Laporan Analisis Konteks1
Laporan Analisis Konteks1
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. yang senantiasa melimpahkan
rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga laporan hasil analisis konteks SMA
Muhammadiyah Wonosari dapat kami susun.
Laporan hasil analisis konteks disusun setelah Tim Pengembang Kurikulum (TPK)
SMA Muhammadiyah Wonosari menghimpun hasil analisis yang dilakukan oleh Kelompok
kerja yang terdiri dari para guru dan karyawan. Laporan dari kelompok kerja dibahas oleh
TPK SMA Muhammadiyah Wonosari, kemudian dirangkum dan disusun menjadi laporan
oleh TPK. Tujuan dari anlisis konteks adalah untuk mengkaji kodisi riil sekolah dan
dibandingkan dengan kondisi ideal seperti yang tercantum dalam SNP (Standar Nasional
Pendidikan). Analisis konteks disusun bertujuan untuk mengetahui secara detail kondisi
sekolah dan dapat dijadikan sebagai acuan sekolah untuk menyusun dokumen I Kurikulum,
juga sebagai bahan pertimbangan dari pihak-pihak yang terkait untuk mengambil kebijakan
tentang SMA Muhammadiyah Wonosari. Dengan tersusunnya laporan hasil analisis konteks
ini, maka kami mengucapkan terima-kasih kepada ;
1. Kepala Dinas Pendidikan,Pemuda dan Olahraga Provinsi DIY
2. Kepala Dinas Pendidikan,Pemuda dan Olahraga Kabupaten Gunungkidul
3. Kepala Bidang Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan,Pemuda dan Olahraga Kabupaten
Gunungkidul
4. Komite SMA Muhammadiyah Wonosari
5. Dewan Pendidik dan karyawan SMA Muhammadiyah Wonosari
Semoga laporan hasil analisis konteks yang telah tersusun ini dapat bermanfaat bagi
kemajuan SMA Muhammadiyah Wonosari khususnya dan Dunia Pendidikan pada umumnya.
Amiin.
A. Latar Belakang
Kondisi ideal sekolah menurut Standar Nasional Pendidikan berdasarkan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahun 2005, yang meliputi delapan ( 8 ) standar,
yaitu ; 1. Standar Isi, 2. Standar Kompetensi Lulusan, 3 Standar Proses, 4. Standar
Pendidik dan Tenaga Kependidikan, 5. Standar Pengelolaan, 6. Standar Sarana, 7. Standar
Pembiayaan dan 8. Standar Penilaian.
Dari delapan standar Nasional Pendidikan sekolah berusaha dengan sekuat tenaga
untuk dapat memenuhinya. Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi
yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian,
kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta
didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar
kompetensi lulusan.
Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan prajabatan
dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan.
Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkait
dengan kriteria minimal tentang ruang belajar,berolahraga, tempat beribadah,
perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan
berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.
Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
perecanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan
pendidikan, kabupaten/ kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas
penyelenggaraan pendidikan. Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur
komponen dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahu.
Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan
dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.
Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan
dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata
pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang
dan jenis pendidikan tertentu.
Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar
kompetensi lulusan.
Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria pendidikan prajabatan
dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan.
Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan
dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah,
perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan
berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.
Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
perencanaan pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan
pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas
penyelenggaraan pendidikan.
Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan besarnya biaya
operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun. Standar penilaian pendidikan
adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan
instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.Tetapi kondisi riil sekolah sangat erat
hubungannya dengan keuangan yang hanya tergantung dari dana sumbangan orang tua
siswa, sementara siswa SMA Muhammadiyah Wonosari tidak banyak dan kemampuan
ekonomi orang tuanya kebanyakan menengah ke bawah, maka sangat sulit untuk mencapai
kondisi ideal, terutama untuk standar Sarana. Upaya yang dilakukan sekolah agar dapat
mencapai kondisi ideal adalah selalu berusaha meningkatkan kualitas pelayanan kepada
peserta didik, sehingga melalu pelayanan yang baik diharapkan menjadi media promosi
yang efektif dan menyebabkan SMA Muhammadiyah Wonosari menjadi sekolah pilihan
masyarakat di Gunungkidul dan sekitarnya. Dengan jumlah siswa yang banyak dan
ekonomi rendah ke menengah berkecukupan, maka upaya mencapai delapan standar
Nasional pendidikan dapat tercapai.
B. Dasar Kebijakan
Dasar kebijakan penyusunan laporan hasil analisis konteks adalah ;
1. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan;
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Wewenang antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan
Daerah Kabupaten/ Kota;
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2008 tentang
PembiayaanPendidikan;
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi;
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar
Kompetisi Lulusan;
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006;
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 6 Tahun 2007 tentang Perubahan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006;
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala
Sekolah/ Madrasah;
10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru;
11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar
Pengelolaan;
12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar
Penilaian;
13. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar
Standar Proses;
14. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 27 Tahun 2008 tentang Kualifikasi dan
Kompetensi Konselor;
15. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan
Kesiswaan;
16. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 69 Tahun 2009 tentang Standar Biaya;
17. Panduan Penyusunan KTSP yang dikembangkan oleh BSNP Tahun 2006.
C. Tujuan dan manfaat
Tujuan pembuatan laporan hasil analisis konteks adalah ;
1. Mengetahui sejauh mana pencapaian sekolah dalam melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan Standar nasional Pendidikan
2. Menguraikan kondisi riil sekolah dalam upaya mencapai delapan standar nasional
pendidikan
3. Menyampaikan informasi kepada yang terkait untuk mengambil kebijakan kepada SMA
Muhammadiyah Wonosari.
Manfaat dari laporan hasil anlisis konteks adalah sebagai salah satu bahan pertimbangan
Tim Pengembang Kurikulum (TPK) SMA Muhammadiyah Wonosari untuk menyusun
dokumen 1 Kurikulum SMA Muhammadiyah Wonosari.
BAB II
ANALISIS STANDAR KONTEKS
f.
sepanjang
hayat
g.
kepentingan
nasional dan
kepentingan
daerah
Dalam pengembangan Dilakukan reviuw
KTSP
KTSP belum
dokumen KTSP sehingga
dikembangkan memperhatikan
prinsip-prinsip memenuhi setiap prinsip
oleh sekolah dan
pengembangan pengembangan
komite sekolah
kurikulum terutama
kurikulum khususnya
berpedoman pada prinsip
perkembangan, prinsip perkembangan,
standar isi dan
kebutuhan, dan
kebutuhan, dan
standar kepentingan peserta
didik dan kepentingan peserta didik
kompetensi
lingkungannya.
dan lingkungannya
lulusan serta
panduan
penyusunan
KTSP yang
disusun oleh
BSNP dan
Majelis
Dikdasmen PWM
propinsi DIY.
a. Peserta didik harus
3. Prinsip a. Pelaksanaan a. Peserta didik belum
mendapatkan
Pelaksanaan kurikulum maksimal
pelayanan pendidikan
Kurikulum didasarkan mendapatkan
yang bermutu, serta
pada potensi, pelayanan
memperoleh
perkembangan pendidikan yang
kesempatan untuk
dan kondisi bermutu, serta
mengekspresikan
peserta didik memperoleh
dirinya secara bebas,
untuk kesempatan untuk
dinamis dan
menguasai mengekspresikan
menyenangkan
kompetensi dirinya secara bebas,
yang berguna dinamis dan
bagi dirinya. menyenangkan.
b. Kurikulum b.Penegakkan kelima b. Perlu peningkatan
dilaksanakan pilar belajar dalam pelaksanaan lima pilar
dengan pelaksanaan belajar yaitu
menegakkan kurikulum belum (a) belajar untuk
kelima pilar maksimal beriman dan bertakwa
belajar kepada Tuhan Yang
Maha Esa,
(b) belajar untuk
memahami dan
menghayati,
(c) belajar untuk
mampu melaksanakan
dan berbuat secara
efektif,
(d) belajar untuk
hidup bersama dan
berguna bagi orang
lain, dan
(e) belajar untuk
membangun dan
menemukan jati diri,
melalui proses
pembelajaran yang
aktif, inovatif kreatif,
efektif, gembira dan
menyenangkan.
c. Pelaksanaan
kurikulum
memungkinka c. Pelaksanaan c. Pelayanan terhadap
n peserta didik kurikulum masih peserta didik sesuai
mendapat klasikal dan belum dengan potensi, tahap
pelayanan memungkinkan perkembangan, dan
yang peserta didik kondisi peserta didik
maksimal mendapat pelayanan dengan tetap
sesuai dengan yang maksimal memperhatikan
kondisi peserta sesuai dengan keterpaduan
didik kondisi peserta didik pengembangan pribadi
peserta didik yang
berdimensi
kemandirian,penguata
n akhlak, dan jiwa
d. Kurikulum sosial,
dilaksanakan
dalam suasana d.Kurikulum d. Perlu ditingkatkan
hubungan dilaksanakan dalam hubungan antara
peserta didik suasana hubungan peserta didik danm
dan pendidik peserta didik dan pendidik yang saling
dalam suasana pendidik dalam menerima dan
yang kondusif suasana yang formal menghargai, akrab,
terbuka, dan hangat,
dengan prinsip tut
wuri handayani, ing
madia mangun karsa,
ing ngarsa sung
tulada (di belakang
memberikan daya dan
kekuatan, di tengah
membangun semangat
dan prakarsa, di depan
memberikan contoh
e. Kurikulum
dan teladan).
dilaksanakan
e. Pelaksanakan e. Pendekatan perlu
dengan
kurikulum belum ditingkatkan dalam hal
menggunakan
maksimal pendekatan terhadap
pendekatan
menggunakan peserta didik adalah
dengan
pendekatan dengan pendekatan yang
multistrategi dan
memperhatika memperhatikan
multimedia, sumber
n perkembangan yang
belajar dan teknologi
perkembangan berkiblat pada era
yang memadai, dan
yang berkiblat globalisasi dengan
memanfaatkan
pada era pendekatan yang
lingkungan sekitar
globalisasi berbasis pada
sebagai sumber
dengan perkembangan
belajar.
mendekatan teknologi dan
yang berbasis berbasis pada alam
pada sekitar
perkembangan
teknologi dan
berbasis pada
alam sekitar
f. Kurikulum
dilaksanakan f. –
dengan f. Kurikulum
mendayaguna dilaksanakan dengan
kan kondisi mendayagunakan
yang sesuai kondisi yang sesuai
dengan kultur dengan kultur
budaya di budaya di
lingkungan lingkungan sekolah
sekolah
g. Kurikulum
yang
mencakup g. -
seluruh g.Kurikulum yang
komponen mencakup seluruh
kompetensi komponen
mata pelajaran kompetensi mata
pelajaran
3. Beban 1. Jumlah Jam Jumlah jam Jumlah jam Hari Sabtu lebih
Belajar pelajaran
pembelajaran pembelajaran tatap dimanfaatkan untuk
Setiap
minggu tatap muka per muka per minggu kegiatan Pengembangan
Perlu ada
workshop untuk
penyusunan RPP
sesuai dengan
format yang sudah
sesuai dengan
format baku yang
ditetapkan
III PENILAIAN Penilaian dilakukan oleh Hasil penilaian Setiap guru
HASIL guru terhadap hasil
pembelajaran tidak diwajibkan untuk
PEMBELAJARA pembelajaran untuk
N mengukur tingkat dilakukan analisis melakukan analisis
pencapaian kompetensi
sebagai bahan hasil ulangan
peserta didik, serta
digunakan sebagai hahan acuan dalam harian dan analisis
penyusunan laporan
program perbaikan butir soal serta
kemajuan hasil belajar,
dan memperbaiki proses proses implementasi
pembelajaran.
pembelajaran bagi dalam tugas
guru. penilaian oleh guru
1. Pemantauan
IV PENGAWASAN Pemantauan Peningkatan
a. Pemantauan
PROSES
proses pembelajaran dilaksanakan oleh kerjasama antara
PEMBELAJARA
dilakukan pada tahap
N Kepala Sekolah dan sekolah dengan
perencanaan,
pelaksanaan, dan Kurikulumn Pengawas Satuan
penilaian hasil
TINDAK
NO KOMPONEN KONDISI IDEAL KONDISI RIIL
LANJUT
pembelajaran. dengan dalam
b. Pemantauan dilakukan
dengan cara diskusi pengumpulan dan melaksanakan
kelompok terfokus, penandatangan pemantauan proses
pengamatan,
pencatatan, perekaman, perangkat pembelajaran pada
wawancara, dan pembelajaran pada saat awal semester
dokumentasi.
awal semester
c. Kegiatan Pemantauan
pemantauan Peningkatan
dilaksanakan oleh dilaksanakan frekuensi
kepala dan pengawas dengan cara
satuan pendidikan pemantauan
diskusi,
oleh pengawas
wawancara, dan
pendidikan.
dokumentasi.
Pemantauan
dilaksanakan oleh
kepala sekolah dan
pengawas satuan
pendidikan
2. Supervisi Supervisi proses Pengawas perlu
a. Supervisi proses
pembelajaran dilakukan oleh melaksanakan
dilakukan pada tahap Kepala Sekolah dan supervisi secara
perencanaan,
Tim Supervisi berkala dan dapat
pelaksanaan, dan
penilaian hasil pem- minimal satu kali memberi contoh
belajaran. setiap semester pembelajaran yang
b. Supervisi
efektif bagi guru
pembelajaran Supervisi
diselenggarakan pembelajaran Perlu pemberian
dengan cara pemberian
contoh, diskusi, dilakukan dengan contoh oleh guru
pelatihan, dan diskusi, dan sejenis atau kepala
konsultasi.
konsultasi sekolah
c. Kegiatan supervisi Kegiatan supervisi Perlu peningkatan
dilakukan oleh kepala
dan pengawas satuan dilakukan oleh frekuensi supervisi
TINDAK
NO KOMPONEN KONDISI IDEAL KONDISI RIIL
LANJUT
pendidikan. kepala sekolah / dari pengawas
guru senior dan satuan pendidikan
pengawas satuan
pendidikan
3. Evaluasi Evaluasi proses Kinerja Guru yang
a. E
valuasi proses pembelajaran belum sesuai
pembelajaran dilaksanakan setiap standar dapat
dilakukan untuk me-
semester satu kali dilakukan supervisi
nentukan kualitas
pembelajaran secara dalam bentuk rapat klinis agar guru
keseluruhan, koordinasi Kepala dapat mengatasi
mencakup tahap
Sekolah dengan permasalahan
perencanaan,
pelaksanaan proses menggunakan pembelajaran
pembelajaran, dan pedoman standar
penilaian hasil
pembelajaran. proses
5. Tindak lanjut
a. Penguatan dan Satuan Pendidikan Perlu reward dan
penghargaan
belum memberikan punisment bagi
diberikan kepada guru
yang telah memenuhi penghargaan guru yang telah
standar. kepada guru yang memenuhi standar
b. Teguran yang bersifat
mendidik diberikan telah memenuhi dan yang belum
kepada guru yang standar dan belum memenuhi standar
belum memenuhi melakukan
standar.
c. Guru diberi pembinaan optimal
kesempatan untuk bagi guru yang
mengikuti
belum memenuhi
pelatihan/penataran
Iebih lanjut. standar
A. Kesimpulan