Anda di halaman 1dari 7

136 ISSN 0216 - 3128 Bambang Supardiyono, dkk.

PERHITUNGAN MEDAN MAGNET SOLENOID MULTI


LAPIS
Bambang Supardiyono, Rany Saptaaji
PTAPB -BATAN

ABSTRAK
PERHITUNGAN MEDAN MAGNET SOLENOID MULTI LAPIS. Perhitungan medan magnet solenoida
multi lapis dilakukan sebagai koreksi perhitungan medan magnet solenida satu lapis dan pembanding hasil
pengukuran yang dipergunakan pada sistem pemfokus MBE Lateks. Hasil perhitungan multi lapis pada arus
0,3,0,4 dan 0,5 A untuk solenoid dengan 2000 lilitan, 20 lapis dan panjang 10 cm pada titik tengah dan titik
tepi solenoid, memberikan perbedaan nilai sebesar adalah sebesar 54 % dan 9 % pada metode satu lapis,
sedangkan dengan hasil pengukuran pada titik tengah memberikan perbedaan sebesar 37%, 31 % dan 23% ,
pada titik tepi memberikan perbedaan sebesar 29 %. Perbedaan tersebutterjadi karenaformula multi lapis
tidak memperhatikan nilai celah pembungkus besi pada kumparan solenoid, sehingga untuk selanjutnya
perlu dicari formula multi lapis untuk dipergunakan dalam perencanaan pembuatan kumparan solenoid
sehingga diperoleh hasil yang lebih tepat ..Secara umum perhitungan dengan multi lapis dapat lebih
dipertanggung jmvabkan karena memberikan distribusi medan magnet bentuk lensa yang dipergunakan
sebagai pemokus.

ABSTRACT
CALCULATION OF MAGNETIC FIELD OF THE MULTI LAYER SOLENOID. Calculation of magnetic
field of the multi layer solenoid has been done as a correction of the magnetic field of the single layer
solenoid and compared with the measurement result used in Lateks Electron Beam Machine. The
calculation by using multi layer formula for current 0.3,0.4 and 0.5 A on solenoid with total number on
turns 2000, 20 layer and 10 cm length show the different 54% on center and 9% on edge of the s{)/enois/,
compared with the calculation of the single layer formula. The different are 37%,31% and 23% on center
and 29% on the edge, compared with the measurement result. The different come from the multi layer
formula not include the iron cladding parameter. That mean need the continue observation and analyzer
with the multi layer formula including iron cladding parameter. Generally calculation by multi layer formula
is more reasonable, because can show the magnetic distribution just like the magnetic lenses used in
focusing unit.

PENDAHULUAN. digunakan medan magnet (Iensa magnet) yang dapat


dipenuhi oleh kumparan solenoida yang dipasang
pada tabung optik. Pada daerah sumbu optik (sumbu
Sistem optikterdiri
umumnya mesindari
berkas elektron
3 bagian (MBE) yaitu
sub sistem, pada Z) arah medan magnet B sejajar dengan arah Z.
sub sistem pemfokus, sub sistem pengarah dan sub Berkas elektron yang sejajar dengan sumbu optik
sistem pemayar. Sub sistem pemfokus berfungsi tidak mengalami pemfokusan, sedangkan berkas
mengumpulkan berkas elektron pada bentuk yang arahnya menyimpang dengan sumbu optik
konfigurasi penampang lintang berkas yang akan disimpangkan (difokuskan) seperti pada lensa
dinginkan, biasanya dalam bentuk lingkaran. Sub optik.
sistem pengarah adalah sistem yang berfungsi
mengarahkan lintasan berkas agar dapat mengenai Dalam perencanaan sistem pemfokus untuk
target sesuai dengan yang diharapkan. Sub sistem penyerdehanaan, perhitungan medan magnet meng-
pemayar berfungsi menyimpangkan berkas secara gunakan peraandaian bahwa solenida terdiri dari
periodik dengan sudut simpangan tertentu sesuai satu lapis lilitan. Padahal pada kenyataan lilitan
dengan dimensi target yang dikehendaki dalam kawat lebih dari satu lapis Iilit bahkan sampai 20
proses penyinaran. lapis. Fakta demikian perlu ditidaklanjuti dengan
menghitung menggunakan formula dua lapis yang
Mekanisme pemfokusan berkas elektron dikembangkan oleh Yoon M dkkPI sebagai dasar
analog dengan pemfokusan cahaya dengan lensa perhitungan pormula multi lapis untuk koreksi
optik. Pada MBE sistem lensa dapat berupa medan perhitungan satu lapis.
elektrostatis atau medan magnet, dalam hal ini

Prosiding PPI - PDIPTN 2007


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2007
Bambang Supardiyono, dkk. \ ISSN 0216 - 3128 137

DASAR TEORI dB = Po ids/411? (2)

Mekanisme pemfokusan lintasan berkas


Arah medan magnet dB seperti terlihat pada
elektron adalah berdasarkan gaya Lorentz yang Garnbar 1, medan magnet tersebut dapat diuraikan
dirumuskan dalam persarnaan I, Johannes[3]
menjadi komponen sejajar sumbu Z dan komponen
tegak lurus sumbu Z Medan magnet yang terbentuk
F = q E + q (v x B) (1) oleh ds sepanjang lilitan kawat dengan jejari r ,
adalah jumlah dari ds sepanjang 2 II r . Berdasar-
dengan: q muatan elektron, E medan listrik, v kan pertimbangan simetri jumlah komponen dB
kecepatan elektron, B medan magnet. tegak lurus sumbu Z sarna dengan nol, medan
Persamaan 1 menunjukkan gay a yang di- magnet yang terbentuk adalah sejajar dengan sumbu
alami oleh sebuah ~lektron yang melintas dengan Z. Jumlah komponen medan magnet sejajar sumbu
kecepatan v dalam medan listrik dan medan magnet, Z yang disebabkan lilitan kawat berarus idengan
pada MBE tidak dipasang E , sehingga pemfokusan jejari a, dirumuskan pada persamaan 3.
lintasan secara mumi dilakukan dengan mengatur
medan magnet B. Dalam sistem tersebut dianggap (3)
bahwa kecepatan untuk sejumlah n elektron sarna
sehingga membentuk berkas dengan lintasan dan
kecepatan sarna. - dengan: po = permeabilitas udara, z = jarak daTi
titik tengah lilitan, i = arus lilitan, a = jejari
Sumber medan elektromagnet yang diper- lilitan.
gunakan pada sistem pemfokus adaIah kumparan
Solenoid yang dipasang pada arah Z. Berdasarkan Gambar l(a) menunjukkan satu lilitan kawat
hukum Biot Savart, Johannes 3) menjelaskan medan berarus idengan jejari r yang akan mengakibatkan
magnet pada sumbu Z yang disebabkan kawat terjadi medan magnet sepanjang sumbu Z. Gambar
berarus isepanjang ds dan jejari r pada Z I I(b) menunjukkan kurva medan magnet (tidak
dinyatakan dalam persamaan 2, kurva medan dalam skala), pada pusat lilitan z=o medan magnet
magnet yang terbentuk sepanjang sumbu Z yang terbentuk paling besar, makin besar jarak Z,
digambar pada Gambar 1. makin kecil medan magnet yang terbentuk.

, ds

a ----
- -- - ....

I
I
I
I
Zl

...••.. "..
• -II>

-0,51' o Z+
+0,51'

Gambar 1. (a) Lilitan kawat berarus, dan (b) kurva medan magnet B.

Prosiding PPI - PDIPTN 2007


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BAT AN
Yogyakarta, 10 Juli 2007
-
138

Untuk N lilitan kawat yang membentuk


ISSN 0216 - 3128 Bambang Supardiyono, dkk.

menghitung medan magnet untuk solenoid double


kumparan solenoid dengan panjang L, medan layer, diperoleh medan magnet aksial yang
magnet yang terbentuk dapat dihitung berdasarkan dinyatakan dalam persamaan 9.
persamaan 3, dengan mengandaikan panjang L tak
berhingga diperoleh medan magnet pada titik
tengah kumparan adalah
b2 +(Z+~)2
B(O,z)
B = f10 Ni / L (4) z-2 In
a+
piN [( L) b+ a2 +(z+~J (9)
Sedangkan medan magnet pada ujung kumparan
dinyatakan pada persamaan 5.

B = f10 Nil 2L (5)

Perhitungan medan magnet pemfokus pada


MBE 350 kV/lO mA, maupun perencaanaan MBE
Persamaan 9 telah dikoreksi oleh Nassiri.A 4) dan
Lateks adalah berdasarkan persamaan 4, dengan
anggapan kumparan solenoid terdiri dari satu lapis dinyatakan dengan perumusan 10
liIitan kawat. Pada kenyataannya kumparan
solenoid pada umumnya terdiri dari banyak lapisan
(multi layer) lilitan sehingga perlu dilakukan koreksi
perhitungan. dengan :
Vektor potensial magnet pada titik didalam =+ ==+1/2
solenoid satu lapisan lilitan (single layer) dinyata-
kan pada persamaan 6. =_ = z -1/ 2

b+ =b+~b2 +(=+1/2)2
(6)
b_ =b+~b2 +(=_1/2)2

Pada persamaan tersebut diatas f10 adalah a+ = a + ~a2 + (= + 1/2)2


permeabilitas udara, I arus total yang mengalir pada
kumparan solenoid dan a adalah jejari kumparan. K a_ =a+~a2 +(=_1/2)2
dan E adalahdomplete elliptic integral bentuk
pertama dan kedua, medan magnet dapat dihitung
k= !JoIN
berdasarkan hubungan jj = V' x A sehingga diper- 2(a-b)1
oleh persamaan 7
Besaran a dan b jejari dalam dan luar I panjang
solenoid dan N jumlah lilitan total.
1 a
B,=--(pA;)
pap
(7)

TATA KERJA, HASIL DAN PEMBA-


HASAN
Dengan Bp medan magnet arah radial dan Bz medan
Persamaan 10 adalah dasar perhitungan
magnet arah aksial, deferensiasi persamaan 7
medan magnet kumparan solenoid double layer
diperoleh persamaan 8.
sepanjang sumbu aksis (z) pad a p sarna dengan O.
Dari persamaan tersebut terlihat bahwa untuk posisi
H =l!!L = 12 _K(k)+a +P,+=,R(k) Z tertentu besar medan magnet B tergantung nilai
" 2Jr I ~[(a+p)'+='r' [' (a-p) , +=, ] (8) jejari dalam a dan jejari luar b serta jumlah lilitan N
dan besar arus I. Dengan mengacu pada persamaan
H =1'0 K(k)+a -p -z F(k) 10 secara analog dapat dikatakan bahwa untuk
, 2Jr I
I p[(a+p)'+='r' [ "'}
(a-p)'+=' . solenoid multi layer perhitungannya juga
menggunakan persamaan 10. Pada makalah ini akan
Persamaan 8 adalah perumusan untuk perhitungan dihitung medan magnet pemfokus MBE latek
medan magnet single layer, M Yoon dkkPJ telah bcrdasarkan pcrsamaan 4 dan 5, scperti yang

Prosiding PPI - PDIPTN 2007


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2007
Bambang Supardiyono, dkk. ISSN 0216 - 3128 /39

dilakukan Joko SP dkk[2] dan Saminto dkk.ls.6j adalah skematik dan spesifikasi pemfokus
dalam perhitungan medan magnet pemfokus MBE (solenoid) MBE Lateks, Gambar 3 kumparan
350 kV/IO mA. Kemudian dilakukan perhitungan pemfokus dan tabung optik yang akan dipasang
dengan persamaan 10, yang akan dibandingkan pada MBE Lateks, dalam hal ini kumparan
dengan hasH pengukuran untuk mengetahui sejauh pemfokus dibungkus dengan besi yang mempunyai
mana perpedaan dari kedua perhitungan tersebut celah 25 mm dengan maksud memerkecil tebal
sebagai dasar perancangan berikutnya. Gambar 2 lensa.

Gambar 2. Skematik Kumparan Pemfokus.


Keterangan dan Spesifikasi Kumparan Pemfokus[4]:
K = Lebar kumparan 100 mm TK = Tebal kumparan 25 mm
A = Jejari lingkaran dalam 60 mm b = Jejari lingkaran luar 825 mm
N = Jumlah lilitan 2000

Gambar 3. Kumparan pemfokus dan tabung optik.

Prosiding PPI - PDIPTN 2007


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2007
-
140

Berdasarkan spesifikasi tersebut pada gambar


ISSN 0216 - 3128 Bambang Supardiyono, dkk.

dimulai pada titik 2 = -0,1 m dan diakhiri pada Z=


3, dengan persamaan 4 dan 5 (formula satu lapis) , 0,1 m untuk tiap perubahan Z= 0,0 I m dan dengan
medan magnet pada tengah kumparan (2 = 0) Bo nilai permeabilitas udara /10 = 40 10.7 henry/m
dan medan magnet pada ujung kumparan (2 = 0,05 .Perhitungan tersebut menggunakan excel dis~jikan
m) 80,05 pada arus 0,3, 0,4 dan 0,5 A diperoleh hasil dalam bentuk grafik seperti pada Gambar 4, dengan
seperti pad a persamaan I 1a, 11b dan 11c. absis sumbu 2 dalam m dan ordinat medan magnet
axial B dalam gauss.
80 = 75,36 gauss dan 80,05 =37,68 gauss (1Ia)
Pengukuran medan magnet pemfokus
dilakukan dengan menggunakan gaussmeter model
80= 100,48 gauss dan 80,05 =50,24 gauss (lIb)
5080 buatan FW 8ELL dengan akurasi 1 %, sumber
arus DC yang dipergunakan Trio PR602A
80 = 125,6 gauss dan 80,05 =62,8 gauss (lIe)
pengukuran dilakukan pada arus 0,3, 0,4 dan 0,5 A
Perhitungan dengan persamaan 10 (formula sepanjang sumbu Z dengan pergeseran 0,01 m ,
multi lapis) pada arus 0,3 , 0,4 dan 0,5 A untuk N = dimulai pada Z= -0.055 m dan diakhiri pada Z=
2000 lilitan, jejari dalam a = 0,06 m, jejari luar b = 0,055 m. Hasil pengukuran disajikan dalam bentuk
0,0825, dihitung sepanjang sumbu 2 pada p = 0, grafik pada Gambar 5.

100
B(gauss)

-Arus 0.5A
-Arus 0.4A
_Arus 0.3A
-0.15 -0.1 -0.05 o 0.05 0.1 0.15

Z Axis(m)

Gambar 4. Medan magnet pemfokus solenoid hasil perhitungan.

---+-Arus 0.5 A
---Arus 0.4 A
--.-Arus 0.3 A
-0.06 -0.04 -0.02 o 0.02 0.04 0.06

Z Axis (111)

Gambar 5. Medan magnet pemfokus solenoid hasil pengukuran.

Prosiding PPI - PDIPTN 2007


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BAT AN
Yogyakarta, 10 Juli 2007
Bambang Supardiyono, dkk. ISSN 0216 - 3128 141

Pada Gambar 4 telihat bahwa hasil mcdan magnet pada titik tcpi dan titik tengah untuk
perhitungan formula multi lapis menunjukkan arus 0,3, 0,4 dan 0,5 A. Kerena distribusi medan
distribusi medan magnet kearah aksial sesuai magnet berbentuk simitri, maka nilai medan magnet
dengan konfiguransi lensa magnet seperti yang pada daerah tepi hasil pengukuran adalah rerata
diharapkan, berbentuk simitris dan maksimum pada dari kedua tepi, hasil perhitungan disusun pada
titik tengah. Secara teoritis hal terebut benar dan Tabel 2.
dapat dibuktikan denganhasil pengukuran seperti Berdasarkan Tabel 2 telihat bahwa
yang tertampil pada Gambar 5, yang menunjukan
perhitungan metode formula satu lapis selalu lebih
kemiripan dengan Gambar 4, berarti unit kumparan
bcsar dari perhitungan metoda multi lapis baik pada
pemfokus secara kualitatiftelah sesuai dengan yang
titik tengah maupun titik tepi, untuk semua arus,
direncanakan. Secara kuantitatif perlu ditinjau
pada titik tengah bcrbeda sekitar 55% dan pada titik
perbandingan numerik pada titik distribusi, dalam
tepi sekitar 9 % dan nilai tersebut hampir tetap, hal
hat ini sebagai pendekatan akan ditinjau pad a titik ,
ini menunjukaan kebenaran karena keduanya adalah
tepi dan titik tengah kumparan solenoid.
perhitungan secara teori. Perlu diingat bahwa
Berdasarkan gambar hasil pcrhitungan formula satu
perhitungan metode satu lapis hanya bisa
lapis, formula multi lapis , dan hasil pcngukuran,
memberikan nilai numerik pad a titik tengah dan
nilai numerik pada arus 0,3, 0,4 dan 0,5 A untuk
tepi, padahal diperlukan distribusi sepanjang sumbu.
titik tcpi (-Z dan +Z) dan titik tcngah T pada p =0
Oalam perencanaan perbedaan 55 %, untuk
dibuat pada Tabcl I.
memperoleh medan magnet dengan nilai tertentu,
Untuk analisis sccara secara kuantitatif, perlu akan menaikan jumlah lilitan sekitar 50 % dan ini
diasumsikan salah satu metoda dianggap "benar" merupakan pemborosan, schingga dalam peren-
dan dipakai scbagai rujukan sebagai pembanding, canaan sebaiknya menggunakan metode multi
dalam hal ini diasumsikan bahwa metoda lapisan yang sekaligus bisa memberikan nilai
perhitungan multi lapisan dianggap benar. distribusi sepanjang sumbu.
Berdasarkan Tabel 1, dihitung perbedaan bcsar

Tabel I. Nilai B pada titik tengah dan tepi.


+z
+z-z
T67,0
-48,80
-z
Tz
100,48
85,20
31,70
50,24
46,03
65,10
62,80
37,68
62,80
41,30
23,80
42,70
25,2
125,6
57,40
101,0
81,80
50,24
34,9
37,68
34,52
75,6 (gauss)Pengukuran
Formula
B Hasil Multi Lapis
B (gauss)

Tabel 2. Perbedaan Nilai B.

+29%
+27%
-54
-31
-23
-55
+29
-37
±z T%%
T-9,4
±z-8,6
-8,5 %% Hasil pengukuran
Formula Satu Lapis
1 (A)

Prosiding PPI - PDIPTN 2007


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2007
142 ISSN 0216 - 3128 Bambang Supardiyono, dkk.

Apabila hasil perhitungan metode multi lapis ACUAN


dibanding dengan hasil pengukuran, terlihat titik
tengah untuk arus 0,3, 0,4 dan 0,5 A memberikan 1. BAMBANG SPO dkk., Rancangan Detail
perbedaan berurutan sebesar -37 %, - 31 %, dan -23 Sistem Optik, OokCI2b2/ROT- 3/07PTAPB,
%. Logikanya persentase tersebut untuk arus berapa Y ogyakarta.
saja sarna, setidak tidaknya perbedaanya kecil 2. OJOKO SP, SUOJA TMOKO, SUPRAPTO,
seperti pada metode formula satu lapis, tenyata Rancang Bangun Lensa Magnetik Selenoid
perbedaanya cukup besar untuk arus 0,3 A dan 0,5 Untuk Pemfokus Berkas Elektron Tipe Termi-
A sekitar 14 % dengan pola menurun, sedangkan anik, Proseding Peretemuan dan Presentasi
pada titik tepi perbedaan dapat dikatakan tetap IImiah Teknologi Akselerator dan Aplikasinya ,
sebesar 29 %. Fenomena tersebut perlu dikaji lebih Yogyakarta I Nov 2000.
lanjut dengan melihat konfigurasi kumparan
3. JOHANNES, Listrik Dan Magnet, PN Balai
solenoid, pada metoda multi lapis perhitungan Pustaka, Jakarta, 1978.
didasarkan pada panjang kumparan tanpa tutup besi,
sedangkan pad a hasil pengukuran didasarkan pada 4. NASSIRI, Errata, Argonne National Labora-
kumparan yang dibungkus dengan besi yang tory, June 1990.
mempunyai celah sepanjang 25 mm. Penambahan 5. SAMINTO, OJOKO SP, TONO W,
bungkus besi, dimaksud untuk mempersempit BAMBANG SPO, Konstruksi dan Pengujian
bentuk Iensa medan magnet, analoginya kalau Sistem Pemfakus MBE 350keVIIOmA, Prosi-
semula distribusinya lebar (seperti pada Gambar 4) ding Peretemuan dan Presentasi IImiah
kalau dipersempit nilai medan magnet pada bagian Teknologi Akselerator dan Aplikasinya,
titik tengah akan naik, dan bagian titik tepi akan Yogyakarta, 1 Otober 2003.
turun. Berdasarkan Tabel I, terlihat bahwa pada titik
6. SAM INTO, TONO W, SUBARI S.,
tengah formula multi lapis akan naik pad a hasil
Peningkatan Unjuk Kerja Sistem Pemfokus
pengukuran, sedangkan nilai pad a titik tepi akan
MBE 350 keVIIO mA, Proseding Peretemuan
menurun pada hasil pengukuran hal tersebut sesuai
dan Presentasi IImiah Teknologi Akselerator
dengan hipotesa diatas. Berdasarkan pembahasan
dan Aplikasinya, Yogyakarta, I Oktober 2004.
tersebut dalam perencanaan pembuatan kumparan
solenoid perlu digunakan metode formula multi 7. YOON M and MA VROGENES G., The
lapis. Focusing of Positron Capture Solenidal Lens,
Argonne National Laboratory, June 1988.

KESIMPULAN
TANYAJAWAB
Berdasarkan pembahasan tersebut diatas
dapat disimpulkan bahwa perhitungan medan
magnet solenoida deng"an formula multi lapis yang Y. Sardjono
dikembangkan dari formula dua lapis dapat diterima - Sekarang ini zamannya komputasi, apakah ada
sebagai saran a koreksi perhitungan satu lapis dan cita-cita perhitungan medan magnet tersebut
pembanding hasil pengukuran, karena dapat secara komputasi yang lebih cepat dan akurat.
menunjukan distribusi medan magnet sesuai dengan - Hasil pengukuran dan perhitungan cukup besar
kriteria yang dikehendaki sebagai lensa magnit. 20%. Mohon komentar.
Walaupun perbedaan perhitungan multi lapis cukup
besar sekitar 37 %,31 % dan 23 % untuk arus 0,3,
Bambang Supardiyono
0,4 dan 0,5 A perlu dilakukan kajian lebih lanjut
dengan mencari formula multi lapis dengan Perhitungan secara komputasi memang lebih
memasukan unsur celah pembungkus besi, sehingga cepat, penulis menghitung dengan excel, karena
dalam perencanaan pembuatan kumparan solenoid bentuk rumus masih sederhana.
akan lebih tepat. - Perbedaan 20% tidak (secara kualitatif) tidak
besar, masih dapat diterima karena formula
multi lapis belum memperlihatkan parameter
UCAP AN TERIMAKASIH lebar celah besi pembungkus. Oleh karena itu
per/u dicarildikembangkan formula multi lapis
Terima kasih pad a bpk Jati Gunawan, Efendi yang memperhatikan parameter lebar celah,
S, Siamet R, dan bpk Sumber W staf BEM dan Bpk sehingga diperoleh perhitungan lebih akurat dan
Sumaryadi staff bidang Aks&Fn yang telah dapat untuk merencanakan pembuatan pemfokus
membantu dalam tewujudnya makalah ini. yang akan datang.

Prosiding PPI - PDIPTN 2007


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2007

Anda mungkin juga menyukai