Anda di halaman 1dari 2

Topik 1 : “Resolution of Social Conflict”

Indonesia adalah bangsa yang terbentuk dari beragam perbedaan. Namun dalam perbedaan itu
interaksi sosial masyarakat Indonesia didasari oleh nilai-nilai luhur tentang gotong-royong,
toleran, dan saling menerima satu dengan yang lainnya apupun latar belakang identitas sosialnya.

Namun, meski begitu, kita tidak dapat menutup fakta bahwa kita juga sering mendengar
pertentangan, sikap eksklusivisme dan bahkan konfik antara satu kelompok yang menganut agama
tertentu dengan kelompok penganut agama yang lainnya, atau antara satu ras dengan ras yang
lainnya, atau antara satu etnis dengan etnis yang lainnya.

Deskripsi Jawaban :
 Referensi utama Handout (diktat) materi CB
 Referensi lainnya, harus ada. Referensi yang relevan, ilmiah, dan dari media resmi.
 Teks dari referensi lainnya. Tidak boleh diambil begitu saja (copy-paste), melainkan
harus diolah, dengan tetap memperhatikan panjang jawaban (jumlah kata) seperti
disebutkan di atas (Cantumkan sitasi)
 Jawaban yang tidak sesuai dengan aturan tersebut dianggap salah

Pertanyaan Bahan Diskusi :


Strategi budaya apa yang diperlukan untuk mengatasi pertentangan, sikap eksklusivisme dan
bahkan konfik

Tanggapan :
Keanekaragaman telah kita akui sebagai sesuatu yang bersifat given. Itu berarti, bahwa sikap yang
tepat terhadap keanekaragaman adalah menerima keanekaragaman itu dengan sikap moral yang
baik yang menerimanya dengan sikap yang jujur dan memperlakukan setiap orang secara adil
tanpa membeda-bedakan latar belakang baik secara sosiologis, gender, biologis, psikologis dan
berbagai perbedaan-perbedaan yang lainnya.
Sekarang ini maraknya isu terkait sifat eksklusivisme. Ekslusivisme adalah sikap keagamaan yang
memandang bahwa ajaran yang paling benar adalah agama yang dipeluknya, yang lainnya sesat.
Kaum eksklusif biasanya mendorong penganutnya menutup diri terhadap relasi sosial dengan
pemeluk agama lain. Didasari pandangan bahwa non-muslim sesat, jahat, dan senantiasa ingin
merusak umat Islam. Pandangan serupa ini mereka adopsi dari QS Al-Baqarah (2): “Orang-orang
Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu, hingga kamu mengikuti agama mereka”.
Ciri-ciri orang yang menganut eksklusivisme, yaitu mengutamakan kepentingan pribadi dan
memiliki kecenderungan untuk memisahkan diri dengan sikap khusus yang disepakati dalam
kelompok. Eksklusivisme dapat memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positif
eksklusivisme, yaitu masyarakat dapat tetap mempertahankan kebudayaan kelompoknya karena
menganggap kelompoknya yang paling baik dan wajib dipertahankan, mampu membedakan
dirinya dengan orang lain, serta tidak mudah terbawa oleh kelompok lain sedangkan dampak
negatif yang ditimbulkan dari eksklusivisme, yaitu membuat seseorang menganggap kepentingan
kelompok sendiri menjadi satu-satunya hal yang penting, tertutup pada pengaruh budaya lain
sehingga sangat sulit melakukan berbagai perubahan yang bersifat progresif, serta dapat memecah
belah persatuan.
Strategi budaya untuk mengatasi sifat eksklusivisme ialah mencoba berbaur dengan sesama yang
memiliki perbedaan dengan kita, tidak menyepelekan orang lain dan tidak menganggap kelompok
sendiri yang paling baik dan benar.

Referensi :
1. Binus Online. 2021. Lecture Note CB Kewarganegaraan: Keberagaman dan Konflik Sosial.
Jakarta: Binus University.
2. https://media.neliti.com/media/publications/164554-ID-argumen-al-quran-tetang-eksklusivisme
3. https://www.kompasiana.com/reynaldotrikadibusana6789/5b967bc4bde575667141afc7/eksklusiv
isme-dalam-kehidupan-kelompok-sosial-modern

Anda mungkin juga menyukai