Anda di halaman 1dari 5

Nama : Lina Saffanatun Nisa

NIM : G100210033
Kelas :A
Matkul : Qur’anic Worldview
JAWABAN UAS
1. Al-Quran, menginformasikan bahwa tugas hidup manusia adalah ibadah dan
khilafah. Bagaimana implementasi nilai-nilai ibadah dan khilafah dalam kajian
akademik dan praktek dalam kehidupan Muslim? Tunjukkan dengan dalil-dalil al-
Quran!
Implementasi nilai-nilai ibadah dan khilafah dalam kajian akademik dan praktek kehidupan
Muslim dapat dilakukan dengan mengacu pada dalil-dalil al-Quran. Berikut adalah
beberapa contoh dari kedua aspek tersebut:
 Implementasi Nilai-nilai Ibadah:
- Shalat: Shalat adalah kewajiban utama bagi setiap Muslim dan merupakan
bentuk ibadah yang paling penting dalam Islam. Prakteknya harus dilaksanakan
dengan khusyuk dan teratur. Al-Quran menyatakan dalam Surah Al-Baqarah
(2:43): "Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan ruku'lah bersama-sama
dengan orang-orang yang ruku'."
- Puasa: Puasa pada bulan Ramadan merupakan salah satu dari lima rukun Islam.
Praktek puasa ditetapkan dalam Al-Quran, seperti dalam Surah Al-Baqarah
(2:183): "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa."
- Zakat: Zakat adalah kewajiban memberikan sebagian harta kepada yang berhak
menerimanya untuk membantu kaum miskin dan fakir. Al-Quran menyatakan
dalam Surah Al-Baqarah (2:177): "Bukanlah (pahala) sedekah itu khusus untuk
orang-orang miskin saja yang tertimpa kesempitan dalam usahanya, tetapi juga
orang-orang yang meminta-minta. dan untuk (memerdekakan) hamba sahaya."

 Implementasi Nilai-nilai Khilafah:


- Kepemimpinan Adil: Pemimpin Muslim harus berpegang teguh pada prinsip
keadilan dan bertanggung jawab atas rakyatnya. Al-Quran menegaskan dalam
Surah An-Nisa (4:58): "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan
amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan
hukum di antara manusia, hendaklah kamu menetapkan dengan adil."
- Keadilan Sosial: Sistem khilafah Islam mendorong pemerataan dan keadilan
sosial di antara seluruh lapisan masyarakat. Surah Al-Hujurat (49:13)
menjelaskan: "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-
bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya
yang paling mulia di antara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa di
antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."
- Perdamaian dan Toleransi: Khilafah Islam mendorong perdamaian dan toleransi
antara umat beragama. Al-Quran menyatakan dalam Surah Al-Kafirun (109:6):
"Kamu mempunyai agamamu, dan aku mempunyai agamaku."

Dalam praktek kehidupan sehari-hari, Muslim diharapkan untuk mengamalkan


nilai-nilai ibadah dan khilafah dengan melakukan ketaatan kepada Allah
melalui ibadah dan mengimplementasikan prinsip-prinsip khilafah dalam setiap
aspek kehidupan, termasuk dalam tindakan kepemimpinan dan kesejahteraan
sosial.

2. Al-Quran mengajarkan bahwa Dinul Islam adalah satu-satunya agama yang benar
di sisi Allah. Bagaimana al-Quran mematahkan argumen pluralisme agama, baik
yang bersumber pada Global Theology maupun The Unity of Religion? Jelaskan!
Al-Quran memang mengajarkan bahwa Islam adalah agama yang benar dan sempurna di
sisi Allah. Prinsip ini menegaskan bahwa Islam adalah agama yang diwahyukan oleh Allah
dan merupakan ajaran yang lengkap untuk mengatur seluruh aspek kehidupan manusia.
Oleh karena itu, dalam konteks ini, Al-Quran mengajarkan bahwa agama-agama lain tidak
memiliki kebenaran mutlak dan sempurna seperti yang dimiliki oleh Islam. Untuk
memahami bagaimana Al-Quran mematahkan argumen pluralisme agama, seperti yang
diutarakan oleh Global Theology dan The Unity of Religion, berikut adalah beberapa poin
yang relevan:
 Eksklusivitas Ajaran Islam, Al-Quran dengan jelas menyatakan bahwa Islam adalah
agama yang diturunkan Allah dan menjadi petunjuk bagi umat manusia. Surah Ali
Imran (3:85) menyatakan: "Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka
sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat
termasuk orang-orang yang rugi."
 Penolakan Terhadap Kesetaraan Agama, Al-Quran menolak pandangan bahwa
semua agama memiliki status yang setara. Surah Al-Imran (3:19) menyatakan:
"Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah ialah Islam." Ayat ini
menunjukkan bahwa hanya agama Islam yang diterima oleh Allah, menolak
gagasan kesetaraan antara agama-agama.
 Perbedaan dalam Ajaran dan Praktek, Al-Quran menegaskan perbedaan dalam
ajaran dan praktek antara Islam dan agama-agama lain. Surah Al-Hajj (22:67)
menyatakan: "Kami telah menjadikan bagimu hukum-hukum dan jalan-jalan (yang
terang) yang berbeda-beda. Jika Allah menghendaki, tentulah Dia menjadikan
kamu umat yang satu saja, tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-
Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan."
 Tidak Adanya Kompromi dalam Ketaatan kepada Allah, Al-Quran menekankan
bahwa tidak ada kompromi dalam ketaatan kepada Allah dan ajaran-Nya. Surah Al-
Baqarah (2:208) menyatakan: "Hai orang-orang yang beriman, masuklah ke dalam
Islam secara keseluruhan dan janganlah kamu turuti langkah-langkah syaitan.
Sungguh, syaitan itu musuh yang nyata bagimu."

Dengan poin-poin tersebut, Al-Quran menegaskan eksklusivitas ajaran Islam dan


menolak pandangan bahwa semua agama memiliki kebenaran yang sama. Al-Quran
menekankan bahwa Islam adalah agama yang diturunkan oleh Allah sebagai
petunjuk yang sempurna bagi umat manusia. Meskipun Al-Quran memandang
Islam sebagai ajaran yang benar, nilai-nilai Islam juga mencakup saling pengertian,
toleransi, dan menghormati perbedaan antar umat beragama. Sehingga, sementara
Al-Quran menegaskan kebenaran Islam, itu tidak mengabaikan pentingnya hidup
harmonis dan damai dengan umat beragama lain yang berbeda keyakinan.

3. Salah satu Maqasidul Quran adalah menegakkan Akhlak dan moralitas manusia
yang mulia. Oleh karena itu Al-Quran mengutuk praktek LGBT sebagai
penyimpangan moral dan akhlak dan itu merupakan penyakit psikososial. Sebutkan
ayat-ayat Al-Quran yang mengutuk prilaku menyimpang itu disertai penasiran
menurut tafsir ulama klasik dan kontemporer!
Dalam Al-Quran, tidak ada ayat yang secara eksplisit menyebutkan kata-kata seperti
"lesbian," "gay," "biseksual," atau "transgender." Namun, beberapa ayat dianggap relevan
dalam konteks perilaku penyimpangan seksual atau praktek homoseksual. Penting untuk
diingat bahwa interpretasi dan penafsiran ayat-ayat ini dapat bervariasi di antara ulama
klasik dan kontemporer. Beberapa ayat yang sering dihubungkan dengan isu ini adalah:
 Surah Al-A'raf (7:80-81) - "Dan (Kami datangkan azab) Luth ketika dia berkata
kepada kaumnya: 'Mengapa kamu mengerjakan perbuatan fahisyah (sodomi) yang
belum pernah dikerjakan seorang pun di dunia ini sebelum kamu?' Sungguh, kamu
datang kepada laki-laki dengan berahi, bukan kepada perempuan, bahkan kamu
adalah kaum yang melampaui batas.'"
Tafsir: Beberapa ulama klasik menafsirkan ayat ini sebagai peringatan terhadap
praktek homoseksual atau sodomi yang dianggap melampaui batas moral dan
alamiah.
 Surah An-Nur (24:31) - "Dan katakanlah kepada wanita yang beriman: 'Hendaklah
mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah
mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.'"
Penafsiran: Beberapa ulama menekankan pentingnya menjaga kesopanan dan
batasan dalam pergaulan antara laki-laki dan perempuan.
 Surah An-Naml (27:55): "Apakah kamu mendekati laki-laki untuk berbuat
kerusakan di muka bumi dan meninggalkan keluarga kamu yang Allah telah
menciptakannya untuk kamu?"
Penafsiran: Ayat ini dihubungkan dengan tindakan homoseksual dan
diinterpretasikan sebagai kecaman terhadap praktek tersebut, yang dianggap
sebagai tindakan yang merusak tatanan keluarga dan masyarakat.
Penting untuk diingat bahwa ada berbagai interpretasi dan tafsir mengenai ayat-
ayat tersebut, dan pandangan ulama klasik dan kontemporer bisa berbeda-beda.
Beberapa ulama klasik lebih cenderung menekankan kecaman terhadap praktek
homoseksual berdasarkan penafsiran tradisional. Sementara itu, beberapa ulama
dan cendekiawan Muslim kontemporer menawarkan interpretasi yang lebih
kontekstual dan inklusif, serta menekankan pentingnya memahami ayat-ayat Al-
Quran dengan mempertimbangkan konteks sosial dan budaya zaman sekarang.
Dalam memahami isu-isu LGBT dalam Islam, penting untuk mendekati dengan
pemahaman yang cermat, menghormati perbedaan pandangan, dan mengutamakan
sikap empati serta keadilan. Beberapa ulama dan cendekiawan Muslim
kontemporer berpendapat bahwa prinsip-prinsip keadilan, saling pengertian, dan
menghormati hak asasi manusia harus menjadi bagian integral dari pemahaman atas
ajaran Islam terkait dengan isu-isu sosial dan moral.

4. Jelaskan bagaimana Al-Quran memadukan ajaran perintah dakwah dan jihad fi


sabilillah dengan perintah membangun toleransi dan harmoni kehidupan antar umat
beragama!
Al-Quran memadukan ajaran perintah dakwah dan jihad fi sabilillah dengan perintah
membangun toleransi dan harmoni kehidupan antar umat beragama melalui beberapa
prinsip dan konsep yang mencerminkan keselarasan antara keduanya. Berikut adalah
beberapa cara bagaimana Al-Quran memadukan kedua aspek ini:
- Dakwah dan Perintah Menyampaikan Kebenaran:
Al-Quran mendorong umat Muslim untuk menyampaikan dakwah dan mengajak orang
lain kepada kebenaran Islam dengan lemah lembut dan hikmah. Surah An-Nahl ayat
125 menyatakan: "Panggillah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik."
- Toleransi terhadap Umat Beragama Lain:
Al-Quran mengajarkan toleransi dan penghormatan terhadap umat beragama lain.
Surah Al-Kafirun ayat 6 menyatakan: "Kamu mempunyai agamamu, dan aku
mempunyai agamaku." Ayat ini menekankan pentingnya menghormati perbedaan
keyakinan.
- Melindungi Tempat Ibadah Umat Lain:
Al-Quran menuntut umat Muslim untuk melindungi tempat ibadah umat beragama lain.
Surah Al-Hajj ayat 40 menyatakan: "Sekiranya Allah tidak mempertinggikan manusia
sebagian dari mereka dengan sebagian yang lain, niscaya dihancurkanlah biara-biara,
gereja-gereja, rumah-rumah sembahyang dan masjid-masjid."
- Perang Hanya dalam Keadaan Terpaksa:
Al-Quran memberikan pedoman untuk jihad fi sabilillah (perang dalam jalan Allah),
tetapi dengan ketentuan yang ketat. Jihad hanya diizinkan sebagai bentuk pertahanan
diri dan dalam situasi terpaksa ketika terjadi penindasan. Surah Al-Baqarah ayat 190
menyatakan: "Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu,
(tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang melampaui batas."
- Menjalin Hubungan Baik dengan Tetangga:
Al-Quran menekankan pentingnya menjalin hubungan baik dengan tetangga, termasuk
tetangga yang beragama berbeda. Surah An-Nisa ayat 36 menyatakan: "Sembahlah
Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat
baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin,
tetangga yang dekat, tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahaya."

Dengan demikian, Al-Quran mengajarkan umat Muslim untuk menyebarkan dakwah


dan mengajak orang lain kepada kebenaran Islam dengan cara yang baik dan bijaksana,
sambil tetap menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi, saling menghormati, dan
membangun hubungan harmonis dengan umat beragama lain. Jihad fi sabilillah hanya
diperbolehkan dalam situasi terpaksa sebagai bentuk pertahanan diri, dan tidak boleh
dilakukan dengan cara yang melampaui batas atau berlebihan. Dalam Islam, sikap
saling pengertian dan menghormati perbedaan keyakinan adalah prinsip fundamental
yang harus dihayati oleh setiap Muslim dalam membangun masyarakat yang
berdampingan secara damai.

Anda mungkin juga menyukai