Anda di halaman 1dari 6

P04 Cara mudah menghafal Alquran sesuai

dengan potensi genetik.


   

Alquran merupakan kitab suci bagi umat Islam yang diturunkan


oleh Allah pada Nabi Muhammad SAW melalui perantara
malaikat Jibril. Alquran merupakan pedoman hidup manusia agar
tidak terjebak dalam kehidupan dunia yang fana. Dengan
berpegang teguh pada Alquran, insyaallah hidup kita akan
menjadi lebih tenang dan tidak ada masalah. Karena Alquran
adalah solusi dan jawaban dari setiap masalah kehidupan dunia.

Contohnya, ketika kita merasa sedih karena orang tua meninggal,


Allah menghibur di dalam Alquran surat At-Taubah ayat 40 yang
artinya: “Janganlah bersedih, Allah bersama kita”. Maksud ayat
tersebut adalah, kita tidak boleh berlarut-larut dalam kesedihan
karena masih ada Allah yang selalu bersama kita.

Alquran merupakan kitab yang mulia serta memiliki keberkahan


yang luar biasa. Maka alangkah baiknya kalau Alquran ini bukan
hanya sekadar dibaca atau dipelajari, tapi juga dihafal. Dengan
menghafal dan menjaga kemurnian isi Alquran, maka tidak akan
ada pemalsuan serta perubahan isi. Banyak keutamaan yang
akan kita dapatkan jika menghafal Alquran, di antaranya yaitu
akan mendapat mahkota dan juga jubah kemuliaan.

Proses menghafal Alquran tentu saja tidak semudah


membalikkan telapak tangan. Banyak faktor yang menjadi
masalah dalam menghafal Alquran, di antaranya faktor minat,
bakat, waktu, lingkungan, serta metode menghafal itu sendiri.
Banyak metode yang diterapkan dalam menghafal Alquran, salah
satunya adalah metode STIFIn. Metode STIFIn sebagai salah
satu metode menghafal Alquran dalam implementasinya
menawarkan solusi menghafal cepat yang dilakukan sebelum
proses menghafal.

Metode ini memiliki perlakuan khusus dan serangkaian tes dari


pengelola, sehingga tidak sembarang orang bisa menggunakan
metode ini. Metode ini adalah metode terbaru yang ditemukan
oleh Farid Poniman dan diimplementasikan kepada dunia tahfidz
dalam beberapa tahun belakangan ini (Hidayat, 2020 h.19).
STIFIn sendiri merupakan metode yang dipakai untuk
memetakkan manusia berdasarkan sistem operasi otak. Cara
kerja metode ini adalah dengan mengecek DNA atau men-
scan kesepuluh jari agar dapat dipetakkan sesuai dengan cara
kerja sistem operasi otak. STIFIn adalah uraian dari sensing,
thingking, intuiting, feeling, dan insting. Kelima mesin kecerdasan
ini memiliki kelebihan dan keunggulan masing-masing.
ANDA MUNGKIN MENYUKAI

Penjualan Stok Dari Gudang. Huawei P40 - 2790000 IDR

Pakai Veneer Ini 300 Kali Lebih Baik dari Gigi Palsu! Diskon 50%

Pelajar Indonesia Temukan Cara Pulihkan Diabetes secara

Permanen!
Big Sale Ramadhan, Diskon sampai 50%

Tujuan metode STIFIn dalam ruang lingkup menghafal Alquran


ialah untuk mengembangkan sumber daya manusia Indonesia di
bidang penghafalan Alquran. Dengan metode ini dapat mengajak
dan mengarahkan serta memanfaatkan waktu dengan
kecerdasan yang ada dalam diri masing-masing. Selain itu, dapat
mengenali mesin kecerdasan yang utama, yaitu otak pada diri
mereka, sehingga mereka merasakan kenyamanan yang lebih
daripada menggunakan metode lain (Hidayat, 2020 h.32).

Posisi potensi genetik yang sudah diketahui, pada akhirnya dalam


implementasi metode STIFIn memudahkan dan membantu dalam
maksimalisasi keakraban dengan Alquran. Dalam
implementasinya, masing-masing potensi genetik ini mempuyai
cara tersendiri dalam proses menghafal Alquran sebagaimana
berikut ini:
1. Tipe sensing.

Cara menghafal Alquran bagi tipe sensing yaitu dengan


menitikberatkan pada frekuensi pengulangan, mengingat warna,
dan tanda.

2. Tipe thinking.

Cara menghafal Al-Qur’an bagi thinking yaitu lebih menekankan


pada target yang ketat dan disiplin pada waktu yang diberikan.

3. Tipe intuiting.

Cara menghafal Alquran bagi intuiting yaitu lebih menekankan


pada daya ingat semantik dan imajinasi cerita dalam memahami
terjemah.

4. Tipe feeling.

Cara menghafal Alquran bagi feeling yaitu lebih menekankan


pada suasana menghafal yang kondusif (menggunakan kekuatan
mendengarnya) dan partner sima’an.

5. Tipe insting.

Cara menghafal Alquran bagi insting yaitu lebih menekankan


pada lingkungan yang tenang dan penggunaan
keserbabisaannya dalam menghafal.
(MundiriA., & ZahraI, 2017).
Source
 Hidayat, F (2020). Penerapan Metode STIFIn dalam
Menghafal Alquran di Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton.
(Skripsi Sarjana, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta).
 Mundiri, Akmal. Zahra, Irma. (2017) Jurnal Pendidikan
Agama Islam (Journal of Islamic Education Studies), 5(2),
214-220.

Anda mungkin juga menyukai