dunia.

Logo GSM digunakan untuk mengidentifikasi ponsel dan peralatan yang cocok.

Struktur jaringan GSM


Sejarah dan perkembangan Sunting
Teknologi komunikasi seluler sebenarnya sudah berkembang dan banyak digunakan
pada awal tahun 1980-an, diantaranya sistem C-NET yang dikembangkan di Jerman
dan Portugal oleh Siemens, sistem RC-2000 yang dikembangkan di Prancis, sistem
NMT yang dikembangkan di Belanda dan Skandinavia oleh Ericsson, serta sistem
TACS yang beroperasi di Inggris. Namun teknologinya yang masih analog membuat
sistem yang digunakan bersifat regional sehingga sistem antara negara satu dengan
yang lain tidak saling kompatibel dan menyebabkan mobilitas pengguna terbatas
pada suatu area sistem teknologi tertentu saja (tidak bisa melakukan roaming antar
negara).

Teknologi analog yang berkembang, semakin tidak sesuai dengan perkembangan


masyarakat Eropa yang semakin dinamis, maka untuk mengatasi keterbatasannya,
negara-negara Eropa membentuk sebuah organisasi pada tahun 1982 yang
bertujuan untuk menentukan standar-standar komunikasi seluler yang dapat
digunakan di semua negara Eropa. Organisasi ini dinamakan Group Special Mobile
(GSM). Organisasi ini memelopori munculnya teknologi digital seluler yang kemudian
dikenal dengan nama Global System for Mobile Communication atau GSM.

GSM muncul pada pertengahan 1991 dan akhirnya dijadikan standar telekomunikasi
seluler untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European Telecomunication Standard
Institute). Pengoperasian GSM secara komersil baru dapat dimulai pada awal kuartal
terakhir 1992 karena GSM merupakan teknologi yang kompleks dan butuh
pengkajian yang mendalam untuk bisa dijadikan standar. Pada September 1992,
standar type approval untuk handphone disepakati dengan mempertimbangkan dan
memasukkan puluhan item pengujian dalam memproduksi GSM.

Pada awal pengoperasiannya, GSM telah mengantisipasi perkembangan jumlah


penggunanya yang sangat pesat dan arah pelayanan per area yang tinggi, sehingga
arah perkembangan teknologi GSM adalah DCS (Digital Cellular System) pada alokasi
frekuensi 1800 MHz. Dengan frekuensi tersebut, akan dicapai kapasitas pelanggan
yang semakin besar per satuan sel. Selain itu, dengan luas sel yang semakin kecil
akan dapat menurunkan kekuatan daya pancar handphone, sehingga bahaya radiasi
yang timbul terhadap organ kepala akan dapat di kurangi. Pemakaian GSM
kemudian meluas ke Asia dan Amerika, termasuk Indonesia. Indonesia awalnya
menggunakan sistem telepon seluler analog yang bernama AMPS (Advances Mobile
Phone System) dan NMT (Nordic Mobile Telephone). Namun dengan hadir dan
dijadikannnya standar sistem komunikasi seluler membuat sistem analog perlahan
menghilang, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di Eropa. Pengguna GSM pun
semakin lama semakin bertambah. Pada akhir tahun 2005, pelanggan GSM di dunia
telah mencapai 1,5 miliar pelanggan. Akhirnya GSM tumbuh dan berkembang
sebagai sistem telekomunikasi seluler yang paling banyak digunakan di seluruh
dunia.
Spesifikasi teknis Sunting
Di Eropa, pada awalnya GSM didesain untuk beroperasi pada frekuensi 900 Mhz.
Pada frekuensi ini, frekuensi uplinks-nya digunakan frekuensi 890–915 MHz,
sedangkan frekuensi downlinksnya menggunakan frekuensi 935–960 MHz. Bandwith
yang digunakan adalah 25 Mhz (915–890 = 960–935 = 25 Mhz), dan lebar kanal
sebesar 200 Khz. Dari keduanya, maka didapatkan 125 kanal, di mana 124 kanal
digunakan untuk suara dan satu kanal untuk sinyal. Pada perkembangannya, jumlah
kanal 124 semakin tidak mencukupi dalam pemenuhan kebutuhan yang disebabkan
pesatnya pertambahan jumlah pengguna. Untuk memenuhi kebutuhan kanal yang
lebih banyak, maka regulator GSM di Eropa mencoba menggunakan tambahan
frekuensi untuk GSM pada band frekuensi di range 1800 Mhz dengan frekuensi
1710-1785 Mhz sebagai frekuensi uplinks dan frekuensi 1805-1880 Mhz sebagai
frekuensi downlinks. GSM dengan frekuensinya yang baru ini kemudian dikenal
dengan sebutan GSM 1800, yang menyediakan bandwidth sebesar 75 Mhz (1880-
1805 = 1785–1710 = 75 Mhz). Dengan lebar kanal yang tetap sama yaitu 200 Khz
sama, pada saat GSM pada frekuensi 900 Mhz, maka pada GSM 1800 ini akan
tersedia sebanyak 375 kanal. Di Eropa, standar-standar GSM kemudian juga
digunakan untuk komunikasi railway, yang kemudian dikenal dengan nama GSM-R.

Arsitektur jaringan Sunting


Secara umum, network element dalam arsitektur jaringan GSM dapat dibagi
menjadi:

Mobile Station (MS)


Base Station Sub-system (BSS)
Network Sub-system (NSS),
Operation and Support System (OSS)
Secara bersama-sama, keseluruhan network element di atas akan membentuk
sebuah PLMN (Public Land Mobile Network).

Mobile Station (MS) merupakan perangkat yang digunakan oleh pelanggan untuk
melakukan pembicaraan. Terdiri atas:

Mobile Equipment (ME) atau handset, merupakan perangkat GSM yang berada di sisi
pengguna atau pelanggan yang berfungsi sebagai terminal transceiver (pengirim dan
penerima sinyal) untuk berkomunikasi dengan perangkat GSM lainnya.
Subscriber Identity Module (SIM) atau SIM Card, merupakan kartu yang berisi
seluruh informasi pelanggan dan beberapa informasi pelayanan. ME tidak akan
dapat digunakan tanpa SIM didalamnya, kecuali untuk panggilan darurat. Data yang
disimpan dalam SIM secara umum, adalah:
IMMSI (International Mobile Subscriber Identity), merupakan penomoran pelanggan.
MSISDN (Mobile Subscriber ISDN), nomor yang merupakan nomor panggil
pelanggan.
Base Station System (BSS), terdiri atas:

BTS Base Transceiver Station, perangkat GSM yang berhubungan langsung dengan
MS dan berfungsi sebagai pengirim sinyal.
BSC Base Station Controller, perangkat yang mengontrol kerja BTS-BTS yang berada
di bawahnya dan sebagai penghubung BTS dan MSC
Network Sub System (NSS), terdiri atas:

Mobile Switching Center atau MSC, merupakan sebuah network element central
dalam sebuah jaringan GSM. MSC sebagai inti dari jaringan seluler, di mana MSC
berperan untuk interkoneksi hubungan pembicaraan, baik antar seluler maupun
dengan jaringan kabel PSTN, ataupun dengan jaringan data.
Home Location Register atau HLR, yang berfungsi sebagai sebuah database untuk
menyimpan semua data dan informasi mengenai pelanggan agar tersimpan secara
permanen.
Visitor Location Register atau VLR, yang berfungsi untuk menyimpan data dan
informasi pelanggan.
Authentication Center atau AuC, yang diperlukan untuk menyimpan semua data
yang dibutuhkan untuk memeriksa keabsahaan pelanggan. Sehingga pembicaraan
pelanggan yang tidak sah dapat dihindarkan.
Equipment Identity Registration atau EIR, yang memuat data-data pelanggan.
Operation and Support System (OSS), merupakan sub sistem jaringan GSM yang
berfungsi sebagai pusat pengendalian, diantaranya fault management, configuration
management, performance management, dan inventory management.

Frekuensi pada 3 Operator Terbesar di Indonesia

Indosat: 890 – 900 Mhz (10 Mhz)


Telkomsel: 900 – 907,5 Mhz (7,5 Mhz)
Excelcomindo: 907,5 – 915 Mhz (7,5 Mhz)
Keunggulan sebagai teknologi generasi kedua (2G) Sunting
GSM, sebagai sistem telekomunikasi seluler digital memiliki keunggulan yang jauh
lebih banyak dibanding sistem analog, di antaranya:

Kapasitas sistem lebih besar, karena menggunakan teknologi digital di mana


penggunaan sebuah kanal tidak hanya diperuntukkan bagi satu pengguna saja
sehingga saat pengguna tidak mengirimkan informasi, kanal dapat digunakan oleh
pengguna lain.
Sifatnya yang sebagai standar internasional memungkinkan roaming mancanegara
Dengan teknologi digital, tidak hanya mengantarkan suara, tetapi memungkinkan
servis lain seperti teks, gambar, dan video.
Keamanan sistem yang lebih baik
Kualitas suara lebih jernih dan peka.
Mobile (dapat dibawa ke mana-mana)
Bagaimanapun, keunggulan GSM yang beragam pantas saja membuatnya menjadi
sistem telekomunikasi seluler terbesar penggunanya di seluruh dunia
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Global_System_for_Mobile_Communications

Anda mungkin juga menyukai