Anda di halaman 1dari 2

KOPI-AH SANTRI

Lumrahnya ​Outfit​ yang dipakai ​SANTRI​,​sederhana namun mempesona​,Memakai


kemeja,Sarung,dan juga Kopiah,Suatu hal yang ​lazim​ dan tidak bisa dipisahkan
keduanya,Seperti hal nya ​KOPI​ dan ​Santri​ ketika berada di ​pondok pesantren​.

Minuman dari ​biji kopi​ tersebut dikenal dikalangan ​arab​ dengan sebutan ​"qahwah" ​karena
membangkitkan dan menyegarkan pikiran.

Padatnya jadwal kegiatan di ​pondok pesantren​ membuat lelahnya pikiran yang menjadi
salah satu alasan mengapa santri gemar sekali minum ​kopi,​ Dan biji kopi itu sendiri para
ulama biasa menyebut nya ​(Al-bunn)​ yang berartikan ​biji kopi​,Begitu banyak
khasiatnya,bahkan pada ​Abad ke-9 H​,Para ulama sufi ​yaman​ sudah menemukan khasiat
dari kopi.bisa menahan rasa kantuk.

Disisi lain santri secara tidak langsung dituntut untuk ​"melek wengi"(Bangun malam)​.Untuk
menambah hafalan maupun sholat malam,dalam ​kitab "Kifayatul Adzkiya"​dijelaskan, bahwa
"melek wengi"​ adalah salah satu dari empat syarat untuk mencapai maqom Wali Abdal.
Sedikit keterangan,Wali abdal menurut kebanyakan pendapat ulama' jumlahnya hanya tujuh
di dunia ini pada setiap zamannya.

Sayangnya seiring Perkembangan zaman,Khasiat yang terkandung dalam ​kopi​ banyak


disalahgunakan oleh pemuda ​zaman now,​Dimana biasanya kopi lebih dekat dan lebih afdhol
bila bersamaan dengan sohibnya yaitu rokok,Seolah-olah keduanya saling
menyempurnakan​,yang tak ​lazimnya​ pemuda zaman now menambahkan sandingan selain
keduanya.
Sehingga lebih banyak (​mudharat​)nya ketimbang khasiatnya,Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) mudharat yang berarti Sesuatu yang ​tidak menguntungkan.

Kopi​ & ​rokok​ bagi santri adalah salah satu bentuk ​penyempurnaan​ dalam kehidupan,Hingga
keluar istilah "​Nikmatul udud ba'da to'am".​Walaupun hukum ​Kopi & rokok​ dari dulu sudah
menjadi perdebatan hingga dibahas tuntas dalam kitab unik karya Syeikh ihsan
jampes(​Ulama asal Semarang​) yang bernama nama ​Irsyad al-Ikhwan fi Bayani Ahkam
Syurb al-Qahwah wa ad-Dukhan​ (​Petunjuk untuk Saudara tentang Penjelasan Hukum
Minum Kopi dan Menghisap Rokok​).

Hukum dan kemudharatanya mungkin menjadi salah satu alasan mengapa santri sekarang
dilarang merokok​,Khususnya di Ponpes tercinta kita yaitu ​Pondok Pesantren Darussalam
blokagung,​ Disamping sudah menjadi peraturan pondok akan tetapi masih menjadi
perdebatan antara Santri dengan Pengurus keamanan.

Bila memang larangan itu wasiat langsung dari dewan pengasuh.Mengapa selalu terjadi
seperti tidak ada ​kesinkronan​ antara ​ekspektasi​ dan ​realita​ yang terjadi di pihak pengurus
keamanan,dan bila memang ekspektasi nya harus dipukul rata,Kenapa realita nya selalu
membedakan bedakan antara santri baru dan santri lama,Antara yang kecil dengan yang
dewasa,Itu terjadi berulang-ulang,Seperti ​Ambigu.​
Juga tak hanya itu.​Hukuman/ta'ziran​ Ngopi dan merokok di kala ​pandemik​ juga tak
seimbang dengan ta'ziran yang sebelumnya,Jika memang sesungguhnya begitu
peraturannya mengapa harus ada keringanan di dalamnya,seperti tak bisa berlaku adil pada
aturan sebelumnya.

Ketika memang ketidakadilan semua itu terus berulang-ulang,Mengapa tidak segera


mencari ​inovasi​ untuk merenovasi ​qonun-qonun/peraturan​ masalah Rokok dan kopi,seperti
pondok-pondok lainya yang dimana di khususkan bahkan sampai dibuatkan kartu ​SIM
(​Surat Izin Merokok)​ ,dengan tujuan berlaku adil pada aturan.

​ indu justru datang disaat sepi,Ah…,Entah


Rasa kantuk ku pergi dengan ​secangkir kopi,R
siapa yang harus aku benci,Pengurus keamanan ataupun keadilan,Dan rokok hanya
sebagai pengalihan isu,Saat aku berada jauh darimu.
Bung karno pun berkata:"​Aku lebih senang pemuda yang merokok dan minum kopi sambil
diskusi bangsa ini,ketimbang pemuda kutu buku yang hanya memikirkan dirinya sendiri".

Akhirul Qauli,waallahuallam...

Anda mungkin juga menyukai