Anda di halaman 1dari 4

Kitab aL Barzanji

Sebenarnya nama asli kitab ini adalah ‘Iqd al-Jawahir yang berarti Kalung Permata, atau juga ‘Iqd al-Jawhar fii
Mawlid an-Nabawiyyil Azhar. Karena pengarang kitab ini lahir di tempat yang bernama Barzanj, yang merupakan
sebuah tempat di daerah Kurdistan, sehingga banyak orang yang menyebut kitab ini dengan sebutan Kitab Maulid
al-Barzanji. Dan hingga sekarang Kitab ini masyhur dengan sebutan Kitab Maulid al-Barzanji.

Biografi Pengarang Kitab aL Barzanji


Nama : syaikh Ja’far bin Husain bin Abdul Karim bin Muhammad al-Barzanji.
Lahir : Kamis, awal bulan Zulhijjah tahun 1126
Tempat Lahir : Madinah Al-Munawwaroh
Wafat : Selasa, selepas Asar, pada tanggal 4 Sya’ban tahun 1177 H
Tempat Wafat : Kota Madinah
Makam : Jannatul Baqi`, sebelah bawah maqam beliau terdapat makam dari kalangan anak-anak perempuan
Junjungan Nabi saw.

Sayyid Ja’far Al-Barzanji adalah seorang ulama’ besar keturunan Nabi Muhammad saw dari keluarga Sa’adah Al
Barzanji yang termasyur, berasal dari Barzanj di Irak. Datuk-datuk Sayyid Ja’far semuanya ulama terkemuka yang
terkenal dengan ilmunya, amalnya, keutamaannya dan juga keshalihannya. Beliau mempunyai banyak sifat yang
baik diantaranya yaitu akhlak yang terpuji, jiwa yang bersih, pemaaf, pengampun, zuhud, amat berpegang teguh
dengan Al-Quran dan Sunnah, wara’, banyak berzikir, sentiasa bertafakkur, dan mendahului membuat kebajikan
bersedekah serta bersifat pemurah.

Berikut nama-nama nasab beliau :


Sayid Ja’far
Hasan
Abdul Karim
Muhammad
Sayid Rasul
Abdul Sayid
Abdul Rasul
Qalandar
Abdul Sayid
Isa
Husain
Bayazid
Abdul Karim
Isa
Ali ibn Yusuf
Mansur
Abdul Aziz
Abdullah
Ismail
Al-Imam Musa Al-Kazim
Al-Imam Ja’far As-Sodiq
Al-Imam Muhammad Al-Baqir

Takmir Masjid Al Ghozzali Bobotsari


Al-Imam Zainal Abidin
Al-Imam Husain
Sayidina Ali r.a.
Sejak dini beliau sudah belajar Al-Quran dari Syaikh Ismail Al-Yamani serta belajar ilmu tajwid dan
menyempurnakan bacaan al-Quran dengan Syaikh Yusuf As-So’idi dan Syaikh Syamsuddin Al-Misri.

Dibawah ini diantara guru-guru ilmu agama dan ilmu syariat beliau adalah :
Sayid Abdul Karim Haidar Al-Barzanji
Syeikh Yusuf Al-Kurdi
Sayid Athiyatullah Al-Hindi
Dari hasil belajarnya, sehingga beliau mampu menguasai berbagai fan ilmu, diantaranya yaitu :
Shoraf
Nahwu
Manthiq
Ma’ani
Bayan
Adab
Fiqh,
Usulul Fiqh
Faraidh
Hisab
Usuluddin
Hadits
Usul Hadits
Tafsir
Hikmah
Handasah
A’rudh
Kalam
Lughah
Sirah
Qiraat
Suluk
Tasawuf
Kutub Ahkam
Rijal
Mustholah

Syaikh Ja’far Al-Barzanji merupakan seorang Qodhi atau hakim dari golongan madzhab Maliki di Madinah yang
merupakan salah seorang keturunan (buyut) dari cendekiawan besar yaitu Muhammad bin Abdul Rasul bin Abdul
Sayyid Al-Alwi Al-Husain Al-Musawi Al-Saharzuri Al-Barzanji (1040-1103 H / 1630-1691 M) dan juga seorang Mufti
Agung (pemberi fatwa) dari madzhab Syafi’i di Madinah. Beliau berasal dari Shaharzur, kota kaum Kurdi di Irak,
yang kemudian mengembara ke berbagai penjuru negeri sebelum akhirnya beliau bermukim di Kota Sang Nabi.

Takmir Masjid Al Ghozzali Bobotsari


Guru-guru beliau sebelum bermukim di Kota sang Nabi, diantaranya :
Syaikh Athaallah ibn Ahmad Al-Azhari
Syaikh Abdul Wahab At-Thanthowi Al-Ahmadi
Syaikh Ahmad Al-Asybuli.

Beliau juga telah diijazahkan oleh sebahagian ulama, antaranya :


Syaikh Muhammad At-Thoyib Al-Fasi
Sayid Muhammad At-Thobari
Syaikh Muhammad ibn Hasan Al A’jimi
Sayid Musthofa Al-Bakri
Syaikh Abdullah As-Syubrawi Al-Misri.
Syaikh Ja’far Al-Barzanji
Selain terkenal sebagai mufti, beliau juga termasuk khatib dari Masjid Nabawi dan mengajarkan ilmu yang
dimilikinya di dalam masjid yang mulia tersebut. Beliau bukan hanya terkenal dengan ilmu, akhlak dan taqwanya
saja, melainkan juga terkenal dengan kekeramatan dan kemakbulan doanya sehingga penduduk Madinah sering
meminta kepada beliau untuk berdo’a agar diberi hujan pada musim-musim kemarau.

Kitab ini berisi suatu Khulasah atau ringkasan Sirah Nabawiyah yang meliputi :
Kisah kelahiran Nabi Muhammad SAW, yang ditandai dengan banyak peristiwa ajaib yang terjadi saat itu, sebagai
genderang tentang kenabiannya dan pemberitahuan bahwa Nabi Muhammad adalah pilihan Allah.
Pengutusan Muhammad sebagai Rasul
Hijrah Nabi Muhammad SAW
Akhlaq Nabi Muhammad SAW
Peperangan Nabi Muhammad SAW
Wafat Nabi Muhammad SAW
Dalam kitab ini riwayat Nabi saw digambarkan dengan bahasa yang indah dalam bentuk syair puisi dan prosa
(nasr) dan kasidah yang sangat menarik. Secara garis besarnya kita dapat mengatakan bahwa karya Syaikh Ja’far
Al-Barzanji ini merupakan bentuk tulisan biografi Nabi Muhammad saw yang puitis.

Secara keseluruhan, karya ini terbagi dua :


Natsar, yang terdiri dari 19 sub bagian yang didalamnya termuat 355 untaian syair, dengan tiap-tiap rima akhirnya
berbunyi “ah”. Seluruhnya isinya berdasarkan pada riwayat Nabi Muhammad saw, dari mulai saat menjelang Nabi
Muhammad saw akan dilahirkan sampai pada masa ketika Nabi Muhammad saw mendapat tugas kenabian.
Nadhom, terdiri dari 16 bagian yang memuat 205 baris syair, dengan mengolah rima “nun” pada akhir
kalimahnya.
Dalam untaian prosa lirik atau sajak prosaik itu, terasa sekali bahwa adanya keterpukauan sang penyair pada
sosok dan akhlak Nabi Muhammad SAW. Misalnya dalam bagian Nadhomnya, beliau mengungkapkan sanjungan
kepada Nabi pujaan” Engkau mentari, Engkau rebulan dan Engkau cahaya di atas cahaya“.

Takmir Masjid Al Ghozzali Bobotsari


Sejarah Kitab aL Barzanji
Pada masa Sultan Salahuddin Yusuf Al-Ayyubi pada peringatan Maulid Nabi yang pertama kali yaitu pada tahun
1184 (580 H), Sultan memprakarsai kegiatan maulid dengan menyelenggarakan kegatan sayembara untuk
menulis riwayat Nabi beserta puji-pujian bagi Nabi dengan bahasa yang seindah mungkin. Sastrawan dan seluruh
ulama pada waktu itu diundang untuk mengikuti sayembara tersebut. Dan hasil dari sayembara tersebut yang
menjadi pemenang yang menjadi juara pertama adalah Syaikh Ja`far Al-Barzanji.

Tidak disangka, ternyata peringatan Maulid Nabi yang telah diselenggarakan oleh Sultan Salahuddin itu
membuahkan hasil yang positif yang menjadikan semangat umat Islam dalam menghadapi Perang Salib menjadi
bergelora kembali. Sultan Salahuddin berhasil mengumpulkan kekuatan perang, walhasil pada tahun 1187 (583 H)
Yerusalem dapat direbut oleh Sultan Salahuddin dari tangan bangsa Eropa, dan Masjidil Aqsa dapat menjadi
masjid kembali, sampai hari ini.

Kitab ini merupakan kitab maulid yang paling popular dan paling luas tersebar ke pelosok-pelosok negeri Arab dan
Islam, baik daerah Timur maupun daerah Barat. Bahkan banyak juga dari kalangan bangsa Arab dan non-Arab
yang menghafalkannya dan mereka membacanya dalam acara keagamaan yang sesuai, seperti pada peringatan
maulid Nabi.

Kitab Al-Barzanji ini ditulis dengan tujuan untuk meningkatkan rasa cinta kita kepada Rasulullah SAW dan untuk
dapat meningkatkan gairah umat islam.

Salah satu hal yang mengagumkan yang berhubungan dengan karya Ja’far Al-Barzanji ini adalah dalam
kenyataannya sampai sekarang karya tulis ini masih berlanjut di pakai sesuai dengan fungsinya sebagai bahan
bacaan. Dengan seluruh potensinya, karya ini juga ikut memberikan andil dalam membentuk tradisi dan
mengembangkan kebudayaan yang sesuai dengan cara umat Islam diberbagai negeri dan daerah untuk
menghormati sosok dan perjuangan Nabi Muhammad saw.

Al-’Allaamah Al-Faqih Asy-Syaikh Abu ‘Abdullah Muhammad bin Ahmad yang terkenal dengan panggilan Ba`ilisy
yang wafat tahun 1299 H telah mengsyarahi dengan satu syarah yang memadai, yang cukup elok dan berguna,
syarah tersebut yang dinamakan dengan ‘Al-Qawl Al-Munji ‘ala Mawlid Al-Barzanji’ yang cetakannya telah banyak
diulang dan diperbanyak di Mesir.

Takmir Masjid Al Ghozzali Bobotsari

Anda mungkin juga menyukai