Anda di halaman 1dari 7

Alquran sebagai Pedoman Hidup

BEGITU banyak hikmah dan kelebihan-kelebihan yang terdapat dalam bulan Ramadhan.
Satu diantaranya adalah Alquran pertama diturunkan di bulan Ramadhan. Membaca Alquran
kapan saja akan mendapatkan pahala, tetapi membaca Alquran di bulan Ramadhan memiliki
kelebihan sendiri. Pertama, sebagai ibadah dalam bulan Ramadhan pahalanya berlipat ganda.
Kedua, karena kita baca Alquran di waktu malam, maka Alquran sendiri nanti di akhirat
meminta kepada Allah agar memberi syafaat kepada siapa yang membacanya. Sebuah hadis
Nabi saw yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad menyatakan bahwa Alquran meminta kepada
Allah, “Ya Tuhanku aku mencegahnya tidur (karena membaca Alquran) di waktu malam, maka
berikanlah syafaatku kepadanya.”

Alquran bagi orang Islam adalah pedoman hidup, sumber segala hukum yang harus
diikuti dalam hidupnya. Aturan apapun dan pendapat atau fatwa ulama manapun tidak boleh
bertentangan dengan Alquran. Dan jika ada perbedaan pendapat diantara umat Islam termasuk
pendapat para ulama harus kembali kepada Alquran agar umat Islam tidak saling menyalahkan.

Alquran sebagai pedoman hidup memberikan petunjuk lengkap terhadap aturan-aturan


hidup manusia yang dapat menciptakan kehidupan yang nyaman, bahagia dan sejahtera. Aturan
yang paling inti adalah kewajiban kepada setiap individu untuk menjaga keselamatan agama,
agama Allah, jiwa (nyawa), akal, keturunan, dan harta.

Dalam rangka menjaga keselamatan hal-hal tersebut kemudian dirinci penjelasannya


dalam berbagai ayat. Tentang ini memang dijelaskan oleh ayat Alquran sendiri. “Bulan
Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Alquran sebagai petunjuk, bagi manusia dan
penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda antara yang hak dengan yangn
batil.” (QS. Al-Baqarah: 185)

Penjelasan ayat-ayat tersebut hampir setiap hal yang dibutuhkan petunjuk oleh manusia.
Misalnya bagaimana manusia hidup berkeluarga. Hal ini diatur mulai dari hubungan bersuami
istri, kehidupan dengan anak-anaknya, mulai dari kewajiban mendidik sampai pada harta
warisan. Bagaimana manusia agar hidup bermartabat, selain keharusan berakhlak yang baik,
Alquran juga memerintahkan agar manusia belajar untuk meningkatkan kualitas hidupnya (QS.
Al-Qalam: 1-5 dan Al-Mujadalah: 11).

Tidak dibatasi

Belajar juga tidak dibatasi hanya belajar tentang bagaimana beribadah mahzah saja, tetapi
semua hal yang menyangkut kerperluan hidup manusia di dunia ini. Mengenai hal ini Allah
meminta agar manusia memperhatikan berbagai gejala alam agar dapat digunakan untuk
keperluan hidupnya. Karena itu kita dapati berulang kali Alquran menghargai orang-orang yang
suka berpikir (meneliti). Demikian juga Alquran berulang kali mempertanyakan orang-orang
yang tidak mau berpikir.

Jadi untuk memahami Alquran sehingga menjadi pedoman hidup bagi kita umat Islam,
tidak cukup menguasai ilmu fikih saja. Karena, begitu banyak hal-hal yang harus kita jalani
dalam kehidupan kita yang memerlukan ilmu. Misalnya bagaimana agar anak-anak kita menjadi
anak yang baik, kita harus mengajarkan anak kita hal-hal yang baik. Tetapi bagaimana cara kita
mengajar anak yang terus berkembang mulai 0-3 tahun, 4-6 tahun dan seterusnya kita harus
memiliki ilmu jiwa perkembangan. Kita harus memiliki ilmu psikologi dan metodologi mengajar
yang tepat menurut perkembangan anak, dll. Kalau tidak, akan berakibat tidak normal pada masa
depannya.
Baik teori maupun pengalaman bahwa mengajarkan anak-anak sangat efektif melalui
permainan. Tetapi film permainan yang paling banyak diproduksi sekarang adalah oleh Barat
yang tidak memiliki batas halal haram, atau bertema syirik. Kita mengatakan itu haram, tetapi
film itu hadir disetiap saat di rumah-rumah kita. Kalau kita ingin menjadikan Alquran sebagai
pedoman hidup umat Islam seharusnya belajar bagaimana membuat film permainan yang sesuai
Alquran.

Demikian juga Alquran sudah mengatakan riba itu haram. Riba ini ada dalam praktek
kehidupan ekonomi. Bagaimana agar kita tidak terjebak hidup dalam dunia riba, kita harus
menguasai ilmu ekonomi, sehingga kita dapat menciptakan suatu sistem dan praktik ekonomi
yang tidak ribawi. Kalau tidak, kita hanya dapat mengatakan itu riba dan haram, tetapi kita
makan juga. Misalnya ada fatwa bahwa bunga bank itu riba, credit card haram, tetapi hampir
tidak ada umat manusia sekarang termasuk umat Islam, yang dapat melepaskan diri dari dunia
perbankkan, termasuk menggunakan credit card.

Beberapa tahun yang lalu umat Islam diributkan dengan vaksin yang berasal dari unsur
babi. Tetapi kita tidak dibenarkan naik haji tanpa divaksin. Seharusnya umat Islam memiliki
ilmu tersendiri bagaimana membuat vaksin yang halal. Jangan hanya bisa mengatakan haram,
tapi tidak ada jalan keluarnya.

Menguasai seni

Demikian juga bagaimana agar hidup kita menjadi indah, umat Islam harus ada yang
mampu mengusai ilmu seni. Sehingga hidup tidak kaku dan menoton. Hal ini dapat kita lihat
dalam sejarah Islam betapa ulama Islam pada masa lalu telah melahirkan berbagai keindahan
yang mengagumkan. Tidak hanya seni bangunan, tetapi juga hasil cetakan kitab-kitab yang
bertulisan kaligrafi indah dan syair-syair seperti syair yang didendangkan oleh Imam Syafii.

Hal yang paling penting lagi adalah ketika Alquran telah disepakati sebagai pedoman
hidup umat Islam, maka semua hal dalam kehidupan umat Islam harus menjadikan Alquran
sebagai pedomannya. Termasuk, ketika ada perbedaan pendapat di kalangan umat Islam sendiri
dalam menerjemahkan Alquran dan hadis Nabi, termasuk dalam hal hukum fikih, kita harus
kembali kepada Alquran.

Alquran sendiri memesankan, jika terjadi perbedaan diantara kamu maka kembalilah
kepada Allah (Alquran) dan Rasul (hadis). Paling tidak pesan Alquran “agar umat Islam bersatu
dan jangan berpecah belah” (Ali Imran: 103) dan “sesungguhnya orang-orang mukmin adalah
bersaudara” (QS. Al-Hujurat: 10).
KEISTIMEWAAN DAN KEUTAMAAN AL-QUR'AN / ALQURAN SEBAGAI KITAB
SUCI UMAT ISLAM DI DUNIA

Al Qur'an adalah kita suci umat islam yang diturukan oleh Allah SWT kepada Nabi
Muhammad SAW sebagai rasul memiliki berbagi keistimewaan / keutamaan dibandingkan
dengan kitab-kitab suci lainnya sebagai berikut di bawah ini :

1. Memberi pedoman dan petunjuk hidup lengkap beserta hukum-hukum untuk


kesejahteraan dan kebahagiaan manusia seluruh bangsa di mana pun berada serta segala
zaman / periode waktu.
2. Memiliki ayat-ayat yang mengagumkan sehingga pendengar ayat suci al-qur'an dapat
dipengaruhi jiwanya.
3. Memutus rantai taqlid yang menghilangkan kebebasan berfikir serta memperlemah
kemampuan berupaya dan berkarya manusia.
4. Memberi gambaran umum ilmu alam untuk merangsang perkembangan berbagai ilmu.
5. Memiliki ayat-ayat yang menghormati akal pikiran sebagai dasar utama untuk memahami
hukum dunia manusia.
6. Menyamakan manusia tanpa pembagian strata, kelas, golongan, dan lain sebagainya.
Yang menentukan perbedaan manusia di mata Allah SWT adalah taqwa.
7. Melepas kehinaan pada jiwa manusia agar terhindar dari penyembahan terhadap makhluk
serta menanamkan tauhid dalam jiwa.
Ketentuan-ketentuan hukum lain yang dijelaskan dalam ayat-ayat al-Qur’an adalah meliputi :

a. Hukum perkawinan, antara lain dijelaskan dalam QS. al-Baqarah [2]: 221;

QS. al-Maidah [5]: 5; QS.an-Nisa’ [4]: 22-24; QS.an-Nur [24]: 2; QS. alMumtahanah [60]:10-
11.

b. Hukum waris, antara lain dijelaskan dalam QS. an-Nisa’ [4]: 7-12 dan 176,

QS. al-Baqarah [2]:180; QS. al-Maidah [5]:106

c. Hukum perjanjian, antara lain dijelaskan dalam QS. al-Baqarah [2]: 279, 280

dan 282; QS. al-Anfal [8]: 56 dan 58; QS. at-Taubah [4]: 4

d. Hukum pidana, antara lain dijelaskan dalam QS. al-Baqarah [2]: 178; QS. anNisa’ [4]: 92 dan
93; QS. al-Maidah [5]: 38; QS. Yanus [10]: 27; QS. al-Isra’

[17]: 33; QS. asy-Syu’ara [26]: 40

e. Hukum perang, antara lain dijelaskan dalam QS. al-Baqarah [2]: 190-193;

QS. al-Anfal [8]: 39 dan 41; QS. at-Taubah [9]: 5,29 dan 123, QS. al-Hajj

[22]: 39 dan 40

f. Hukum antarbangsa, antara lain dijelaskan dalam QS. al-Hujurat [49]: 13

⇒ hukum-hukum tersebut sangat bertentangan pada kehidupan saat ini


Dalil Diharamkannya Lagu Dan Musik Oleh Allah Dalam Alquran

HUKUM MUSIK DAN LAGU Menurut Alquran Dan Sunnah

penyanyi adalah muadzinnya setan PANDANGAN AL QUR’AN DAN AS SUNNAH:

Allah Ta’ala berfirman: “Dan di antara manusia (ada) yang mempergunakan lahwul hadits untuk
menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu bahan
olok-olokan.” (Luqman: 6)

Sebagian besar mufassir berkomen-tar, yang dimaksud dengan lahwul hadits dalam ayat tersebut
adalah nyanyian. Hasan Al Basri berkata,ayat itu turun dalam masalah musik dan lagu.

Allah berfirman kepada setan: “Dan hasunglah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka
dengan suaramu.” Maksudnya dengan lagu (nyanyian) dan musik. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam telah bersabda:

“Kelak akan ada dari umatku beberapa kaum yang menghalalkan zina, sutera, minuman keras
dan musik.” (HR. Bukhari dan Abu Daud)

Dengan kata lain, akan datang suatu masa di mana beberapa golongan dari umat Islam
mempercayaisutera asli, minum-minuman keras dan musik hukumnya halal, padahal semua itu
adalah haram.

Adapun yang dimaksud dengan musik di sini adalah segala sesuatu yang menghasilkan bunyi
dan suara yang indah serta menyenangkan. Seperti kecapi, gendang, rebana, seruling, serta
berbagai alat musik modern yang kini sangat banyak dan beragam.

Bahkan termasuk di dalamnya jaros (lonceng, bel, klentengan).

“Lonceng adalah nyanyian setan.” (HR. Muslim)

Padahal di masa dahulu mereka hanya mengalungkan klentengan pada leher binatang. Hadits di
atas menun-ukkan betapa dibencinya suara bel tersebut. Penggunaan lonceng juga ber-arti
menyerupai orang-orang nasrani, di mana lonceng bagi mereka merupakan suatu yang prinsip
dalam aktivitas gereja.

Imam Syafi’i dalam kitabnya Al Qadha’ berkata: “Nyanyian adalah kesia-siaan yang dibenci,
bahkan menyerupai perkara batil. Barangsiapa memperbanyak nyanyian maka dia adalah orang
dungu, syahadat (kesaksiannya) tidak dapat diterima.”
Soal :

Hukum-hukum apa saja yang terdapat dalam al-quran atau hadis, kemudian apakah hukum-
hukum tersebyt bertentangan dengan hukum yang selama ini berlaku di kehidupan kita! jika ya,
bagaimana solusi agar kita terhindar dari golongan orang kafir.

Jawaban :

PENDAHULUAN

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

“Hukum-hukum apa saja yang terdapat dalam al-quran atau hadis, kemudian apakah hukum-
hukum tersebut bertentangan dengan hukum yang selama ini berlaku di kehidupan kita! jika ya,
bagaimana solusi agar kita terhindar dari golongan orang kafir.”

PEMBAHASAN

Dasar dalil yang akan kita gunakan adalah QS. Annisa ayat 59.

“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di
antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia
kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah
dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS. An-
Nisa’: 59)

Maka jelas, sebagai orang beriman kita harus menjadikan AL Quran dan Hadsit sebagai
sumber hukum utama dalam menentukan hukum. Bila tidak ada solusinya maka kita lihat
pendapat khulafahu Rasyidin ( abu bakar, umar bin khatab, utsman bin afwan, ali bin abi tholib
radhiyallahu anhum ) , bila tidak ada maka kita ikuti pendapat imam madzab ( imam syafi’i.
Maliki, hambali, hanafi ), bila tidak ada juga maka kita ikuti pendapat ijtma ulama yang
mutawatir , yaitu yang umu dan digunakan sebagian besar ulama. Ini kaedah mencar isumber
hukum dalam islam.

Didalam hukum syariat , yaitu hukum islam berdasarkan Al Quran sudah lengkap terdapt
berbagai sumber hukum dalam segala aspek kehidupan, meliputi hukum keluarga, muamalat (
perdata ), jinayat ( pidana ), murafaat ( acara ), ketatanegaraan, hukum ekonomi, keuangan,
bahkan hubungan natar bangsa. Jadi sebenarnya kalau kita menerapkan hukum syariat , Insha
ALLAH sudah beres dan berkah karena huku syariat tidak akan meungkin bertentangan dengan
perintah ALLAH.

Kemudian kita dalam ayat itu diminta taat pada ulil amri, artinya kita harus taat pada
pemerintah dan hukum negara tempat kita tinggal, selama hukum itu tidak bertentangan dengan
syarita maka tidak masalah. Di indonesia jarang sekali ada hukum negara yang bertentangan
dengan hukum syariat ( secara garis besar ), walaupun dalam prakteknya masih banyak yang
menggunaka hukum warisan belanda. Namun bila ada hukum-hukum yang bertentangan dan
sekiranya hukum itu dapat menarik murka ALLAH, seperti di sahkannya LGBT atau pembiaran
prostitusi dan minuman keras. Kita wjib menoka, minimal membenci dalam hati, karena itu
selamah-lemah iman. Dengan begini Insha ALLAH , ALLAH tidak akan golongakan kita
menyerupai orang kafir.

Mengapa hukum syariat adalah hukum yang terbaik ? karena hukum islam adalah hukum
paling adil. Lihat arab saudi, disana tikat pemerkosan, pembunuhan dan pencurian sangat rendah.
Karena hukuman bagi yang melakukannya sebanding, membunuh hukum mati, memperkosa
hukum mati, mencuri dalam jumlah tertentu dipotong tangannya. Bila balasannya jelas seperti
ini, tentu orang akan berpikir dua kali untuk melakukan kejahatan karena konsekuensinya.

KESIMPULAN

Jawaban pertanyaan adik-adik ada dalam ayat berikut “Hai orang-orang yang beriman, taatilah
Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan
pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul
(sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian
itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS. An-Nisa’: 59)

Anda mungkin juga menyukai