INDRIYANTI RAHAYU / NIM : 19122149142
JURNAL INTERNASIONAL
NO. JUDUL KARYA ILMIAH & PENULIS
1 Hypertension in overweight and obese
primary care patients is highly prevalent and
poorly controlled*
Peter Bramlage, David Pittrow, Hans-Ulrich
Wittchen, Wilhelm Kirch, Steffen Boehler,
Hendrik Lehnert, Michael Hoefler, Thomas
Unger, Arya M. Sharma Author Notes
American Journal of Hypertension, Volume
17, Issue 10, October 2004, Pages 904–910,
https://doi.org/10.1016/j.amjhyper.2004.05.0
17
Published: 01 October 2004
2 A Survey of Music Therapists Working in
Pediatric Medical Settings in the United
States
David Knott, MM, MT-BC, Marial Biard, MM,
MT-BC, Kirsten E Nelson, MA, MT-BC,
Stephanie Epstein, MM, MT-BC, Sheri L Robb,
PhD, MT-BC, Claire M Ghetti, PhD, LCAT, MT-
BC, CCLS
Journal of Music Therapy, Volume 57, Issue 1,
Spring 2020, Pages 34–65,
https://doi.org/10.1093/jmt/thz019
Published: 04 January 2020
VARIABEL JENIS PENELITIAN
Sebuah studi prevalensi titik potong lintang dari 45.125 Studi observasi
peserta perawatan primer berturut-turut yang tidak dipilih
dilakukan dalam sampel nasional yang mewakili 1912 dokter
perawatan primer di Jerman (HYDRA).
mengumpulkan dan meringkas data tentang terapis musik studi survei cross-sectional
yang bekerja dalam pengaturan medis pediatrik. Secara
khusus mengumpulkan informasi tentang (1) demografi
terapis, (2) struktur organisasi, (3) pemberian layanan dan
praktik klinis, dan (4) tanggung jawab administrasi /
pengawasan. Analisis data survei menggunakan statistik
deskriptif dan analisis konten.
HASIL
Tingkat tekanan darah secara konsisten lebih tinggi
pada pasien obesitas. Prevalensi hipertensi secara keseluruhan
(tekanan darah 140/90 mm Hg atau antihipertensi
pengobatan) pada pasien dengan berat badan normal adalah 34,3%, pada peserta
yang kelebihan berat badan 60,6%, pada obesitas tingkat 1 72,9%, pada
obesitas tingkat 2 77,1%, dan obesitas tingkat 3 74,1%. Itu
rasio odds (OR) untuk kontrol BP yang baik (140/90 mm Hg) in
pasien yang didiagnosis dan dirawat adalah 0,8 (kepercayaan 95%
interval [CI] 0,7-0,9) pada pasien yang kelebihan berat badan, 0,6 (95% CI
0,6 - 0,7) di kelas 1, 0,5 (95% CI 0,4 - 0,6) di kelas 2, dan
0,7 (95% CI 0,5-0,9) pada pasien obesitas kelas 3
Temuan menunjukkan bahwa ada rasio sekitar satu terapis musik untuk setiap 100
tempat tidur pasien, bahwa sepertiga responden adalah satu-satunya terapis musik
di lingkungan mereka, dan bahwa setengah dari posisi yang disurvei didanai secara
filantropis. Memprioritaskan rujukan pasien berdasarkan ketajaman adalah umum
(95,7%, n = 110), dengan perawatan paliatif dan nyeri sebagai kebutuhan yang paling
diprioritaskan. Lebih dari setengah responden melaporkan melayani di area dengan
ketajaman tinggi seperti perawatan intensif anak, hematologi / onkologi, atau unit
perawatan intensif neonatal. Merekomendasikan replikasi survei ini dalam lima
tahun untuk memeriksa pertumbuhan dan perubahan dalam pemberian layanan di
antara terapis musik pediatrik dari waktu ke waktu, dengan studi tambahan untuk
(a) mengeksplorasi bagaimana rasio terapis-ke-pasien mempengaruhi kualitas
perawatan, (b) mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi pada keberlanjutan
program, dan (c) menentukan bagaimana perluasan layanan mendukung populasi
pasien dan keluarga yang lebih luas.
3 Religious Service Attendance, Religious
Coping, and Risk of Hypertension in Women
Participating in the Nurses’ Health Study II
Nicholas D Spence, Maryam S Farvid, Erica T
Warner, Tyler J VanderWeele, Shelley S
Tworoger, M Austin Argentieri, Alexandra E
Shields
American Journal of Epidemiology, Volume
189, Issue 3, March 2020, Pages 193–203,
https://doi.org/10.1093/aje/kwz222
Published: 08 October 2019
4 Hypertension Awareness, Treatment, and
Control in US Adults: Trends in the
Hypertension Control Cascade by Population
Subgroup (National Health and Nutrition
Examination Survey, 1999–2016)
Kathryn Foti, Dan Wang, Lawrence J Appel,
Elizabeth Selvin
American Journal of Epidemiology, Volume
188, Issue 12, December 2019, Pages 2165–
2174, https://doi.org/10.1093/aje/kwz177
Published: 15 October 2019
5 Body mass index, exercise capacity, and
mortality risk in male veterans with
hypertension
Charles Faselis, Michael Doumas,
Demosthenes Panagiotakos, Raya Kheirbek,
Lauren Korshak, Athanasios Manolis, Andreas
Pittaras, Costas Tsioufis, Vasilios
Papademetriou, Ross Fletcher ... Show more
American Journal of Hypertension, Volume
25, Issue 4, April 2012, Pages 444–450,
https://doi.org/10.1038/ajh.2011.242
Published: 01 April 2012
Dari 2001–2013,mengikuti secara prospektif 44.281 wanita
non-hipertensi yang memberikan informasi tentang
kehadiran ibadah dan penanganan keagamaan di Nurses
'Health Study II. Analisis regresi dan mediasi Cox dilakukan
untuk menilai hubungan antara agama dan hipertensi.
Menganalisis data 1999-2016 dari Survei Pemeriksaan
Kesehatan dan Gizi Nasional dan memeriksa trennya
selama periode 6 tahun dalam kesadaran hipertensi,
pengobatan, dan kontrol berdasarkan usia, jenis kelamin,
dan ras / etnis. Kita
termasuk 39.589 peserta (16.141 dengan hipertensi).
tes latihan bergradasi dilakukan pada 4.183 penderita
hipertensi
veteran (usia rata-rata ± s.d.; 63,3 ± 10,5 tahun) di urusan
Veteran
Pusat Medis, Washington, DC. Kami mendefinisikan tiga
berat badan
kategori berdasarkan indeks massa tubuh (BMi): berat badan
normal (BMi
<25); kelebihan berat badan (BMi25-29,9); dan obesitas
(BMi≥30); dan tiga
kategori kebugaran berdasarkan setara metabolisme puncak
(METs)
dicapai: fit rendah (≤5 MET); cukup fit (5,1-7,5 MET); dan
sangat cocok
(>7,5 MET)
studi survei cross-sectional -
analisis regresi dan mediasi
Studi observasi/survey
Studi observasi/ dan perlakuan
Ada 453.706 orang/tahun masa tindak lanjut dan 11.773 kejadian kasus hipertensi.
Wanita yang menghadiri kebaktian lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami
hipertensi. Dibandingkan dengan perempuan yang tidak pernah atau hampir tidak
pernah menghadiri pertemuan atau kebaktian keagamaan. Kehadiran layanan
keagamaan secara sederhana dikaitkan dengan hipertensi dalam cara respon dosis
terbalik dan sebagian dimediasi melalui indeks massa tubuh. Diperlukan penelitian
lebih lanjut tentang alasan biologis atau sosial untuk menurunkan risiko hipertensi.
Kesadaran, pengobatan, dan kontrol hipertensi
meningkat dari 1999 hingga 2016 di antara semua kelompok umur. Namun, hanya
ada sedikit perubahan setelah tahun 2010. Sepanjang waktu
periode, kesadaran, pengobatan, dan kontrol lebih tinggi di antara wanita yang lebih
muda (usia 25-44 tahun) dibandingkan di antara mereka
pria yang lebih muda, sedangkan kontrol lebih tinggi di antara pria yang lebih tua
(usia ≥65 tahun) dibandingkan di antara wanita yang lebih tua. Kontrol hipertensi
secara persisten lebih rendah untuk orang kulit hitam daripada orang kulit putih dari
segala usia, dan kesadaran, pengobatan, dan kontrol
lebih rendah di antara orang Hispanik yang lebih muda.
Selama masa tindak lanjut rata-rata 7,2 tahun, ada 1.000
meninggal. Hubungan antara kapasitas latihan dan kematian
risikonya kuat, terbalik, dan bertingkat. Untuk setiap peningkatan 1-MET dalam
kapasitas latihan risiko yang disesuaikan adalah 20% untuk berat badan normal, 12%
untuk kelebihan berat badan, dan 25% untuk obesitas (P<0,001). Jika dibandingkan
dengan
berat badan normal tetapi individu yang tidak sehat, risiko kematian 60% lebih
rendah
pada orang yang kelebihan berat badan/sangat fit dan 78% lebih rendah pada orang
yang obesitas/sangat bugar
individu (P<0,001)
 6 Physical Activity and Metabolic Syndrome
among Ethiopian Adults
Tsegaselassie Workalemahu, Bizu Gelaye,
Yemane Berhane, Michelle A. Williams
American Journal of Hypertension, Volume
26, Issue 4, April 2013, Pages 535–540,
https://doi.org/10.1093/ajh/hps079
Published: 15 March 2013
NO. JUDUL KARYA ILMIAH & PENULIS
1 PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP Penelitian ini mengungkap hubungan sebab akibat dengan
PENURUNAN TEKANAN
DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI diobservasi sebelum di intervensi, kemudian dilakukan
DI KELURAHAN
SIMPANG RUMBIO WILAYAH KERJA
PUSKESMAS
KTK KOTA SOLOK
Netty Herawati, Kurniati Maya Sari.,WD, dan
Armanda Tri MurtiNingsih
Akademi Keperawatan YPTK Solok
ISSN 1693-2617 LPPM UMSB
E-ISSN 2528-7613
Studi cross-sectional ini dari 1.843 individu (1.117 pria dan studi survei cross-sectional
726
perempuan) dilakukan di antara orang dewasa yang bekerja
(sekolah umum dan
karyawan bank) di Addis Ababa, Ethiopia. Studi dilakukan
sesuai dengan pendekatan STEPwise dari Kesehatan Dunia
Organisasi. Aktivitas fisik dinilai menggunakan Kuesioner
Aktivitas Fisik Global yang telah divalidasi sebelumnya. MetS
didefinisikan menurut kriteria Federasi Diabetes
Internasional. Multivariabel
regresi logistik digunakan untuk memperkirakan rasio odds
(OR) dan interval kepercayaan 95% (CI)
JURNAL NASIONAL
VARIABEL
cara melibat satu kelompok subjek, kelompok subjek
intervensi dan diobservasi lagi setelah di intervensi. Variabel
Independent pada penelitian ini yaitu Terapi musik dan
variabel Dependent yaitu tekanan darah. Teknik analisa data
yang dilakukan analisa univariat dan bivariat.
JENIS PENELITIAN
Merupakan penelitian kuantitatif,
menggunakan desain quasi
eksperiment dengan rancangan
penelitian One group pretest post
test design, yaitu jenis
penelitian eksperimen, dimana
observasi dilakukan sebanyak dua
kali yaitu sebelum
(pretest) dan sesudah (post test).
Kemungkinan MetS berbanding terbalik dengan aktivitas fisik pada pria (P
kecenderungan = 0,02) tetapi bukan wanita (P kecenderungan
= 0,85). Di antara pria, OR dariMetS membandingkan mereka dengan aktivitas fisik
tingkat tinggi vs rendah
0,56 (95% CI = 0,33-0,97). Untuk wanita, OR yang sesuai adalah 1,07
(95% CI = 0,57–2,01). Aktivitas fisik secara signifikan dan berbanding terbalik
berhubungan dengan lingkar pinggang yang tinggi dan hipertrigliseridemia
antara laki-laki, tetapi tidak ada asosiasi seperti yang diamati di antara perempuan.
HASIL
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan hal berikut ini:
1. Perbedaaan tekanan darah sebelum dan setelah terapi musik klasik pada lansia
dengan hipertensi ringan didapatkan nilai p-value=0,001(<0,05). Angka ini
menunjukkan bahwa ada pengaruh antara tekanan darah sistolik sebelum dan
setelah terapi musik klasik di Kelurahan Simpang Rumbio Wilayah Kerja Puskesmas
KTK Kota Solok Tahun 2017
2. Rata-rata tekanan darah sistolik dengan rara-rata rank 3,50 mmHg dengan Z
hitung 21,00 pada lansia dengan hipertensi sedang, didapatkan nilai
pvalue=0,023(<0,05). Angka ini menunjukkan bahwa ada pengaruh antara tekanan
darah sistolik sebelum dan setelah terapi musik klasik di Kelurahan Simpang Rumbio
Wilayah Kerja Puskesmas KTK Kota Solok Tahun 2017
3. Perbedaan tekanan darah sebelum dan setelah terapi musik klasik pada lansia
hipertensi berat didapatkan nilai p-value=0,175(˃0,05). Angka ini menunjukkan
bahwa tidak ada pengaruh antara tekanan darah sistolik sebelum dan setelah terapi
musik klasik.
2 Pemberian Terapi Musik Instumental untuk
Menurunkan Tekanan Darah Lansia di Negeri
Herlauw
Pauni Seram Utara Barat Kabupaten Maluku
Tengah
Sahrir Sillehu
STIKes Maluku Husada; sahrirsmh@gmail.com
Indah Susanti
STIKes Maluku Husada;
indahsusantistikes@yahoo.co.id
(koresponden)
Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes
Volume 10 Nomor 1, Januari 2019
p-ISSN 2086-3098 e-ISSN 2502-7778
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Eksperimen
desain Pre-experiment, One Group Pre-Post test dengan
tujuan untuk menganalisis pengaruh pemberian terapi
musik instrumental terhadap penurunan tekanan darah
pada lansia di Negeri Herlauw Pauni Kecamatan Seram
Utara Barat. Teknik pengambilan sampel yang digunakan
adalah total sampling, yaitu seluruh Lansia yang menderita
Hipertensi di Negeri Herlauw Pauni Kecamatan Seram Utara
Barat. Besar sampel adalah 10 orang. Teknik pengumpulan
data yang digunakan pengisian lembar kuesioner dan data
sekunder dari Puskesmas. Selanjutnya dilakukan analisis
perbedaan tekanan darah antara sebelum dan sesudah
perlakuan menggunakan uji Wilcoxon.
Hasil uji Wilcoxon menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan pengaruh
pemberian terapi musik instumental terhadap penurunan tekanan darah pada
lansia di Negeri Herlauw Pauni Kecamatan Seram Utara Barat. Penurunan ini dapat
terlihat setelah pemberian terapi musik instumental 90% responden menunjukan
tekanan darah 100 – 140 mmHg. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Lastia (11) tentang pengaruh terapi musik klasik terhadap penurunan
tekanan darah pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Kabila Kabupaten Bone
Bolango, menunjukan hasil lansia penurunan tekanan darah pada lansia. Hasil
statistik didapatkan signifikansi 0,001. Disimpulkan ada pengaruh terapi musik klasik
terhadap penurunan tekanan darah pada lansia di wilayah kerja Puskesmas
Kabupaten Bone Bolango.

3 PENGARUH PEMBERIAN TERAPI MUSIK Rancanagan penelitian ini bertujuan Jenis penelitian ini menggunakan 1. Ada pengaruh yang bermakna dalam
SUARA ALAM TERHADAP untuk menyelikidi hubungan sebab akibat Quasyexperiment (experiment pemberian terapi suara alam terhadap
PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA (cause and effect relationship), dengan cara semu) dengan penurunan tekanan darah kelompok
PENDERITA HIPERTENSI DI mengekspos satu atau lebih atau kelompok pendekatan pre test dan pos test intervensi sebesar p.0,000.
DESA PELANG MAYONG JEPARA TAHUN 2016 eksperimental dan satu atau lebih kondisi with control 2. Tidah ada pengaruh yang bermakna
Noor Cholifah a eksperimen. Hasilnya dibandingkan dengan grup dalam komunikasi terapeutik terhadap
, Setyowati a satu atau lebih kelompok control yang penurunan tekanan darah kelompok
, Sri Karyati a dikenai perlakuan kominikasi terapeutik . kontrol sebesar p.0,438.
a Universitas Muhammadiyah Kudus Observasi yang sebelum eksperimen yaitu
a noorcholif@umkudus.ac.id pre-test dan sesudah post-test. Sedangkan
Noor Cholifah, Setyowati, Sri Karyati./ Jurnal perbedaan sebelum dan sesudah diberikan
Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.10 No.1 terapi music suara alam kompok
(2019) 236-242 dibandingkan, perbedaan tersebut disebut
sebagai efek dari pengaruh (intervensi) yang
diberikan dalam eksperimen.
4 KOMBINASI STRETCHING ACTIVE DAN BRISK
WALKING TERHADAP
PENURUNAN TEKANAN DARAH KLIEN
HIPERTENSI
Ida Suryati, Dia Resti DND, Ririn Khairina
STIKes Perintis Padang
Email : idasuryati53@yahoo.co.id
Jurnal Kesehatan Perintis (Perintis’s Health
Journal)
Volume 4 Nomor 2 tahun 2017
5 Penurunkan Tekanan Darah Pada Lansia
Hipertensi Dengan Teknik
Brisk Walking Exercise Di Desa Angkatan
Kidul Kecamatan
Tambakromo Kabupaten Pati
Siti Nurbaiti 1)
, Alvi Ratna Yuliana 2)
Mahasiswa Program Studi Keperawatan Akper
Krida Husada
Dosen Akademi Keperawatan Krida Husada
Email : baiticozy@gmail.com
JPK P-ISSN 2365-8040
Jurnal Profesi Keperawatan Vol. 7 No. 1
Januari 2020
Akademi Keperawatan Krida Husada Kudus
Penelitian ini dilakukan
diPuskesmas Plus Mandiangin Bukittinggi.
Penelitian ini telah dilakukan pada pada Juni
2016 Populasi dalam penelitan ini adalah
Pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas
Plus Mandiangin Bukittinggi sebanyak 225
orang. Sampel dalam penelitian ini berjumlah
19 orang dengan teknik sampling total
Sampling. Alat yang digunakan dalam
penelitianini menggunakan spignomamnometer
dan stetoskop, panduan streaching dan brisk
walking, lembar observasi TD sebelum dan
sesudah . Analisis untuk menguji normalitas
data dalam penelitian ini menggunakan uji
kolmogrov smirnov. Selanjutnya peneliti
melakukan analisis data untuk menguji hipotesa
dengan menggunakan uji beda sampel
berpasangan ( paired sampel T-test )
Penelitian
ini bertujuan untuk megetahui pengaruh Brisk Walking
Exercise (latihan jalan cepat) terhadap
penurunan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi.
Variabel penelitian ini adalah perubahan yang terjadi pada
tekanan darah pasien dengan hipertensi setelah dilakukan
latihan brisk walking
Desain penelitian yang digunakan Rata-rata umur responden adalah 55,74 tahun, sebagian besar berjenis kelamin
adalah metode Quasi perempuan, lebih dari separo 52,6% berpendidikan tinggi dan sebagian besar
experimental study yaitu berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Rata-rata tekanan darah sistole sebelum dan
rancangan penelitian yang sesudah kombinasi stretching aktive dan brisk walking adalah 149.47 mmHg dan
digunakan untuk 128.95 mmHg dengan standar deviasi 8.481 dan 15.597. Ratarata tekanan darah
mengetahui suatu gejala atau diastole sebelum dan setelah kombinasi stretching aktive dan brisk walking adalah
pengaruh yang 94.21 mmHg dan 81.58 mmHg dengan standar deviasi 6.925 dan 9.582. Perbedaan
timbul sebagai akibat dari adanya rata-rata pengukuran tekanan darah sistole antara pengukuran pertama dan
perlakuan pengukuran kedua adalah 20,526 dan standar deviasi 12,236. Hasil uji statistik
tertentu dengan pendekatan One didapatkan nilai pvalue 0,000. Dan perbedaan rata-rata pengukuran tekanan darah
Group PrePost Test Design diastole antara pengukuran pertama dan pengukuran kedua adalah 12,632 dan
standar deviasi 5,620. Hasil uji statsistik didapatkan nilai p-value 0,000.
Metode yang digunakan dalam Penerapan teknik Brisk Walking Exercise (latihan jalan cepat) yang dilakukan selama
studi kasus ini merupakanmetode 2 minggu pada pagi hari efektif dapat menurunkan tekanan darah pada lansia
deskriptif. dengan hipetensi, karena teknik ini dapat meningkatkan kapasitas maksimal denyut
jantung, merangsang kontraksi otot, pemecahan glikogen dan peningkatan oksigen
jaringan dan juga membantu tubuh rileks dan peningkatan senyawa beta endorphin
yang dapat menurunkan stres.