Anda di halaman 1dari 14

SUMBER MATERIIL PRAKTIK KEHIDUPAN ISLAMI

Disusun oleh :

Amin Rois Kuncoroyekti (216111079)

Julia Absara Yusuf (216111095)

Vanessa Agustin (216111110)

SASTRA INGGRIS

FAKULTAS ADAB DAN BAHASA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN MAS SAID SURAKARTA


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Agama islam sebagai agama rahmatan lil alamin sudah sepatutnya menjadi sebuah
agama yang selalu memudahkan umatnya baik itu dalam beribadah maupun dalam
menjalankan kehidupan. Memudahkan disini bukan berarti islam tidak memiliki aturan-
aturan dalam agamanya, aturan-aturan tersebut tetap ada namun aturan itu juga didasarkan
pada contoh nyata yang ada di dalam kehidupan sehari-hari agar manusia mudah
memahaminya.Dalam terciptanya hukum-hukum tersebut diperlukan sumber-sumber materiil
sebagai rujukannya.

Sumber-sumber materiil dalam kehidupan islami antara lain adalah Al-Qur’an,


Hadist, serta alam semesta. Sejak awal diturunkannya hingga kini, Al-Qur’an memang selalu
menjadi pedoman kita dalam menjalankan kehidupan karena di dalamnya telah dimuat ayat-
ayat yang berkaitan dengan kehidupan maupun permasalahan-permasalahan yang ada di
hidup kita. Setelah Al-Qur’an, kita memiliki hadist sebagai sumber hukum kedua dalam
menjalankan kehidupan agama islam. Terakhir kita memiliki alam semesta yang sangat dekat
dengan kita sebagai contoh nyata sumber materiil untuk menjalankan kehidupan islami.

Melalui sumber-sumber materiil ini Allah SWT menginginkan kita sebagai umat
manusia untuk tidak hanya menerima mentah-mentah atau menerima begitu saja sumber-
sumber hukum tersebut melainkan menjadikannya sebagai kerangka untuk berpikir lebih
lanjut. Kita sebagai manusia dituntut untuk mencari pengetahuan sebanyak-banyaknya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa peran Al-Qur’an sebagai sumber materiil praktik kehidupan islami?


2. Apa peran Hadist sebagai sumber materiil praktik kehidupan islami?
3. Apa peran alam semesta sebagai sumber materill dalam praktik kehidupan islami?
4. Bagaimana aplikasi ketiga sumber materiil (Al-Qur’an, Hadist, dan alam semesta)
dalam kehidupan islami?

C. Tujuan

1. Untuk memahami peran Al-Quran sebagai sumber materiil dalam kehidupan islami.
2. Untuk memahami peran Hadist sebagai sumber materiil dalam kehidupan islami.
3. Untuk memahami peran alam semesta sebagai sumber materiil dalam kehidupan
islami.
4. Untuk memahami aplikasi ketiga sumber materiil dalam kehidupan islami.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Al-Quran sebagai sumber materiil dalam praktik kehidupan islami

Pengertian Al-quran Al Quran secara etimologi berasal dari kata qara’a yang artinya
dengan membaca, sedangkan menurut terminologi Al Qur’an adalah “kalamullah yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad saw dalam bahasa arab, yang bertujuan untuk menjadi
bukti untuk Rasulullah bahwa beliau merupakan utusan Allah dan bertujuan memberi
pelajaran bagi orang yang mengikuti petunjuknya.”

Al-Qur’an terdiri dari 114 surah (surat). Setiap surat terdiri dari beberapa ayat, di
mana Al-Baqarah menjadi surat terpanjang, karena terdiri dari 286 ayat dan yang terpendek
hanya memiliki 3 ayat yakni surat Al- Kautsar dan Al-Asr. Ayat dalam Al-Qur'an mencapai
6236 ayat, yang mana jumlah ini dapat berbeda-beda menurut pendapat tertentu. Namun
bukan dikarenakan oleh perbedaan isinya melainkan karena cara/aturan menghitung yang
diterapkan.

Menurut tempat diturunkannya, masing-masing surat dapat dibagi menjadi dua; surat-
surat Makkiyah (surat Mekkah) dan Madaniyah (surat Madinah). Pembagian ini dibedakan
berdasarkan tempat dan waktu penurunan surat dan ayat tertentu.Surat- surat yang diturunkan
sebelum Rasulullah SAW hijrah ke Madinah digolongkan surat Makkiya, lalu surat-surat
yang diturunkan setelahnya tergolong surat Madaniyah.

Al-Qur’an memiliki beberapa nama lain, antara lain adalah :Al-Kitab (Buku)

• Al-Hukm (Peraturan/hukum)
• Al-Hikmah (Kebijaksanaan)
• Asy-Syifa’ (Obat/penyembuh)
• Al-Furqan (Pembeda benar salah)
• Adz-Dzikr (Pemberi peringatan)
• Al-Mau’idhah (Pelajaran/nasihat)
Al-Qur’an memiliki beberapa fungsi, antara lain:

• Sebagai sumber pokok dan utama dari segala sumber-sumber hukum yang ada. Fungsi
yang pertama ini dilandasi oleh surah An Nisa ayat 5.
• Untuk petunjuk manusia dalam merumuskan aturan hukum, agar tercipta keadilan dan
keselamatan harus berpegang teguh dan berwawasan Al-Qur’an.
• Petunjuk yang diturunkan Allah SWT dengan penuh rahmat dan kebahagiaan kepada
manusia di dunia maupun di akhirat
• Sebagai ilmu pengetahuan.

Al-qur’an memiliki pokok-pokok kandungan didalamnya, antara lain:

1. Tauhid, merupakan kepercayaan bahwa tuhan itu Esa/satu Allah SWT dan semua
kepercayaan yang berhubungan dengan-Nya.
2. Ibadah, merupakan semua bentuk atau perbuatan yang bertujuan sebagai wujud atau
bukti dari kepercayaan ajaran tauhid.
3. Janji dan ancaman, menjanjikan pahala bagi orang yang mengimani dan
mengimplementasikan isi Alquran ke dalam kehidupannya sehari-hari dan ancaman
siksaan bagi orang yang mengingkari dan tidak mematuhi perintah Allah SWT.
4. Kisah-kisah umat sebelum Nabi Muhammad SAW, seperti kisah para Nabi dan Rasul
terdahulu dalam menyiaran syariat Allah SWT, terdapat kisah orang-orang saleh
ataupun kisah orang yang mengingkari kebenaran Alquran yang bertujuan agar dapat
dijadikan pembelajaran.

Al-qur’an sebagai sumber materiil

Al-Quran adalah sumber utama dalam pembentukan hukum Islam. Kata‘sumber’


dalam pembentukan hukum islam hanya boleh digunakan untuk Al-Qur’an dan Haddist.
Dikarenakan memang Al-Qur’an dan Haddist memang merupakan wadah yang berisi norma-
norma hukum. 1

Secara umum, hukum-hukum yang terdapat di Al-qur’an dibagi menjadi tiga bidang,
berikut pembagiannya:2

1
Abdul Latif, ‘Al-Quran Sebagai Sumber Hukum Utama’, Jurnal Ilmiah: Hukum Dan Keadilan, 4.1 (2017), 62–74.
2
Septi Aji Fitra Jaya, ‘Al-Qur’an Dan Hadist Sebagai Sumber Hukum Islam’, INDO-ISLAMIKA, 9.2 (2019), 204–16.
a. Hukum Akidah, merupakan sesuatu hukum yang berhubungan dengan keyakinan
manusia kepada Allah SWT, Malaikat, Kitab, Rasul, dan hari kiamat.
b. Hukum Etika (Khuluqiyyah), merupakan suatu perilaku yang berhubungan dengan
kepribadian manusia. Contohnya kejujuran, rendah hati, bijaksana dan lain-lain. Lalu
mengatur cara-cara menghindari sifat buruk pada diri manusia itu sendiri, seperti
dusta, iri, dengki, sombong.
c. Hukum Amaliyah (Amaliyah) mengatur tentang perilaku sehari-hari yang
berhubungan dengan sesama manusia. Hukum Amaliyah ada dua bagian; Pertama,
yaitu perilaku yang berhubungan dengan Allah, seperti Ibadah (shalat, puasa, dan lain
sebagainya); Kedua, perilaku yang berhubungan langsung dengan manusia dengan
manusia yang lain. Baik secara pribadi ataupun kelompok. Seperti, kontrak kerja,
hukum pidana, dan lain ssebagainya.

B. Hadist sebagai sumber materiil dalam praktik kehidupan islami

Secara bahasa, hadist memiliki arti “jadid” yang berarti baru untuk membedakan
dengan al-qur’an yang mempunyai makna “qadim” yaitu lama, atau “khabar” yang berarti
kabar.3 Menurut Al-Ghouri, hadist memiliki makna “segala sesuatu yang disandarkan kepada
Nabi saw. dari perkataan, perbuatan, taqrir, atau sifat.”4

Hadist menempati posisi kedua sebagai sumber hukum setelah Al-Qur’an, karena
hadist sangat dibutuhkan untuk mempelajari ajaran dan hukum islam. 5Al-Qur’an sebagai
pedoman hidup memiliki kata-kata yang perlu dirinci agar dapatdi jelaskan, di pahami, dan di
amalkan. Hadist berfungsi sebagai penjelas ayat-ayat Al-Qur’an yang kurang jelas atau
sebagai penentu beberapa hukum yang tidak terdapat dalam Al-Qur’an.

Penjelasan Imam Asy-Syatibi maupun Audah dalam menguraikan posisi hadis


terhadap al-Qur’an dapatlah dijelaskan sebagai berikut :6

a. Bayan Tafshil, hadis yang kandungannya menjelaskan (memerinci) ayat-ayat


yang masih global. Seperti ketika Al-Qur’an mengkalamkan tentang sholat,
haji, maupun zakat, maka hadis menguraikan secara rinci bagaimana tehnis
sholat, haji, maupun rincian zakat.

3
Mustafa al-Azami, Studies in Hadith Methodology and Literature (USA: American Trust Publication, 2012), 1.
4
Abdu al-Majid al-Ghouri, Mu’jam al-Mushthalahat al-Haditsah, 10.
5
Septi Aji Fitra Jaya.
6
Asy-Syatibi, al-Muwafaqat, 729-735; Audah, al-Tasyri, 174-175; Moenawar Chalil, Kembali Kepada al-Qur’an
dan Assunnah (Jakarta: Bulan Bintang, 1999), 244-245.
b. Bayan Takhshish, hadis yang kandungannya membatasi (mengkhususkan)
ayat-ayat yang umum. Semisal Al-Qur’an mengharamkan bangkai, sementara
hadis membatasi bahwa bangkai yang haramkan itu bangkai selain di laut.

c. Bayan Ta'yin/ta’kid, hadis yang menegaskan (menguatkan) maksud daridua


atau beberapa perkara yang dimaksud oleh ayat Al-Qur'an. Seperti Al-Qur’an
mengkalamkan tentang waris, hadis menegaskan bahwa orang yang
membunuh tidak berhak menerima waris. Al-Qur’an memfirmankan mengenai
hukum potong tangan bagi pencuri, sementara hadis menguatkan batasan harta
yang dicuri, yakni ¼ dinar.

d. Bayan Tasyri', hadits yang menetapkan suatu hukum pada perkara yang
didiamkan oleh Al-Qur'an. Semisal mengharakan pernikahan dengan bibi.
e. Bayan Nasakh,hadits yang menentukan ayat-ayat tertentu telah dinasakh
(dihapus) oleh ayat yang lain yang nampaknya seolah-oleh
bertentangan.7Contohnya yakni: “Tidak ada wasiat bagi ahli waris.” Hadits ini
menasakh atau mengganti surat“Diwajibkan atas kamu, apabila seseorang
diantara kamu kedatangan (tanda-tanda) maut, jika ia meninggalkan harta
yang banyak, berwasiat untuk ibu-bapak dan karib kerabat secara ma’ruf. (ini
adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertaqwa.” (QS. Al-Baqarah: 180)
Hadist sendiri dibagi menjadi tiga,8 yaitu :
a. Hadist Qauli, yaitu seluruh hadis yang diucapkan Rasulullah SAW untuk berbagai
tujuan dan dalam berbagai kesempatan.
b. Hadist Fi’li, yaitu seluruh perbuatan yang dilaksanakan oleh Rasul SAW.
c. Hadist Taqriri, yaitu diamnya Rasulullah SAW dari mengingkari perkataan atau
perbuatan yang dilakukan dihadapan beliau atau pada masa beliau dan hal tersebut
diketahuinya.

C. Alam Semesta sebagai sumber materiil dalam praktik kehidupan islami

Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa sumber materiil adalah hal-hal yang
menjadi faktor atau mempermudah dalam pembentukan sebuah hukum. Alam semesta yang
kita tempati sekarang menjadi salah satu penguat sumber materiil besar dalam kehidupan

7
Muhamad bin Idris Asy-Syafe’i, Ar-Risalah, terj. Ahamadie Thaha, Ar-Risalah (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1992),
93.

8
Wahbah al-Zuhayli, Ushul al-Fiqh al-Islami, juz 1, h. 450.
islami. Kita mengenal alam semesta dengan banyak sebutan, seperti semesta raya maupun
jagad raya. Kita sadar dan tahu betul bahwa baik itu alam semesta, semesta raya, maupun
jagad raya adalah sesuatu yang terdiri dari langit dan bumi, diciptakan oleh Tuhan, sekaligus
sebagai penggambaran akan Keagungan Nya. Di dalam Al-Quran surat Al-Anbiya (surat ke-
21) ayat 30, Allah SWT telah memberikan sedikit gambaran tentang bagaimana alam semesta
ini terbentuk yaitu dimulai dari langit dan bumi sebagai sesuatu yang padu lalu kemudian
keduanya dipisahkan.

َ‫ت َو ْاْلَ ْرضَ كَانَتَا َرتْقًا َففَت َ ْق ٰن ُه َم ٍّۗا َو َجعَ ْلنَا مِ نَ ا ْل َم ۤاءِ ُك َّل ش َْيءٍ ح ٍَّۗي ٍ ا َ َف ََل يُؤْ مِ نُ ْون‬ َّ ‫اَوََ لَ ْم يَ َر الَّ ِذ ْينَ َكفَ ُر ْْٓوا ا َنَّ ال‬
ِ ‫سمٰ ٰو‬

Artinya:

Apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi, keduanya, dahulu
menyatu, kemudian Kami memisahkan keduanya dan Kami menjadikan segala sesuatu yang
hidup berasal dari air? Maka, tidakkah mereka beriman?(Q.S. Al-Anbiya Ayat 30)

Namun bagi beberapa orang penjelasan secara agama saja tidak cukup dapat
dipercayai dengan kuat. Mereka percaya namun mereka membutuhkan penjelasan secara
ilmiah melalui ilmu-ilmu sains agar kepercayaan mereka semakin kuat. Di dalam sains, salah
satu teori yang sangat populer mengenai pembentukan alam semesta adalah teori Big Bang.
Teori Big Bang adalah sebuah teori yang menegaskan bahwa pembentukan alam semesta ini
awalnya dimulai dari materi yang sangat padat dan panas, materi tersebut kemudian meledak
dan mengalami perkembangan dan berekspansi9 secara terus menerus.10Jika kita hubungkan
dengan bagaimana alam semesta dibentuk di dalam Al-Qur’an, kedua hal ini memiliki relasi
atau dapat dikatakan saling berhubungan. Baik di dalam Al-Qur’an maupun penjelasan secara
sains melalui teori Big Bang, alam semesta dikatakan bermula dari sebuah materi yang
kemudian berpisah dan berkembang.

Seperti yang sudah diterangkan diatas bahwa alam semesta berasal dari sebuah
penciptaan, selain itu alam semesta juga berkaitan erat dengan islam, serta terdapat tujuan
dalam penciptaannya.

a. Kaitan Antara Islam Dengan Alam Semesta

9
Cambridge Dictionary
10
Wegie Ruslan and Mikhael Dua, Terjadinya Alam Semesta Perspektif Teori Big Bang, Cetakan Pe (Jakarta:
Universitas Katolik Atma Jaya, 1943). Hal. 7.
Keberadaan alam semesta yang saat ini menjadi tempat tinggal kita harus kita artikan
sebagai salah satu Keagungan Tuhan serta sebagai wujud mengenai keberadaan Tuhan itu
sendiri. Hal ini dikarenakan alam semesta sebagai milik dari Tuhan semesta alam sudah pasti
diatur oleh pemiliknya itu sendiri. Allah SWT juga telah berfirman mengenai hal ini di dalam
Al-Qur’an surah Ibrahim ayat 11, yaitu :

Allah SWT juga telah menegaskan kembali mengenai hal ini di dalam surah Al-
Baqarah ayat 1-3 bahwa pemilik mutlak dari alam semesta ini adalah Allah Yang Maha
Pengasih. Melalui beberapa surah tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa sejatinya alam
semesta memang memiliki keterkaitan serta keterikatan dengan Allah SWT maupun dengan
agama islam itu sendiri.

b. Penciptaan Alam Semesta

Alam semesta merupakan sesuatu yang sangat kompeks yang dalam penciptaannya
mengandung Keesaan serta Kebesaran Tuhan semesta alam. Terdiri dari berbagai macam
aspek, penciptaan alam semesta dijadikan sebagai penguat agar keimanan kita semakin
bertambah dengan adanya Kebesaran Tuhan. Beberapa aspek yang turut menyusun alam
semesta antara lain adalah langit dan bumi, mengembangnya alam, orbit bintang-bintang,
asap sebagai material pembentuk bumi, antariksa yang sangat gelap, serta benda-benda
antariksa yang bergerak.

Penciptaan langit dan bumi yang merupakan bagian dari alam semesta telah
dijelaskan secara lebih rinci mengenai waktu pembentukannya yaitu selam 6 hari. Hal ini
diterangkan di dalam Q.S Al-A’raf ayat 54 yaitu :

َ ‫َار يَ ْطلُبُهۥُ َحثِيثًا َوٱلش َّْم‬


‫س‬ َ ‫علَى ٱ ْلعَ ْر ِش يُ ْغشِى ٱلَّ ْيلَلنَّه‬ َ ‫ستَ َو ٰى‬ ِ ‫ت َوٱ ْْل َ ْرضَ فِى‬
ْ ‫ست َّ ِة أَيَّ ٍام ث ُ َّم ٱ‬ ِ ‫س ٰ َم ٰ َو‬ َّ ‫ق ٱل‬ َ َ‫إِنَّ َربَّ ُك ُم ٱللَّ ُهٱلَّذِى َخل‬
َ‫ب ٱ ْل ٰعَ َلمِ ين‬ َ َ‫ق َوٱ ْْل َ ْم ُر ٍّۗ تَب‬
ُّ ‫اركَ ٱ َّّللُ َر‬ ُ ‫ت ِبأ َ ْم ِر ِْٓهۦ ٍّۗ أ َ َْل لَهُ ٱ ْل َخ ْل‬ ٍ ٍۭ ‫س َّخ ٰ َر‬
َ ‫َوٱ ْلقَ َم َر َوٱلنُّ ُجو َم ُم‬

Artinya: Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi
dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang
yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-
bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan
memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.

Diturunkannya ayat-ayat mengenai pembentukan langit dan bumi ini bukan serta
merta agar manusia menerima secara mentah-mentah mengenai pembentukan langit dan bumi
serta alam semesta melainkan ayat-ayat ini digunakan sebagai landasan atau hukum untuk
kemudian meneliti lebih lanjut hal-hal tersebut secara ilmiah. Allah menginginkan manusia
untuk melakukan sebuah proses pencarian pengetahuan. Penciptaan alam semesta
digabungkan di dalam enam ayat Al-Qur’an dan kita tahu betul bahwa Al-Qur’an memang
sudah ada sejak dulu namun para ilmuwan baru berhasil menjelaskannya secara ilmiah
beberapa abad belakangan ini, sungguh luar biasa Keagungan Tuhan serta sumber hukum dan
pengetahuan yang diciptakannya yaitu Al-Qur’an.

c. Tujuan Diciptakannya Alam Semesta

Melalui alam semesta ini sebenarnya Allah ingin menegaskan kepada manusia bahwa
manusia tidak boleh hanya menerima informasi begitu saja melainkan untuk selalu
menciptakan pertanyaan-pertanyaan mengenai hal-hal di sekitarnya. Allah telah memberikan
petunjuk-petunjuk kepada manusia melalui ayat-ayat yang ada pada Al-Qur’an dan kemudian
Allah menyerahkan kembali kepada manusia itu sendiri untuk membuktikan keberadaan hal-
hal yang telah disebutkan di dalam Al-Qur’an serta membuktikan Keesaan Tuhan.

Dengan adanya alam semesta manusia akan lebih mudah atau setidaknya memiliki
jalan awal dalam mencari Keagungan Allah melalui keberadaan langit dan bumi. Tidak hanya
menjelaskan tentang penciptaan namun Al-Qur’an juga telah menjelaskan mengenai hal-hal
lainnya yang tidak bisa dimengerti oleh akal manusia. Allah SWT menegaskan di dalam
surah Al-Anbiya ayat ke 16 bahwa alam semesta dikerjakan dengan tujuan sungguh-sungguh
dan tidak main-main.

َ‫ض َو َما بَ ْينَ ُه َما ٰل ِع ِب ْين‬


َ ‫س َم ۤا َء َو ْاْلَ ْر‬
َّ ‫َو َما َخلَ ْقنَا ال‬

Artinya : Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan segala apa yang ada di antara
keduanya dengan main-main.

D. Aplikasi Al-Qur’an, Hadist, dan Alam Semesta sebagai sumber materill

1. Al-Qur’an

Pengaplikasian al-quran sebagai sumber materiil :


1. Surah Ar Ra'd ayat 38 merupukan salah satu dari contoh penerapan hukum Aqidah,
yang dimana menjelaskan bahwa beriman kepada Nabi dan rasul adalah wajib.
ِۗ
‫ُّل َج ٍل ِكتَاب‬ ُ ‫اوذُ ِرياةا َو َماكَانَل َِر‬
َ ِ ‫س ْو ٍ ََّل ْنياأْتِيَ ِب ٰايَ ٍةا اَِّل ِب ِا ْذنِاللّٰ ِۗ ِه ِلك‬ ‫س اّل ِم ْنقَ ْب ِلك ََو َجعَ ْلنَالَ ُه ْما َ ْز َوا اج ا‬
ُ ‫س ْلنَا ُر‬
َ ‫َولَقَ ْدا َ ْر‬

Artinya: "Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau
(Muhammad) dan Kami berikan kepada mereka istri-istri dan keturunan. Tidak ada
hak bagi seorang rasul mendatangkan sesuatu bukti (mukjizat) melainkan dengan izin
Allah. Untuk setiap masa ada Kitab (tertentu)."

2. QS. Al-Furqan: 63 salah satu surat dari contoh penerapan hukum Khuluqiyyah, yang
menerangkan tentang sesama manusia kita harus rendah hati dan berperilaku baik
‫س َٰلَ ًما‬
َ ‫ْٱل َٰ َج ِهلونَ قَالوا‬ ‫طبَهم‬ ِ ‫ْٱْل َ ْر‬
َ ‫ض ه َْونًا َوإِذَا خَا‬ ‫علَى‬
َ َ‫ٱلر ْح َٰ َم ِن ٱلَّذِينَ يَ ْمشون‬
َّ ‫َو ِعبَاد‬

Artinya: "Adapun hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah orang-orang
yang berjalan di bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa
mereka (dengan kata-kata yang menghina), mereka mengucapkan 'salam,'"

3. Surat Hud Ayat 114 salah satu surat dari contoh hukum Akidah, yang mengatur
tentang kewajiban untuk mendirikan sholat.

َ‫ت ۚ َٰذَلِكَ ِذ ْك َر َٰى لِلذَّاك ِِرين‬ َّ ‫ت يذْ ِهبْنَ ال‬


ِ ‫س ِِّيئ َا‬ َ ‫ار َوزلَفًا مِ نَ اللَّ ْي ِل ۚ ِإ َّن ْال َح‬
ِ ‫سنَا‬ َّ ‫َوأَق ِِم ال‬
َ َ ‫ص ََلة‬
ِ ‫ط َرفَي ِ النَّ َه‬
Artinya: "Dan dirikanlah sholat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada
bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik
itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi
orang-orang yang ingat." (QS Hud: 114).

2. Hadist

Contoh penerapan hadist sebagai sumber materiil dalam praktik kehidupan islami, yaitu
dapat kita lihat pada salah satu contoh hadist berikut :

“Telah menceritakan kepada kami Ali bin Khasyram, telah mengabarkan kepada kami
Isa bin Yunus dari Malik bin Anas dari Ayyub bin Habib bahwa mendengar Abu Al-
Mutsanna Al-Juhanni menyebutkan dari Abu Sa'id Al-Khudri bahwa Nabi Saw melarang
untuk meniup ke dalam minuman. Kemudian seroang laki-laki berkata, "Lalu bagaimana bila
aku melihat kotoran di dalam bejana?" Beliau bersabda, "Kalau begitu, tumpahkanlah." Ia
berkata lagi, "Sungguh, aku tidaklah puasa dengan sekali tarikan nafas." Beliau bersabda,
"Kalau begitu, jauhkanlah bejana (tempat untuk minum) dari mulutmu." Abu Isa berkata; Ini
adalah hadits hasan shahih.” (HR. Tirmidzi: 1809).

Rasulullah melarang untuk meniup makanan ataupun minuman ketika masih panas.
Dalam hal ini Nabi melarang untuk meniup minuman atau makanan yang panas dan
menyuruh kita menunggu hingga dingin. Beberapa penelitian di era modern pun
membuktikan bahwa meniup makanan atau minuman yang panas, ternyata dapat
membahayakan kesehatan. Udara yang keluar melalui tiupan atau hembusan nafas
merupakan udara yang telah rusak dan penuh dengan karbon dioksida (CO2) (Tharsyah,
2006). Makanan yang masih panas juga tidak boleh langsung dimakan, karena dapat merusak
makosa mulut serta saluran pencernaan di bawahnya, apabila hal ini secara terus menerus,
bisa mengakibatkan kerusakan indra pengecap, kerusakan permanen mukosa rongga mulut,
serta gangguan pada gigi.11

3. Alam Semesta

Alam semesta sebagai salah satu bukti dari Keagungan Tuhan salah satunya terdiri
dari langit dan bumi yang di dalamnya terdapat kekayaan alam yang melimpah. Kita sebagai
manusia diwajibkan untuk menjaga serta melestarikan lingkungan sekitar kita dengan baik,
hal ini turut dijelaskan di dalam Q.S. Al-A’raf ayat 56 yaitu :
“Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik.
Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah
sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan.”
Saat ini pelestarian lingkungan merupakan salah satu hal yang sedang di galakkan di
kalangan masyarakat karena ketika lingkungan kita rusak maka efeknya akan sangat buruk
bagi kita. Rusaknya lingkungan akan menyulitkan bagi diri kita sendiri sebagai manusia,
contohnya adalah pencemaran udara. Pencemaran udara akan membuat manusia mengalami
gangguan pernapasan selain itu pencemaran-pencemaranya lainnya seperti pencemaran tanah,
maupun air juga dapat menimbulkan berbagai penyakit untuk kita.
Selain itu adanya berbagai musim di bumi juga menyebabkan kita sebagai manusia
memiliki aturan-aturan tersendiri dalam berpakaian. Air yang ada di alam semesta ini juga
digunakan untuk kita menyucikan diri dari hadast terutama umat muslim. Perputaran
matahari juga menjadi acuan bagi kita dalam melaksanakan ibadah.

11
Alfi Salwa Qibty, ‘Hadits Larangan Meniup Makanan Dan Minuman’, IJOIS: Indonesian Journal of Islamic
Studies, 2, No. 02.02 (2021), 159–79.
BAB III
KESIMPULAN
Al Qur’an adalah kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw dalam
bahasa arab, yang bertujuan untuk menjadi bukti untuk Rasulullah bahwa beliau merupakan
utusan Allah dan bertujuan memberi pelajaran bagi orang yang mengikuti petunjuknya. Al-
Qur’an sebagai sumber materiil terdiri atas beberapa hukum antara lain yaitu etika, akidah,
dan amaliyah. Al-Qur’an juga memeliki beberapa nama lain, beberapa fungsi dan juga
beberapa pokok kandungan. Penerapan Al-Qur’an sebagai sumber materiil dapat diliat pada
penerapan hukum Akidah serta penerapan hukum Khuluqiyyah.

Hadist menempati posisi kedua sebagai sumber hukum setelah Al-Qur’an, karena
hadist sangat dibutuhkan untuk mempelajari ajaran dan hukum islam. Hadist berfungsi
sebagai penjelas ayat-ayat Al-Qur’an yang kurang jelas atau sebagai penentu beberapa
hukum yang tidak terdapat dalam Al-Qur’an. Hadist menempati beberapa posisi di dalam Al-
Qur’an selain itu hadist juga dibagi menjadi 3 yaitu Hadist Qauli, Hadist Fi’li, serta Hadist
Taqriri. Contoh penerapan hadist sebagai sumber materiil dalam kehidupan islami yaitu kita
tidak boleh meniup makanan yang panas sebagaimana telah diterangkan di atas.

Alam semesta yang kita tempati sekarang menjadi salah satu penguat sumber materiil
besar dalam kehidupan islami. Baik di dalam Al-Qur’an maupun penjelasan secara sains
melalui teori Big Bang, alam semesta dikatakan bermula dari sebuah materi yang kemudian
berpisah dan berkembang. Semesta berasal dari sebuah penciptaan, selain itu alam semesta
juga berkaitan erat dengan islam, serta terdapat tujuan dalam penciptaannya. Contoh
penerapan alam semesta sebagai sumber materiil antara lain kewajiban untuk melestarikan
lingkungan, menggunakan pakaian yang sesuai dengan musim, serta pemanfaatan air untuk
menyucikan diri.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Azami, Mustafa. (2012).Studies in Hadith Methodology and Literature. USA: American


Trust Publication.

Al-Ghouri, Abdu al-Majid. (2007)Mu’jam al-Mushthalahat al-Haditsah. Beirut: Dar Ibnu


Katsir.

Al-Zuhayli, Wahbah. (1986). Ushul al-Fiqh al-Islami. Beirut: Dar al-Fikr.

Chalil,Moenawar. (1999).Kembali Kepada al-Qur’an dan Assunnah. Jakarta: Bulan Bintang.

Jaya, Septi Aji Fitra. (2019). ‘Al-Qur’an Dan Hadist Sebagai Sumber Hukum Islam’, INDO-
ISLAMIKA, 9.2.

Latif, Abdul. (2017). ‘Al-Quran Sebagai Sumber Hukum Utama’, Jurnal Ilmiah: Hukum Dan
Keadilan, 4.1.

Syafe’i,Muhamad bin Idris, Asy-. (1992).“Ar-Risalah.”(terj.) Ahamadie Thaha.Ar-Risalah.


Jakarta: Pustaka Firdaus.

Anda mungkin juga menyukai