Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN KEGIATAN SOSIALISASI SNI (STANDAR NASIONAL INDONESIA)

REHABILITASI NAPZA
SWISS-BELHOTEL BANDAR LAMPUNG, 20 OKTOBER 2020

Tanggal Pelaksanaan Selasa, 20 Oktober 2020


:
Tempat Aula pertemuan Kalianda, Swiss-belhotel Bandar lampung
:
Sumber Dana -
:
Peserta Pertemuan Perwakilan program napza di Puskesmas, RS, BNN, Lapas, yayasan,
: dinas kesehatan, dan dinas sosial di Bandar lampung

Materi Pertemuan 1. Kebijakan Rehabilitasi di Wilayah Provinsi Lampung


: 2. Intervensi berbasis masyarakat
3. SNI (Standar Nasional Indonesia) Penyelenggara Layanan
Rehabilitasi Napza

Tujuan Pertemuan Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan Puskesmas dan instansi


: terkait lainnya dalam melakukan rehabilitasi NAPZA sesuai SNI

Hasil Pertemuan 1. Kebijakan Rehabilitasi di Wilayah Provinsi Lampung


: (By : BRIGJEN POL.Drs. I Wayan Sukawinaya, M.Si)

Situasi Provinsi lampung


1. Provinsi Lampung merupakan gerbang masuk dan keluarnya
pulau Sumatera.
2. Provinsi Lampung menjadi salah satu wilayah gudang setelah
sebelumnya wilayah transit peredaran narkoba.
3. Jumlah penyalahgunaan narkoba di Provinsi Lampung
mencapai 31.811 jiwa (0,90%) dari 7.691.000 jiwa penduduk
Lampung usia 10-59 tahun (data Puslidatin dan LIPI 2019)
4. Tahun 2019 hanya ada 552 orang yang ikut program
rehabilitasi yang dilakukan olrh BNNP Lampung
5. Narkoba telah menyerang sampai wilayah pedesaan tanpa
memandang usia, gender, pendidikan dan pekerjaan.

Rehabilitasi adalah serangkaian upaya pemulihan ketergantungan


narkoba bagi pecandu dan atau korban penyalahgunaan, yang
mencakup rehabilitasi medis, rehabilitasi sosial dan layanan pasca
pascarehabilitasi yang dilakukan secara kontinu dalam satu kesatuan
layanan terintegrasi.

Siapa yang harus direhabilitasi yaitu pecandu dan korban


penyalahgunaan narkoba meliputi
- Datang sukarela ke IPWL
- Dijangkau oleh Petugas
- Terjaring dalam operasi Pemberantasan Narkotika/Razia
- Dalam proses hokum
- Narapidana Penyalah Guna di Lapas/Rutan

Kebijakan Rehabilitasi di Indonesia :


1. UU 35/2009 pasal 127: Hukuman Rehabilitasi, Penyalahguna
murni dihukum rehabilitasi
2. UU 35/2009 pasal 54, 55, 128: Kewajiban menjalani
rehabilitasi, Pecandu dan korban penyalahgunaan narkotika
wajin menjalani rehabilitasi medis dan social.
3. PP 25/2011: Pemenuhan hak rehabilitasi, memenuhi hak
Pecandu Narkotika dalam mendapatkan pengobatan dan/atau
perawatan melalui rehabilitasi medis dan rehabilitasi social
4. Impres 6/2018: Penyediaan Layanan Rehabilitasi, Penyediaan
Layanan rehabilitasi di setiap provinsi, kabupaten, dan kota,
oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

2. Intervensi Berbasis Masyarakat (By Kasubdit FLRKM BNN,


Fierza Nasution)

IBM adalah Intervensi Berbasis Masyarakat yg bermanfaat untuk


1. Meningkatkan aksesibilitas/jangkauan dan akseptabilitas layanan
rehabilitasi
2. Mengurangi stigma terhadap pecandu
3. Meningkatkan kewwaspadaan dan partisipasi masyarakat terhadap
penyalahgunaan narkoba
4. Tidak memerlukan anggaran yang besar sebagaimana membangun
lembaga rehabilitasi

Bentuk kegiatan IBM:


1. Skrining dan Intervensi Lapanngan (SIL): Dilaksanakan oleh
petugas BNNP/K
2. Pemulihan Berbasis Masyarakat (PBM): dilaksanakan oleh
kelompok masyarakat local
3. Layanan Pascarehabilitasi melalui Agen Pemulihan (AP):
dilaksanakan oleh anggota masyarakat local

3 SNI (Standar Nasional Indonesia) Penyelenggara Layanan


Rehabilitasi NAPZA (by:Petugas BNNP)

Setiap tempat rehabilitasi NAPZA mempunyai standar yang berbeda-


beda untuk itulah dibuat satu standar (SNI) yang dipakai sebagai
patokan dalam menyamakan persepsi. Ada beberapa persyaratan yang
harus dipenuhi agar suatu tempat rehabilitasi bisa disebut sesuai SNI
terdiri atas persyaratan umum dan persyaratan khusus.

Persyaratan umum penyelenggara layanan rehabilitasi


pecandu,penyalahguna dan korban penyalahgunaan napza:
1. Kelembagaan, meliputi:
- Legalitas
- Struktur Organisasi
- Visi dan Misi
2. Prinsip Penyelenggaraan Layanan; berdasar HAM dan
bermartabat
3. Sistem Rujukan dan Jejaring
4. Sistem Pelaporan; system pelaporan rekam rehabilitasi yang
terintegrasi dan terdokumentasi
5. Evaluasi Layanan
6. Penerimaan awal (Penapisan/skrining menggunakan ASSIST)
7. Assesmen (menggunakan instrumen Addiction Severity Index
(ASI)

Persyaratan khusus penyelenggara layanan rehabilitasi berdasarkan tipe


Meliputi: (keterangan lebih lengkap ada di modul SNI)
1. Sarana dan prasarana
2. Intervensi medis dan psikososial
3. Sumber daya manusia

Persyaratan umum ini harus dilengkapi karena merupakan kewajiban


sebagai penyelenggara layanan rehabilitasi. Sedangkan persyaratan
khusus menentukan klasifikasi penyelenggara layanan rehabilitasi.
Klasifikasi penyelenggara layanan rehabilitasi dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Tipe 1
Memiliki kelengkapan penyelenggaraan layanan yang
ideal/maksimal
2. Tipe 2
Memiliki kelengkapan penyelengara layanan yang medium
3. Tipe 3
Memiliki kelengkapan penyelenggara layanan yang minimal

Untuk bisa mendapatkan layanan rehabilitasi yang bersertifikat SNI,


Pihak penyelenggara layanan rehabilitasi mengirimkkan surat ke pihak
BNN untuk dilakukan verifikasi terhadapat layanan rehabilitasi
tersebut. Kemudian BNN akan mengirimkan tim yang akan
memverifikasi layanan rehabilitasi tersebut.

4. Pada setiap sesi materi, peserta diberi kesempatan untuk bertanya


pada nara sumber

Demikian laporan ini disampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

Bandar Lampung, 22 Oktober 2020


Mengetahui, Peserta Pertemuan
Kepala UPT. Puskesmas Rawat Inap Sukaraja Yang Membuat Laporan,

dr. Jhoni Effensyah dr. Julianda Eprianti


NIP. 19831027 201101 1 002 NIP. 19890707 201903 2 007

DOKUMENTASI KEGIATAN
SOSIALISASI SNI (STANDAR NASIONAL INDONESIA)
REHABILITASI NAPZA
SWISS-BELHOTEL BANDAR LAMPUNG, 20 OKTOBER 2020

Anda mungkin juga menyukai