Bab 7 Biaya Modal
Bab 7 Biaya Modal
BIAYA MODAL
(COST OF CAPITAL)
Pendahuluan
Materi Biaya Modal (Cost of Capital) akan menjelaskan mengenai
pengertian dan pentingnya biaya modal, jenis-jenis biaya modal dan bagaimana
menghitungnya, serta bagaimana penggunaan analisis biaya modal dalam menilai
suatu kebijakan pendanaan yang dilakukan oleh CFO. Sebagaimana telah
diketahui bahwa ketika perusahaan membutuhkan dana untuk dibelanjakan
(dialokasikan) pada kegiatan investasi, baik pendanaan jangka pendek maupun
pendanaan jangka panjang, baik pendanaan internal maupun pendanaan eksternal.
Apakah keputusan pendanaan (financing decision) yang akan dilakukan oleh
CFO akan diputuskan begitu saja tanpa perhitungan? Tentunya tidak!
Materi Biaya Modal dimaksudkan sebagai bekal bagi mahasiswa untuk
melaksanakan tugas-tugas dalam menilai rencana pendanaan atas suatu investasi
yang akan dilakukan perusahaan. Oleh karena itu, dengan mengikuti materi ini
mahasiswa dapat membantu CFO dalam menilai kebijakan pendanaan, khususnya
pendanaan jangka panjang dari suatu rencana investasi yang akan dilakukan oleh
perusahaan sesuai kondisi yang dihadapi.
OWNERS Kompensasi
USERS
RRoR CoC
____________________________
Gambar 7.1. Konsep dasar hubungan antara RroR dengan CoC
Tingkat keuntungan bebas risiko (risk free rate) dipengaruhi oleh dua
faktor, yaitu:
1. Tingkat inflasi yang diharapkan
2. Permintaan dan Penawaran dana dalam ekonomi secara keseluruhan
Sedangkan risk premium dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu:
1. Risiko Usaha (Business risk)
Business risk ditunjukkan oleh variabilitas laba sebelum bunga dan pajak
(Earning Before Interest and Tax = EBIT) yang ditentukan oleh variabilitas
penerimaan penjualan dan biaya operasi serta operating leverage yang
digunakan perusahaan.
2. Risiko Keuangan (financial risk)
Financial risk ditunjukkan oleh tingkat variabilitasi laba per lembar saham
(earning per share = EPS) karena penggunaan dana dengan beban tetap
seperti utang dan saham preferen.
Saham Biasa
Saham Preferen
Utang Perusahaan
Rf
0 Risiko
_______________________________
Gambar 7.2. Hubungan antara Tingkat Keuntungan dengan Risiko
Contoh 7.1.
Perusahaan “The Blues” menawarkan dividen kepada investornya pada
tahun pertama atas saham yang diterbitkan senilai Rp 1.200,00 per
lembar. Dividen ini diperkirakan meningkat 2 persen per tahun dengan
jumlah yang tetap. Harga pasar saham Rp 12.000,00 per lembar.
Hitunglah besarnya biaya modal ekuitas (cost of equity = ke)
Perusahaan “The Blues”.
Penyelesaian:
Dengan menggunakan Persamaan 7.2 dapat dihitung biaya modal
ekuitas (cost of equity = ke) sebagai berikut:
Keterangan:
Ri adalah tingkat keuntungan yang diharapkan atas suatu saham
Rf adalah tingkat keuntungan investasi bebas risiko
E(RM) adalah ekspektasi tingkat keuntungan pasar
βi adalah risiko fundamental saham
Contoh 7.2.
Manajemen Perusahaan “The Reds” memutuskan untuk menerbitkan
saham sebagai upaya memenuhi kebutuhan pendanaan atas investasi
yang direncanakan oleh perusahaannya. Diperkirakan beta saham “The
Reds” tersebut adalah 1,25; tingkat suku bunga investasi bebas risiko
yang diindikasikan oleh tingkat suku bunga SBI adalah 8% sedangkan
ekspektasi return pasar adalah 10%. Hitunglah besarnya biaya modal
ekuitas Perusahaan “The Reds”.
Penyelesaian:
Dengan menggunakan Persamaan 7.5 dapat dihitung besarnya biaya
modal ekuitas Perusahaan “The Reds” sebagai berikut:
ke 8% 10% 8% x 1,25
10,5%
Penyelesaian:
Dengan menggunakan Persamaan 7.6 dapat dihitung besarnya biaya modal
saham preferen sebagai berikut:
5.000
kp
55.000
9,09%
Berdasarkan hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa untuk
menerbitkan saham preferen, Perusahaan “Amanda” mengeluarkan
biaya sebesar 9,09% dari setiap dana yang diperoleh. Sebaliknya bagi
investor akan mendapatkan tingkat keuntungan (rate of return) sebesar
9,09%.
I1 I2 In Pn
P0 ........ (7.8)
(1 kd ) (1 kd )
t 2
(1 kd ) n
(1 kd ) n
ki kd (1 T ) (7.9)
Jika obligasi baru dijual dengan harga sama dengan nilai nominal dan
tidak floation cost, maka biaya utang (cost of debt) adalah sama
dengan tingkat bunga yang menyamakan present value penerimaan
bunga dan pelunasan pokok pinjaman (tingkat = kd). Karena
pembayaran bunga merupakan pengurangan pajak (tax deductible),
maka biaya utang setelah pajak (k1) harus disesuaikan dengan cara
mengalikan (1- pajak).
Contoh 7.4.
Perusahaan Fatamorgana bermaksud menerbitkan obligasi untuk
membiayai rencana investasinya. Perusahaan menerbitkan obligasi
dengan nilai nominal Rp 100.000,00 per lembar dan jatuh tempo 10
tahun serta diperkirakan harga pasarnya pada saat jatuh tempo menjadi
Contoh 7.5.
PT ANTARIKSA beroperasi dalam memproduksi meubel. Perusahaan ini
bermaksud mengembangkan perusahaannya. Sejalan dengan rencana tersebut,
perusahaan ini membutuhkan dana sebesar Rp 150.000.000,00. Adapun sumber
modal yang direncanakan ditunjukkan pada Tabel 7.3.
Tabel 7.3. Jumlah dana dan biaya modal individual (ilustrasi PT Antariksa)
Sumber modal Jumlah (Rp) Biaya Modal Setelah Pajak (%)
Utang 45.000.000 15,50
Saham Preferen 30.000.000 18,75
Saham Biasa 45.000.000 24,50
7.5 Penutup
1. Kesimpulan
Pembahasan Biaya Modal di atas telah memberikan gambaran tentang
kegunaan biaya modal, serta bagaimana melakukan perhitungan biaya modal
atas pendanaan yang dilakukan oleh Chief Financial Officer (CFO). Terdapat
tiga jenis biaya modal berdasarkan jenis pendanaannya yaitu biaya modal
saham biasa (ekuitas), biaya modal saham preferen, dan biaya modal utang.
Setiap jenis biaya modal tersebut dapat dihitung sesuai dengan metodenya
masing-masing.
3. Studi Kasus
Kasus 7.1.
PT SRIAYU memperoleh keuntungan sebesar Rp 1.500,00 per lembar saham
(EPS) dan dibayar sebagai deviden sebesar Rp 500,00. Hasil netto penjualan
saham sebesar Rp 10.000,00 per lembar saham. Diperkirakan deviden dan
harga saham mempunyai pertumbuhan 5% per tahun.
Pertanyaan :
Tentukan besarnya biaya modal, baik tanpa pertumbuhan maupun adanya
pertumbuhan.
Kasus 7.2.
PT DELTAMAS merupakan sebuah perusahaan yang membutuhkan modal
sebesar Rp 1.000.000,00. Untuk membiayai modal tersebut, perusahaan
mengambil dari laba ditahan sebesar Rp 750.000,00 dan sisanya diperoleh dari
pinjaman bank. Apabila biaya modal laba ditahan sebesar 15% dan biaya
modal pinjaman sebesar 10% serta tarif pajak sebesar 22%.
Pertanyaan :
Tentukan besarnya biaya modal rata-rata tertimbang (ko)
Kasus 7.3.
Adobe Online Inc. has an equity beta of 1.29 and a debt-to-equity ratio of 1.0.
The expected return on the market is 13 percent and the risk-free rate is seven
percent. The before-tax cost of debt capital is 7 percent. The corporate tax rate
is 35 percent.
1) What is Adobe Online’s cost of equity?
Pendahuluan
Materi Struktur Modal (Capital Structure) akan menjelaskan mengenai
pengertian dan pentingnya struktur modal, jenis-jenis pendekatan dalam struktur
modal, serta bagaimana penggunaan pendekatan struktur modal dalam menilai
suatu kebijakan pendanaan yang dilakukan oleh CFO. Sebagaimana telah
diketahui bahwa ketika perusahaan membutuhkan dana untuk dibelanjakan
(dialokasikan) pada kegiatan investasi, baik pendanaan jangka pendek maupun
pendanaan jangka panjang, baik pendanaan yang memiliki beban finansial yang
bersifat tetap (utang dan saham preferen) maupun yang bersifat tidak tetap (saham
biasa). Apakah keputusan pendanaan (financing decision) yang akan dilakukan
oleh CFO akan diputuskan begitu saja tanpa perhitungan ? Tentunya tidak!
Materi Struktur Modal dimaksudkan sebagai bekal bagi mahasiswa untuk
melaksanakan tugas-tugas dalam menilai rencana pendanaan atas suatu investasi
yang akan dilakukan perusahaan. Oleh karena itu, dengan mengikuti materi ini
mahasiswa dapat membantu CFO dalam menilai kebijakan pendanaan dari suatu
rencana investasi yang akan dilakukan oleh perusahaan sesuai kondisi yang
dihadapi.
ke
ko
ki
0 D/E Ratio
___________________________________
Gambar 8.1. Pendekatan Laba Bersih
ke
ko
ki
0 D/ERatio
___________________________________
Gambar 8.2. Pendekatan Laba Operasi Bersih
3. Pendekatan Tradisional
Pada pendekatan ini, mengaggap bahwa biaya modal sendiri (ke) akan naik
apabila ratio utang meningkat dan biaya utang (kl) akan meningkat apabila
ke
ko
ki
0 D/ERatio
___________________________________
Gambar 8.3. Pendekatan Tradisional
5. Pendekatan EBIT-EPS
Pendekatan EBIT-EPS menentukan hubungan antara laba per lembar saham
(earning per share = EPS) dengan laba sebelum bunga dan pajak (earning
before interest and tax = EBIT) pada beberapa alternatif pembelanjaan yang
berbeda-beda dan titik kesamaan (indifference points) masing-masing
alternatif pembelanjaan tersebut.
EBIT = XXXXXXXXX
(-) INTEREST EXPENSE (I) = XXXXXXXXX
(=) EBT = XXXXXXXXX
(-) TAX = XXXXXXXXX
(=) EAT = XXXXXXXXX
(-) PD = XXXXXXXXX
(=) EACS = XXXXXXXXX
(:) NS = XXXXXXXXX
(=) EPS = XXXXXXXXX
Contoh 8.1.
Penyelesaian:
8.5 Penutup
1. Kesimpulan
Pembahasan Struktur Modal di atas telah memberikan gambaran tentang
kegunaan struktur modal, serta bagaimana melakukan penilaian terhadap
kebijakan pendanaan yang dilakukan oleh Chief Financial Officer (CFO).
Kasus 8.2
PT AUDINA mempunyai uitang sebesar Rp 3.000.000,00 dengan bunga
sebesar 5% per tahun. Perkiraan laba usaha setiap tahun adalah Rp
1.000.000,00 dengan tingkat kapitalisasi perusahaan (ko) sebesar 10%. Apabila
perusahaan tersebut menambah utangnyamenjadi Rp 6.000.000,00 dengan
bunga 5% per tahun. Tentukan besarnya nilai perusahaan sebelum dan sesudah
penambahan utang.
Kasus 8.3
PT ANANDA mempunyai utang sebesar Rp 3.000.000,00 dengan bunga 5%
per tahun. Perkiraan laba usaha setiap tahun sebesar Rp 1.000.000,00 dengan
tingkat kapitalisasi modal sendiri (k e) sebesar 11%. Apabila perusahaan
tersebut menambah utangnya menjadi Rp 6.000.000,00 dengan tingkat bunga
6% per tahun dan biaya modal sendiri (k e) sebesar 14%. Tentukan besarnya
nilai perusahaan.
Kasus 8.4
PT NITA dan PT NINA beroperasi pada kondisi yang sama. PT NITA tidak
memiliki utang sedangkan PT NINA memiliki obligasi 12% sebesar Rp
300.000,00. Laba operasi bersih masing-masing Rp 100.000,00. biaya modal
sendiri (kS) masing-masing PT NITA sebesar 15% dan PT NINA sebesar 16%.
Tentukan besarnya nilai perusahaan masing-masing perusahaaan.
Pendahuluan
Materi Analisis Leverage akan menjelaskan mengenai pengertian analisis
leverage, pentingnya analisis leverage, serta bagaimana model-model analisis
leverage. Sebagaimana telah disaksikan bahwa perjalanan hidup suatu perusahaan
identik dengan perjalanan hidup atau karir seseorang yaitu bersifat pasang surut.
Kadang sukses dan kadang gagal; kadang meningkat dan kadang menurun, dsb.
Apakah tindakan atau kebijakan yang ditempuh oleh CFO sama pada setiap
keadaan? Tentunya tidak!
Analisis leverage dimaksudkan sebagai bekal bagi mahasiswa untuk
melaksanakan tugas-tugas dalam merencanakan dan mengendalikan keuangan
perusahaan. Oleh karena itu, dengan mengikuti materi ini mahasiswa dapat
menganalisis kebijakan CFO dalam perlakuan atas pembebanan biaya-biaya
operasi dan kebijakan dalam pendanaan yang digunakan perusahaan pada
berbagai kondisi yang berbeda.
Penjualan xxxxxxx
(-) Harga Pokok Penjualan xxxxxxx
(=) Laba Kotor xxxxxxx OL
(-) Beban-beban Operasi xxxxxxx
(=) Laba Operasi xxxxxxx
(-) Beban Bunga xxxxxxx
(=) Laba sebelum Pajak xxxxxxx TL
(-) Pajak Penghasilan xxxxxxx
(=) Laba setelah Pajak xxxxxxx FL
(-) Dividen Saham Preferen xxxxxxx
(=) Laba bagi Pemegang Saham Biasa xxxxxxx
(:) Jumlah Lembar Saham Biasa xxxxxxx
(=) Laba per Lembar Saham Biasa xxxxxxx
___________________________
Skema 9.1. Kerangka Analisis Leverage
Contoh 9.1.
PT Aquoprima saat ini dapat menjual produknya sebanyak 10.000 unit dengan
harga Rp 10.000. Harga pokok penjualan dan beban-beban operasi sebesar Rp
60 juta per tahun. Komposisi biaya tetap sebesar 40% dari seluruh biaya.
Hitunglah besarnya Degree of Operating Leverage (DOL) perusahaan
tersebut.
Penyelesaian:
Dengan menggunakan Persamaan 9.2 dapat dihitung besarnya DOL sebagai
berikut:
10.00010.000 3.600
DOL
10.00010.000 3.600 24.000.000
64.000.000
40.000.000
1,6
Atau menggunakan Persamaan 9.3 dapat dihitung besarnya DOL sebagai
berikut:
100.000.000 36.000.000
DOL
100.000.000 36.000.000 24.000.000
64.000.000
40.000.000
1,6
Berdasarkan hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa pada tingkat
penjualan sebanyak 10.000 unit, maka setiap perubahan penjualan sebesar 1%
akan mengakibatkan perubahan laba operasi (EBIT) sebesar 1,6%.
Contoh 9.2.
Sejalan dengan Contoh 9.1 di atas, apabila perusahaan ini membayar beban-
beban pendanaan yang meliputi beban bunga sebesar Rp 8.000.000,00 dan
dividen saham preferen sebesar Rp 2.000.000,00. Perusahaan ini juga
membayar pajak penghasilan 22%.
Penyelesaian:
Dengan menggunakan Persamaan 9.5 dapat dihitung besarnya DFL sebagai
berikut:
40.000.000
DFL
40.000.000 8.000.000 2.000.000 / 1 22%
40.000.000
29.435.897,44
1,36
Berdasarkan hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa setiap perubahan
laba operasi (EBIT) sebesar 1% akan mengakibatkan perubahan laba per
lembar saham (EPS) sebesar 1,36%.
Contoh 9.3.
Sejalan dengan Contoh 9.1 dan 9.2 di atas, dengan menggunakan Persamaan
9.7 dapat dihitung besarnya DTL sebagai berikut:
DTL = 1,6 x 1,36
= 2,176
Atau menggunakan Persamaan 9.8, dapat dihitung besarnya DTL sebagai
berikut:
10.00010.000 3.600
DTL
10.00010.000 36.000 24.000.000 8.000.000 2.000.000 / 1 22%
64.000.000
29.435.897,44
1,174
Berdasarkan hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwa setiap perubahan
penjualan sebesar 1% akan mengakibatkan perubahan laba per lembar saham
(EPS) sebesar 1,174%.
3. Studi Kasus
Kasus 9.1.
The Andrea S.Fault Seismometer Company is an all-equity-financed firm. It
earns monthly, after taxes, $24,000 on sales of $800,000. The tax rate of the
company is 40 percent. The company’s only product, “The Desktop
Seismometer,” sells for $200, of which $150 is variable cost.
a. What is the company’s monthly fixed operating cost?
b. What is the monthly operating break-even point in units? In dollars?
c. Compute and plot the degree of operating leverage (DOL) versus quantity
produced and sold for the following possible monthly sales levels: 4,000
units; 4,400 units; 4,800 units; 5,200 units; 5,600 units; and 6,000 units.
Kasus 9.2.
The Crazy Horse Hotel has a capacity to stable 50 horses. The fee for stabling
a horse is $100 per month. Maintenance, depreciation, and other fixed
operating costs total $1,200 per month. Variable operating costs per horse are
$12 per month for hay and bedding and $8 per month for grain.
a. Determine the monthly operating break-even point (in horse stabled)
Kasus 9.3.
Cybernauts, Ltd., is a new firm that wishes to determine an appropriate capital
structure. It can issue 16 percent debt or 15 percent preferred stock. The total
capitalization of the company will be $5 million, and common stock can be
sold at $20 per share. The company is expected to have a 50 percent tax rate.
Four possible capital structures being considered are as follows:
Plan Debt Preferred Equity
1 0% 0% 100%
2 30% 0% 70%
3 50% 0% 50%
4 50% 20% 30%
Kasus 9.4.
Hi-Grade Regulator Company currently has 100,000 shares of common stock
outstanding with a market price of $60 per share. It also has $ 2 million in 6
percent bonds. The company is considering a $ 3 million expansion program
that it can finance with all common stock at $60 a share (option 1), straight
bonds at 8 percent
Interest (option 2), preferred stock at 7 percent (option 3), and half common
stock at $60 per share and half 8 percent bonds (option 4).
BAB X
Pendahuluan
Materi Penganggaran Modal (Capital Budgeting) akan menjelaskan
mengenai pengertian dan pentingnya penganggaran modal, menyusun proyeksi
cash flow, serta bagaimana penggunaan model-model penganggaran modal dalam
menilai suatu rencana proyek investasi. Sebagaimana telah diketahui bahwa ketika
perusahaan memiliki dana maka tentunya dana tersebut akan dibelanjakan
(dialokasikan) pada kegiatan investasi, baik investasi jangka pendek maupun
investasi jangka panjang, baik investasi pada aktiva riil maupun investasi pada
aktiva keuangan. Apakah keputusan investasi yang akan dilakukan oleh CFO akan
diputuskan begitu saja tanpa perhitungan ? Tentunya tidak!
Penganggaran Modal dimaksudkan sebagai bekal bagi mahasiswa untuk
melaksanakan tugas-tugas dalam menilai suatu rencana proyek investasi riil yang
bersifat jangka panjang yang akan dilakukan perusahaan. Oleh karena itu, dengan
mengikuti materi ini mahasiswa dapat membantu CFO dalam menilai kelayakan
aspek keuangan dari suatu rencana investasi yang akan dilakukan oleh
perusahaan.
Tabel 10.1. Check List Pedoman Penyusunan Proyeksi Cash Flow Penilaian
Rencana Proyek Investasi
Dalam menyusun proyeksi cash flow terdapat tiga jenis cash flow yaitu:
1. Arus kas keluar mula-mula (initial cash outflow/ICO)
Arus kas keluar mula-mula merupakan pengeluaran yang dilakukan
perusahaan selama pelaksanaan proyek hingga siap dioperasikan. Biaya-biaya
ini akan dikapitalisasi karena terikat dalam investasi. Biaya ini termasuk
biaya-biaya perizinan.
Format dasar penyusunan Initial Cash Outflow ditunjukkan pada Skema 10.1.
Tahun
No Uraian
0 1 2 3 4
Biaya atas aktiva baru X
Pengeluaran-pengeluaran yang dikapitalisasi X
Peningkatan (penurunan) modal kerja baru X
Penerimaan bersih dari penjualan aktiva lama X
Pajak (penghematan pajak) atas penj. aktiva lama X
Peningkatan (penurunan) bersih pendapatan
operasi kurang (tambah) peningkatan
(penurunan) bersih beban-beban operasi, tidak
termasuk biaya penyusutan X X X X
Peningkatan (penurunan) bersih beban
penyusutan X X X X
Perubahan bersih laba sebelum pajak X X X X
Peningkatan bersih pajak X X X X
Perubahan bersih laba setelah pajak X X X X
Peningkatan (penurunan) bersih beban
penyusutan X X X X
Nilai sisa aktiva baru X
Pajak (penghematan pajak) atas penj. aktiva baru X
Penurunan (peningkatan) modal kerja netto X
Initial Cash Outflow X
Proyeksi Net Cash
Interim Net Cash flow X X X
Flow
Terminal Net Cash flow X
Kriteria penerimaan:
Apabila payback period yang dihitung lebih kecil dari payback period yang
direncanakan maka usulan rencana investasi diterima (layak untuk
direalisasikan). Sebaliknya, apabila payback period yang dihitung lebih besar
dari payback period yang direncanakan maka usulan rencana investasi ditolak
(tidak layak untuk direalisasikan). Misalnya, suatu investasi direncanakan
selama 5 tahun dan setelah dihitung payback periodnya 4 tahun maka rencana
investasi tersebut diterima.
2. Metode Net Present Value (NPV)
Metode NPV merupakan metode yang digunakan untuk mengetahui besarnya
tambahan nilai investasi selama periode yang direncanakan. Secara matematis
NPV adalah selisih antara present value atas seluruh cash flow selama periode
operasi investasi dengan present value atas arus kas keluar mula-mula (ICO)
sebagaimana ditunjukkan pada Persamaan 10.2 dan 10.3 sebagai berikut:
n
CFt
NPV t
ICO (10.2)
t 1 (1 k
Keterangan:
CF adalah operating net cash flow (interim dan terminal cash flow)
ICO adalah initial cash outflow
k adalah discount rate (biaya modal)
t adalah periode (tahun)
n adalah jumlah periode yang direncanakan
IRR adalah tingkat diskon (discount rate) yang dapat menyamakan present
value dari suatu rencana investasi selama periode yang direncanakan dengan
present value arus kas keluar mula-mula (initial cash outflow). Secara
matematis ditunjukkan pada Persamaan 10.4, 10.5, dan 10.6 sebagai berikut:
IRR NPV 0
n
CFt
IRR t
ICO 0 (10.4)
t 1 (1 IRR )
IRR k( )
NPV( )
NPV( ) NPV( )
k( ) k( ) (10.6)
Kriteria penerimaan:
Apabila IRR sama dengan tingkat biaya modal (CoC) atau lebih maka
rencana investasi diterima (layak) tanpa memperhitungkan faktor sensitivitas.
Sebaliknya, apabila IRR lebih kecil dari tingkat biaya modal (CoC) maka
rencana investasi ditolak.
4. Metode Profitability Index (PI)
Metode PI adalah suatu metode yang digunakan untuk mengetahui rasio
antara present value dari cash flow selama periode yang direncanakan dengan
n
CFn
(1 k )t
PI t 1 (10.7)
ICO
CF1 CF2 CFn
(1 k )1 (1 k ) 2 .... (1` k ) n
PI (10.8)
ICO
Kriteria penerimaan:
Apabila PI sama dengan satu atau lebih maka rencana investasi diterima tetapi
belum mempertimbangkan faktor sensitivitas. Sebaliknya, apabila PI kurang
dari satu maka rencana investasi ditolak.
Perbandingan keempat metode penilaian rencana investasi:
1. Apabila berdasarkan perhitungan Payback Period menunjukkan bahwa
rencana investasi diterima maka belum tentu diterima apabila menggunakan
metode NPV, IRR, dan PI.
2. Apabila berdasarkan perhitungan NPV, IRR, dan PI menunjukkan bahwa
rencana investasi diterima maka sudah tentu diterima apabila menggunakan
perhitungan payback period.
Perbedaan tersebut disebabkan oleh faktor nilai waktu uang (time value of money).
3. Studi Kasus
Kasus 10.1.
The Best Manufacturing Company is considering a new investment. Financial
projections for the investment are tabulated below. Cash flows are in $
thousands, and the corporate tax rate is 34 percent. Assume all sales revenue is
received in cash, all operating costs and income taxes are paid in cash, and all
cash flows occur at the end of the year.
Year 0 Year 1 Year 2 Year 3 Year 4
Investment $10,000 - - - -
Sales revenue - $7,000 $7,000 $7,000 $7,000
Operating costs - 2,000 2,000 2,000 2,000
Depreciation - 2,500 2,500 2,500 2,500
Net working capital (end of year) 200 250 300 200 -
a. Compute the incremental net income of the investment for each year.
b. Compute the incremental cash flows of the investment for each year.
c. Suppose the appropriate discount rate is 12 percent. What is the NPV of
the project?
Kasus 10.3.
You must decide whether or not to purchase new capital equipment. The cost
of the machine is $5,000. It will produce the following cash flows:
Year Cash Flow
1 $700
The appropriate discount rate is 10 percent.
2 900 Should you purchase the equipment?
3 1,000
4 1,000
5 1,000
6 1,000
7 1,250
8 1,375
The building will be used for only 15 years for either Product A or Product B.
After 15 years, the building will be too small for efficient production of either
product line. At that time, Benson plans to rent the building to firms similar to
the current occupants. To rent the building again, Benson will need to restore
the building to its present layout. The estimated cash cost of restoring the
building if Product A has been undertaken is $3,750. If Product B has been
manufactured, the cash cost will be $28,125. These cash costs can be deducted
for tax purposes in the year the expenditures occur.
Benson will depreciate the original building shell (purchased for $225,000)
over a 30-year life to zero, regardless of which alternative it chooses. The
building modifications and equipment purchases for either product are
estimated to have a 15-year life. They will be depreciated by the straight-line
method. The firm’s tax rate is 34 percent, and its required rate of return on
such investments is 12 percent.