ABSTRAK ABSTRACT
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui The purpose of this experiment was to
pengaruh sistem irigasi berselang terhadap determine the effect of intermittent irrigation
produktivitas tanaman padi varietas Inpari- system on the productivity of rice Inpari-13
13. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun variety. This experiment was done in
Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Experiment Farm of Faculty of Agriculture
Brawijaya di Desa Kepuharjo, Kecamatan Brawijaya University Malang. The method
Karangploso, Kabupaten Malang mulai that used in this experiments was Split Plot
Bulan Maret sampai Juli 2012. Metode Design with intervals of wet days as the
percobaan yang digunakan adalah main plot (MP) with 3 levels (G1: 2 days
Rancangan Petak Terbagi (RPT) dengan flooded, G2: 3 days flooded, G3: 4 days
interval hari tergenang sebagai petak utama flooded), and intervals of dry days as the
(PU) dengan 3 taraf (G1: 2 hari tergenang, subplot (SP) with 4 levels (K1: 2 days dry,
G2: 3 hari tergenang, G3: 4 hari tergenang) K2: 4 days dry, K3: 6 days dry, K4: 8 days
dan interval hari kering sebagai anak petak dry), as well as the control treatment (K0: no
(AP) dengan 4 taraf (K1: 2 hari kering, K2: 4 dry day). Based on the experimental results
hari kering, K3: 6 hari kering, K4: 8 hari it was concluded that there is a quadratic
kering), serta perlakuan kontrol (K0: tanpa relationship at intervals of 2 days of flooding
hari kering). Berdasarkan hasil percobaan on a dry day interval in the parameter of
didapatkan kesimpulan bahwa terdapat weight of dry grain and production of dry
hubungan yang kuadratik pada interval 2 grain per hectare. Interval 2 days of flooding
hari penggenangan terhadap interval hari has the effect of 99.85% on all dry day
kering pada parameter bobot gabah kering intervals in the parameter of weight of dry
giling dan produksi gabah kering giling per grain and production of dry grain per
hektar. Interval 2 hari penggenangan hectare. Interval of 2 and 6 until 8 days dry
mempunyai pengaruh 99,85% pada semua gave the same result if it combined with
interval hari kering terhadap parameter interval of 2 until 3 days flooded, that was
-1
bobot gabah kering giling dan produksi 6.49 until 6.77 tonnes ha
gabah kering giling per hektar. Interval
pengeringan 2 hari dan 6 sampai 8 hari Keywords: Intermittent Irrigation, Rice,
memberikan hasil yang sama tinggi apabila Inpari-13 Variety, SRI, System of Rice
dikombinasikan dengan interval Intensification
penggenangan 2 sampai 3 hari yaitu 6,49
-1
sampai 6,77 ton ha . PENDAHULUAN
Kata Kunci: Sistem Irigasi Berselang, Pada tahun 2011, jumlah penduduk
Budidaya Padi, Varietas Inpari-13, SRI, Indonesia sudah mencapai 240 juta jiwa
System of Rice Intensification dengan laju pertumbuhan penduduk sekitar
43
Keterangan :Bilangan yang didampingi huruf besar yang tidak sama pada kolom yang sama menunjukkan
berbeda nyata berdasarkan analisis ortogonal kontras; bilangan yang didampingi huruf kecil yang sama
pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT pada taraf 5%; tn : tidak
berbeda nyata; HST : hari setelah tanam.
30
Panjang Akar (cm)
25
20
15
10 y = 0,7928x + 21,159
R² = 0,9616
5
0
0 2 4 6 8 10
Interval Hari Kering (Hari)
27 30
y = 1,5208x + 20,299
26,5 R² = 0,9984 25
Jumlah Anakan
Jumlah Anakan
26
20
25,5
25 15
24,5 10 y = -0,246x2 + 2,1349x + 21,454
24
5 R² = 0,6726
23,5
23 0
0 1 2 3 4 5 0 2 4 6 8 10
Interval Hari Basah Interval Hari Kering
(a) (b)
Gambar 2 Pola hubungan antara interval hari basah (a) dan interval hari kering (b) terhadap
jumlah anakan
Keterangan : Bilangan yang didampingi huruf besar yang tidak sama menunjukkan berbeda nyata
berdasarkan analisis ortogonal kontras; tn : tidak nyata; HST : hari setelah tanam.
47
Keterangan : Bilangan yang didampingi huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji
BNT pada taraf 5%; HST : hari setelah tanam.
Tabel 4 Rerata bobot gabah kering giling akibat dari perlakuan hari basah dan hari kering
Keterangan : Bilangan yang didampingi huruf kecil yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata
berdasarkan uji BNT pada taraf 5%.
y= -75646x + 602,28
800,00 2
R = 0,0116
Bobot Gabah Kering Giling (g)
700,00
600,00
500,00 y = -25,658x2 + 335,85x - 397,16
400,00 R² = 0,9985
300,00
200,00
y = -12,514x + 315,93
100,00
R² = 0,1215
0,00
0 2 4 6 8 10
Interval Hari Kering
Gambar 3 Grafik Interaksi Antara Interval Hari Basah dan Interval Hari Kering Terhadap Bobot
Gabah Kering Giling
48
1.5 Bobot Gabah Kering Giling Pada perlakuan panjang akar terjadi
Berdasarkan data pada Tabel 4 dapat perbedaan antara kontrol dan rerata antar
terlihat bahwa bobot gabah kering giling perlakuan pada umur 33, 53, dan 83 HST.
perlakuan 2 hari basah, 6 hari kering; 3 hari Pengaruh faktor anak petak (hari kering)
basah, 2 hari kering, dan 3 hari basah, 8 terjadi pada umur 53, 63, dan 83 HST.
hari kering tidak berbeda nyata, tetapi bobot Perbedaan panjang akar ini terjadi karena
gabah kering giling ketiga perlakuan tanaman yang berada dalam cekaman
tersebut lebih tinggi daripada perlakuan kekeringan cenderung berusaha untuk
yang lain. Gambar 3 adalah grafik interaksi mencari sumber air dengan menambah
yang terjadi akibat perlakuan interval hari panjang akar. Hal ini sesuai dengan
tergenang dan interval hari kering terhadap pernyataan Sairam, Kumutha, Ezhilmathi,
bobot gabah kering giling. Interval 2 hari Desmukh, dan Srivastava (2008) yang
tergenang memberikan pengaruh paling menyatakan bahwa tanaman akan
tinggi dibandingkan interval hari tergenang membentuk akar adaptif yang disebut akar
lainnya pada semua interval hari kering adventif yang akan menggantikan peran
yaitu sebesar 74,78%. dari sistem akar utama. Lestari (2006)
menambahkan bahwa mekanisme toleransi
6. Produksi Gabah Kering Giling per pada tanaman yang berada dalam kondisi
Hektar tercekam adalah akar mempunyai
Berdasarkan data pada Tabel 5 dapat kemampuan untuk menyerap air di lapisan
dilihat terdapat perbedaan yang nyata tanah yang paling dalam. Hal ini dapat
antara rerata perlakuan kontrol dengan terjadi saat tanaman memanjangkan akar.
rerata perlakuan yang lain. Perlakuan 2 hari Apabila dilihat pada data, perlakuan 8 hari
basah 6 hari kering, 3 hari basah 2 hari kering mempunyai akar yang lebih panjang
kering, dan 3 hari basah 8 hari kering dibandingkan dengan perlakuan yang lain.
memiliki produksi gabah kering giling tidak Pada parameter jumlah anakan,
berbeda nyata, namun ketiga perlakuan perlakuan hari basah dan hari kering tidak
tersebut berbeda nyata dengan perlakuan memberikan hasil yang nyata tetapi apabila
yang lain. Gambar 4 adalah grafik interaksi dilihat secara umum, jumlah anakan pada
yang terjadi akibat perlakuan interval hari periode pengeringan 6 dan 8 hari
tergenang dan interval hari kering terhadap memberikan jumlah anakan lebih banyak
bobot gabah kering giling. Interval 2 hari namun hal ini tidak berbeda nyata secara
tergenang memberikan pengaruh paling statistik. Pada parameter bobot kering total
tinggi dibandingkan interval hari tergenang tanaman terjadi interaksi pada umur 73
lainnya pada semua interval hari kering HST. Bobot kering total tanaman tertinggi
yaitu sebesar 74,78%. terjadi pada perlakuan 2 hari basah 6 hari
kering. Hal ini dapat terjadi karena pada
2. Pembahasan perlakuan tersebut memiliki jumlah anakan
Pertumbuhan adalah proses yang lebih banyak, sehingga memiliki
penambahan ukuran pada organ tanaman. biomassa yang lebih banyak pula. Kondisi
Proses penambahan ukuran ini bersifat lahan yang tergenang ataupun kering akan
tetap atau tidak dapat balik (irreversible). mempengaruhi kondisi unsur hara di dalam
Pertumbuhan suatu tanaman sangat tanah. Pada saat lahan tergenang, lahan
dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan akan menjadi lahan reduksi, yang berarti
seperti cahaya matahari, temperatur, terdapat beberapa perubahan fisikokimia
ketersediaan air, dan ketersediaan unsur dalam tanah. Beberapa perubahan itu
hara. Semua faktor lingkungan tersebut adalah turunnya nilai potensi reduksi-
harus tersedia dalam jumlah yang cukup oksidasi (redoks) beberapa unsur hara.
agar dapat mendukung pertumbuhan Penurunan nilai potensi redoks ini secara
tanaman secara optimal. umum akan bersifat racun bagi tanaman.
49
-1
Perlakuan Rerata Produksi Gabah Kering Giling (Ton ha )
Kontrol 1,65 A
Rerata Perlakuan 4,21 B
Interval Hari Kering
Interval Hari Basah 2 Hari 4 Hari 6 Hari 8 Hari
2 Hari 1,60 a 5,19 e 6,49 fg 6,19 f
3 Hari 6,57 g 5,07 e 3,04 c 6,77 g
4 Hari 3,53 d 1,60 a 1,83 a 2,67 b
BNT 5% 0,36
Keterangan :Bilangan yang didampingi huruf besar yang tidak sama menunjukkan berbeda
nyata berdasarkan analisis ortogonal kontras; bilangan yang didampingi huruf kecil yang sama
menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji BNT pada taraf 5%.
8
Produksi Gabah Kering Giling
y = -0,0719x + 5,7217
7 R² = 0,0116
6
5
(ton ha-1)
Gambar 4 Grafik interaksi interval hari basah dan interval hari kering terhadap produksi gabah
kering giling
Namun kondisi lahan tergenang ini ditimbulkan adalah laju dekomposisi bahan
tidak selamanya merugikan, ada unsur hara organik menjadi lambat. Irigasi terputus atau
makro yang semula terikat dalam tanah irigasi berselang akan memberikan
akan menjadi tersedia bagi tanaman yaitu kesempatan bagi oksigen untuk masuk ke
fosfat (P) dan beberapa unsur hara mikro dalam tanah, hal ini dapat membantu
yang ketersediaannya meningkat pada aktivitas mikroorganisme aerob. Apabila
kondisi lahan tergenang seperti silikon (Si), aktivitas mikroorganisme aerob meningkat
molibdenum (Mo) (Setyorini et al., 2009). maka akan meningkatkan laju dekomposisi
Penggenangan lahan juga menyebabkan bahan organik, yang berarti akan
aktivitas mikroorganisme aerob menjadi meningkatkan unsur hara yang tersedia
terganggu karena tidak adanya oksigen bagi tanaman.
yang masuk ke dalam tanah. Akibat yang
50