Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL PKM

Kajian Naratif: Peran Vaksin Covid-19


Rute Intranasal dalam Mencegah
Penularan SARS-CoV2

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS KRISTEN IMMANUEL
YOGYAKARTA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

I.I LATAR BELAKANG

Sejak akhir tahun 2019, dunia digemparkan dengan virus yang berasal dari
Wuhan,China yaitu virus SARS-CoV-2 yang lebih dikenal sebagai corona virus
atau covid19. Penyakit ini menyerang saluran pernapasan mulai dari ringan
sampai berat. Belum diketahui dengan jelas asal mula bagaimana virus ini
menyebar, namun beberapa peneliti menduga penyebaran virus ini berasal dari
hewan kelelawar. Penyakit ini ditularkan melalui bersin dan batuk melalui tetesan
udara ke mukosa hidung. Dan akibat penularan dari manusia ke manusia ,penyakit
ini berkembang dengan cepat dan menyebabkan pandemic global (Higgins, 2019).
umumnya gejala penyakit ini seperti pneumonia. yaitu batuk , radang tengorokan,
demam tinggi ,sesak nafas bahkan mengakibatkan kematian namun baru-baru ini
juga ditemukan gejala yang terbaru yaitu iritasi mukosa atau kulit serta gangguan
bau dan rasa (Higgins, 2019). Selain itu ada penderita yang tidak menunjukan
gejala apapun namun tetap bisa menularkan kepada orang lain. Maka dilakukan
pencegahan dengan menghindari perkumpulan dalam skala besar, karena angka
penularan virus ini di seluruh dunia semakin meningkat, bahkan bukan hanya
angka penularan namun juga angka kematian (Gallo et al., 2020).
Melihat situasi seperti ini, cara yang mungkin dilakukukan untuk mencegah
semakin luasnya penyebaran virus ini yaitu dengan pembuatan vaksin .Selama
proses pembuatan vaksin maupun pengembangannya ,berbagai upaya pencegahan
di lakukan dengan upaya pemutusan rantai penyebaran virus dengan cara physical
distancing . Selain itu juga dilakukan upaya isolasi mandiri dan terapi bagi yang
sudah terpapar virus Corona agar menurunkan angka penyebaran dan angka
kematian dikarenakan SARS-CoV-2 (Setiadi et al., 2020). dunia berlomba-lomba
menciptakan vaksin ataupun mengembangkannya, namun sampai saat ini belum
ditemukan vaksin yang berfungsi sebagai agen penekan penyebaran SARS-coV2
ini. Vaksin yang telah digunakan sekarang hanya didesain untuk memberikan
efek perlindungan terhadap timbulnya penyakit akibat virus SARS-CoV-2 ini
,namun tidak mencegah penyebarannya.
Vaksin yang digunakan saat ini umumnya melalui rute parenteral, dan usaha
yang dilakukan untuk menginduksi respon IgA pada mukosa.dalam vaksin
tersebut digunakan adjuvan yaitu CAF01 dan asam retinoat. Bahan pembantu ini
berfungsi untuk menginduksi molekul integrin dan reseptor kemokin pada
(Antigen Presenting Cell) APC serta limfosit, namun pemahaman mekanisme
mengenai homing pada sel T di paru-paru ini masih sangat terbatas (Moreno-
Fierros et al., 2020). Selain itu berdasarkan hasil review dari berbagai jurnal yang
mengevaluasi efektivitas dari vaksin intranasal yang ditujukan untuk SARS-CoV1
dan MERS-Cov (dua jenis coronavirus ini yang memiliki hubungan dekat dengan
virus SARS-CoV2) memperlihatkan hasil bahwa vaksin dengan rute intranasal
teresebut memiliki efek perlidungan terhadap penularan dibandingkan dengan rute
parenteral (Moreno-Fierros et al., 2020).
Rute intranasal menjadi prioritas karena pemberiannya langsung pada mukosa
hidung yang dimana merupakan tempat penularan virus tersebut. Oleh karenanya
banyak sekali produk vaksin Covid-19 dengan rute intranasal ini yang sedang
dikembangkan bahkan berdasarkan data dari ada yang sudah mencapai pada tahap
uji klinis fase ke 1, contohnya adCOVID (Adenovirus-based platform) yang
dikembangkan oleh Altimmune.Inc dan yang sudah mencapai fase uji klinis tahap
2, contohnya DelNS1-2019-nCoV-RBD-OPT1 (Intranasal flu-based-RBD ) yang
dikembangkan oleh University of Hongkong (Anonim, 2021).
Kajian terhadap vaksin dengan rute pemberian intranasal khusunya mengenai
peran vaksin tersebut dalam mencegah penularan SARS-Cov2 ini dibutuhkan agar
dapat menjadi vaksin yang efektif . Dikarenakan masih terbatasnya penelusuran
yang lebih lanjut mengenai vaksin dengan rute intranasal maka review ini akan
menjadi referensi untuk pengembangan vaksin kedepan.

I.II PERUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang diatas dapat diperoleh perumusan masalah bahwa vaksin
SARS-CoV-2 yang sekarang digunakan secara parenteral hanya memberikan efek
perlindungan terhadap timbulnya penyakit akibat virus SARS-CoV-2, maka
diperlukan vaksin dengan rute intranasal yang bisa menjadi vaksin yang efektif,
oleh karenanya kajian naratif ini yang nantinya akan mengupas perkembangan
penelitian vaksin Covid-19 rute intranasal bisa menjadi referensi untuk
pengembangan vaksin kedepan.

I.III TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu:


1. Melakukan kajian naratif mengenai peran vaksin Covid-19 rute intranasal dalam
mencegah penularan SARS-Cov2
2. Menjadi dasar untuk penelitian selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Vaksin untuk Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-


CoV-2) merupakan pengembangan dari vaksin SARS-CoV-1 atau MERS , vaksin
yang sedang digunakan ini diberikan secara parenteral dengan mendorong
immunoglobulinA (IgA) sistemik dan mukosa dan respon sel T. namun pemberian
secara parenteral ini hanya bekerja pada saluran pernapasan bagian  bawah
sehingga tidak efektif. Maka dibutuhkan pengembangan mengenai vaksin dengan
rute inranasal yang dapat bekerja pada system pernapasan bagian atas dan
langsung menuju pada tempat penularannya yaitu pada mukosa hidung.
Dalam jurnal “A Single-dose intranasal ChAd Vaccine protects Upper and
Lower Respiratory Tracts agains SARS-CoV-2” telah diteliti vaksin dengan
pemberian dengan rute intranasal secara preklinik pada hewan uji simpanse dan
tikus. Dalam jurnal tersebut tertulis bahwa pemberian intranasal ChAd-SARS-
CoV-2 merupakan pemberian dengan rute yang efektif karena mampu mencegah
infeksi , penularan dan penyebaran pandemi. (Hassan et al., 2020). Lain hal lagi
pada jurnal “Rapid Protection from Covid-19 in nonhuman Primates Vaccinated
Intramusculary but not Intrannasally With A Single Dose of A Recombinant
Vaccine” yang memfokuskan pada platform, jumlah dosis dan rute pemberian
vaksin. Dikatakan bahwa rute vaksin sangat berpengaruh pada imun lokal di
lokasi vaksinasi, maka dibandingan pemberian dengan rute yang paling optimal
antara intramuskular dan intranasal. Pada penelitian ini dilakukan pada hewan uji
kera resus yang salah satu hasil nya yaitu pemberian dengan rute intramuskular
mengahasilkan tanggapan kekebalan yang lebih baik dibandingkan intranasal
yang dibuktikan lewat antibody khusus SARS-CoV-2 ,yang tidak menunjukan
tanda-tanda klinis penyakit sedangkan dengan pemberian intranasal menunjukan
imunopatologi yang paling signifikan pada hewan yang divaksinasi (Furuyama et
al., 2021)
Akan tetapi dalam paper “Single-Dose Intranassal Vaccination Elicits
Systemic and Mucosal Immunity Againts SARS-CoV-2” dilakukan juga uji
praklinik pada hewan uji tikus. Pada paper tersebut dikatakan bahwa hidung
merupakan penghalang utama yang perlu ditembus oleh virus SARS-CoV-2
sebelum masuk ke paru-paru dan menyebar. Dituliskan juga bahwa vaksin
intramuskular hanya dirancang untuk mendapatkan kekebalan sistemik tanpa
memberikan kekebalan mukosa. Vaksin tersebut diuji ke tikus dengan rute
pemberian intanasal dan dapat menginduksi antibodi sistematik, IgA mukosa di
paru-paru dan dikompartemen hidung. Diketahui bahwa limfoid di hidung
mengaktifkan kekebalan yang tahan lama, yang dapat mencegah pembentukan
awal terjadinya infeksi dan penularan. (An et al., 2020).
Begitu pun dalam jurnal “Immunogenity and Protective Effecacy of an
Intranassal live attenuated Vaccine Against SARS-CoV-2 in Preclinical Animal
Models” dengan menggunakan hewan uji tikus dan hamster yang diberikan
rekombinan (r)vaksin NDV-S secara intranasal terjadi perlindungan lengkap dari
penyakit klinis seperti infeksi paru-paru ,peradangan, dan lesi potagolis. Karena
secara keseluruhan pemberian vaksin rNDV-S intranasal memiliki eksistensi yang
mengontrol infeksi di tempat inokulasi yang akan mencegah terjadinya penyakit
klinis serta penularan. Sehingga terbukti bahwa pemberian vaksin dengan jalur
intranasal menawarkan induksi yang lebih baik dari pemberian intramuscular
(Park et al., 2021)
Review penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yakni dalam jurnal
“Intranasal Antiviral Drug Delivery And Coronavirus Disease 2019 Covid-19 A
State Of Art Review” menjelaskan mengenai pengaruh rute pemberian intranasal
pada antiviral untuk Covid-19 (Higgins, 2019). Tetapi kajian mengenai vaksin
Covid-19 melalui rute intranasal belum dilakukan, maka dari itu melalui
penelitian ini yang mengangkat judul “Kajian Naratif : Peran Vaksin Covid-19
Rute Intranasal dalam Mencegah Penularan Virus SARS-CoV2” diharapkan dapat
memberikan gambaran yang komprehensif mengenai perkembangan penelitian
vaksin Covid-19 rute intranasal sehingga bisa menjadi dasar pengembangan
vaksin melalui rute intranasal selanjutnya di dalam keefektifan dan keamanan.
BAB III
METODE PENELITIAN

Metode penelitian ini menggunakan kajian naratif (narrative review)


dimana suatu kajian tersebut didapatkan dari berbagai literature seperti jurnal
maupun artikel yang akan digunakan sebagai acuan maupun landasan penelitian
maupun untuk bukti penelitian.
3.1. Strategi Pencarian Literatur
3.1.1. Framework yang digunakan
PICOS framework digunakan dalam strategi mencari jurnal
a. Population : hewan uji, pasien sehat
b. Intervention : Vaksin Covid-19 rute intransal
c. Comparation : placebo atau vaksin Covid-19 lainnya
d. Outcome : mencegah penularan SARS-CoV2
e. Study design : uji pra klinis, uji klinis, studi kohort, studi kasus-kontrol
3.1.2. Kata kunci
Population
Healthy Healthy Volunteer Healthy Participants (Mesh Human Healthy Subjects
participant (Mesh term) term) Volunteers (Mesh term)
(Mesh term)
Animal
intervention
intranasal Nasal Intranasal Administration
Administration (Mesh term)
(Mesh term)
Covid-19 COVID-19 Virus 2019-nCoV Infection Coronavirus 2019 Novel
Disease (Mesh (MesH term) Disease-19 Coronavirus
term) (MesH term) Disease (MesH
term)
Vaccine “Vaccination” Active Immunization
(Mesh term)
Comparation
 placebo
 Other Covid-19 vaccine
Outcome
 transmission
 spread
SARS-CoV2 2019 Novel SARS-CoV-2 Virus (Mesh 2019-nCoV COVID-19 Virus
Coronavirus (Mesh term) (Mesh term) (Mesh term)
term)
Study design
 preclinical
 Randomized control trial
 Systematic review
 Literature review
 Cohort study, case control study
Dalam pencarian jurnal menggunakan kata kunci (AND, OR NOT or
AND NOT) yang dipakai untuk lebih detail lagi dalam pencairan jurnal dan dapat
mempermudah pencarian jurnal yang diinginkan
3.1.3. Database atau Search Engine
Pengumpulan data ini ditelusuri dari “Google Scholar”, “Cochrane”,
“ScienceDirect”, “clinicaltrial.org” dan “Pubmed”.
3.2. Kriteria inklusi dan eksklusi
Kriteria inklusi Kriteria eksklusi
Studi pre klinis; uji klinis (RCT); Tidak melibatkan studi yang disebutkan
systematic review; literature review dalam kriteria inklusi
Bahasa Indonesia, Bahasa inggris Jurnal nasional dan internasional dari
database yang berbeda dan tidak ada
kaitannya dengan framework penelitian
semua data yang dikumpulkan
terpublikasi dari 2020 sampai dengan
tanggal 08 februari 2021
3.3. Seleksi studi dan penilaian kualitas
1) Melakukan screening abstrak dan diikuti screening teks lengkap
2) Artikel atau studi yang tidak relevan dikeluarkan dengan mempertimbangkan
kesesuaian tujuan penelitian dan kriteria inklusi dan eksklusi
3) Penilaian kualitas studi berdasarkan a) currency (kapan informasi
dipublikasikan); b) relevance (seberapa penting informasi tersebut terhadap
pertanyaan penelitian ); c) accuracy (apakah informasi yang diberikan dapat
dipercaya apakah sitasi yang ada sudah cukup?); d) Purpose (apakah penelitian
tersebut suatu penelitian independent ataukah hanya bertujuan untuk menjual
produk atau ide?) e) authority (siapakah author penelitian yang direview?
Apakah author bekerja pada institusi yang credible?)
3.4. Daftar artikel dan hasil pencarian
Artikel yang didapatkan diekstraksi dan dimasukan ke dalam daftar sebagai
berikut
No Author Tahun Volume, Judul Metode Hasil database
Angka (desain, penelitia
sampel, n
variable,
instrument,
analisis)
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 biaya kegiatan

No Jenis pengeluaran Biaya (Rp)


1. Akses jurnal berbayar 1.000.000
2. Proof reading 1.500.000
3. Publikasi Jurnal Internasional Q3 di 2.000.000
Indonesian Jornal of Pharmacy
4. Kuota internet 100.000
5. Total 4.600.000

4.1 jadwal kegiatan

Pada penelitian ini akan dilakukan selama 3 bulan dari bulan mei-agustus
2021. Di laboratorium Fakultas Farmasi Immanuel Yogyakarta.

Mei Juni Juli Agustus


Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Persiapan
Analysis
kebutuhan
Bimbingan
Penelitian
Laporan
akhir

Daftar pustaka

An, X., Martinez, M.P., Rezvan, A., Sefat, S.R., Fathi, M., Singh, S., Biswas, S.,
Pourpak, M., Yee, C., Liu, X., Varadarajan, N., 2020. Single-Dose Intranasal
Vaccination Elicits Systemic and Mucosal Immunity Against SARS-CoV-2
(SSRN Scholarly Paper No. ID 3751056). Social Science Research Network,
Rochester, NY. https://doi.org/10.2139/ssrn.3751056
Anonim, 2021. Draft landscape and tracker of COVID-19 candidate vaccines [WWW
Document]. URL https://www.who.int/publications/m/item/draft-landscape-of-
covid-19-candidate-vaccines (accessed 2.11.21).
Furuyama, W., Shifflett, K., Pinski, A.N., Griffin, A.J., Feldmann, F., Okumura, A.,
Gourdine, T., Jankeel, A., Lovaglio, J., Hanley, P.W., Thomas, T., Clancy, C.S.,
Messaoudi, I., O’Donnell, K.L., Marzi, A., 2021. Rapid protection from COVID-
19 in nonhuman primates vaccinated intramuscularly but not intranasally with a
single dose of a recombinant vaccine (preprint). Microbiology.
https://doi.org/10.1101/2021.01.19.426885
Gallo, O., Locatello, L.G., Mazzoni, A., Novelli, L., Annunziato, F., 2020. The central
role of the nasal microenvironment in the transmission, modulation, and clinical
progression of SARS-CoV-2 infection. Mucosal Immunol.
https://doi.org/10.1038/s41385-020-00359-2
Hassan, A.O., Kafai, N.M., Dmitriev, I.P., Fox, J.M., Smith, B.K., Harvey, I.B., Chen,
R.E., Winkler, E.S., Wessel, A.W., Case, J.B., Kashentseva, E., McCune, B.T.,
Bailey, A.L., Zhao, H., VanBlargan, L.A., Dai, Y.-N., Ma, M., Adams, L.J.,
Shrihari, S., Danis, J.E., Gralinski, L.E., Hou, Y.J., Schäfer, A., Kim, A.S.,
Keeler, S.P., Weiskopf, D., Baric, R.S., Holtzman, M.J., Fremont, D.H., Curiel,
D.T., Diamond, M.S., 2020. A Single-Dose Intranasal ChAd Vaccine Protects
Upper and Lower Respiratory Tracts against SARS-CoV-2. Cell 183, 169-
184.e13. https://doi.org/10.1016/j.cell.2020.08.026
Higgins, T.S., 2019. Intranasal Antiviral Drug Delivery and Coronavirus Disease 2019
(COVID-19): A State of the Art Review 13.
Moreno-Fierros, L., García-Silva, I., Rosales-Mendoza, S., 2020. Development of SARS-
CoV-2 vaccines: should we focus on mucosal immunity? Expert Opin. Biol.
Ther. 20, 831–836. https://doi.org/10.1080/14712598.2020.1767062
Park, J.-G., Oladunni, F.S., Rohaim, M.A., Whittingham-Dowd, J., Tollitt, J., Assas,
B.M., Alhazmi, W., Almilaibary, A., Iqbal, M., Chang, P., Escalona, R.,
Shivanna, V., Torrelles, J.B., Worthington, J.J., Jackson-Jones, L.H., Martinez-
Sobrido, L., Munir, M., 2021. Immunogenicity and Protective Efficacy of an
Intranasal Live-attenuated Vaccine Against SARS-CoV-2 in Preclinical Animal
Models (preprint). Immunology. https://doi.org/10.1101/2021.01.08.425974
Setiadi, A.P., Wibowo, Y.I., Halim, S.V., Brata, C., Presley, B., Setiawan, E., 2020. Tata
Laksana Terapi Pasien dengan COVID-19: Sebuah Kajian Naratif. Indones. J.
Clin. Pharm. 9, 70. https://doi.org/10.15416/ijcp.2020.9.1.70
LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Anda mungkin juga menyukai