E-LIBRARY
KIMIA POLIMER
HIMPUNAN MAHASISWA
ANALISIS KIMIA
2019/2020
hm_ankim
adf2472r
himaankimaka@gmail.com
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih bagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya
kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan mini E-Library untuk mahasiswa Analis Kimia
Politeknik AKA Bogor.
Mini E-Library ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin dan mendapat bantuan
dari beberapa pihak sehingga pembuatan dari mini E-Library ini dapat berjalan dengan lancar.
Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan mini E-Library ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan baik dari susunan maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu, dengan terbuka kami menerima segala saran dan kritikan dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki mini E-Library ini.
Semoga dengan adanya mini E-Library ini dapat membantu dalam memahami
mahasiswadalam mempelajari pelajaran dengan baik.
Proses manufacturing (plastic injection)
- Setelah mengalami polimerisasi berupa cairan kental yang disebut resin
- Binder pengikat
- Plastic : amorf : susunan molekul acak dan renggang, dapat tembus cahaya
(LDPE)
Pengolahan polimer
- Injection moulding (Cavily dan Core)
penampang bawahnya lebih kecil dari penampang atas, jika lebih besar maka
tidak bisa diproses dengan injection moulding
pipa tidak bisa dibuat dengan injection moulding, Karena biaya untuk membuat
mouldingnya mahal
cavity
5
- Ekstrusi
tidak ada moulding tetapi menggunakan die(pembentuk), untuk produk yang
kontinu
screw terus berputar, tidak maju mundur
untuk material dengan viskositas tinggi
plastik
6
Nama bahan Sifat bahan Keterangan
7
Tensile Strength at Yield
- Kekuatan mekanis suatu material untuk mempertahankan bentuknya ketika ditarik
(Tidak mulur)
- Semakin besar tensile strength at yield, maka material makin kaku (tidak mudah
mulur)
Elongation at Yield
- Regangan maksimum yang dapat dialami benda dalam kondisi elastis
- Semakin tinggi elongation at yield maka material semakin ulet
- Contoh : karet dan pegas
Flexural modulus
- Ukuran kekakuan dari suatu produk plastik
Mengalami patahan
- Cross link yang sudah ada dari awal akan memendek sedangkan cross link yang tidak
ada dari awal akan terbentuk, karena hal ini thermoset jadi susah dibentuk
- Akan terdegradasi dengan suhu yang lebih tinggi dibanding termoplastik
- Thermoplastic ketika dipanaskan akan meleleh dan dapat beku kembali sehingga
mudah dibentuk
8
Analisis spektroskopi dan permukaan
- FTIR
untuk mengetahui gugus fungsi
Analisis termal
- Jejak dari karbon pada industry polimer mulai dari pengolahan minyak bumi samoai
ke pengolahan lebih lanjut karena setiap pengolahan membutuhkan energy yang
selalu mengeluarkan CO2
- Thermoset : dipanaskan mengeras, dipanaskan lagi tambah keras namun lama
kelamaan bisa rapuh dan patah
- Termoplastik : dipanaskan meleleh, dan dapat dibentuk
9
- Untuk batasan suhu aplikasi
- Suhu material mengalami perubahan bentuk akibat pengaruh beban bentuk
- Makanan dipanaskan di microwave, maka makanan menjadi panas, dikarenakan
dalam makanan terdapat H2O dan microwave ada gelombang elektromagnetik,
ketika gelombang tersebut mengenai H2O dalam makanan, molekul H2O akan
bervibrasi sehingga menghasilkan panas. Apabila wadah makanan HDT nya lebih
rendah dari pada suhu microwave, maka senyawa organic dalam wadah akan
melempel pada makanan.
Tg
Glassy Rubbery
Ex : penggaris
TRoom Tg
25° C 100° C
Glassy
10
- Tg : terdapat pada material amorf
- Tm (transisi melting) : terdapat pada material kristalin
Plasticizer on plastic
menurunkan nilai Tg
f. Api menyebar
11
KISI-KISI UAS KIMPOL
14
Jejak karbon dalam industri polimer. Penggunaan polimer menghasilkan
carbon dan senyawa metana. Yang dapat menghasilkan jejak karbon
diantaranya: makanan, pakaian (serat), industri, transportasi, dll.
14. Apa itu Tg dan Tm? Apakah semua material memiliki Tg dan Tm?
Tg (Transisi gelas) merupakan suhu dimana material mulai mengalami perubahan bentuk
dari glassy menjadi rubbery.
Tm (Melting temperature) merupakan suhu dimana material meleleh.
Tidak semua polimer memiliki Tg dan Tm, tergantung strukturnya. Kalo
amorf, dia memiliki Tg, tetapi kalo kristalin dia memiliki Tm.
15. Polimer Blending
Pencampuran 2/lebih polimer dengan:
1. Mechanical
2. Melting
3. Solvent cast
Kriteria pencampuran:
1.Miscible: 2/lebih polimer dapat bercampur, dan hanya muncul satu Tg
2. Immiscible : 2/lebih polimer tidak dapat bercampur, dan muncul masing-masing Tg-nya
3. Homogolous : Pencampuran polimer yg sama, Mw berbeda
4. Isomorphic : Pencampuran polimer semikritalin yang berbeda
16. Komposit
Komposit polimer adalah polimer yang berfungsi sebagai matrik. Adapun definisi dari
komposit adalah bahan gabungan dua atau lebih yang terdiri dari komponen bahan
utama (matriks) dan bahan rangka (reinforcement) atau penguat.
Matriks berfungsi sebagai pengikat dari isian/ penguat tadi, dan jika dikenai beban ia
akan terdeformasi dan mendistribusikan beban (tegangan) tadi keseluruh unsur-unsur
isian penguat,dan berfungsi sebagai unsur penguat struktur komposit. Sedangkan
material-material penguat pada umumnya merupakan unsur kekuatan komposit. Selain
itu, material juga tahan terhadap panas, reaksi kimia, tahanan, atau konduktor listrik,
dan sifat-sifat yang lain. Dan bahan rangka (penguat) yang sering digunakan adalah
serat alam selulosa dan serat sintesis.
2/lebih campuran, tidak berikatan kimia
Matriks : Polimer
Reinforcement : fiber, partikulat, serpihan
15
17. The Combustion Process
Sumber panas: ↑suhu plastik
Plastik start terdegradasi (free radical)
Plastik rapidly terdegradasi (↓BM : combustible gas & cairan,
arang & asap)
Start terbakar (combustible gas & cairan terbentuk, bukan plastiknya
Plastik mulai terbakar akibat terbakarnya combustible gas&cairan
Api yg menyebar, terbentuk lapisan arang, emisi asap& gas toksik
16
KRISTALINITAS DAN SIFAT TERMAL
Kebanyakan polimer tidak meregang sepenuhnya, seperti ini. sebagai gantinya, mereka
melipat diri mereka sendiri setelah berjalan lurus dan berjarak pendek, seperti ini.
gugus polar ester dalam polietilena tereftalat ini menahan poliester menjadi kristal yang kuat
cincin fenil dalam polietilena tereftalat secara teratur pada bentuk kristal yang kuat
mereka bisa melipat dan menumpuk. setumpuk rantai polimer terlipat pada diri mereka
sendiri seperti ini disebut lamella
Rantai polimer dengan cabang atau kelompok tidak beraturan tidak dapat dikemas secara
teratur untuk membentuk kristal. Polimer ini dikatakan amorf.
Polimer amorf lebih lunak, memiliki titik leleh yang lebih rendah, dan lebih banyak ditembus
oleh pelarut daripada kristalinnya.
Morfologi dari kebanyakan polimer adalah semi-kristal. Yaitu, mereka membentuk campuran
kristal kecil dan bahan amorf dan meleleh pada kisaran suhu tertentu bukannya pada satu titik
lebur.
Daerah kristal umumnya lebih padat daripada daerah amorf. Ini menghasilkan kepadatan yang
lebih tinggi, hingga 15% tergantung pada bahannya.
Misalnya, poliamida 6 (nilon) memiliki kerapatan kristal ρc = 1,24 g / cm3 dan kerapatan amorf
ρa = 1,08 g / cm3).
Tingkat Kristalinitas :