Anda di halaman 1dari 106

LITERATURE REVIEW ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS

PADA IBU HAMIL HIPERTENSI DENGAN MANAGEMENT NYERI


TEKNIK NONFARMAKOLOGI

Karya Tulis Ilmiah

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Predikat Ahli Madya
Keperawatan

Oleh :
Bagus Hilmawan
NIM: P07120118053

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
JURUSAN KEPERAWATAN
BANJARABARU
2021

1
LITERATURE REVIEW ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS
PADA IBU HAMIL HIPERTENSI DENGAN MANAGEMENT NYERI
TEKNIK NONFARMAKOLOGI

Karya Tulis Ilmiah Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya


Keperawatan (Amd.Kep) di Jurusan Keperawatan Poltekkes
Kemenkes Banjarmasin

Oleh :

Bagus Hilmawan
NIM: P07120118053

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
JURUSAN KEPERAWATAN
BANJARABARU
2021

i
@ 2021

Hak Cipta pada Penulis

ii
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
Jalan Haji Mistar Cokrokusumo No. 1A Banjarbaru 70714
Telp. (0511) 4773267 - 4780516 - 4781619 Fax (0511) 4772288
e-mail: poltekkes_banjarmasin@yahoo.co.id, kepeg_poltekesbjm@yahoo.co.id
Jurusan Kesehatan Lingkungan (0511) 4781131;Keperawatan (0511)
4772517;Kebidanan (0511) 3268018;
Gizi (0511) 4368621 : Kesehatan Gigi (0511) 4772721; Analis Kesehatan (0511)
4772718

LEMBAR PENGESAHAN SEBELUM UJIAN KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis Ilmiah berjudul “Literature Review Asuhan Keperawatan


Maternitas Pada Ibu Hamil Hipertensi dengan management nyeri teknik
nonfarmakologi” telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Laporan
Tugas Akhir/Studi Literatur Politeknik Kesehatan Banjarmasin Program Studi
Diploma III Jurusan Keperawatan dalam rangka memperoleh predikat Ahli Madya
Keperawatan.

Banjarbaru, April 2021

Pembimbing I Pembimbing II

Ns. Agustine Ramie, S.Kep., M.Kep Dr. Mahdalena, S.Pd., M.Kes


NIP. 196508011985032001 NIP. 197008251996032002

iii
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
Jalan Haji Mistar Cokrokusumo No. 1A Banjarbaru 70714
Telp. (0511) 4773267 - 4780516 - 4781619 Fax (0511) 4772288
e-mail: poltekkes_banjarmasin@yahoo.co.id, kepeg_poltekesbjm@yahoo.co.id
Jurusan Kesehatan Lingkungan (0511) 4781131;Keperawatan (0511)
4772517;Kebidanan (0511) 3268018;
Gizi (0511) 4368621 : Kesehatan Gigi (0511) 4772721; Analis Kesehatan (0511)
4772718

LEMBAR PENGESAHAN SETELAH UJIAN KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis Ilmiah berjudul “Literature Review Asuhan Keperawatan


Maternitas Pada Ibu Hamil Hipertensi dengan management nyeri teknik
nonfarmakologi” telah disetujui untuk diajukan dihadapan Tim Penguji Laporan
Tugas Akhir/Studi Literatur Politeknik Kesehatan Banjarmasin Program Studi
Diploma III Jurusan Keperawatan dalam rangka memperoleh predikat Ahli Madya
Keperawatan.

Banjarbaru, April 2021


Pembimbing I, Pembimbing II,

Ns. Agustine Ramie, S.Kep., M.Kep Dr. Mahdalena, S.Pd., M.Kes


NIP. 196508011985032001 NIP. 197008251996032002

Mengatahui,
Ketua Jurusan Keperawatan
Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Agus Rachmadi, S.Pd, A.Kep, Msi. Med


NIP 19680810 1990003 1 004

Susunan Tim Penguji LTA


1. Ns. Agustine Ramie, S.Kep., M.Kep : (…..................)
2. Dr. Mahdalena, S.Pd., M.Kes : (.......................)
3. Hj. Ns. Ainun Sajidah, S.Kep., M. Biomed : (.......................)

iv
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
Jalan Haji Mistar Cokrokusumo No. 1A Banjarbaru 70714
Telp. (0511) 4773267 - 4780516 - 4781619 Fax (0511) 4772288
e-mail: poltekkes_banjarmasin@yahoo.co.id, kepeg_poltekesbjm@yahoo.co.id
Jurusan Kesehatan Lingkungan (0511) 4781131;Keperawatan (0511)
4772517;Kebidanan (0511) 3268018;
Gizi (0511) 4368621 : Kesehatan Gigi (0511) 4772721; Analis Kesehatan (0511)
4772718

PERNYATAAN SIAP MENJALANI UJIAN KARYA TULIS ILMIAH

Mahasiswi yang tersebut dibawah ini:


Nama : Bagus Hilmawan
NIM : P07120118053
Judul Karya Tulis Ilmiah : “Literature Review: Asuhan Keperawatan
Maternitas Pada Ibu Hamil Hipertensi
dengan management nyeri teknik nonfarmakologi”

Dinyatakan siap untuk mengikuti ujian seminar hasil/literature review. Demikian


surat pernyataan ini dibuat agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Banjarbaru, Februari 2021

Pembimbing I Pembimbing II

Ns. Agustine Ramie, S.Kep., M.Kep Dr. Mahdalena, S.Pd., M.Kes


NIP. 196508011985032001 NIP. 197008251996032002

v
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
Jalan Haji Mistar Cokrokusumo No. 1A Banjarbaru 70714
Telp. (0511) 4773267 - 4780516 - 4781619 Fax (0511) 4772288
e-mail: poltekkes_banjarmasin@yahoo.co.id, kepeg_poltekesbjm@yahoo.co.id
Jurusan Kesehatan Lingkungan (0511) 4781131;Keperawatan (0511)
4772517;Kebidanan (0511) 3268018;
Gizi (0511) 4368621 : Kesehatan Gigi (0511) 4772721; Analis Kesehatan (0511)
4772718

SURAT PERNYATAAN TENTANG ORISINALITAS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :

Nama : Bagus Hilmawan


NIM : P07120118053
Angkatan : 2018

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan


Laporan Tugas Akhir yang berjudul :

“Literature Review Asuhan Keperawatan Maternitas Pada Ibu Hamil


Hipertensi dengan management nyeri teknik nonfarmakologi”

Apabila suatu saat nanti saya terbukti melakukan tindakan plagiat, maka
saya akan menerima sanksi yang telah ditetapkan.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Banjarbaru, April 2021

Bagus Hilmawan
NIM: P07120118053

vi
RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Bagus Hilmawan


Nama Panggilan : Bagus
Tempat Tanggal Lahir : Banjarbaru, 26 Juni 2000
Agama : Islam
Alamat : Jl. Trikora Komp. Wengga Blok O
No. 145
Alamat Email : bagushilmawan26@gmail.com
No Hp/WA : 085347131094
Nama Orang Tua
Ayah : Agus Fauji
Ibu : Kamariah
Riwayat Pendidikan :
1. TK Melati (2004-2006)
2. SDN Banjarbaru Utara 8 (2006-2012)
3. SMPN 1 Martapura (2012-2015)
4. SMAN 3 Banjarbaru (2015-2018)
5. Politeknik Kesehatan Banjarmasin Program Studi Diploma III
Jurusan Keperawatan (2018 – Sekarang)

Organisasi / Kegiatan/ :
1. SD:
Pramuka (2006-2012)
2. SMP:
Pramuka (2006-2012)

3. SMA:
Pramuka (2015-2018)

vii
4. PT:
Catur

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat limpahan rahmat dan kasih-Nya akhirnya penulis dapat
menyelesaikan penyusunan Karya Tulis Ilmiah dengan Judul “Literatur Review:
Asuhan Keperawatan Maternitas Pada Ibu Hamil Hipertensi dengan management
nyeri teknik nonfarmakologi” dapat diselesaikan dengan baik. Laporan Tugas
Akhir ini dibuat sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan
program Diploma III Keperawatan di Politeknik Kesehatan Banjarmasin Jurusan
Keperawatan Banjarbaru. Dalam penulisan ini, penulis mendapatkan beberapa
kesulitan dalam kemampuan penulis dan keterbatasan dalam memperoleh
literatur, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat
menyelesaikan penelitian ini.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada Ibu

Ns. Agustine Ramie, S.Kep., M.Kep selaku pembimbing I dan Ibu Dr.

Mahdalena, S.Pd., M.Kes selaku pembimbing II serta Hj. Ns. Ainun Sajidah,

S.Kep., M. Biomed selaku penguji III yang telah banyak memberikan saran dan

arahan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah laporan tugas akhir ini. Selain itu

penulis juga mengucapkan terimakasih kepada :

1. Dr. H. Mahpolah, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan Banjarmasin.

2. Agus Rachmadi, S.Pd, A.Kep, Msi. Med selaku Ketua Jurusan Keperawatan

Politeknik Kesehatan Banjarbaru.

3. Hj Zainab, S.Si. T, M.Kes selaku Ketua Program Studi Diploma III Jurusan

Keperawatan Politeknik Kesehatan Banjarmasin.

viii
4. Dosen-dosen pengajar beserta staf Pendidikan di Jurusan Keperawatan

Politeknik Kesehatan Banjarmasin.

5. Ibu dan Bapak, serta keluarga yang tercinta yang telah banyak memberikan

dukungan moril maupun materil bagi penulis.

6. Kepada kawan kawanku yang sering memaksaku bekerja terima kasih

sebanyak banyaknya, dan kepada kawan kawanku angkatan 2018 semoga

kalian diberkahi, Amin.

Semoga seluruh bantuan dan kerjasama yang diberikan semua pihak

mendapatkan ridho dan nilai amal yang sesuai dari Tuhan Yang Maha Esa.

Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penulisan laporan tugas akhir ini,

karena itu penulis mohon arahan, saran dan kritik yang sifatnya menyempurnakan

penelitian ini.

Akhirnya penulis mengharapkan semoga penyusunan laporan tugas akhir

ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Banjarbaru, April 2021

Penulis

ix
DAFTAR ISI
HALAMAN
LITERATURE REVIEW ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS
PADA IBU HAMIL HIPERTENSI DENGAN MANAGEMENT NYERI
TEKNIK NONFARMAKOLOGI.........................................................................i
Hak Cipta pada Penulis.........................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN SEBELUM UJIAN KARYA TULIS ILMIAH...iii
LEMBAR PENGESAHAN SETELAH UJIAN KARYA TULIS ILMIAH....iv
PERNYATAAN SIAP MENJALANI UJIAN KARYA TULIS ILMIAH........v
SURAT PERNYATAAN TENTANG ORISINALITAS...................................vi
RIWAYAT HIDUP..............................................................................................vii
KATA PENGANTAR........................................................................................viii
DAFTAR ISI...........................................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xiii
BAB I.....................................................................................................................14
PENDAHULUAN.................................................................................................14
A. Latar Belakang..........................................................................................14
B. Rumusan Masalah.......................................................................................6
C. Tujuan Asuhan Keperawatan....................................................................6
a. Tujuan Umum............................................................................................6
b. Tujuan Khusus...........................................................................................6
D. Manfaat Asuhan keperawatan...................................................................6
1. Manfaat Teoritis........................................................................................6
2. Manfaat Praktis..........................................................................................6
BAB II.....................................................................................................................7
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................7
A. Konsep Dasar Kehamilan...........................................................................7
1. Definisi......................................................................................................7
B. Konsep Dasar Nyeri....................................................................................7
2. Perubahan Fisiologi dan Psikologi Kehamilan.......................................11

x
B. Hipertensi dalam Kehamilan...................................................................14
1. Definisi....................................................................................................14
2. Klasifikasi................................................................................................15
3. Etiologi....................................................................................................17
4. Manifestasi Klinis....................................................................................19
5. Patofisiologi.............................................................................................20
6. Pathway...................................................................................................28
7. Penatalaksanaan.......................................................................................28
a. Penatalaksanaan Secara Medis................................................................28
b. Penatalaksanaan Keperawatan di rumah.................................................30
C. Penatalaksanaan Keperawatan non farmakologi : Teknik relaksasi &
Distraksi..........................................................................................................31
8. Pemeriksaan Penunjang...........................................................................36
9. Dicharge Planning...................................................................................36
10. Komplikasi...........................................................................................38
C. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Ibu Hamil dengan Hipertensi...38
1. Pengkajian (Wagiyo & Putrono, 2016)...................................................38
2. Diagnosa Keperawatan............................................................................42
3. Implementasi...........................................................................................47
4. Evaluasi...................................................................................................50
BAB III..................................................................................................................52
METODE PENULISAN......................................................................................52
A. Rancangan.................................................................................................52
B. Subjek Asuhan Keperawatan..................................................................52
C. Fokus Asuhan Keperawatan....................................................................52
D. Definisi Operasional (Batasan Istilah)....................................................53
E. Metode Pengumpulan Data.....................................................................53
F. Waktu Asuhan Keperawatan...................................................................54
G. Analisis dan Penyajian Data Asuhan Keperawatan..............................54
H. Etik Penelitian...........................................................................................54
BAB IV..................................................................................................................55
HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................55
a. HASIL........................................................................................................55
1. Karakteristik dari Studi Kasus yang Ada................................................55
2. Karakteristik Pasien dari 2 (dua) pasien dari studi kasus yang ada.........57
B. PEMBAHASAN...........................................................................................75
1. Pengkajian keperawatan..........................................................................75

xi
2. Diagnosa keperawatan.............................................................................79
3. Intervensi Keperawatan...........................................................................80
4. Implementasi Keperawatan.....................................................................82
5. Evaluasi Keperawatan.............................................................................83
6. Keterbatasan............................................................................................83
BAB V....................................................................................................................84
PENUTUP.............................................................................................................84
A. Kesimpulan................................................................................................84
1. Pengkajian...............................................................................................84
2. Diagnosa Keperawatan............................................................................85
3. Intervensi Keperawatan...........................................................................85
4. Implementasi Keperawatan.....................................................................85
5. Evaluasi Keperawatan.............................................................................85
B. Saran..........................................................................................................86
1. Bagi Penulis Selanjutnya.........................................................................86
2. Bagi Poltekkes Kemenkes Banjarmasin..................................................86
3. Bagi Pasien..............................................................................................87
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Lembar Konsultasi LTA Pembimbing I


Lampiran 2 Lembar Konsultasi LTA Pembimbing II

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi karena kehamilan adalah kenaikan tekanan diastolik 15 mmHg

atau > 90 mmHg dalam 2 pengukuran berjarak 1 jam atau tekanan diastolik

sampai 110 mmHg. Tanda lain dari hipertensi karena kehamilan ini adalah

proteinuria negatif dan kehamilan >20 minggu (Saifuddin AB dkk, 2015).

Menurut data WHO (World Health Organization) hipertensi kehamilan

merupakan penyebab kematian ibu maupun janin di dunia, Disebabkan karena

terjadinya pendarahan (25%) biasanya pendarahan pasca persalinan, hipertensi

pada ibu hamil (12%), partus macet (8%), aborsi (13%) dan karena sebab lainnya

(7%) membuat 80% kematian ibu hamil yang tergolong dalam penyebab kematian

ibu secara langsung. Faktor faktor risiko penyebab hipertensi dalam kehamilan

seperti primigravida, penyakit ginjal, riwayat hipertensi sebelum kehamilan,

hiperplasentosis, dan kegemukan. (WHO, 2015).

Kehamilan dengan hipertensi menyebabkan resiko tinggi pada wanita

hamil dan bayinya serta merupakan penyebab kematian maternal tertinggi dan

penyebab angka mortalitas perinatal yang tinggi, selain partus prematurus dan

berat badan lahir rendah di United Kingdom. Hipertensi yang timbul selama

kehamilan kebanyakan kasus terjadi pada kehamilan anak pertama biasanya

terjadi pada pertengahan usia kehamilan. Hipertensi yang terjadi bisa tanpa

disertai proteinuria bermakna (hipertensi gestasional) atau disertai dengan

xiv
proteinuria bermakna (pre-eklampsia), dapat juga terjadi pada pasien yang

sebelumnya dengan riwayat

xv
2

hipertensi kronik, maupun kehamilan yang mempengaruhi terjadinya

hipertensi (hipertensi gestasional) (Lalenoh, 2018).

Menurut data World Health Organization, hipertensi dalam kehamilan

menyumbangkan 6-8% kematian maternal. Kematian maternal ini terjadi hampir

99% di negara berkembang, dan sisanya dinegara maju. Uteri (2013 dalam

Ardhiyanti, 2018). Secara global, 80% kematian ibu hamil yang tergolong dalam

penyebab kematian ibu secara langsung, yaitu disebabkan karena terjadi

perdarahan (25%) biasanya perdarahan pasca persalinan, hipertensi pada ibu

hamil (12%), partus macet (8%), aborsi (13%) dan karena sebab lain (22%) WHO

(2012 dalam Trisiani dan Hikmawati, 2016) diantaranya anemia dalam kehamilan

5%, gangguan metabolik 7%, Infeksi 3%, Gangguan sistem peredaran darah

(jantung, stroke, dll) 7% (World Health Organization, 2018).

Dalam Profil Kesehatan Indonesia tahun 2015 diketahui bahwa hipertensi

(27,1%) adalah persentasi tertinggi kedua penyebab kematian ibu setelah

perdarahan (30,3%). Secara global, lima penyebab utama kematian ibu adalah

perdarahan sebanyak 30,1%, hipertensi 26,9%, infeksi 5,6%, partus lama 1,8%,

abortus 1,6% dan lain-lain 34,5% diantaranya penyakit kanker 2,2%, ginjal

1,2%, jantung 6,5%, tuberculosis 0,6, faktor 4T (terlalu muda 3,8% dan terlalu tua

untuk hamil dan melahirkan 4,1%, terlalu dekat jarak kehamilan/persalinan 5,2%

dan terlalu banyak hamil dan melahirkan 9,4%), serta kondisi 3T (terlambat),

yaitu: Terlambat mengambil keputusan merujuk, 0.6%, Terlambat mengakses

fasilitas pelayanan kesehatan yang tepat, 0,2% dan Terlambat memperoleh

pelayanan dari tenaga kesehatan yang tepat/kompeten 0,2% (Kemenkes RI 2016).


3

Sedangkan penyebab kematian ibu di Indonesia akibat hipertensi dalam

kehamilan (HDK) proporsinya semakin meningkat, hampir 30% kematian ibu

di Indonesia disebabkan oleh HDK (Kemenkes RI, 2015).

Berdasarkan data Profil Kabupaten/kota se Kalimantan Selatan tahun 2019

diketahui penyebab kematian ibu di Provinsi Kalimantan Selatan diantaranya 18%

perdarahan, 14% hipertensi, 4% infeksi, 4% gangguan sistem peredaran darah, 5%

gangguan metabolisme, 17% lain-lain. (Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan

Selatan, 2019).

Diperkirakan sekitar 5–10% ibu hamil di seluruh dunia

mengalami hipertensi dalam kehamilan. Kondisi ini biasanya muncul saat usia

kehamilan sekitar 20 minggu, tetapi bisa juga muncul lebih awal. Masalah

kesehatan yang mungkin terjadi pada Ibu hamil dengan hipertensi adalah nyeri,

perubahan perfusi jaringan, risiko cedera, kelebihan volume cairan, Kardivaskuler

dan lain- lain (Anna, 2018).

Saat hamil, jumlah darah di dalam tubuh ibu hamil akan meningkat

sebanyak 45 persen dari biasanya. Saat hamil, jumlah darah di dalam tubuh ibu

hamil akan meningkat sebanyak 45 persen dari biasanya. Berdasarkan kasus yang

ada, menurut Bulechek, dkk (2016) pada diagnosa nyeri akut berkaitan dengan

hipertensi kehamilan tindakan pengkajian nyeri dilakukan secara komprehensif

yang meliputi lokasi, karakteristik, durasi, frekwensi, kualitas, intensitas dan

faktor pencetus, observasi adanya petunjuk non verbal mengenai

ketidaknyamanan, gunakan strategi komunikasi terapeutik untuk mengetahui

pengalaman nyeri, kaji pengetahuan responden megenai nyeri, berikan informasi


4

mengenai nyeri, ajarkan prisip-prinsip manajemen nyeri, ajarkan teknik

nonfarmakologi seperti teknik relaksasi, terapi musik, menonton TV, lakukan

pengukuran TTV.

Penatalaksanaan diperlukan untuk mengurangi dampak dari hipertensi

yaitu dengan terapi farmakologi dan terapi nonfarmakologi. Terapi

nonfarmakologis harus dilaksanakan oleh semua pasien hipertensi dengan tujuan

menurunkan tekanan darah dan mengendalikan faktor-faktor resiko serta penyakit

lain dan stress pasien. Ada banyak faktor pemicu stress, salah satunya yaitu

kecemasan. tingkat kecemasan sering dialami pada usia ≤20 ataupun ≥ 30 tahun.

Pada usia ≤ 20 tahun terjadi kecemasan karena pada usia tersebut merupakan usia

remaja, dimana pertumbuhan baik secara fisik maupun psikisnnya masih belum

sempurna sehingga respon terhadap perubahan kehamilannya dirasakan sangat

berat, sedangkan pada usia ≥ 30 tahun merasakan cemas karena pada usia tersebut

kondisi fisik tidak lagi prima yang menjadikan wanita lebih cepat lelah dan tidak

tahan terhadap keluhan selama kehamilan.

Kecemasan mempengaruhi psikologis pada ibu hamil sehingga khawatir,

takut dan stress selama kehamilan lalu memicu tekanan darah menjadi tinggi

selama hamil. Untuk itu diperlukan cara untuk mengelola stres dengan baik, agar

tidak menjadi masalah dan menimbulkan HDK (hipertensi dalam kehamilan).

Adapun upaya pencegahan non farmakologi yang dapat dilakukan diantaranya

adalah relaksasi dan distraksi masase

Potter dan Perry (2009) menyatakan bahwa teknik relaksasi efektif

menurunkan denyut jantung dan tekanan darah, menurunkan ketegangan otot,


5

meningkatkan kesejahteraan, dan mengurangi tekanan gejala pada individu yang

mengalami berbagai macam situasi. Teknik Relaksasi nafas dalam merupakan

suatu bentuk asuhan keperawatan yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada

klien bagaimana cara melakukan nafas dalam, nafas lambat (menahan inspirasi

secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan napas secara perlahan, selain

dapat menurunkan rasa Nyeri pada pada pasien Hipertensi serta menurunkan

intensitas nyeri, apabila nyeri tidak teratasi maka dapat membuat ibu tersebut

tidak sadarkan diri atau bertindak yang tidak benar seperti meminum obat anti

nyeri tanpa mengetahui akibat dari minum obat tersebut.

Untuk mengantisipasi hipertensi dalam kehamilan, ibu dapat melakukan

pola hidup sehat dengan menjaga makanan yang dikonsumsi, menjaga kesehatan

tubuh dengan olahraga dan menjauhi stress. Selain itu, ibu hamil juga harus

memperbanyak kontrol sejak dini sehingga hipertensi dapat dideteksi dengan

lebih cepat oleh dokter. Oleh karena itu, tujuan kegiatan ini adalah untuk

meningkatkan pengetahuan ibu tentang persiapan menjelang persalinan sehingga

ibu dapat mempersiapkan diri, baik secara fisik maupun psikologis sebagai upaya

untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas pada ibu dan bayi saat persalinan

Berdasarkan latar belakang diatas dan dampak bahaya dari akibat hipertensi

pada ibu hamil dibutuhkan pertolongan dari petugas kesehatan salah satunya

perawat dengan management nyeri pasien menggunakan teknik relaksasi atau

distraksi masase. Untuk itu maka penulis merasa tertarik untuk melakukan telaah

literatur tentang “Asuhan Keperawatan Maternitas Pada Ibu Hamil Hipertensi

dengan management nyeri teknik nonfarmakologi”


6

B. Rumusan Masalah
Bagaimana pelaksanaan Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil Hipertensi

dengan management nyeri teknik nonfarmakologi?

C. Tujuan Asuhan Keperawatan


a. Tujuan Umum
Mengeksplorasi asuhan keperawatan pada ibu hamil hipertensi

dengan management nyeri teknik nonfarmakologi menggunakan desain

literature review.

b. Tujuan Khusus
Menganalisis hasil pengkajian, diognosa, intervensi, implementasi

dan evaluasi Asuhan Keperawatan Maternitas Pada Ibu Hamil Hipertensi

dengan management nyeri teknik nonfarmakologi dengan desain

Literature Review.

D. Manfaat Asuhan keperawatan


1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian dengan judul “Asuhan Keperawatan

Maternitas Pada Ibu Hamil Hipertensi dengan management nyeri teknik

nonfarmakologi” dalam menambah ilmu pengetahuan perawat mengenai

hipertensi pada ibu hamil

2. Manfaat Praktis
Secara praktis diharapkan Asuhan Keperawatan Maternitas Pada

Ibu Hamil Hipertensi dengan management nyeri teknik nonfarmakologi


7

dapat membantu ibu hamil agar mampu mengurangi nyeri setelah

melahirkan dengan mandiri

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Kehamilan


1. Definisi
Kehamilan adalah proses dimana sperma menembus ovum sehingga

terjadi konsepsi dan fertilasi sampai lahirnya janin, lamanya kehamilan normal

adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan), dihitung dari hari pertama dan haid

terakhir. Proses kehamilan adalah bertemunya sel sperma pria dengan sel telur

matang dari wanita sehingga terjadinya konsepsi dan fertilisasi yang

membutuhkan energi yang banyak dan asupan gizi yang tepat akan membantu

tumbuh kembang janin yang masih berada di dalam kandungan selama hamil

normal 280 hari sampai janin lahir (Mandang dkk, 2016).

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, Kehamilan

didefenisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum

dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat

fertilisasi hingga lahirnya bayi, kelahiran normal akan berlangsung dalam

waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender

Internasional

B. Konsep Dasar Nyeri


Nyeri terjadi secara bersamaan dengan proses masuknya penyakit atau

bersamaan dengan beberapa pemeriksaan diagnostik atau pengobatan. Nyeri


8

sangat mengganggu dan menyulitkan lebih banyak orang dibandingkan suatu

penyakit manapun, banyak orang yang mengalami nyeri, rasa nyeri tersebut

antara lain: nyeri kepala, nyeri punggung dan nyeri sendi yang menjadi

frekuensi terbesar (Asmadi, 2008:145).

Dalam hal mengatasi nyeri yang dialami pasien, tenaga medis

melakukan strategi atau cara yang sering disebut dengan istilah manajemen

nyeri. Manajemen nyeri terbagi ke dalam dua jenis yakni mangemen nyeri

farmakologi dan non farmakologi. Manajemen nyeri farmakologi merupakan

upaya atau strategi penyembuhan nyeri menggunakan obat-obatan anti nyeri.

Tenaga medis yang dominan berperan dalam manajemen farmakologi adalah

para dokter dan apoteker. Sedangkan manajemen nyeri non farmakologi

merupakan strategi penyembuhan nyeri tanpa menggunakan obat-obatan tetapi

lebih kepada perilaku Caring.

Maka tenaga medis yang dominan berperan adalah para perawat

karena bersentuhan langsung dengan tugas keperawatan. Dalam kenyataannya

manajemen nyeri non farmakologi bukanlah menjadi pekerjaan yang mudah

bagi para perawat. Hal ini terutama berkaitan dengan persepsi yang berbeda

dari para pasien tentang nyeri yang sedang dialaminya. Perbedaan inilah yang

cenderung menyulitkan perawat untuk mendiagnosa dan menangani rasa nyeri

dari pasien. Oleh karena itu, salah satu hal yang perlu bagi perawat dalam

menangani rasa nyeri pasien adalah mengembangkan kompetensi dan

pemahaman yang terus menerus tentang management nyeri non farmakologi.


9

Ada beberapa Teknik non farmakologi yang dapat membantu pasien

seperti terapi masase, merubah posisi pasien, pemberian rasa dingin dan panas,

stimulus suara, eknik relaksasi nafas dalam. Terapi masase merupakan

manipulasi dari jaringan lunak tubuh yang bertujuan untuk menurunkan rasa

nyeri dan memberi efek relaksasi. Mekanisme terapi masase dalam

menurunkan nyeri diduga dengan meningkatkan produksi endorfin dalam

tubuh. Melalui peningkatan endorfin, transmisi sinyal antara sel saraf menjadi

menurun sehingga dapat menurunkan ambang batas persepsi terhadap nyeri.

(Dermawan, 2019)

Salah satu kunci dalam manajemen nyeri persalinan adalah dengan

membuat pasien merasa nyaman. Pasien sering kali bergerak, berjalan, dan

mengubah posisinya untuk mencapai rasa nyaman saat bersalin. Selain itu,

posisi tertentu juga dapat memberikan keuntungan pada pasien bersalin,

seperti mempercepat persalinan dan membantu memperbaiki masalah

kegawatdaruratan persalinan. Posisi-posisi, seperti hand-to-

knee dan squatting sudah dinilai dapat mempengaruhi diameter pelvis

sehingga dapat mempercepat persalinan. Namun sering kali saat pasien

bersalin sudah masuk rumah sakit, pasien akan sangat sulit bergerak karena

sudah dipasang oleh alat-alat monitor medis. (Dermawan, 2019)

Pemberian rasa dingin dan panas secara bergantian merupakan salah

satu cara non-farmakologi dalam menurunkan nyeri persalinan. Rasa dingin

dapat menyebabkan rasa baal, menstimulasi reseptor saraf perifer, dan

melambatkan transmisi nyeri ke sistem saraf pusat sehingga intensitas nyeri


10

pada pasien dapat berkurang. Rasa panas sendiri dapat melambatkan impuls

saraf ke otak dengan menstimulasi reseptor panas pada kulit dan jaringan yang

lebih dalam. (Dermawan, 2019)

Stimulasi suara, seperti musik atau suara alam, dapat menjadi suatu

distraksi bagi pasien bersalin sehingga dapat menurunkan rasa nyeri. Selain

itu, metode ini juga dilaporkan mungkin dapat menurunkan rasa anxietas pada

pasien. Metode ini dapat dilakukan dengan pemilihan musik yang pasien pilih

sebelum persalinan. Studi terbaru menunjukkan bahwa musik dapat

menurunkan rasa nyeri persalinan pada fase laten, namun pada fase aktif tidak

ditemukan adanya manfaat. Studi lebih lanjut dibutuhkan untuk meneliti

efikasi dari metode ini. (Dermawan, 2019)

Teknik Relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan

keperawatan yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana

cara melakukan nafas dalam, nafas lambat (menahan inspirasi secara

maksimal) dan bagaimana menghembuskan napas secara perlahan, selain

dapat menurunkan rasa Nyeri pada pada pasien Hipertensi serta menurunkan

intensitas nyeri. Teknik relaksasi nafas dalam dapat menurunkan nyeri kepala

melalui mekanisme dengan merelaksasikan otot- otot seklet yang mengalami

spasme yang disebabkan oleh peningkatkan prostaglandin sehingga terjadi

vasodilatasi pembuluh darah ke otak dan meningkatkan aliran darah ke otak

dan mengalir ke daerah yang mengalami spasme dan iskemic, teknik relaksasi

nafas dalam juga mampu merangsang tubuh untuk melepaskan opoid endogen

yang endorphin dan enkefalin 2. (Dermawan, 2019)


11

Pemberian teknik relaksasi nafas dalam di lakukan dengan cara menarik

nafas secara sederhana yang terdiri atas nafas abdomen dengan frekuensi

lambat, berirama, pasien dapat memejamkan matanya dan bernafas dengan

perlahan-lahan dan nyaman. irama yang konstan dapat di pertahankan dengan

menghitung dalam hati dan lambat bersama setiap inhalasi (‘hirup, dua, tiga”)

dan ekshalasi (hembuskan, dua, tiga). (Dermawan, 2019)

2. Perubahan Fisiologi dan Psikologi Kehamilan


Menurut Leveno, MD et al, 2016 perubahan fisiologi dan psikologi

kehamilan sebagai berikut :

a. Perubahan kardiovaskular

Gangguan berat fungsi kardiovaskular umum dijumpai pada

preeklamsia dan eklamsia. Perubahan ini pada dasarnya terjadi akibat

peningkatan beban akhir jantung yang disebabkan oleh hipertensi, dan

cedera endotel dengan ekstravasasi ke ruang ekstrasel, terutama pada

paru. Pemberian cairan secara agresif pada wanita dengan preeklamsia

berat menyebabkan peningkatan bermakna tekanan pengisian jantung

sisi-kiri dan peningkatan curah jantung yang tadinya normal ke kadar

supranormal.

b. Volume Darah

Hemokonsentrasi merupakan tanda preeklamsia berat-eklamsia.

Volume darah yang normalnya membesar pada kehamilan tetapi tidak


12

terjadi sepertinya merupakan konsekuensi dari vasokontriksi

generalisata yang diperparah oleh peningkatan permeabilitas vaskular.

c. Perubahan Hematologi

Kelainan hematologi terjadi pada beberapa, tetapi tidak semua,

wanita yang mengalami kelainan hipertensi akibat kehamilan.

Trombositopenia yang terjadi dapat sangat berat sehingga dapat

berkurang dan eritrosit dapat sangat terluka sehingga tampak

berbentuk aneh dan mengalami hemolisis cepat.

d. Trombositopenia

Trombositopenia maternal dapat diinduksi secara akut oleh

preeklamsia-eklamsia. Setelah kelahiran, hitung trombosit akan

meningkat secara progersif hingga kadar normal dalam 3-5 hari.

Trombositopenia berat, ditandai dengan hitung trombosit kurang dari

100.000/µL, menunjukan penyakit berat. Pada sebagian kasus besar,

diusulkan pelahiran karena hitung semakin tinggi morbiditas dan

mortalitas ibu dan janin. Jika disertai peningkatan enzim hati pada

gambaran klinis maka semakin berat kondisinya. Kombinasi peristiwa

ini disebut sindrom HELLPyaitu, hemolysis (H), peningkatan enzim

hati (EL), dan kadar trombosit rendah (LP). Trombositopenia neonatal

tidak terjadi sebagai akibat preeklamsia.

e. Ginjal

Selama kehamilan normal, aliran darah ginjal dan laju filtrasi

glomerulus meningkat cukup besar. Dengan terjadinya preeklamsi,


13

perfusi ginjal dan filtrasi glomerulus berkurang, konsentrasi asam urat

plasma biasanya meningkat, terutama pada wanita dengan penyakit

yang lebih berat.

Pada mayoritas wanita preeklamsia, pengurangan filtrasi

glomerulus ringan sampai sedang tampaknya disebabkan oleh

penurunan volume plasma, yang menyebabkan nilai kreatinin plasma

menjadi kira-kira dua kali lipat dari yang diharapkan untuk kehamilan

normal yaitu sekitar 0,5 mg/dL. Namun, pada beberapa kasus

preeklamsia berat, keterlibatan ginjal sangat besar, dan kreatinin

plasma dapat meningkat beberapa kali melebihi nilai normal non

kreatinin plasma dapat meningkat beberapa kali melebihi nilai normal

non hamil atau hingga 2-3 mg/dL. Setelah kelahiran, tanpa adanya

penyakit renovaskular kronik yang mendasarinya, pemulihan

seutuhmya fungsi ginjal biasanya dapat diharapkan.

f. Proteinuria

Seharusnya terdapat beberapa derajat proteinuria untuk

menegakkan diagnosis preeklamsia-eklamsia.

g. Hepar

Pada preeklamsia berat, kadang ditemukan perubahan dalam uji

fungsi integritas hati. Nekrosis perdarahan periportal dibagian tepi

lobulus hati tampaknya merupakan alasan yang paling mungkin untuk

peningkatan enzim serum hati. Perdarahan dari lesi ini dapat


14

menyebabkan rupture hepar, atau mungkin meluas di bawah kapsula

hati dan membentuk hematoma subskapsular.

h. Pelepasan retina

Pelepasan retina dapat menyebabkan gangguan penglihatan

meskipun biasanya satu sisi jarang menyebabkan buta total seperti

pada beberapa wanita dengan kebutaan kortikal. Edema serebral dapat

terjadi pada kasus yang lebih berat dan penurunan kesadaran dan

konfusi merupakan faktor-faktor utama dengan gejala yang hilang

timbul. Pada beberapa kasus, dapat terjadi koma yang jelas.

i. Prediksi

Berbagai penanda biokimia dan biofisika, terutama berdasarkan

rasio yang terlibat dalam patologi dan patofisiologi kelainan hipertensi

akibat kehamilan, telah diajukan dengan tujuan untuk meramalkan

perkembangan preeklamsia selanjutnya dalam kehamilan. Para peneliti

telah berusaha untuk mengenali penanda dini kesalahan plasentasi,

penurunan perfusi plasenta, disfungsi sel endotel, dan aktivasi koagulasi.

Hampir semua upaya ini menghasilkan strategi pemerikaan dengan

sensitivitas rendah untuk memperkirakan preeklamsia. Pada saat ini, tidak

terdapat uji penapisan preeklamsia yang andal, valid dan ekonomis.

B. Hipertensi dalam Kehamilan


1. Definisi
Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik

sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg.


15

Hipertensi tidak hanya berisiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi

juga menderita penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal, pembuluh darah

dan makin tinggi tekanan darah, makin besar resikonya Price (2000 dalam

Nurarif dan Kusuma 2016).

Hipertensi dapat mengakibatkan perubahan pada anatomi dan atau

fungsi jantung yang dapat menyebabkan morbiditas dan atau mortalitas.

Perubahan itu sendiri dapat dideteksi dengan elektrokardiografi (EKG)

(Pratiwi dkk, 2017). Hipertensi merupakan salah satu masalah medis yang

sering kali muncul selama kehamilan dan dapat juga menimbulkan

komplikasi 23% kehamilan. Selain itu hipertensi pada kehamilan juga

masih merupakan sumber utama penyebab kematian pada ibu (Istiana,

2017).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipertensi pada ibu

hamil merupakan manifestasi gangguan hemodinamik sistem

kardiovaskular hipertensi pada kehamilan juga dapat berlanjut menjadi

preeklamsia dan eklamsia yang dapat menyebabkan kematian pada ibu

maupun janin.

2. Klasifikasi
Pembagian hipertensi kehamilan menurut working group on

hypertension in pregnancy National Institutes of Health (NIH), meliputi:

a. Hipertensi Kronis
16

Hipertensi kronik adalah hipertensi yang timbul sebelum usia

kehamilan 20 minggu atau hipertensi yang pertama kali didiagnosis

setelah umur kehamilan 20 minggu dan hipertensi menetap sampai 12

minggu pasca persalinan

b. Hipertensi Gestasional

Secara definisi Hipertensi Gestasional adalah peningkatan tekanan

darah tanpa disertai proteinuria. Keadaan khusus ini dapat saja meliputi

ibu hamil dengan preeklamsi yang belum timbul proteinuria atau

memang bukan yang termasuk preeklamsi. Para ahli berpendapat bahwa

gejala klinis proteinuria belum sempat bermanifestasi tetapi persalinan

telah terjadi, bila diberikan waktu lebih panjang mungkin proteinuria

akan timbul. Bila preeklamsi tidak timbul dan tekanan darah kembali

normal sebelum 12 minggu pascasalin maka diagnosisnya

dikelompokkan kedalam Hipertensi Transien.

c. Preeklamsi, Eklamsi, dan Sindrom HELLP

Preeklamsi didefinisikan sebagai terjadinya peningkatan tekanan

darah yang disertai dengan proteinuria dalam kehamilan. Diagnosis

ditegakkan setidaknya dilakukan 2 kali pengukuran dengan hasil terjadi

peningkatan tekanan darah sistolik lebih besar atau sama dengan 140

mmHg, atau diastolik lebih besar atau sama dengan 90 mmHg.

Peningkatan sistolik diatas 30 mmHg dan diastolik diatas 15 mmHg

tidak lagi termasuk dalam kriteria karena berdasarkan penelitian kohort


17

berbasis bukti tidak meningkatkan peningkatan resiko perburukan

luaran kehamilan.

Proteinuria didefinisikan sebagai terdapatnya protein dalam urin

yang melebihi 300 mg per-24 jam atau lebih dari 30 mg/dl (dipstick

positif 1) pada pemeriksaan proteinuria urin secara acak. Pemeriksaan

urin selama 24 jam sebenarnya merupakan cara terbaik karena bisa

dilakukan secara acak kadang kala menunjukan perbedaa bila dilakukan

pengumpulan selama 24 jam, hanya kekurangannya adalah tidak

praktis.

d. Preeklamsi Superimposed Hipertensi Kronik

Preeklamsi dapat terjadi pada hipertensi kronis sebagai penyakit

yang mendasarinya. Prognosis pada keadaan ini lebih buruk

dibandingkan pada keadaan dengan preeklamsi saja atau hipertensi

kronik saja. Diagnosis ditegakkan adalah bila terdapat proteinuria ≥ 20

minggu pada penderita hipertensi kronis (Pribadi dkk, 2015).

3. Etiologi
Hipertensi pada kehamilan jauh lebih besar kemungkinannya timbul

pada wanita yang terpajan ke vilus korion untuk pertama kali dan dalam

jumlah sangat besar, seperti pada kehamilan kembar atau mola hidatiosa,

sudah mengidap penyakit vaskular, dan secara genetis rentan terhadap

hipertensi yang timbul saat hamil (Wagiyo & Putrono, 2016).


18

Prawirohardjo (2014), menjelaskan penyebab hipertensi dalam

kehamilan belum diketahui secara jelas. Namun ada beberapa faktor risiko

yang menyebabkan terjadinya hipertensi dan dikelompokkan dalam faktor

risiko. Beberapa faktor risiko sebagai berikut :

a. Umur

Hipertensi erat kaitannya dengan umur, semakin tua seseorang

semakin besar risiko terserang hipertensi. Umur lebih dari 40 tahun

mempunyai resiko terkena hipertensi. Risiko tinggi bila ibu berumur

<20 tahun dan >35 tahun sedangkan risiko rendah bila umur ibu 20 –

35 tahun. Dengan bertambahnya umur, resiko terkena hipertensi lebih

besar sehingga prevalensi hipertensi dikalangan usia lanjut cukup

tinggi yaitu sekitar 40%. Arteri kehilangan elastisitasnya dan tekanan

darah seiring bertambahnya usia, kebanyakan orang hipertensinya

meningkat ketika berumur lima puluhan dan enam puluhan.

b. Paritas

Kira-kira 85% preeklamsi terjadi pada kehamilan pertama.

Paritas 2-3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari kejadian

preeklamsi dan risiko meningkat lagi pada grandemultigravi Bobak

(2005 dalam Hasrianah 2017). Risiko tinggi bila frekuensi kehamilan >

4 kali sedangkan risiko rendah bila < 4 kali. Selain itu primitua, lama

perkawinan ≥4 tahun juga dapat berisiko tinggi timbul preeklamsi

Rochjati (2003 dalam Hasrianah 2017).

c. Obesitas
19

Curah jantung dan sirkulasi volume darah penderita hipertensi

yang obesitas lebih tinggi dari penderita hipertensi yang tidak obesitas.

Pada obesitas tahanan perifer berkurang atau normal, sedangkan

aktivitas saraf simpatis meninggi dengan aktivitas renin plasma yang

rendah.

d. Riwayat Keluarga

Riwayat keluarga dekat yang menderita hipertensi (faktor

keturunan) juga mempertinggi risiko terkena hipertensi terutama pada

hipertensi primer. Keluarga yang memiliki hipertensi dan penyakit

jantung meningkatkan risiko hipertensi 2-5 kali lipat.

e. Penyakit-penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum hamil.

4. Manifestasi Klinis
Menurut Wagiyo & Putrono (2016) manifestasi klinis untuk hipertensi

ringan dalam kehamilan antara lain adalah sebagai berikut:

a. Tekanan darah diastolik <100 mmHg.

b. Proteinuria samar sampai +1.

c. Peningkatan enzim hati minimal.

Manifestasi klinis untuk hipertensi berat dalam kehamilan antara lain

sebagai berikut:

a. Tekanan darah distolik 110 mmHg atau lebih.

b. Proteinuria 2+ persisten atau lebih.

c. Nyeri kepala.
20

d. Gangguan penglihatan.

e. Nyeri abdomen atas.

f. Oliguria.

g. Kejang.

h. Kreatinin meningkat.

i. Trombositopenia.

j. Peningkatan enzim hati.

k. Pertumbuhan janin terhambat.

l. Edema paru.

5. Patofisiologi
Vasospasme adalah dasar patofisologi hipertensi. Konsep ini yang

pertama kali diungkapkan oleh Voldhart (1918), yang didasarkan pada

pengamatan langsung pembuluh-pembuluh darah halus di bawah kuku,

fundus okuli dan konjungtiva bulbar, serta dapat diperkirakan dari

perubahan-perubahan histologis yang tampak diberbagai organ yang

terkena. Konstriksi vaskular menyebabkan resistensi terhadap aliran darah

dan menjadi penyebab hipertensi arterial. Besar kemungkinan bahwa

vasospasme itu sendiri menimbulkan pada kerusakan pembuluh darah.

Selain itu, angiotensin II menyebabkan sel endotel berkontraksi.

Perubahan-perubahan ini mungkin menyebabkan kerusakan sel endotel dan

kebocoran dicelah antara sel-sel endotel. Dengan demikian konstituen darah,

termasuk tombosit dan fibrinogen, mengendap di sub endotel. Perubahan-


21

perubahan vaskuler ini, bersama dengan hipoksia jaringan di sekitarnya,

diperkirakan menyebabkan perdarahan, nekrosis, dan kerusakan organ lain

yang terkadang dijumpai dalam hipertensi yang berat (Wagiyo & Putrono,

2016).

Penyebab hipertensi dalam kehamilan hingga kini belum diketahui

dengan jelas. Banyak teori yang telah dikemukakan tentang terjadinya

hipertensi dalam kehamilan, tetapi tidak ada satupun teori tersebut yang

dianggap mutlak benar. Teori-teori sekarang banyak dianut adalah:

a. Teori kelainan vaskularisasi plasenta.

Pada kehamilan normal, rahim dan plasenta mendapat aliran darah

dari cabang-cabang arteri uterin dan arteri ovarika. Kedua pembuluh darah

tersebut menembus meometrium berupa arteri, arteri arkuarta dan arteri

arkuarta memberi cabang arteri radialis. Arteri radialis menembus

endometrium menjadi arteri basalis dan arteri basalis memberi cabang arteri

spiralis (Sarwono Prawirohardjo, 2014).

Pada hamil normal, dengan sebab yang belum jelas, terjadi infasi

trofoblas ke dalam lapisan otot arteria spiralis, yang menimbulkan

degenerasi lapisan otot tersebut sehingga terjadi dilatasi arteri spiralis. Invasi

trofoblas juga memasuki jaringan sekitar arteri spiralis, sehingga jaringan

matriks menjadi gembur dan memudahkan lumen arteri spiralis mengalami

distensi dan dilatasi. Distensi dan vasodilatasi lumen arteri spiralis ini

memberi dampak penurunan tekanan darah, penurunan resistensi vaskular

dan peningkatan aliran darah pada daerah uteri plasenta. Akibatnya, aliran
22

darah ke janin cukup banyak dan perfusi jaringan juga meningkat, sehingga

dapat menjamin pertumbuhan janin dengan baik. Proses ini dinamakan

“remodeling arteri spiralis” (Sarwono Prawirohardjo, 2014).

Pada hipertensi dalam kehamilan tidak terjadi invasi sel-sel trofoblas

pada lapisan otot arteri spiralis dan jaringan matriks sekitarnya. Lapisan otot

jaringan arteri spiralis menjadi tetap kaku dan keras sehingga lumen arteri

spiralis tidak memungkinkan mengalami distensi dan vasodilatasi.

Akibatnya arteri spiralis relatif mengalami vasokonstriksi dan terjadi

kegagalan “remodeling arteri spiralis”, sehingga aliran darah uteroplasenta

menurun dan terjadilah hipoksia dan iskemia plasenta. Dampak iskemia

plasenta akan menimbulkan perubahan-perubahan yang dapat menjelaskan

pathogenesis HDK selanjutnya.

Diameter rata-rata arteri spiralis pada hamil normal adalah 500

mikron, sedangkan pada preeklampsia rata-rata 200 mikron. Pada hamil

normal vasodilatasi lumen arteri spiralis dapat meningkatkan 10 kali aliran

darah ke utero plasenta (Sarwono Prawirohardjo, 2014).

b. Teori Iskemia Plasenta, Radikal bebas, dan Disfungsi Endotel.

Sebagaimana dijelaskan pada teori invasi trofoblas, pada hipertensi

dalam kehamilan terjadi kegagalan “remodeling arteri spiralis” dengan

akibat plasenta mengalami iskemia. Plasenta yang mengalami iskemia dan

hipoksia akan menghasilkan oksidan (disebut juga radikal bebas). Oksidan

atau radikal bebas adalah senyawa penerima elektron atau atom/molekul

yang mempunyai elektron yang tidak berpasangan. Salah satu oksidan


23

penting dihasilkan plasenta iskemia adalah radikal hidroksil yang sangat

toksis, khususnya terhadap membran sel endotel pembuluh darah.

Sebenarnya produksi oksidan pada manusia adalah suatu proses normal,

karena oksidan memang dibutuhkan untuk perlindungan tubuh. Adanya

radikal hidroksil dalam darah mungkin dahulu dianggap sebagai bahan

toksin yang beredar dalam darah, maka dulu hipertensi dalam kehamilan

disebut “toksaemia”.

Radikal hidroksil akan merusak membran sel, yang mengandung

banyak asam lemak tidak jenuh menjadi peroksida lemak. Peroksida lemak

selain akan merusak membran sel, juga akan merusak nukleus, dan protein

sel endotel. Produksi oksidan (radikal bebas) dalam tubuh yang bersifat

toksis, selalu diimbangi dengan produksi antioksidan.

Peroksida lemak sebagai oksidan pada hipertensi dalam kehamilan.

Pada hipertensi dalam kehamilan telah terbukti bahwa kadar oksidan,

khususnya peroksida dan lemak meningkat, sedangkan antioksidan,

misalnya vitamin E pada hipertensi dalam kehamilan menurun, sehingga

terjadi dominasi kadar oksidan peroksida lemak yang relatif tinggi.

Peroksidan lemak sebagai oksidan/radikal bebas yang sangat toksis ini akan

beredar di seluruh tubuh dalam aliran darah dan akan merusak membran sel

endotel. Membran sel endotel lebih mudah mengalami kerusakan oleh

peroksida lemak, karena letaknya langsung berhubungan dengan aliran

darah dan mengandung banyak asam lemak tidak jenuh. Asam lemak tidak
24

jenuh sangat rentan terhadap oksidan radikal hidroksil, yang akan berubah

menjadi peroksida lemak (Sarwono Prawirohardjo, 2014).

Disfungsi sel endotel, akibat sel endotel terpapar terhadap peroksida

lemak, maka terjadi kerusakan sel endotel, yang kerusakannya dimulai dari

membran sel endotel. Kerusakan membran sel endotel mengakibatkan

terganggunya fungsi endotel bahkan rusaknya seluruh stuktur sel endotel.

Keadaan ini disebut disfungsi endotel (endotbelial dysfunction). Pada waktu

terjadi kerusakan sel endotel mengakibatkan disfungsi sel endotel, maka

akan terjadi:

1) Ganguan metabolisme prostaglandin, karena salah satu fungsi sel

endotel, adalah memproduksi prostaglandin, yaitu menurunnya

produksi prostasklin (PGF2): suatu vasodilatator kuat.

2) Agregasi sel-sel trombosit pada daerah endotel yang mengalami

kerusakan. Agregasi sel trobosit adalah untuk menutup tempat-

tempat dilapisan endotel yang mengalami kerusakan. Aggregasi

trombosit memproduksi tromboksan (TXA2) suatu vasokonstriktor

kuat. Dalam keadaan normal perbandingan kadar

prostasiklin/tromboksan lebih tinggi kadar prostasiklin (lebih tinggi

vasodilatator). Pada preeklampsia kadar tromboksan lebih tinggi dari

kadar prostasiklin sehingga terjadi vasokonstriksi, dengan terjadi

kenaikan tekanan darah.

3) Perubahan khas pada sel endotel kapilar glomerulus (glomerular

endotbeliosis).
25

4) Peningkatan permeabilitas kapilar.

5) Peningkatan produksi bahan-bahan vasopresor, yaitu endotelin

(vasokonstriktor) meningkat.

6) Peningkatan faktor koagulasi (Sarwono Prawirohardjo, 2014).

c. Teori intoleransi imunologik antara ibu dan janin.

Dugaan bahwa faktor imunologik berperang terhadap terjadinya

hipertensi dalam kehamilan terbukti dengan fakta sebagai berikut:

1) Primigravida mempunyai resiko lebih besar terjadinya hipertensi

dalam kehamilan jika dibandingkan dengan multigravida.

2) Ibu multipara yang kemudian menikah lagi mempunyai resiko lebih

besar terjadinya hipertensi dalam kehamilan jika dibandingkan

dengan suami yang sebelumnya.

Pada perempuan hamil normal, respon imun tidak menolak

adanya “hasil konsepsi” yang bersifat asing. Hal ini disebabkan

adanya buman leukocyte antigen protein G (HLA-G), yang berperan

penting dalam modulasi respon imun, sehingga si ibu tidak menolak

hasil konsepsi (plasenta). Adanya HLA-G Pada plasenta dapat

melindungi trofoblas janin dari lisis oleh sel natural killer (NK) ibu.

Selain itu adanya HLA-G akan mempermudah invasi sel tropoblas

kedalam jaringan desidua ibu. Di samping untuk menghadapi sel

natural killer. Pada plasenta hipertensi dalam kehamilan, terjadi

penurunan ekspresi HLA-G. Berkurangnya HLA-G didesidua daerah

plasenta, menghambat invasi trofoblas ke dalam desidua. Invasi


26

trofoblas sangat penting agar jaringan desidua menjadi lunak dan

gembur sehingga memudahkan terjadinya dilatasi arteri spiralis.

HLA-G juga merangsan produksi sitikon, sehingga memudahkan

terjadinya reaksi inflamasi. Kemungkinan terjadi

immunemaladaptation pada preeklampsia. Pada awal trimester kedua

kehamilan perempuan yang mempunyai kecenderungan terjadi

preeklampsia, ternyata mempunyai proporsi helper sel yang lebih

rendah dibandingkan pada normotensive (Sarwono Prawirohardjo,

2014).

d. Teori adaptasi kardiovaskuler Genetik.

Pada hamil normal pembuluh darah refrakter terhadap bahan-

bahan vasopresor, refrakter, berarti pembuluh darah tidak peka terhadap

rangsangan bahan vasopresor, atau dibutuhkan kadar vasopresor yang

lebih tinggi untuk menimbulkan respons vasokonstriksi. Pada kehamilan

normal terjadi refrakter pembuluh darah terhadap bahan vasopresor

adalah akibat dilindungi oleh adanya sintesis prostaglandin pada sel

endotel pembuluh darah. Hal ini dibuktikan bahwa daya refrakter

terhadap bahan vasopresor akan hilang bila diberi prostaglandin sintesa

inhibitor (bahan yang menghambat produksi prostaglandin).

Prostaglandin ini dikemudian hari ternyata adalah prostasiklin. Pada

hipertensi dalam kehamilan kehilangan daya refrakter terhadap bahan

vasokonstriktor dan ternyanya terjadi peningkatan kepekaan terhadap

bahan-bahan vasopresor. Artinya, daya refrakter pembuluh darah


27

terhadap bahan vasopresor hilang sehingga pembuluh darah menjadi

sangat peka terhadap bahan vasopresor. Banyak peneliti telah

membuktikan bahwa peningkatan kepekaan terhadap bahan-bahan

vasopresor pada hipertensi dalam kehamilan sudah terjadi pada trimester

1 (pertama). Peningkatan kepekaan pada kehamilan yang akan menjadi

hipertensi dalam kehamilan, sudah dapat ditemukan pada kehamilan dua

puluh minggu. Fakta ini dapat dipakai sebagai prediksi akan terjadi

hipertensi dalam kehamilan.

Teori genetik, ada faktor keturunan dan familial dengan model

gen tunggul. Genotype ibu lebih menentukan terjadinya hipertensi dalam

kehamilan secara familial jika dibandingkan dengan genotype janin.

Telah terbukti bahwa pada ibu yang mengalami preeklampsia, 26% anak

perempuannya akan mengalami preeklampsia pula, sedangkan hanya 8%

anak menantu mengalami preeklampsia (Sarwono Prawirohardjo, 2014).

e. Teori defesiensi gizi.

Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa kekurangan

defisiensi gizi berperan dalam terjadinya hipertensi dalam kehamilan.

Penelitian yang penting yang pernah dilakukan di Inggris ialah penelitian

tentang pengaruh diet pada preeklampsia beberapa waktu sebelum

pecahnya perang dunia II. Suasana serba sulit mendapatkan gizi yang

cukup dalam persiapan perang menimbulkan kenaikan insiden hipertensi

dalam kehamilan. Penelitian terakhir membuktikan bahwa komsumsi

minyak ikan, termasuk minyak hati halibut, dapat mengurangi resiko


28

preklampsia. Minyak ikan mengandung banyak asam lemak tidak jenuh

yang dapat menghambat produksi tromboksan, menghambat aktivasi

trombosit dan mencegah vasokontriksi pembuluh darah. (Sarwono

Prawirohardjo, 2013)

6. Pathway
29

7. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Secara Medis
Adapun penatalaksanaannya antara lain, deteksi prenatal dini

dilakukan waktu pemeriksaan prenatal (ANC) dijadwalkan setiap 4

minggu sampai usia kehamilan 28 minggu, kemudian setiap 2 minggu

hingga usia kehamilan 36 minggu, setelah itu setiap minggu hal ini

dilakukan untuk memantau perkembangan hipertensi dan perkembangan

fetus. Penatalaksanaan di rumah sakit dilakukan evaluasi sistematik yang

mencakup pemeriksaan terinci diikuti pemantauan setiap hari, untuk

mencari temuan-temuan klinis seperti nyeri kepala, gangguan penglihatan,

nyeri epigastrium, dan pertambahan berat yang pesat. Berat badan saat

masuk dan penambahan setiap hari didokumentasikan untuk dibandingkan

dengan penambahan berat badan ibu hamil normal sesuai usia keharnilan,

analisis proteinuria saat masuk dan dipantau setiap setiap 2 hari sekali.

Pengukuran tekanan darah dalam posisi duduk setiap 4 jam, kecuali antara
30

tengah malam dan pagi hari. Pengukuran kreatinin plasma atau serum,

hematokrit, trombosit, dan enzim hati dalam serum, dan frekuensi yang

ditentukan oleh keparahan hipertensi, evaluasi terhadap ukuran janin dan

volume cairan amnion baik secara kiinis maupun USG. Terminasi

kehamilan perlu dipertimbangkan pada hipertensi sedang atau berat yang

tidak membaik setelah rawat inap biasanya dianjurkan pelahiran janin

demi kesejahteraan ibu dan janin. Persalinan sebaiknya diinduksi (Wagiyo

& Putrono, 2016).

Pengobatan untuk sebagian besar wanita yang mengalami

hipertensi kronik tidak jauh berbeda dengan pengobatan yang diberikan

pada wanita yang tidak mengalami kehamilan. Obat-obatan antihipertensi

sebelum kehamilan dan diuretik dilanjutkan pemakaiannya. Tiazid

merupakan obat pilihan meskipun terdapat laporan terjadinya

trombositopenia pada bayi baru lahir. Obat anti hipertensi yang sering

dianjurkan adalah hidralazin hidroklorida oral dan metildopa (Aldomet).

Metildopa diklasifikasikan sebagai obat simatolitik yang bekerja lewat

syaraf pusat. Simatolitik yang bekerja lewat syaraf pusat dapaat

menurunkan TD dengan cara mengurangi jumlah letupan saraf simpatis:

lokus kerja obat tersebut adalah dalam sistem saraf pusat. Tempat

potensial kerja obat metildopa adalah dalam nucleus traktus solitarus pada

batang otak. Area ini berisi interneuron yang menyalurkan informasi

inhibitorik dari terminal baroreseptor ke area vasomotor eksitatorik dalam

medula ventral rostral. Adanya aktivasi reseptor adrenergic alfa


31

presinaptik dalam interneuron ini menghambat muatan simpatis. Semua

pengobatan harus dititrasi menjadi dosis efektif yang serendah mungkin.

Kehamilan dapat diteruskan sesuai dengan perjalanan normalnya kecuali

gestasi memperburuk hipertensi yang telah ada. Ketika gravida dengan

proses kronis ini perlahan-lahan mengarah kepada peningkatan TD (TD

sistolik 30 mmHg atau TD diastolik 15-20 mmHg diatas nilai normal),

proteinuria yang signifikan atau edema, maka kondisi ini disebut sebagai

preeklamsia penyerta (Reeder dkk, 2017).

b. Penatalaksanaan Keperawatan di rumah


Banyak dokter merasa bahwa perawatan di rumah sakit lebih lanjut

tidak diperlukan jika hipertensi mereda dalam beberapa hari. Wanita-

wanita dengan hipertensi ringan-sedang dan tidak dapat diteruskan selama

penyakit tidak bertambah berat dan jika tidak dicurigai terdapat bahaya

pada janin. Aktivitas sedenter dianjurkan untuk sebagian besar waktu

dalam sehari. Wanita-wanita ini harus diinstruksikan dengan terperinci

mengenai pelaporan gejala. Pemantauan tekanan darah dan protein urin di

rumah atau evaluasi yang sering perawat mungkin diperlukan (Leveno,

2016).

C. Penatalaksanaan Keperawatan non farmakologi :

Teknik relaksasi & Distraksi

Penurunan nyeri oleh teknik relaksasi napas dalam disebabkan

ketika seseorang melakukan relaksasi napas dalam untuk mengendalikan


32

nyeri yang dirasakan, maka tubuh akan meningkatkan kompenen saraf

parasimpatik secara stimulan, maka ini menyebabkan terjadinya kadar

hormon kortisol dan adrenalin dalam tubuh yang mempengaruhi tingkat

stres seseorang sehingga dapat meningkatkan konsentrasi dan membuat

pasien merasa tenang untuk mengatur ritme pernapasan menjadi teratur.

Hal ini akan mendorong terjadinya peningkatan kadar PCO2 dan akan

menurunkan kadar pH sehingga terjadi peningkatan kadar oksigen dalam

darah (Handerson, 2002)

Prosedur teknik relaksasi napas dalam Menurut Lusianah,

Indrayani, & Suratun (2012), langkah teknik relaksasi napas dalam yaitu:

1. Mengecek program terapi medik

2. Mengucapkan salam terapiutik

3. Melakukan evaluasi dan validasi

4. Menjelaskan langkah-langkah tindakan atau prosedur kepada pasien

5. Mempersiapkan alat: satu bantal

6. Memasang sampiran

7. Mencuci tangan

8. Mengatur posisi yang nyaman bagi pasien dengan posisi setengah

duduk di tempat tidur atau kursi atau dengan lying position (posisi

berbaring) di tempat tidur atau dikursi dengan satu bantal

9. Meminta pasien untuk menarik napas dalam melalui hidung, jaga

mulut tetap tertutup. Hitung sampai tiga selama inspirasi


33

10. Meminta pasien untuk berkonsentrasi dan rasakan gerakan naiknya

abdomen sejauh mungkin, tetap kondisi rileks dan cegah lengkung

pada punggung. Jika ada kesulitan menaikan abdomen, tarik napas

dengan cepat, lalu napas kuat dengan hidung

11. Meminta pasien untuk menghembuskan udara lewat bibir, seperti

meniup dan ekspirasikan secara perlahan dan kuat sehingga terbentuk

suara hembusan tanpa mengembungkan dari pipi. Teknik pursed lip

breathing ini menyebabkan resistensi pada pengeluaran udara paru,

meningkatkan tekanan di bronkus (jalan napas utama) dan

meminimalkan kolapsnya jalan napas yang sempit

12. Meminta pasien untuk berkonsentrasi dan rasakan turunya abdomen

dan kontraksi otot abdomen ketika ekspirasi. Hitung sampai tujuh

selama ekspirasi

13. Meminta pasien untuk menggunakan latihan ini dan tingkatkan secara

bertahap selama lima sampai 10 menit. Latihan ini dapat dilakukan

dalam posisi berbaring, duduk tegap, berdiri dan berjalan

14. Mencuci tangan

15. Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan dan respon pasien

Teknik Masase

Kata masase berasal dari bahasa Arab “mash” yang berarti

menekan dengan lembut, atau dari Yunani “massien” yang berarti memijat

atau melulut. Masase merupakan salah satu manipulasi sederhana yang


34

pertama-tama ditemukan oleh manusia untuk mengelus-elus rasa sakit.

Hampir setiap hari manusia melakukan pemijatan sendiri.

Prosedur teknik masase dalam Menurut Winona Katyusha (2020),

langkah teknik masase pijat kaki yaitu:

1. Lakukan pijatan dengan posisi duduk, bisa di lantai atau di atas kursi.

2. Tekuk salah salah satu kaki Anda dan letakkan di atas paha kaki yang

satunya. Jika Anda memulai pijatan dari kaki kanan, istirahatkan kaki

kanan di atas paha kiri Anda.

3. Oleskan minyak esensial atau lotion pada telapak kaki.

4. Pegang bagian depan pergelangan kaki dengan satu tangan, lalu pijat

bagian belakang pergelangan kaki dan sekitarnya ke arah tumit

dengan ibu jari dan telunjuk.

5. Pijat bagian bawah tumit menggunakan ibu jari dengan membuat

lingkaran kecil. Lakukan pijatan di sepanjang kaki sampai pangkal di

setiap jari.

6. Tekan bagian bawah kaki dengan buku-buku jari tangan Anda. Bisa

juga dengan ibu jari, mulai menekan dari tumit hingga bawah jari

kaki.

7. Akhiri dengan memutar-mutar jari kaki satu persatu dan seluruh

telapak kaki secara lembut. Ulangi langkah ini pada kaki yang

satunya.

Pemberian stimulus suara


35

Pada wanita hamil, terapi musik dapat dilakukan pada : Trimester

pertama atau awal kehamilan untuk mereduksi mual, terapi dapat

dilakukan satu kali dalam seminggu; Trimester kedua: minimal satu kali

seminggu agar kehamilan nyaman; Trimester ketiga: tiga kali seminggu.

Masuk minggu ke 37, terapi dilakukan setiap hari karena stres ibu

meningkat. Selain itu, mulai minggu ke 37 bayi bisa lahir kapan saja; Saat

terjadi kontraksi dan menunggu proses persalinan.11 Proses terapi musik

pada ibu hamil dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. lbu diwawancara oleh terapis untuk mengetahui aktivitas, kondisi

emosi, dan pola hidupnya

2. Diperiksa tekanan darah

3. Masuk ruang kedap suara

4. Brain gym untuk memusatkan pikiran, untuk fokus pada diri sendiri

dan janin

5. Bersama terapis, ibu bicara dengan janin. Misalnya, untuk mengubah

posisi janin yang melintang, mengurai lilitan tali pusat, dan untuk

mendapatkan gerakan janin karena si ibu tidak bisa merasakan

gerakannya

6. Relaksasi progresif untuk membuat ibu santai

7. Toning untuk memulai stimulasi music

8. Stimulasi musik untuk ibu dan janin


36

Pemberian rasa dingin

Aplikasi rasa dingin biasanya diberikan pada lokasi punggung,

abdomen bawah, paha, dan/atau perineum. Sedangkan aplikasi rasa panas

biasa diberikan pada daerah punggung bawah ketika pasien merasa nyeri

pada daerah punggung. Efikasi metode ini ditemukan signifikan dalam

menurunkan rasa nyeri pada beberapa studi. Selain itu, aplikasi panas dan

dingin juga ditemukan dapat memperpendek waktu persalinan. Namun,

perlu dicatat bahwa studi yang dilakukan masih memiliki jumlah sampel

yang kecil dan tanpa menggunakan enpoint yang objektif sehingga masih

mungkin terdapat bias. Penelitian lebih lanjut masih diperlukan, juga untuk

meneliti lama dan metode terapi yang lebih spesifik. (Dermawan, 2019)

8. Pemeriksaan Penunjang
Manuaba dkk (2013) dan Purwaningsih & Fatmawati (2010)

menyebutkan pemeriksaan diagnostik yang dilakukan pada ibu hamil dengan

hipertensi diantaranya :

a. Uji urin kemungkinan menunjukkan proteinuria.

b. Pengumpulan urin selama 24 jam untuk pembersihan kreatinin dan

protein.

c. Fungsi hati : meningkatnya enzim hati (meningkatnya alamine

aminotransferase atau meningkatnya aspartate).

d. Fungsi ginjal: profil kimia akan menunjukkan kreatinin dan elektrolit

abnormal, karena gangguan fungsi ginjal.


37

e. Tes non tekanan dengan profil biofisik.

f. USG seri dan tes tekanan kontraksi untuk menentukan status janin.

g. Evaluasi aliran doppler darah untuk menentukan status janin dan ibu.

9. Dicharge Planning
a. Menganjurkan agar ibu melakukan pemeriksaan secara teratur, yaitu

minimal 4 kali selama masa kehamilan. Tetapi pada ibu hamil dengan

hipertensi dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan yang

lebih sering, terutama selama trimester ketiga, yaitu harus dilakukan

pemeriksaan setiap 2 minggu selama 2 bulan pertama trimester ketiga,

dan kemudian menjadi sekali seminggu pada bulan terakhir kehamilan.

b. Lakukan pengawasan terhadap kehidupan dan pertumbuhan janin dengan

USG.

c. Pembatasan aktivitas fisik.

d. Penggunaan obat- obatan anti hipertensi dalam kehamilan harus

memperhatikan dosisnya, karena obat anti hipertensi yang biasa

digunakan dapat menurunkan perfusi plasenta dan memiliki efek yang

merugikan bagi janin. Tetapi pada hipertensi berat, obat-obatan diberikan

sebagai tindakan sementara. Terapi anti hipertensi dengan agen

farmakologi memiliki tujuan untuk mengurangi tekanan darah perifer,

mengurangi beban kerja ventrikel kiri, meningkatkan aliran darah ke

uterus dan sisitem ginjal serta mengurangi resiko cedera serebrovaskular.


38

e. Diet yang baik diperlukan bagi pertumbuhan janin dalam rahim,

kandungan protein minimal 90 gram setiap hari. Diet rendah garam dan

bila didapatkan proteinuria, maka suplemen pengganti protein yang

hilang harus diperkirkan pada penderita obesitas ada baiknya menurunkan

berat badan.

f. Pertahankan gaya hidup sehat

g. Belajar untuk rileks dan mengendalikan stress

h. Penjelasan mengenai hipertensi

i. Periksa tekanan darah secara teratur

(Nurarif & Kusuma, 2016)

j.
39

10. Komplikasi
Perubahan kardiovaskuler pada dasarnya berkaitan dengan

meningkatnya afterload jantung akibat hipertensi, preload jantung yang

secara nyata dipengaruhi oleh berkurangnya secara patologis hipervolemia

kehamilan akibat perubahan hematologis, gangguan fungsi ginjal dan edema

paru. Prognosis selalu dipengaruhi oleh komplikasi yang rnenyertai penyakit

tersebut. Prognosis untuk hipertensi dalam kehaniilan selalu serius. Penyakit

ini paling berbahaya yang dapat menyerang wanita hamil dan janinnya.

Perubahan kardiovaskular (Wagiyo & Putrono, 2016)

C. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Ibu Hamil dengan Hipertensi


1. Pengkajian (Wagiyo & Putrono, 2016)
Pada asuhan keperawatan pada kilen dengan Pregnancy Induced

Hypertensi (PIH) data-data yang perlu dikaji meliputi:

a. Identitas

Pada wanita hamil primigravida berusia kurang dari 25 tahun

insidennya tiga kali lebih tinggi dibanding dengan usia yang sama

dengan multigravida. Pada wanita hamil berusia lebih dan 35 tahun

dapat terjadi hipertensi laten. Meskipun proporsi kehamilan dengan

hipertensi kehamilan di Amerika Serikat pada dasawarsa yang lalu

meningkat hampir sepertiga. Peningkatan ini sebagian diakibatkan oleh

peningkatan jumlah ibu yang lebih tua dan kelahiran kembar.


40

tua berada pada tingkat tertinggi dalam 3 dekade, menurut National

Center for Health Statistics. Lebih jauh lagi, antara 1980 dan 1998,

tingkat kelahiran kembar meningkat sekitar 50 persen secara

keseluruhan dan 1.000 persen di kalangan wanita usia 45-49; tingkat

triplet dan orde yang lebih tinggi kelahiran kembar melompat lebih

dari 400 persen secara keseluruhan, dan 1.000 persen di kalangan

wanita di mereka 40-an.

b. Keluhan Utama

Pasien dengan hipertensi pada kehamilan didapatkan keluhan

seperti sakit kepala terutama area kuduk bahkan mata dapat

berkunang-kunang, pandangan mata kabur, proteinuria (protein dalam

urin), peka terhadap cahaya, nyeri ulu hati.

c. Riwayat Penyakit Sekarang

Pada pasien jantung hipertensi dalam kehamilan, biasanya akan

diawali dengan tanda-tanda mudah letih, nyeri kepala (tidak hilang

dengan analgesik biasa), diplopia, nyeri abdomen atas (epigastrium),

oliguria (<400 ml/ 24 jam) serta nokturia dan sebagainya. Perlu juga

ditanyakan apakah klien menderita diabetes, penyakit ginjal,

rheumatoid arthritis, lupus, atau scleroderma. Perlu ditanyakan juga

mulai kapan keluhan itu muncul. Apa tindakan yang telah dilakukan

untuk menurunkan atau menghilangkan keluhan-keluhan tersebut.

d. Riwayat Penyakit Dahulu


41

Perlu ditanyakan apakah pasien pernah menderita penyakit

seperti kronis hipertensi (tekanan darah tinggi sebelum hamil),

obesitas, ansietas, angina, dispnea, ortopnea, hematuria, nokturia, dan

sebagainya. Hal ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya

faktor predisposisi.

e. Riwayat Penyakit Keluarga

Perlu ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita

penyakit-penyakit yang disinyalir sebagai penyebab jantung atau

hipertensi. Ada hubungan genetik yang telah diteliti.

f. Riwayat Psikososial

Meliputi perasaan pasien terhadap penyakitnya, bagaimana cara

mengatasinya, serta bagaimana perilaku pasien terhadap tindakan yang

dilakukan terhadap dirinya.

g. Riwayat Maternal

Kehamilan ganda memiliki risiko lebih dari dua kali lipat.

h. Pengkajian Sistem Tubuh

B1 (Breathing) pernafasan meliputi sesak nafas sehabis

aktivitas, batuk dengan atau tanpa sputum, riwayat merokok,

penggunaan obat bantu pernafasan, bunyi nafas tambahan, sianosis.


42

berupa hemokonsentrasi. Pembekuan darah terganggu waktu trombin

menjadi memanjang. Yang paling khas adalah trombositopenia dan

gangguan faktor pembekuan lain seperti menurunnya kadar

antitrombin III. Sirkulasi meliputi adanya riwayat hipertensi, penyakit

jantung koroner, episode palpitasi, kenaikan tekanan darah,

tachycardia. Jantung terdengar S2 pada dasar, S3, dan S4. kenaikan

tekanan darah, nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis, radialis,

tachycardia, murmur stenosis valvular, distensi vena jugularis, kulit

pucat, sianosis, suhu dingin.

B3 (Brain) lesi ini sering karena pecahnya pembuluh darah

otak akibat hipertensi. Kelainan radiologis otak dapat diperlihatkan

dengan CT-Scan atau MRI. Otak dapat mengalami edema vasogenik

dan hipoperfusi. Pemeriksaan EEG juga memperlihatkan adanya

kelainan EEG terutama setelah kejang yang dapat bertahan dalam

jangka waktu seminggu. Integritas ego meliputi cemas, depresi,

euphoria, mudah marah. otot muka tegang, gelisah, pernapasan

menghela, dan peningkatan pola bicara. Neurosensori meliputi keluhan

kepala pusing, berdenyut, sakit kepala suboksipital, kelemahan pada

salah satu sisi tubuh, gangguan penglihatan (diplopia, pandangan

kabur), epitaksis, kenaikan tekanan pada pernbuluh darah serebral.


43

protein dengan berat molekul tinggi. Sebagian besar penelitian biopsy

ginjal menunjukkan pembengkakan endotel kapiler glomerulus yang

disebut endoteliosis kapiler glomerulus. Nekrosis hemoragik periporta

di bagian perifer lobulus hepar kemungkinan besar merupakan

penyebab meningkatnya kadar enzim hati dalan serum.

B5 (Bowel) makanan atau cairan meliputi makanan yang

disukai terutama yang mengandung tinggi garam, protein, tinggi

lemak, dan kolesterol, mual, muntah, perubahan berat badan, dan

adanya edema.

B6 (Bone) nyeri atau ketidaknyamanan meliputi nyeri hilang

timbul pada tungkai, sakit kepala suboksipital berat, nyeri abdomen,

nyeri dada, dan nyeri ulu hati. Keamanan meliputi gangguan cara

berjalan, parestesia, dan hipotensi postural.

2. Diagnosa Keperawatan
Wahyu,dkk (2010) & Reeder dkk (2014), menyebutkan beberapa
kemungkinan diagnosa yang terjadi pada ibu hamil dengan
hipertensi diantaranya adalah:

1) Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan hipertensi

2) Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan hipoventilasi.

3) Nyeri berhubungan dengan agen cedera biologis

4) Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan irama

5) Resiko Jatuh

6) Resiko cedera

7) Intoleran aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan


44

antara suplai dan kebutuhan oksigen.


Tabel 2.2 Intervensi Keperawatan Hipertensi Dalam Kehamilan

NO DIAGNOSA NOC NIC


KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan pola NOC: Setelah dilakukan NIC:
nafas berhubungan dengan tindakkan Monitor vital sign
hiperventilasi keperawatan,diharapkan 1. Monitor TD, nadi,
Defenisi : partisipan menunjukkan suhu, RR
Inspirasi dan ekspirasi keefektifan dalam Rasional: peningkatan
tekanan denyut nadi,
yang tidak memberikan bernafas dan dengan
penurunan tekanan
ventilasi adekuat indicator : vena, dan oenurunan
Batasan Karakteristik : a.Status Pernafasan tekanan darah dapat
a.Dispnea Kriteria hasil : mengindikasikasikan
b.Fase ekspirasi 1.Frekuensi pernapasan hipovolemia, yang
mengarah pada
memanjang normal penurunan perfusi
c.Penggunaan otot nafas 2.irama pernafasan jaringan.
d.Penurunan kapasitas normal 2. Monitor suhu, warna
vital 3.tidak ada dyspnea dan kelembaban kulit
pada saat istirahat Rasional: bila ada
4.tidak ada suara peningkatan suhu
tubuh kulit terasa
panas dan memerah
45

2 Nyeri akut berhubungan NOC: NIC:


dengan agen cedera Setelah dilakukan Manajemen nyeri:
1. Kaji keluhan nyeri,
biologis tindakkan
perhatikan
Defenisi:Pengalaman keperawatan,diharapkan lokasi/karakter dan
sensori dan emosional partisipan mampu intensitas (skala nyeri
yang tidak menyenangkan menangani masalah 0-5)
Rasional :
yang muncul akibat nyeri dengan indicator: Nyeri hampir selalu
kerusakan jariangan yang ada pada beberapa
aktual Kontrol Nyeri: derajat, beratnya
keterlibatan
Batasan Karakteristik: 1.Mengenalikan kapan
jaringan/kerusakan
a.Bukti nyeri dengan nyeri terjadi terapi biasanya paling
menggunakan standar 2.Menggunakan berat selama
inflamasi. Perubahan
daftar periksa nyeri untuk tindakan pencegahan
lokasi/karakter/intensi
pasien yang tidak dapat 3.Mengenalikan gejala t as nyeri dapat
mengungkapkannya yang terrkait dengan mengindikasikan
terjadinya komplikasi
b.Ekspresi wajah nyeri
atau perbaikan/
nyeri(misalnya:wajahtand 4.Melaporkan nyeri kembalinya fungsi
a kurang terkontrol saraf/sensai.
bercahaya,tampak 2. Dorong klien untuk
mengungkapkan
kacau,gerakan mata Kepuasan klien ekspresi perasaan
berpencar) manajemen nyeri: tentang nyeri.
c.Hmbatan kemampuan 1.Nyeri terkontrol Rasional :
Pernyataan
meneruskan aktivitas 2.Mengambilkan
memungkintak
sebelumnya. tindakan untuk pengungkapan emosi
d.Laporan tentang mengurangi nyeri dan dapat
meningkatkan
perilaku nyeri perubahan 3.Mengambil tindakkan
mekanisme koping.
aktivitas(misalnya:keluarg untuk memberikan 3. Bantu klien dalam
a pemberian asuhan) kenyamanan 4.informasi mengidentifikasi
faktor pencetus.
disediakan untuk
Rasional :
mengurangi nyeri Untuk mengetahui
46

Tanda – tanda vital faktor penyebab nyeri


1.Tingkat pernapasan 4. Kurangi faktor-faktor
normal yang dapat
meningkatkan nyeri.
2.Tekanan darah sistolik
Rasional :
normal Mengurangi
3.Tekanan darah faktorfaktor yang
diastolicnormal dapat meningkatkan
nyeri akan membuat
Tekanan nadinormal
pasien lebih rileks,
nyeri akan berkurang.
5. Jelaskan kepada klien
dan kelurga tentang
metodemetode apa
saja yang dapat
digunakan untuk
menurunkan atau
mengatasi rasa nyeri.
Rasional :
Agar klien dan
keluarga mengetahui
metode-metode apa
saja yang dapat
digunakan untuk
menurunkan rasa
nyeri sehingga klien
bisa memilih metode
yang cocok untuknya
dan dibantu keluarga.
6. Dorong penggunaan
teknik manajemen
nyeri non-farmakologi
contohnya: relaksasi
nafas dalam,
pemberian posisi
nyaman, terapi
masase, terapi panas
dingin, stimulus suara
Rasional :
Menfokuskan kembali
47

perhatian,
meningkatkan
relaksasi, dan
meningkatkan rasa
kontrol yang dapat
menurunkan nyeri.
7. Anjurkan klien
melakukan aktivitas
kesukaannya (hobi)
yang membuat klien
nyaman, seperti:
menonton TV,
mendengarkan musik,
bermain games,
menggambar,
membaca komik, dll.
Rasional :
Ketika melakukan
aktivitas yang klien
sangat sukai, dia akan
terfokus dalam
aktifitas tersebut,
sehingga klien lupa
akan nyeri yang dia
alami.
8. Tingkatkan periode
tidur tanpa gangguan
Rasional :
Kekurangan tidur
dapat meningkatka
persepsi
nyeri/kemampuan
koping menurun.

Sumber: Diagnosis dan Perencanaan Keperawatan NANDA Internasional


(2015- 2017); Nursing Outcomes Classification (2013), Nursing
Interventions Classification (2013).
48

3. Implementasi
a. Definisi

Pelaksanaan keperawatan atau biasa disebut implementasi

keperawatan merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan sesuai

perencanaan keperawatan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai

(Karjatin, 2016).

Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang

dilakukan oleh perawat untuk membantu pasien dari masalah status

kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan lebih baik yang

menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan. Proses pelaksanaan

implementasi harus berpusat kepada kebutuhan klien, faktor-faktor lain

yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan, strategi implementasi

keperawatan, dan kegiatan komunikasi (Dinarti & Yuli, 2017).

b. Jenis implementasi keperawatan, yaitu

1) Independent Implementations

Adalah implementasi yang diprakarsai sendiri oleh perawat

untuk membantu pasien dalam mengatasi masalahnya sesuai

dengan kebutuhan, misalnya: membantu dalam memenuhi

activity daily living (ADL), memberikan perawatan diri,

mengatur posisi tidur, menciptakan lingkungan yang terapeutik,

memberikan dorongan motivasi, pemenuhan kebutuhan psiko-

sosio-kultural, dan lain-lain.

2) Interdependen/Collaborative Implementations
49

Adalah tindakan keperawatan atas dasar kerjasama sesama tim

keperawatan atau dengan tim kesehatan lainnya, seperti dokter.

Contohnya dalam hal pemberian obat oral, obat injeksi, infus,

kateter urin, Naso Gastric Tube (NGT), dan lain-lain.

3) Dependent Implementations

Adalah tindakan keperawatan atas dasar rujukan dari profesi

lain, seperti ahli gizi, physiotherapies, psikolog dan

sebagainya, misalnya dalam hal: pemberian nutrisi pada pasien

sesuai dengan diit yang telah dibuat oleh ahli gizi, latihan fisik

(mobilisasi fisik) sesuai dengan anjuran dari bagian fisioterapi.

c. Pedoman atau prinsip dalam pelaksanaan implementasi

keperawatan adalah sebagai berikut (Dinarti & Yuli, 2017):

1. Berdasarkan respons pasien.

2. Berdasarkan ilmu pengetahuan, hasil penelitian keperawatan,

standar pelayanan profesional, hukum dan kode etik

keperawatan.

3. Berdasarkan penggunaan sumber-sumber yang tersedia.

4. Sesuai dengan tanggung jawab dan tanggung gugat profesi

keperawatan.

5. Menekankan pada aspek pencegahan dan upaya peningkatan

status kesehatan.

6. Menjaga rasa aman, harga diri dan melindungi pasien.

7. Memberikan pendidikan, dukungan dan bantuan.


50

8. Bersifat holistik.

9. Kerjasama dengan profesi lain.

10. Melakukan dokumentasi.


51

4. Evaluasi
a. Definisi

Evaluasi keperawatan merupakan kegiatan akhir dari proses

keperawatan, dimana perawat menilai hasil yang diharapkan terhadap

perubahan diri ibu dan menilai sejauh mana masalah ibu dapat di atasi.

Disamping itu, perawat juga memberikan umpan balik atau pengkajian

ulang, seandainya tujuan yang ditetapkan belum tercapai, maka dalam

hal ini proses perawatan dapat di modifikasi. Dokumentasi pada tahap

evaluasi adalah membandingkan secara sistematik dan terencana

tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan dengan

kenyataan yang ada pada klien, dilakukan dengan cara

bersinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan

lainnya. Evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir dari rangkaian

proses keperawatan yang berguna apakah tujuan dari tindakan

keperawatan yang telah dilakukan tercapai atau perlu pendekatan lain

(Dinarti & Yuli, 2017).

b. Hasil evaluasi yang mungkin di dapat (Susanti dkk, 2017):

1) Tujuan tercapai seluruhnya, yaitu jika pasien menunjukkan

tanda atau gejala sesuai dengan kriteria hasil yang di tetapkan

dengan melakukan discharge planning terhadap pasien dan

keluarga.

2) Tujuan sebagian yaitu jika pasien menunjukan tanda dan gejala

sebagian dari kriteria hasil yang sudah ditetapkan dengan tetap


52

melanjutkan intervensi sampai tujuan dan kriteria hasil tercapai

seluruhnya.

3) Tujuan tidak tercapai, jika pasien tidak menunjukan tanda dan

gejala sesuai dengan kriteria hasil yang sudah ditetapkan dan

melakukan perencanaan ulang atau lebih lanjut.

c. Metode yang digunakan dalam evaluasi (Dinarti & Yuli, 2017):

1) Observasi langsung adalah mengamati secara langsung

perubahan yang terjadi dalam keluarga.

2) Wawancara keluarga, yang berkaitan dengan perubahan sikap,

apakah telah menjalankan anjuran yang diberikan perawat.

3) Memeriksa laporan, dapat dilihat dari rencana asuhan

keperawatan yang dibuat dan tindakan yang dilaksanakan

sesuai dengan rencana.

4) Latihan stimulasi, berguna dalam menentukan perkembangan

kesanggupan melaksanakan asuhan keperawatan.

d. Langkah melakukan evaluasi :

1) Menentukan kriteria, standar dan pertanyaan evaluasi.

2) Mengumpulkan data baru tentang klien.

3) Menafsirkan data baru.

4) Membandingkan data baru dengan standar yang berlaku.

5) Merangkum hasil dan membuat kesimpulan.

6) Melaksanakan tindakan yang sesuai berdasarkan kesimpulan.


53

BAB III

METODE PENULISAN

A. Rancangan
Rancangan pada karya tulis ilmiah ini dalam bentuk Laporan
Asuhan Keperawatan menggunakan pendekatan proses keperawatan
berdasarkan hasil Literature review terhadap Asuhan Keperawatan
MaternitasPada Ibu Hamil Hipertensi dengan management nyeri teknik
nonfarmakologi.

B. Subjek Asuhan Keperawatan


Subjek dalam laporan asuhan keperawatan ini adalah Literature
Review: Asuhan Keperawatan Maternitas Pada Ibu Hamil Hipertensi dengan
management nyeri teknik nonfarmakologi dengan kriteria sebagai berikut :
1. Ibu hamil mengalami tanda gejala hipertensi dan terdiagnosa medik

hipertensi

2. Ibu hamil diagnose hipertensi dengan keluhan nyeri akut

3. Teknik nonfarmakologi yang digunakan yaitu dengan Teknik relaksasi dan

distraksi

C. Fokus Asuhan Keperawatan


Fokus laporan suhan keperawatan ini adalah Literature Review:
Asuhan Keperawatan Maternitas Pada Ibu Hamil Hipertensi dengan
management nyeri teknik nonfarmakologi yang meliputi tahap pengkajian,
diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi berdasarkan Literature
Review.
54

D. Definisi Operasional (Batasan Istilah)


Asuhan Keperawatan Maternitas Pada Ibu Hamil Hipertensi dengan

management nyeri teknik nonfarmakologi adalah segala bentuk tindakan atau

kegiatan pada praktek keperawatan. Asuhan Keperawatan Maternitas Pada Ibu

Hamil Hipertensi dengan management nyeri teknik nonfarmakologi juga

merupakan kegiatan oleh perawat melakukan sebuah tahapan dari pengkajian,

perumusan diagnosa, intervensi, implementasi hingga evaluasi terhadap

implementasi yang telah dilakukan kepada pasien berdasarkan laporan dari

orang lain.

E. Metode Pengumpulan Data


1. Laporan asuhan keperawatan pada pasien ibu hamil yang mengalami

hipertensi dan berorientasi pada tindakan management nyeri

nonfarmakologi

2. Cara pengumpulan data

a. Pencarian 2 laporan Asuhan Keperawatan Maternitas Pada Ibu

Hamil Hipertensi dengan management nyeri teknik nonfarmakologi

melalui google scholar.

b. Studi literature

Studi literatur dengan mempelajari dan mengumpulkan referensi

yang berhubungan dengan Asuhan Keperawatan Maternitas Pada Ibu

Hamil Hipertensi dengan management nyeri teknik

nonfarmakologi.
55

F. Waktu Asuhan Keperawatan


Pelaksanaan Literature Review Asuhan Keperawatan Maternitas Pada

Ibu Hamil Hipertensi dengan management nyeri teknik nonfarmakologi.

Pencarian Literature Review Asuhan Keperawatan Maternitas Pada Ibu

Hamil Hipertensi dengan management nyeri teknik nonfarmakologi

dilakukan pada bulan Januari sampai Mei 2021.

G. Analisis dan Penyajian Data Asuhan Keperawatan


Analisis bisa dilakukan secara kronologis, konseptual atau narasi

dengan membandingkan data dari 2 (dua) Laporan Asuhan Keperawatan

Maternitas Pada Ibu Hamil Hipertensi dengan management nyeri teknik

nonfarmakologi yang didapat kemudian juga dari teori yang ada sebagai bahan

rekomendasi dalam asuhan keperawatan yang telah dilakukan. Data disajikan

dalam bentuk tabel dan narasi.

H. Etik Penelitian
Berdasarkan 2 laporan Asuhan Keperawatan Maternitas Pada Ibu Hamil

Hipertensi dengan management nyeri teknik nonfarmakologi yang telah

didapat telah melaksanakan studi kasus dengan menerapkan etik penelitian

Informed concent, Anonymity, dan Confidentialit.


56
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai kesenjangan yang penulis dapatkan

antara konsep dasar teori dengan kasus 2 (dua) pasien dari asuhan keperawatan

yang telah didapat dan perbedaan-perbedaan yang muncul, pada kasus post

partum persalinan normal. Eksplorasi asuhan keperawatan ini mulai dari

pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi

keperawatan dan evaluasi keperawatan.

a. HASIL
1. Karakteristik dari Studi Kasus yang Ada
Berdasarkan 2 (dua) jurnal yang sesuai kriteria yang membahas asuhan

keperawatan maternitas pada ibu hamil hipertensi dengan management

nyeri teknik nonfarmakologi, jurnal diakses dari google schoolar dan

menggunakan jurnal mahasiswa Poltekkes Padang yaitu Puput Nikmat

Lestari dan Yulia Hasni yang dapat diakses melalui website Poltekkes

Padang dengan diagnosa nyeri akut berhubungan dengan cedera biologis

(iskemia) karena adanya preeklamsi.

57
58

Asuhan Keperawatan 1

Asuhan keperawatan 1 oleh penulis Puput Nikmat Lestari (2019) dengan

Pasien 2 yang berusia 31 tahun dengan status pasien sedang hamil anak ke

dua (G2 P0 A0 H1) dengan usia kehamilan 32-33 minggu. Pasien datang

ke Puskesmas Nanggalo Tanggal 18 Maret 2019 untuk memeriksakan

kehamilannya, Pasien mengeluh sering pusing ,nyeri kepala ,tengkuk

terasa berat, badan terasa lemah, dan kurang nafsu makan karna sakit gigi.

Klien mengatakan sebelumnya ada riwayat hipertensi sejak dari kehamilan

pertama. Klien juga mengatakan pernah di rawat di Ibnu sina karena tensi

tinggi selama 3 hari, yaitu pada kehamilan kedua usia 22-25 minggu

Asuhan Keperawatan 2

Kunjungan ibu hamil dilakukan pada Pasien 2 ditulis oleh oleh penulis

Yulia Hasni dengan pasien berusia berusia 23 tahun anak ke dua (G2 P1

A0 H1) dengan usia kehamilan 32-33 minggu. mengalami masalah

hipertensi pada kehamilannya. Kunjungan Pasien dimulai pada tanggal 19

Mei 2017 sampai tanggal 26 Mei 2017.


59

2. Karakteristik Pasien dari 2 (dua) pasien dari studi kasus yang ada (sesuai

dengan artikel studi kasus yang diambil dari literature review) dari aspek :

a. Pengkajian

Tabel 4.1 Identitas Pasien dan Hasil Anamnese, Hasil observasi dan Pemeriksaan
Fisik, Hasil pemeriksaan diagnostik

Asuhan Pasien 1 Pasien 2


keperawatan

Identitas Nama : Ny. N Nama : Ny. Y


pasien Umur : 23 tahun Umur : 30 tahun
Pekerjaan : - Pekerjaan : Pegawai Dinas
Alamat : Jl. Ikhlas VI Sosial
Nomor 7 Andalas Alamat : Jl. Sijunjung 1 No 284
Pendidikan terakhir : MTS Pendidikan terakhir : -
Usia saat menikah : 17 Usia saat menikah : 27 tahun
tahun Tinggal bersama : Tn. R
Tinggal bersama : Tn. D (Suami)
(Suami) Usia : 31 tahun
Usia : 31 tahun Pekerjaan : Karyawan BUMD
Pekerjaan: buruh Pendidikan :-
Pendidikan :SMK Usia saat menikah : 28 tahun
Usia saat menikah : 20 Diagnosa medik :
tahun Hipertensi gestasional
Diagnosa medik :
Hipertensi gestasional
Riwayat Saat dilakukan pengkajian Saat dilakukan pengkajian pada
kesehatan pada Pasien , yaitu pada Pasien yaitu pada tanggal 18
sekarang tanggal 19 Mei 2017, Mei 2019,Pasien sedang hamil
Pasienmengeluh sering anak ke dua (G2 P1 A0 H1)
pusing, nyeri kepala, dengan usia kehamilan 32-33
tengkuk terasa berat, dan minggu, Pasien mengeluh sering
nyeri pada perut. pusing ,nyeri kepala,tengkuk
terasa berat ,badan terasa
LampiranPoltekes Kemenkes
Padang lemah dan kurang nafsu
makan karna sakit gigi
60

Riwayat Pasienmengatakan Pasien mengatakan sebelumnya


kesehatan sebelumnya ada riwayat ada riwayat hipertensi sejak dari
dahulu hipertensi sejak dari kehamilan pertama
kehamilan pertama.

Riwayat Pasienmengatakan orang Riwayat kesehatan keluarga


kesehatan tuanya ada riwayat
keluarga hipertensi dan Ibu
Pasiensebelumnya pernah
melahirkan di rumah sakit
karena riwayat hipertensi,
sedangkan penyakit
keturunan
Riwayat 1. Reproduksi 1. Reproduksi
Gynekologi Pasienmengatakan haid Pasien mengatakan haid
pertama pada umur 13 pertama pada umur 13 tahun,
tahun, siklusnya teratur siklusnya tidak teratur Pasien
yaitu siklus 28 hari, mengganti pembalut sebanyak
lamanya 3 sampai 4 hari 3 kali sehari dan warna haid
dan biasanya Pasien merah kecokelatan.
mengganti pembalut
sebanyak 3 kali sehari.
Warna haid merah encer.

2. Perkawinan 2. Perkawinan
Pasienmengatakan usia Pasien mengatakan usia
pernikahannya sudah 6 pernikahannya sudah 2 tahun
tahun dan ini merupakan dan ini merupakan pernikahan
pernikahan yang pertama. yang pertama.
Riwayat 3. Pasienmengatakan 3. Pasien mengatakan melahirkan
kehamilan, melahirkan anak pertama anak dengan cara normal dan
persalinan, dan yaitu dengan cara operasi ditolong oleh dokter, tempat
nifas yang lalu SC dan ditolong oleh rumah sakit , pertolongan
dokter. Jenis kelamin anak persalinan dokter kandungan,
yang pertama adalah jenis kelamin perempuan dengan
perempuan dengan PB 47 PB 46 cm dan BB 4,3 kg, saat
cm dan BB 4 ,6 kg saat lahir lahir dan sekarang usia anak
dan sekarang usia anak tersebut adalah 1,5 tahun dank
tersebut adalah 4,5 tahun. lien belum pernah pasang KB
Data Keluarga Pasien mengatakan 4. Pasien mengatakan tidak pernah
Berencana pernah ikut KB, yaitu mengikuti KB sejak awal
metoda pil. Rencana KB
sekarang ada, alasannya
61

Pasientidak mau hamil


lagi karena takut dioperasi
lagi saat melahirkan.
Rencana KB selanjtnya
Pasieningin mencoba
metoda suntik 1 kali 3
bulan.
Riwayat Pasien mengatakan Pasien mengatakan sering
Kehamilan memiliki keluhan mual pusing ,nyeri kepala,tengkuk
Sekarang muntah, pusing dan tidak terasa berat ,badan terasa lemah
nafsu makan sering dan kurang nafsu makan karna
pusing, nyeri kepala, sakit gigi. Pasien mengatakan
tengkuk terasa berat, dan pernah dirawat di ibnu sina
nyeri pada perut. karena tensi tinggi selama 3
hari,yaitu pada kehamilan usia
22-25 minggu.
5. Di dapatkan tekanan darah
waktu cek pertama 150/90
mmHg di cek kedua setelah
Pasien istirahat 10 menit dapat
tekanan darah 140/90 mmHg
dan Pasien dikatagorikan
menderita hipertensi dalam
kehamilan ,lalu hasil
pemeriksaan laboratorium
didapatkan Hb 13,4 gr/dl.
Data Pasien mengatakan cemas Pasien merasa cemas
Psikologis dengan kehamilan menghadapi persalinan ,jika
sekarang karena tekanan darahnya selalu
Pasientakut untuk operasi tinggi.ibu mengatakan keluarga
lagi dan Pasientidak sangat mendukung dan suami
mempunyai kartu jaminan bersedia mendampingi saat
kesehatan, sehingga proses persalinan.
cemas dengan biaya yang
akan digunakan saat
melahirkan nanti.

Anak yang akan lahir


sekarang merupakan anak
di luar harapan, karena
Pasien merasa belum siap
untuk hamil lagi dan
Pasien cemas akan
riwayat hipertensi yang
dimiliknya. Selain itu
Pasien mengatakan sudah
62

berusaha untuk
menggugurkan janin yang
dikandungnya.
Suami Pasien 1
mendukungan anaknya
nanti untuk menyusui, dan
interaksi antara ibu,janin
serta suami baik.
Data Spritual Pasien mengatakan Pasien mengatakan beragama
beragama islam, tetapi islam, ada melaksanankan sholat
Pasienmengaku sangat dan mengaji.
jarang melaksanakan
sholat dan mengaji.

Data sosial Pasien bekerja sebagai Pasien berkerja sebagai pegawai


ekonomi wiraswasta, dan Tn. D dinas sosial dan Tn R berkerja
bekerja sebagai buruh.
Pasien mengatakan tidak
memiliki kartu jaminan
kesehatan.
Aktivitas Pasien dapat melakukan Pasien melakukan kegitan di
sehari hari aktivitas sehari-hari rumah secara mandiri tapi
dengan mandiri, tetapi terkadang masih dibantu oleh
kadang- kadang suami
membutuhkan bantuan
yang minimum saat
melakukan akivitas.

Pasien mengatakan nafsu Pasien makan 3 kali sehari,


makan baik, serta makan porsi piring jenis nasi,lauk dan
dan minum teratur. sayur,tidak ada makanan
Pasienjuga mengatakan pantang . minum 8 gelas
sangat suka makan sehari ,1 gelas penuh ,jenis air
makanan berminyak dan putih dan susu
bersantan, serta suka
makan jeroan.

Pasien mengatakan pola Pasienibu tidak pernah tidur


istirahat dan tidur tidak siang ,lama waktu tidur malam 7
teratur, karena memiliki jam dan tidak teratur kadang
pekerjaan yag tidak tetap. terbangun jam 3 pagi
Kadang-kadang harus
bekerja siang dan kadang
malam hari dan Pasien
mengatakan sering
63

begadang karena harus


bekerja, sehingga
Pasienmemiliki pola tidur
yang tidak teratur.
Pemeriksaan Saat dilakukan Pemeriksaan fisik yang
fisik pemeriksaan fisik pada dilakukan pada klien
Pasien didapatkan pada
1. Keadaan umum baik 1. Pasien keadaan baik,
2. Kesadaran Compos kesadaran
Mentis (GCS :15) 2. Compos Mentis (GCS : 15)
3. Berat badan 61 Kg 3. Berat badan 75 kg
4. Tinggi badan 149 cm 4. Tinggi badan 156 cm
5. Tekanan darah 140/90 5. Tekanan darah 140/90
mm Hg mmHg
6. Suhu 37,2 0C (normal 6. Suhu 37,50C (normal
36,50C – 37,50C) 36,50C – 37,50C)
7. Nadi 88 kali permenit 7. Nadi 88 kali permenit
8. Pernafasan 20 kali 8. Pernafasan 20 kali permenit
permenit 9. Pada pemeriksaan kepala
9. Pada pemeriksaan didapatkan hasil kepala
kepala didapatkan hasil tampak tidak ada
kepala tampak besih, lesi,rambut rontok dan
tidak ada lesi, tidak ada berkeringat .
rambut rontok dan 10. Mata : simestris kiri dan
berkeringat kanan ,konjungtiva
10. Mata: simetris kiri dan subanemis pada mata kiri
kanan, konjungtiva dan kanan,reflek cahaya
subanemis pada mata positif pada mata kiri dan
kiri dan kanan, reflek kanan ,sklera tidak ikterik
cahaya positif pada pada mata kiri dan kanan,
mata kiri dan kanan, reflek pupil positif isokor
sklera tidak ikterik pada pada mata kiri dan kanan.
mata kiri dan kanan, 11. Hidung : simetris, bersih
reflek pupil positif dan pernafasan cuping
isokor pada mata kiri hidung tidak ada.
dan kanan, udema 12. Bibir : tidak sianosis,
palpebra negatif. mukosa mulut dan bibir
11. Hidung: simetris, besih lembab,dan gigi banyak
dan pernafasan cuping berlubang,3 lubang di
hidung tidak ada bawah dan 2 lubang di gigi
12. Bibir: tidak sianosis, atas.
mukosa mulut dan bibir 13. Telinga : tampak simetris
lembab, dan tampak ada ,sejajar kontus mata dan
karies gigi. tampak bersih. Leher tidak
13. Telinga: tampak teraba pembesaran kelenjer
simetris, sejajar kontus getah bening dan kelenjer
64

mata, dan tampak bersih thyroid.


14. Leher tidak teraba 14. Pemeriksaan jantung di
pembesaran kelenjer temukan iktus kordis tidak
getah bening dan terlihat,iktus kordis teraba
kelenjer thyroid. dan perkusi jantung
15. Pemeriksaan jantung terdengar pekak serta irama
ditemukan iktus kordis jantung teratur
tidak terlihat, iktus 15. Inspeksi pada paru-paru
kordis teraba,dan pergerakan dinding dada
perkusi jantung tampak simetris,tidak ada
terdengar pekak serta tarikan dinding dada saat
irama jantung teratur. bernafas,Fremitus kiri dan
16. Inspeksi pada paru-paru kanan sama,perkusi paru –
pergerakan dinding paru redup dan terdengar
dada tampak simetris, bunyi vasikuler saat paru –
tidak ada tarikan paru di auskultasi.
dinding dada saat 16. Pada pemeriksaan
bernafas, fremitus kiri abdomen : tampak perut
dan kanan sama, membesar, tampak ada
perkusi paru paru redup bekas luka operasi,bising
dan terdengar bunyi usus positif ,yaitu 11 kali
vesikuler saat paru-paru permenit. Tidak ada nyeri
di auskultasi. saat pemeriksaan
17. Pada pemeriksaa genitourinaria.
abdomen: tampak perut 17. Otot sendi dan tulang tidak
membesar, tampak ada ada nyeri ,system
bekas luka operasi, persyarafan normal dan
bising usus posistif, keadaan emosional baik.
yaitu 11 kali permenit. 18. Pemeriksaan kulit: turgor
18. Tidak ada nyeri saat kembali cepat,lembab,warna
pemeriksaan genito kulit tidak pucat ,capillary
urinaria refill kembali dalam dua
detik ,akral terapa hangat.
Pemeriksaan 1. Wajah tampak ada 1. Wajah tidak tampak ada
Khusus cloasma gravidarum, cloasma gravidarum tidak
(obstetri) tidak ada edema pada ada edema pada wajah.
wajah.
2. Leher tampak 2. Leher tampak menghitam
menghitam atau atau mengalami
mengalami hiperpigmentasi.
hiperpigmentasi.
3. Payudara tampak 3. Payudara tampak simetris,
simetris, areola areola mammae sudah
mammae sudah menghitam, papilla tampak
menghitam, papila menonjol dan menghitam,
tampak menonjol dan
65

menghitam, dan tidak


ada teraba
pembengkakan pada
payudara.
4. Pada pemriksaan perut 4. Pada pemeriksaan perut
tampak tidak ada striae, tampak ada striae,tampak ada
tampak ada linea alba. linea alba.
5. Pemeriksaan leopold 1 5. Pemeriksaan leopold 1 teraba
teraba bokong janin, bokong janin, dan tinggi
dan tinggi fudus uteri fundus uteri teraba di
teraba di pertengahan pertengahan pusat dan PX.
pusat dan PX . Leopold Leopopld II teraba punggung
II teraba punggung janin di bagian kiri dan
janin di bagian kiri dan ekstermitas di bagian kanan .
ekstermitas di bagian Leopold III kepala janin
kanan. Leopold III belum memasuki PAP.
kepala janin belum Leopold IV kepala janin
memasuki PAP. belum memasuki PAP dan
Leopold IV kepala jain posisi tangan pemeriksaan
belum memasuki PAP masih menyatu.
dan posisi tangan
pemeriksa masih
menyatu.
6. DJJ janin positif yaitu 6. DJJ janin positif yaitu 153
143 kali permenit. kali permenit. Genetalia tidak
Genetalia tidak ada ada varises.
varises.
7. Ekstermitas bawah tampak
membengkak, dan tidak
terdapat varises. Reflek
patella positif. Anus tidak
mengalami hemoroid
Data Hasil pemeriksaan Hasil pemeriksaan laboratorium
penunjang laboratorium ditemukan hemoglobin 13,4 g/dl ( normal
hemoglobin 11,1 g/dl 12 - 14 g/dl).
( normal 12 - 14 g/dl).

b. Analisa Data
Tabel 4.2 Analisa Data
66

Nyeri akut berhubungan Klien mengatakan nyeri Hari pertama


S:
dengan agen cedera akut berhubungan
-Ny.Y mengatakan nyeri
biologis (iskemia) dengan agen cedera
terasa sakit di daerah
biologis (iskemia), sekitar kepala
-Ny.Y mengatakan skala
evaluasi keperawatan
nyeri: 7
dapat teratasi pada
O:
kunjungan kelima -Ny.Y tampak meringis
-Ny.Y selalu mengeluh
dengan kriteria hasil:
nyeri yang dirasakannya
Responde mengatakan
A:
kepalanya kadang masih -Nyeri akut belum teratasi
P:
terasa nyeri
-Mengunakan teknik
Responden mengatakan
komunikasi terapeutik
sudah mengerti dan untuk mengetahui
lamanya nyeri
melakukan teknik
-Mengajarkan teknik nafas
manajemen nyeri
dalam
-Intervensi dilanjutkan
Hari kedua
S:
-Ny.Y mengatakan masih
pusing dan tengkuk
masih sedikit terasa sakit
-Ny.Y mengatakan masih
bias menahan rasa
nyerinya
-Ny.Y sudah bisa
melakukan manajemen
67

nyeri
O:
-TD: 140/90 mmHg
-Nadi:88 x/menit Ny.Y
tampak lemas A:
-Nyeri akut belum teratasi
P:
-Intervensi dilanjutkan
Mengunakan teknik
komunikasi terapeutik
untuk mengetahui
lamanya nyeri
-Mengkaji pengetahuan
responden mengenai nyeri
penyebab nyeri
-Mengajarkan teknik nafas
dalam
Hari ketiga
S:
-Ny.Y mengatakan setalah
rutin lakukan Teknik
nafas dalam dan
relaksasi,pusing sudah
berkurang
-Ny.Y mengatakan
tengkuk sudah
mulai tidak terasa berat
-Ny.Y mengatakan sudah
bias melakukan
manajemen nyeri
O:
-Ny.Y tampak bersemngat
68

B. PEMBAHASAN

1. Pengkajian keperawatan

Pasien 1

Setelah dilakukan pengkajian yaitu Pasien 1 (G2, P1, A0, H1), usia

kehamilan 32-33 minggu, ditemukan beberapa keluhan yaitu pusing, nyeri


69

kepala, nyeri pada perut dan badan terasa lemah.

Saat dilakukan pengkajian pada riwayat kesehatan dahulu, Pasien 1

mengatakan sebelumnya sudah mempunyai riwayat hipertensi saat hamil

anak pertama saat usia 17 tahun dan harus mengalami operasi SC saat

melahirkan.

Saat dilakukan pengkajian pada riwayat kesehatan keluarga, Pasien

1 mengatakan ada riwayat hipertensi pada keluarga yaitu ibu dari Pasien 1.

Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital pada Pasien 1 didapatkan hasil

pengukuran tekanan darah yaitu 140/90mmHg. Saat dilakukan pengkajian

psikologi, Pasien 1 mengatakan merasa cemas dengan status kesehatannya

sekarang dan khawatir akan operasi lagi saat melahirkan, karena Pasien 1

tidak memiliki kartu jaminan kesehatan.

Pasien 2

Hasil pengkajian pada Pasien II yaitu Pasien 2 (G2, P1, A0, H1),

usia kehamilan 32-33 minggu, ditemukan beberapa keluhan yaitu pusing,

nyeri kepala, nyeri pada perut dan badan terasa lemah.

Saat dilakukan pengkajian pada riwayat kesehatan dahulu, Pasien 2

mengatakan sebelumnya sudah mempunyai riwayat hipertensi saat hamil

anak pertama saat usia 28 tahun dan harus mengalami operasi SC saat

melahirkan. Saat dilakukan pengkajian pada riwayat kesehatan keluarga,

Pasien 2 mengatakan ada riwayat hipertensi pada keluarga yaitu ibu dari

Pasien 2. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital pada Pasien 2 didapatkan


70

hasil pengukuran tekanan darah yaitu 140/90mmHg. Saat dilakukan

pengkajian psikologi, Pasien 2 mengatakan merasa cemas dengan status

kesehatannya sekarang dan khawatir akan operasi lagi saat melahirkan.

Prawirohardjo (2013), menjelaskan penyebab hipertensi dalam

kehamilan belum diketahui secara jelas. Namun ada beberapa faktor risiko

yang menyebabkan terjadinya hipertensi dalam kehamilan.

Menurut Prawirohardjo (2013), Biasanya ibu hamil yang

mengalami hipertensi dalam kehamilan akan mengalami: sakit kepala di

daerah frontal, terasa sakit di ulu hati atau nyeri epigastrium, bisa terjadi

gangguan visus, mual dan muntah, tidak nafsu makan, bisa terjadi

gangguan serebral, tengkuk terasa berat, dan terjadi kenaikan berat badan

1 kg/ minggu

Berdasarkan teori dan penelitian tentang pengkajian pada ibu hamil

dengan hipertensi dan berdasarkan kasus yang diteliti pada Pasien 1 dan

Pasien 2, dapat disimpulkan beberapa keluhan yang ditemukan pada saat

pengkajian sesuai. Diantaranya adalah : sakit kepala di daerah frontal

terasa sakit di ulu hati atau nyeri epigastrium, bisa terjadi gangguan visus,

mual dan muntah, tidak nafsu makan, dan tengkuk terasa berat.

Berdasarkan usia kehamilan saat ini, pada Pasien 1 hipertensi

terjadi pada trimester 3, sedangkan pada Pasien 2 hipertensi di temukan

pada trimester 2, dan sama-sama tidak terdapat protein dalam urin,

berdasarkan teori prawirohardjo (2013), hipertensi yang timbul pada

kehamilan tanpa disertai adanya proteinuria dan disertai tanda- tanda


71

preeklampsia adalah hipertensi gestasional.

Berdasarkan kasus ini, faktor penyebab hipertensi dalam kehamilan

yang dikemukan teori diatas sesuai dengan yang dialami Pasien . penyebab

hipertensi dalam kehamilan yang dialami Pasien 1 dan Pasien 2 adalah

usia kehamilan pertama yang kurang dari 20 tahun riwayat hipertensi

sebelumnya, serta riwayat keturunan.

Berdasarkan usia kehamilan saat ini, pada Pasien 1 hipertensi

terjadi pada trimester 3, sedangkan pada Pasien 2 hipertensi di temukan

pada trimester 2, terasa sakit di ulu hati atau nyeri epigastrium, bisa terjadi

gangguan visus, mual dan muntah, tidak nafsu makan, dan tengkuk terasa

berat.

Berdasarkan usia kehamilan saat ini, pada Pasien 1 hipertensi

terjadi pada trimester 3, sedangkan pada Pasien 2 hipertensi di temukan

pada trimester 2, dan sama-sama tidak terdapat protein dalam urin,

berdasarkan teori prawirohardjo (2013), hipertensi yang timbul pada

kehamilan tanpa disertai adanya proteinuria dan disertai tanda- tanda

preeklampsia adalah hipertensi gestasional.

Berdasarkan kasus ini, faktor penyebab hipertensi dalam kehamilan

yang dikemukan teori diatas sesuai dengan yang dialami Pasien . penyebab

hipertensi dalam kehamilan yang dialami Pasien 1 dan Pasien 2 adalah

usia kehamilan pertama yang kurang dari 20 tahun riwayat hipertensi

sebelumnya, serta riwayat keturunan, hipertensi yang timbul pada

kehamilan tanpa disertai adanya proteinuria dan disertai tanda- tanda


72

preeklampsia adalah hipertensi gestasional.

Berdasarkan keluhan yang dirasakan Pasien , diantaranya adalah

nyeri. menurut Prawirohardjo (2013), menyebutkan ibu hamil yang

mengalami hipertensi dapat terjadi perubahan neurologik. Perubahan

tersebut dapat berupa nyeri kepala. Nyeri kepala pada ibu hamil hipertensi

tersebut terjadi karena terjadinya kerusakan vaskuler dan vasokonstriksi

arteriol dan vasospasme sistemik yang menyebabkan terjadinya penurunan

oksigen ke organ, salah satunya adalah penurunan suplay oksigen ke otak

sehingga hal tersebut menyebabkan nyeri.

Menurut Prawirohardjo (2013), penyebab nyeri pada ulu hati yang

dirasakan Pasien adalah kerusakan vaskuler, vasokonstriksi arteriol dan

vasospasme sistemik yang menyebabkan terjadinya gangguan pefusi

oksigen ke organ, salah satunya adalah penurunan aliran darah ke hati,

sehingga hal tersebut dapat menyebabkan nyeri pada ulu hati. Tetapi

didalam kasus yang dikaji, penyebab nyeri ulu hati pada Pasien adalah

adanya riwayat magh yang dimiliki Pasien , setelah sebelumnya dirawat di

rumah sakit karena naik asam lambung.

2. Diagnosa keperawatan
Berdasarkan data pengkajian yang dilakukan pada Pasien 1,

diagnosa yang muncul adalah nyeri akut berhubungan dengan agen cedera

biologis. Begitu juga dengan pengkajian yang dilakukan pada Pasien 2,


73

diagnosa yang muncul adalah, nyeri akut berhubungan dengan agen cedera

biologis. (Purwaningsih dan Fatmawati.2010)

Reeder dkk (2011), menyebutkan beberapa kemungkinan diagnosa

yang terjadi pada ibu hamil dengan hipertensi diantaranya adalah nyeri

berhubungan dengan agen cedera biologis, risiko cedera dengan faktor

risiko internal (disfungsi integrasi sensori).

Berdasarkan teori, diagnosa keperawatan yang bisa diangkat pada

pasien dengan hipertensi pada kehamilan dan berdasarkan kasus yang

diteliti pada Pasien 1 dan Pasien 2, dapat disimpulkan hasil diagnosa

keperawatan yang didapatkan sesuai dengan teori diantaranya adalah nyeri

akut berhubungan dengan agen cedera biologis.

Menurut NANDA (2015) nyeri akut adalah pengalaman sensori

dan emosional tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan

jaringan aktual atau potensial yang digambarkan sebagai kerusakan,

awitan yang tiba-tiba lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan

akhir yang dapat diantisipasi atau di prediksi. Hal tersebut ditandai dengan

adanya bukti nyeri dengan menggunakan standar daftar periksa, ekspresi

wajah nyeri, keluhan tentang nyeri, laporan tentang prilaku nyeri dan

perubahan pada parameter fisiologis.

Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada Pasien 1 dan Pasien

2 didapatkan hasil ke dua Pasien tersebut merasakan pusing dan nyeri

pada kepala, bukti nyeri dengan menggunakan standar daftar periksa,

ekspresi wajah nyeri, keluhan tentang nyeri, laporan tentang prilaku nyeri
74

dan perubahan pada tekanan darah, Sehingga diagnosa nyeri akut dapat

ditegakkan.

Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada Pasien 2 didapatkan

hasil pengkajian yaitu Pasien 2 merasakan pusing setelah banyak

beraktivitas, badan terasa lemah, kadang-kadang merasakan pandangan

seperti berkunang-kunang dan aktivitas membutuhkan bantuan.

Biasanya ibu yang mengalami hipertensi dalam kehamilan berada

dalam kondisi yang labil dan mudah marah, ibu merasa khawatir akan

keadaan dirinya dan keadaan janin dalam kandungannya, dia takut

anaknya nanti lahir cacat ataupun meninggal dunia, sehingga ia takut

untuk melahirkan (Prawihardjo, 2013).

3. Intervensi Keperawatan

Setelah menemukan diagnosa keperawatan, maka selanjutnya

adalah menyusun rencana tindakan keperawatan untuk menaggulangi

masalah keperawatan yg dihadapi oleh kedua pasien. Kriteria hasil adalah

batasan karakteristik atau indikator keberhasilan dari tujuan yang telah

ditetapakan. Dalam menentukan kriteria hasil berorientasi pada SMART

yaitu Spesifik, berfokus pada pasien, singkat dan jelas, M: Measurable,

dapat diukur, A: Achieveble, realistis, R: Reasonable, ditentukan oleh

perawat dan klien, Time: kontrak waktu (Dermawan, 2012).

Perencanaan tindakan pada diagnosa nyeri akut didasarkan pada

tujuan intervensi pada masalah keperawatan dengan prioritas masalah


75

kasus nyeri yaitu setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam

diharapkan klien dapat mengontrol nyeri, melaporkan nyeri bahwa nyeri

berkurang, skala nyeri ringan (1-10), tanda – tanda vital normal.

Berdasarkan tujuan tersebut, pada asuhan keperawatan yang ada setelah

ditemukan diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen

cedera biologis pada pasien 1 dan 2. Dibuatlah rencana tindakan yaitu

pada pasien 1 Pain management : kaji nyeri secara komprehensif,

observasi reaksi verbal dan nonverbal dari ketidaknyamanan, monitor TD,

HR, dan RR, ajarkan terkait non farmakologi dengan nafas, kolaborasi

pembelian analgesik. Pada pasien 2 manajemen nyeri : ajarkan teknik

relaksasi distraksi, ajarkan teknik terapi musik, anjurkan keluarga untuk

mengontrol kondisi, lingkungan (kurangi kunjungan), anjurkan tingkatkan

istirahat, dan berikan terapi analgesik untuk mengurangi nyeri.

Bulechek, dkk (2016), Berdasarkan kasus, tindakan yang dilakukan

sesuai dengan intervensi yang telah peneliti susun. Pada diagnosa nyeri

akut berhubungan dengan agen cedera biologis rencana tindakan terdiri

dari: Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif yang meliputi lokasi,

karakteristik, durasi, frekwensi, kualitas, intensitas dan faktor pencetus,

observasi adanya petunjuk non verbal mengenai ketidaknyamanan,

gunakan strategi komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman

nyeri, kaji pengetahuan Pasien megenai nyeri, berikan informasi

mengenai nyeri, ajarkan prisip-prinsip manajemen nyeri, ajarkan teknik


76

nonfarmakologi seperti teknik relaksasi, terapi musik, menonton TV,

lakukan pengukuran TTV.

4. Implementasi Keperawatan

Implementasi adalah realisasi rencana tindakan untuk mencapai

tujuan yang telah diciptakan kegiatan dalam pelaksanaan juga meliputi

pengumpulan data berkelanjutan, mengobservasi respon pasien selama dan

sesudah pelaksanaan tindakan, serta menilai data yang baru. (Rohma, dkk.

2014). Implementasi terhadap pasien 1 dan pasien 2 diagnosa keperawatan

nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis adalah management

nyeri Teknik relaksasi non farmakologi sesuai dengan intervensi.

Disimpulkan bahwa secara hampir keseluruhan rancangan intervensi dapat

dilaksanakan dengan baik, tergambar dari pemaparan implementasi yang

sudah dilakukan teknik non farmakologi efektif dalam mengatasi nyeri

akut pada pasien.


77

5. Evaluasi Keperawatan

Pada evaluasi mengugunakan format SOAP, SOAP yaitu

Subjective (Subjektif), Objective (Objektif), Assesment (Penilaian), dan

Plan (Perencanaan). Evaluasi adalah kegiatan memantau perkembangan

kesehatan klien terhadap tindakan dalam pencapaian tujuan sesuai rencana

yang telah ditetapkan dan merevisi data dasar dan perencanaan (SLKI,

2019). Pada klien tersebut sudah sesuai dengan format SOAP yang telah di

tentukan dalam SLKI, 2019 sehingga pada evaluasi data terlihat jelas dan

lengkap.dan data tidak lengkap.

Pada kasus pasien 1 evaluasi yang digunakan tidak berupa format

SOAP. Pada penemuan kasus pasien 2 evaluasi yang digunakan

menggunakan format SOAP.

6. Keterbatasan

Literature Review ini mengenai asuhan keperawatan maternitas

pada ibu hamil hipertensi dengan management nyeri Teknik non

farmakologi, penulis mengalami beberapa hambatan selama penyusunan

Literature Review ini yaitu sulitnya mendapatkan asuhan keperawatan

dengan lampiran data yang lengkap dan karena pengalaman pertama untuk

memenuhi tugas akhir dalam penulisan karya tulis ilmiah


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pengkajian

Berdasarkan data pengkajian pada Pasien 1 penulis menemukan

masalah bahwa pasien mengatakan nyeri dikepala, terasa pusing dan

tengkuk terasa berat dengan indikator, P : Nyeri akut berhubungan dengan

agen cidera biologis (iskemia), Q : Seperti tertusuk tusuk, R : Nyeri

dibagian kepala belakang, leher dan pundak, S : 4 (1-5), T : Nyeri sering

terjadi

Hasil pengkajian pada Pasien 2 penulis menemukan masalah

bahwa pasien mengatakan Pasien mengatakan nyeri dikepala, terasa

pusing dan terasa tengkuk terasa berat dengan indikator P : Nyeri akut

berhubungan dengan agen cidera biologis (iskemia), Q : Seperti tertusuk

tusuk, R : Nyeri dibagian kepala belakang serta dibagian gigi, S : 4 (1-5),

T : Nyeri sering terjadi.

Menurut penulis dapat disimpulkan bahwa pada identitas (dua)

klien ibu hamil dengan hipertensi memiliki diagnosa yang sama yaitu nyeri

akut, secara keseluruhan hamper sama hanya memiliki perbedaan dilokasi

nyeri, pada pasien 1 memiliki nyeri hingga pundak tetapi pada pasien

memiliki keluhan nyeri hingga dibagian gigi

78
79

2. Diagnosa Keperawatan

Pada diagnosa keperawatan yang diangkat dan berfokus pada

masalah nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (iskemia).

3. Intervensi Keperawatan

Intervensi yang dibuat untuk kedua kasus tersebut dengan masalah

keperawatan nyeri akut sudah mencakup kriteria SMART.

4. Implementasi Keperawatan

Asuhan keperawatan yang diberikan terhadap Pasien 1 dan Pasien 2

sesuai dengan intervensi yang telah ditegakkan. Pada diagnosa nyeri akut

yaitu mengkaji karakteristik nyeri, mengobservasi TTV, mengajarkan

tehnik relaksasi nafas, penulis menggunakan teknik nonfarmakologi dalam

menurunkan intensitas nyeri yaitu dengan mengajarkan teknik relaksasi

nafas dalam.

5. Evaluasi Keperawatan

Hasil evaluasi akhir diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen

cedera biologis setelah dilakukan intervensi selama 3x24 jam terjadi

penurunan nyeri pada pasien pertama dari skala 7 menjadi skala 3 dan

4x24 jam pada pasien kedua dari skala nyeri 6 menjadi skala nyeri 3. Hal

ini sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil yang ditetapkan. Adanya

perbedaan dalam jangka waktu pengobatan dikarenakan perbedaan koping

diri dan pemahaman mengenai tata cara terapi teknik non farmakologi

relaksasi.
80

B. Saran

Ada beberapa saran yang ingin penulis sampaikan, diharapkan saran ini

bisa diterima dan dipertimbangkan sebaik-baiknya untuk peningkatan kualitas

asuhan keperawatan pada tahap selanjutnya.

1. Bagi Penulis Selanjutnya

Saran yang perlu diperhatikan oleh penulis selanjutnya yang tertarik

membahas tentang asuhan keperawatan maternitas pada ibu hamil

hipertensi dengan management nyeri teknik non farmakologi adalah

penulis selanjutnya diharapkan untuk meningkatkan wawasan,

pengetahuan dan pengalaman yang lebih banyak lagi sehingga dapat

menerapkan dan mengaplikasikan asuhan keperawatan maternitas pada

ibu ibu hamil dengan hipertensi. Penulis dapat menambah ilmu sesuai

dengan standar pelayanan keperawatan dan standar asuhan keperawatan

dari literatur terbaru serta beberapa jurnal penelitian terbaru untuk

menunjang penulisan laporan selanjutnya

2. Bagi Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Sarana prasarana pendidikan merupakan salah satu sumber penting

dan utama dalam menunjang proses pembelajaran. Disarankan institusi

pendidikan mengembangkan materi yang telah diberikan baik dalam

perkuliahan maupun praktik lapangan, dan juga menambah referensi-


81

referensi agar bisa dijadikan bahan evaluasi. Dalam hal ini, diharapkan

hasil Literature Review ini bisa memberikan masukan bagi

pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta diharapakan dapat

digunakan sebagai sarana meningkatkan kualitas pembelajaran bagi

mahasiswa Poltekkes Kemenkes Banjarmasin prodi Keperawatan

khusunya dibidang asuhan keperawatan maternitas pada ibu hamil

dengan hipertensi

3. Bagi Pasien

Meningkatnya kesadaran ibu hamil tentang pentingnya pengetahuan

mengenai perawatan management nyeri non farmakologi untuk hipertensi

maka disarankan masyarakat dapat melakukan secara mandiri dan tanpa

pengobatan farmakologi, ibu hamil juga disarankan untuk lebih

kooperatif sehingga memberikan kemudahan pada perawat untuk

melakukan asuhan keperawatan. Pada masalah yang muncul seperti nyeri

akut ibu hamil dapat mengatasinya dengan management nyeri non

farmakologi seperti relaksasi nafas dalam, terapi masase, stimulus suara,

merubah posisi pasien, dan pemberian rasa panas dan dingin.


DAFTAR PUSTAKA

Aspiani, R. 2017. Buku ajar asuhan keperawatan klien gangguan kardiovaskular


aplikasi NIC&NOC. EGC. Jakarta

Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan. 2017. Profil kesehatan provinsi


Kalimantan Selatan. (diakses dari
http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KES_PROV
INSI_2017/22_Kalsel_2017.pdf pada tanggal 1 Februari 2020).

Bulechek, dkk. 2016. Nursing Interventions Classification (NIC), 6th. Indonesian


edition. ISBN Indonesia: CV Mocomedia and is Published by
Arrangement With Elsevier Inc

Setyawati dkk. 2015. Faktor Risiko Hipertensi Pada Wanita Hamil Di Indonesia
(Analisis Data Riskesdas 2013).Http://Download.Portalgaruda.Org.
Diakses tanggal 03 Februari 2020

Kemenkes RI. 2015. Profil Kesehatan Indonesia. (diakses dari


http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-
kesehatanindonesia/profil-kesehatan-Indonesia-2015.pdf pada tanggal 7
Februari 2020).

Kemenkes RI. 2016. Profil Kesehatan Indonesia. (diakses dari


http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-
kesehatanindonesia/profil-kesehatan-Indonesia-2016.pdf pada tanggal 7
Februari 2020).

Setyawati Budi, Fuada Noviati, Salimar, Rosha Bunga Christitha. 2015. Faktor
risiko hipertensi pada wanita hamil di Indonesia (analisis data riskesdas
2013). Jurnal pusat teknologi dan intervensi kesehatan masyarakat.

World Health Organization. 2018. (diakses dari


https://www.who.int/bulletin/volumes/96/8/18-208447/en/ pada tanggal 8
Februari 2020)
.2017. Riset Kesehatan Dasar2017. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan RI

.2018. Riset Kesehatan Dasar2018. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan


Kesehatan RI

NANDA. (2015). Diagnosis Keperawatan: Defenisi dan Klasifikasi 2015-


2017.Alih bahasa: Budi Anna Keliat, dkk. Jakarta: EGC

Lestari, Puput Nikmat. 2019. Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil dengan
Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Kota Padang tahun 2019.
Perpustakaan Poltekkes Kemenkes Padang (E-Journal)

Hasni, Yulia. 2017. Asuhan Keperawatan pada Ibu Hamil dengan Hipertensi di
Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Kota Padang Tahun 2017. Perpustakaan
Poltekkes Kemenkes Padang (E-Journal)

Lalenoh, D. Christine. 2018. Preeklampsia Berat dan Eklampsia: Tata Laksana


Anestesia Perioperatif. CV Budi Utama, Yogyakarta.

Potter & Perry. 2009. Fundamental Keperawatan. Edisi 7. Jakarta : Salemba


Medika

Purwaningsih, Wahyu & Fatmawati, Siti. 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas.


Yogyakarta: Nuha Medika

Mandang ,J. Sandra, dan Naomy. 2016. Asuhan Kebidanan Kehamilan. IN


MEDIA, Bogor.

Hasrianah. 2017. Manajemen asuhan kebidanan antenatal care pada ny. A dengan
hipertensi dalam kehamilan di RSUD Syekh Yusuf Kab.Goa. Karya Tulis
Ilmiah. Universitas Islam Negeri Alauddin Makasar.

Leveno, J. Kenneth, MD et al. 2016. Manual Williams Komplikasi Kehamilan.


Buku kedokteran EGC, Jakarta.
Nurarif, A.H & Kusuma, H. 2016. Asuhan Keperawatan Praktis: Berdasarkan
Penerapan Diagnosa Nanda, NIC, NOC dalam Berbagai Kasus.
Mediaction Jogja, Jogjakarta.

Pratiwi, L., Hasneli, Y & Ernawaty, J. 2015. Pengaruh Teknik Relaksasi Benson
Dan Murottal Al-Qur’an Terhadap Tekanan Darah Pada Penderita
Hipertensi Primer. Jurnal Jom, 2(2).

Wagiyo & Putrono. 2016. Asuhan Keperawatan Antenatal, Intratal dan Bayi
Baru Lahir. CV. Andi Ofset, Yogyakarta.

Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. PT.


Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.

Hasrianah. 2017. Manajemen asuhan kebidanan antenatal care pada ny. A dengan
hipertensi dalam kehamilan di RSUD Syekh Yusuf Kab.Goa. Karya Tulis
Ilmiah. Universitas Islam Negeri Alauddin Makasar.

Dinarti & Yuli Mulyanti. 2017. Dokumentasi Keperawatan. Badan


Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan.

Angsar MD. Hipertensi dalam kehamilan. Dalam: Saifuddin AB, Rachimhadhi T,


Wiknjosastro GH, editor. Ilmu kebidanan sarwono prawirohardjo. Edisi 4.
Jakarta:Bina Pustaka;2010.p.530-45.

Dermawan, Josephine. (2019). Tata Laksana Non Farmakologi Nyeri Persalinan.


Online at https://www.alomedika.com/tatalaksana-non-farmakologi-nyeri-
persalinan, accesed 30 June 2021

Katyusha, Winona. (2020). Cara Foot Massage Di Rumah. Online at


https://hellosehat.com/herbal-alternatif/alternatif/x-cara-foot-massage-
sendiri-di-rumah/, accesed 6 July 2021
Lampiran 1
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
Jalan Haji Mistar Cokrokusumo No. 1A Banjarbaru 70714
Telp. (0511) 4773267 - 4780516 - 4781619 Fax (0511) 4772288
e-mail : poltekkes_banjarmasin@yahoo.co.id, kepeg_poltekesbjm@yahoo.co.id
Jurusan Kesehatan Lingkungan (0511) 4781131 ; Keperawatan (0511) 4772517 ; Kebidanan (0511) 3268018 ;
Gizi (0511) 4368621 : Kesehatan Gigi (0511) 4772721 ; Analis Kesehatan (0511) 4772718

KARTU KONSULTASI

Nama : Bagus Hilmawan

NIM : P07120118053

Pembimbing : Ns. Agustine Ramie, S.Kep., M. Kep


Foto 3 x 4 cm
Judul : Literature Review Asuhan Keperawatan Maternitas pada

Ibu Hamil Hipertensi Dengan Mangement Nyeri Teknik

No Tanggal Saran Perbaikan Paraf


1. 1 feb 21 Judul :
Pasiennya delete saja
Buat paramida terbalik yg benar
Pastikn narasinya ini tidak copy
paste ya
Latar Belakang :
Krn kalau cek plagiasi bila
kesamaan lebih dari 30%
dianggap mirip sekali/plagiat
Demikian juga untuk kalimat2
yang lainnya
Buat dengan kata-kata sendiri ya

Lampiran : hitam
Latar belakang :
umur yg seperti apa
terbalik
perbaiki redaksi kalimatnya ya…
sebutkan apa bentuk pertolongan
perawat yang dimaksud, dan
2. 3 mei 21 tujuannya untuk apa

Subjek Asuhan :
Ini bukan kriteria subyek…
didelet saja
Definisi oprasional : Tambahkan
dalam kurung batasan istilah
Lampiran 1
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
Jalan Haji Mistar Cokrokusumo No. 1A Banjarbaru 70714
Telp. (0511) 4773267 - 4780516 - 4781619 Fax (0511) 4772288
e-mail : poltekkes_banjarmasin@yahoo.co.id, kepeg_poltekesbjm@yahoo.co.id
Jurusan Kesehatan Lingkungan (0511) 4781131 ; Keperawatan (0511) 4772517 ; Kebidanan (0511) 3268018 ;
Gizi (0511) 4368621 : Kesehatan Gigi (0511) 4772721 ; Analis Kesehatan (0511) 4772718

Metode penulisan : Tambahkan


dalam kurung batasan istilah
Tempat Asuhan Delete saja

Perbaiki redaksi
Untuk itu maka penulis merasa
tertarik untuk melakukan telaah
literatur tentang…. Dst
3. 4 mei 21 Cukup ditulis ibu hamil dengan
usia kehamilan 20 – 30 minggu

Kalau sitasi tidak ditulis nama


panjang seperti ini
Kalau ditanya dasarnya apa untuk
krit inklus yg ini? Jawabannya apa

Hipertensinya taruh di antara


hamil dan dengan sehingga
judulnya mnejadi as….. kep…..
maternitas pada ibu hamil
hipertensi dengan managemen
4. 6 mei 21 nyeri dst…………………
Kaliamat dengan pada judul
delete
Sampai kebagian bwah diperbaiki
lah

5. 7 mei 2021

6. 3 juni 21
Lampiran 1
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
Jalan Haji Mistar Cokrokusumo No. 1A Banjarbaru 70714
Telp. (0511) 4773267 - 4780516 - 4781619 Fax (0511) 4772288
e-mail : poltekkes_banjarmasin@yahoo.co.id, kepeg_poltekesbjm@yahoo.co.id
Jurusan Kesehatan Lingkungan (0511) 4781131 ; Keperawatan (0511) 4772517 ; Kebidanan (0511) 3268018 ;
Gizi (0511) 4368621 : Kesehatan Gigi (0511) 4772721 ; Analis Kesehatan (0511) 4772718

Pembimbing I

Ns. Agustine Ramie, S.Kep., M. Kep


NIP. 196508011985032001
Lampiran 1
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
Jalan Haji Mistar Cokrokusumo No. 1A Banjarbaru 70714
Telp. (0511) 4773267 - 4780516 - 4781619 Fax (0511) 4772288
e-mail : poltekkes_banjarmasin@yahoo.co.id, kepeg_poltekesbjm@yahoo.co.id
Jurusan Kesehatan Lingkungan (0511) 4781131 ; Keperawatan (0511) 4772517 ; Kebidanan (0511) 3268018 ;
Gizi (0511) 4368621 : Kesehatan Gigi (0511) 4772721 ; Analis Kesehatan (0511) 4772718

KARTU KONSULTASI

Nama : Bagus Hilmawan

NIM : P07120118053

Pembimbing : Dr. Mahdalena, S. Pd., M. Kes


Judul : Literature Review Asuhan Keperawatan Maternitas pada Foto 3 x 4 cm

Ibu Hamil Hipertensi Dengan Mangement Nyeri Teknik

No Tanggal Saran Perbaikan Paraf


Lampiran 1
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
Jalan Haji Mistar Cokrokusumo No. 1A Banjarbaru 70714
Telp. (0511) 4773267 - 4780516 - 4781619 Fax (0511) 4772288
e-mail : poltekkes_banjarmasin@yahoo.co.id, kepeg_poltekesbjm@yahoo.co.id
Jurusan Kesehatan Lingkungan (0511) 4781131 ; Keperawatan (0511) 4772517 ; Kebidanan (0511) 3268018 ;
Gizi (0511) 4368621 : Kesehatan Gigi (0511) 4772721 ; Analis Kesehatan (0511) 4772718

1 1 feb 21 Berapa banyak ibu hamil yang


hipertensi
Masalah apa saja yang sering
ditemukan pada ibu hamil dengan
hipertensi

Teknik apa saja yang sering


muncul
2. 3 mei 21 Kemungkinan apa saja yang
terjadi apabila nyeri tidak diatasi

bab 2 perbaiki margin


huruf kapital diperbaiki
Teknik non farmakologi apa saja
yang dapat manajemen nyeri
3. 4 mei 21
Daftar pustaka apa yang ada di
bab dimasukkan
Lembar konsultasi dilengkapi

bab 3 kriteria masukkan diagnosa


nyeri keluhan utama
4. 6 mei 21 Subjek Asuhan : Ini bukan kriteria
subyek… didelet saja

Perbaiki redaksi
Lampiran 1
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
Jalan Haji Mistar Cokrokusumo No. 1A Banjarbaru 70714
Telp. (0511) 4773267 - 4780516 - 4781619 Fax (0511) 4772288
e-mail : poltekkes_banjarmasin@yahoo.co.id, kepeg_poltekesbjm@yahoo.co.id
Jurusan Kesehatan Lingkungan (0511) 4781131 ; Keperawatan (0511) 4772517 ; Kebidanan (0511) 3268018 ;
Gizi (0511) 4368621 : Kesehatan Gigi (0511) 4772721 ; Analis Kesehatan (0511) 4772718

Pembimbing II

Dr. Mahdalena, S. Pd., M. Kes


NIP. 19700825199603200

Anda mungkin juga menyukai