Anda di halaman 1dari 5

Tabiin1 Disusun oleh : Anita Rahman

Pendahuluan
Setelah kepemimpinan khulafaur rasyidin berakhir,masa pemerintahan kemudian dipegang oleh generasi berikutnya yaitu generasi Tabiin yang tentunya segala urusan yang terjadi pada masa sahabat berganti alih kepada masa Tabiin. Pada dasar nya periwayatan hadits yang dilakukan oleh kalangan tabiin tidak berbeda dengan yang dilakukan para sahabat. Bagaimanapun, mereka mengikuti jejak para sahabat sebagai guru mereka. Hanya saja persoalan yang dihadapi mereka agak berbeda dengan yang dihadapi para sahabat. Pada masa ini Al Quran sudah dikumpulkan dalam satu mushaf. Di pihak lain, usaha yang talah dirintis oleh para sahabat, pada masa Khulafaur Rasyidin, khususnya masa kekhalifahan Usman para sahabat ahli hadits menyebar ke beberapa wilayah kekuasaan Islam. Kepada merekalah para Tabiin mempelajari hadits. Ketika pemerintahan dipegang oleh Bani Umayah, wilayah kekuasaaan Islam, selain Madinah, Makkah, Basrah, Syam, dan Khurasan, sampai meliputi, Mesir, Persia, Iraq, Afrika Selatan, Samarkand dan pada tahun 93 H meluas sampai ke Spanyol. Sejalan dengan pesatnya perluasaan wilayah kekuasaan Islam, penyebaran para Tabiin ke daerah- daerah tersebut terus meningkat, sehingga masa ini dikenal dengan masa penyebaran periwayatan hadits .

Pengertian Tabiin.
Tabi'in artinya pengikut,tabiin disebut juga sebagai murid sahabat Nabi Muhammad SAW. Tabi'in adalah orang-orang yang berjumpa dengan Sahabat Nabi Muhammad SAW dalam keadaan ia beriman kepada Nabi meskipun ia tidak melihat Beliau dan ia mati di atas keislamannya. Tabi'in merupakan orang Islam awal, yang masa hidupnya setelah para Sahabat Nabi dan tidak mengalami masa hidup bersama Nabi Muhammad SAW. Usianya tentu saja lebih muda dari Sahabat Nabi bahkan ada yang masih anak-anak atau remaja pada masa Sahabat masih hidup. Mereka bertemu dengan para sahabat dan meriwayatkan hadist darinya meskipun tidak pernah menemani mereka2. Seseorang bisa dikatakan sebagai seorang Tabiin kalau memenuhi kriteria sebagai berikut : 1) Harus berjumpa dengan sahabat Nabi saw, sekalipun dengan sahabat termuda

(sigar as-sahabah);

1.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Ulumul Hadits,semester IV,dengan dosen Rusdianor.

2..

Pendapat ini dikemukakan oleh Al-Hakim An-Naisabury. Dan pendapat ini didukung oleh Ibnu Sholah, imam Nawawi dan para ahli hadis. (Lamhaat Fii Ushulil Hadits hal 26-27).

2) Harus beriman dan meninggal dalam keadaan beragama Islam; 3) Pertemuan dengan sahabat Rasulullah SAW bukan hanya sekadar berjumpa dan beriman, tapi harus betul-betul bergaul. Peranan Tabiin dalam pertumbuhan sejarah hadist tidak dapat dipungkiri merupakan salah satu peranan besar dalam kesinambungan dan pemeliharaan hadist. Khususnya setelah masa pemerinatahan Utsman dan Ali. Setelah berakhirnya masa pemerintahan Ali Bin Ali Thalib, mulailah usaha dan kesungguhan mencari hadist dan menghafal hadist oleh kalangan Tabiin dengan mengadakan perjalanan untuk sekedar mencari ilmu (ilmu ketika itu berupa pencarian hadist-hadist Nabi).

Tokoh-tokoh Tabi'in.
Ada beberapa Tabiin yang meriwayatkan hadits cukup banyak, antara lain Abu Hurairah (5374 buah), Abdullah bin Abbas (1660 buah), Jabir Ibn abdillah (1540 buah), Abu Said Al Khudri (1170 buah), Abdullah bin Umar (2630 buah), Anas ibn Malik, dan Aisyah (2276 buah). Adapun pemetaan para tokoh Tabiin berdasarkan daerah masing-masing yaitu sbb : 1. Madinah Diantara tokoh-tokoh hadis dikota Madinah dalam kalangan sahabat,ialah Abu Bakr, Umar, Ali (sebelum berpundah ke kufah ), Abu Hurairah , Aisah, Ibnu Umar, Abu said Al Khudry dan Zaid ibn Tsabit. Diantara sarjana-sarjana tabiin yang belajar pada sahabat-sahabat itu, ialah : Syaid, Urwah, Az Zuhry, Ubaydilah ibn abdillah ibn utbah ,ibn Masud , salim ibn abdulah ibn umar. Al khasim ibn muhamad ibn Abi Bakr, Nafi, Abu bakar ibn Abdir Rahman.ibn Al Harits ibn Hisyam dan Abul Zinad. 2. Makkah Diantara tokoh hadis Makkah ialah Muadz, kemudian ibnu Abbas. Diantara Tabiin yang belajar kepadanya, ialah Mujahid, Ikrimah, Atha bin ibn Abi Rabah,Abbul Zubair Muhammad ibn Muslim. 3. Kufah Pemimpin besar hadis di Kufah, ialah Abdullah ibn Masud, Padanya belajar Masruq, Ubaidah ,Al Aswad, Syuraih, Ibrahim, Said ibn Jubair, Amir ibn Syurahil, Asy Syaby. 4. Bashrah Pemimpin Hadis di Bashrah dari golongan sahabat, ialah : Ibn Malik,Uthbah, Imran ibn Husain ,Abu Barzah, Maqil ibn yaser, Abu bakrah, Abdur Rahman ibn Samurah, Abdullah ibn Sykhkhir,Jariah ibn Qudamah.

5.

Syam Tokoh hadis dari sahabat di Syam ini, ialah Muadz ibn Jabal, Ubadah ibn Shamid dan Abu Darda Pada beliau-beliau itulah banyak tabiin belajar diantaranya : Abu idris Al Khaulany, Qabishah ibn Dzuaid,Makhul, Raja ibn Haiwah.

6.

Mesir Diantara Sahabat yang mengembangkan hadis dimesir, ialah Abdullah ibn Amer,Uqbah ibn Amir.Kharijah ibn Hudzaifah,Abdullah ibn Saad, Mahniyah ibn Juz, Abdulah ibn Harits, Abu Basyrah, Abu saad Alkhair, Muadz ibn Anas Al Jauhari.3

Faedahnya mengenal Tabiin


Di antara faedah mengenal Tabiin adalah agar dapat membedakan mana

hadits Mursal (ucapan Tabii yang meriwayatkan langsung dari Nabi SAW tanpa menyebutkan shahabat) dan mana hadits Muttashil (bersambung sanadnya hingga kepada Nabi SAW).

Tabaqat Tabiin
Tabaqat adalah kelompok beberapa orang yang hidup dalam satu generasi atau satu masa dan dalam periwayatan atau isnad yang sama atau sama dalam periwayatan saja. Maksud berdekatan dalam isnad adalah satu perguruan atau satu guru atau diartikan berdekatan dalam berguru. Jadi para gurunya sebagian periwayat juga para gurunya sebagian perawi lain. Misalnya thabaqat sahabat, thabaqat tabiin, thabaqat tabiit-tabiin, dan seterusnya.

Menurut Ibnu Hajar Al Asaqalani (seperti dikutip oleh Subhi Ash- Shalih dalam bukunya Ulum Al Hadis dan dikutip kembali oleh Abdul Majid Khon), thabaqat para perawi hadis sejak masa sahabat sampai pada akhir periwayatan ada 12 thabaqat yaitu sebagai berikut :

a. Sahabat dengan berbagai tingkatannya. b. Tabiin senior seperti Said bin Al Musayyab. c. Tabiin pertengahan seperti Al Hasan dan Ibnu Sirin d. Tabiin dekat pertengahan seperti az Zuhri dan Qatadah e. Tabiin yunior tapi tidak mendengar dari seorang sahabat seperti Al-Amasy f. Hadir bersama tabiin yunior tetapi tidak bertemu dengan seorang sahabat seperti Ibnu Juraij.
3

Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis, (Semarang:Pustaka Rizky

Putra),Hal.55-57

g. TabiTabiin senior seperti Malik bin Anas dan Sufyan Ats Tsauri h. TabiTabiin pertengahan seperti Ibnu Uyaynah dan Ibnu Ulayyah. i. TabiTabiin yunior seperti Abu Dawud Ath Thayalisi dan Asy Syafii. j. Murid TabiTabiin senior yang tidak bertemu dengan Tabiin seperti Ahmad bin Hanbal. k. Murid Tabi Tabiin pertengahan dari mereka seperti Adz-Dzuhali dan Al Bukhari. l. Murid Tabi Tabiin yunior dari mereka seperti At Tirmidzi.

Di antara faedah mengetahui thabaqat ini adalah menghindarkan kesamaran antar dua nama atau beberapa nama yang sama atau hampir sama. Di antara kitab-kitab thabaqat yang terkenal adalah Ath Thabaqat Al Kubra karya Ibn Saad. Thabaqot Al Qurra karya Abu Amr Ad Dani, dan lain-lain4.

Siapa Tujuh Fuqaha?


Di antara deretan para tokoh besar Tabiin adalah mereka yang disebut al-Fuqaha asSabah (Tujuh Fuqaha). Mereka-lah para ulama besar kalangan Tabiin dan semuanya berasal dari Madinah. Mereka adalah: 1. Said bin al-Musayyib 2. al-Qasim bin Muhammad 3. Urwah bin az-Zubair 4. Kharijah bin Zaid 5. Abu Salamah bin Abdurrahman 6. Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah 7. Sulaiman bin Yasar5
4 5

Ibid. hlm. 110 Dalam hal ini, Ibn al-Mubarak memasukkan Salim bin Abdullah bin Umar menggantikan Abu Salamah.

Sedangkan Abu az-Zinad memasukkan Abu Bakar bin Abdurrahman menggantikan dua nama; Salim dan Abu Salamah

PENUTUP
Ketertarikan cendekiawan muslim dalam mempelajari sumber-sumber Islam selalu meningkat dari zaman ke zaman. Hal ini dibuktikan dengan lahirnya tokoh-tokoh hadits pada masa tabiin yang mencakup jumlah yang banyak, melebihi periwayat hadist pada masa sahabat. Proses transmisi hadits pun dari masa ke masa mengalami perjalanan waktu yang lama, ruang yang terjal dan kondisi yang rumit. Sebuah perjuangan kaum muslim untuk menggali kebenaran yang

bersandar pada ajaran Allah, membutuhkan kesabaran dan keuletan para tokoh disertai banyak masalah-masalah yang menghalangi jalan periwayatan hadits, seperti ketika muncul kejadian pemalsuan hadits untuk kepentingan golongan.

DAFTAR PUSTAKA
Khon, Abdul Majid. . Ulumul Hadits. (Jakarta: Amzah, 2008) Suparta, Munzier. Ilmu Hadits. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1993) http://ahlulhadist.wordpress.com/2007/10/16/tabi%E2%80%99in-menurut-ilmu-hadist/ 2012) Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis, (26-03-

(Semarang:Pustaka Rizky Putra)

Anda mungkin juga menyukai