Anda di halaman 1dari 6

Mengenal Kitab Maulid Al-Barzanji:

Penyusun, Keutamaan, dan Cara


Bacanya
Ada banyak kitab yang menjelaskan kisah-kisah Nabi Muhammad
Saw, mulai dari kelahirannya dan perjalanan dakwahnya. Salah
satu kitab yang populer dinegeri ini yaitu Kitab Maulid Al-Barzanji,
kitab yang berisikan kisah perjalanan Rasullulah saw, puji-pujian
kepadanya, serta doa-doa.

Tidak hanya dijadikan bacaan ketika merayakan hari kelahiran


Nabi saw, Maulid Barzanji juga dijadikan rutinan setiap malam
Jumat atau malam Senin oleh mayoritas masyarakat, terutama
warga Nahdliyin.

Kitab Maulid yang satu ini tersebar ke pelosok negeri, mulai dari
Arab dan semua negara Islam. Bahkan banyak kita jumpai orang-
orang yang menghafalnya.

Maulid Barzanji memiliki nama khusus, yaitu ‘Iqdul Jauhar fî


Maulidin Nabiyyil Azhar, yang disusun untuk meningkatkan rasa
cinta kepada Nabi Muhammad saw. Namun seiring
perkembangan zaman, kemudian lebih masyhur dengan sebutan
Maulid Barzanji dengan penisbatan kepada penulisnya.

Biografi Singkat Penyusun


Nama lengkapnya Sayyid Zainal ‘Abidin Ja’far bin Hasan bin ‘Abdul
Karim al-Husaini asy-Syahzuri al-Barzanji. Beliau kelahiran
Madinah al-Munawwarah pada Kamis awal Dzulhijah 1128 H/1716
M. Sayyid Ja’far al-Barzanji wafat pada Selasa setelah shalat Ahsar
4 Sya’ban 1177 H/1763 M, dan dimakamkan bersama dengan
kakeknya di Baqi’ mennjadi satu dengan keturunan Rasulullah saw
yang lain. (Muhammad al-Qhat’ani, Maulidul Barzanji Tashih wa
I’tinâ’, halaman 12).

Beliau memiliki nasab yang suci dan luhur, yaitu keturunan


Rasulullah saw melalui jalur Sayyid Baqir bin Sayyid Zainal ‘Abidin
ibn Sayyidina ‘Ali ra dan Sayyidatina Fatimah az-Zahra binti
Rasulillah saw. Menurut Syekh Nawawi Banten, nasab yang
dimiliknya akan menjadi penyelamat kelak di akhirat dari siksa
neraka dengan segala kesengsaraannya. (Muhammad Nawawi al-
Bantani, Madârijus Shu’ûd ilâ Iktisâ’il Burûd, [Semarang, Thoha
Putra], halaman 3).

Sayyid Ja’far al-Barzanji tumbuh besar dengan keilmuan. Semua


waktu digunakannya untuk mencari ilmu, menghafal Al-Qur’an,
dan menghafal hadits sekaligus memahaminya. Dalam catatan
sejarahnya, Sayyid Ja’far menghafal Al-Quran 30 Juz kepada Syaikh
Ismail al-Yamani dan ditashih kepada Syekh Yusuf al-Asha’idi.
Setelah Al-Qur’an dihafalnya, ia mulai belajar ilmu tafsir Al-Qur’an
dan hadits).

Selanjutnya mempelajari berbagai cabang-cabang ilmu lainnya


kepara ulama di Masjid Nabawi. Di antara guru-gurunya ialah
Syekh ‘Atha-Allah bin Ahmad al-Azhari, Syekh Abdul Wahab ath-
Thanthawi al-Ahmadi, Syekh Ahmad al-‘Asybuli dan ulama besar
lainnya. Setelah semua cabang ilmu Islam dipelajari olehnya, ia
menjadi ulama yang sangat alim yang diakui keluasan ilmunya
oleh berbagai ulama.

Setelah perjalanan panjang dan melelahkan dalam menuntut ilmu,


Sayyid Ja’far al-Barzanji menjadi mufti (ahli fatwa) mazhab
Syafi’iyah di Madinah, yaitu saat usianya mencapai 31 tahun,
sebagaimana disampaikan oleh Syekh Muhammad al-Qhat’ani:

‫َو ُعْم ُرُه ِإْح َد ى َو َث اَل ِثْي َن َع اًما ُثَّم َص اَر ُم ْف ِتي الَّش اِفِعَّيِة ِفي اْلَم ِدْي َن ِة اْلُم َن َّو َر ِة َو َخ ِط ْيًبا َفَقْد َك اَن َي ْخ ُط ُب ِفي‬
‫اْلَم ْس ِج ِد الَّن َب ِو ي الَّش ِر ْيِف‬
Artinya, “Dan pada umur 31 tahun, Sayyid Ja’far al-Barzanji menjadi
mufti ulama mazhab Syafi’iyah di kota Madinah al-Munawwarah, dan
juga menjadi khatib di Masjid Nabawi yang mulia.” (Al-Qhat’ani,
Maulidul Barzanji Tashîh wa I’tinâ’, halaman 12).

Sayyid Ja’far al-Barzanji merupakan ulama yang punya suara


merdu, tampan rupawan, mulia perilakunya, sangat sopan, tinggi
cita-citanya, bersungguh-sungguh ketika membahas ilmu, dapat
dipercaya. Karenanya banyak orang meminta pendapat dan fatwa
kepadanya karena keluasan ilmunya.

Syekh Abil Fadl Muhammad Khalil bin ‘Ali al-Muradi menyifati


Sayyid Ja’far sebagai figur kharismatik yang sangat mulia dan
sangat alim, dan satu-satunya ulama luar biasa pada zamannya.
Al-Muradi mengatakan:

. ‫ُه َو اْلُم ْد ِني الَّش اِفِعي الَّش ْي ُخ الَفاِض ُل الَع اِلُم الَب اِر ُع اَألْو َح ُد الُم َت َفِّن ُن ُم َفِتي الَّساَد ِة الَّش اِفِعَّيِة ِباْلَم ِدْي َن ِة الَّن َب ِو َّيِة‬
‫َأ‬
‫َو َك اَن َفْر ًد ا ِمْن ْف َر اِد اْلُعْص ِر‬

Artinya, “Ia (Sayyid Ja’far al-Barzanji) adalah ulama Madinah,


bermazhab Syafi’i, seorang syekh, orang mulia, alim, orator ulung,
satu-satunya yang menguasai berbagai cabang ilmu, mufti para
syadah mazhab Syafi’iyah di Madinah an-Nabawiyah. Ia juga menjadi
satu-satunya ulama (yang memenuhi kriteria tersebut) pada
zamannya.” (Al-Muradi, Silkud Durâr fî A’yânil Qurûnits Tsâni
‘Asyar, [Beirut, Dârul Basyâ-iril Islâmiyyah, cetakan ketiga: 1988],
juz I, halaman 293).

Kealiman Sayyid Ja’far dapat dilihat dari berbagai karyanya, di


antaranya,

1. Mukhtashar Dlau-ul Wahhaj fî Qisshatil Isrâ’ wal Mi’râj,


2. al-Ghusnul Wardi fî Akhbâris Sayyidil Mahdi,
3. Jaliyyatul Karbi bi Akhbâri Ashâbi Sayyidil ‘Ajami wal ‘Arabi,
4. an-Nafhud Darriji fil Fathil Jannati,
5. Ithâful Barâyâ li ‘Iddatil Ghazawâti was Sarâyâ,
6. Idlâ-at Darâri li Irsyâdissari ‘alâ Shahîhil Bukhâri,
7. ar-Raudlul Mi’thâr,
8. al-Bar’ul Ajil bi Ijâbatis Syekh Muhammad Ghafil,
9. al-Janid Dani fî Manâqibis Syekh Abdil Qadîr al-Jîlâni,
10. Iltiqâthuz Zahri min Natâ-ijir Rihlati was Safari, dan
11. ‘Iqdul Jauhar fi Maulidin Nabiyyil Azhar, atau yang lebih
dikenal dengan nama Maulid Barzanji.

Sekilas Maulid Barzanji


Pujian-pujian yang ditulis oleh Sayyid Ja’far al-Barzanji murni atas
dasar kecintaannya kepada baginda Nabi Muhammad saw
sekaligus sebagai upaya untuk meningkatkan kecintaan umat
Islam kepada nabinya. Secara ringkas Maulid Barzanji memiliki
paparan sebagai berikut:

1. menjelaskan silsilah keturunan Nabi Muhammad saw sampai


pada moyangnya yang bernama ‘Adnan;
2. menjelaskan masa kecil dan kelebihannya saat itu;
3. mengisahkan kisah Nabi Muhammad saw saat ikut berdagang
bersama pamannya ke kota Syam ketika berumur 12 tahun;
4. pernikahannya dengan Sayyidah Khadijah ra pada umur 25
tahun; dan
5. pengangkatannya menjadi rasul pada usia 40 tahun, dan
dakwah Islamnya sampai umur 62 tahun. Kemudian di akhir
tulisan menjelaskan kewafatan Rasulullah saw setelah semua
tugasnya selesai secara sempurna.

Maulid Barzanji juga menjelaskan beberapa keistimewaan saat


kelahiran Nabi Muhammad saw. Di antaranya, ia lahir dalam
keadaan langsung bersujud dan dalam keadaan bercelak. Dalam
waktu yang sama berbagai simbol-simbol kemusyrikan
dihancurkan oleh Allah, seperti hancurnya kerajaan Kisra yang
besar, padamnya api sesembahan orang-orang Majusi yang
diyakini tidak bisa dipadamkan oleh siapapun selama ribuan
tahun.

Di saat itu pula, semua hewan dan dan makhluk selain manusia
merasakan kemuliaan dan keagungannya. Hal ini ditandai dengan
berbuahnya semua pohon-pohon yang tidak pernah berbuah
dalam rangka menghormat dan menyambut kelahiran makhluk
paling baik dan paling mulia.

Keutamaan Maulid Barzanji


Syekh Muhammad Nawawi Banten, dalam kitab Madârijus
Shu’ûd mengatakan, Maulid Barzanji laksana media yang mampu
menjadi sebab datangnya berbagai kebaikan (sihrul halâl) dan
orang yang membacanya akan mendapatkan keridhaan dari Allah
swt. (Al-Bantani, Madârijus Shu’ûd, halaman 3).

Syekh Nawawi Banten seolah hendak mengatakan, dengan


membaca Maulid Barzanji orang akan mendapatkan keutamaan
yang sangat banyak, di antaranya akan digampangkan semua
urusannya, sebagaimana sihir, namun Maulid Barzanji seolah sihir
yang halal. Jika tujuan membacanya agar terhindar dari penyakit,
maka ia akan dijauhkan dari penyakit oleh Allah swt. Tidak hanya
itu, dengan membacanya, seseorang akan mendapatkan
kehormatan berupa keridhaan dari Allah swt.

Cara Bacanya
Cara membacanya secara khusus yaitu dengan beberapa tahap
sebagai berikut: Pertama, membaca surat al-Fatihah dihadiahkan
kepada Rasulullah saw dan Sayyid Ja’far al-Barzanji.

Kedua, mengajak orang lain untuk bersama-sama membaca


shalawat kepada Rasulullah saw, sekaligus menyampaikan kepada
mereka bahwa dengan membaca shalawat oleh Allah akan
diberikan ganjaran berupa surga dan segala kenikmatan di
dalamnya, dengan membaca bacaan sebagai berikut:

‫َاْلَج َّن ُة َو َن ِعْيُم َه ا َس ْع ٌد ِلَم ْن ُيَص ِّلي *** َو ُيَس ِّلُم َو ُيَب اِر ُك َع َليه‬

Artinya, “Surga dan segala kenikmatannya merupakan kebahagiaan


bagi orang-orang yang bershalawat, mendoakan keselamatan dan
keberkahan baginya (Nabi Muhammad saw).”

Ketiga, setiap berpindah dari satu bab ke bab lain, sebagaimana


tertera dalam Maulid Barzanji, diakhiri dengan membaca bacaan
berikut:

‫ َاللهم َص ِّل َو َس ِّلْم َو َب اِر ْك َع َلْيه‬. ‫ ِبَع ْر ٍف َش ِد ٍي ِمْن َص اَل ٍة َو َت ْس ِليٍم‬،‫َع ِّط ِر اللهم َقْب َر ُه الَك ِر ْيم‬

Artinya, “Ya Allah, berikanlah wewangian pada kuburnya yang mulia,


dengan wangian dari shalawat dan salam. Ya Allah, berilah shalawat,
salam dan keberkahan kepadanya.”

Demikian biografi singkat penyusun, sekilas isi, keutamaan, dan


cara baca Maulid Barzanji. Semoga bermanfaat. Wallâhu a’lam
bisshawâb.

Anda mungkin juga menyukai